Vous êtes sur la page 1sur 4

Laporan kasus: Komplikasi lambat perawatan dry socket Dalam kedokteran gigi, dry socket sering dirawat dengan

dressing intra-alveolar; penggunaannya terus menjadi kontroversi dan dihubungkan dengan beberapa efek samping seperti neuritis, reaksi benda asing, dan myospherulosis. Kami menunjukkan kasus dressing intra-alveolar (pasta zinc-oxide eugenol) yang menyerupai neuralgia trigeminal selama 3 tahun dan menyebabkan osteomielitis kronik di rahang atas kanan dan reaksi benda asing di daerah yang berhubungan dengan alveolus molar satu rahang atas. Komplikasi jangka panjang ini berhasil diatasi dengan menghilangkan seluruh benda asing serta kuretase area yang terkena. 1. Pendahuluan Dry socket merupakan komplikasi umum setelah pencabutan gigi, dengan kejadian tertinggi pada kelompok umur 40-45 tahun. Ini terjadi dalam 1 - 4% untuk semua pencabutan gigi rutin dan lebih sering pada pasien perempuan. Dry socket merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri yang sering membutuhkan 5-10 hari untuk menghilang, walaupun tanpa perawatan. Perawatan penyakit ini secara umum dibedakan menjadi dua bagian: intervensi nondressing dan dressing. Penggunaan intervensi dressing kontroversial karena tidak ada penelitian yang secara khusus dilakukan untuk memeriksa adanya potensi efek samping dan meningkatnya kerusakan jaringan dari penempatannya. Dressing menurut prinsip aktifnya, dibedakan menjadi dressing antimikrobial, dressing penenang, atau dressing dengan anestesi lokal. Salah satu yang paling umum dilaporkan di literatur yaitu zinc oxide dan eugenol, sering dicampur menjadi konsistensi setengah padat. Komplikasi lokal terjadi setelah penempatan dressing intra-alveolar; beberapa diantaranya yaitu neuritis, reaksi benda asing, dan myospherulosis. Jurnal ini menunjukkan kasus komplikasi lambat yang berhubungan dengan dressing dry socket yang menyerupai neuralgia trigeminal selama 3 tahun dan menyebabkan osteomielitis kronik dengan reaksi benda asing. 2. Laporan Kasus Seorang permpuan berusia 45 tahun dirujuk ke departemen oral and maxillofacial rumah sakit nasional Zacamil; keluhan utamanya neuralgia trigeminal di sebelah kanan yang tidak dapat ditangani dengan perawatan konservatif. Semua dimulai 3 tahun lalu sebelum gigi molar satu atas kanan dicabut. Empat hari setelah pencabutan dokter giginya mendiagnosa dry socket, yang dirawat dengan dressing intra-alveolar yang mengandung pasta zinc-oxide eugenol; ini diletakkan langsung di alveolus tanpa media pengangkut. Rasa sakit pasien mereda dan tidak pernah kembali ke dokter giginya sehingga pasta tetap berada di alveolus. (informasi ini diperoleh secara langsung dari data medis dokter gigi yang merawat pasien). Beberapa minggu kemudian, pasien merasakan rasa sakit pada rahang atas kanan. Dia mengunjungi beberapa dokter gigi untuk mencari cara menyembuhkan rasa sakitnya, dan dalam waktu 2 tahun gigi molar 3, molar 2, premolar 1, dan premolar 2 kanan rahang atas dicabut. Rasa sakit hemifasial terus muncul, dan pasien dirujuk ke dokter ahli saraf yang keliru dengan gejala tersebut yang merawat pasien sebagai penderita neuralgia trigeminal.

