Vous êtes sur la page 1sur 88

MALNUTRISI ENERGI PROTEIN

Subbag.Nutrisi dan Metabolik


Bag.I.Kesehatan Anak
FKUSU-RSHAM
Medan
MEP.
Masalah Gizi di Indonesia
Malnutrisi Energi Protein (MEP)
Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi besi
Gangguan akibat kurang iodium (GAKI)
Defisiensi Zn
Defisiensi vitamin A
Obesitas
Theoretical framework of Nutrition Problems.
Nutrition problems
Food intake Infect Disease direct
causes
Food availability Mother & child Health indirect
in household caring service causes in household caring service causes
POOR FAMILY & EDUCATION, main
FOOD STUFF & JOB OPPORTUNITY problem
ECONOMIC & POLITIC CRISIS core
problem
Three level of determinants lead to nutrition status
Underlying :
Intervention programs
Supply side :
- access : health care facilities
- supplementation of food &
micronutr.
- immunization
- quality: providersskill
- information system: coverage
Immediate :
Inadequacy of dietary intake
manifested :
- PEM
- Micronutr.deficiency
- Diarrhea & worm disease
- ARI
Supply & coverage immuniz
Underlying :
- Household food security
- Access to PHC
- Community of awareness
& care for children & women
Basic :
- Socio-economic conditions
(poverty & crisis)
- Political factors
- Traditional practices (infant
feeding)
- Environment & sanitation
- information system: coverage
of suplpement., fortification,
surveillance, etc.
Demand side:
- empowerment
- family awareness of nutrition
- subsidies / health insurance
Health &
Nutrition
Status of
Children
MEP.
PERMASALAHAN MEP :
merupakan masalah kesehatan utama
primadona peny. gizi primadona peny. gizi
berperan pd. morbiditas & mortalitas balita
deteksi dini dan tatalaksananya penting sebagai
upaya pencegahan melanjutnya MEP
MEP berat perlu perawatan di RS
dampak thd. kualitas SDM
Malnutrisi Energi Protein
Penyakit akibat kekurangan energi dan protein,
umumnya disertai defisiensi nutrien lain.
Primer : - masukan makanan <<
- kualitas / kwantitas <<
Sekunder : - kebutuhan / keluaran (output) >>
Malnutrisi Energi Protein
Status gizi merupakan spektrum :
BB/TB
buruk kurang baik lebih
70 80 90 110 120 %
-3SD -2SD +2SD +3SD
MEP berat sedang ringan overweight obese
-Kwashiorkor ringan
-Marasmus sedang
-M-K berat
super
MEP.
Klasifikasi Gizi Buruk :
1. GOMEZ (195..) : BB/U
2. MacLarren (196..) : Klinis + laboratoris
3. The Wellcome : Klinis + antropometris
Trust Party (1970)
4. Waterlow (1973) : BB/TB
5. WHO (1999) : Klinis + antropometris
MEP.
