Vous êtes sur la page 1sur 3

Missed Abortion Definisi Keluarnya hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari dua puluh minggu yang

ditandai dengan embrio atau fetus telah meninggal dan masih tertahan di dalam kandungan (Sarwono). Missed abortion merupakan komplikasi tersering dari awal kehamilan yang terjadi hingga 15% dari semua klinis kehamilan (Daya S, 2000) Diagnosa Pasien dengan missed abortion sering tidak merasakan adanya keluhan kecuali merasakan perkembangan kehamilan yang tidak normal. Pada usia kehamilan empat belas hingga dua puluh minggu penderita merasakan rahimnya semakin mengecil dengan tanda-tanda kehamilan sekunder pada payudara mulai menghilang. Pada pemeriksaan urin menunjukkan hasil kehamilan negatif setelah satu minggu terhentinya pertumbuhan kehamilan. Dengan pemeriksaan USG didapatkan ukuran uterus mengecil, kantong gestasi yang mengecil, dan bentuknya tidak beraturan disertai tidak ada tanda-tanda kehidupan fetus.(sarwono) Manajemen Penatalaksanaan missed abortion dapat dilakukan secara langsung dengan pembedahan dan kuretase.. Pada umur kehamilan kurang dari dua belas minggu tindakan evakuasi dapat dilakukan secara langsung dengan melakukan dilatasi dan kuretase. Bila usia kehamilan diatas dua belas minggu hingga dua puluh minggu dengan keadaan servik uterus yang masih kaku dapat diberikan induksi terlebih dahulu untuk mengeluarkan janin atau mematangkan kanalis servikalis. Beberapa cara penginduksian dapat dilakukan dengan memberikan infus intravena cairan oksitosin dimulai dari dosis 10 unit dalam 500 cc dekstrose 5 % tetesan 20 tetes per menit dan diulangi hingga oksitosin 50 unit. Dapat juga diberikan misoprostol sublingual 400 mg yang dapat diulangi dua kali dengan jarak enam jam.(sarwono) Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi adalah perdarahan, syok hipovolemik dan infeksi atau sepsis.

Abortus Infeksiosus Abortus Septik Definisisi Abortus infeksi : keluarnya hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari dua puluh minggu yang disertai infeksi pada organ genetalia (Sarwono). Manifestasi paling sering pada abortus infeksi adalah Endomyometritis namun seringkali terjadi perkembangan parametritis, peritonitis, septicemia dan endocarditis (William). Abortus Septik : abortus yang disertai penyebaran infeksi pada aliran darah atau peritoneum ( septicemia atau peritonitis). Diagnosis

Anamnesis tentang upaya tindakan abortus yang tidak menggunakan alat asepsis. Manifestasi klinis mulai timbul satu minggu setelah adanya upaya abortus dengan didapatkan tanda-tanda dan gejala seperti berikut : panas tinggi, tampak sakit dan lelah, takikardi, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar dan lembut, dan nyeri tekan pada uterus. Hasil laboratorium menunjukkan tanda infeksi yaitu leukositosis. Pada penderita abortus septik terdapat kerusakan pembuluh darah kapiler, hemokonsentrasi serta timbul gejala panas tinggi, menggigil, tekanan darah turun dan pasien tampak sakit sedang hingga berat. Pada hasil kultur didapatkan beberapa macam bakteri seperti Clostridium perfringens dan Clostridium sordellii (Sarwono dan William) Manajemen Terapi yang diberikan adalah antibiotika broadspectrum secara intravena yang sesuai hasil kultur dan sensitifitas bakteri yang diambil dari darah dan cairan fluksus atau fluor yang keluar pervaginam. Tahap pertama dapat diberikan Penisilin 4x 1,2 juta unit atau ampisilin 4x1 gram ditambah Gentamisin 2x80 mg dan Metronidazol 2x1 gram. Selanjutnya antibiotik diberikan sesuai hasil kultur. Tindakan kuretase dapat dilakukan setelah keadaan tubuh membaik minimal enam jam setelah pemberian antibiotika dan diberikan uterotonika untuk melindungi uterus. Apabila didapatkan tetanus pengobatannya ditambahkan dengan injeksi ATS dan irigasi kanalis vagina atau uterus dengan larutan peroksida (H2O2)

Induced Abotion Definisi Induced abortion adalah prosedur untuk mengakhiri kehamilan dengan terminasi secara medis atau bedah sebelum waktu kelangsungan hidup janin. Sebagian besar induced abortion dilakukan pada usia kehamilan dua belas minggu (The American College of Obstetrician and Gynecologist, 2011). Induced abortion dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : Pembedahan Dlatasi servik yang diikuti denga evakuasi uteri Kuretase Vaccum aspiration Dilatation and evacuate Dilatation and extraction Menstrual aspiration Laparotomy Hysterotomy Histerectomy Sumber : William Klasifikasi Therapeutic Abortion Terdapat sejumlah gangguan medis dan bedah yang beragam merupakan indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Sebagai contohnya dekompensasi jantung persisten, penyakit vascular Obat-obatan Oxytosin intravena Cairan hyperosmotik Intra-amnionic 20-percent saline 30-percent urea AntiprogesteronesRU 486 (mifepristone) and epostane Methotrexateintramuscular and oral Prostaglandins E2, F2, E1, and analogues

hipertention, diabetes dan tumor ganas. Indikasi dilakukan therapeutic abortion adalah untuk mencegah kelahiran janin dengan cacat fisik, metabolik dan mental yang signifikan. (William) Elective (Voluntary) Abortion Elective (Voluntary) Abortion adalah menghentikan perkembangan janin sebelum viabel atas permintaan sendiri tanpa adanya alasan medis. Pada wanita dengan permintaan elective abortion dan pasangannya perlu diberikan konseling untuk mempertimbangkan tindakan aborsi. Beberapa konsekuensi dilakukannya elective abortion yaitu dapat mengakibatkan kematian ibu dan berakibat pada kehamilan selanjutnya. (William)

Dapus Daya S. Habitual abortion. In: Copeland LJ, ed. Textbook of gynecology. Philadelphia, PA: WB Saunders; 2000: 22771.

Vous aimerez peut-être aussi