Vous êtes sur la page 1sur 29

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT

POS PAUD NUSA INDAH


RW.07 KELURAHAN TLOGOMAS
MALANG

Oleh :
Deny Pratama Putra (201110420311046)
Miftachul Ilma (201110420311047)
Dedy Irawan (201110420311048)
Lukman Hakim (201110420311049)
Inten Manis Januarum (201110420311050)
Firmaningsih Abd Haris (201110420311051)
Melani Novita Sari (201110420311052)
Rizal Ibnu Hidayat (201110420311053)
SDA Murti Nagari (201110420311054)
Nurbaiti Marufah (201110420311055)
Kiki Kusdiahsari (201110420311057)
Eriana Try Anggraeni (201110420311058)
Rizky Octavia Zuhdi (201110420311059)
Fera Firdausy (201110420311060)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PROJ ECT BASED LEARNI NG (PJBL) ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT POS PAUD NUSA INDAH RW.07
KELURAHAN TLOGOMAS MALANG


Disahkan Oleh :
Hari :
Tanggal :











Fasilitator Pembimbing Lahan


Chairul Huda Al-Huda S.Kep.Ns Lina




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
taufik dan hidayahnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas Project Based
Learning (PJBL) Asuhan Keperawatan Komunitas POS PAUD Nusa Indah dengan baik dan
tepat waktu. Ini disusun sebagai bukti laporan telah melaksanakan asuhan keperawatan
komunitas di POS PAUD Nusa Indah Tlogomas.
Laporan ini dapat terselesaikan atas partisipasi dan sumbangsih dari berbagai pihak,
sehingga kami tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada guru-guru PAUD, Lina
S selaku pembimbing lahan, Chairul Huda Al-Husna S.Kep.Ns selaku fasilitator dan teman-
teman anggota kelompok 4 yang terus bekerja sama dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, itu semua
tidak luput dari kodrat kami sebagai manusia yang tak luput dari suatu kesalahan dan
kekeliruan.Sihinnga kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan kedepannya.Semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.


Malang, Maret 2014-03-18


Penulis






BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawat yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat,
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan yang meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit, dan bahaya yang lebih besar
ditujukan kepada individu, keluarga yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat.
Pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan
penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan optimal
melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan & rehabilitasi
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan keperawatan (CHS, 1997).
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa
dari praktik kesehatan masyarakat yangdilakukan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat.Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini
bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada
kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan
kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan
keterpaduan antara keperawtan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif,
secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh memalalui proses
keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
Populasi komunitas merujuk pada semua khlayak masyarakat yang menempati
area dengan satu / lebih karakteristik sedangkan agregat merujuk pada MASS atau
group.Fokus praktik keperawatan komunitas adalah komunitas secara keseluruhan,
dengan keperawatan yang diberikan kepada individu, keluarga dan kelompok dalam
konteks penigkatan dan pemeliharaan secara komunitas.
Pada agregat anak, masa keemasan anak dicapai pada usia 3 6 tahun dimana
pada tingkat usia tersebut anak-anak telah memasuki pendidikan anak usia dini
(PAUD), dimana pada usia ini merupakan usia yang paling tepat untuk orang tua
dalam menanamkan potensi-potensi yang baik dan akan berpengaruh kedepan demi
perkembangan dan pertumbuhan anak.
Sekarang ini banyak sekali sekolah-sekolah untuk balita seperti pendidikan
anak usia dini (PAUD).Dimana masyarakat sekarang mulai memikirkan pendidikan
anak sejak dini.Bagi mereka pendidikan adalah suatu yang sangat penting maka dari
itu mereka berlomba-lomba untuk mencari sekolah yang terbaik untuk anak-anak
mereka.Dengan peningkatan kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan untuk
anak-anak sudah seharusnya kesadran ini di iringi dengan sadar akan penerapan
kehidupan yang sehat pada anak-anak sejak dini dikarenakan anak-anak usia dini
memiliki risiko mengalami gangguan kesehatan.Peran perawat komunitas adalah
salah satunya memberikan asuhan keperawatan komunitas kepada sekelompok siswa
atau lingkungan sekolah seperti yang kami lakukan sekarang yang melibatkan POS
PAUD Nusa Indah Tlogomas Malang.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah Projectt Based learning (PJBL) keperawatan
komunitas yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan kesehatan POS
PAUD Nusa Indah Tlogomas Malang.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang status kesehatan di POS PAUD Nusa Indah
Tlogomas Malang
1.3.2 Tujuan khusus
Siswa PAUD dapat mempraktekkan cara gosok gigi yang benar
Wali murid dain siswa mengetahui tentang kesehatan gigi
Guru dan siswa PAUD mengetahui pentingnya PHBS ( Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat)