Klasifikasi Gizi Buruk (WHO,1999) :
Gizi kurang Gizi buruk
Edema simetris -- + (oedematous
malnutrition)
< < < BB/TB -3< Z-score <-2 < -3 Z-score
(70-79%) (<70%)
(severe wasting)
TB/U -3< Z-score <-2 < -3 Z-score
(85-89%) (<85%)
(severe stunting)
TANDA TANDA DAN GEJALA DAN GEJALA KLINIS KLINIS
ANAK GIZI BURUK ANAK GIZI BURUK
1. KWASHIORKOR 1. KWASHIORKOR
- - E Edema dema
- - Wajah membulat dan sembab Wajah membulat dan sembab - - Wajah membulat dan sembab Wajah membulat dan sembab
- - Pandangan mata sayu Pandangan mata sayu
- - Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa jagung, mudah dicabut tanpa sa sakit,rontok kit,rontok
- - Perubahan status mental: apatis & rewel Perubahan status mental: apatis & rewel
TANDA TANDA- -TANDA KLINIS TANDA KLINIS
ANAK GIZI BURUK ANAK GIZI BURUK
Edema Edema
- - Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat
pitting edema pitting edema pitting edema pitting edema
- - Derajat edema: Derajat edema:
++ Pada tangan & kaki Pada tangan & kaki
++ ++ Tungkai & lengan Tungkai & lengan
+++ +++ Seluruh tubuh (wajah & perut) Seluruh tubuh (wajah & perut)
Derajat edema utk menentukan jumlah cairan Derajat edema utk menentukan jumlah cairan
yang diberikan yang diberikan
KWASHIORKOR (lanjutan) KWASHIORKOR (lanjutan)
- - Pembesaran hati Pembesaran hati
- - Otot mengecil (hipotrofi) Otot mengecil (hipotrofi)
- - Kelainan kulit berupa bercak merah muda Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yg yg meluas & berubah warna menjadi coklat meluas & berubah warna menjadi coklat yg yg meluas & berubah warna menjadi coklat meluas & berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas ( kehitaman dan terkelupas (crazy pavement crazy pavement
dermatosis dermatosis))
- - Sering disertai Sering disertai: : peny. infeksi (umumnya peny. infeksi (umumnya
aakut), kut), anemia, dan diare anemia, dan diare
Gizi buruk : Kwashiorkor
edema
rambut
kemerahan,
mudah dicabut mudah dicabut
kurang aktif,
rewel/cengeng
pengurusan otot
crazy pavement
dermatosis
Gizi buruk : Kwashiorkor
Gizi buruk : Kwashiorkor Gizi buruk : Kwashiorkor
Kwashiorkor Kwashiorkor
Hepatomegali
Pitting Edema
KWASHIORKOR KWASHIORKOR (lanjutan) (lanjutan)
TANDA TANDA- -TANDA KLINIS TANDA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan) ANAK GIZI BURUK (lanjutan)
2. MARASMUS 2. MARASMUS
- - Tampak sangat kurus, hingga seperti Tampak sangat kurus, hingga seperti
tulang terbungkus kulit tulang terbungkus kulit tulang terbungkus kulit tulang terbungkus kulit
- - Wajah seperti orang tua Wajah seperti orang tua
- - Cengeng, rewel Cengeng, rewel
- - Kulit keriput, jaringan lemak subkutis Kulit keriput, jaringan lemak subkutis
sangat sedikit sampai tidak ada sangat sedikit sampai tidak ada
(~pakai celana longgar (~pakai celana longgar- -baggy pants baggy pants))
MARASMUS (lanjutan) MARASMUS (lanjutan)
- - Perut Perut umumnya cekung umumnya cekung
- - Iga gambang Iga gambang
- - Sering disertai: Sering disertai:
penyakit infeksi (umumnya kronis penyakit infeksi (umumnya kronis penyakit infeksi (umumnya kronis penyakit infeksi (umumnya kronis
berulang) dan diare berulang) dan diare
Marasmus Marasmus
wajah seperti orang
tua
kulit terlihat longgar