Carbamazepine diresepkan untuk sekitar satu tahun tanpa penghilang rasa sakit; setelah itu dokter ahli saraf tersebut merujuk pasien ke departemen kami. Keluhan utama yaitu rasa sakit hemifasial intermitten di sebelah kanan yang digambarkan sebagai rasa sakit dengan periode nyeri intensif yang menusuk. Skala analog visual digunakan untuk mengukurnya saat periode intermitten dengan nyeri parah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tidak ada daerah pemicu dan tampak klinis gigi 1,2,3,4,dan 5. Foto x-ray panoramik, oklusal, dan periapikal diambil. Ditemukan benda asing rahang atas kanan pada tulang alveolar yang tidak sembuh di molar 1 rahang atas.; yang berada dekat sinus maksila (Gambar 1 dan 2). Karena tanda dan gejala pasien, benda asing tersebut dikeluarkan dan dilakukan kuretase pada daerah yang terkena; yang ditemukan dalam pembedahan yaitu; alveolus yang tidak sembuh, jaringan granulasi, pecahan tulang, dan benda asing padat berwarna putih yang berkontak langsung dengan sinus maksila (Gambar 3). Semua jaringan yang diambil dikirim ke dokter ahli patologi yang melaporkan jaringan ikat berserat yang tervaskularisasi dengan baik, infiltrat inflamasi kronik, sel-sel multinukleat dan tulang nekrotik yang dikelilingi bakteri. Diagnosis akhir yaitu osteomyelitis kronik dengan daerah reaksi benda asing. Diberikan Antibiotik dan anti inflamasi non steroid setelah pembedahan. Perawatan postoperatif lainnya dilakukan dengan cara konvensional tanpa komplikasi lanjut. X-ray postoperatif menunjukkan penyembuhan yang memadai dan hilangnya benda asing secara keseluruhan (Gambar 4 dan 5). Satu minggu setelah pembedahan pasien sudah tidak merasa sakit. Skala analog visual digunakan beberapa bulan kemudian yang menunjukkan tak ada rasa sakit setelah dibuangnya benda asing. Pasien di follow-up selama 6 bulan tanpa adanya rasa sakit pada wajah. 3. Diskusi Banyak komplikasi sekunder penempatan dressing pada perawatan terbentuknya dry socket yang diabaikan; Komplikasi terbanyak yang dilaporkan seperti myospherulosis, neuritis, dan reaksi benda asing, semuanya berkaitan dengan pengobatan intra alveolar sebagai metode pencegahan dan bukan perawatan. Bright dkk tahun 1982 dan Belfiglio dkk tahun 1986 menyebutkan myospherulosis berkaitan dengan tetrasiklin pada petrolatum yang digunakan sebagai pencegahan untuk menghindari dry socket. Sekarang diketahui bahwa petroleum mengganggu penyembuhan luka oleh kerja lemak pada ektravasasi eritrosit, menghasilkan myospherulosis. Karena ini, sekarang penggunaan petroleum telah dilarang. Zuniga dan Leist pada tahun 1995 melaporkan tetrasiklin topikal yang memicu neuritis enam bulan setelah pencabutan molar tiga yang tidak erupsi. Moore dan Brekke tahun 1990 melaporkan adanya reaksi benda asing giant cell yang berhubungan dengan penempatan tetracycline-treated polylactic acid. Mainous tahun 1974 melaporkan reaksi benda asing setelah penempatan zinc oxide eugenol pada osteitis terlokalisir. Bloomer tahun