1.4 Manfaat
Mahasisa
Memberikan pengalaman belajar untuk mahasiswa sehingga dapat mengenali
berbagai masalah kesehatan dalam ruang lingkup usia pra-sekolah atau pendidikan
usia dini serta dapat menentukan penyelesaian dengan mengaplikasikan ilmu yang di
dapatkan pada sekolah khusus tentang kesehatan gigi ( caries gigi).
Bagi PAUD Nusa Indah
Membantu guru dan orang tua siswa guna memberi gambaran mengenai
kesehatan gigi dan menyadari permasalahan kesehatan yang ada serta adanya
keinginan untuk mengatasi masalah tersebut.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Anak Sekolah
2.1.1 Pengertian Anak Pra Sekolah
Anak prasekolah adalah mereka yang usia antara tiga sampai enam tahun
(patmonodewo , 1995 ). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai berbagai
macam potensi. Potensi-potensi itu dirancang dan dikembangkan agar berkembang
secara optimal. Tertunda atau terhambatnya pengembangan potensi-potensi itu akan
mengakibatkan timbulnya masalah. Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk
pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia 4
tahun sampai memasuki pendidikan dasar ( Supartini, 2004).
Masa prasekolah menurut munandar ( 1992 ) merupakan masa-masa untuk
bermain dan mulai memasuki taman kanak-kanak. Waktu bermain merupakan sarana
untuk tumbuh dalam lingkungan dan kesiapanya dalam belajar formal ( Gunarsa,
2004 ). Pada tahap perkembangan anak usia prasekolah ini , anak mulai menguasai
berbagai ketrampilan fisik ,bahasa dan anak pun mulai memiliki rasa percaya diri
untuk mengeksplorasi kemandiriannya ( Hurlock 1997 ). Tim pengembangan mata
kuliah dasar kependidikan Matono 1997 berpendapat bahwa pada masa prasekolaha
akan timbul dorongan yang sangat kuat untuk menuntun pengakuan dirinya.
Kemauannya harus selalu dituruti dan emosinya sering meluap-luap disertai dengan
perilaku agresif yang sangat kuat terutama kalau keinginannya tidak dituruti, biasanya
anak akan sadar ingin melepaskan diridari pengaruh ibunya dan mau berdiri sendiri,
sebab di dorong oleh gairah hidup yang positif dan kuat ( Hartono 1997).
Menurut ( Hurlock 1997 ) ciri-ciri anak usia prasekolah meliputi fisik motork
dan intelektual dan social. Ciri Fisik anak Prasekolah yaitu otot-otot lebih kuat dan
pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Selain itu anak juga mempunyai anak
ingin tahu , rasa emosi, iri dan cemburu. Hal ini timbul karena anak tidak memiliki
hal-hal yang dimiliki oleh teman sebayanya. Sedangkan secara social anak mampu
menjalani kontak social dengan orang-orang yang ada di luar rumah sehingga anak
mempunyai minat untuk bermain dengan temannya, orang dewasa, saudara kandung
di dalam keluarganya.


2.1.2 Tahap-tahap perkembangan usian pra sekolah
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses kematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari
seluruh tubuh,jaringan tubuh , organ-organ dan system organ yang berkembang
sedemikian rupa , sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Periode penting dalam tumbuhn kembang anak adalah masa balita. Karena
pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan
berbahasa, kreatifitas, kesehatan social, kesadaran emosional dan intelegensia berjalan
sangat cepat, perkembangan psikososial social sangat dipengaruhi lingkungan dan
interaksi antara anak dan orangtuanya.
Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang akan ditunjang oleh factor
lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaana
dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju dewasa.

2.1.3 Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
1.factor intrinsic
Factor intinsik yhang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama
yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak yaitu:
Kelainan kromosom
Kelainan pada system endokrin, misalnya kekurangan hormone
tiroid, hormone pertumbuhan dan hormone lainnya
Kerusakan otak yang menyebabkan system saraf pusat yang bias
menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan
menyebabkan keterlambatan pertumuhan
Kelainan pada system jantung dan pernapasan
Anemia atau penyakit darah lainnya
Kelainan pada system pencernaan
Menurut soetjiningsih secara umum terdapat dua factor yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu factor genetic
(intrinsic dan factor lingkunga ekstinsik).
Factor ekstinsik
Yang merupakan factor ekstrinsik:
Factor psikis dan social
Deprsi bias menyebabkan nafsu anak berkurang
Factor ekonomi
Factor lingkungan (termasuk paparan oleh infeksi, parasite atau
racun).
Factor pendukung
Factor-faktor pendukung perkembangan antara lain:
Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tsb.
Peran aktif orangtua
Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak
Peran aktif anak
Pendidikan orangtua
2.1.4 Fase perkembangan pada masa usi pra sekolah
Pada masa usia pra sekolah ini dapat di perinci lagi menjadi dua masa, yaitu
masa vital dan masa estetik.
Masa Vital
Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Pada tahun pertama,anak
memasukan apa saja yang dijumpai kedalam mulutnya, tidaklah mulut
merupakan sumber kenikmatan utama tapi karena waktu itu mulut
merupakan alat untuk melakukan eksplorasi dan belajar. (Elizabeth B.
Hurlock , 1999)
Pada tahun kedua telah berjalan, dengan mulai anak akan mulai
belajar menguasai ruang. Melalui kebersihan ini,anak belajar
mengendalikan implus-implus atau dorongan yang datang dari dalam
dirinya ( umpamanya buang air kecil, dan buang air besar) ( Elizabeth
B. Hurlock 1999).