tulang rusuk tampak tulang rusuk tampak
terlihat jelas
kulit paha berkeriput
terlihat tulang
belakang lebih
menonjol dan kulit di
pantat berkeriput
( baggy pant )
Marasmus Marasmus
Marasmus Marasmus
MARASMUS (lanjutan) MARASMUS (lanjutan)
MARASMUS (lanjutan) MARASMUS (lanjutan)
TANDA TANDA- -TANDA KLINIS TANDA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan) ANAK GIZI BURUK (lanjutan)
3. MARASMIK 3. MARASMIK - - KWASHIORKOR KWASHIORKOR
Gambaran klinik merupakan campuran dari Gambaran klinik merupakan campuran dari
beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan
Marasmus dengan BB/ Marasmus dengan BB/TB TB <<- -3 SD 3 SD disertai disertai
edema yang tidak mencolok edema yang tidak mencolok
MARASMIK - KWASHIORKOR
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(Menyertai Gizi Buruk) (Menyertai Gizi Buruk) (Menyertai Gizi Buruk) (Menyertai Gizi Buruk)
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(Menyertai Gizi Buruk) (Menyertai Gizi Buruk)
1. Kekurangan Vitamin A 1. Kekurangan Vitamin A
2. 2. Anemia (Kekurangan Fe, Cu, Vit. B12, Anemia (Kekurangan Fe, Cu, Vit. B12,
Asam Folat) Asam Folat)
3. Stomatitis (kekurangan vit. B, vit. C) 3. Stomatitis (kekurangan vit. B, vit. C) 3. Stomatitis (kekurangan vit. B, vit. C) 3. Stomatitis (kekurangan vit. B, vit. C)
4. 4. Kelainan pada kulit, gangguan pertumbuhan Kelainan pada kulit, gangguan pertumbuhan
((kekurangan kekurangan Zn) Zn)
5. Beri 5. Beri- -beri ( beri (kekurangan vitamin kekurangan vitamin B1) B1)
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan) (lanjutan)
1. Kekurangan Vitamin A (KVA) 1. Kekurangan Vitamin A (KVA)
KLASIFIKASI XEROFTALMIA
Xn Rabun Senja
X1 (Dryness of conjunctiva/ kekeringan Dryness of conjunctiva/ kekeringan
konjungtiva) konjungtiva), , terdiri dari:
X1a Kekeringan pada konjungtiva (Dryness Dryness X1a Kekeringan pada konjungtiva (Dryness Dryness
of of conjunctiva) conjunctiva)
X1b B Bercak putih seperti busa sabun/keju
pada sisi mata luar (bitot spot) bitot spot)
KLASIFIKASI XEROFTALMIA (Lanjutan)
X3 (Corneal ulcer/ ulkus pada kornea Corneal ulcer/ ulkus pada kornea) )
Terdiri dari X3 Terdiri dari X3aa dan X3 dan X3bb
Tanda-tanda: Tanda-tanda:
kornea melunak seperti bubur & dapat menjadi
ulkus X3a < 1/3 kornea , X3b 1/3 kornea
Keadaan umum anak sangat buruk, dapat
terjadi perforasi kornea/ pecah
X1 X1aa (Dryness of conjunctiva/ kekeringan Dryness of conjunctiva/ kekeringan
konjungtiva) konjungtiva)
Tanda-tanda:
Penumpukan keratin & sel epitel yang khas Penumpukan keratin & sel epitel yang khas
Konjungtiva kering, tampak menebal dan
berlipat-lipat
Keluhan orang tua mata anaknya bersisik
X1 X1aa
Kerutan dan hiperpigmentasi
Bitot spot Bitot spot
Foam Foam- -like substance like substance
Hyperpigmentation & wrinkle
(X-1b)
KLASIFIKASI XEROFTALMIA (Lanjutan)
X2 (Dryness of cornea/ kekeringan pada kornea) X2 (Dryness of cornea/ kekeringan pada kornea)
Tanda-tanda :
Kekeringan meluas sampai kornea
Kornea tampak suram & kering dan permukaan kasar
K.U. anak biasanya buruk (gizi buruk & penyakit
penyerta lain) penyerta lain)
Kerutan dan hiperpigmentasi
X3 X3aa
Corneal ulcer < 1/3 Corneal ulcer < 1/3
Conjunctival & ciliary injection
X3 X3bb
Ulkus kornea > 1/3 Ulkus kornea > 1/3
