Vous êtes sur la page 1sur 88

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA DEPOK
TAHUN ANGGARAN (TA) 2008

DI

DEPOK



AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V
PERWAKILAN PROVINSI JAWA BARAT
HASIL PEMERIKSAAN SEMESTER I TA 2009




Nomor : 23A/LHP/XVIII.BDG/05/2009
Tanggal : 20 Mei 2009
BUKU I
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

i
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI i
LAPORAN PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ............................... 1
LAPORAN KEUANGAN POKOK
1. Neraca Komparatif ..................................................................................................... 3
2. Laporan Realisasi Anggaran ...................................................................................... 5
3. Laporan Arus Kas ..................................................................................................... 7
4. Catatan atas Laporan Keuangan ................................................................................. 10
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN
1. Dasar Hukum Pemeriksaan ........................................................................................ 35
2. Tujuan Pemeriksaan ................................................................................................... 35
3. Sasaran Pemeriksaan .................................................................................................. 35
4. Standar Pemeriksaan .................................................................................................. 36
5. Metode Pemeriksaan .................................................................................................. 36
6. Waktu Pemeriksaan . .................................................................................................. 38
7. Obyek Pemeriksaan ................................................................................................... 38

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

1


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung J awab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan
Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa
Laporan Keuangan Pemerintah Kota Depok Tahun Anggaran 2008, yang terdiri atas Neraca per
31 Desember 2008, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan
Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan Keuangan Pemerintah Kota
Depok adalah tanggung jawab Walikota Depok. Tanggung jawab BPK RI adalah sebatas pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan Hasil Pemeriksaan.
BPK RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
yang ditetapkan oleh BPK RI. Standar tersebut mengharuskan BPK RI merencanakan dan
melaksanakan pemeriksaan agar BPK RI memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi penilaian, atas dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Depok, serta penilaian
terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK RI yakin bahwa pemeriksaan BPK
RI memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Kepatuhan terhadap peraturan perudang-undangan yang berlaku bagi Pemerintah Kota Depok
merupakan tanggung jawab Pemerintah Daerah tersebut. Sebagai bagian dari pemerolehan
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, BPK RI
melaksanakan pengujian atas kepatuhan Pemerintah Kota Depok terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan adalah tidak
untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.
Dalam melakukan pemeriksaan keuangan ini, BPK RI menemukan ketidakpatuhan kepada
ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan serta ketidakpatutan yang material.
Temuan ini telah BPK RI muat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan tertanggal 20 Mei
2009 kepada Pemerintah Kota Depok.
Dalam melakukan pemeriksaan keuangan ini, BPK RI mengungkapkan kondisi pengendalian
intern Pemerintah Kota Depok yang telah BPK RI muat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan atas
pengendalian intern tertanggal 20 Mei 2009.
Hasil Pengujian BPK RI terhadap desain dan penyelenggaraan sistem pengendalian intern terkait
dengan laporan keuangan tersebut menunjukkan kelemahan-kelemahan signifikan, antara lain
Nilai Aset Tetap sebesar Rp2.609.426.374.673,40 yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember
2008 berasal dari saldo awal hasil Inventarisasi PT Perintis Inovasindo Utama ditambah dengan
realisasi belanja modal TA 2005 sampai dengan tahun 2008 dan nilai ini berbeda dengan nilai
menurut Bagian Perlengkapan selaku Pengelola Barang Daerah serta berbeda dengan nilai

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

2
menurut SKPD karena perbedaan pengakuan aset. Dan masih terdapat aset-aset yang belum
diakui karena belum ada nilainya sehingga nilai aset dalam neraca sulit dilakukan penelusuran
dan untuk diyakini kewajarannya.
Menurut pendapat BPK RI, kecuali untuk dampak atas hal-hal yang diungkapkan pada paragraf
sebelumnya, laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan Pemerintah Kota Depok per 31 Desember 2008, realisasi anggaran, dan arus kas untuk
tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.












Pemerintah Kota Depok 3


PEMERINTAH KOTA DEPOK
NERACA
PER 31 DESEMBER TAHUN 2008 DAN TAHUN 2007
(Audited)

(Dalam Rupiah)
U R A I A N Tahun 2008 Tahun 2007

ASET

ASET LANCAR 215.217.759.289.50 204.472.971.207,53
Kas 189.521.857.460,22 190.556.945.785,53
Kas di Kas Daerah 182.853.394.196,22 166.598.597.133,53
Kas di Bendahara Penerimaan -
Kas di Bendahara Pengeluaran 6.668.463.264,00 23.958.348.652,00

Piutang 16.041.451.308,03 10.824.216.048,00
Piutang Pajak 508.559.234,00 72.649.939,00
Piutang Retribusi - 5.587.000,00
Piutang Dana Bagi Hasil 15.052.302.274.03 9.260.979.109,00
Piutang Lain-lain 480.589.800,00 1.485.000.000,00
Persediaan 9.654.450.521,25 3.091.809.374,00

INVESTASI JANGKA PANJANG 15.171.320.035,00 14.435.492.110,00
Investasi Permanen 15.171.320.035,00 14.435.492.110,00
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 15.171.320.035,00 14.435.492.110,00

ASET TETAP 2.609.426.374.673,40 2.349.719.252.011,04
Tanah 1.484.293.660.789,00 1.466.153.580.669,00
Peralatan dan Mesin 150.635.874.739,00 109.219.813.965,00
Gedung dan Bangunan 447.230.820.380,00 400.688.074.108,00
J alan, Irigasi dan J aringan 522.130.727.215,40 345.587.709.301,90
Aset Tetap Lainnya 1.413.018.000,00 1.093.971.200,00
Konstruksi Dalam Pengerjaan 3.722.273.550,00 26.976.102.767,14
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap - -
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap -

DANA CADANGAN -
Dana Cadangan

ASET LAINNYA 1.485.000.000,00 -
Aset Lain-lain 1.485.000.000,00 -

JUMLAH ASET 2.841.300.453.997,90 2.568.627.715.328,57


KEWAJIBAN 12.748.986.779,11 15.439.378.687,08



KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 7.208.754.885,68 8.238.695.091,13

Utang Perhitungan Pihak ketiga 412.500,00

Utang J angka Pendek Lainnya 7.208.342.385,68 8.238.695.091,13
Pemerintah Kota Depok 4




KEWAJIBAN JANGKA PANJANG 5.540.231.893,43 7.200.683.595,95

Utang J angka Panjang Lainnya 5.540.231.893,43
7.200.683.595,95




EKUITAS DANA 2.828.551.467.218,79 2.553.188.336.641,49



Ekuitas Dana Lancar 208.009.004.403,82 196.234.276.116,40

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 189.518.961.678,22 190.556.945.785,53

Pendapatan yang Ditangguhkan 2.483.282,00

Cadangan Piutang 16.041.451.308,03 10.824.216.048,00

Cadangan Persediaan 9.654.450.521,25 3.091.809.374,00


Dana Yang harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang
(7.208.342.385,68) (8.238.695.091,13)
J angka Pendek

Ekuitas Dana Investasi 2.620.542.462.814,97 2.356.954.060.525,09
Dinvestasikan dalam Investasi J angka Panjang 15.171.320.035,00 14.435.492.110,00

Dinvestasikan dalam Aset Tetap 2.609.426.374.673,40 2.349.719.252.011,04
Dinvestasikan dalam Aset Lainnya 1.485.000.000,00 -


Dana Yang harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang
(5.540.231.893,43) (7.200.683.595,95)
J angka Panjang
Ekuitas Dana Cadangan - -
Dinvestasikan dalam Dana Cadangan

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 2.841.300.453.997,90 2.568.627.715.328,57



Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan



















Pemerintah Kota Depok 5








PEMERINTAH KOTA DEPOK
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2008

(Dalam Rupiah)
NOMOR URAIAN
ANGGARAN REALISASI
%
2008 2008
1 2 3 4 5

1
PENDAPATAN


1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH 97.139.989.565,57 112.763.185.732,30 116,08
1.1.1
Pendapatan Pajak Daerah 43.538.335.236,92 48.456.451.986,00 111,30
1 .1.2
Pendapatan Retribusi Daerah 26.267.935.664,00 32.979.350.563,00 125,55
1.1.3
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
3.756.353.155,00 2.656.353.155,00 70,72
1.1.4
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 23.577.365.509,65 28.671.030.028,30 121,60
1.2
PENDAPATAN TRANSFER 695.471.982.826,29 714.343.823.474,00 102,71
1.2.1
Transfer Pemerintah Pusat - Dana
Perimbangan
574.268.400.146,29 593.140.240.794,00 103,29
1.2.1.1
Dana Bagi Hasil Pajak 130.808.223.887,19 150.881.744.391,00 115,35
1.2.1.2
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya
Alam)
8.673.789.259,10 7.472.109.403,00 86,15
1.2.1.3
Dana Alokasi Umum 427.136.387.000,00 427.136.387.000,00 100,00
1.2.1.4
Dana Alokasi Khusus 7.650.000.000,00 7.650.000.000,00 100,00

1.2.2
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 3.087.137.680,00 3.087.137.680,00 100,00
1.2.2.1
Dana Otonomi Khusus - -
1.2.2.2
Dana Penyesuaian 3.087.137.680,00 3.087.137.680,00 100,00

1.2.3
Transfer Pemerintah Provinsi 118.116.445.000,00 118.116.445.000,00 100,00
1.2.3.1
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 118.116.445.000,00 118.116.445.000,00 100,00
1.2.3.2
Pendapatan Bagi Hasil lainnya - -

1.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 51.162.891.218,00 57.621.296.218,00 112,62
1.3.1
Pendapatan Hibah - -
1.3.2
Pendapatan Dana Darurat - -
1.3.3
Pendapatan lainnya 51.162.891.218,00 57.621.296.218,00 112,62



Jumlah 843.774.863.609,86 884.728.305.424,30 104,85

2
BELANJA

2.1
BELANJA OPERASI 706.348.124.290,50 645.717.311.147,04 91,42
2.1.1
Belanja Pegawai 396.870.011.441,10 375.522.932.191,00 94,62
2.1.2
Belanja Barang 158.436.082.791,40 130.941.348.474,04 82,65
2.1.3
Belanja Bunga - -
2.1.4
Belanja Subsidi - -
2.1.5
Belanja Hibah 39.886.114.000,00 38.746.360.000,00 97,14
2.1.6
Belanja Bantuan Sosial 111.155.916.058,00 100.506.670.482,00 90,42
Pemerintah Kota Depok 6

2.1.7
Belanja Bantuan Keuangan - -

2.2
BELANJA MODAL 290.682.060.979,89 233.911.308.153,57 80,47
2.2.1
Belanja Tanah 34.217.732.624,50 18.140.080.120,00 53,01
2.2.2
Belanja Peralatan dan Mesin 50.233.721.935,00 41.416.060.774,00 82,45
2.2.3
Belanja Gedung dan Bangunan 53.901.470.660,29 46.536.221.672,00 86,34
2.2.4
Belanja J alan, Irigasi dan J aringan 151.971.943.260,10 127.499.898.787,57 83,90
2.2.5
Belanja Aset Tetap Lainnya 357.192.500,00 319.046.800,00 89,32
2.2.6
Belanja Aset Lainnya - -

2.3
BELANJA TIDAK TERDUGA 33.927.894.170,00 3.054.642.100,00 9,00
2.3.1
Belanja Tidak Terduqa 33.927.894.170,00 3.054.642.100,00 9,00

Jumlah 1.030.958.079.440,39 882.683.261.400,61 85,62



Surplus/ (Defisit) (187.183.215.830,53) 2.045.044.023,69 (1,09)


3
PEMBIAYAAN


3.1
PENERIMAAN DAERAH
3.1.1
Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA)
190.556.945.785,53 190.556.945.785,53 100,00
3.1.2
Pencairan Dana Cadangan
3.1.3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan

3.1.4
Penerimaan Pinjaman Daerah
3.1.5
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah
744.372.000,00 - -
3.1.6
Penerimaan Piutang Daerah 9.210.546.245,00 9.210.546.245,00 100,00

Jumlah 200.511.864.030,53 199.767.492.030,53 99,63

3.2
PENGELUARAN DAERAH
3.2.1
Pembentukan Dana Cadangan
3.2.2
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah
Daerah
1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 100,00
3.2.3
Pembayaran Pokok Utang 11.584.276.200,00 11.293.574.376,00 97,49
3.2.4
Pemberian Pinjaman Daerah 744.372.000,00 - -

Jumlah 13.328.648.200,00 12.293.574.376,00 92,23



Pembiayaan Neto 187.183.215.830,53 187.473.917.654,53 100,16


3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) - 189.518.961.678,22

Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan










Pemerintah Kota Depok 7



PEMERINTAH KOTA DEPOK
L A P O R A N A R U S K A S
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER TAHUN 2008 DAN
TAHUN 2007

URAIAN TAHUN 2008





ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI







Arus Kas Masuk



Pajak Daerah 48.456.451.986,00


Retribusi Daerah 32.979.350.563,00


Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 2.656.353.155,00


Lain-lain PAD Yang Sah 28.666.658.778,30


Dana Bagi Hasil Pajak 150.881.744.391,00


Dana Bagi Hasil Bukan Pajak ( SDA ) 7.472.109.403,00


DAU 427.136.387.000,00


DAK 7.650.000.000,00


Dana Otonomi Khusus -


Dana Penyesuaian 3.087.137.680,00


Pandapatan Bagi Hasil Pajak 118.116.445.000,00


Pandapatan Bagi Hasil Lainnya -


Hibah -


Dana Darurat -


Pendapatan Lainnya 57.621.296.218,00





Jumlah 884.723.934.174,30





Arus kas Keluar


Belanja Pegawai 375.522.932.191,00


Belanja Barang Dan J asa 130.941.348.474,04


Belanja Bunga


Belanja Subsidi -


Belanja Hibah 38.746.360.000,00


Belanja Bantuan Sosial 100.506.670.482,00


Belanja Bantuan Keuangan -


Belanja Tak Terduga 3.054.642.100,00


Belanja Bagi Hasil Desa -


Jumlah 648.771.953.247,04





Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 235.951.980.927,26








Pemerintah Kota Depok 8



ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN





Arus Kas Masuk -


Pendapatan Penjualan atas tanah -


Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin -


Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan 4.371.250,00


Pendapatan Penjualan atas J alan, Irigasi dan jaringan -


Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap Lainnya -


Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya -


Jumlah 4.371.250,00








Arus kas Keluar


Belanja Tanah 18.140.080.120,00


Belanja Peralatan dan Mesin 41.416.060.774,00


Belanja Gedung dan Bangunan 46.536.221.672,00


Belanja J alan, Irigasi dan J aringan 127.499.898.787,57


Belanja Aset Tetap Lainnya 319.046.800,00


Belanja Aset Lainnya -


Jumlah 233.911.308.153,57





Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (233.906.936.903,57)





ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN





Arus Kas Masuk


Pencairan Dana Cadangan


Hasil Penjualan Aset/ Kekayaan Daerah Yg dipisahkan


Penerimaan Pinjaman dan Obligasi


Penerimaan Kembali Pinjaman Daerah -


Penerimaan Piutang Daerah 9.210.546.245,00


Jumlah 9.210.546.245,00





Arus kas Keluar


Pembentukan Dana Cadangan


Penyertaan Modal Pemda 1.000.000.000,00


Pembayaran Pokok Utang, Pinjaman & Obligasi 11.293.574.376,00


Pemberian Pinjaman Daerah -


Jumlah 12.293.574.376,00





Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembi yaan (3.083.028.131,00)








ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN





Arus Kas Masuk


Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga 23.951.135.749,00


Jumlah 23.951.135.749,00





Arus kas Keluar


Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 23.951.135.749,00


Jumlah 23.951.135.749,00





Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran 0,00



Pemerintah Kota Depok 9



Kenaikan ( Penurunan ) Bersih Kas Selama Periode (1.037.984.107.31)





Saldo Awal Kas 190.556.945.785,53





Saldo Akhir Kas 189.518.961.678,22





- Kas di BUD 182.853.394.196,22





- Kas di Bendahara Pengeluaran 6.665.567.482,00





Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan secara keseluruhan





Pemerintah Kota Depok



10




PEMERINTAH KOTA DEPOK
Catatan atas Laporan Keuangan
31 Desember 2008 Dan 2007
(Dinyatakan Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

1. PENDAHULUAN

a. Informasi Umum

Kota Administratif Depok, dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 43 Tahun
1981 yang peresmiannya diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 1982.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Tingkat II Cilegon yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, Kota
Administratif Depok dihapus dan dibentuk menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Depok. Kotamadya Daerah
Tingkat II Depok diresmikan pada tanggal 27 April 1999 bersamaan dengan pelantikan Pejabat Walikotamadya
Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat
sebagai Walikota Kota Administratif Depok.

Sejak Juni 1999, sesuai dengan Pasal 121 dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah, sebutan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok berubah menjadi Kota Depok.

Batas-batas Wilayah Kota Depok adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang dan
Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi dan
Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten
Daerah Tingkat II Bogor;
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten
Daerah Tingkat II Bogor.

Wilayah Kota Depok terdiri dari :

a. Kecamatan Beji
b. Kecamatan Pancoran Mas
c. Kecamatan Sukmajaya
d. Kecamatan Limo
e. Kecamatan Cimanggis
f. Kecamatan Sawangan




Pemerintah Kota Depok



11
Berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 170/Kep.1125-Dekon/2004 tanggal 11 Nopember 2004
tentang Peresmian Ketua dan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok Masa Jabatan Tahun
2004 2009, dan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 171/Kep.866-Dekon/2004 tanggal 26 Agustus 2004
tentang Peresmian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok Hasil Pemilihan Umum Tahun
2004 Untuk Masa Jabatan Tahun 2004 2009, susunan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Depok per 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :


2008 2007

Ketua DPRD H. Naming D Bothin, S.Sos H. Naming D Bothin, S.Sos
Wakil Ketua DPRD Drs. Amri Yusra, M.Si Drs. Amri Yusra, M.Si
Wakil Ketua DPRD Agung Witjaksono, SH, MM Agung Witjaksono, SH, MM
Anggota DPRD Ir. H. ImamBudi Hartono Ir. H. ImamBudi Hartono
Anggota DPRD Kuat Sukardiyono, A.Md Kuat Sukardiyono, A.Md
Anggota DPRD Busri Syahril Kusdiarto, S.Pd, MM
Anggota DPRD Drs. H. Mohammad Said, M. Hum Drs. H. Mohammad Said, M. Hum
Anggota DPRD Dedy Martoni, S.Pd Dedy Martoni, S.Pd
Anggota DPRD Hj. Ratna Nuryana, SE Hj. Ratna Nuryana, SE
Anggota DPRD H. Naisan H. Naisan
Anggota DPRD Drs. Rintisyanto Drs. Rintisyanto
Anggota DPRD Wahyudi, S.Sos Wahyudi, S.Sos
Anggota DPRD H. Anda Suhanda R, S.Sos, M.Si H. Anda Suhanda R, S.Sos, M.Si
Anggota DPRD Siswanto Siswanto
Anggota DPRD H. Dadang Ibrahim H. Dadang Ibrahim
Anggota DPRD KH. Syihabuddin Ahmad, BA KH. Syihabuddin Ahmad, BA
Anggota DPRD Qurtifa Wijaya, S.Ag Qurtifa Wijaya, S.Ag
Anggota DPRD M. Supariyono, A.Md, Ak M. Supariyono, A.Md, Ak
Anggota DPRD Rahmat Sukindar Rahmat Sukindar
Anggota DPRD Drs. Machruf Aman, MM Drs. Machruf Aman, MM
Anggota DPRD Lewi Oktaviano, A.Md Lewi Oktaviano, A.Md
Anggota DPRD Drs. Murthada Sinuraya, MM Drs. Murthada Sinuraya, MM
Anggota DPRD Hasbullah Rahmad, S.Pd, M.Hum Hasbullah Rahmad, S.Pd, M.Hum
Anggota DPRD Widya Jaya Antara Widya Jaya Antara
Anggota DPRD Muhammad Triyono Muhammad Triyono
Anggota DPRD Ritandiyono, S.Psi, M.Si Ritandiyono, S.Psi, M.Si
Anggota DPRD Jaya Wilakaya Jaya Wilakaya
Anggota DPRD Nuri Wasisaningsih, S.Pd Nuri Wasisaningsih, S.Pd
Anggota DPRD Adriyana Wirasantana, SE Adriyana Wirasantana, SE
Anggota DPRD Babai Suhaimi Babai Suhaimi
Anggota DPRD H. Amsir H. Amsir
Anggota DPRD Anita Dyah Puspitasari, B.Sc Anita Dyah Puspitasari, B.Sc
Anggota DPRD H. Ahmad Dahlan H. Ahmad Dahlan
Anggota DPRD Otto Simon Leander Otto Simon Leander
Anggota DPRD Mazhab HM. Mazhab HM.
Anggota DPRD Budi Wahyudi, MM Budi Wahyudi, MM
Anggota DPRD H.M. Soewarkih H.M. Soewarkih
Anggota DPRD Sjuhada Sjuhada
Anggota DPRD R. Sugiharto R. Sugiharto
Anggota DPRD KH. Ahmad Damanhuri KH. Ahmad Damanhuri
Anggota DPRD Muttaqin, S.Si Muttaqin, S.Si
Anggota DPRD Lia Kamelia, S.Pd Lia Kamelia, S.Pd
Anggota DPRD Marlyn Agnes Pantouw, S.Sos Marlyn Agnes Pantouw, S.Sos
Anggota DPRD Zaenuddin Zaenuddin
Anggota DPRD H. ImamSoebardjo H. ImamSoebardjo

Sedangkan Susunan Perangkat Pemerintahan Kota Depok adalah sebagai berikut :



Pemerintah Kota Depok



12
2008 2007

Walikota DR. Ir. Nurmahmudi Ismail, M.Sc DR. Ir. Nurmahmudi Ismail, M.Sc
Wakil Walikota Drs. Yuyun Wira Saputra, MM Drs. Yuyun Wira Saputra, MM
Sekretaris Daerah Dra. Winwin Winantika, MM Dra. Winwin Winantika, MM
Asisten Pembangunan Ir. Abdul Haris, MPM Drs. Nana Sudjana, MM
Asisten Administrasi Drs. Iskandar Rais, M.Si Drs. Bambang Wahyudi, MM
Asisten Tata Praja Drs. Bambang Wahyudi, MM H. Kudsi Bambang, SH, MM
Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah

Ir. Khamid Wijaya

Plt. Ir. Abdul Haris, MPM
Kepala Badan Pengawasan Daerah Drs. Mulyamto Plt. Drs. Mulyamto
Kepala Dinas Pendapatan Daerah Drs. Sayid Cholid Drs. Sayid Cholid
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ir. Herman Hidayat Plt. Ir. Herman Hidayat
Kepala Dinas Pertanian Drs. H. Rumanul Hidayat, SH,M.Si Ir. Khamid Wijaya
Kepala Dinas Kependudukan Drs. H. Dedi Setiadi, MM Plt. Jondra Putra, SP, M.Si
Kepala Dinas Kebersihan dan
Pertamanan

Ir. WalimHerwandi, M.Si

Ir. WalimHerwandi, M.Si
Kepala Dinas Pendidikan Eti Suryahati, SE, M.Si Drs. Sriyamto, MM
Kepala Dinas Kesehatan dr. Mien Hartati dr. Rustono Pinangdjoyo, MM
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Sosial

Drs. Moh. Ridwan, MM

Drs. Moh. Ridwan, MM
Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan

Ir. Utuh Karang Topanesa, MM

Drs. Rumanul Hidayat, MSc.
Kepala Dinas Lalu Lintas Angkutan
Jalan

Drs. Dindin Djaenudin

Eti Suryahati, SE
Kepala Dinas Pengelola Pasar Drs. Tutun Sufiyan Sulaiman, MM Drs. Tutun Sufiyan Sulaiman, MM
Kepala Dinas Tata Kota dan
Bangunan

Ir. Rendra Fristoto, MM

Ir. Utuh Karang Topanesa, MM
Kepala Kantor PemadamKebakaran H. Mumun M. Munir, SH, M.Si H. Mumun M. Munir, SH, M.Si
Kepala Kantor Polisi Pamong Praja Drs. Sariyo Sabani Drs. Sariyo Sabani
Kepala Kantor Pariwisata Drs. Gagah Sunu Sumantri, M.Pd Drs. Azwar Darmansyah, MM
Kepala Kantor Koperasi Drs. H. Achmad Soleh, MM Drs. Rahmat Subagyo, MM
Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Keluarga
Sejahtera


Asep Roswanda, M.Pd


Ir. Rendra Fristoto, MM
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa
Perlindungan Masyarakat

Drs. Azwar Darmansyah, MM

Drs. Atep Hikmat Rusdiana, MM
Komisi Pemilihan UmumDaerah
(KPUD)

Drs. Ade Salam

Drs. Kamil Sugandi
Camat Beji Drs. Taufan Abdul Fatah. MH Drs. Tatang Sudirman
Camat Pancoranmas Rd. Sudrajat S.Sos, M.Si Drs. Tedy Hasanudin
Camat Sukmajaya Drs. Muksit Hakim Nina Sujana, S.Sos, M.Si
Camat Cimanggis Agus Gunanto, SH, M.Si Lutfi Fauzi, SH
Camat Sawangan Drs. Usman Haliyana Drs. Usman Haliyana
Camat Limo Drs. Yayan Arianto, S.Sos, M.Si Drs. Yayan Arianto, S.Sos, M.Si


Jumlah anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non PNS dari Kota Depok untuk tahun 2008 dan 2007
adalah sebagai berikut:

2008 2007
Anggota DPRD 44 45
PNS 7.110 6.828
Non-PNS 338 825
Jumlah 7.492 7.698





Pemerintah Kota Depok



13
b. Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah
diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dengan terlebih
dahulu melakukan konversi laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan Permendagri 13/2006.