Masa estetik
Pada masa ini diangap sebagai masa perkembangan rasa
keindahan. Pada masa ini panca indera masih peka karena itu
montesori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk
melatih panca indrenya ( yusuf, 2001:69)

2.1.5 Tugas Perkembangan pada masa usia prasekolah
Hagvighurst (1961) mengartikan tugas perkembangan adalah merupakan suatu
tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, apabila
tugas itu berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam
menuntaskan dalam tugas berikutnya.
Tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan
yang seyogyanya dimiliki individu sesuai dengan usia atau fase perkembangannya,
seperti tugas yang berkaitan dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan,
pengalaman beragama dan hal lainnya sebagai pra syarat untuk pemenuhan dan
kebahagiaan hidupnya.
Tugas-tugas perkembangan pada usia 0-6 th adalah sebagai berikut:
1.Berjalan jalan
2. Belajar berbicara
3. Belajar makanan padat
4. Belajar buang air kecil dan besar
5. Belajar mengenal perbedaan jenis klamin
6. mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis dll.
Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4-5 th
adalah:
Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang
umum.
Membangunnsikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai makhluk yang
sedang tumbuh
Belajar menyesuaikan diri denga teman seusianya
Mulai mengembangkan peran social pria dan wanita yang tepat
Mengembangkan hati nurani , pengertiajn moral dan tingkatan niali

2.1.6 Stimulasi perkembangan anak usia 4-5 tahun
Stimulasi yang diperlukan anak usia 4-5 tahun adalah:
o Gerakan kasar, dilakukan dengan memberi kesempatan anak melakukan
permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan
o Gerakan halus, dirangsang dengan membantu misalnya anak belajar
menggambar
o Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak mengerti satu
separuh dengan cara membagikan kue
o Begaul, dan mandri ( suherman, 2000)
2.1.7 Deteksi dini tumbuh kembang anak
Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak pra sekolah. Dengan ditemukan secara dini
penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka intervensi akan
lebih mudah dilakukan.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi ( bertambah
banyak ) sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel jadi
pertumbuhan lebih ditekankan pada petambahan ukuran fisik seseorang yaitu
menjadi lebih matang bentuknya. ( IDAI, 2002)
Cara mendeteksi tumbuh kembang anak
Mendeteksi tumbuh kembang pada anak diantaranya :
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri ini dapat meliputi pengukuran berat badanb, tinggi badan,
lingkar kepala, dan lengan lengan atas.
Pengukuran berat badan
Pengukurun berat badan ini bagian dari antropometri yang digunakan untuk menilai
hasikl peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh.


Pengukuran tinggi badan
Pengukuran ini merupakan bagian dari pengukuran antropometrik yang
digunakan untuk menilai status perbaikan gizi di samping factor genetic.
Tes Daya Lihat Dan Tes Kesehatan Mata Anak Prasekolah
Tes ini untuk memneriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada anak
berusia 3-6 tahun. Tes ini juga digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan daya
lihat pada anak usia prasekolah secara dini, sehingga jika ada penyimpangan dapat
segera ditangani.
Untuk melakukan tes daya lihat diperlukan ruangan dengan penyinaran yang
baik dabn alat kartu E yang digantungkan setinggi anak duduk. Kartu E berisi 4
baris. Baris pertama huruf E berukuran paling besar kemudian berangsur angsur
mengecil pada baris keempat. Apabila pada baris ketiga, anak tidak dapat melihat
maka perlu durujuk.
Selain tes daya lihat, anak juga perlu diperiksa kesehatan matanya, perlu
ditanyakan :
1. keluhan seperti mata gatal, panas, penglihatan kabur atau pusing.
2. perilaku seperti sering menggosok mata, membaca terlalu dekat, sering
mengkedip-kedipkan mata.
3. kelainan mata seperti bercak bitot, juling, m,ata merah dan keluar air.
Apabila ditemukan satu kelainan atau lebih pada mata mata, maka anak tersebut perlu
dirujuk.
Tes Daya Dengar Anak (TDD)
Tes data dengar berupa pertanyaan-pertanyaan y6ang disesuaikan dengan usia
anak, yaitu kelompok 0-6 bulan, > 16 bulan, > 9bulan, > 11bulan, > 12bulan, > 24
bulan, > dan >36 bulan. Setiap pertanyaan perlu ya atau tidak. Apabila jawabannya
adalah tidak maka perdengaran anak tidak normal sehi8nga perlu pemeriksaan lebih
lanjut.
Pertumbuhan dan perkembangan anak ;
Anak pada usia 3-6 bulan mengangkat kepala denga tegak pada posisi telungkup.
Anak pada usia 9-12 bulan berjalan dengan berpegangan.
Anak pada usia 12-18 bulan minum sendiri dari gelas tanpa tumpahg
Anak pada usia 18-24 bulan mencorat-coret dengan alat tulis.
Anak pada usia 2-3 tahun berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, melepas
pakaian sendiri.
Anak pada usia 3-4 tahun mengenal dan menyebutkan paling sedikit 1 warna.
Anak pada usia 4-5 tahun mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bentuan (Depkes
RI, 2005).
2.2 Konsep Karies Gigi
2.2.1 Pengertian
Karies berasal dari kata ker yang dalam bahasa Yunani artinya
kematian,sedangkan dalam bahasa Latin artinya kehancuran. Karies gigi merupakan
pembentukan lubang pada permukaan gigi yang disebabkan oleh kuman (Srigupta,
2004). Sedangkan menurut Koswara (2006) karies gigi adalah penyakit keropos yang
dimulai pada lokasi tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses kerusakan atau
pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai dengan terjadinya pengikisan
mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi oleh asam organik hasil fermentasi
karbohidrat makanan terutama gula pasir dan pati-patian yang tertinggal melekat pada
bagian-bagian dan sela-sela gigi oleh bakteri asam laktat.
2.2.2 Pertumbuhan gigi
Benih gigi susu sebenarnya sudah terbentuk sejak bayi masih dalam
kandungan, yaitu sejak janin berusia 4 minggu. Bahkan, gigi permanen yang akan
menggantikan gigi susu juga telah terbentuk. Gigi tumbuh dari epitel tulang rahang.
Mula-mula yang tumbuh adalah mahkota gigi berwarna putih dengan lapisan luar
emailnya, lalu berlanjut ke bawah berupa dentin, diteruskan dengan pulpa gigi yang
menjadi tempat syaraf dan pembuluh darah, yang paling akhir adalah akar gigi
(Rosseno, 2008).
Erupsi atau keluarnya akar gigi pertama biasanya terjadi pada usia 6-8 bulan
setelah kelahiran. Namun ada kalanya erupsi gigi terjadi saat anak berusia 9 bulan
(Machfoedz, 2006). Erupsi ini tidak terjadi sekaligus, akan tetapi satu persatu atau
sepasang. Ketika berusia 1 tahun, biasanya anak punya 6-8 gigi susu. Pertumbuhan
gigi susu ini akan berhenti pada usia 2-3 tahun dengan jumlah gigi 20 buah.
Kemudian satu persatu akan tanggal dan digantikan oleh gigi permanen saat anak
menginjak usia 5-6 tahun (Rosseno, 2008). Urutan pertumbuhan gigi susu yaitu:


