Vous êtes sur la page 1sur 8

Dermatitis Numular

Mylda Pratiwi I. Definisi

Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang merupakan respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi yang polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfk). Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis. Terdapat beberapa klasifikasi dermatitis berdasarkan lokasi kelainan, penyebab, dan usia.1 Dermatitis nummular ialah dermatitis dengan penyebab tidak diketahui, lesi berbentuk bulat seperti mata uang logam, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing). Penyakit ini merupakan suatu peradangan dengan lesi yang menetap, umumnya

ditemukan pada daerah ektremitas atas pada wanita dan ekstremitas bawah pada pria. Nama lain dari dermatitis nummular adalah ekzem diskoid, ekzem numular, nummular eczematous dermatitis, microbial dermatitis. 1,2,3,4,5

II.

Epidemiologi

Dermatitis pada orang dewasa terjadi lebih sering pada pria daripada wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55 dan 65 tahun; pada wanita usia puncak terjadi juga pada usia 15 sampai 25 tahun. Dermatitis numularis tidak biasa ditemukan pada anak, pada anak usia puncak terjadi pada usia 5 tahun, umumnya kejadian meningkat seiring dengan meningkatnya usia. 1,3

III.

Etiologi

Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Namun demikian banyak faktor predisposisi, baik predisposisi primer maupun sebagai predisposisi sekunder telah diketahui sebagai agen etiologi. Staphylococci dan micrococci diketahui sebagai penyebab langsung melalui mekanisme hipersensitivitas. Dermatitis kontak mungkin ikut memegang peranan pada berbagai kasus dermatitis numularis, misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula iritasi dengan wol dan sabun. Namun demikian, perannya secara patogenesis belum juga diketahui. Dalam beberapa kasus, adanya tekanan emosional, trauma lokal dan kontak dengan bahan kimia dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numular, tetapi bukan merupakan penyebab utama. Pada usia lanjut, kulit kering dan perubahan kelembaban kulit juga merupakan faktor predisposisi dalam penyakit ini. Lingkungan dengan kelembaban rendah dapat pula memicu kekambuhan.1,2,3

IV.

Patogenesis

Kulit penderita dermatitis numular cenderung kering akibat hidrasi stratum korneum rendah. Jumlah SP (substansi P), VIP (vasoactive intestinal polypeptide), dan CGRP (calcitonin gen-related peptide) meningkat didalam serabut dermal sensoris kulit, sedang pada serabut epidermal yang meningkat yaitu SP dan CGRP. Hal ini menunjukkan bahwa neuropeptida berpotensi pada mekanisme proses degranulasi sel mast.1

V.

Gejala Klinis

Penderita dermatitis numular umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0.3-1.0 cm), kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik yang khas yakni lesi makula eritematosa dan plak menyerupai koin (uang logam) yang berbatas tegas. Lambat laun vesikel pecah, terjadi eksudasi kemudian mengering menjadi krusta kekuningan. Ukuran garis tengah lesi dapat mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm. Penyembuhan dimulai dari tengah, sehingga terkesan menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama. Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat bula banyak dan tersebar, bilateral atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi. Predileksi nya di tungkai bawah, badan, lengan dan termasuk punggung tangan. Dermatitis numularis cenderung hilang timbul, ada pula yang terus menerus, kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umumnya timbul pada tempat semula. Lesi dapat pula terjadi pada tempat yang mengalami trauma (fenomena Kobner).1

Gambar 1 : Lesi discoid pada tungkai atas2

Gambar 2 : Lesi discoid pada tungkai bawah2 -

Dermatitis numular merupakan suatu lesi yang berbatas tegas, plak berbentuk koin yang terbentuk dari kemudian vesikel atau papulovesikel yang pecah

membentuk krusta dan erosi pinpoint. Krusta biasanya menutupi

permukaan dari lesi. Plak yang tebentuk biasanya berukuran 1 3 cm. Kulit disekitarnya normal tapi mungkin berupa xerotik. Gatal yang dirasakan bervariasi dari ringan sampai sedang. Proses penyembuhan dari tengah sehingga membentuk gambaran anular. Plak kronik kering, bersisik dan likenifikasi. Distribusi dari lesi biasanya dari area ekstensor ekstermitas. Pada perempuan bagian ekstremitas atas termasuk bagian dorsal dari tangan lebih sering terkena daripada ekstremitas bawah.3

VI.