Konversi dilakukan dengan mengacu kepada Buletin Teknis No. 03 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan Konversi yang diterbitkan oleh
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). Konversi mencakup jenis laporan, basis akuntansi,
pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan pos-pos laporan keuangan, struktur APBD, klasifikasi anggaran,
aset, kewajiban, ekuitas, arus kas, serta catatan atas laporan keuangan.

c. Kebijakan Fiskal / Keuangan
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 dan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 bahwa perimbangan
keuangan Pusat dan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal mengandung pengertian bahwa
kepada Daerah diberikan kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri dan didukung dengan
perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah.

Sejalan dengan pembagian kewenangan yang disebutkan diatas, maka pengaturan pembiayaan Daerah
dilakukan berdasarkan asas penyelenggaraan pemerintahan tersebut. Pembiayaan penyelenggaraan
pemerintahan berdasarkan asas desentralisasi dilakukan atas beban APBD, sedangkan pembiayaan
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelaksanaan asas dekonsentrasi dilakukan atas beban APBN
dan pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka tugas pembantuan dibiayai atas beban
anggaran tingkat pemerintahan yang menugaskan.

Selanjutnya dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayananan kepada masyarakat berdasarkan
asas desentralisasi, kepada Daerah diberikan kewenangan untuk memungut pajak dan retribusi (tax
assignment) dan pemberian bagi hasil penerimaan (revenue sharing) serta bantuan keuangan (grant) atau
dikenal sebagai Dana Perimbangan. Daerah juga diberikan kewenangan untuk melakukan pinjaman baik dari
dalam negeri maupun dari luar negeri. Pinjaman tersebut dapat berupa pinjaman jangka pendek untuk
membiayai kesulitan arus kas Daerah dan pinjaman jangka panjang untuk membiayai kebutuhan pengeluaran
untuk penyediaan sarana dan prasarana Daerah.

Transparansi dan akuntabilitas merupakan wujud pertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap
pelaksanaan anggaran sementara disiplin anggaran ditunjukkan untuk tercapainya keseimbangan antara
pendapatan dan belanja. Prinsip yang lain yang dilaksanakan adalah prinsip partisipatif untuk mengakomodir
aspirasi dan kebutuhan masyarakat serta prinsip anggaran kinerja yang didasarkan pada indikator-indikator
yang jelas dan terukur.

Sumber-sumber pembiayaan Daerah yang utama dalam rangka pelaksanaan desentralisasi fiskal meliputi :

1) Pendapatan Asli Daerah
Salah satu wujud dari pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah pemberian sumber-sumber penerimaan
bagi Daerah yang dapat digali dan digunakan sendiri sesuai dengan potensinya masing-masing.
Kewenangan Daerah untuk memungut pajak dan retribusi diatur dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun
2000 yang merupakan penyempurnaan dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 dan ditindaklanjuti
dengan peraturan pelaksanaannya yaitu dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang
Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah.



Pemerintah Kota Depok



14

Berdasarkan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut, Daerah diberikan kewenangan untuk
memungut 11 jenis pajak dan 28 jenis retribusi. Penetapan jenis pajak dan retrIbusi tersebut didasarkan
pada pertimbangan bahwa jenis pajak dan retribusi tersebut secara umum dipungut hampir di semua
Daerah dan merupakan jenis pungutan yang secara teoritis dan praktik merupakan jenis pungutan yang
baik.

2) Dana Perimbangan.
a. Bagian Daerah dalam bentuk bagi hasil penerimaan (Revenue Sharing).
Untuk menambah pendapatan Daerah dalam rangka pembiayaan pelaksanaan fungsi yang menjadi
kewenangan dilakukan dengan pola bagi hasil penerimaan pajak dan bukan pajak (SDA) antara Pusat
dan Daerah. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004.

b. Dana Alokasi Umum.
Implikasi langsung dari kewenangan / fungsi yang diserahkan kepada Daerah sesuai dengan Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 adalah kebutuhan dana yang cukup besar, oleh karenanya diperlukan
bantuan dana dari Pemerintah Pusat dalam bentuk dana perimbangan.

Untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antara Pusat
dan Daerah telah diatasi dengan adanya perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah (dengan
kebijakan bagi hasil dan DAU minimal sebesar 25% dari Penerimaan Dalam Negeri). Dengan
perimbangan tersebut, khususnya dari DAU akan memberikan kepastian bagi Daerah dalam
memperoleh sumber-sumber pembiayaan untuk membiayai kebutuhan pengeluaran yang menjadi
tanggungjawabnya.

Berdasarkan konsep fiscal gap, distribusi DAU daerah-daerah yang memiliki kemampuan relatif besar
akan lebih kecil dan sebaliknya daerah-daerah yang mempunyai kemampuan keuangan relatif kecil
akan memperoleh DAU yang relatif besar.

c. Dana Alokasi Khusus
Pada hakikatnya pengertian Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang berasal dari APBN, yang
dialokasikan kepada Daerah untuk membantu membiayai kebutuhan khusus. Pengalokasian DAK
ditentukan dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN.


d. Entitas Akuntansi
Pemerintah Kota Depok memberikan wewenang kepada Bagian Keuangan Sekretariat Daerah dan Bendahara
Umum Daerah untuk mengelola administrasi keuangan daerah beserta pelaporan keuangannya. Bagian
Keuangan Sekretariat Daerah dan Bendahara Umum Daerah selaku entitas pelaporan melakukan fungsi
penganggaran, fungsi verifikasi (aspek formal transaksi), fungsi perbendaharaan dan fungsi akuntansi sampai
dengan tanggal 31 Desember 2008.Namun dengan dilaksanakannya Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Struktur Organisasi Perangkat Daerah mulai tahun 2009 maka penyusunan laporan keuangan TA. 2009
berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan
dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Depok.






Pemerintah Kota Depok



15
e. Kinerja Keuangan
1) Realisasi Pendapatan Tahun 2008

Jenis Pendapatan Anggaran Realisasi %
Pendapatan Asli Daerah:
Pajak Daerah 43.538.335.236,92 48.456.451.986,00 111,30
Retribusi Daerah 26.267.935.664,00 32.979.350.563,00 125,55
Bagian Laba Usaha Daerah 3.756.353.155,00 2.656.353.155,00 70,72
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 23.577.365.509 28.671.030.028,30 121,60
JumlahPendapatan Asli Daerah 97.138.989.565,57 112.763.185.732,30 116,08
Pendapatan Transfer :
Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 574.268.400.146,29 593.140.240.794,00 102,71
Transfer Pemerintah Pusat - lainnya 3.087.137.680,00 3.087.137.680,00 100,00
Transfer Pemerintah Provinsi 118.116.445.000,00 118.116.445.000,00 100,00
JumlahPendapatan Transfer 695.471.982.826,29 714.343.823.474,00 102,71
Lain-lainPendapatan yang Sah
51.162.891.218,00 57.621.296.218,00 112,62
JumlahPendapatan
843.774.863.609,86 884.728.305.424,30 104,85

Pendapatan Asli Daerah Kota Depok tahun 2008 tergolong masih relatif rendah yaitu sebesar 12,75 %
dari Total Pendapatan Daerah. Dengan demikian ketergantungan keuangan Pemerintah Daerah
kepada pemerintah pusat dirasakan masih cukup besar yaitu sebesar 87,25 %. Komposisi
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Bagian Laba Usaha Daerah
dan Lain-lain Pendapatan yang Sah sebagaimana yang tertera dalam tabel di atas. Dari
penerimaan Pendapatan Asli Daerah ini yang memberikan kontribusi terbesar adalah dari Pajak
Daerah yaitu sebesar 43,01 % sedangkan dari Retribusi Daerah sebesar 29,27 %.

Besarnya Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2008 adalah Rp 427.136.387.000,00 dari jumlah
dana DAU ini dialokasikan untuk pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil sebesar 53,45 % dan
sebesar 46,55 % untuk pelayanan publik dan lainnya. Hal ini mengambarkan bahwa Pemerintah
Kota Depok masih belum dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat secara maksimal
disebabkan kebutuhan untuk gaji dan aparatur masih dominan.

Namun demikian Pemerintah Kota Depok terus berupaya mengatasi keterbatasan-keterbatasan
keuangan daerah dengan menyempurnakan manajemen keuangan, melakukan efesiensi dan
penghematan, mempertajam prioritas dan berupaya untuk melakukan intensifikasi serta
ekstensifikasi dalam pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah.



2. Realisasi Belanja Tahun 2008

Jenis Belanja Anggaran Realisasi %
Belanja Operasi 706.348.124.290,50
645.717.311.147,04
91,42
Belanja Modal 290.682.060.979,89 233,911.308.153,57 80,47
Belanja Tak Terduga 33.927.894.170,00 3.054.642 .100,00 9,00
Jumlah Belanja 1.030.958.079.440,39 882.683.261.400,61 86,62

Belanja operasi merupakan belanja yang terbesar dari seluruh komponen belanja yaitu sebesar 73,15 %.
Belanja operasi terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja hibah dan belanja bantuan
sosial, dengan komposisi belanja pegawai 58,16 %, belanja barang dan jasa 20,28 %, belanja hibah 6,00
%, belanja bantuan sosial sebesar 15,57 % dari jumlah belanja operasi.


Pemerintah Kota Depok



16

Belanja modal terealisasi sebesar 26,50 % dari nilai total belanja dalam tahun 2008, dengan komposisi
belanja terbesar digunakan untuk belanja modal jalan, irigasi dan jaringan yaitu sebesar 54,51 %.
Selanjutnya digunakan untuk belanja modal gedung dan bangunan sebesar 19,89 %, belanja peralatan dan
mesin sebesar 17,71 %, belanja modal tanah sebesar 7,76 % dan belanja modal aset tetap lainnya
sebesar 0,14 %

Realisasi belanja tak terduga tahun 2008 hanya sebesar 0,35 % dari total belanja atau 9,00 % dari jumlah
yang dianggarkan.


3. Realisasi Pembiayaan Tahun 2008

Pembiayaan Anggaran Realisasi %
Penerimaan Pembiayaan
Penggunaan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran 190.556.945.785,53 190.556.945.785,53 100 ,00
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 743.372.000,00 - -
Penerimaan Piutang Derah 9.210.546.245,00 9.210.546.245,00 100,00
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 200.511.864.030,53 199.767.492030,53 99,63
Pengeluaran Pembiayaan
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 100,00
Pembayaran Pokok Utang 11.584.276.200,00 11.293.574.376,00 97,49
Pemberian Pinjaman Daerah 744.372.000,00 - -
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 13.328.648.200,00 12.293.574.376,00 92,23
Jumlah Pembiayaan Neto 187.183.215.830,53 187.473.917.654,22 100,16

Anggaran pembiayaan tidak seluruhnya terealisasi, khususnya realisasi Pembayaran Pokok Utang hanya
sebesar 97.49%, Secara keseluruhan realisasi pembiayaan neto adalah 100,16 % dari anggarannya.



2. IKHTISAR KEBIJAKANAKUNTANSI

Kebijakan akuntansi dan pelaporan yang dianut Pemerintah Kota Depok mengacu kepada :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor: 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;



Pemerintah Kota Depok



17
Prinsip-prinsip akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk
tahun yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, adalah sebagai berikut :

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan,
belanja dan pembiayaan dalam perhitungan realisasi anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset,
kewajiban, dan ekuitas dalam neraca, dan diukur dengan konsep biaya historis/perolehan.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan perubahan dalam
kas dan setara kas dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi aset non keuangan, aktivitas pembiayaan dan
aktivitas non anggaran.

b. Prinsip-prinsip Penggabungan
Laporan keuangan merupakan penggabungan laporan keuangan seluruh Unit/Satuan Kerja Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang meliputi 31 (tiga puluh satu) Unit/Satuan Kerja yang terdiri dari Sekretariat, Dinas,
Badan, dan Kantor.

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo yang material antar Unit/Satuan Kerja telah dieliminasi dalam
penyajian laporan keuangan gabungan.

Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan gabungan telah diterapkan secara
konsisten oleh semua Unit/Satuan Kerja kecuali dinyatakan secara khusus.

Laporan keuangan Perusahaan Daerah yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Pemerintah Kota
Depok, dan yang merupakan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, tidak dikonsolidasikan dalam laporan
keuangan ini.

c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintahan Daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah. APBD Pemerintah Kota Depok Tahun Anggaran 2008 dan 2007 masing-masing
telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor: 01 Tahun 2007 tentang APBD Tahun Anggaran 2007
(Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2007 Nomor: 01) dan Peraturan Daerah Nomor: 02 Tahun 2008 tentang
APBD Tahun Anggaran 2008 (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2006 Nomor: 02 Seri A), sebagaimana
telah diubah masing-masing dengan Peraturan Daerah Nomor: 04 Tahun 2007 tentang Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2007 (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2007 Nomor : 04) dan Peraturan Daerah Nomor:
10 Tahun 2008 tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2008 (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2008
Nomor : 10 Seri A), dan terakhir dengan Peraturan Walikota Depok Nomor : 11 Tahun 2008 tentang Penjabaran
Perubahan APBD Tahun Anggaran 2008 (Berita Daerah Kota Depok Tahun 2008 Nomor : 11).

Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan satu kesatuan yang terdiri dari
Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan. Semua pendapatan, belanja dan pembiayaan
dianggarkan dan dicatat berdasarkan azas bruto.

d. Pendapatan
Pendapatan adalah peningkatan aset dan/atau penurunan hutang yang berasal dari berbagai kegiatan dalam
satu Tahun Anggaran.



Pemerintah Kota Depok



18
Pendapatan adalah semua penerimaan kas yang menambah Ekuitas Dana Lancar dalam periode Tahun
Anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak Pemerintah Daerah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh
Pemerintah Kota Depok.

Pendapatan dicatat berdasarkan penerimaan bruto (azas bruto) sebelum dikompensasikan dengan
pengeluaran, dan diakui dalam Tahun Anggaran berjalan dan pada akhir Tahun Anggaran

Pengakuan pendapatan dalam Tahun Anggaran berjalan dicatat berdasarkan jumlah kas yang diterima. Pada
akhir Tahun Anggaran, pendapatan diakui berdasarkan jumlah pendapatan yang telah menjadi hak, yang
sampai dengan akhir Tahun Anggaran bersangkutan belum ada realisasi penerimaan kas dan dicatat di Neraca
sebagai penambahan Piutang dan Ekuitas Dana Lancar.

Pendapatan diakui setelah ada bukti setor ke Kas Daerah dan apabila sampai akhir tahun belum direalisasi ke
Kas Daerah maka dicatat di Neraca sebagai penambahan Kas dan Ekuitas Dana Lancar.

Pendapatan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan.

Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan pada periode
penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang
terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang
sama.

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan yang
terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang Ekuitas Dana Lancar pada periode
ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.

Sumber Pendapatan Daerah
Terdiri dari :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik
daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.

2. Pendapatan Transfer yaitu dana yang di transfer dari pemerintah pusat dan propinsi berupa bagian daerah
dari bagi hasil pajak (pajak bumi dan bangunan, dan bea perolehan hasil atas tanah dan bangunan), bagi
hasil bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus.

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, seperti hibah, dana darurat dan Lain-lain pendapatan yang
ditentukan pemerintah.

e. Belanja
Belanja adalah penurunan aset dan/atau kenaikan hutang yang digunakan untuk berbagai kegiatan dalam satu
Tahun Anggaran. Belanja adalah semua pengeluaran kas yang mengurangi Ekuitas Dana Lancar dalam periode
Tahun Anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Daerah.
Belanja diakui dalam Tahun Anggaran berjalan dan pada akhir Tahun Anggaran.

Pengakuan Belanja Non Modal/Investasi dalam Tahun Anggaran berjalan dicatat berdasarkan jumlah kas yang
dikeluarkan dan/atau akan dikeluarkan. Pada akhir Tahun Anggaran, Belanja Non Modal diakui berdasarkan


Pemerintah Kota Depok



19
jumlah belanja non modal yang sampai akhir Tahun Anggaran telah menjadi kewajiban tetapi belum ada
realisasi pengeluaran kas dan dicatat di Neraca sebagai penambahan Kewajiban Lancar/Utang dan Ekuitas
Dana Lancar.

Belanja Modal diakui dalam periode berjalan pada saat aset yang dibeli telah diterima dan hak kepemilikannya
telah berpindah.

Koreksi atas Pengeluaran Belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi dalam Tahun Anggaran berjalan
dicatat sebagai pengurangan belanja. Apabila diterima pada Tahun Anggaran berikutnya, koreksi atas
pengeluaran belanja dicatat dalam Lain-lain Pendapatan Yang Sah.

f. Surplus/Defisit
Surplus/Defisit adalah selisih lebih/kurang antara Pendapatan dan Belanja dalam satu Tahun Anggaran.

g. Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan Pemerintah Daerah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran Pemerintah Daerah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan Surplus Anggaran.

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan kas antara lain berasal dari Sisa Lebih Pembiayaaan
Anggaran Tahun Lalu, penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi Perusahaan
Daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan.

Penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima dan dicatat berdasarkan azas bruto.

Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran kas antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga,
penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode Tahun Anggaran tertentu,
dan pembentukan dana cadangan. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan.

Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan
dalam periode Tahun Anggaran tertentu.

h. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan
pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan.

Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.

i. Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Berbentuk Barang dan Jasa
Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk barang dan jasa dilaporkan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dengan cara menaksir nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi.

j. Piutang Pajak dan Retribusi
Piutang Pajak merupakan piutang yang diakui atas Pajak Daerah yang dicatat berdasarkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) dan Surat Ketetapan Pajak


Pemerintah Kota Depok



20
Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT) yang telah dikeluarkan dalam tahun berjalan akan tetapi belum
dilunasi oleh Wajib Pajak pada tanggal 31 Desember.

Piutang Retribusi merupakan piutang yang diakui atas Retribusi Daerah yang dicatat berdasarkan Surat
Ketetapan Retribusi Daerah yang telah dikeluarkan dalam tahun berjalan akan tetapi belum dilunasi oleh Wajib
Retribusi pada tanggal 31 Desember.

Piutang pajak dan retribusi dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih berdasarkan
Surat Keputusan Walikota dengan persetujuan DPRD.

k. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang diperoleh dengan maksud untuk
mendukung kegiatan operasional Pemerintah Kota Depok dan barang-barang, termasuk hewan ternak dan
tanaman, yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persediaan diakui sebesar biaya perolehannya yang terakhir diperoleh, berdasarkan hasil inventarisasi fisik
yang dilakukan pada setiap akhir Tahun Anggaran.

l. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah menggambarkan jumlah pengeluaran yang dibayar oleh Pemerintah Kota
Depok untuk penyertaan modal dalam Badan Usaha Milik Pemerintah/Daerah yang merupakan investasi
permanen atau investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan.

Penyertaan modal yang kepemilikannya kurang dari 20% dan lebih dari 50%, masing-masing dicatat dengan
menggunakan metode biaya dan metode ekuitas.

Investasi dicatat dengan menggunakan metode biaya sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi
tersebut diakui sebesar bagian hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait.

Pemerintah Daerah mencatat investasi dengan menggunakan metode ekuitas awal sebesar biaya perolehan
dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi Pemerintah Daerah setelah tanggal perolehan.

Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk saham yang diterima Pemerintah Daerah akan mengurangi nilai
investasi Pemerintah Daerah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai investasi
juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi Pemerintah Daerah, misalnya adanya perubahan
yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.

Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal Pemerintah Daerah yang
pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila
menggunakan metode ekuitas, bagian laba yang diperoleh oleh Pemerintah Daerah akan dicatat mengurangi
nilai investasi Pemerintah Daerah dan tidak dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Kecuali untuk dividen
dalam bentuk saham yang diterima akan menambah nilai investasi Pemerintah Daerah dan Ekuitas Dana Yang
Diinvestasikan dengan jumlah yang sama.






Pemerintah Kota Depok



21
m. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun anggaran dan digunakan
untuk penyelenggaraan kegiatan Pemerintah Kota Depok dan pelayanan masyarakat. Aset tetap diakui sebesar
harga perolehannya.

Penyusutan atau depresiasi atas aset tetap, sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor: 903/1601/SJ
tertanggal 17 Juli 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan APBD, untuk sementara belum dilaksanakan.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai biaya pada saat biaya tersebut dibayar atau dikeluarkan.
Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset tetap atau yang memberikan tambahan manfaat
ekonomis berupa peningkatan kapasitas dikapitalisasi. Aset dalam penyelesaian atau kontruksi dalam
pangerjaan diakui sebesar harga perolehan. Akumulasi biaya tersebut direklasifikasi ke perkiraan aset tetap
pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai dan siap dipakai. Penerimaan dari hasil Penjualan Aset
Tetap Yang Tidak Terpakai, apabila ada, dicatat sebagai bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) di dalam
Pos Lain-lain PAD Yang Sah dan Aset Tetap yang bersangkutan dikeluarkan dari Daftar Inventaris Daerah.

n. Dana Cadangan
Dana Cadangan diakui pada akhir Tahun Anggaran berdasarkan jumlah pembiayaan yang berupa penerimaan
transfer dari Dana Cadangan atau jumlah pembiayaan yang berupa pengeluaran transfer ke Dana Cadangan.

o. Ekuitas Dana
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Ekuitas dana terdiri
dari Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan.

Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana lancar antara
lain sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA), cadangan piutang, cadangan persediaan, dan dana yang harus
disediakan untuk pembayaran utang/kewajiban jangka pendek.

Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan Pemerintah Daerah yang tertanam dalam investasi jangka
panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan
mencerminkan kekayaan Pemerintah Daerah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan-
peraturan perundang-undangan.


p. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum mengharuskan
Pemerintah Kota Depok untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban
kontinjen pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan belanja selama periode pelaporan. Hasil
yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.