Keratomalacea
KLASIFIKASI XEROFTALMIA
(Lanjutan)
XS (Corneal scar/ jaringan parut pada kornea) Corneal scar/ jaringan parut pada kornea)
Tanda-tanda:
Kornea mata tampak putih/ bola mata mengecil
Meninggalkan bekas luka parut/ sikatrik Meninggalkan bekas luka parut/ sikatrik
Menjadi buta & tidak dpt sembuh, walau dioperasi
cangkok kornea
Corneal scar Corneal scar
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan) (lanjutan)
2. Anemia (kekurangan Fe, Cu, Vit. B12, 2. Anemia (kekurangan Fe, Cu, Vit. B12,
Asam folat) Asam folat)
ANEMIA ANEMIA
Kadar Hb dibawah normal Kadar Hb dibawah normal
Kadar Hb normal: Kadar Hb normal:
6 bulan 6 bulan 5 tahun 5 tahun : 11 : 11 g/ dl g/ dl
6 tahun 6 tahun 11 tahun 11 tahun : 11, 5 g/ dl : 11, 5 g/ dl 6 tahun 6 tahun 11 tahun 11 tahun : 11, 5 g/ dl : 11, 5 g/ dl
12 tahun 12 tahun 13 tahun 13 tahun : 12 g/ dl : 12 g/ dl
Tanda Tanda- -tanda klinis: tanda klinis:
- - daya tahan terhadap penyakit menurun daya tahan terhadap penyakit menurun
- - mudah lelah mudah lelah
- - pucat (mata, telapak tangan) pucat (mata, telapak tangan)
(Sumber: indicators for assessing iron deficiency and strategies for its (Sumber: indicators for assessing iron deficiency and strategies for its
prevention, WHO, UNICEF, UNU, 1998) prevention, WHO, UNICEF, UNU, 1998)
ANEMIA (lanjutan) ANEMIA (lanjutan)
Anemia kekurangan Fe (zat besi) Anemia kekurangan Fe (zat besi)
Fe (zat besi): Fe (zat besi):
- - Kofaktor enzim pada metabolisme Karbohidrat, Kofaktor enzim pada metabolisme Karbohidrat,
lemak dan protein. lemak dan protein.
- - Pertumbuhan, transpor oksigen dan kekebalan. Pertumbuhan, transpor oksigen dan kekebalan.
ANEMIA (lanjutan) ANEMIA (lanjutan)
Anemia kekurangan Fe (zat besi) Anemia kekurangan Fe (zat besi)
Fe (zat besi): Fe (zat besi):
- - Kofaktor enzim pada metabolisme Karbohidrat, Kofaktor enzim pada metabolisme Karbohidrat,
lemak dan protein. lemak dan protein.
- - Pertumbuhan, transpor oksigen dan kekebalan. Pertumbuhan, transpor oksigen dan kekebalan.
ANEMIA (lanjutan) ANEMIA (lanjutan)
Anemia kekurangan Cu (Copper) Anemia kekurangan Cu (Copper)
Cu: pertumbuhan, kekebalan, homeopoesis, Cu: pertumbuhan, kekebalan, homeopoesis,
metabolisme glukosa dan lemak metabolisme glukosa dan lemak, kofaktor , kofaktor enzim enzim
Defisiensi Cu: Defisiensi Cu:
- - Absorpsi zat besi turun Absorpsi zat besi turun
- - Zat besi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik Zat besi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh sel darah merah. oleh sel darah merah.
- - Pengeluaran cadangan zat besi meningkat Pengeluaran cadangan zat besi meningkat
- - Anemia hipokromik dan netropenia Anemia hipokromik dan netropenia
ANEMIA (lanjutan) ANEMIA (lanjutan)
Anemia kekurangan vitamin B12 (Kobalamin) Anemia kekurangan vitamin B12 (Kobalamin)
Defisiensi B12: Defisiensi B12:
- - glositis atrofik (lidah yang halus & mengkilap) glositis atrofik (lidah yang halus & mengkilap) - - glositis atrofik (lidah yang halus & mengkilap) glositis atrofik (lidah yang halus & mengkilap)
- - stomatitis (sudut mulut retak stomatitis (sudut mulut retak- -retak) retak)
- - mual, muntah, diare bergantian dgn konstipasi mual, muntah, diare bergantian dgn konstipasi