2.2.3 Urutan Pertumbuhan Gigi Susu
No Jenis Gigi Susu Tumbuh Umur
1.
2.
Gigi rahang atas:
a. Gigi seri pertama
b. Gigi seri kedua
c. Gigi taring
d. Gigi geraham pertama
e. Gigi geraham kedua
Gigi rahang bawah:
a. Gigi seri pertama
b. Gigi seri kedua
c. Gigi taring
d. Gigi geraham pertama
e. Gigi geraham kedua
7-8 bulan
8-9 bulan
16-18 bulan
12-14 bulan
20-30 bulan
6-7 bulan
8-9 bulan
14-16 bulan
12-14 bulan
20-30 bulan
(sumber: Machfoedz, I. 2006. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-Anak dan Ibu hamil.
Yogyakarta: Fitramaya).
2.3.4 Manifestasi klinis
Tanda awal dari lesi karies adalah sebuah daerah yang tampak berkapur di permukaan
gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan
membentuk lubang. Proses sebelum ini dapat kembali ke asal (reversible),namun ketika
lubang sudah terbentuk maka struktur yang rusak tidak dapat diregenerasi. Sebuah lesi
tampak coklat dan mengkilat dapat menandakan karies. Daerah coklat pucat menandakan
adanya karies yang aktif. Bila email dan dentin sudah mulai rusak, maka lubang akan
semakin tampak. Daerah yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh
(Kuntari, 2008).
2.3.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi karies gigi
Menurut Ruslawati (2001), penyebab karies gigi meliputi faktor internal dan eksternal,
yaitu:
Faktor internal
Merupakan faktor yang langsung berhubungan dengan karies gigi, yaitu: Host,
meliputi gigi dan saliva.
Komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan di bawah
email. Struktur email gigi sangat menentukan proses terjadinya karies. Gigi selalu
dibasahi saliva secara normal. Pada proses pencernaan di dalam mulut terjadi kontak
antara makanan, saliva dan gigi. Fungsi saliva adalah sebagai pelicin, pelindung,
buffer, pembersih, dan anti bakteri. Jumlah dan isi saliva, derajat keasaman,
kekentalan, dan kemampuan buffer berpengaruh pada karies. Saliva mampu
meremineralisasi karies dini karena mengandung ion Ca, dan P. Saliva juga
mempengaruhi pH dan komposisi mikroorganisme dalam plak (Mansjoer, 2001).
Agent (Bakteri/Mikroorganisme)
Mansjoer (2001) mengatakan ada 3 bakteri yang sering mengakibatkan karies
yaitu:
1) Lactobacillus, bakteri ini populasinya dipengaruhi oleh kebiasaan makan. Bakteri ini
hanya dianggap faktor pembantu karies.
2) Streptococcus, bakteri kokus gram positif ini jumlahnya terbanyak dalam mulut dan
merupakan penyebab utama karie gigi karena bakteri ini mampu memproduksi
senyawa glukan (mutan) dalam jumlah yang besar dari sukrosa dengan pertolongan
enzim, salah satu spesiesnya yaitu Streptococcus mutans.
3) Actinomyces, semua spesies ini memfermentasikan glukosa, terutama membentuk
asam laktat, asetat, dan asam format.
Environment (substrat)
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari-
hari yang menempel di permukaan gigi. Substrat ini dapat berasal dari jus, susu
formula, larutan, dan makanan manis lainnya.


Time / waktu
Bakteri dan substrat membutuhkan waktu lama untuk demineralisasi dan
progesi karies. Waktu merupakan kecepatan terbentuknya karies serta lama dan
frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Adanya kemampuan saliva untuk
meremineralisasi selama proses karies, menandakan bahwa proses tersebut terdiri atas
periode perusakan dan perbaikan yang silih berganti. Sehingga bila saliva berada
dalam lingkungan gigi, maka karies tidak akan menghancurkan gigi dalam hitungan
hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.
Faktor eksternal
Selain faktor internal (faktor langsung) yang berhubungan dengan karies gigi,
terdapat faktor-faktor eksternal (faktor tidak langsung) yang disebut faktor resiko luar,
yang merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor-
faktor tersebut yaitu:
1) Usia Sejalan dengan pertambahan usia seseorang, jumlah karies akan
bertambah. Hal ini karena faktor resiko terjadinya karies akan lebih lama
berpengaruh terhadap gigi.
2) Jenis kelamin Prevalensi karies gigi tetap pada wanita lebih tinggi
dibanding pria. Hal ini karena erupsi gigi anak perempuan lebih cepat
dibanding anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan akan lebih lama
berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies.
3) Suku bangsa Beberapa penelitian menunjukkan ada perbedaan pendapat
tentang hubungan suu bangsa dengan prevalensi karies gigi. Hal ini karena
perbedaan keadaan social ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan
karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berada disetiap suku
tersebut.
Letak geografis
Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan ini kemungkinan karena
perbedaan lama dan intensitas cahaya matahari, suhu, cuaca, air, keadaan tanah dan
jarak dari laut. Telah dibuktikan bahwa kandungan fluor sekitar 1 ppm air akan
berpengaruh terhadap penurunan karies.


