Vous êtes sur la page 1sur 18

MODUL PERKULIAHAN

Analisa Struktur I
Modul Standar untuk digunakan dalam Perkuliahan di Universitas Mercu Buana
Fakultas
TEKNIK PERECANAAN DAN DESAIN

Program Studi
Teknik Sipil

Tatap Muka

Kode MK
MK

Disusun Oleh
Acep Hidayat,ST,MT

02

Abstract
Materi Analisa Struktur I berisikan konsep analisis deformasi struktur statis tertentu dan metode analisis struktur statis tak tentu sederhana.

Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami konsep deformasi struktur balok statis tertentu dengan metode integrasi dan Conjugate Beam dan menganalisis struktur statis tak tentu dengan metode Clapeyron dan Distribusi Momen/Cross.

13

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

DEFORMASI LENTUR METODE INTEGRASI

2.1 Pendahuluan Semua balok akan terdefleksi (atau melentur) dari kedudukannya apabila terbebani. Dalam struktur bangunan, seperti : balok dan plat lantai tidak boleh melentur terlalu

berlebihan untuk mengurangi/meniadakan pengaruh psikologis (ketakutan) pemakainya. Deformasi lentur adalah perubahan bentuk struktur yang disebabkan oleh momen gaya dalam .Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan defleksi pada balok. Dalam diktat ini hanya akan dibahas tiga metode, yaitu metode integrasi ganda (doubel integrations), luas bidang momen (Momen Area Method), dan metode luas bidang momen sebagai beban. Metode integrasi ganda sangat cocok dipergunakan untuk mengetahui defleksi sepanjang bentang sekaligus. Sedangkan metode luas bidang momen sangat cocok dipergunakan untuk mengetahui lendutan dalam satu tempat saja. Asumsi yang dipergunakan untuk menyelesaiakan persoalan tersebut adalah hanyalah defleksi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang bekerja tegaklurus terhadap sumbu balok, defleksi yang terjadi relative kecil dibandingkan dengan panjang baloknya, dan irisan yang berbentuk bidang datar akan tetap berupa bidang datar walaupun terdeformasi. 2.2 Penurunan Rumus Pada waktu membahas tegangan lentur (modul 3) kita sudat mendapat hubungan :

M : Momen gaya dalam R : Jari-jari kelengkungan E : Elastisitas bahan I : Momen Inersia penampang Karena sangat kecil, maka AB

putaran sudut di B

13

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Pada

= OC2 + CB =OB2

Mc B

Karena yB sangat kecil dibanding 2R

YB2 0

lendutan di B

Hubungan kelengkungan, putaran sudut, dan lendutan Perjanjian tanda untuk kelengkungan, putaran sudut, dan lendutan adalah:

Bidang momen : MX+ Dari PQ :dx positif (x+) d

Bidang momen : MX+ Dari PQ :dx positif (x+) d

negatif ; Mx+

positif; Mx-

Pers. Mx positif (serat bawah tarik)

Pers. Mx negatif (serat bawah tekan)

13

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Maka didapat hubungan :

persamaan deferensial deformasi (PDD)

Persamaan ini bila di integrasi sekali (menjadi . ) akam menghasilkan persamaan putaran sudut. Dan bila diintegrasi lagi (menjadi. y) akan menghasilkan persamaan lendutan. Jadi, bila suatu elemen struktur dengan pembebanan tertentu mempunyai persamaan gaya dalam (Mx), maka deformasinya (putaran sudut dan lendutan) dapat dihitung. 2.3 Contoh Soal

1. sebuah balok kantilever dengan EI tertentu mendapat gaya luar berupa momen pada ujungnya. Hitung lendutan dan putaran sudut di titik B ( )! jawab Bila x kita mulai dari titik B, maka persamaan gaya dalam momen pada penampang sejauh x dari B menjadi : Mx = -M Persamaan diferensial deformasi : Diintegrasi sekali menjadi Diintegrasi sekali lagi menjadi Untuk mendapatkan nilai konstanta integrasi C1 dan C2 diperlukan 2 persamaan dari hasil menghitung harga deformasi yang diketahui (kondisi batas). Pada struktur kantilever ini, harga lendutan yang sudah diketahui (kondisi/syarat batas) adalah yA=0 dan Syarat batas (1) : A= 0= M.l + C1 C1 = - Ml
13

A=0

(jepit). Maka :

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Syarat batas (2) : YA = 0x = l

Sehingga persamaan deformasinya menjadi : Putaran sudut : Lendutan : Menghitung dan yB : titik B x = 0

2. Hitung dan YA dari kantilever dengan pembebanan

seperti di samping ini!