- - getah lambung tidak ada (achlorhydria & getah lambung tidak ada (achlorhydria &
achylia gastrica) achylia gastrica)
- - anemia makrositik hiperkromis anemia makrositik hiperkromis
ANEMIA (lanjutan) ANEMIA (lanjutan)
Anemia kekurangan asam folat Anemia kekurangan asam folat
Defisiensi asam folat: Defisiensi asam folat:
- - perubahan pada eritrosit perubahan pada eritrosit
- - anemia makrositik megaloblastik anemia makrositik megaloblastik - - anemia makrositik megaloblastik anemia makrositik megaloblastik
- - perubahan mukosa gastro perubahan mukosa gastro- -intestinum intestinum
- - diare diare
(Ilmu Gizi Klinis pada Anak, FKUI, 1990, Prof. DR.dr.Solihin Pudjiadi, DSAK) (Ilmu Gizi Klinis pada Anak, FKUI, 1990, Prof. DR.dr.Solihin Pudjiadi, DSAK)
ANEMIA ANEMIA
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan) (lanjutan)
3. Stomatitis (kekurangan vit. B, vit. C) 3. Stomatitis (kekurangan vit. B, vit. C)
Kekurangan vitamin B2 (riboflavin), B6 Kekurangan vitamin B2 (riboflavin), B6
(adermin), B12 (kobalamin) (adermin), B12 (kobalamin) (adermin), B12 (kobalamin) (adermin), B12 (kobalamin)
Kekurangan vitamin C (asam askorbik) Kekurangan vitamin C (asam askorbik)
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan) (lanjutan)
4. Kelainan pada kulit, gangguan pertumbuhan 4. Kelainan pada kulit, gangguan pertumbuhan
(kekurangan Zn) (kekurangan Zn)
Seng (Zn) berfungsi sebagai koenzim pada Seng (Zn) berfungsi sebagai koenzim pada
berbagai sistem enzim. berbagai sistem enzim. berbagai sistem enzim. berbagai sistem enzim.
Tanda Tanda- -tanda kelainan pada kulit: tanda kelainan pada kulit:
- Hipo/ hiperpigmentasi
- Deskuamasi (mengelupas)
- Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka
bakar) sering disertai infeksi sekunder
(candida)
Kelainan kulit (defisiensi Zn)
KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN KEKURANGAN MIKRO NUTRIEN
(lanjutan) (lanjutan)
5. Beri 5. Beri- -beri beri
(kekurangan vitamin B1/ Thiamin) (kekurangan vitamin B1/ Thiamin)
Vit.B1 sebagai ko Vit.B1 sebagai ko- -enzim metabolisme karbohidrat enzim metabolisme karbohidrat
PENYAKIT BERI PENYAKIT BERI- -BERI BERI
Tanda Tanda- -tanda klinis: tanda klinis:
- - Beri Beri- -beri infantil (keadaan akut) beri infantil (keadaan akut)
Tidak ada kenaikan berat badan, pilek, diare, Tidak ada kenaikan berat badan, pilek, diare,
kelainan jantung, kongesti paru kelainan jantung, kongesti paru- -paru, edema paru, edema kelainan jantung, kongesti paru kelainan jantung, kongesti paru- -paru, edema paru, edema
- - Beri Beri- -beri late infancy & childhood (keadaan beri late infancy & childhood (keadaan
menahun). Postur lebih kecil dari anak yang menahun). Postur lebih kecil dari anak yang
sehat, gizi kurang, edema, perut membuncit sehat, gizi kurang, edema, perut membuncit
oleh meteorismus) oleh meteorismus)
(Ilmu Gizi Klinis pada Anak, FKUI, 1990, Prof. DR.dr.Solihin Pudjiadi, DSAK) (Ilmu Gizi Klinis pada Anak, FKUI, 1990, Prof. DR.dr.Solihin Pudjiadi, DSAK)
POKOK BAHASAN 4 POKOK BAHASAN 4
TANDA TANDA- -TANDA TANDA TANDA TANDA- -TANDA TANDA
PENYAKIT PENYERTA PENYAKIT PENYERTA
TANDA TANDA- -TANDAPENYAKIT PENYERTA TANDAPENYAKIT PENYERTA
1. Diare Persisten 1. Diare Persisten