Kultur sosial penduduk
Faktor yang dapat mempengaruhi adalah pendidikan dan penghasilan yang
berhubungan dengan diet, kebiasaan merawat gigi dan lain-lain. Kesadaran, sikap, dan
perilaku individu terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
Dampak karies gigi
Jika gigi yang mengalami karies dibiarkan tidak dirawat, maka dapat
menimbulkan rasa sakit/nyeri pada kavitas, demam, proses mengunyah makanan akan
terganggu sehingga anak menjadi kehilangan selera makan dan akhirnya menjadi
kurus. Kehilangan gigi yang terlalu dini, kemungkinan besar ke depannya anak akan
membutuhkan perawatan orthodonsia (braket). Gigi susu yang berlubang dapat
menyebabkan gigi tersebut goyang dan tanggal premature atau terpaksa dicabut
sebelum waktunya. Jika terjadi abses atau infeksi di sekitar gigi yang mengalami
karies, maka dapat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang gigi permanennya
(Susanto, 2007).
Menurut Paramitha (2000), kelainan dan gangguan pertumbuhan gigi akan
mengakibatkan terjadinya gangguan pada fungsi estetika mulut. Penampilan wajah
anak akan terganggu sehingga mengurangi daya tarik. Bila kelainan gigi ini dibiarkan
terus, maka secara tidak langsung akan mengakibatkan kegunaan fungsional
terganggu.
2.3.6 Pencegahan
Pencegahan terhadap karies gigi harus dilakukan secepatnya. Menurut Kuntari (2008) cara
yang dapat dilakukan untuk mencegah karies gigi yaitu:
Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain/lap bersih.
Jangan biarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu formula,
jus buah atau larutan manis lainnya, berikan botol hanya ketika makan saja.
Jika anak membutuhkan botol untuk pemberian makanan yang regular pada malam
hari atau hingga tidur,beri anak botol bersih yang direkomendasikan oleh dokter gigi.
Hindari mengisi botol minum anak dengan larutan manis seperti air gula dan soft
drink.
Ajari anak minum susu dangan gelas/cangkir.
Jika air yang akan diberikan kepada anak tidak mengandung fluor, tanyakan pada
dokter gigi apa yang sebaiknya diberikan pada anak.
Ketika anak menginjak usia 2 tahun,ajari anak menyikat gigi 1-2 kali sehari setelah
sarapan dan sebelum tidur.
Mulailah berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran.
























BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Laporan Kegiatan Pengkajian
A. Core
Kami kelompok 2 melakukan pengkajian pertama pada tanggal 13 Maret 2014
jam 09.00 10.00 WIB.Pada pegkajian tersebut guru yang ada disana sangat
menerima kepada kami. Pada pengkajian ini semua anggota kelompok hadir.Pada
pengkajian ini data yang kami kaji meliputi core dan sub system.
Data yang kami kaji adalah sebagai berikut :
Data Core :
1. Riwayat Komunitas
Menurut keterangan yang kami dapatkan dari ibu Anita, salah satu guru di
POS PAUD Nusa Indah, beliau memberikan informasi bahwa sekolah didirikan pada
bulan Mei 2008 sekarang usia sekolah memasuki usia yang keenam.
2. Demografi
POS PAUD Nusa Indah terdiri dari 2 kelas untuk proses belajar, tempat
bermain, toilet, dan lahan parkir.Total siswa POS PAUD Nusa Indah adalah 42 siswa,
yang dibagi sesuai dengan umur siswa.Untuk yang berumur 2 3 Tahun ada dikelas
A kecil dan yang berumur 3 4 Tahun ada dikelas B besar.Sistem pembelajaran dari
POS PAUD Nusa Indah ada 3 yaitu : Pembukaan, inti, dan penutup.Dimana
pembukaan itu terdiri dari psikomotorik yang dilakukan diluar kelas terdiri dari :
baris, senam pagi, dan lain-lain.Kemudian masuk kelas dan mulai untuk berdoa dan
melakukan kegiatan inti yang sesuai pelajaran hari itu.Setelah kegiatan inti yaitu:
penutup, antara lain: istirahat, makan, dan dilanjutkan dengan belajar kembali, hingga
waktu pulang tiba.
Jadwal efektif di POS PAUD Nusa Indah di mulai dari hari senin-kamis dari
jam 07.30 10.00 pagi.POS PAUD Nusa Indah terletak di jalan Tlogomas IX RT 01
RW 07 kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Malang Jawa Timur.

3. Etnik
Setelah tiba disekolah siswa boleh di antar oleh orang tuanya.Setelah itu
masuk kelas dan siswa boleh bermain sebelum jam masuk kelas.Setelah itu siswa-
siswi PAUD dianjurkan untuk berbaris dan mengikuti kegiatan senam pagi.Mayoritas
siswa-siswi POS PAUD Nusa Indah adalah suku Jawa dan terdapat satu siswa yang
berasal dari Kalimantan.