Pemerintah Kota Depok



22
PENJELASANPOS-POS LAPORANKEUANGAN

LAPORANREALISASI ANGGARAN

3. PENDAPATANASLI DAERAH
Pendapatan Asli Daerah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai
berikut:

Anggaran
2008
Realisasi
2008

%
Realisasi
2007

Pajak Daerah:
Pajak Hotel 1.408.052.609,71 1.658.480.431,00 117,79 1.433.568.696,00
Pajak Restoran 15.342.644.475,72 17.746.763.032,00 115,67 15.129.339.253,00
Pajak Hiburan 1.889.094.773,16 2.464.074.076,00 130,44 1.887.301,264,00
Pajak Reklame 3.754.903.559,50 4.316.077.876,00 114,95 2.802.234.350,00
Pajak Penerangan Jalan 19.782.000.000,00 20.701.221.970,00 104,65 19.819.728,787,00
Pajak Parkir 1.361.639.818,83 1.569.834.601,00 115,29 1.323.587.111,00
JumlahPajakDaerah 43.538.335.236,92 48.456.451.986,00 104,83 42.395.759.461,00

Retribusi Daerah:

Pelayanan Kesehatan 3.863.017.500,00 4.224.351.650,00 109,35 1.664.013.000,00
Pelayanan Persampahan /Kebersihan 2.074.512.000,00 2.078.191.000,00 100,18 1.907.681.500,00
Penggantian Biaya Cetak KTP 1.500.000.000,00 1.832.178.000,00 122,15 1.524.792.500,00
Penggantian Biaya Cetak Akta Catatan Sipil 400.000.000,00 487.215.000,00 121,80 618.290.000,00
Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat 112.812.500,00 113.256.000,00 100,39 110.745.550,00
Parkir Tepi Jalan Umum 43.644.000,00 43.890.000,00 100,56 41.770.000,00
Pasar 2.892.330.000,00 2.893.531.500,00 100,04 2.842.007.000,00
Pengujian Kendaraan Bermotor 1.192.347.800,00 1.123.343.100,00 94,21 1.094.846.350,00
Pemakaian Kekayaan Daerah 330.274.000,00 391.363.730,00 118,50 790.325.910,00
Terminal 1.221.837.500,00 1.063.773.800,00 87,06 1.172.921.000,00
Penyedotan Kakus 308.160.000,00 3.09.190.000,00 100,33 312.982.000,00
Rumah Potong Hewan 170.500.000,00 170.519.00,00 100,01 156.056.500,00
Izin Mendirikan Bangunan 7.802.870.000,00 11.994.952.611,00 153,72 9.071.531.113,00
Izin Gangguan / HO 1.255.240.750,00 1.456.133,809,00 116,00 1.253.679.150,00
Izin Trayek 212.687.500,00 265.572,500,00 124,87 237.283.500,00
Jasa Usaha Pengolahan Limbah Cair 38.225.000,00 40.120.000,00 104,96 36.145.000,00
Izin Pemanfaatan Ruang (IPR) 2.370.375.000,00 3.971.863.863,00 167,56 2.737.080.066,00
Surat Izin Usaha Perdagangan 71.004.131,50 65.090.000,00 91,67 69.535.000,00
Wajib Daftar Perusahaan 55.627.982,50 54.860.000,00 98,62 56.135.000,00
Izin Usaha Bidang Industri 49.470.000,00 53.080.000,00 107,30 49.600.000,00
Izin Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Swasta
(IPPKS) 135.000.000,00 174.825.000,00 129,50 197.950.000,00
Izin Usaha Jasa Konstruksi 88.000.000,00 92.000.000,00 104,55 32.500.000,00
Izin Pariwisata 80.000.000,00 80.050.000,00 100,06 73.650.000,00
JumlahRetribusi Daerah 26.267.935.664,00 32.979.350.563,00 125,55 26.051.519.089,00



Anggaran
2008
Realisasi
2008

%
Realisasi
2007
Hasil PengelolaanKekayaan Daerah yang
Dipisahkan


Bagian Laba Lembaga Keuangan Bank
*)
2.656.353.155,00 2.656.353.155,00 100,00 1.627.750.359,00
Bagian Laba Usaha PDAMKabupaten Bogor
**)
1.100.000.000,00 - -

1.000.000.000,00
JumlahHasil Pengelolaan Kekayaan Daerahyang
Dipisahkan 3.756.353.155,00 2.656.353.155,00 70,72 2.627.750.359,00




Pemerintah Kota Depok



23


Anggaran
2008
Realisasi
2008

%
Realisasi
2007
Lain-lainPendapatan Asli Daerah
Hasil Penjualan Aset Daerah
Yang Tidak Dipisahkan - 4.371.250,00 - 28.600.000,00
Penerimaan Jasa Giro 5.385836.686,65 8.710.430.240,00 161,73 8.679.702.666,00
Penerimaan Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah 5.500.000,00 - - 185.668.125,00
Penerimaan Denda atas Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan - - - 51.138.898,00
Penerimaan Denda Pajak - 61.779.928,30 - 84.781.737,00
Penerimaan Denda Retribusi 62.112,00 - -
Penerimaan dari Pengembalian 1.349.714.614,00 1.335.144.000,00 98,92 2.069.019.636,00
Penerimaan Lainnya 16.836.314.209,00 18.559.242.498,00 109,12 4.171.727.483,00
JumlahLain-lain Pendapatan Asli Daerah 23.577.365.509,65 28.671.030.028,30 121,60

15.270.638.545,00

JumlahPendapatan Asli Daerah 97.139.989.565,57 112.763.185.732,30 116,08 86.345.667.454,00


*) Merupakan bagian dividen tahun buku 2007 yang merupakan hak Pemerintah Kota Depok atas kepemilikan
saham pada PT. Bank Jabar Banten sebesar Rp 14.895.492.110,00 (2008) (lihat catatan No. 16).


**) Merupakan bagian hasil laba usaha PDAM Kabupaten Bogor untuk laba tahun 2007 yang seharusnya diterima
oleh Pemerintah Daerah Kota Depok dalam Tahun Anggaran 2008 . Bagian laba yang merupakan hak
Pemerintah Kota Depok adalah sebesar 20% dari laba usaha PDAM Kabupaten Bogor akan tetapi dalam tahun
anggaran ini Pemerintah Kota Depok belum dapat menerima bagi hasil tersebut dikarenakan masa berlaku
Keputusan Bupati Bogor nomor 592.3/18/Kts/Huk/2002 tentang pembagian hasil laba usaha Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor kepada Pemerintah Kota Depok.Sesuai dengan Surat Keputusan
di atas, Pemerintah Kota Depok mendapatkan 20% dengan tidak mengikat selama 3 (tiga) tahun dan dapat
diperpanjang kembali atas dasar kesepakatan.

Pada saat laporan ini dibuat, masa berlaku keputusan pembagian hasil laba tersebut telah berakhir dan belum
diperpanjang kembali.



4. PENDAPATANTRANSFER

Rincian Pendapatan Transfer untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :


Anggaran
2008
Realisasi
2008

%
Realisasi
2007
Pemerintah Pusat - DanaPerimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak :
Pajak Bumi dan Bangunan 52.179.437.636,60 55.239.810.277,00 105,87 49.059.439.920,00
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan 51.643.213.005,21 68.426.760.547,00 132,50 52.765.266.372,00
PPH 25 & psl 29 WP Orang Pribadi dalamnegeri &
PPh 21 21.363.379.167,00 21.510.060.391,00 100,69 11.402.727,515,00
Pajak Bumi & Bangunan (PBB) dari Tingkat Pusat 3.493.816.885,40 3.258.659.077,00 93,27 3.375.513.075,00
BPHTB dari Bagian Pemerintah Pusat 2.128.377.192,98 2.446.454.099,00 114,94 1.847.635.990,00
Jumlah 130.808.223.887,19 150.881.744.391,00 115,35 118.450.582.872,00




Pemerintah Kota Depok



24

Dana Bagi Hasil Sumber DayaAlam:

Iuran Hak Pengusahaan Hutan 479.117.784,19 417.715.797,00 87,18 139.976.888,00
Iuran Kuasa Usaha Pertambangan 256.453.065,72 314.782.824,00 122,74 262.242.354,00
Pungutan Hasil Perikanan 350.109.409,19 163.213.161,00 46,62 557.174.503,00
Minyak Bumi 6.660.304.000,00 5.882.425.298,00 88,32 2.210.541.009
Gas Alam 927.805.000,00 693.972.323,00 74,80 188.606.951,00
Jumlah 8.673.789.259,10 7.472.109.403,00 86,15 3.358.541.705,00


Pemerintah Pusat Lainnya

Dana Alokasi Umum 427.136.387.000,00 427.136.387.000,00 100,00 381.095.000.000,00
Dana Alokasi Khusus 7.650.000.0000,00 7.650.000.000,00 100,00 11.877.000.000,00

JumlahPendapatan Transfer DanaPerimbangan 574.268.400.146,29 593.140.240.794,00 100,00 514.781.124.577,00


Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya
Dana Penyesuaian 3.087.137.680,00 3.087.137.680,00 100,00 13.300.000.000,00

JumlahTransfer PemerintahPusat Lainnya 3.087.137.680,00 3.087.137.680,00 100,00 13.300.000.000,00

Transfer Pemerintah Provinsi

Pendapatan Bagi Hasil Pajak:

Pajak Kendaraan Bermotor 32.205.000.000,00 32.205.000.000,00 100,00 29.355.000.000,00
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 46.455.000.000,00 46.455.000.000,00 100,00 34.629.495.000,00
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 38.570.000.000,00 38.570.000.000,00 100,00 33.915.000.000,00
Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah 788.025.000,00 788.025.000,00 100,00 798.000.000,00
Pajak Pemanfaatan Air Permukaan 98.420.000,00 98.420.000,00 100,00 88.445.000,00
Jumlah 118.116.445.000,00 118.116.445.000,00 100,00 98.785.940.000,00

Total Pendapatan Transfer
695.471.982.826,29 714.343.823.474,00 102,71 626.867.064.577,00



5. LAIN-LAINPENDAPATAN YANG SAH

Rincian Lain-lain Pendapatan Yang Sah untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:


Anggaran
2008
Realisasi
2008

%
Realisasi
2007

Bantuan dari Pemerintah Daerah Lainnya - -
Pendapatan Hibah - 85.000.000,00
Pendapatan Lainnya 51.162.891.218,00 57.621.296.218,00 112,62 53.502.193.768,00
JumlahLain-lainPendapatan
Yang Sah
51.162.891.218,00
57.621.296.218,00 112,62 53.587.193.768,00









Pemerintah Kota Depok



25
6. BELANJA OPERASI

Rincian Belanja Operasi untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:


Anggaran
2008
Realisasi
2008

%
Realisasi
2007

Belanja Pegawai 396.870.011.441,10 375.522.932.191,00 94,62 315.857.163.362,52
Belanja Barang dan Jasa 158.436.082.791,40 130.941.348.474,04 82,65 120.044.881.147,93
Belanja Hibah 39.886.114.000,00 38.746.360.000,00 97,14 10.500.000.000,00
Belanja Bantuan Sosial 111.155.916.058,00 100.506.670.482,00 90,42 98.176.817.024,00
JumlahBelanjaOperasi 706.348.124.290,50 645.717.311.147,04 91,42 544.578.861.534,45




7. BELANJA MODAL

Rincian Belanja Modal untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:


Anggaran
2008
Realisasi
2008

%
Realisasi
2007

Belanja Tanah 34.217.732.624,50 18.140.080.120,00 53,01 21.464.343.550,00
Belanja Peralatan dan Mesin 50.233.721.935,00 41.416.060.774,00 82,45 22.604.730.038,00
Belanja Gedung dan Bangunan 53.901.470.660,29 46.536.221.672,00 86,34 47.729.688.900,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 151.971.943.260,10 127.499.898.787,57 83,50 78.124.108.063,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 357.192.500,00 319.046.800,00 89,32 100.069.000,00
JumlahBelanjaModal 290.682.060.979,00 233.911.308.153,57 80,47 170.022.939.551,20


8. BELANJA TIDAK TERDUGA

Belanja Tidak Terduga untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:


Anggaran
2008
Realisasi
2008

%
Realisasi
2007

BelanjaTidak Terduga 33.927.894.170,00 3.054.642.100,00 9 4.580.066.000,00



9. PEMBIAYAAN

Rincian Pembiayaan untuk Tahun Anggaran 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :


Anggaran
2008
Realisasi
2008

%
Realisasi
2007

PENERIMAANPEMBIAYAAN
Penggunaan SiLPA 190.556.945.785,53 190.556.945.785,53 100,00 147.143.204.988,29
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 744.372.000,00 - - 411.480.000,00
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah
Daerah Lainnya 9.210.546.245,00 9.210.546.245,00 100,00 8.433.209.980,00
JumlahPenerimaan 200.511.864.030 199.767.492.030,00 100,00 155.987.894.968,29



Pemerintah Kota Depok



26
PENGELUARANPEMBIAYAAN
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 100,00 2.000.000.000,00
Pembayaran Utang Pokok Pinjaman DalamNegeri-lainnya 11.584.276.200,00 11.293.574.376,00 97,49 10.637.527.896,11
Pemberian Pinjaman Daerah 744.372.000,00 - - 411.480.000,00
JumlahPengeluaran 13.328.648.200,00 12.293.574.376,00 92,23 13.049.007.896,11
Pembiayaan Neto 187.183.215.830,00 187.473.917.654,53 100,16 142.938.887.072,18



Pemerintah Kota Depok



27
PENJELASANPOS-POS NERACA

11. KAS DI KAS DAERAH

Terdiri dari :
2008 2007
Kas di Kas Daerah :
Kas di Bendahara Pengeluaran 6.668.463.264,00 23.958.348.652,00
PT. Bank Jabar Banten 182.853.394.196,22 166.598.597.133,53
JumlahKas di Kas Daerah 189.521.857.460,22 190.556.945.785,53

Jumlah Kas Daerah di atas telah sesuai dengan hasil rekonsiliasi atas posisi saldo per 31 Desember 2008.

12. PIUTANG PENDAPATAN ASLI DAERAH

Terdiri dari :
2008 2007

Piutang Pajak Hotel 7.475.475,00 9.164.065,00
Piutang Pajak Restoran 41.263012,00 14.707,602,00
Piutang Pajak Hiburan 448.708.390,00 14.373,400,00
Piutang Pajak Parkir 10.467.580,00 34.404.872,00
Piutang Pajak Reklame 644.777,00 -
Piutang Retribusi - 5.587.000,00
JumlahPiutangPendapatan Asli Daerah 508.559.234,00 78.237.939,00

Jumlah piutang pajak di atas adalah sebesar ketetapan pajak yang telah diterbitkan namun belum dilakukan
pembayarannya sampai dengan 31 Desember 2008.

13. PIUTANG DANA BAGI HASIL
Terdiri dari :
2008 2007

Piutang PKB 5.832.714.738,75 2.539.991.685,00
Piutang BBNKB 9.216.382.192,05 5.309.306.341,00
Piutang PBBKB 1.350.236.781,00
Piutang ABT/APER 3.205.343,22 5.424.438,00
PHH 40.556.120,00
Kemetrologian 15.463.744,00
JumlahPiutangDana Bagi Hasil 15.052.302.274,02 9.260.979.109,00

Jumlah piutang di atas telah sesuai dengan hasil rekonsiliasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan
Pemerintah Kota Depok.

14. PIUTANG LAIN-LAIN
Terdiri dari :
2008 2007

Piutang Ganti Rugi atas Kekayaan Daerah - -
Piutang Lain-Lain Pendapatan 480.589.800,00 1.4850.000.000,00
JumlahPiutangLain-Lain Pendapatan 480.589.800,00 1.4850.000.000,00

Merupakan pencairan SP2D Double dengan No. 07372/1.03.01/BL-LS/XII/2008 atas nama Ir. Hendrik P. Paulus (
CV. Putra Jaya Mukti) sebesar Rp. 480.589,- untuk kegiatan peningkatan jalan. Sedangkan piutang sebesar Rp.
1.485.000.000,00 pada tahun 2008 direklasifikasi pada pos Aset Lainnya, mengingat jumlah tersebut merupakan


Pemerintah Kota Depok



28
piutang terhadap asuransi DPRD Kota Depok tahun 2004 yang tidak dapat dipastikan tertagih dalam satu tahun
kedepan.

15. PERSEDIAAN
2008 2007

Dinas Kesehatan 8.653.930.521,25 2.430.863.936,00
DLLAJ 297.579.440,00 121.623.225,00
DKLH 121.563.140,00 134.601.550,00
KUKM 255.000,00 -
Disnakersos 10.622.600,00 672.950,00
Sekretariat Daerah 135.305.500,00 148.573.950,00
Dinas Pendapatan 237.989.455,00 188.328.010,00
Dinas PMKS - 60.747.600,00
Kecamatan Sawangan 261.450,00 404.300,00
Kantor Arsip - 3.027.500,00
Dinas Pertanian 3.781.900,00 698.600,00
Dinas Pengelola Pasar 355.305,00 2.262.000,00
Dinas Pekerjaan Umum 142.467.500,00 -
Kantor PemadamKebakaran 1.258.000,00 -
Dinas Tata Kota dan Bangunan 13.884.500,00 -
Sekretariat DPRD 8.146.960,00 -
Kecamatan Beji 345.000,00 -
Kecamatan Cimanggis 2.299.300,00 -
Kecamatan Pancoran Mas 462.175,00 -
Kecamatan Limo 512.175,00
Kecamatan Sukmajaya 1.208.500,00 -
Dinas Perindustrian dan Perdagangan 3.111.500,00 -
Kantor Kesbang dan Linmas 724.500,00 -
Kantor Satpol PP 4.818.300,00
Badan Pengawas Daerah 13.567.800,00 -
JumlahPersediaan
9.654.450.521,25 3.091.809.374,00

Jumlah persediaan diatas merupakan realisasi dari pelaksanaan inventarisasi yang dilaporkan oleh masing-masing SKPD.


16. PENYERTAANMODAL PEMERINTAHDAERAH

Saldo Penyertaan Modal Pemerintah Daerah, yang merupakan penyertaan modal Pemerintah Kota Depok per 31
Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut :

2008 2007

PT. Bank Jabar Banten 14.895.492.110,00 13.895.492.110,00
PT. Pradas Depok 275.827.925,00 540.000.000,00
JumlahPenyertaanModal Pemerintah Daerah
15.171.320.035,00 14.435.492.110,00


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyetaan Modal Daerah Kota Depok
kepada PT. Bank Jabar Banten, Pemerintah Kota Depok memberikan tambahan setoran Modal sebesar Rp.
1.000.000.000,00 Sehingga sampai dengan tahun 2008 jumlah modal disetor Pemerintah Kota Depok menjadi
sebesar Rp. 14.895.492110,00

PT. Pradas Depok (Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan), didirikan dan berkedudukan di Depok berdasarkan
akta notaris No. 56 dari Ny. Esther Mercia Sulaiman, SH, notaris di Jakarta, tanggal 24 September 2004, dan sesuai


Pemerintah Kota Depok



29
dengan Peraturan Daerah Kota Depok No. 10 Tahun 2003, Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2003 No. 17 Seri
D, tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah; Keputusan Walikota Depok tertanggal 24 Pebruari 2004, No.
539/68/Kpts/Bapp/Hk/2004 tentang Penentuan Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah Kota Depok.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor : C-34357 HT.01.01.TH.2004, tanggal 30 September 2004. PT.
Pradas Depok (Perusahaan Dalam Tahap Pengembangan) adalah perseroan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota
Depok (90%) dan Pusat Koperasi Pegawai Kota Depok (10%). Sampai dengan 31 Desember 2008 realisasi
penyertaan oleh Koperasi Pegawai Kota Depok belum disetorkan.

Pada bulan Agustus 2005 uang muka setoran modal Pemerintah Kota Depok sebesar Rp 490.000.000,00 tersebut
ditarik kembali berdasarkan surat Walikota Depok, Nomor : 900/918a-Keu, tanggal 15 Agustus 2005.
Berdasarkan hasil audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry pada tahun
2008, jumlah penyertaan modal yang semula Rp. 540.000.000,00 saat ini tinggal Rp. 275.827.925,00 Berkurangnya
penyertaan modal tersebut dikarenakan adanya penggunaan modal untuk kegiatan operasi perusahaan serta proses
recruitment direksi dan staf diawal berdirinya perusahaan.


17. ASET TETAP

2008
Saldo Penambahan / Pengurangan / Saldo
Awal Koreksi Koreksi Akhir

Tanah
1,466,153,580.669,00
18.140.080.120,00 -
1.484.293.660.789,00
Peralatan dan Mesin
109,219.813.965,00
41.416.060.774,00 -
150.635.874.739,00
Gedung dan Bangunan
400.688.074.108,00
46.547.117.522,00 4.371.250,00
447.230.820.380,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan
345.587.709.301,90
180.266.266.463,50 3.723.248.550,00
522.130.727.215,40
Aset Tetap Lainnya 1.093.971.200,00 319.046.800,00 1.413.018.000,00
Konstruksi dalamPengerjaan 26.976.102.767,14 8.446.173.023,62 31.700.002.240,76* 3.722.273.550,00
JumlahAsetTetap 2.349.719.252.011,04 295.134.744.703,12 35.427.622.040,76 2.609.426.374.673,40


Aset tetap terdiri dari aset tetap hasil penyerahan dari Kabupaten Bogor yang dicatat berdasarkan Berita Acara
No.011/300-BPKAD/No. 030/1159-Umum tanggal 3 Oktober 2001 tentang Serah Terima Aset Milik Pemerintah
Kabupaten Bogor Kepada Pemerintah Kota Depok (Tahap I) dan pembelian (penjualan/penghapusan) selama tahun
anggaran berjalan.

Adapun jumlah realisasi aset tetap merupakan hasil penambahan atau mutasi aset dari pembelian belanja modal
berdasarkan SP2D/ SPMU/ SPM. Penetapan saldo awal aset tetap telah ditampilkan pada neraca Laporan
Perhitungan APBD pada Tahun Anggaran 2002, dimana jumlah awal aset tetap adalah aset tetap hasil penyerahan
dari Kabupaten Bogor yang dicatat berdasarkan Berita Acara No.011/300-BPKAD/No. 030/1159-Umum ditambahkan
dengan hasil mapping realisasi belanja Modal dari Buku Perda Perhitungan APBD (Belanja Pembangunan).
Pencantuman nilai aset tetap belum berdasarkan inventarisasi aset/barang.

Penambahan nilai aset tetap ini belum termasuk penambahan dari Hadiah, Fasos Fasum, Hibah dari Tingkat Pusat/
Departemen atau Propinsi.

Beban bunga dalam rangka penyelesaian Konstruksi dalam pengerjaan dikapitalisasi sebagai biaya perolehan aset
tetap Konstruksi dalam pengerjaan yang bersangkutan, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pernyataan
No. 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan.



Pemerintah Kota Depok



30
*) Konstruksi Dalam pengerjaan yang diakui dalam neraca dilakukan koreksi sebesar Rp. 31.700.002.240,76 yang
merupakan aset tetap Bangunan Air (Irigasi) dari pengadaan Retikulasi saluran air untuk cikal bakal PDAM Kota
Depok yang telah dimanfaatkan dan dioperasikan serta telah menghasilkan pendapatan bagi Pemerintah Kota Depok
sehingga dilakukan reklasifikasi ke akun Aset Tetap Jalan, Bangunan dan Irigasi.


18. KEWAJIBAN

1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Merupakan koreksi atas pajak pihak ketiga yang telah dipungut namun belum disetor ke Kas Negara oleh
Bendahara Pengeluaran pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebesar Rp. 412.500,00 per 31 Desember
2008.

2. Utang Jangka Pendek Lainnya dan Utang Jangka Panjang
Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama Bangun Alih Pengadaan dan Pelaksanaan Pekerjaan Retikulasi dan
Sambungan Rumah di Kota Depok No. 050/07/PKBA/HK/2003 tanggal 16 Juli 2003, Kepala Badan Pelaksana Harian
Tim Sosialisasi KPS Air Bersih Kota Depok untuk dan atas nama Pemerintah Kota Depok telah mengeluarkan Surat
Perintah Kerja (SPK) yang masih menjadi kewajiban bagi Pemerintah Kota Depok sampai dengan akhir tahun 2008,
sebagai berikut :

1. No. 602/01/BPAB/V/DPU/2006 tanggal 01 Mei 2006 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku mitra usaha
pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok Tahap III -
Paket 1 Tahun 2006, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.

2. No. 602/02/BPAB/X/DPU/2006 tanggal 11 Oktober 2006 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku mitra
usaha pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok Tahap
III - Paket 2 Tahun 2006, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 60 (enam puluh) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.

3. No. 602/626/BPAB/VI/DPU/2007 tanggal 7 Juni 2007 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku mitra usaha
pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok Tahap IV -
Paket 1 Tahun 2007, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.

4. No. 602/656/BPAB/DPU-CK/X/2007 tanggal 29 Oktober 2007 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku mitra
usaha pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok Tahap
IV - Paket 2 Tahun 2007, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 45 (empat puluh lima) hari
kalender terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.

5. No. 602/153.2/BPAB/DPU-CK/VIII/2008 tanggal 1 Agustus 2008 kepada PT. Citraputra Ragilkencana selaku
mitra usaha pelaksana pekerjaan pengadaan dan pelaksanaan pipa retikulasi dan non retikulasi Kota Depok
Tahap V Tahun 2008, dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
terhitung sejak ditandatanganinya SPK terkait.