2. Parasit cacing 2. Parasit cacing 2. Parasit cacing 2. Parasit cacing
3. Tuberkulosis Paru 3. Tuberkulosis Paru
4. Malaria 4. Malaria
5. Pneumonia 5. Pneumonia
TANDA TANDA- -TANDA PENYAKIT PENYERTA TANDA PENYAKIT PENYERTA
(lanjutan) (lanjutan)
1. Diare Persisten 1. Diare Persisten
Diare Diare >> 14 hari dengan atau tanpa dehidrasi 14 hari dengan atau tanpa dehidrasi
Tanda dehidrasi: Tanda dehidrasi: Tanda dehidrasi: Tanda dehidrasi:
- - letargis, gelisah dan rewel letargis, gelisah dan rewel
- - sunken eyes (+/ sunken eyes (+/- -))
- - haus (minum sedikit/ banyak) haus (minum sedikit/ banyak)
- - turgor kulit lambat turgor kulit lambat
Dehydration Dehydration
Turgor :
Dehydration Dehydration
Sunken eyes
TANDA TANDA- -TANDA PENYAKIT TANDA PENYAKIT
PENYERTA (lanjutan) PENYERTA (lanjutan)
2. Parasit cacing 2. Parasit cacing
Ditemukan cacing/ telur cacing dalam Ditemukan cacing/ telur cacing dalam
tinja penderita tinja penderita tinja penderita tinja penderita
TANDA TANDA- -TANDA PENYAKIT TANDA PENYAKIT
PENYERTA (lanjutan) PENYERTA (lanjutan)
3. Tuberkulosis Paru 3. Tuberkulosis Paru
- kontak dgn penderita TB/ BTA positif
- uji tuberkulin positif (>10 mm) - uji tuberkulin positif (>10 mm)
- gambaran foto rontgen mendukung TB
- reaksi kemerahan yang cepat (3-7 hari)
setelah imunisasi BCG
- batuk-batuk > 3 minggu
- hambatan pertumbuhan
Tuberkulosis Paru Tuberkulosis Paru
(lanjutan) (lanjutan)
- sakit/ demam lama/ berulang tanpa
sebab jelas
- pembesaran kelenjar limfe
Bila ditemukan Bila ditemukan > > 3 positif dari tanda 3 positif dari tanda- -tanda tanda
diatas, diatas, dianggap TB Paru dianggap TB Paru
Gizi Buruk dengan TB Paru Gizi Buruk dengan TB Paru
Sumber: Pedoman Nasional TB anak, UKK
Pulmonologi PP IDAI, 2005
TANDA TANDA- -TANDA PENYAKIT TANDA PENYAKIT
PENYERTA (lanjutan) PENYERTA (lanjutan)
4. Malaria 4. Malaria
(Daerah malaria/ riwayat kunjungan ke
daerah risiko tinggi)
- Demam (teraba panas, suhu >37,5 C)
- Renjatan (shock)
- Kaku kuduk atau kejang
- Kesulitan bernafas
- Kuning (ikterik)
- Perdarahan
- Sediaan darah tebal (+) malaria
MALARIA (lanjutan) MALARIA (lanjutan)
Tanda Tanda- -tanda bahaya: tanda bahaya:
- - tidak dapat makan/ minum tidak dapat makan/ minum
- - tidak sadar tidak sadar
- - kejang kejang - - kejang kejang
- - muntah berulang muntah berulang
- - sangat lemah (tidak dapat duduk/ berdiri) sangat lemah (tidak dapat duduk/ berdiri)
(Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen (Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen
Pemberantasan Peny. Menular & Penyehatan Lingkungan, Pemberantasan Peny. Menular & Penyehatan Lingkungan,
Depkes RI, 2005) Depkes RI, 2005)
TANDA TANDA- -TANDA PENYAKIT PENYERTA TANDA PENYAKIT PENYERTA
(lanjutan) (lanjutan)
5. Pneumonia 5. Pneumonia
a. Pernafasan cepat dan tarikan dinding dada: a. Pernafasan cepat dan tarikan dinding dada:
- - < 2 bulan < 2 bulan : : >> 60 x/menit 60 x/menit
- - 2 bulan 2 bulan 12 bulan 12 bulan : : 50 x/menit 50 x/menit - - 2 bulan 2 bulan 12 bulan 12 bulan : : 50 x/menit 50 x/menit
- - > 12 bulan > 12 bulan 5 tahun 5 tahun : : 40 x/menit 40 x/menit
b. Batuk atau kesulitan bernafas b. Batuk atau kesulitan bernafas
((Sumber: MTBS, WHO) Sumber: MTBS, WHO)
MEP.