Jawab : X dari titik A Mx = - P. X = - 3x Persamaan diferensial deformasi :

Syarat batas (1) : B= Syarat batas (2) : YB = 0X3 = 4

13

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Persamaan deformasinya : Putaran sudut : Lendutan :

Periksa putaran sudut di B : B= Menghitung A= dan YA : x = 0

3. Hitung dan YB dari kantilever di bawah ini !

Jawab : Ambil x dari kanan Mx = - Rx.1/2x = - q . x .1/2 x = - qx2 Mx = - .2 .x2 = -x2

Persamaan diferensial deformasi:

Syarat batas: SB (1): A= = 0 (jepit) x = 4

13

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

SB (2) :

= yA = 0x = 4

0 = -64 + C2 C2 = +64 Persamaan deformasi :

Perhitungan deformasi :

4. Hitung

dari balok sederhana dengan pembebanan seperti di bawah ini.

Jawab : Reaksi perletakan : MA = 0 +P.3 VB.5 = 0 +15 5 VB = 0 VB = +3t () V = 0 VA + VB P = 0 VA + 3 5 = 0 VA = 5 3 = 2t ()


13

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Persamaan bidang mmomen ( x dari kiri ) pada interval terakhir: Mx = + VA. x P(x - 3) = + 2x 5(x 3) Persamaan diferensial deformasi :

Syarat batas SB (1) : yA = 0 x = 0 SB (2) : yB = 0 x = 5

Persamaan deformasi : Putaran sudut : Lendutan : Perhitungan Deformasi :

13

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

5. hitung putarannn sudut seperti di bawah ini.

dan lendutan tengah bentang dari balok dengan pembebanan

Jawab : Reaksi Perletakan : VA = VB = Persamaan bidang momen (x dari kiri) : Mx = +VA . x Rx .1/2 x = +4x .qx2 Mx = +4x x2

Persamaan diferensial deformasi :

Syarat batas (SB) : SB (1) : yA = 0 x = 0

0 = 0 0 + 0 + C2 C2 = 0 SB (2) : yB = 0 x = 4

13

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Persamaan deformasi :

Perhitungan deformasi :

Lendutan di tengah bentang

6. hitung putarannn sudut

dan lendutan

dari balok sederhana dengan

pembebanan seperti di bawah ini.

Jawab : R = 5 . 2 = 10 t Reaksi Perletakan : MA = 0


13

10

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

+P . 1 VB . 4 + R . 4 = 0 4 4 + 45 = 0 VB = +

V = 0 VA +

VA + VB P R = 0 - 4 10 = 0 VA = 14 =

Persamaan bidang momen : (x diambil dari kiri) Mx = VA . x P(x-1) q(x-2)2 + VB(x-4) Mx = - 4(x-1) (x-2)2 + (x-4)

Persamaan diferensial deformasi : - 4(x-1) (x-2)2 + (x-4)

Syarat batas (SB) : SB (1) : yA = 0 x = 0

0 = C2 SB (2) : yB = 0 x = 4

Persamaan deformasi :

Periksa : yB = 0 ? x = 4

13

11

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Perhitungan deformasi :

yC = ? x = 7

yC = +

13

12

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Garis elastis/deformasinya adalah :

7. hitung putarannn sudut seperti di bawah ini.

dan lendutan

dari balok sederhana dengan pembebanan

Penyelesaian : Ambil x dari kiri : Mx = Rx. Mx = =


1 2 3 2 1 2

x = q. x.