Saldo utang kepada PT. Citraputra Ragilkencana per 31 Desember 2008 dan 2007 serta realisasi pembayarannya
adalah sebagai berikut :



Pemerintah Kota Depok



31
2008 2007
BagianLancar :
Tahap I -
Tahap II Paket 1 744.232.819,59
Tahap II Paket 2 1.208.528.363,91
Tahap III Paket 1 1.341.561.133,77 1.539.155.410,26
Tahap III Paket 2 798.673.543,36 916.307.631,14
Tahap IV Paket 1 1.710.112.033,62 1.929.653.443,35
Tahap IV Paket 2 993.665.728,06 1.121.230.922,87
Tahap V 1.919.330.841,02 -
JumlahBagianLancar 6.763.343.279,83 7.459.108.591,12

BagianJangkaPanjang:
Tahap I - -
Tahap II Paket 1 - -
Tahap II Paket 2 - -
Tahap III Paket 1 - 1.341.561.133,77
Tahap III Paket 2 - 798.673.543,36
Tahap IV Paket 1 1.490.570.623,90 3.200.682.657,52
Tahap IV Paket 2 866.100.533,24 1.859.766.261,30
Tahap V 3.183.560.736,29 -
JumlahBagian JangkaPanjang 5.540.231.893,43 7.200.683.595,95
T O T A L 12.303.575.173,26 14.659.792.187,07


Selain utang kepada PT. Citraputra Ragilkencana sebesar Rp. 6.763.343.279,83 , terdapat utang jangka pendek
lainnya berupa jaminan pemeliharaan dan pelaksanaan pekerjaan yang belum dibayarkan sebesar
Rp. 444.999.105,00 dengan rincian sebagai berikut :

No Unit Kerja NamaPenyedia Jumlah

1. Dinas Pekerjaan Umum CV. Warga Utama 8.055.750,00
2. Dinas Pekerjaan Umum CV. Putri Kembar 4.496.000,00
3. Dinas Pekerjaan Umum CV. Tri Putra Manggaran 6.104.750,00
4. Dinas Pekerjaan Umum CV. Tirta Amarta 6.011.000,00
5. Dinas Pekerjaan Umum CV. Diman Sentosa 116.418.000,00
6. Dinas Pekerjaan Umum CV. Ratu Persada 4.552.100,00
7. Dinas Pekerjaan Umum CV. Karya 2 Cemerlang 1.630.000,00
8. Dinas Pekerjaan Umum CV. Karyasudi Jaya 11.472.030,00
9. Dinas Pekerjaan Umum PT. Bukit Pinapan Cemerlang 8.483.750,00
10 Dinas Pekerjaan Umum CV. Suasana Jaya 7.356.350,00
11 Dinas Pekerjaan Umum CV. Rizky 3.539.500,00
12 Dinas Pekerjaan Umum CV. Dhanny Jaya Tekindo 2.651.000,00
13 Dinas Pekerjaan Umum PT. Oretra Nusa Utama 4.750.000,00
14 Dinas Pekerjaan Umum CV. Jati Buleud 12.050.000,00
15 Dinas Pekerjaan Umum CV. Putra Harapan 9.013.100,00
16 Dinas Pekerjaan Umum CV. Wijaya Mandiri 6.371.000,00
17 Dinas Pekerjaan Umum CV. Satria Mandiri 6.956.775,00
18 Dinas Kesehatan PT. Bina Mitra Wahana 24.132.000,00
19 Dinas Kesehatan PT. Bahana Nusantara 20.750.000,00
20 Dinas Kesehatan PT. Bahana Nusantara 31.500.000,00
21 Dinas Kesehatan PT. Bahana Nusantara 5.006.000,00
22 Dinas Kesehatan PT. SGS Indonesia 29.200.000,00
23 Dinas Pengelola Pasar Yudhy Pranoto Yohanto 14.500.000,00
24 Dinas Pendidikan Drs. Moh. Isnaeni 100.000.000,00

Jumlah 444.999.105,00



Pemerintah Kota Depok



32
19. EKUITAS DANA

2008 2007

Ekuitas Dana Lancar
208.009.004.403,82 196.234.276.116,40
Ekuitas Dana Investasi
2.620.542.462.814,97 2.356.954.060.525,09
JumlahEkuitas Dana
2.828.551.467.218,79 2.553.188.336.641,49

Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas dana lancar mencerminkan kekayaan bersih pemerintah daerah yang ditanamkan dalam aset lancar setelah
dikurangi dengan kewajiban lancar. Ekuitas dana lancar terdiri dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA),
Pendapatan ditangguhkan , Cadangan Piutang, Cadangan Persediaan dikurangi jumlah dana yang harus disediakan
untuk pembayaran utang jangka pendek.

Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas dana investasi mncerminkan kekayaan bersih pemerintah daerah yang tertanam dalam kekayaan berjangka
panjang. Ekuitas dana investasi disajikan sebesar dana yang diinvestasikan dalam investasi jangka panjang, aset
tetap dan aset lainnya dikurangi jumlah dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang.

































Pemerintah Kota Depok



33
PENJELASANPOS-POS ARUS KAS

20. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Arus kas masuk selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 diperoleh dari :
2008 2007

Pendapatan Pajak Daerah 48.456.451.986,00 42.395.759.461,00
Pendapatan Retribusi Daerah 32.979.350.563,00 26.051.519.089,00
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 2.656.353.155,00 2.627.750.359,00
Lain-lain PAD yang Sah 28.666.658.778,30 15.270.638,545,00
Dana Bagi Hasil Pajak 150.881.744.391,00 118.450.582.872,00
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 7.472.109.403,00 3.358.541.705,00
Dana Alokasi Umum 427.136.387.000,00 381.095.000.000,00
Dana Alokasi Khusus 7.650.000.000,00 11.877.000.000,00
Dana Penyesuaian 3.087.137.680,00 13.300.000.000,00
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 118.116.445.000,00 98.785.940.000,00
Pendapatan Hibah - 85.000.000,00
Pendapatan Lainnya 57.621.296.218,00 53.502.193.768,00

JumlahArus Masuk Kas
884.723.934.174,30 766.799.925.799


Arus kas keluar selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :
2008 2007

Belanja Pegawai 375.522.932.191,00 315.857.163.362,52
Belanja Barang dan Jasa 130.941.348.474,04 120.044.881.147,93
Belanja Hibah 38.746.360.000,00 10.500.000.000,00
Belanja Bantuan Sosial 100.506.670.482,00 75.411.887.500,00
Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan - 22.764.929.524,00
Belanja Tak Terduga 3.054.642.100,00 4.580.066.000,00

JumlahArus Keluar Kas
648.771.953.247,04 549.158.928.534,45


21. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NONKEUANGAN

Arus kas masuk selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :
2008 2007

Pendapatan Penjualan atas Gedung & Bangunan 4.371.250,00 -
JumlahArus Keluar Kas
4.371.250,00 -


Arus kas keluar selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :
2008 2007

Belanja Tanah 18.140.080.120,00 21.464.343.550,00
Belanja Peralatan dan Mesin 41.416.060.774,00 22.604.730.038,00
Belanja Gedung dan Bangunan 46.536.221.672,00 47.729.688.900,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 127.499.898.787,57 78.124.108.063,20
Belanja Aset Tetap Lainnya 319.046.800,00 100.069.000,00
JumlahArus Keluar Kas
233.911.308.153,57 170.022.939.551,20




Pemerintah Kota Depok



34
22. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN

Arus kas masuk selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 diperoleh dari :

2008 2007

Penerimaan Kembali Pinjaman Daerah - 411.480.000,00
Penerimaan Piutang Pendapatan Asli Daerah 9.210.546.245,00 8.433.209.980,00
JumlahArus Masuk Kas
9.210.546.245,00 8.844.689.980,00

Arus kas keluar selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :

2008 2007

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1.000.000.000,00 2.000.000.000,00
Pembayaran Pokok Utang, Pinjaman dan Obligasi 11.293.574.376,00 10.637.527.896,11
Pemberian Kembali Pinjaman Daerah - 411.480.000,00
JumlahArus Keluar Kas
12.293.574.376,00 13.049.007.896,11


23. ARUS KAS DARI AKTIVITAS NONANGGARAN

Arus kas masuk selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 diperoleh dari :

2008 2007

Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga 23.951.135.749,00 -
JumlahArus Masuk Kas
23.951.135.749,00 -


Arus kas keluar selama periode Tahun Anggaran 2008 dan 2007 digunakan untuk :

2008 2007

Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 23.951.135.749,00 -
JumlahArus Keluar Kas
23.951.135.749,00 -

Jumlah aktivitas Non Anggaran tersebut di atas merupakan potongan gaji PNS Tahun 2008 sebesar
Rp. 15.942.440.680,00 potongan Taperum sebesar Rp. 621.427.000,00, PPh pasal 21 sebesar Rp.
4.198.779.936,00 dan PPh pasal 28 sebesar Rp. 3.188.488.133,00.


BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat 35

GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1. Dasar Hukum Pemeriksaan
a. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung J awab
Keuangan Negara.
d. UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
2. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan LKPD TA 2008 adalah untuk memberikan opini atas tingkat kewajaran
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria:
a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
b. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures).
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
d. Efektivitas sistem pengendalian intern.
3. Sasaran Pemeriksaan
Sasaran Pemeriksaan LKPD TA 2008 meliputi pengujian atas :
a. Efektivitas desain dan inplementasi sistem pengendalian intern termasuk pertimbangan
hasil pemeriksaan sebelumnya;
b. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Penyajian saldo akun-akun dan transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi Anggaran
(LRA) dan Laporan Arus Kas TA 2008 sesuai dengan SAP;
d. Penyajian saldo akun-akun dalam neraca per 31 Desember 2008;
e. Pengungkapan informasi keuangan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Pengujian atas Laporan Keuangan bertujuan untuk menguji semua pernyataan manajemen
(asersi manajemen) dalam informasi keuangan, efektifitas pengendalian intern dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku meliputi:
a. Keberadaan dan keterjadian
Bahwa seluruh aset dan kewajiban yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2008
dan seluruh transaksi penerimaan, belanja dan pembiayaan anggaran yang disajikan dalam
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat 36

LRA TA 2008 benar-benar ada dan terjadi selama periode tersebut serta telah didukung
dengan bukti bukti yang memadai.
b. Kelengkapan
Bahwa semua aset, kewajiban, dan ekuitas dana yang dimiliki telah dicatat dalam neraca
dan seluruh transaksi penerimaan daerah, belanja daerah dan pembiayaan yang terjadi
selama Tahun 2008 telah dicatat dalam LRA.
c. Hak dan Kewajiban
Bahwa seluruh aset yang tercatat dalam neraca benar-benar dimiliki atau hak dari
pemerintah daerah dan utang yang tercatat merupakan kewajiban pemerintah daerah pada
tanggal pelaporan.
d. Penilaian dan Alokasi
Bahwa seluruh aset, utang, penerimaan dan belanja daerah, serta pembiayaan telah
disajikan dengan jumlah dan nilai semestinya; diklasifikasikan sesuai dengan standar/
ketentuan yang telah ditetapkan; dan merupakan alokasi biaya/anggaran TA 2008.
e. Penyajian dan Pengungkapan
Bahwa seluruh komponen laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan ketentuan dan
telah diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
4. Standar Pemeriksaan
Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
(SPKN).
5. Metode Pemeriksaan
Metodologi pemeriksaan atas LKPD Tahun 2008 meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan Pemeriksaan
1) Pemahaman Entitas dan Sistem Pengendalian Intern
Pemahaman atas entitas dan sistem pengendalian intern dapat diperoleh dari laporan
hasil pemeriksaan sebelumnya, laporan hasil pemeriksaan interim, catatan atas laporan
keuangan yang diperiksa, pemantauan tindak lanjut, dan database yang telah dimiliki
serta peraturan atau kebijakan tertulis/formal kepala daerah terkait.
Pemahaman atas entitas tersebut meliputi pemahaman atas latar belakang/dasar
hukum pendirian pemerintah daerah, kegiatan utama entitas termasuk sumber
pendapatan daerah, lingkungan yang mempengaruhi, pejabat terkait sampai dengan
dua (2) tingkat vertikal ke bawah di bawah kepala daerah, dan kejadian luar biasa
yang berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah.
Pemeriksa perlu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan signifikan atau area-area
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat 37

kritis yang memerlukan perhatian mendalam, sehingga membantu pemeriksa untuk
(1) mengidentifikasi jenis potensi kesalahan,(2) mempertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi risiko salah saji yang material, (3) mendesain pengujian sistem
pengendalian intern, dan (4) mendesain prosedur pengujian substantif.
2) Pertimbangan Hasil Pemeriksaan Sebelumnya
Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksa harus meneliti pengaruh hasil pemeriksaan
sebelumnya dan tindak lanjutnya terhadap LKPD yang diperiksa, terutama terkait
dengan kemungkinan temuan-temuan pemeriksaan yang berulang dan keyakinan
pemeriksa atas saldo awal akun atau perkiraan pada neraca yang diperiksa.
3) Penentuan Metode Uji Petik
Penentuan metode uji petik berdasarkan pertimbangan profesional pemeriksa dengan
memperhatikan beberapa aspek antara lain :
a) Tingkat risiko
J ika hasil pengujian SPI disimpulkan pengendalian intern suatu akun lemah, maka
sampel untuk pengujian substantif atas akun tersebut harus lebih besar. J ika akun-
akun tertentu mempunyai risiko bawaan (inheren risk) yang lebih tinggi dari
akun-akun lainnya, maka sampel untuk pengujian substantif untuk akun-akun
tersebut harus lebih besar.
b) Tingkat materialitas yang telah ditentukan. J ika tingkat materialitas kecil, maka
sampel yang diambil harus lebih besar dan begitu juga sebaliknya.
c) J umlah sampel tidak hanya didasarkan pada nilai saldo akun, tetapi
memperhatikan transaksi-transaksi yang membentuk saldo tersebut. Saldo akun
yang kecil bisa dibentuk dari transaksi-transaksi positif dan negatif yang besar.
d) Cost and benefit, manfaat uji petik atas suatu transaksi atau saldo akun harus lebih
besar dari biaya pengujian tersebut.
b. Pelaksanaan Pemeriksaan
1) Pengujian Analitis
Pengujian analitis dalam pelaksanaan pemeriksaan dapat dilakukan dengan Analisa
Data dan Analisa Rasio dan Tren, sesuai dengan area yang telah ditetapkan sebagai uji
petik.
Pengujian analitis terinci ini diharapkan dapat membantu pemeriksa untuk
menemukan hubungan logis penyajian akun pada LKPD dan menilai kecukupan
pengungkapan atas setiap perubahan pada pos/akun/unsur pada laporan keuangan
yang diperiksa, serta membantu menentukan area-area signifikan dalam pengujian
sistem pengendalian intern dan pengujian substantif atas transaksi dan saldo.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat 38

2) Pengujian Pengendalian
Petunjuk pengujian pengendalian meliputi pengujian yang dilakukan pemeriksa
terhadap efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Dalam pengujian desain sistem
pengendalian intern, pemeriksa mengevaluasi apakah sistem pengendalian intern telah
didesain secara memadai dan dapat meminimalisasi secara relatif salah saji dan
kecurangan. Sementara, pengujian implementasi sistem pengendalian intern dilakukan
dengan melihat pelaksanaan pengendalian pada kegiatan atau transaksi yang
dilakukan oleh pemerintah daerah.
Pengujian sistem pengendalian intern merupakan dasar pengujian substantif
selanjutnya. Pengujian tersebut dilakukan baik pada saat pemeriksaan interim,
maupun pemeriksaan laporan keuangan.
3) Pengujian Substantif atas transaksi dan saldo
Pengujian substantif meliputi pengujian atas transaksi dan saldo-saldo akun/perkiraan
serta pengungkapannya dalam laporan keuangan yang diperiksa. Pengujian tersebut
dilakukan setelah pemeriksa memperoleh LKPD (unaudited) dan dilakukan untuk
meyakini asersi manajemen atas LKPD, yaitu: (1) keberadaan dan keterjadian, (2)
kelengkapan, (3) hak dan kewajiban, (4) penilaian dan pengalokasian, serta (5)
penyajian dan pengungkapan.
4) Penyelesaian Penugasan
Hal-hal yang terkait dengan pekerjaan dalam penyelesaian penugasan beserta form-
form pelaporan pemeriksaan (Daftar Koreksi, Form Risalah Pembahasan TP, Form
TP, Form Tanggapan, Form Nota Dinas Progress Report, Form Analisis Progress
Report).
c. Pelaporan
Setelah melakukan pengujian terinci di atas, pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan
dan dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan.
6. Waktu Pemeriksaan
Jangka waktu pemeriksaan selama 30 hari kalender (dari tanggal 16 April s.d. tanggal 20 Mei
2009)
7. Objek Pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Depok TA 2008 yang terdiri dari
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan.



BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM KERANGKA
PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA DEPOK
TAHUN ANGGARAN (TA) 2008

DI

DEPOK



AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V
PERWAKILAN PROVINSI JAWA BARAT
HASIL PEMERIKSAAN SEMESTER I TA 2009



Nomor : 23C/LHP/XVIII.BDG/05/2009
Tanggal : 20 Mei 2009
BUKU III
i
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI.................... i
RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN....... 1
BAB I GAMBARAN UMUM... 3
1. Struktur Organisasi............................................................................... 3
2. Kebijakan.............................................................. 3
3. Perencanaan ................................................................................. 4
4. Personalia................................................................. 4
5. Prosedur... ................................................ 4
6. Pencatatan/Pembukuan......................................................................... 4
7. Pelaporan...................... 5
8. Pengawasan ................................................................................. 5
BAB II HASIL PEMERIKSAAN...................................... 7
1. Nilai Aset Tetap Yang Disajikan Dalam Neraca Kota Depok Per 31
Desember 2008 Tidak Dapat Diyakini Kewajarannya.

7
2. Penatausahaan Kas Daerah Kota Depok Kurang Memadai. 10
3. Penatausahaan Barang Persediaan (ATK dan Barang Cetakan) Pada
Pemerintah Kota Depok Belum Dilakukan Secara Memadai..

11
4. Neraca Masing-Masing SKPD Kota Depok Tahun 2008 Belum
Menggambarkan Kekayaan Sewajarnya..

14
5. Penetapan Penyedia J asa Untuk Seleksi Pengadaan Calon Pegawai
Negeri Sipil Daerah (CPNSD) Kota Depok Tidak Sesuai Ketentuan..

15
6. Pemberian Bantuan Sosial Sebesar Rp1.066.750.000,00 Tidak
Sesuai Ketentuan..

17
LAMPIRAN.. 20
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

1



BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

RESUME HASIL PEMERIKSAAN ATAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2008

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung J awab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah
memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Depok Tahun Anggaran (TA) 2008
yang terdiri atas Neraca per 31 Desember 2008, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus
Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Untuk memperoleh keyakinan memadai, apakah laporan keuangan bebas dari salah saji
material, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh BPK RI
mengharuskan BPK RI melaksanakan pengujian atas sistem pengendalian intern Pemerintah
Kota Depok. Sistem pengendalian intern merupakan tanggung jawab Pemerintah Kota
Depok. Namun, tujuan pemeriksaan BPK RI atas laporan keuangan tidak untuk menyatakan
pendapat atas keseluruhan sistem pengendalian intern tersebut. Oleh karena itu, BPK RI tidak
menyatakan suatu pendapat seperti itu.
Sistem pengendalian intern Pemerintah Kota Depok terkait dengan laporan keuangan
merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai atas keandalan
laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pengendalian intern
tersebut meliputi berbagai kebijakan dan prosedur yang: (1) terkait dengan catatan keuangan;
(2) memberikan keyakinan yang memadai bahwa laporan tersebut telah sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintahan serta penerimaan dan pengeluaran telah sesuai dengan
otorisasi yang diberikan; (3) memberikan keyakinan yang memadai atas keamanan aset yang
berdampak material pada laporan keuangan. Pemerintah Kota Depok bertanggung jawab
untuk mengatur dan menyelenggarakan pengendalian tersebut.
SPKN mengharuskan BPK RI untuk mengungkapkan kelemahan dalam sistem pengendalian
intern atas pelaporan keuangan. Kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas Laporan
Keuangan Pemerintah Kota Depok yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut :
1. Nilai aset tetap yang disajikan dalam neraca Pemerintah Kota Depok per 31 Desember
2008 belum menggambarkan nilai aset yang sebenarnya, total nilai aset tetap tidak
didukung dengan data rincian masing-masing jenis aset secara lengkap tetapi hanya
didasarkan pada nilai aset tahun lalu ditambah dengan mutasi aset tahun 2008;
2. Penatausahaan kas daerah Kota Depok kurang memadai, karena pencatatan penerimaan
dan pengeluaran pada Buku Kas Umum (B-IX) tidak dilakukan oleh Kepala Bagian

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

2
Keuangan selaku BUD, tetapi dilakukan oleh Bank J abar Banten Cabang Depok selaku
pemegang kas daerah;
3. Nilai aset dalam Neraca Konsolidasian bukan merupakan hasil kompilasi aset dari Neraca
seluruh SKPD.
Atas permasalahan tersebut, BPK RI menyarankan Walikota Depok agar memberikan teguran
tertulis, memberikan sanksi dan menginstruksikan kepada Sekretaris Daerah, Kepala Bagian
Keuangan dan Kepala SKPD untuk menginventarisasi dan melaporkan Barang Milik Daerah,
melakukan pengurusan kas secara tertib, dan menyusun laporan keuangan sesuai SAP.
Selain itu, BPK RI juga mencatat masalah-masalah tertentu yang tidak material berkaitan
dengan pengendalian intern dan operasinya, disertai rekomendasi yang dikemukakan pada
hasil pemeriksaan.

























BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

3
GAMBARAN UMUM SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PADA SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA DEPOK TA 2008

Gambaran umum Sistem Pengendalian Intern pada Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Kota Depok TA 2008 adalah sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 16 Tahun 2003 tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Kota Depok pada Tahun
Anggaran (TA) 2008 belum membentuk Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah
(SKPKD), sehubungan dengan hal tersebut maka sebagian dari tugas dan fungsi SKPKD
dilaksanakan oleh Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Daerah selaku pelaksana fungsi
PPKD, yang mempunyai tugas dan wewenang antara lain:
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah.
b. Menyiapkan anggaran kas.
c. Melakukan pengujian atas SPM dan tandatanda bukti asli yang disampaikan oleh
pengguna anggaran dalam rangka penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
d. Menerbitkan SP2D.
e. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas
beban rekening kas umum daerah.
f. Melakukan penatausahaan keuangan.
g. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah.
h. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD, baik laporan semesteran maupun laporan pertanggungjawaban akhir tahun.
Dalam pelaksanaan masih terdapat kelemahan yang cukup signifikan karena Bagian
Keuangan Daerah Kota Depok tidak melaksanakan fungsi penatausahaan keuangan/
menyelenggarakan Buku Kas Umum (B-IX), pencatatan B-IX dilakukan oleh Bank Jabar
Banten cabang Depok sebagai Kas Daerah berdasarkan Keputusan Walikota Depok
Nomor 903/17/Kpts/Keu/Huk/2008 tanggal 23 J anuari 2008 tentang Penunjukan BPD
Jabar Cabang Depok sebagai Kas Daerah Kota Depok TA 2008. Bank J abar Banten
Cabang Depok berkewajiban membuat B-IX yang disampaikan setiap hari ke Bagian
Keuangan. Dari pemeriksaan diketahui Bank J abar sebagai Pemegang Kas Daerah dan
Bagian Keuangan tidak membuat rekonsiliasi antara B-IX dengan rekening koran,
sehingga tidak ada kontrol dalam hal saldo di Rekening Kas Daerah dengan Saldo di
dalam Buku Besar/Buku Kas Umum (B-IX).
2. Kebijakan
Pemerintah Kota Depok telah menyusun Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 11 Tahun
2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, sedangkan pelaksanaannya
diatur dalam Surat Edaran Walikota Depok No. 900/256.a.Keu tanggal 29 Februari 2008
sebagai Pedoman Pelaksanaan APBD TA 2008, namun Pemerintah Kota Depok belum
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

4
memiliki peraturan tersendiri mengenai sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
daerah.
3. Perencanaan
Dalam penyusunan APBD, Pemerintah Daerah bersama DPRD menyusun Kebijakan
Umum dan Arah APBD (KUA) dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) berdasarkan
RKPD. Penyusunan KUA dan PPAS berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam
Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD yang diterbitkan setiap tahun.
Berdasarkan KUA yang telah disepakati, Pemerintah Daerah dan DPRD membahas
prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). KUA dan PPAS yang telah dibahas
dan disepakati oleh Walikota bersama DPRD dituangkan dalam nota kesepakatan yang
ditandatangani bersama oleh Walikota dan Pimpinan DPRD menjadi KUA dan PPA,
berdasarkan KUA dan PPA tersebut, maka diterbitkan pedoman penyusunan RKA SKPD
sebagai pedoman kepala SKPD menyusun RKA-SKPD.
RKA SKPD yang telah dikaji oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan telah
disempurnakan oleh SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang kemudian dibahas bersama DPRD,
TAPD dan SKPD terkait. Hasil Pembahasan ditetapkan dalam APBD sebagai acuan
dalam pelaksanaan SKPD.
4. Personalia
Secara umum jumlah sumber daya cukup mendukung pelaksanaan operasional
Pemerintah Kota Depok, namun secara kualitas masih perlu ditingkatkan terutama
pemahaman arti penting pengelolaan aset baik pengamanan fisik maupun pencatatan dan
pelaporannya. Khusus untuk penyusunan Laporan Keuangan, sumber daya manusia
yang berlatar belakang akuntansi masih sangat kurang.
5. Prosedur
Prosedur pencairan anggaran belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan ketentuan,
khususnya belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, yaitu seleksi terhadap calon
penerima bantuan belum dailaksanakan secara cermat sehingga dapat mengakibatkan
efektivitas bantuan sosial tidak maksimal bahkan dapat menimbulkan kerugian keuangan
daerah.
Penetapan pelaksana pekerjaan belum dilaksanakan melalui prosedur pelelangan
khususnya dalam penetapan penyedia jasa konsultan untuk Seleksi Pengadaan Calon
Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) Kota Depok TA 2008.
6. Pencatatan/Pembukuan
Sistem pembukuan Pemerintah Kota Depok dilakukan dengan sistem double entry dengan
perbantuan sistem informasi komputer. Pembukuan yang dilakukan mengacu pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah. Pada awal tahun anggaran Pemerintah Kota Depok melaksanakan
pembukuan yang belum terintegrasi melalui sistem informasi komputer. Implementasi
sistem berbasis komputerisasi dimulai pada bulan April dengan menggunakan aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) version 2.1. Penerapan
SIMDA ini berdasarkan Perjanjian Kerjasama Nomor 14 Tahun 2007/PRJ -
2722a/PW.10/3/2007 antara Pemerintah Kota Depok dengan Perwakilan Badan Pengawas
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

5
Keuangan dan Pembangunan Provinsi J awa Barat tentang Asistensi Penatausahaan
Keuangan Daerah Pemerintah Kota Depok Tahun 2007. Sistem aplikasi ini diterapkan
oleh seluruh SKPD dan SKPKD. SIMDA menghasilkan laporan pada tingkat SKPD
berupa Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, LRA per periode, dan LRA semester
pertama dan prognosis. Sedangkan pada tingkat SKPKD menghasilkan laporan Neraca,
LRA, LRA per periode, LRA semester pertama dan prognosis dan LRA per Organisasi.
Dengan implementasi sistem komputerisasi ini pengendalian dalam input perlu menjadi
perhatian.
Hasil Pemeriksaan menunjukkan masih terdapat kelemahan yang menunjukan sistem
komputerisasi atas pembukuan dan pelaporan akuntansi belum menghasilkan output yang
memuaskan berbagai pihak antara lain:
a. Panatausahaan barang persediaan (ATK dan Barang Cetakan) pada Pemerintah Kota
Depok belum dilakukan secara memadai.
b. Penatausahaan kas daerah Pemerintah Kota Depok TA 2008 tidak memadai.
7. Pelaporan
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Kota Depok TA 2008 yang disusun oleh
Pemerintah Kota Depok dan disampaikan kepada BPK RI terdiri dari empat jenis laporan
keuangan sebagai berikut:
a. Laporan Realisasi Anggaran TA 2008.
b. Neraca per 31 Desember 2008.
c. Laporan Arus Kas TA 2008.
d. Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD pada tingkat SKPD meliputi Laporan
Realisasi Anggaran SKPD, Neraca SKPD dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Laporan
keuangan tahunan Pemerintah Daerah disusun dengan cara menggabungkan laporan
keuangan SKPD paling lambat tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran berkenaan
untuk selanjutnya disampaikan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah selaku
Koordinator Pengelola Keuangan Daerah dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang dilampiri dengan surat pernyataan Walikota yang menyatakan
pengelolaan APBD yang menjadi tanggung jawabnya telah diselenggarakan berdasarkan
sistem pengendalian intern yang memadai dan standar akuntansi pemerintahan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Hasil Pemeriksaan menunjukkan bahwa Laporan Keuangan khususnya Neraca masing-
masing SKPD Kota Depok belum menggambarkan kekayaan yang sewajarnya sehingga
penyusunan laporan keuangan khususnya Neraca Pemerintah Kota Depok belum disusun
berdasarkan Neraca masing-masing SKPD.
8. Pengawasan
Pengawasan secara internal di masing-masing satuan kerja dilakukan oleh atasan
langsung/Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran/Barang, sedangkan pengawasan
fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Fungsional
Pemerintah (APFP) yaitu Inspektorat Daerah.
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

6
Pengawasan secara internal terhadap satuan kerja dilakukan oleh Inspektorat Daerah
dengan melakukan pemeriksaan reguler. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan khusus
terhadap kondisi-kondisi tertentu yang biasanya dilakukan atas dasar permintaan
Pemerintah Daerah.































BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

7
HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

1. Nilai Aset Tetap Yang Disajikan Dalam Neraca Kota Depok Per 31 Desember 2008
Tidak Dapat Diyakini Kewajarannya
Pemerintah Kota Depok dalam Neraca TA 2008 menyajikan total aset tetap senilai
Rp2.609.426.374.673,40. Nilai aset tetap ini meningkat sebesar Rp259.707.122.662,40 atau
10,53% dibandingkan nilai aset TA 2007 senilai Rp2.349.719.252.011,00. Nilai aset
tetap yang dicatat dalam Neraca TA 2008 tersebut terdiri atas:
No Jenis Aset N i l a i (Rp)
1 Tanah 1.484.293.660.789,00
2 Gedung/Bangunan 447.230.820.380,00
3 J alan, J aringan , dan Irigasi 522.130.727.215,40
4 Peralatan dan mesin 150.635.874.739,00
5 Aset lainnya 1.413.018.000,00
6 Konstruksi Dalampelaksanaan 3.722.273.550,00
Jumlah 2.609.426.374.673,40

Hasil pemeriksaan terhadap akun Aset Tetap diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Nilai aset tetap pada Neraca tahun 2007 merupakan hal yang dikecualikan dalam Opini
Hasil Pemeriksan Laporan Keuangan tahun 2007 namun Pemerintah Kota Depok pada
tahun 2008 belum melakukan perbaikan/perubahan dalam pencatatan/pembukuan aset
tetap.
b. Nilai aset tetap yang tercatat dalam Neraca tahun 2008 tidak didukung dengan data
rincian masing-masing jenis aset secara lengkap tetapi hanya didasarkan pada nilai aset
tahun lalu ditambah dengan mutasi aset tahun 2008.
c. Jika dibandingkan dengan nilai aset tetap berdasarkan Bagian Pengelola Barang
Inventaris dan Kekayaan Daerah yaitu Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah Kota
Depok terdapat perbedaan yaitu menurut data aset tetap Bagian Perlengkapan bahwa total
aset tetap per 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp1.965.222.741.457,00 dengan rincian
sebagai berikut:
No Kode Bidang Barang ASET
1 Kode 01 Tanah 898.091.995.000,00
Kode 01 Tanah Fasos- Fasum 212.484.457.000,00
2 Kode 02.01 J alan 325.045.969.000,00
Kode 02.02 J embatan 8.621.899.000,00
3 Kode 03 Bangunan Air 28.663.800.000,00
4 Kode 04 Instalasi 8.986.118.464,00
5 Kode 05 J aringan (PJ U) 3.931.623.000,00
6 Kode 06 Bangunan Gedung 215.938.031.000,00
7 Kode 07 Monumen 186.214.000,00
8 Kode 08 Alat-alat Berat 20.227.000.000,00
9 Kode 09 Alat-alat Angkutan 17.672.800.000,00
10 Kode 10 Alat-alat Bengkel 1.726.826.000,00
11 Kode 11 Alat-alat Pertanian 53.701.000,00
12 Kode 12 Alat-alat Kantor & Rumah tangga 44.401.173.000,00
13 Kode 13 Alat-alat Studio 22.081.000,00
14 Kode 14 Alat-alat Kedokteran 3.034.544.000,00
15 Kode 15 Alat-alat Laboratorium 1.418.914.000,00
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

8
No Kode Bidang Barang ASET
16 Kode 16 Buku Perpustakaan 517.603.000,00
17 Kode 17 Barang bercorak kesenian ,Kebudayaan 774.982.000,00
18 Kode 18 Hewan,Ternak dan Tanaman -
19 Kode 19 Alat-alat Persenjataan,keamanan 600.000,00
20 Kode 20 Barang habis pakai -
Total 1.791.800.330.464,00
Total BM TA 2006 150.321.477.729,00
Total BM TA 2007 19.491.027.874,00
Total BM TA 2008 3.609.905.390,00
Jumlah Total 1.965.222.741.457,00
sedangkan menurut data Bagian Keuangan dan yang tercatat dalam Neraca TA 2008
adalah sebesar Rp2.609.426.374.673,40. Dengan demikian terdapat perbedaan sebesar
Rp644.203.633.216,40.
d. Hasil konfirmasi dengan Bagian Keuangan dan Bagian Perlengkapan, bahwa perbedaan
ini terjadi karena nilai aset tetap menurut Neraca TA 2008 adalah nilai aset tetap tahun-
tahun sebelumnya ditambah dengan belanja modal dan kapitalisasi aset tahun
bersangkutan. Sedangkan nilai aset menurut Bagian Perlengkapan adalah nilai aset tetap
yang sudah di-appraissal pada tahun 2005 ditambah dengan belanja modal sampai
dengan tahun 2008. Namun penambahan aset tetap tahun 2008 yang tercatat pada Bagian
Perlengkapan hanya dari belanja modal delapan SKPD karena tidak seluruh SKPD
melaporkan aset yang berada dalam penguasaannya.
e. Selain hal tersebut di atas masih terdapat beberapa aset tetap yang belum diakui oleh
Bagian Keuangan yaitu tanah Tempat Pemakaman Umum milik pemerintah daerah seluas
125.207 M2 serta sarana dan prasarana fasilitas sosial dan fasilitas umum yang
diserahkan oleh 39 pengembang.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tim tidak memperoleh data yang akurat untuk
dapat menilai kewajaran nilai aset yang tertuang dalam neraca dan tidak dapat menelusuri
keyakinan yang memadai atas asersi keberadaan dan kelengkapan aset tetap.

Keadaan diatas tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
mengenai Aset Tetap alinea 79 yang menyatakan bahwa laporan keuangan harus
mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai berikut:
1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount);
2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
a) Penambahan;
b) Pelepasan;
c) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada;
d) Mutasi aset tetap lainnya.
3) Informasi penyusutan, meliputi:
a) Nilai penyusutan;
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

9
b) Metode penyusutan yang digunakan;
c) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
d) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah antara lain:
1) Pasal 3 ayat (1) yang menyatakan bahwa pengelolaan barang milik Negara/Daerah
dilaksanakan berdasarkan fungsional, kepastian hukum, transparasi dan keterbukaan,
efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai.
2) Pasal 5 ayat (4) yang menyatakan bahwa Sekretaris Daerah adalah pengelola Barang
Milik Daerah yang bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pengendalian atas
pengelolaan barang milik daerah.
3) Pasal 8 ayat (2) yang menyatakan bahwa Kepala SKPD adalah pengguna barang
milik daerah, bertanggungjawab menyusun dan menyampaikan Laporan Barang
Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang
berada dalam penguasaannya kepada pengelola barang.

Hal tersebut mengakibatkan nilai aset yang disajikan dalam Neraca per 31 Desember
2008 tidak tidak dapat diyakini kewajarannya.

Hal ini terjadi karena :
a. Kurangnya koordinasi antara Bagian Keuangan dengan Bagian Perlengkapan dalam
pencatatan dan pelaporan aset tetap.
b. Kepala SKPD lalai dalam menyusun dan melaporkan barang yang berada dalam
penguasaannya.
c. Bagian Keuangan dalam penyusunan Laporan Keuangan SKPD tidak berdasarkan data
yang lengkap dan akurat.
d. Sekretaris Daerah belum sepenuhnya melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas
pengelolaan (khususnya pelaporan) Barang Milik Daerah.

Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa nilai
yang dicantumkan oleh Bagian Keuangan dalam Laporan Keuangan adalah saldo awal
ditambah belanja modal dari tahun ke tahun sedangkan laporan dari Bagian Perlengkapan
adalah hasil dari inventarisasi sesuai dengan kondisi aset yang ada.

BPK RI menyarankan Walikota Depok agar:
a. Memberikan teguran secara tertulis kepada Sekretaris Daerah supaya meningkatkan
pengawasan dan pengendalian atas pelaporan Barang Milik Daerah.
b. Memberikan teguran secara tertulis kepada para Kepala SKPD supaya menginventarisir,
mencatat dan melaporkan Barang Milik Daerah yang berada dalam penguasaannya sesuai
dengan ketentuan.
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

10
c. Memerintahkan Sekretaris Daerah mengkoordinasikan inventarisasi Barang Milik Daerah
yang ada ditiap-tiap SKPD dan untuk memberikan teguran secara tertulis yang diikuti
dengan pemberian sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dibidang
kepegawaian kepada Bagian Keuangan supaya menyusun laporan keuangan/neraca
berdasarkan data dari masing-masing SKPD.

2. Penatausahaan Kas Daerah Kota Depok Kurang Memadai
Pemerintah Kota Depok dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah TA 2008
mengacu kepada Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok Nomor 01 Tahun 2003 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor
29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Keuangan dan Belanja Daerah. Untuk Perda yang mengakomodir Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 baru disahkan pada tanggal 11 Desember 2008. Namun untuk pedoman
pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2008 Walikota Depok telah menerbitkan Surat Edaran
Walikota Depok Nomor 900/256.a.KPU tentang Pedoman Pelaksanaan APBD TA 2008.
Hasil pemeriksaan atas Pengelolaan Kas Daerah Tahun Anggaran 2008 diketahui hal-
hal sebagai berikut:
a. Walikota Depok telah menunjuk PT Bank J abar Banten Cabang Depok sebagai Kas
Daerah melalui Surat Keputusan Walikota Depok Nomor 903/17/Kpts/Keu/Huk/2008
tentang Penunjukan Bank J abar Cabang Depok sebagai Kas Daerah, dan juga telah
menunjuk Kepala Bagian Keuangan pada Sekretariat Daerah untuk bertindak sebagai
PPKD yang melaksanakan fungsi BUD.
b. Kepala Bagian Keuangan sebagai pelaksana fungsi BUD tidak menyelenggarakan
pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Kota Depok dalam Buku Kas
Umum (B-IX).
c. PT Bank J abar Banten Cabang Depok selaku Kas Daerah yang seharusnya hanya mencatat
penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Kota Depok dalam rekening koran juga
menyelenggaraan pencatatan penerimaan dan pengeluaran dalam B-IX.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa Kepala Bagian Keuangan selaku BUD tidak
mempunyai catatan penerimaan dan pengeluaran untuk melakukan pengendalian terhadap
mutasi keuangan Kas Daerah.

Keadaan diatas tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pada
Pasal 7:
1) Ayat (1) yang menyatakan PPKD mempunyai tugas antara lain melaksanakan fungsi
BUD, menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
2) Ayat (2) yang menyatakan bahwa PPKD selaku BUD berwenang antara lain
melakukan pengendalian pelaksanaan APBD, memantau pelaksanaan penerimaan dan
pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk,
menyimpan uang daerah, melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan
daerah.
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

11
b. Keputusan Walikota Depok Nomor 903/84/Kpts/Keu/Huk/2008 tentang Penunjukan
Pejabat Sebagai Bendaharawan Umum Daerah Tahun Anggaran 2008 Diktum :
1) Pertama, yang menyatakan bahwa Kepala Bagian Keuangan pada Sekretariat Daerah
Kota Depok untuk bertindak sebagai Bendaharawan Umum Daerah.
2) Kedua, yang menyatakan bahwa pejabat sebagaimana dimaksud pada diktum pertama
dalam melaksanakan tugasnya agar berpedoman pada Peraturan perundang-undangan.

Hal tersebut mengakibatkan pengendalian dan pengawasan atas penerimaan dan
pengeluaran Pemerintah Kota Depok kurang memadai.

Hal ini terjadi karena:
a. Pemerintah Daerah Kota Depok belum sepenuhnya menerapkam kebijakan pembukuan,
dan penyimpanan kas daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Bagian Keuangan selaku Pengelola Keuangan Daerah belum sepenuhnya melaksanakan
tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku.

Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa
walaupun kegiatan BUD masih dilaksanakan oleh PT Bank J abar Banten namun tetap
dilakukan pengendalian dan pengawasan melalui verifikasi atas penerimaan dan pengeluaran
dengan menggunakan data dari SP2D, STS ataupun Nota Kredit.

BPK RI menyarankan Walikota Depok agar memerintahkan Sekretaris Daerah untuk
memberikan teguran tertulis kepada Bagian Keuangan selaku Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah yang diikuti dengan pemberian sanksi sesuai peraturan perundangan yang berlaku
dibidang kepegawaian untuk melakukan pembukuan, pengurusan kas daerah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku serta secara rutin melaksanakan rekonsiliasi dengan PT Bank J abar
Banten Cabang Depok.

3. Penatausahaan Barang Persediaan (ATK dan Barang Cetakan) Pada Pemerintah Kota
Depok Belum Dilakukan Secara Memadai
Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kota Depok (Neraca) per 31 Desember 2008
tercatat nilai jumlah persediaan sebesar Rp9.654.450.521,25, yang terdiri atas persediaan
obat-obatan sebesar Rp8.648.860.751,25, persediaan bahan bangunan sebesar
Rp142.467.500,00 dan persediaan Alat Tulis Kantor (ATK) serta barang cetakan sebesar
Rp863.122.270,00 yang menurut Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) dinyatakan bahwa
nilai persediaan tersebut merupakan hasil dari stock opname dari seluruh SKPD.
Hasil pemeriksaan atas penatausahaan barang persediaan khususnya ATK dan Barang
Cetakan diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Realisasi belanja ATK dan Barang Cetakan Pemerintah Kota Depok Tahun Anggaran
2008 masing-masing sebesar Rp4.938.116.683,00 dan Rp5.163.634.633,00 yang tersebar
diseluruh SKPD dengan rincian sebagai berikut:
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

12
NO SKPD BELANJA ATK
BELANJA CETAKAN &
PENGGANDAAN
1 2 5
1 Dinas Pendidikan
174.285.800,00 177.407.000,00
Dinas Kesehatan_
116.628.480,00 182.396.200,00
Dinas Pekerjaan Umum_
101.363.900,00 94.304.850,00
4 Kantor PemadamKebakaran
41.220.200,00 40.326.000,00
5 Dinas Tata Kota dan Bangunan
217.854.700,00 180.770.000,00
6 Badan Perencanaan Daerah
67.897.350,00 44.147.000,00
7 Dinas Lalu Lintas dan Angkutan J alan
161.691.250,00 300.868.680,00
8 Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup
124.853.100,00 185.420.435,00
9 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
100.026.600,00 57.606.000,00
10 Dinas Tenaga Kerja dan Sosial
41.629.600,00 50.510.400,00
11 Kantor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
27.997.108,00 55.903.800,00
12 Kantor Kesatuan Bangsa & Perlindungan
Masyarakat 100.788.000,00 95.372.000,00
13 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
78.437.800,00 87.607.650,00
14 Sekretariat Daerah
2.078.227.500,00 1.768.516.600,00
15 Sekretariat DPRD
161.345.500,00 337.560.350,00
16 Badan Pengawas Daerah
140.341.850,00 53.741.950,00
17 Dinas Pendapatan Daerah
114.848.925,00 426.715.478,00
18 Kecamatan Beji
116.167.800,00 64.200.000,00
19 Kecamatan Cimanggis
107.048.350,00 107.220.000,00
20 Kecamatan Limo
68.308.200,00 39.707.700,00
21 Kecamatan Panmas
128.760.200,00 66.781.800,00
22 Kecamatan Sawangan
123.186.800,00 121.593.300,00
23 Kecamatan Sukmajaya
159.962.900,00 126.120.000,00
24 Dinas Pemberdayaan Masy. Dan Keluarga Sejahtera
45.251.320,00 57.199.250,00
25 Kantor Arsip, Perpustakaan & Telematika
22.433.500,00 32.660.000,00
26 Dinas Pertanian
34.203.450,00 58.508.050,00
27 Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya
52.612.250,00 32.543.240,00
28 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
131.941.200,00 202.302.600,00
29 Dinas Pengelolaan Pasar
98.803.050,00 115.624.300,00


JUMLAH
4.938.116.683,00 5.163.634.633,00
b. Atas pengadaan ATK dan Barang Cetakan oleh masing-masing SKPD tersebut tidak
dilakukan pencatatan/pembukuan oleh Bendahara Barang SKPD (Sub Bagian Umum) baik
mengenai saldo tahun lalu, penerimaan (sesuai pengadaan) maupun
pengeluaran/pemakaian ATK dan Barang cetakan dimaksud.
c. Pengujian lebih lanjut atas penatausahaan barang persediaan yang dilakukan secara
sampling pada Sekretariat Daerah diketahui bahwa terdapat jumlah persediaan beberapa
jenis ATK berdasarkan stock opname lebih besar senilai Rp30.782.000,00 dibandingkan
dengan persedian berdasarkan perhitungan rekapitulasi Berita Acara distribusi barang,
namun ditemukan juga jumlah persediaan beberapa jenis ATK lebih kecil senilai
Rp15.698.000,00 dibandingkan dengan persedian berdasarkan perhitungan rekapitulasi
Berita Acara distribusi barang. (rincian pada lampiran 1 dan 2)
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

13
d. Hasil konfirmasi dengan beberapa Bendahara Barang SKPD menyatakan memang tidak
melakukan pembukuan atas penerimaan dan pengeluaran barang persediaan, nilai
persediaan akhir tahun hanya didasarkan pada hasil pemeriksaaan secara cek fisik (stock
opname).
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa Pemerintah Kota Depok belum melakukan
penatausahaan barang persediaan secara tertib dan memadai.

Keadaan diatas tidak sesuai dengan:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pada
Pasal 121 ayat (1) yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah meliputi
rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap barang daerah yang mencakup perencanaan
kebutuhan, penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan,
penatausahaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan dan pengamanan.
b. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan
Barang Daerah pada Pasal 11:
1) Ayat (2) yang menyatakan bahwa Pemegang Barang atau Pegawai yang ditunjuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban melaksanakan tugas administrasi
perbendaharaan barang Daerah.
2) Ayat (3) yang menyatakan Kepala Unit Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
selaku atasan langsung Pemegang Barang bertanggung jawab atas terlaksananya tertib
administrasi barang.

Hal tersebut mengakibatkan nilai persediaan pada Neraca Pemerintah Daerah Kota
Depok per 31 Desember 2008 tidak dapat diyakini kewajarannya.

Hal ini terjadi karena:
a. Bendahara barang lalai dalam melaksanakan tugasnya;
b. Para Kepala SKPD lalai dalam melakukan pengawasan dan pengendalian atas
pengelolaan barang persediaan.

Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa
pengelolaan barang pada SKPD memang belum memadai dan untuk TA 2009 telah
dianggarkan kegiatan penyusunan kebijakan akuntansi yang salah satu materinya mengenai
sistem pencatatan dan penilaian persediaan.

BPK RI menyarankan Walikota Depok menegur secara tertulis kepada para Kepala
SKPD untuk menyelenggarakan penatausahaan atas barang persediaan yang berada dalam
penguasaannya sehingga nilai persedian dapat diketahui secara pasti.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

14
Hal tersebut telah ditindaklanjuti sesuai dengan teguran Sekretariat Daerah kepada
Kepala OPD se-Kota Depok No.027/647-Aset tanggal 5 J uni 2009 tentang kewajiban
melaporkan persediaan barang habis pakai.

4. Neraca Masing-Masing SKPD Kota Depok Tahun 2008 Belum Menggambarkan
Kekayaan Sewajarnya
Dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2008, Walikota Depok telah
menerbitkan Surat Edaran No.900/067-DPPK tanggal 30 J anuari 2009 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Keuangan TA 2008 yang didasarkan PP No. 24 Tahun 2005 tentang
SAP, PP No.58 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan PP No.8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Permendagri No.13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Atas dasar Surat Edaran tersebut
seluruh PPK SKPD menyampaikan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan
keuangan pemerintah daerah.
Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan masing-masing SKPD menunjukkan
bahwa pencatatan/pengakuan nilai aset tetap dalam Neraca tidak didasarkan pada nilai
seluruh aset tetap yang dimiliki oleh masing-masing SKPD tetapi hanya sebesar belanja
modal pada tahun yang bersangkutan dan atau hanya menyajikan nilai aset sebesar akumulasi
belanja modal tahun 2008 dan 2007.