4. Nilai dan Keyakinan
Dari data windshield survey di dapatkan hasil agama mayoritas siswa-siswi
POS PAUD Nusa Indah adalah 100% Islam.
B. Sub System

1. Lingkungan Fisik
Dari data windshield survey yang dilakukan oleh salah satu anggota kelompok
kami didaerah POS PAUD Nusa Indah terletak di daerah komleks sekolah SMK
PGRI Tlogomas yang bersebelahan langsung dengan sekolah tersebut, yang beralamat
di Jl Tlogomas. Lokasinya dekat dengan pemukiman warga.Pada hasil pengamatan
kami POS PAUD Nusa Indah terletak di samping sekolah SMK PGRI Tlogomas
dengan halaman yang cukup luas, suasana tidak begitu ramai, sehingga tidak
menganggu proses belajar siswa.Di depan PAUD terdapat masjid, selain itu meskipun
kendaraan bermotor berlalu lalang tidak menganggu belajar siswa, karena jarak antara
sekolah dan jalan raya cukup jauh.
2. Layanan Kesehatan Sosial
Untuk dukungan kesehatan di POS PAUD Nusa Indah bekerja sama dengan
Posyandu yang tempatnya jadi satu dengan POS PAUD Nusa Indah.Kegiatan
Posyandu dilaksanakan pada hari kamis pertama disetiap awal bulan.Salah satu
perawat dari puskesmas Dinoyo datang pada saat pelaksanaan posyandu.
Untuk jaminan kesehatan disekolah, POS PAUD Nusa Indah tidak
memberikan jaminan kesehatan kepada para siswa karena disekolah tersebut tidak ada
program untuk jaminan kesehatan.Bila ada siswa yang sakit maka itu tanggung jawab
orang tua, pihak sekolah tidak terlibat dalam merawat siswayang sakit.Kebijakan
sekolah mengenai jajanan, pihak sekolah tidak merekomendasikan siswanya
untuk membeli jajan sembarangan, yang tujuaanya untuk menjaga kesehatan
siswa.
3. Ekonomi
Untuk keadaan ekonomi di POS PAUD Nusa Indah mayoritas orang tua siswa
adalah wiraswasta.Biaya pendidikan atau donasi dari orang tua untuk sekolah ialah
sebesar Rp.15.000/bln/anak. Pihak sekolah juga tidak meminta penarikan biaya
pembangunan sekolah kepada orang tua siswa.Pihak sekolah baru saja mendapat
sumbangan meja dan kursi belajar dari pemerintah setempat.Para siswa mendapat
uang saku perhari Rp.1000 2000, tetapi uang tersebut tidak dibelikan jajan dan
disimpan oleh masing-masing siswa.
4. Transportasi dan Keselamatan
Dari windshield survey tentang transportasi tidak terdapat angkutan umum
yang langsung dapat menuju POS PAUD Nusa Indah.Jika menggunakan angkot maka
akan berhenti didepan jalan Tlogomas, dan dilanjutkan dengan jalan kaki menuju
sekolah PAUD sekitar 200 meter.Kebanyakan orang tua siswa mengantar anaknya
sekolah dengan jalan kaki karena jarak rumah dengan sekolah PAUD terbilang
dekat.Dan ada juga yang menggunakan motor.Orang tua siswa menunggu anaknya
dihalaman sekolah sambil berbicara dengan orang tua siswa yang lain sampai waktu
jam pelajaran berakhir.
Adapun akses jalan menuju sekolah PAUD sangat mudah karena sekolah
berada dikopleks SMK PGRI Tlogomas, dan struktur jalannya pun terbilang
bagus.Untuk keamanan disekolah, tidak terdapat security tetapi dilingkungan sekolah
terbilang aman karena dekat dengan perumahan warga sekitar.
5. Politik dan Pemerintahan
POS PAUD tidak terdapat organisasi intra PAUD, tetapi PAUD memiliki
kerjasama dengan posyandu.Bantuan dari pemerintah setempat berupa kursi
dan meja untuk belajar dan layanan pusyando yang salah satu program dari
puskesmas dinoyo guna menjaga kesehatan dan status gizi murid.
Kebijakan sekolah lainnya dari data key informant kebijakan mengenai jajan,
sekolah tidak merekomendasikan/melarang siswa untuk membeli jajan diluar, dan
sekolahpun tidak menarik uang bangunan sekolah kepada orang tua siswa.disekolah
PAUD juga tidak terdapat iklan maupun poster mengenai kebijakan sekolah,
kebijakan sekolah hanya diumumkan kepada orang tua dan siswa.
6. Komunikasi
Dari data key informant dan windshield survey yang dilakukan di POS PAUD
Nusa Indah, mereka disekolah menggunakan bahasa sehari-hari dengan menggunakan
bahasa Indonesia.Di sekolah juga tidak terdapat papan pengumuman.Untuk
menyampaikan berbagai informasi kepada orang tua/wali murid dilakukan dengan
pemaparan langsung pada saat mengantar / menjemput siswa.
7. Pendidikan
Salah satu pendidikan dari staf pengajar adalah lulusan dari Universitas Islam
Negeri Malang.Waktu belajar disekolah dari jam 08.00 10.00 pagi.Selain
pendidikan inti, POS PAUD juga ada program memasak bersama anak-anak untuk
meningkatkan kreatifitas murid.Dan juga dilakukan kegiatan sambil belajar seperti
bernyanyi agar siswa tidak bosan.
Siswa mengikuti pelajaran dengan tertib dan penuh dengan keceriaan.Media
pembelajaran dengan menggunakan gambar-gambar, angka-angka, huruf-huruf yang
menarik agar siswa PAUD merasa tidak bosan.
8. Rekreasi
POS PAUD Nusa Indah sering mengadakan kegiatan kunjungan-kunjungan
keluar sekolah dan perjalanan wisata seperti outbound bersama orang tua guna untuk
merekreasikan anak-anak dan menambah pengetahuan anak-anak mengenai
lingkungan.