Diagnosis

Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis. Dari pemeriksaan fisis ditemukan gambaran klinis yang khas yakni lesi plak menyerupai koin merupakan tanda khas penyakit ini. Pada pemeriksaan laboratorium, tidak ada penemuan yang spesifik. Untuk membedakannya dengan penyakit lain, seperti dermatitis karena kontak diperlukan patch test dan prick test untuk mengidentifikasikan bahan kontak. Dari pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan histopatologis dimana pada lesi akut ditemukan spongiosis, vesikel intraepidermal, serta sebukan sel radang limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. Pada lesi subakut dapat ditemukan parakeratosis, krusta, hiperplasia epidermal dan spongiosis epidermis. Sedangkan pada lesi yang kronik dapat ditemukan mikroskopis yang mirip dengan lichen simplex chronicus.2,3

Gambar 3 :Epidermal akantosis,spongiosis, fokal parakeratotik, limfosit perivaskular superficial, dan krusta superficial pada pemeriksaan histopatologi2

VII.

Diagnosis Banding a. Dermatitis Kontak Alergi b. Liken simpleks kronikus (neurodermatitis). c. Dermatitis Atopik d. Tinea Korporis (harus selalu disingkirkan)

VIII.

Komplikasi Kemungkinan terjadi infeksi sekunder.7

IX.

Penatalaksanaan a. Non Farmakologi Sedapat-dapatnya mencari penyebab atau faktor yang

memprovokasi. Cegah garukan dan menjaga agar kulit tidak kering. Istirahatkan diri dan melepaskan beban stress yang didapatkan dari lingkungan juga dapat membantu proses penyembuhan. 1,2

b. Farmakologi i. Topikal Secara topical, bila kulit kering dapat diberikan pelembab atau emolien. Secara topical lesi dapat diobati dengan obat anti-inflamasi, misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau pimekrolimus. Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya dikompres dahulu misalnya dengan larutan permanganas kalikus 1:10.000. Steroid topikal yang diberikan ditemukan topikal.1,2,3 dari mid-potent sampai high-potent. Jika

infeksi

bakterial,

diberikan

antibiotik

ii. Sistemik Pada kasus yang berat dan refrakter, dapat diberikan kortikosteroid sistemik dalam jangka pendek. Dapat pula diberikan antibiotik oral jika tanda-tanda infeksi sekunder ditemukan. Jika terdapat pruritus maka dapat diobati dengan antihistamin misalnya hydroxyzine. Jika lesi sudah tersebar luas, PUVA dan fototerapi ultraviolet B cukup efektif.1,2,3 X. Prognosis Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval sampai 2 tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk beberapa minggu sampai tahu. 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam pengobatan.1

DAFTAR PUSTAKA 1. Sularsito S, Djuanda S. Dermatitis. In: A D, editor. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5 ed. Jakarta: FK UI; 2010. p. 129-53. 2. Holden C, Jones J. Eczema, lichenification, rurigo and erythroderma. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook's text book of dermatology. 8th ed. USA: Blackwell; 2004. p. 17-.56. 3. Burgin S. Numular eczema. In: Wolff K, Goldsmith L, Katz S, editors. Fitzpatrick's dermatology in general medicine. 8th ed. USA: Mc GrawHill; 2012. p. 158-61. 4. Rycroft R.J.G., Robertson S.J., Wakelin S.H. 2006. Discoid eczema (Nummular eczema). In: A Colour Handbook Dermatology. United states: Manson Publishing. pp: 61-65 5. Gawkrodger D.J. 2010. Eczema Other froms. In: An Illustrated Colour Text Dermatology. 2nd Ed. United States 6. Sterry, W., Paus R., Burgdorf W. 2006. Nummular Dermatitis. In: Dermatology. United states: Thieme Clinical Companions. pp: 61-65 7. Berman, K., Vyas, J., Zieve D. 2013. Nummular eczema..

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001873/?report=printab le 8. Berman, K., Vyas, J., Zieve D. 2012. Lichen Simplex Cronicus. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0001875/?report=printab le

Vous aimerez peut-être aussi