Keadaan diatas tidak sesuai dengan:
a. Standar Akuntansi Pemerintahan No. 01 Paragraf 38 yang menyatakan bahwa neraca
menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah pasal 11 ayat (2) yang menyatakan bahwa Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah disusun berdasarkan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat
Daerah serta Laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah :
a) Pasal 240 ayat (2) yang menyatakan bahwa Kepala SKPD sebagai entitas akuntansi
menyusun laporan keuangan SKPD yang disampaikan kepada PPKD untuk digabung
menjadi laporan keuangan pemerintah daerah.
b) Pasal 296 ayat (1) yang menyatakan bahwa PPKD menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah dengan cara menggabungkan laporan-laporan keuangan SKPD
paling lambat 3 (tiga) bukan setelah berakhirnya tahun anggaran berkenaan.

Masalah tersebut mengakibatkan Neraca masing-masing SKPD tidak dapat diyakini
kewajarannya dan tidak dapat dijadikan dasar untuk menyusun Neraca Kota Depok Tahun
2008.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

15
Hal ini terjadi karena:
a. Kurangnya pemahaman PPK-SKPD dalam menyusun neraca SKPD.
b. Kepala SKPD tidak melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyusunan laporan
keuangan satuan kerja yang dipimpinnya.

Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa aset
yang disajikan SKPD adalah yang diperoleh pada tahun 2007 dan 2008, sedangkan neraca
Pemerintah Kota Depok menggunakan nilai aset tahun 2007 ditambah belanja modal tahun
2007.

BPK RI menyarankan Walikota Depok agar:
a. Menegur secara tertulis yang diikuti dengan pemberian sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku dibidang kepegawaian kepada para Kepala SKPD untuk
menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAP dan untuk meningkatkan pembinaan dan
pengawasan atas penyusunan laporan keuangan satuan kerja yang dipimpinnya.
b. Memerintahkan Kepala BPPKAD untuk meningkatkan pemahaman PPK-SKPD dalam
menyusun neraca SKPD.

5. Penetapan Penyedia Jasa Untuk Seleksi Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah
(CPNSD) Kota Depok Tidak Sesuai Ketentuan
Dalam rangka memenuhi formasi pegawai untuk Tahun 2008, Pemerintah Kota
Depok melalui Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah telah melakukan kegiatan Seleksi
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD) dengan anggaran sebesar
Rp1.725.515.000,00 dan realisasi sebesar Rp854.165.000,00 (49,50%) diantaranya sebesar
Rp333.320.000,00 untuk jasa konsultan.
J asa konsultan untuk melakukan kegiatan Seleksi Pengadaan Calon Pegawai Negeri
Sipil Daerah (CPNSD) yang dipakai oleh Bagian Kepegawaian Sekretariat Daerah adalah
Universitas Padjadjaran berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota
Depok dengan Universitas Padjadjaran tentang Pengadaan Naskah Soal dan Pemeriksaan
Lembar Jawaban Ujian dalam rangka Pengadaan CPNSD Formasi Tahun 2008 Nomor
800/3188.a-Kepeg tanggal 4 November 2008 yang berlaku sejak 4 November 2008 sampai
dengan 31 Desember 2008 tanpa melalui proses pelelangan pekerjaan.
Penunjukan Universitas Padjadjaran sebagai penyedia jasa pelaksanaan seleksi
pengadaan CPNSD merupakan tindak lanjut atas Kesepakatan Bersama antara Pemerintah
Provinsi J awa Barat dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat tentang Pengadaan
Naskah Soal dan Pemeriksaan Lembar J awaban Ujian dalam rangka Pengadaan CPNSD di
J awa Barat Formasi Tahun 2008 Nomor 810/5161/PEG.1/2008 tanggal 3 November 2008,
yang ditandatangi oleh Gubernur J awa Barat beserta 24 Bupati/Walikota se-Provinsi J awa
Barat, dengan pertimbangan:
a. Universitas Padjadjaran telah berpengalaman dalam kegiatan pengolahan data, pembuatan
dan pengadaan naskah soal ujian, pendistribusian, pengamanan dalam pengiriman soal
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

16
ujian, pendampingan pelaksanaan ujian, pemeriksaan lembar jawaban komputer dan
penyerahan hasil pemeriksaan berupa soft copy dan hard copy.
b. Universitas Padjadjaran memiliki kredibilitas dalam menjaga kerahasiaan soal-soal ujian
CPNSD.
c. Universitas Padjadjaran memiliki bidang kajian ilmu administrasi/kepegawaian yang telah
diakui oleh Pemerintah.
Biaya yang diajukan oleh Universitas Padjadjaran sesuai dengan perjanjian kerjasama
adalah sebesar Rp52.000,00 per orang dan peserta yang mengikuti seleksi CPNSD untuk Kota
Depok tahun 2008 sebanyak 6410 (enam ribu empat ratus sepuluh) orang sehingga nilai
perjanjian kerjasama sebesar Rp333.320.000,00.
Pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan No. 04/BA-STB/KPA/CPNS/2008 tanggal 18 Desember 2008 serta telah dibayar
lunas berdasarkan SP2D No. 07868/1.20.03/BL-LS/XII/2008 tanggal 30 Desember 2008
sebesar Rp333.320.000,00.
Pembayaran ditransfer ke rekening atas nama Herijanto Bekti pada Bank BNI (bukan
rekening Unpad).

Keadaan diatas tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang
Perubahan Ketujuh Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/J asa Pemerintah pada Pasal 17:
a. Ayat (1) menyatakan bahwa dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborongan/jasa
lainnya prinsipnya dilakukan melalui metode pelelangan umum.
b. Ayat (3) dalam hal penyediaan barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas
yaitu untuk pekerjaan yang kompleks, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat
dilakukan dengan metode pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas melalui media
massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang
telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya
yang memenuhi kualifikasi.

Hal tersebut mengakibatkan:
a. Menutup peluang bagi calon penyedia jasa lainnya untuk bersaing secara sehat dalam
penyediaan jasa pengadaan naskah soal dan pemeriksaan lembar jawaban ujian CPNSD
Kota Depok.
b. Nilai pekerjaan sebesar Rp333.320.000,00 tidak dapat dinilai dan diyakini kewajarannya.

Masalah tersebut terjadi karena adanya Kesepakatan Bersama antara Pemerintah
Provinsi J awa Barat dan Pemerintah Kabupaten/Kota di J awa Barat tentang Pengadaan
Naskah Soal dan Pemeriksaan Lembar J awaban Ujian dalam rangka Pengadaan CPNSD di
J awa Barat Formasi Tahun 2008 Nomor 810/5161/PEG.1/2008 tanggal 3 November 2008.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

17
Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa hanya
melaksanakan berdasarkan kesepakatan yang telah ditetapkan sesuai dengan jumlah peserta
seleksi CPNSD.

BPK RI menyarankan Walikota Depok agar di masa mendatang tidak membuat
kesepakatan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan melakukan proses pelelangan dalam
menetapkan pelaksana pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6. Pemberian Bantuan Sosial Sebesar Rp1.066.750.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan
Pada TA 2008 Sekretariat Daerah Kota Depok melalui Bagian Umum
mengalokasikan anggaran untuk Bantuan Sosial kepada organisasi dan masyarakat dengan
jumlah anggaran sebesar Rp111.155.916.058,00 dan realisasi sebesar Rp100.506.670.482,00
(90,42%).
Hasil pemeriksaan atas realisasi bantuan sosial TA 2008 selama 3 (tiga) bulan
terakhir diketahui terdapat pemberian bantuan sosial secara berturut-turut kepada organisasi
dan masyarakat yang sama setiap tahunnya yaitu:
No Uraian
TA 2007 TA 2008
No
BKU
Tgl
Jumlah
(Rp)
Ket
No
BKU
Tgl
Jumlah
(Rp)
Ket
1 DHC 45 553 30-07-2007 2,500,000.00 Bansos 1198 31-10-2008 30,000,000.00 Bansos
976 20-09-2007 1,500,000.00 2949 31-12-2008 41,750,000.00
1171 22-10-2007 2,500,000.00
1558 30-11-2007 2,500,000.00
2 LVRI 927 17-09-2007 2,500,000.00 Bansos 1198 31-10-2008 30,000,000.00 Bansos
2228 28-12-2007 22,000,000.00
84 5/15/2007 2,500,000.00
525 09-07-2007 2,500,000.00
3
Nurmahmudi Fans
Club
1783 18-12-2007 10,000,000.00 Bansos 1261 10-11-2008 10,000,000.00 Bansos
4 Masjid Raya DPRD 693 10-08-2007 500,000,000.00 Bansos 1265 12-11-2008 500,000,000.00 Bansos
1126 10-10-2007 500,000,000.00
5
Musholla Al Ikhlas
Mampang Panmas
529 20-07-2007 3,000,000.00 Bansos 1890 24-12-2008 10,000,000.00 Bansos
6 KNPI 2042 28-12-2007 44,000,000.00 Bansos 2519 31-12-2008 50,000,000.00 Bansos
2044 28-12-2007 200,000,000.00
2226 28-12-2007 20,000,000.00
23 5/1/2007 15,000,000.00
403 29-06-2007 7,500,000.00
789 31-08-2007 27,500,000.00
1477 19-11-2007 2,000,000.00
1652 05-12-2007 18,000,000.00
7 Dharma Wanita 2048 28-12-2007 26,500,000.00 Bansos 2827 31-12-2008 25,000,000.00 Bansos
2050 28-12-2007 15,000,000.00
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

18
No Uraian
TA 2007 TA 2008
No
BKU
Tgl
Jumlah
(Rp)
Ket
No
BKU
Tgl
Jumlah
(Rp)
Ket
287 29-06-2007 15,000,000.00
409 29-06-2007 25,000,000.00
8 GOWD 1562 30-11-2007 5,000,000.00 Bansos 2829 31-12-2008 50,000,000.00 Bansos
9 KPPI 1986 28-12-2007 30,000,000.00 Bansos 2831 31-12-2008 25,000,000.00 Bansos
10 AMS 1771 18-12-2007 7,000,000.00 Bansos 2873 31-12-2008 15,000,000.00 Bansos
63 5/8/2007 1,500,000.00
11 BAZ 51 5/8/2007 10,000,000.00 Bansos 3181 31-12-2008 50,000,000.00 Bansos
182 05/06/2007 4,000,000.00
651 31-07-2007 20,000,000.00
689 08-08-2007 21,000,000.00
1122 10-10-2007 55,000,000.00
12 FKUB 1668 05-12-2007 6,000,000.00 Bansos 3191 31-12-2008 100,000,000.00 Bansos
2146 28-12-2007 165,000,000.00
619 31-07-2007 5,000,000.00
906 14-09-2007 2,500,000.00
908 14-09-2007 3,000,000.00
926 17-09-2007 2,500,000.00
13 DMI 996 20-09-2007 3,000,000.00 Bansos 3213 31-12-2008 15,000,000.00 Bansos
1146 22-10-2007 1,500,000.00
1743 18-12-2007 1,500,000.00
1938 19-12-2007 1,500,000.00
1949 19-12-2007 1,500,000.00
94 5/15/2007 1,500,000.00
100 5/9/2007 1,500,000.00
183 05/06/2007 1,500,000.00
593 31-07-2007 2,000,000.00
14 IPHI 2144 28-12-2007 10,000,000.00 Bansos 3235 31-12-2008 15,000,000.00 Bansos
359 29-06-2007 10,000,000.00
15 DKM Baitul Kamal 13 4/27/2007 30,000,000.00 Bansos 3241 31-12-2008 100,000,000.00 Bansos
631 31-07-2007 7,000,000.00
837 05-09-2007 7,000,000.00
1670 05-12-2007 7,000,000.00
TOTAL 1,891,000,000.00 1,066,750,000.00

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 sebagaimana telah dirubah dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 45 ayat (2) yang mengatur bahwa
bantuan sosial diberikan secara selektif, tidak terus menerus/tidakmengikat serta memiliki
kejelasan peruntukan penggunaannya dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan
daerah dan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

19

Hal tersebut mengakibatkan maksud dan tujuan pemberian bantuan sosial tidak
tercapai sepenuhnya.

Hal ini terjadi karena:
a. Bagian Kesra kurang cermat dalam melakukan penelitian atas pengajuan permohonan
bantuan sosial.
b. Walikota Depok tidak berpedoman kepada ketentuan tentang penerima bantuan sosial.

Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa
kegiatan-kegiatan yang menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah
dipandang perlu untuk diberikan bantuan dengan mempertimbangkan secara selektif
berdasarkan tingkat urgensinya.

BPK RI menyarankan Walikota Depok agar selanjutnya selalu berpedoman kepada
peraturan pemberian bantuan sebagaimana yang ditetapkan.


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
















BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

20
Lampiran 1

Persedian ATK berdasar stock opname per 31 Desember 2008 lebih besar daripada
persediaan ATK menurut Rekap Berita Acara distribusi sebesar Rp30.782.000,00
No Uraian
Sisa berdasar BA
Distribusi
Sisa berdasar Lap.
Persediaan
Selisih
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Jumlah Satuan Jumlah Satuan
1 Amplop putih polos uk 11x23 cm 3 Dus 5 dus 2

10,000.00

20,000.00
2 Bak Stempel kecil No 2 0 Buah 1 buah 1

60,000.00

60,000.00
3 Ballpoint Balliner 0 Lusin 10 lusin 10

60,000.00

600,000.00
4 Ballpoint (Faster High Grade C6) 0 Lusin 2 lusin 2

35,500.00

71,000.00
5 Binder Clip No 107 (1 box =12 dus) 0 box 8 box 8

40,000.00

320,000.00
6 Binder Clip No 111 (1 box =12 dus) 0 box 9 box 9

55,000.00

495,000.00
7 Box File 0 buah 5 buah 5

14,000.00

70,000.00
8 Buku Ekspedisi HVS 60gr Isi 100 lbr 0 buku 25 buku 25

12,500.00

312,500.00
9 Buku Kwitansi sedang isi 50 lbr 0 buku 25 buku 25

4,000.00

100,000.00
10 Buku Folio HVS 60gr isi 200 lbr 0 buku 5 buku 5

35,000.00

175,000.00
11 Buku Sedang HVS 100gr 0 buku 5 buku 5

15,000.00

75,000.00
12 Canon BC - 03 Hitam 0 buah 11 buah 11

240,000.00

2,640,000.00
13 Tinta BCl 21 hitam 3 buah 5 buah 2

85,000.00

170,000.00
14 CDR 700MB-80 min-56x 0 pcs 5 pcs 5

7,000.00

35,000.00
15 Pita printer type LX 300, LX 600 ribbon 0 buah 25 buah 25

20,000.00

500,000.00
16 Isi Pisau Cutter uk Besar 0 pak 5 pak 5

3,000.00

15,000.00
17 Isi Hekter HD 3-1 M 0 buah 10 buah 10

5,500.00

55,000.00
18 Isi Hekter No 10 0 dus 5 dus 5

1,500.00

7,500.00
19 Isi tinta tanpa bantalan 0 buah 17 buah 17

10,000.00

170,000.00
20
Kertas Faximile 216mmX50m/KX-
FH331
0 roll 25 roll 25

20,000.00

500,000.00
21 Kertas Concord/Union Skin 0 Rim 3 rim 3

64,000.00

192,000.00
22 Isolatif 2 inc 0 buah 8 buah 8

12,500.00

100,000.00
23 Lakban hitam 0 roll 10 roll 10

10,000.00

100,000.00
24 Lemkertas uk besar 0 buah 2 buah 2

7,000.00

14,000.00
25 Nota Faktur 0 buku 5 buku 5

27,500.00

137,500.00
26 Odner kecil 0 buah 25 buah 25

17,500.00

437,500.00
27 Mistar Panjang 30cmstainless steel 0 buah 25 buah 25 6,000.00 150,000.00
28 Mistar Panjang 30cmmika 0 buah 10 buah 10

2,000.00

20,000.00
29 Karet penghapus Staedler 0 buah 5 buah 5

7,000.00

35,000.00
30 Penghapus Whiteboard 0 buah 40 buah 40

14,000.00

560,000.00
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

21
No Uraian
Sisa berdasar BA
Distribusi
Sisa berdasar Lap.
Persediaan
Selisih
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Jumlah Satuan Jumlah Satuan
31 Pensil 2B 0 lusin 5 lusin 5

42,500.00

212,500.00
32 Karbon mesin fax type KX-FA 55A 0 buah 25 buah 25

8,000.00

200,000.00
33 Spidol type 90 0 lusin 15 lusin 15

176,000.00

2,640,000.00
34 Spidol 500 0 lusin 4 lusin 4

130,000.00

520,000.00
35 Tinta printer type C6614D/20 1 buah 5 buah 4

375,000.00

1,500,000.00
36 Tinta printer type C8727A/27 0 buah 10 buah 10

250,000.00

2,500,000.00
37 Tinta printer type C8728A/28 0 buah 10 buah 10

285,000.00

2,850,000.00
38 Tinta printer type C51649A/49 0 buah 5 buah 5

400,000.00

2,000,000.00
39 Tinta printer type C6656A/56 0 buah 10 buah 10

250,000.00

2,500,000.00
40 Tinta printer type C6657A/57 0 buah 9 buah 9

415,000.00

3,735,000.00
41 Tinta stempel (pyramid) 0 buah 25 buah 25

10,000.00

250,000.00
42 Paperclip 0 dus 25 dus 25

3,500.00

87,500.00
43 Kertas karbon double folio 0 dus 29 dus 29

112,500.00

3,262,500.00
44 Kertas HVS fotocopy 80gr A4 0 rim 10 rim 10

30,000.00

300,000.00
45 Stopmap karton biasa 0 lembar 50 lembar 50

1,000.00

50,000.00
46 Kertas karbon folio 0 dus 1 dus 1

37,500.00

37,500.00


30,782,000.00















BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

22
Lampiran 2

Persediaan ATK menurut stock opname per 31 Desember 2008 lebih kecil daripada
Persediaan ATK berdasarkan Rekap Berita Acara distribusi senilai Rp15.698.000,00
No Uraian
Sisa berdasar BA
Distribusi
Sisa berdasar Lap.
Persediaan Selisih
Harga
Satuan
(Rp)
Jumlah
(Rp)
Jumlah Satuan Jumlah Satuan
1 Canon BC 20 3 buah 2 buah 1

490,000.00

490,000.00
2 Tinta BCl 21 warna 20 buah 5 buah 15

182,000.00

2,730,000.00
3 Kertas HVS Fotocopy 80 Gr Folio 16 Rim 5 rim 11

45,000.00

495,000.00
4 Kertas HVS Fotocopy 80 Gr kwarto 25 Rim 10 rim 15

42,500.00

637,500.00
5 Stopmap Snelhekter Karton 900 lembar 100 lembar 800

1,860.00

1,488,000.00
6 Odner besar 2 buah 0 buah 2

25,000.00

50,000.00
7 Stabilo 12 buah 5 buah 7

5,000.00

35,000.00
8 Stopmap snelhekter plastik biasa 1160 buah 5 buah 1155

7,500.00

8,662,500.00
9 Toner laserjet 1010,1012 toner Q2612A 1 buah 0 buah 1

910,000.00

910,000.00
10 Tinta Printer HP 21 1 buah 0 buah 1

200,000.00

200,000.00


15,698,000.00












BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DALAM KERANGKA
PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH KOTA DEPOK
TAHUN ANGGARAN (TA) 2008

DI

DEPOK


AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V
PERWAKILAN PROVINSI JAWA BARAT
HASIL PEMERIKSAAN SEMESTER I TA 2009



Nomor : 23B/LHP/XVIII.BDG/05/2009
Tanggal : 20 Mei 2009
BUKU II
i
DAFTAR ISI

HALAMAN
DAFTAR ISI..... i
RESUME LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN
TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2008 ...........................................


1
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN ............................................ 3
1. Terdapat Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Ganda oleh
Bagian Keuangan Kota Depok Sebesar
Rp425.402.400,00.......................................................................................
3


2 Pendirian PT Pradas DepokMerugikan Pemerintah Kota Depok Sebesar
Rp264.172.075,00.......................................................................................
4
3. Pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) Sekretariat Daerah Tidak Sesuai
Ketentuan dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Sebesar
Rp38.308.750,00 ..........................................................................
5
4. Pajak Reklame Pada Tiga Puluh Enam Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum (SPBU) Di Wilayah Kota Depok Pada TA 2008 Belum
Dikenakan Minimal Sebesar Rp36.656.400,00............................................
9

5 Kekurangan Volume Pekerjaan Pada Enam Paket Pekerjaan J alan Dinas
Pekerjaan Umum Kota Depok Sebesar Rp149.257.755,42.............
12
6
Kekurangan Volume Pada Enam Paket Pekerjaan Pembangunan
USB/RKB Pada Dinas Pendidikan Kota Depok Sebesar
Rp79.329.807,07..........................................................................................
14
7 Kekurangan Volume Pekerjaan Pada Pembangunan Lahan Parkir UPS
Sukatani Sebesar Rp51.693.015,41
16
Lampiran............................................................................................................... 18


BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

1



BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

RESUME HASIL PEMERIKSAAN
ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM KERANGKA PEMERIKSAAN LKPD TA 2008

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung J awab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah
memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Depok Tahun Anggaran 2008 yang
terdiri atas Neraca per 31 Desember 2008, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas
dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut.
Kepatuhan kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan
tanggung jawab Pemerintah Kota Depok. Sebagai bagian dalam memperoleh keyakinan yang
memadai tentang apakah laporan bebas dari salah saji material, BPK RI melakukan
pengujian kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan serta
ketidakpatutan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. Namun pemeriksaan yang BPK
RI lakukan tidak dirancang untuk secara khusus menemukan ketidakpatuhan pada ketentuan
peraturan perundang-undangan, dan pemeriksaan BPK RI tidak bertujuan untuk menyatakan
opini kepatuhan kepada hal-hal tersebut. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
mengharuskan BPK RI untuk melaporkan kepada pihak berwenang yang terkait apabila
terjadi ketidakpatuhan terhadap suatu ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan
serta ketidakpatutan, apabila dalam melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan BPK RI
menemukan hal-hal tersebut.
Hasil pengujian BPK RI atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
menunjukkan beberapa kelemahan antara lain:
1. Terdapat penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ganda oleh Bagian Keuangan
Kota Depok Sebesar Rp425.402.400,00 untuk pembayaran pekerjaan rehabilitasi dan
rekonstruksi jembatan kepada pihak ketiga;
2. Penyertaan kepada PT Pradas Depok merugikan Pemerintah Kota Depok sebesar
Rp264.172.075,00 karena tidak ada imbal hasil dari aktivitas ekonomi PT Pradas beserta
anak perusahaan;
3. Kekurangan Volume Pekerjaan Pada Enam Paket Pekerjaan J alan Dinas Pekerjaan
Umum Kota Depok Sebesar Rp149.257.755,42;
Atas permasalah tersebut BPK RI menyarankan Walikota Depok agar memberikan teguran
tertulis dan sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan di bidang kepegawaian kepada

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

2
pejabat terkait serta menarik kelebihan pembayaran dan menyerahkan copy bukti setor kepada
BPK RI.
Selain itu, BPK RI juga mencatat masalah-masalah tertentu yang tidak material berkaitan
dengan kepatuhan terhadap perundang-undangan disertai rekomendasi yang dikemukakan
pada hasil pemeriksaan.





BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

3
HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN

1. Terdapat Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Ganda Oleh Bagian
Keuangan Kota Depok Sebesar Rp425.402.400,00
Bagian Keuangan Pemerintah Kota Depok merupakan Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah (PPKD) yang mempunyai tugas dan wewenang antara lain untuk melaksanakan fungsi
Bendahara Umum Daerah (BUD), melakukan pelaksanaan, pengendalian dan
pertanggungjawaban APBD. PPKD selaku BUD menunjuk Bagian Perbendaharaan sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran yang mempunyai tugas antara lain untuk menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D).
Hasil pemeriksaan atas dokumen penerbitan dan pencairan SP2D diketahui terdapat
penerbitan SP2D Nomor 07372/1.03.01/BL-LS/XII/2008 tanggal 24 Desember 2008 sebesar
Rp480.589.800,00 kepada Ir. Hendrik P. Paulus (selaku Direktur CV Putra Jaya Mukti) untuk
pembayaran pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonsiliasi J embatan dan telah dicairkan oleh Bank
J abar Banten Cabang Depok pada tanggal 24 Desember 2008 sebesar Rp425.402.400,00
(setelah dikurangi PPh 22 dan PPN sebesar Rp55.187.400,00). Pada tanggal 31 Desember
2008 terjadi pencairan kembali SP2D dengan Nomor, tanggal dan peruntukan yang sama
kepada Direktur CV Putra J aya Mukti sehingga terjadilah pembayaran ganda atas pekerjaan
Rehabilitasi dan Rekonsiliasi J embatan.
Kepala Bagian Keuangan, Kasubag. Perbendaharaan dan staf Bagian Perbendaharaan
yang menerbitkan SP2D menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena banyaknya SP2D
yang diterbitkan antara tanggal 24 sampai dengan tanggal 31 Desember 2008, dengan batas
waktu yang pendek tersebut banyak kesalahan-kesalahan administrasi seperti kesalahan
penulisan kode rekening, nomor rekening pihak ketiga, nama serta besaran nilai SP2D
sehingga banyak dilakukan koreksi yang bisa juga menjadi penyebab adanya pencetakan
SP2D ganda tersebut. Hasil konfirmasi dengan Kepala Cabang Bank J abar Banten Cabang
Depok mengenai SP2D ganda tersebut menyatakan mengakui terjadinya kelalaian tersebut
yang dikarenakan banyaknya jumlah permintaan pencairan SP2D menjelang tutup tahun
anggaran sehingga menyebabkan kurang kendali terhadap dokumen pencairan atas SP2D
tersebut.

Keadaan diatas tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 4:
a. Ayat (1) yang menyatakan bahwa keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat.
b. Ayat (2) yang menyatakan bahwa secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah bahwa keuangan daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang
digunakan dengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Hal tersebut mengakibatkan Pemerintah Kota Depok membayar ganda yang
menyebabkan kerugian keuangan daerah Pemerintah Kota Depok sebesar Rp425.402.400,00
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

4
Hal ini terjadi karena :
a. Kasubag Perbendaharaan yang bertanggung jawab atas penerbitan SP2D lalai dalam
menjalankan kewajibannya.
b. Pengawasan dan pengendalian atasan langsung belum optimal.
Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan telah
berkoordinasi dengan PT Bank J abar Banten Cabang Depok dan Kepolisian Resort Metro
Depok serta menyampaikan surat panggilan kepada Direktur CV Putra Jaya Mukti dan
mendatangi pihak keluarga. SP2D dicatat sebagai piutang dan menunggu keputusan lebih
lanjut.

BPK RI menyarankan Walikota Depok agar:
a. Memerintahkan Sekretaris Daerah Kota Depok untuk memberikan teguran secara tertulis
yang diikuti dengan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku
dibidang kepegawaian kepada Kasubag Perbendaharaan dan Kabag Keuangan agar
melaksanakan tugas secara cermat.
b. Menarik kelebihan pembayaran sebesar Rp425.402.400,00 kepada rekanan yang
bersangkutan dan menyetorkan ke Kas Daerah serta bukti setornya diserahkan ke BPK
RI.

2. Pendirian PT Pradas Depok Merugikan Pemerintah Kota Depok Sebesar
Rp264.172.075,00
PT Pradas Depok (perusahaan dalam tahap pengembangan) merupakan Badan Usaha
Milik Daerah yang didirikan oleh Pemerintah Kota Depok berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 10 Tahun 2003 tanggal 5 J uni 2003 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah
dan Keputusan Walikota Depok tertanggal 24 Februari 2004, Nomor
539/68/Kpts/Bapp/Hk/2004 tentang Penentuan Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah
yang merupakan perusahaan induk (holding company) yang bertindak selaku pemegang
saham bagi badan-badan usaha lainnya.
Pemerintah Kota Depok melakukan penyertaan modal kepada PT Pradas sebesar
Rp540.000.000,00 pada tahun 2004. Dari penyertaan modal Pemerintah Kota Depok tersebut
sebesar Rp144.000.000,00 oleh PT Pradas diserahkan ke PT Pradas Marga Persada dalam
bentuk penyertaan modal. PT Pradas Marga Persada merupakan anak perusahaan dari PT
Pradas Depok.
Dari laporan keuangan PT Pradas Depok menunjukkan bahwa PT Pradas tidak ada
aktivitas yang berlangsung dan tidak ada penerimaan dari aktivitas ekonominya. PT Pradas
mengalami kerugian sebesar Rp264.172.075,00 yang tampak pada aset PT Pradas per 31
Desember 2008 menunjukkan nilai sebesar Rp275.827.925,00 dan anak perusahaan PT
Pradas yaitu PT Pradas Marga Persada juga dalam keadaan tidak aktif atau tidak beroperasi.
Hasil konfirmasi BPK RI kepada Direktur Utama PT Pradas Depok mengungkapkan
bahwa PT Pradas dan anak Perusahaannya dhi PT Pradas Marga Persada sudah vakum sejak
bulan September 2005.
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

5
Dengan demikian penyertaan modal pemerintah daerah Kota Depok senilai
Rp540.000.000,00 tersebut tidak mendatangkan manfaat ekonomis .

Keadaan diatas tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 1 point 65 yang menyatakan bahwa Investasi
adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis seperti bunga, deviden, royalty,
manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Hal tersebut mengakibatkan penyertaan modal pada PT Pradas tidak mendatangkan
manfaat ekonomi bahkan merugikan Pemerintah Kota Depok sebesar Rp264.172.075,00
(Rp540.000.000,00-Rp275.827.925,00)

Hal ini terjadi karena :
a. Pemerintah Kota Depok lalai dan tidak segera mengambil keputusan mengenai kondisi
PT Pradas Depok.
b. Dewan Direksi dan Komisaris tidak memiliki tanggungjawab dalam mengoperasikan
Badan Usaha Milik Daerah.

Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan karena
hingga saat ini yang ada hanya Direksi sementara maka PT Pradas belum dapat berjalan
sebagaimana seharusnya BUMD dan akan dilaksanakan RUPS untuk menentukan kelanjutan
PT Pradas, sedangkan berkurangnya penyertaan modal Pemerintah Kota Depok kepada PT
Pradas adalah karena pada tahun 2005 PT Pradas memerlukan biaya-biaya.

BPK RI menyarankan Walikota Depok menegur secara tertulis Dewan Komisaris PT
Pradas Depok untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) guna membahas
kelanjutan PT Pradas dan mempertanggungjawabkan pengeluaran sebesar Rp264.172.075,00.

3. Pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) Pada Sekretariat Daerah Tidak Sesuai Ketentuan
dan Terdapat Kelebihan Pembayaran Sebesar Rp38.308.750,00
Pada TA 2008 Sekretariat Daerah Kota Depok melalui Bagian Perlengkapan telah
mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor (ATK) sebesar
Rp2.174.212.400,00 dan telah direalisir sebesar Rp2.084.077.500,00 (95,85%).
Hasil pemeriksaan atas dokumen pelaksanaan pengadaan ATK menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Berdasarkan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Sekretariat Daerah diketahui bahwa
untuk kegiatan Penyediaan ATK direncanakan dilakukan pelelangan. Hal tersebut terlihat
dengan dialokasikannya anggaran untuk belanja-belanja kegiatan pelelangan sebagai
berikut:

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

6

Kode Rekening Uraian Volume&Satuan Harga
Satuan
Jumlah
5 2 1 Belanja Pegawai
5 2 1 01 Honorarium PNS
5 2 1 01 02 HonorariumTimPengadaan Barang&J asa
Ketua 1 orang x 1 keg 1.000.000,00 1.000.000,00
Sekretaris 1 orang x 1 keg 950.000,00 950.000,00
Anggota 3 orang x 1 keg 900.000,00 2.700.000,00
5 2 2 Belanja Barang dan Jasa
5 2 2 01 Belanja Bahan Pakai Habis
5 2 2 01 02 Belanja dokumen/admtender
Dokumen lelang/RKS 30 buku 5.000,00 150.000,00
Dokumen hasil lelang/kontrak 5 buku 35.000,00 175.000,00
5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor
5 2 2 03 04 Belanja J asa Pengumuman
Lelang/Pemenang Lelang


Pengumuman Lelang 1 kali 3.000.000,00 3.000.000,00

b. Pemeriksaan atas dokumen pertanggungjawaban diketahui bahwa dari belanja-belanja
tersebut yang terealisir hanya belanja honorarium tim pengadaan barang dan jasa sebesar
Rp4.650.000,00. Anggaran untuk belanja dokumen/administrasi tender dan pengumuman
lelang tidak terealisir karena pemilihan penyedia barang tidak dilakukan melalui
pelelangan.
c. Realisasi anggaran pengadaan ATK dengan nilai keseluruhan sebesar Rp2.077.757.500,00
ternyata dilakukan secara penunjukan langsung dengan memecah nilai pengadaan masing-
masing di bawah Rp50.000.000,00 terdiri atas 58 (limapuluh delapan) Surat Perintah Kerja
(SPK), yaitu:
No Tanggal SPK Rekanan Nilai (Rp)
1 2-Apr-08 CV Karya Dua Cemerlang 45,585,000.00
2 3-Apr-08 CV Wahyu Gumilang 29,439,500.00
3 4-Apr-08 CV Citra Sarana Sakti 42,955,000.00
4 7-Apr-08 CV Prima Insan Mandiri 32,418,000.00
5 8-Apr-08 CV Gita Prasetya 46,977,000.00
6 9-Apr-08 CV Fortuna 30,665,000.00
7 11-Apr-08 CV Tiga Sekawan 44,555,500.00
8 28-Apr-08 CV Baja Perkasa 25,903,250.00
9 29-Apr-08 CV Baruta Fidiakarya 25,127,500.00
10 12 Mei 08 CV Surya AlamSejahtera 46,005,000.00
11 13 Mei 08 CV Tiara 22,480,000.00
12 19 Mei 08 CV Wijaya 29,989,000.00
13 21 Mei 08 CV Persada Abadi Mandiri 46,998,000.00
14 30 Mei 08 CV Multi Media Karya 45,242,500.00
15 2-J un-08 CV Maju 26,100,500.00
16 6-J un-08 CV Sindaraya Karya Maju 38,012,000.00
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

7
No Tanggal SPK Rekanan Nilai (Rp)
17 9-J un-08 CV Eka Widhi Sarana 46,275,000.00
18 13-J un-08 CV Ferdhy Firdha 45,760,500.00
19 16-J un-08 CV Bintang Pratama 24,500,000.00
20 20-J un-08 CV Dwi Syahrani 32,470,000.00
21 1-J ul-08 CV Nabila Saphira 24,540,000.00
22 7-J ul-08 CV Eka Cipta Prestasi 26,060,000.00
23 14-J ul-08 CV Bumi Surya Pertiwi 45,000,000.00
24 31-J ul-08 CV Prima Insan Mandiri 24,180,000.00
25 1 Agt 08 CV Makmur Trijaya Sakti 46,375,000.00
26 13 Agt 08 CV Triple "5" J aya Sentosa 45,581,000.00
27 14 Agt 08 CV Plugon Widya Karya 46,742,500.00
28 15 Agt 08 CV Ellena Sukses Makmur 22,000,000.00
29 19 Agt 08 CV Kemuning 21,650,000.00
30 22 Agt 08 CV Wahana Cahaya Sakti 46,956,000.00
31 1-Sep-08 CV Citra Sarana Sakti 45,812,250.00
32 5-Sep-08 CV Mulya J aya Abadi 46,150,000.00
33 8-Sep-08 CV Prima Insan Mandiri 46,630,000.00
34 12-Sep-08 CV Bintang Pratama 21,932,500.00
35 15-Sep-08 CV Persada Abadi Mandiri 31,339,000.00
36 16-Sep-08 CV Agung J aya Makmur 27,877,500.00
37 6 Okt 08 CV Arwana Mitra Wijaksana 20,004,000.00
38 3 Nop 08 CV Cipta Vidya Nanda 33,520,000.00
39 7 Nop 08 CV Dwi Syahrani 32,475,000.00
40 10 Nop 08 CV Merindo Trimadistra 23,615,000.00
41 11 Nop 08 CV Karya Dua Cemerlang 47,645,000.00
42 14 Nop 08 CV Putri Sion 31,130,000.00
43 17 Nop 08 CV Glory Cipta Perdana 27,000,000.00
44 18 Nop 08 CV Alfian Lidia Sentosa 39,875,000.00
45 19 Nop 08 CV Lisa Lintas Pratama 31,000,000.00
46 20 Nop 08 CV Manoni J aya 47,960,000.00
47 21 Nop 08 CV Matuari Bhakti Pertiwi 47,460,000.00
48 24 Nop 08 CV Karya Usaha Bersama 47,000,000.00
49 25 Nop 08 CV Wahana Cahaya Sakti 24,085,000.00
50 25 Nop 08 CV Tiga Sekawan 16,975,000.00
51 28 Nop 08 CV Almatin 47,175,000.00
52 27 Nop 08 CV Baja Perkasa 20,520,000.00
53 1 Des 08 CV Midas Utama Kasih 47,452,500.00
54 2 Des 08 CV Lira Cipta Agung 44,997,000.00
55 3 Des 08 CV Graha Cipta Karya 45,742,500.00
56 4 Des 08 CV Raih J aya 45,657,500.00
57 5 Des 08 CV Selat Sunda 16,950,000.00
58 9 Des 08 CV Multi Media Karya 43,235,000.00
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

8
No Tanggal SPK Rekanan Nilai (Rp)
JUMLAH 2,077,757,500.00
Dari tabel di atas terlihat bahwa jangka waktu pelaksanaan pengadaan sangat berdekatan
sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan pelelangan secara bertahap.
d. Berdasarkan dokumen pertanggungjawaban belanja ATK diketahui terdapat 4 jenis ATK
yang harga satuan dalam SPK melebihi Standar Satuan Harga Walikota senilai
Rp33.658.750,00 dengan rincian:
No. Jenis ATK Nilai Kerugian (Rp)
1. Binderclip 111 (1 box =12 dus) 1.158.600,00
2. Binderclip 107 (1 box =12 dus) 1.146.300,00
3. Kertas HVS Fotocopy 80gr Kwarto 16.945.600,00
4. Kertas HVS Fotocopy 80gr Folio 14.408.250,00
Kelebihan nilai SPK 33.658.750,00
Rincian lihat lampiran 1

Keadaan diatas tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Keputusan Presiden Nomor 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/J asa Pemerintah pada
Lampiran I BAB I.A.1.a yang menyatakan bahwa pengguna barang/jasa dilarang : a)
memecah pengadaan barang/jasa menjadi beberapa paket dengan maksud untuk
menghindari pelelangan;
b. Keputusan Walikota Depok Nomor 903/261/Kpts/Adm-Pemb/Huk/2007 tentang Standar
Satuan Harga Belanja Barang/J asa di Lingkungan Pemerintah Kota Depok TA 2008.

Hal tersebut mengakibatkan:
a. Harga pengadaan barang belum merupakan harga yang paling menguntungkan dan
dipertanggungjawabkan bagi Pemerintah Kota Depok.
b. Pemerintah Kota Depok kelebihan membayar ATK dan membayar yang tidak perlu
minimal sebesar Rp38.308.750,00 (Rp33.658.750,00 +Rp4.650.000,00).

Hal ini terjadi karena Sekretaris Daerah selaku Pengguna Anggaran dan PPTK tidak
mentaati ketentuan pengadaan barang/jasa.

Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Depok menyatakan bahwa
Sekretariat Pemerintah Kota Depok belum memiliki gudang barang sehingga apabila belanja
barang dilakukan sekaligus akan mengalami kesulitan menyimpan barang dan besar
kemungkinan kurang terjaminnya keamanan/hilang, dan terhadap beberapa item yang
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

9
melebihi Standar Satuan Harga Pemerintah Kota Depok akan dikembalikan sesuai dengan
ketentuan.

BPK RI menyarankan Walikota Depok agar:
a. Memberikan teguran secara tertulis yang diikuti dengan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku dibidang kepegawaian kepada Sekretaris Daerah dan PPTK
agar di masa mendatang dalam pelaksanaan anggaran pengadaan barang/jasa mentaati
ketentuan yang berlaku.
b. Memerintahkan Sekretaris Daerah untuk menarik kelebihan pembayaran sebesar
Rp38.308.750,00 (Rp33.658.750,00 kepada rekanan yang terkait dan sebesar
Rp4.650.000,00 atas pembayaran honorarium panitia lelang yang tidak melaksanakan
tugasnya) dan menyetorkan ke Kas Daerah serta bukti setornya diserahkan ke BPK RI.

4. Pajak Reklame Pada Tiga Puluh Enam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)
Di Wilayah Kota Depok Pada TA 2008 Belum Dikenakan Minimal Sebesar
Rp36.656.400,00
Pada TA 2008 Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pendapatan Daerah
menetapkan target pendapatan dari Pajak Reklame sebesar Rp3.754.903.559,50 yang telah
terealisasi sebesar Rp4.316.077.876,00 (114,95%).
Menurut data dari Dinas Perindustrian pada TA 2008 terdapat 40 SPBU yang telah
beroperasi dimana 4 SPBU telah melaksanakan kewajibannya sebagai wajib pajak reklame.
Hasil uji petik di lapangan tanggal 23 Mei 2009 dan konfirmasi kepada Dinas Pendapatan
Daerah dan Dinas Tata Kota dan Bangunan diketahui bahwa pajak reklame untuk TA 2008
atas 36 (tigapuluh enam) SPBU di wilayah Kota Depok belum dikenakan minimal sebesar
Rp36.656.400,00, dengan perhitungan sebagai berikut:
No Kecamatan Jenis Lokasi Ukuran Jumlah M2 Pajak
1 Cimanggis Neonbox tanam J l. Akses Baru BUPERTA Cibubur 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
2 Cimanggis Neonbox tanam Jl. Kebayunan 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
3 Cimanggis Neonbox tanam J l. Raya Tapos 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
4 Cimanggis Neonbox tanam J l. Raya Bogor KM 34 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
5 Cimanggis Neonbox tanam Jl. Akses UI Klapa Dua 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
6 Cimanggis Neonbox tanam J l. Raya Bogor KM 30 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
7 Cimanggis Neonbox tanam Jl. Akses UI Kel Tugu 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
8 Cimanggis Neonbox tanam J l. Raya Bogor Cilangkap 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
9 Cimanggis Neonbox tanam J l. Putri Tunggal Harjamukti 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

10
No Kecamatan Jenis Lokasi Ukuran Jumlah M2 Pajak
10 Cimanggis Neonbox tanam J l. Raya Bogor Km28,6 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
11 Beji Neonbox tanam J l. Margonda Raya 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,148,400.00
12 Beji Neonbox tanam J l. Asmawi 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
13 Beji Neonbox tanam J l. Raya Tanah Baru 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
14 Sukmajaya Neonbox tanam Jl Raya Bogor Sukamaju 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
15 Sukmajaya Neonbox tanam J l J uanda Baktijaya 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
16 Sukmajaya Neonbox tanam J l Proklamasi Mekarjaya 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
17 Sukmajaya Neonbox tanam J l Raya J atimulya Kp Sawah 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
18 Sukmajaya Neonbox tanam Jl Tole Iskandar Dinata 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
19 Panmas Neonbox tanam Jl Siliwangi 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
20 Panmas Neonbox tanam J l Kartini 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
21 Panmas Neonbox tanam J l Raya Sawangan 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
22 Panmas Neonbox tanam J l Raya Citayam 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
23 Panmas Neonbox tanam J l Raya Sawangan 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
24 Panmas Neonbox tanam J l Raya Maruyung Limo 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
25 Panmas Neonbox tanam Jl Raya Pitara 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
26 Limo Neonbox tanam J l Raya Cinere Limo 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
27 Limo Neonbox tanam J l Raya Cinere 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
28 Limo Neonbox tanam Jl Raya Golf Pangkalan J ati 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
29 Limo Neonbox tanam J l Raya Gandul 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,016,400.00
30 Limo Neonbox tanam J l Pramuka 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
31 Sawangan Neonbox tanam J l Raya Muchtar 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
32 Sawangan Neonbox tanam J l Raya Parung Ciputat 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

11
No Kecamatan Jenis Lokasi Ukuran Jumlah M2 Pajak
33 Sawangan Neonbox tanam J l Raya Parung Ciputat 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
34 Sawangan Neonbox tanam J l Raya Parung 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

1,082,400.00
35 Sawangan Neonbox tanam J l Raya Muchtar 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
36 Sawangan Neonbox tanam J l Raya Muchtar 3 M x 2 M x 2 MK 1 6

950,400.00
JUMLAH 36,656,400.00
Konfirmasi lebih lanjut ke Kepala Seksi Pendaftaran Dinas Pendapatan Daerah diketahui
bahwa intensifikasi pemungutan pajak reklame kepada para pemilik SPBU mulai
dilaksanakan pada bulan Agustus 2008, antara lain melalui sosialisasi tentang pajak reklame.
Selain itu kepada para pemilik SPBU yang belum melakukan kewajiban untuk membayar
pajak reklame, Dinas Pendapatan Daerah juga telah mengirimkan surat peringatan sebanyak 3
(tiga) kali, akan tetapi sampai dengan saat pemeriksaan baru 2 (dua) SPBU yang telah
membayar pajak atas reklame.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 02 Tahun
2002 tentang Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Restoran dan Pajak Parkir
pada:
a. Pasal 1 angka 27 yang menyatakan reklame adalah benda, alat perbuatan atau media yang
menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk
memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau seseorang
ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang
ditempatkan atau dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat umum kecuali yang
dilakukan Pemerintah;
b. Pasal 14 yang menyatakan bahwa dengan nama Pajak Reklame, dipungut pajak atas setiap
penyelenggaraan reklame;
c. Pasal 60 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap penyelenggaraan hotel, hiburan, reklame,
restoran dan parkir oleh orang pribadi atau badan, wajib memperoleh ijin tertulis dari
Walikota atau pejabat yang ditunjuk.

Hal tersebut mengakibatkan Pemerintah Kota Depok kehilangan kesempatan untuk
memperoleh penerimaan dari Pajak Reklame atas 36 SPBU di wilayah Kota Depok minimal
sebesar Rp36.656.400,00.

Hal ini disebabkan:
a. Tim Monitoring pajak reklame Dinas Pendapatan Daerah dan Dinas Tata Kota dan
Bangunan belum optimal dalam melaksanakan tugasnya.
b. Pengendalian dan pengawasan atasan langsung belum optimal.
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

12
Atas permasalahan tersebut, Kepala Bidang Pendapatan DPPK Kota Depok mengakui
potensi yang belum tergali atas reklame reklame tersebut.

BPK RI menyarankan Walikota Depok :
a. Memerintahkan Kepala Dinas Pendapatan untuk memberikan teguran secara tertulis yang
diikuti dengan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku dibidang
kepegawaian kepada Kepala Bidang Pendapatan dan Tim Monitoring agar melakukan
pengendalian kegiatan dilingkungannya.
b. Menarik kekurangan penerimaan sebesar Rp36.656.400,00 kepada pemilik Reklame yang
bersangkutan dan menyetorkan ke Kas Daerah serta bukti setornya diserahkan ke BPK
RI.