Data Siswa POS PAUD Nusa Indah kelas B

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
B 7 Siswa 14 Siswi 21 Murid


Jumlah jenis kelamin siswa di PAUD Nusa Indah dalam kelas

Presentase siswa di PAUD Nusa Indah berdasarkan jenis kelamin



0
2
4
6
8
10
12
14
PAUD B
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
DATA
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Jumlah data siswa di PAUD Nusa Indah berdasarkan usia

Status Gizi Siswa di PAUD Nusa Indah

Jumlah BB berdasarkan usia

0
5
10
15
USIA 2 THUSIA 3 TH USIA 4 THUSIA 5 TH
Series 1
Series 1
Sales
KURANG/tidak
masuk
NORMAL
LEBIH
0
2
4
6
USIA 2
TH
USIA 3
TH
USIA 4
TH
USIA 5
TH
10 sd 15 kg
16 sd 20 kg
21 sd 25 kg
Analisa Data

No Analisa data Etiologi Masalah
1 Hasil Wawancara :
Dari hasil wawancara dengan para
guru PAUD yang kami lakukan
dengan key informant, guru
mengatakan bahwa siswanya
banyak mengalami masalah
kesehatan gigi, karena disekolah
PAUD belum pernah ada
pendidikan kesehatan mengenai
kesehatan mulut.
Hasil Survey :
Banyak terdapat masalah
kesehatan gigi pada anak
Anak-anak mengatakan
suka makan permen (yang
manis-manis)

kurangnya
pengkajian dan
penanganan masalah
gigi dan tidak ada
pendidikan kesehatan
gigi
Tingginya prevalensi dari caries gigi di
POS PAUD NUSA INDAH
TLOGOMAS MALANG
2 Hasil Wawancara :
Orang tua jarang mendampingi
anak ketika bermain


Hasil Windshield survey :
Permainan yang dapat
membahayakan diri seperti
perosotan, gantungan,
ayunan
Sekolah tidak memiliki
pagar sekolah untuk
membatasi anak dalam
bermain.
Anak-anak sering bermain
dengan naik diatas kursi /
meja.

Lingkungan yang
kurang aman
Resiko terjadi kecelakaan.
3 Hasil Wawancara :
Dari hasil wawancara dengan
orang tua dan guru POS PAUD
Nusa Indah , siswanya lumayan
sering mengalami sakit, seperti :
Kurangnya
pengetahuan
mengenai PHBS
Resiko terjadi peningkatan insiden
penyakit (batuk, flu, demam)
batuk, flu, dan demam.
Hasil Wienshield Survey :
Wastafel sekolah kurang
memadai
Penggunaan sabun batang
secara bersamaan
Peralatan kebersihan (sapu,
pel, serok) ditaruh didalam
toilet setelah pulang
sekolah


Intervensi :

No Diagnosa Tujuan Strategi
Intervensi
Rencana
Kegiatan
Sumber PJ
1 Tingginya
prevalensi
dari caries
gigi di POS
PAUD
NUSA
INDAH
TLOGOMAS
MALANG
Tujuan Umum :
Menurunkan
prevalensi gigi
caries di PAUD
Nusa Indah

Tujuan Khusus :
Mendemostrasika
n cara gosok gigi
yang benar
Siswa dapat
mempraktikan
gosok gigi dengan
benr

-Promosi
Kesehatan
-Demo
gosok gigi

*Memberikan
Promkes kepada
siswa, guru, dan
orang tua
mengenai
kesehatan gigi
anak
*mengajarkan
kepada siswa
cara gosok gigi
yang benar.
*memberikan
motivasi untuk
menjaga
kesehatan gigi
kepada siswa
*Komplikasi
Karies gigi
Mahasis
wa
FIKES
UMM
Lukman
Hakim
2 Resiko
terjadi
kecelakaan.
Tujuan Umum :
*Terciptanya
Lingkungan yang aman
bagi anak
Tujuan Khusus :
*Mengetahui tentang
faktor yang
menyebabkan cidera bagi
* Health
Education
(pendidikan
Kesehatan)
*Anjurkan orang
tua dan guru
memberi
pengawasan saat
anak bermain.
*Berikan
Pendidikan
kesehatan
Mahasis
wa
FIKES
UMM

anak
*
mengenai faktor
yang
menyebabkan
cidera.
3 Resiko
terjadi
peningkatan
insiden
penyakit
(batuk, flu,
demam)
Tujuan Umum :
*Menurunkan angka
kesakitan pada siswa
*Siswa terhindar dari
penyakit (flu, batuk,
demam)
Tujuan Khusus :
*Warga POS PAUD
mengetahui PHBS yang
benar
*Health
Education
(promosi
Kesehatan)
*Memberikan
health education
kepada warg a
POS PAUD
seperti
penyuluhan
tentang beberapa
penyakit.
*Mengajarkan
anak tentang
mengurangi
penyebaran
penyakit (cara
batuk, bersin yg
benar)
*Anjurkan orang
tua dan guru
agar tidak
mengijinkan
anak bermain
ketika hujan/
terik matahari.
Mahasis
wa
FIKES
UMM


Prioritas Masalah
Setelah dilakukan musyarawarah (MMD II) kepada guru dan orang tua murid untuk
menentukan masalah yang harus diatasi terlebih dahulu.dan orang tua memilih masalah
prioritas.
1. Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD Nusa Indah Tlogomas Malang
2. Resiko terjadi peningkatan insiden penyakit (batuk, flu, demam).