1 2

x=

1 2

.q.x2

.3.x2 x2

Persamaan diferensial deformasi: EI EI


d2y dx2
dy dx

= - Mx = - ( 3 x2) 2 =-3 . 1 x3 + C1 2 3 =-1 x3 C1 2

EI y EI y

=-1 . 2

1 4

. x4 + C1x + C2

=-1 . x4 + C1x + C2 8

Syarat batas: 1) A = 0 x = 0 EI
dy dx

IA

=-1 x3 C1 2 =-1 .03 + C1 2

13

13

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

0 = C1 2) A = yA = 0 x = 0 EI yA = - 1 . x4 + C1x + C2 8
1 =-8 . 04 + 0 + C2

0 = C2 3) Persamaan deformasi: EI
dy dx

=-1 x3 2 =-1 . x4 8

EI y

4) Perhitungan deformasi: 1) B = ? x = 4 EI

dy IB dx

==-

1 3 x 2 1 3 4 2

EI B B EI yB EI yB EI yB yB

= - 32 =-

32 EI

1 = - x4 8 1 = - .44 8
= - 32 =-

32 EI

8. Hitung A, B, yc dari balok sederhana dengan pembebanan seperti di bawah ini!


13

14

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Penyelesaian: Reaksi perletakan: MB = 0 - (P. 2) (VA . 5) = 0 - (5.2) 5VA = 0 VA =

10 5

VA = 2 t ( ) V=0 VA + VB - P = 0 2 + VB 5 = 0 VB = 3 t ( ) Persamaan bidang momen ( x dari kanan) pada interval terakhir: Mx = VB. x P (x 2) = 3x 5 ( x 2) Persamaan diferensial deformasi: - EI - EI - EI

d2y = Mx dx 2 d2y = 3x 5 (x 2) dx 2

dy dx

= 3. =

1 2 1 3 5 x + 5. (x - 2)2 + C1 = x2 + (x - 2)2 + C1 2 2 2 2

- EI y

3 1 3 5 1 . x - . (x 2)2 + C1x + C2 2 3 2 3

Syarat batas (SB): 1) yB = 0 x = 0 - EI yB =


13

1 3 5 x - (x 2)2 + C1x + C2 2 6
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

15

Acep Hidayat,ST,MT

- EI yB =

1 3 5 0 - (0 2)2 + C1.0 + C2 6 2

C2 = 0 2) yA = 0 x = 5 - EI yA - EI yA - EI yA = = =

1 3 5 x - (x 2)2 + C1x + C2 2 6 1 3 5 5 - (5 2)2 + C1.5 + C2 6 2

125 45 + 5C1 + 0 3 2
80 2

5C1 = -

C1 = - 8 Persamaan deformasi: Putaran sudut : - EI Lendutan

dy 3 2 5 = x - (x - 2)2 + C1 2 2 dx

: - EI y =

1 3 5 x - (x 2)2 + C1x + C2 2 6

Perhitungan deformasi: A = ? x = 5 - EI

dy IA dx

= = =

3 2 5 x - (x - 2)2 + C1 2 2 3 2 5 5 - (5 - 2)2 8 2 2 75 45 16 14 = 2 2 2 2

- EI

dy dx

=7

A = B = ? x = 0 - EI - EI

7 EI

dy 3 2 5 B= x - (x - 2)2 + C1 2 2 dx dy 3 2 5 B= 0 - (0 - 2)2 - C1 2 2 dx
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

13

16

Acep Hidayat,ST,MT

- EIB = -8 B =

8 EI

C = yc ? x = 2 - EI yc = - EI yc = - EI yc - EI yc = - 12 yc =

1 3 5 x - (x 2)2 + C1x + C2 6 2
1 3 5 2 - (2 2)2 + C1.2 + C2 6 2
=

8 32 2 2

12 EI

C = yc ? x = 2 - EI yc = - EI yc = - EI yc - EI yc = - 12 yc =

1 3 5 x - (x 2)2 + C1x + C2 6 2

1 3 5 2 - (2 2)2 + C1.2 + C2 6 2
=

8 32 2 2

12 EI

13

17

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
1. Chu Kia Wang, Statically Indeterminate Structures, Mc Graw-Hill, Book Company, Inc. 2. Kinney, J.S. Indeterminate Structural Analysis, Addison-Wesley Publishing Co.

13

18

Acep Hidayat,ST,MT

Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id

Vous aimerez peut-être aussi