DIAGNOSIS :
1. Anamnesis
2. Pem.fisis 2. Pem.fisis
3. Pem. Penunjang : - laboratorium
- antropometri
- analisis diet
MEP.
Checklist : anamnesis
Makanan sehari-hari sebelum sakit
Pemberian ASI
Makanan/minuman beberapa hari terakhir
Mata cekung
Lama & frekuensi muntah-diare, penampilan
muntahan / feses
Lama & frekuensi muntah-diare, penampilan
muntahan / feses
Kapan kencing terakhir?
Kematian pada saudara kandung
Berat lahir?
Perkembangan psikomotor
Kontak dgn. penderita KP atau Campak
Imunisasi
MEP.
Checklist: pemeriksaan fisik
BB, TB atau PB
Tanda gangguan sirkulasi: tangan/kaki
dingin, nadi lemah, kesadaran menurun
Suhu : hipotermia atau demam Suhu : hipotermia atau demam
Frekuensi dan tipe pernafasan : tanda
pneumonia atau gagal jantung
Sangat pucat --> anemia berat
Mata: - lesi tanda defisiensi vit.A
- cekung dehidrasi
MEP.
Checklist: pemeriksaan fisik
Rasa haus, mukosa mulut kering,
THT : tanda infeksi
Abdomen : kembung, bising usus ?
Pembesaran atau nyeri pd hati; ikterus Pembesaran atau nyeri pd hati; ikterus
Kulit : tanda infeksi, purpura, lemak SC
Edema, atrofi otot
Penampilan feses
MEP berat : Kwashiorkor
Rambut
Wajah
Puffy
Edema
MEP berat : Kwashiorkor
Hepatomegali
Crazy pavement
dermatosis
Edema
Hepatomegali
MEP berat : Marasmus
Wajah
Rambut Rambut
Iga gambang
Atrofi otot
Lemak SC <<
MEP berat : Marasmus
limfadenopati
MEP berat : Marasmus + KP
Caverne
6 mgg setelah terapi Destroyed lung
MEP.
Pemeriksaan laboratorium :
Ada manfaatnya :
Gula darah : < 54 mg/dl = hipoglikemia
prep.apus darah : parasit malaria
Hb atau Ht : < 4 g/dl atau < 12% = anemia berat
Urin rutin/kultur: bakteri + atau > 10 lekosit/LPB = infeksi
Feses : darah + = disentri Feses : darah + = disentri
Giardia + / parasit lain = infeksi
Foto Rontgen : - toraks : Pneumonia
Gagal jantung
- tulang : rikets, fraktur
Tes tuberkulin : seringkali negatif
Kurang manfaatnya : protein serum, HIV, elektrolit
MEP/tatalaksana.
TATALAKSANA:
- MEP ringan-sedang :
- gejala klinik - , tampak kurus / hipotrofi
- tidak perlu dirawat - tidak perlu dirawat
- identifikasi penyebab
- penyuluhan & suplementasi
- MEP berat : rawat di RS
MEP/tatalaksana.
Kriteria lain utk perawatan di RS :
BB sangat rendah : - BB/TB < 70%
- BB/U < 60%
(- BB/U > 60% + edema)
dengan gejala lain :
- edema (M-K) - edema (M-K)
- dehidrasi berat
- diare persisten dan/atau muntah
- sangat pucat, hipotermia, syok
- tanda infeksi sistemik/lokal, sal nafas
- anemia berat ( Hb < 5 g/dl)
- ikterus
- tidak nafsu makan
- usia < 1 thn
MEP/tatalaksana.
Tanda / gejala dehidrasi pd. MEP-berat :
- Anak lemas, apatis sp.tidak sadar
- Nadi cepat dan lemah
- Tidak ada air mata bila menangis - Tidak ada air mata bila menangis
- Mata & UUB cekung
- Mukosa mulut kering
- kulit pucat, dingin, turgor <
- Diuresis << / -
MEP/tatalaksana.