IPLEMENTASI
No Diagnosa Tanggal Implementasi PJ
1 Tingginya
prevalensi
dari caries
gigi di POS
PAUD
NUSA
INDAH
TLOGOMAS
MALANG
20 Maret
2014
Jam
1. Promosi Kesehatan ( Penyuluhan )
Tentang :
Cara Menjaga kesehatan gigi dengan
cara menggosok gigi yang benar
Memahami tentang karies gigi
Memahami dampak dari tidak gosok
gigi
2. Health Education
Tentang :
Memberikan motivasi kepada siswa
PAUD untuk aktif memelihara
kesehatan gigi
Menganjurkan orang tua untuk
memberitahu dan mengingatkan
kepada anak untuk gosok gigi 2x
sehari.
Memberikan penjelasan cara
mencegah terjadinya penyakit karies
gigi
Mengajarkan anak tentang gosok
gigi, dan tentang masalah kesehatan
gigi
Lukman
Hakim
2 Resiko terjadi
peningkatan
insiden
penyakit
(batuk, flu,
demam)
20 Maret
2014
Jam
1. Promosi Kesehatan ( Penyuluhan )
Tentang:
Mengajarkan cara cuci tangan yang
benar
2. Health Education
Tentang :
Mengajarkan orang tua untuk ikut
serta memelihara kesehatan anak
Mengajarkan anak tentang
mengurangi penyebaran penyakit
dengan cuci tangan


Evaluasi
No Hari Diagnosa Evaluasi
1 Kamis,20
Maret.Jam
1. Tingginya
prevalensi dari
caries gigi di
POS PAUD
Nusa Indah
Tlogomas
Malang
S :
Guru PAUD mengatakan masih ada murid
yang tidak masuk sekolah.
Orang tua mengatakan mendapat pengetahuan
mengenai kesehatan gigi.
O :
Siswa mampu melakukan apa yang yang telah
diajarkan yaitu, gosok gigi yang benar.
Siswa sangat senang dengan adanya
pembelajaran gosok gigi bersama
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan Intervensi
2 Kamis,20
Maret
1. Resiko terjadi
peningkatan
insiden
penyakit
(batuk, flu,
demam)

S :
Orang tua, siswa, dan guru mengatakan
mendapatkan pengetahuan mengenai cara
menjaga kesehatan dengan langkah paling
mudah yaitu cuci tangan.
O :
Orang tua melakukan praktik cuci tangan yang
akan diajarkan kepada anaknya.
Siswa, orang tua, guru mengetahui lebih
efektif penggunaan sabun cair untuk
membersihkan tangan.
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Lanjutkan Intervensi


























BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa, Intervensi, Implementasi, sampai evaluasi selama kurang lebih 10 hari, pada
proses pengkajian kepada pihak sekolah dan orang tua.Dan kami melakukan deteksi
dini tumbuh kembang (DDTK), penyebaran quesioner, dan observasi
lingkungan.Sehingga muncul tiga diagnosa keperawatan komunitas.Yaitu :
Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD NUSA INDAH TLOGOMAS
MALANG
Resiko Terjadi Kecelakaan.
Resiko terjadi peningkatan insiden penyakit (batuk, flu, demam)
Setelah mendapatkan masalah komunitas, selanjutnya kami membuat intervensi yang
akan dipaparkan pada saat MMD II.Selanjutnya kami menyusun Implementasi yang telah
dipilih oleh orang tua siswa.Sehingga Implementasi kami berikan kepada siswa,orang tua
dan guru PAUD.Dengan melakukan penyuluhan mengenai masalah utama yaitu
Tingginya prevalensi dari caries gigi di POS PAUD NUSA INDAH TLOGOMAS
MALANG kami memberikan promosi kesehatan dengan menggunakan berbagai media
diantaranya, lembar balik, leafleat, dan poster dengan materi kesehatan gigi dan teknik
cuci tangan yang kami tujukan kepada seluruh warga POS PAUD Nusa Indah.
Dari hasil Implementasi yang berupa penyuluhan tersebut orang tua, guru, dan siswa
PAUD mendapatkan pengetahuan baru tentang kesehatan gigi seperti karies gigi, cara
gosok gigi yang benar dan teknik cuci tangan yang baik dan benar.Dan siswa telah
mampu mendemonstrasikan hal yang telah diajarkan.
4.2 Saran
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas kepada POS PAUD Nusa Indah
kami mengharapkan kerjasama dengan pihak sekolah POS PAUD Nusa Indah , dan orang
tua demi tercapainya tujuan yang diharapkan agar terciptanya kesehatan gigi di POS
PAUD Nusa Indah.Dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Project Based
Learning ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan oleh karena itu kami
membutuhkan saran dan kritik yang membangun, agar kedepannya lebih baik lagi.

Vous aimerez peut-être aussi