2000 melakukan pemeriksaan pada pencegahan osteitis alveolar dengan menempatkan langsung pack medikasi tapi gunakan untuk seminggu saja dan kemudian dikeluarkan, sehingga tidak ada laporan komplikasi dalam evaluasi jangka panjang. Minyak cengkih ialah eugenol dalam bentuk mentah dan telah digunakan selama berabad-abad sebagai obat sakit gigi. Chisholm menjelaskan campurannya dengan zinc oxide tahun 1873 untuk membentuk massa plastik untuk pengobatan. Itu memiliki efek sedatif, dan anti sakit juga sifat antibakteri. Campuran eugenol dan zinc oxide bergantung pada reaksi settingnya yang menghasilkan zinc eugenolato. Eugenolato tidak stabil dalam air, dan langsung terjadi hidrolisis dengan pelepasan eugenol bebas. Eugenol bebas dapat merusak jaringan lunak manusia. Jenis dan batas reaksi jaringan mulut tehadap eugenol beragam tapi eugenol umumnya sitotoksik pada konsentrasi tinggi dan memiliki efek samping pada fibroblast dan sel seperti osteoblas, sehingga pada konsentrasi tinggi menyebabkan nekrosis dan menghambat penyembuhan. Efek ini tergantung dosis dan berpotensi mempengaruhi semua pasien. Eugenol juga bersifat neurotoksik, dapat menganggu transmisi otak. Kozam mencatat bahwa eugenol pada konsentrasi tertentu dapat mematikan transmisi impuls saraf dalam 3 jam. Parestesi sementara juga dilaporkan setelah penggunaan eugenol untuk medikasi endodontik. Perawatan lain menggunakan packing dilaporkan efektif meredakan rasa sakit osteitis, antara lain menggunakan kasa iodoform (kasa NU, Penanganan luka Johnson & Johnson) dibungkus dengan campuran tiga sampai lima tetes obtundant, eugenol, dengan atau tanpa bahan lain, dan dimasukkan ke dalam soket yang teranestesi. Perawatan ini tidak boleh dilakukan pada pasien yang alergi terhadap yodium. Dalam kasus kami, pengobatan intra-alveolar zinc oxide eugenol menyebabkan nekrosis tulang, reaksi benda asing, penyembuhan alveolar terhambat, dan rasa sakit hemifasial yang disalahartikan sebagai neuralgia trigeminal. Zinc oxide eugenol mungkin menyebabkan efek neurotoksik pada area yang terkena. Gejala pasien membingungkan dokter gigi dan dokter ahli saraf, membawa mereka pada diagnosis yang salah dari neuralgia trigeminal. Kasus ini menunjukkan bahwa dibutuhkan penelitian ilmiah jangka panjang mengenai penggunaan dressing intra-alveolar sebagai perawatan dry soket dan bukan pencegahannya, untuk menentukan keamanan dan potensi efek sampingnya pada pasien dalam penelitian jangka panjang. Ini juga menunjukkan pentingnya evaluasi klinis dan radiografi menyeluruh pada pasien yang diduga diagnosis neuralgia trigeminal untuk menghilangkan efek pada rahang yang dapat membingungkan atau menyesatkan sampai menjadi diagnosis dan perawatan yang salah. Pada akhirnya, menyediakan instruksi postoperatif tertulis pada pasien tentang apa yang ditempatkan dalam soket, berapa lama harus tetap di dalam soket, dan kapan atau apa itu harus dikeluarkan, tidak boleh dilewatkan oleh dokter yang merawat.

Gambar 1: foto panoramik. Terlihat adanya radioopasitas pada rahang atas kanan dan tidak ada gigi 1,2,3,4,dan 5, semuanya dengan proses penyembuhan tulang yang adekuat kecuali pada 3 area. Gambar 2 : (a) foto oklusal rahang atas. (b) foto periapikal. Terlihat benda asing yang terletak dekat dengan sinus maksilla dan area alveolus yang belum sembuh.

Gambar 3: (a) pendekatan intra oral supracrestal, di mana benda asing tersebut diambil dan insisi dijahit dengan benang silk 3-0. (b) tampak makroskopik dari benda asing yang telah diambil, yang berukuran 0,7 x 0,5 x 0,2 cm. Gambar 4 : foto panoramik menunjukkan penampakan post operatif tanpa adanya benda asing tersebut. Gambar 5 : (a) foto oklusal maksilla post operatif. (b) foto periapikal post operatif. Terlihat pengambilan benda asing tersebut secara keseluruhan.

Vous aimerez peut-être aussi