5 ASPEK TATALAKSANA MEP-BERAT :
A. 10 langkah utama
B. Pengobatan penyakit penyerta
C. Kegagalan pengobatan
D. Pulang sebelum pemulihan tuntas
E. Tindakan pada kegawatan
MEP/tatalaksana.
A : 10 langkah utama
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
h 1-2 h 3-7 mg-2 mg 3-6 mg 7-26
1. Atasi/cegah
hipoglikemia
2. Atasi/cegah
hipotermia
3. Atasi/cegah
dehidrasi dehidrasi
4. Perbaiki gang-
guan elektrolit
5. Obati infeksi
6. Perbaiki def. tanpa Fe + Fe
Nutrien mikro
7. Beri diit awal
8. Beri diit T.kejar
9. Beri stimulasi
10. Siapkan tindak
lanjut
MEP/tatalaksana
B. PENGOBATAN PENYAKIT PENYERTA :
Infeksi bakteri :
- bila tanda infeksi tdk nyata : kotrimoksasol
( 5 mg TMP/kgbb, 2x/hari )
- bila tanda infeksi nyata / sepsis : - bila tanda infeksi nyata / sepsis :
- ampisilin 50 mg/kgbb/6 jam IM/IV
selama 2 hari oral
- gentamisin 7.5 mg/kgbb IM/IV, 7 hari
- bila KP + OAT
Infeksi virus : tidak diobati / simptomatik
- pasien MEP perlu mendapat vaksin Campak
MEP/tatalaksana
C. KEGAGALAN PENGOBATAN :
1. Pasien meninggal :
= dlm 24 jam pertama :
- hipoglikemia
- hipotermia - hipotermia
- dehidrasi
- sepsis
= dlm 24 72 jam :
- volume formula >>
- densitas kalori >>
MEP/tatalaksana
C. KEGAGALAN PENGOBATAN :
2. Kenaikan BB tidak adekwat :
- infeksi
- diet
- psikologik - psikologik
Kenaikan BB :
= baik : > 10 g/kgbb/h baik =
= sedang : 5-10 g/kgbb/h > 50 g/kgbb/mg
= kurang : < 5 g/kgbb/h atau < 50 g/kgbb/mg
MEP/tatalaksana
D. PULANG SEBELUM PEMULIHAN TUNTAS:
= beri nasehat makan :
- TKTP
- frekwensi makan sering ( 5x/hr )
- harus habis - harus habis
- suplementasi vit-min, elektrolit
- teruskan ASI
= kontrol sering ( 1x/mg )
= Imunisasi
E. Tindakan pd kegawatan :
5.1. Syok (renjatan) :
N2 atau RLG5%
15 ml/kgbb, 1 jam
Perbaikan
_
Ulangi 1 jam lagi
Resomal 10 ml/kgbb, 10 jam
Formula khusus
sepsis
Cairan rumat, 4 ml/kgbb
Darah segar, 10 ml/kgbb
Perbaikan
+
_
5. Tindakan pd kegawatan :
5.2. Anemia berat.
Hb ?
Hb < 4 g/dl Hb 4-6 g/dl Hb < 4 g/dl Hb 4-6 g/dl
Distres resp./gagal jantung?
Darah segar 10 ml/kgbb*
PRC 10 ml/kgbb*
Observasi
* : beri furosemid 1 mg/kgbb, iv, sblm transfusi
+
_
MEP/tatalaksana
PERSIAPAN PULANG :
- BB/TB sesuai, atau
MEP berat sedang/ringan
- penyuluhan untuk ortu tentang : - penyuluhan untuk ortu tentang :
- higiene dan sanitasi
- makanan sehat
- pentingnya imunisasi
- kontrol teratur
- pengobatan peny.khronik / TBC teruskan
- imunisasi dilengkapi
MEP/prognosis
PROGNOSIS :
- Jangka pendek : mortalitas masih tinggi
( 20-30 % ) ( 20-30 % )
- Jangka panjang : kualitas SDM<
Terimakasih
atas atas
perhatian

Vous aimerez peut-être aussi