5. Kekurangan Volume Pekerjaan Pada Enam Paket Pekerjaan Jalan Dinas Pekerjaan
Umum Kota Depok Sebesar Rp149.257.755,42
Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Depok pada TA 2008 telah
melaksanakan kegiatan belanja modal pengadaan konstruksi jalan dengan nilai anggaran
setelah perubahan sebesar Rp97.914.705.660,00. Hasil pemeriksaan dilapangan yang
dilakukan secara uji petik terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp149.257.755,42
dengan rincian sebagai berikut:
1) Peningkatan J alan Ridwan Rais sebesar Rp532.468.800,00 yang dilaksanakan oleh PT
Borisdo J aya sesuai kontrak No. 602/326/XI/DPU/2008 tanggal 17 November 2008.
J angka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 30 hari kalender sejak mulai diterbitkannya
SPMK tanggal 17 November s.d 16 Desember 2008 dan pekerjaan telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP) No. 621/AS-2-
BA.PHO.PNJ /BM/XII/08 tanggal 16 Desember 2008 dan telah dibayar lunas (95%) sesuai
dengan SP2D No. 06844/1.03.01/BL-LS/XII/2008 dan No. 06845/1.03.01/BL-
LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 1 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp44.720.776,37 (lihat lampiran 2)
2) Peningkatan J ln limo Raya Segmen II sebesar Rp867.848.000,00 yang dilaksanakan oleh
CV Candra Utama sesuai kontrak No.602/346/XI/DPU/2008 tanggal 17 November 2008.
J angka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 38 hari kalender sejak mulai diterbitkannya
SPMK tanggal 17 November s.d 24 Desember 2008 dan pekerjaan telah selesai
dilaksankan sesuai dengan BASTP No. 621/760/BA.PHO.PNJ /BM/XII/2008 tanggal 24
Desember 2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 6 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp46.701.881,21 (lihat lampiran 2)
3) Peningkatan Jalan Limo Cinere sebesar Rp1.769.531.000,00 yang dilaksanakan oleh PT
Pastita Cahaya J aya sesuai kontrak No.602/343/XI/DPU/2008 tanggal 17 November 2008.
J angka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 38 hari kalender sejak mulai diterbitkannya
SPMK tanggal 17 November s.d 24 Desember 2008 dan pekerjaan telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 621/762/BA.PHO.PNJ /BM/XII/2008 tanggal 24
Desember 2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 7 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp4.586.860,95 (lihat lampiran 2)
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

13
4) Peningkatan Jalan Parung Bingung Cinere sebesar Rp432.102.000,00 yang dilaksanakan
oleh CV Sembilan Sembilan sesuai kontrak No.602/225/IX/DPU/2008 tanggal 9
September 2008. J angka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 90 hari kalender sejak mulai
diterbitkannya SPMK tanggal 9 September s.d 7 Desember 2008 dan pekerjaan telah
selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 621/535/BA-PHO.PNJ /BM/XII/2008
tanggal 7 Desember 2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 7 Mei 2009
terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp4.679.412,03 (lihat lampiran 2)
5) Peningkatan J alan Pangkalan J ati II sebesar Rp1.331.455.000,00 yang dilaksanakan oleh
PT Karya Dunia Investama sesuai kontrak No. 602/383/XI/DPU/2008 tanggal 20
November 2008. J angka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 38 hari kalender sejak mulai
diterbitkannya SPMK tanggal 20 November s.d 24 Desember 2008 dan pekerjaan telah
selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 621/1075/BA.FHO/PNJ/BM/XII/2008
tanggal 18 Desember 2008 dan telah dibayar lunas (95%) sesuai dengan SP2D No.
07702/1.03.01/BL-LS/XII/2008 dan No. 07703/1.03.01/BL-LS/XII/2008. Hasil
pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 7 Mei 2009 terdapat kekurangan volume
pekerjaan sebesar Rp37.361.478,32 (lihat lampiran 2)
6) Peningkatan Jalan Leuwinanggung Kebayunan sebesar Rp358.183.000,00 yang
dilaksanakan oleh PT Arya Kemuning Selaras sesuai kontrak No.602/209/IX/DPU/2008
tanggal 9 September 2008. J angka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 75 hari kalender
sejak mulai diterbitkannya SPMK tanggal 9 September s.d 22 November 2008 dan
pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No.
621/474/BA.FHO.PNJ /BM/XI/2008 tanggal 5 Nopember 2008 dan telah dibayar lunas
(95%) sesuai dengan SP2D No.04830/1.03.01/BL-LS/XI/2008 dan No. 06161/1.03.01/BL-
LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 2 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp11.207.346,54 (lihat lampiran 2)

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/J asa Pemerintah Bagian Penjelasan Pasal 33 ayat
(2) bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di
lapangan.

Hal tersebut mengakibatkan terjadi kelebihan pembayaran kepada para penyedia
jasa sebesar Rp149.257.755,42 atas pekerjaan yang dilaksanakannya.

Kondisi tersebut terjadi karena :
a. PPTK lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Pengawas Lapangan tidak cermat dalam melakukan tugasnya
c. Kepala Dinas Pekerjaan Umumbelum optimal dalam melaksanakan pengawasan dan
pengendalian atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

14
Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Bina Marga dan SDA Kota Depok
menyatakan akan menindaklanjuti sesuai dengan peraturan yang berlaku dan berusaha
mengoptimalkan pengawasan pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang.
BPK RI menyarankan Walikota Depok agar:
a. Memberikan teguran secara tertulis yang diikuti dengan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku dibidang kepegawaian kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum,
PPTK dan pengawas lapangan untuk melaksanakan dan meningkatkan pengendalian
kegiatan dilingkungannya.
b. Memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk menarik kelebihan pembayaran
sebesar Rp149.257.755,42 kepada rekanan yang bersangkutan dan menyetorkan ke Kas
Daerah serta bukti setornya diserahkan ke BPK RI.

6. Kekurangan Volume Pekerjaan Pada Enam Paket Pekerjaan Pembangunan USB/RKB
Pada Dinas Pendidikan Kota Depok Sebesar Rp79.329.807,07
Bagian Tata Usaha Dinas Pendidikan Kota Depok pada TA 2008 telah melaksanakan
kegiatan Pekerjaan Pembangunan RKB/USB dengan nilai anggaran sebesar
Rp3.132.553.000,00. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan terdapat kekurangan volume
pekerjaan sebesar Rp79.329.807,07 dengan rincian sebagai berikut :
a. Pembangunan SDN Pasir Gunung Selatan 1 sebesar Rp 438.638.000,00 yang dilaksanakan
oleh CV. Manunggal Kurnia Santosa sesuai kontrak No. 027/02.02/KPA/Kontrak/
Pemb.RKB SDN 2 LT/Disdik/IX/2008 tanggal 8 September s.d 25 Desember 2008 dan
penambahan pekerjaan No. 027/Add.02.02/KPA/Kontrak/Pemb.RKB SDN 2
LT/Disdik/XI/2008 dengan nilai sebesar Rp478.638.000,00 dan pekerjaan telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 027/KPA/Pemb.RKB SDN 2
LT/PHO/Disdik/XII/2008 tanggal 17 Desember 2008 dan telah dibayar lunas (95%) sesuai
dengan SP2D No. 06035/1.01.01/BL-LS/XII/2008 dan No. 07125/1.01/BL-LS/XII/2008.
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 10 Mei 2009 terdapat kekurangan
volume pekerjaan sebesar Rp26.199.504,03.(lihat lampiran 3)
b. Rehabilitasi SDN Cinere 2 sebesar Rp249.855.000,00 yang dilaksanakan oleh CV. Tiga
Ratu sesuai dengan kontrak No. 027/06.01/KPA/Kontak/Rehab SDN/Disdik/IX/2008
tanggal 8 September s.d 5 Desember 2008 dan tambah kurang pekerjaan No.
01/Add./XI/TK/2008 dengan nilai sebesar Rp249.855.000,00 dan pekerjaan telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan BASTP tanpa nomor, tanggal 5 Desember 2008 dan telah
dibayar lunas (95%) sesuai dengan SP2D No. 06007/1.01.01/BL-LS/XI/2008, No.
06441/1.01.01/BL-LS/XII/2008 dan No. 06442/1.01.01/BL-LS/XII/2008. Hasil
pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 10 Mei 2009 terdapat kekurangan volume
pekerjaan sebesar Rp5.385.993,20.(lihat lampiran 3)
c. Rehabilitasi SDN Pondok Petir 1 sebesar Rp324.862.000,00 yang dilaksanakan oleh CV.
Depos sesuai kontrak No. 027/12.01/KPA/Kontak/Rehab SDN/Disdik/IX/2008 tanggal 8
September s.d 5 Desember 2008 dan penambahan pekerjaan No.
027/Add.12.01/KPA/Kontrak/Rehab.SDN/Disdik/XI/2008 dengan nilai sebesar
Rp328.541.000,00 dan pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No.
027-13/KPA/PHO/Rehab.SDN/Disdik/ 2008 tanggal 5 Desember 2008 dan telah dibayar
lunas (95%) sesuai dengan SP2D No. 07460/1.01.01/BL-LS/XII/2008 dan No.
BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

15
07461/1.01.01/BL-LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik dilapangan pada tanggal 9 Mei
2009 terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp13.482.485,89.(lihat lampiran 3)
d. Rehabilitasi SDN Pasir Putih 2 sebesar Rp303.246.000,00 yang dilaksanakan oleh CV.
Dua Dua J uni sesuai kontrak No. 027/11.01/KPA/Kontrak/RehabSDN/Disdik/IX/ 2008
tanggal 8 September s.d 5 Desember 2008 dan penambahan pekerjaan No.
01/Add./X/DDJ/2008 dengan nilai sebesar Rp317.854.000,00 serta pekerjaan telah selesai
dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 027/BA/Rehab.SDN/XII/2008 tanggal 5
Desember 2008 dan telah dibayar lunas (100%) sesuai dengan SP2D No 07627/1.01/BL-
LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 10 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp8.376.923,00.(lihat lampiran 3)
e. Pembangunan USB Dan Relokasi SDN Cisalak Pasar 2, 3 Dan Curug 1 sebesar
Rp903.570.000,00 yang dilaksanakan oleh CV. Dwi Murti sesuai kontrak No.
027/01.03/KPA/Kontrak/Pemb.Usb dan Relokasi SDN/ Disdik/IX/ 2008 tanggal 8
September s.d 25 Desember 2008 dan penambahan pekerjaan No.
027/Add.01.03/KPA/Kontrak/Pemb. USB & Relokasi SDN/Disdik/XI/2008 dengan nilai
sebesar Rp971.045.000,00 dan pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP
No. 027/KPA/Pemb.USB & Relokasi SDN/IX/2008 tanggal 15 Desember 2008 dan telah
dibayar lunas (100%) sesuai dengan SP2D No. 05852/1.01.01/BL-LS/XII/2008 dan No.
06884/01.01/BL-LS/XII/2008. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 9 Mei
2009 terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp22.294.809,95.(lihat lampiran 3)
f. Pembangunan SMKN 2 Sawangan sebesar Rp913.382.000,00 yang dilaksanakan oleh PT.
Gunung Pinapan sesuai kontrak No. 027/02.05/KPA/Kontrak/Pemb.SMKN 2 Sawangan/
Disdik/IX/2008 tanggal 8 September s.d 25 Desember 2008 dan penambahan pekerjaan
No. 027/Add.02.05/KPA/Kontrak/Pemb.SMKN/Disdik/XI/2008 dan pekerjaan telah
selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No. 027/KPA/Pemb.USB & Relokasi
SDN/IX/2008 tanggal 25 Desember 2008 dan telah dibayar lunas sesuai dengan SP2D
No.07974/1.01.01/BL-LS/XII/2008 tanggal 30 Desember 2008 dengan nilai sebesar
Rp970.027.000,00. Hasil pemeriksaan fisik di lapangan pada tanggal 9 Mei 2009 terdapat
kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp3.590.091,00. (lihat lampiran 3)

Keadaan diatas tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/J asa Pemerintah Bagian Penjelasan Pasal
33 ayat (2) bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan
senilai pekerjaan yang telah terpasang tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di
lapangan.

Hal tersebut mengakibatkan terdapat pembayaran lebih kepada para penyedia jasa
sebesar Rp79.329.807,07 atas pekerjaan yang dilaksanakannya

Terhadap kelebihan pembayaran sebesar Rp79.329.807,07 telah ditindak lanjuti oleh
Kepala Dinas Pendidikan sebesar Rp10.860.733,00 sesuai dengan STS I tanggal 15 J uni 2009
sebesar Rp2.500.000,00 dan STS II tanggal 22 J uni 2009 sebesar Rp8.360.733,00

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

16
Hal ini terjadi karena :
a. PPTK lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Pengawas Lapangan tidak cermat dalam melakukan tugasnya
c. Kepala Dinas Pendidikan belum optimal dalam melaksanakan pengawasan dan
pengendalian atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya.

Atas permasalahan tersebut, Kepala Dinas Pendidikan menyatakan bahwa hasil
pemeriksaan akan ditindaklanjuti dengan memanggil para penyedia jasa/rekanan.

BPK RI menyarankan Walikota Depok :
a. Memberikan teguran secara tertulis yang diikuti dengan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku dibidang kepegawaian kepada Kepala Dinas Pendidikan,
PPTK dan Pengawas Lapangan untuk melaksanakan dan meningkatkan pengendalian
kegiatan dilingkungannya.
b. Memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan untuk menarik kelebihan pembayaran sebesar
Rp68.469.074,07 (Rp79.329.807,07-Rp10.860.733,00) kepada rekanan yang
bersangkutan dan menyetorkan ke Kas Daerah serta bukti setornya diserahkan ke BPK
RI.

7. Kekurangan Volume Pekerjaan Pada Pembangunan Lahan Parkir UPS Sukatani
Sebesar Rp51.693.015,41
Pekerjaan Pembangunan Lahan Parkir UPS Sukatani dengan nilai sebesar
Rp483.900.000,00 yang dilaksanakan oleh PT Dallah J aya Utama sesuai addendum kontrak
No.602/258.2/BPUPS/XI/2008 tanggal 19 November 2008. J angka waktu pelaksanaan
pekerjaan selama 60 hari kalender sejak mulai diterbitkannya SPMK tanggal 19 September
s.d 19 Desember 2008 dan pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan BASTP No
602/261/BPUPS/XII/2008 tanggal 16 Desember 2008 dan telah dibayar lunas sesuai dengan
SP2D No 07388/1.08.01/BL-LS/XII/2008 tanggal 24 Desember 2008. Hasil pemeriksaan
dilapangan pada tanggal 9 Mei 2009 terdapat kekurangan volume pekerjaan sebesar
Rp51.693.015,41 dengan rincian sebagai berikut:
No Pekerjaan Satuan RAB Cek Fisik Selisih
Harga Satuan
(Rp)
Nilai Kerugian
(Rp)
1 Turap Batu Kali (Belakang UPS) m3 103,80 92,40 11,40 548.841,56 6.256.793,78
2 Pas. Batu Belah dinding saluran m3 97,78 76,78 21,00 548.841,56 11.527.868,13
3 Pek. Pemasangan LPA tbl 0.1 cm m3 24,40 - 24,40 230.597,62 5.626.581,93
4 Pas. Lantai kerja Tbl 5 cm m2 12,20 - 12,20 697.733,75 8.512.351,75
5 Pas. Beton K225 tbl 8 cm m3 48,80 32,54 16,26 864.718,91 14.062.491,27
6 Pek. Oprit dengan beton K225 m3 1,20 0,64 0,56 864.718,91 484.242,59
7
Rabat Beton Area Parkir dan J alan
Setapak Taman m3 20,37 14,14 6,23 593.940,00 3.702.621,96
8 Paving Blok Area Parkir m2 481,25 467,60 13,65 111.360,00 1.520.064,00
51.693.015,41

BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat

17
Keadaan diatas tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/J asa Pemerintah Bagian Penjelasan Pasal
33 ayat 2 bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi. pembayaran hanya dapat dilakukan
senilai pekerjaan yang telah terpasang tidak termasuk bahan-bahan dan alat-alat yang ada di
lapangan.

Hal tersebut mengakibatkan kelebihan pembayaran kepada para penyedia jasa
sebesar Rp51.693.015.41 atas pelaksanaan pekerjaaan yang dilaksanakannya

Hal ini terjadi karena :
c. PPTK lalai dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
d. Pengawas Lapangan tidak cermat dalam melakukan tugasnya.
e. Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup belum optimal dalam melaksanakan
pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung
jawabnya.

Atas permasalahan tersebut. KPA Pembangunan Lahan Parkir UPS Sukatani
menyetujui temuan tersebut dan akan menindaklanjutinya sesuai saran BPK.

BPK RI menyarankan Walikota Depok :
a. Memberikan teguran secara tertulis yang diikuti dengan sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku dibidang kepegawaian kepada Kepala Dinas Kebersihan dan
Lingkungan Hidup. PPTK dan Pengawas Lapangan untuk melaksanakan dan
meningkatkan pengendalian kegiatan dilingkungannya.
b. Memerintahkan Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup untuk menarik kelebihan
pembayaran sebesar Rp51.693.015.41 kepada rekanan yang bersangkutan dan
menyetorkan ke Kas Daerah serta bukti setornya diserahkan ke BPK RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran 1
Banyaknya Satuan Harga Satuan Jumlah Harga Satuan Seharusnya
1 7-Apr-08 CV PrimaInsan Mandiri 32,418,000.00 Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 10 Box 40,000.00 400,000.00 30,600.00 306,000.00 94,000.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 5 Box 40,000.00 200,000.00 30,600.00 153,000.00 47,000.00
2 14-J ul-08 CV Bumi SuryaPertiwi 45,000,000.00 Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 15 Box 41,000.00 615,000.00 30,600.00 459,000.00 156,000.00
3 16-Sep-08 CV Agung J ayaMakmur 27,877,500.00 Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 29 Box 40,000.00 1,160,000.00 30,600.00 887,400.00 272,600.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 48 Box 40,000.00 1,920,000.00 30,600.00 1,468,800.00 451,200.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 5 Box 37,500.00 187,500.00 30,600.00 153,000.00 34,500.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 10 Box 35,000.00 350,000.00 30,600.00 306,000.00 44,000.00
Binderclip 107 (1 box=12 Dus) 5 Box 40,000.00 200,000.00 30,600.00 153,000.00 47,000.00
1,146,300.00
1 3-Apr-08 CV Wahyu Gumilang 29,439,500.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 36 Box 57,000.00 2,052,000.00 51,960.00 1,870,560.00 181,440.00
2 19 Mei 08 CV Wijaya 29,989,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 5 Box 55,000.00 275,000.00 51,960.00 259,800.00 15,200.00
3 21 Mei 08 CV PersadaAbadi Mandiri 46,998,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 34 Box 56,000.00 1,904,000.00 51,960.00 1,766,640.00 137,360.00
4 1-J ul-08 CV NabilaSaphira 24,540,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 30 Box 57,500.00 1,725,000.00 51,960.00 1,558,800.00 166,200.00
5 1 Agt 08 CV Makmur TrijayaSakti 46,375,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 33 Box 56,000.00 1,848,000.00 51,960.00 1,714,680.00 133,320.00
Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 40 Box 57,500.00 2,300,000.00 51,960.00 2,078,400.00 221,600.00
Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 22 Box 57,000.00 1,254,000.00 51,960.00 1,143,120.00 110,880.00
6 11 Nop 08 CV KaryaDuaCemerlang 47,645,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 20 Box 55,000.00 1,100,000.00 51,960.00 1,039,200.00 60,800.00
7 20 Nop 08 CV Manoni J aya 47,960,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 25 Box 55,000.00 1,375,000.00 51,960.00 1,299,000.00 76,000.00
8 25 Nop 08 CV TigaSekawan 16,975,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 10 Box 52,500.00 525,000.00 51,960.00 519,600.00 5,400.00
9 2 Des 08 CV LiraCiptaAgung 44,997,000.00 Binderclip 111 (1 box=12 Dus) 10 Box 57,000.00 570,000.00 51,960.00 519,600.00 50,400.00
1,158,600.00
1 28-Apr-08 CV BajaPerkasa 25,903,250.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 30 Rim 45,000.00 1,350,000.00 40,200.00 1,206,000.00 144,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 35 Rim 47,000.00 1,645,000.00 40,200.00 1,407,000.00 238,000.00
2 30 Mei 08 CV Multi MediaKarya 45,242,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 47,500.00 1,187,500.00 40,200.00 1,005,000.00 182,500.00
3 6-J un-08 CV SindarayaKaryaMaju 38,012,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 47,500.00 1,187,500.00 40,200.00 1,005,000.00 182,500.00
4 16-J un-08 CV Bintang Pratama 24,500,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 45,000.00 1,125,000.00 40,200.00 1,005,000.00 120,000.00
5 20-J un-08 CV Dwi Syahrani 32,470,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 40 Rim 47,500.00 1,900,000.00 40,200.00 1,608,000.00 292,000.00
6 7-J ul-08 CV EkaCiptaPrestasi 26,060,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 30 Rim 45,000.00 1,350,000.00 40,200.00 1,206,000.00 144,000.00
7 14 Agt 08 CV Plugon WidyaKarya 46,742,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 165 Rim 47,500.00 7,837,500.00 40,200.00 6,633,000.00 1,204,500.00
8 19 Agt 08 CV Kemuning 21,650,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 47,000.00 2,350,000.00 40,200.00 2,010,000.00 340,000.00
9 22 Agt 08 CV WahanaCahayaSakti 46,956,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 70 Rim 47,000.00 3,290,000.00 40,200.00 2,814,000.00 476,000.00
10 5-Sep-08 CV MulyaJ ayaAbadi 46,150,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 200 Rim 49,000.00 9,800,000.00 40,200.00 8,040,000.00 1,760,000.00
11 8-Sep-08 CV PrimaInsan Mandiri 46,630,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 200 Rim 47,500.00 9,500,000.00 40,200.00 8,040,000.00 1,460,000.00
12 12-Sep-08 CV Bintang Pratama 21,932,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 47,500.00 2,375,000.00 40,200.00 2,010,000.00 365,000.00
13 15-Sep-08 CV PersadaAbadi Mandiri 31,339,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 110 Rim 47,000.00 5,170,000.00 40,200.00 4,422,000.00 748,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 150 Rim 47,500.00 7,125,000.00 40,200.00 6,030,000.00 1,095,000.00
14 6 Okt 08 CV ArwanaMitraWijaksana 20,004,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 75 Rim 47,500.00 3,562,500.00 40,200.00 3,015,000.00 547,500.00
15 3 Nop 08 CV CiptaVidyaNanda 33,520,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 43,000.00 2,150,000.00 40,200.00 2,010,000.00 140,000.00
16 7 Nop 08 CV Dwi Syahrani 32,475,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 45,000.00 1,125,000.00 40,200.00 1,005,000.00 120,000.00
17 10 Nop 08 CV Merindo Trimadistra 23,615,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 86 Rim 45,000.00 3,870,000.00 40,200.00 3,457,200.00 412,800.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 31 Rim 45,000.00 1,395,000.00 40,200.00 1,246,200.00 148,800.00
18 17 Nop 08 CV Glory CiptaPerdana 27,000,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 45,000.00 1,125,000.00 40,200.00 1,005,000.00 120,000.00
19 24 Nop 08 CV KaryaUsahaBersama 47,000,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 200 Rim 49,000.00 9,800,000.00 40,200.00 8,040,000.00 1,760,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 25 Rim 45,000.00 1,125,000.00 40,200.00 1,005,000.00 120,000.00
20 28 Nop 08 CV Almatin 47,175,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 150 Rim 49,000.00 7,350,000.00 40,200.00 6,030,000.00 1,320,000.00
21 27 Nop 08 CV BajaPerkasa 20,520,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 45,000.00 2,250,000.00 40,200.00 2,010,000.00 240,000.00
22 1 Des 08 CV Midas UtamaKasih 47,452,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 50 Rim 47,500.00 2,375,000.00 40,200.00 2,010,000.00 365,000.00
23 3 Des 08 CV GrahaCiptaKarya 45,742,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 275 Rim 49,000.00 13,475,000.00 40,200.00 11,055,000.00 2,420,000.00
24 5 Des 08 CV Selat Sunda 16,950,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 35 Rim 45,000.00 1,575,000.00 40,200.00 1,407,000.00 168,000.00
25 9 Des 08 CV Multi MediaKarya 43,235,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr folio 65 Rim 45,000.00 2,925,000.00 40,200.00 2,613,000.00 312,000.00
16,945,600.00
J umlah a
J umlah b
J umlah c
Standar Harga Satuan
Melebihi No Tanggal SPK Rekanan Nilai (Rp) Uraian
SPK
1 4-Apr-08 CV CitraSaranaSakti 42,955,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 20 Rim 42,000.00 840,000.00 36,240.00 724,800.00 115,200.00
2 29-Apr-08 CV BarutaFidiakarya 25,127,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 42,500.00 1,062,500.00 36,240.00 906,000.00 156,500.00
3 13 Mei 08 CV Tiara 22,480,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 42,500.00 1,062,500.00 36,240.00 906,000.00 156,500.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 15 Rim 42,000.00 630,000.00 36,240.00 543,600.00 86,400.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 42,500.00 1,062,500.00 36,240.00 906,000.00 156,500.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 42,500.00 1,062,500.00 36,240.00 906,000.00 156,500.00
4 13-J un-08 CV Ferdhy Firdha 45,760,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 42,500.00 2,125,000.00 36,240.00 1,812,000.00 313,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 40 Rim 42,500.00 1,700,000.00 36,240.00 1,449,600.00 250,400.00
5 31-J ul-08 CV PrimaInsan Mandiri 24,180,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 30 Rim 39,000.00 1,170,000.00 36,240.00 1,087,200.00 82,800.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 70 Rim 42,000.00 2,940,000.00 36,240.00 2,536,800.00 403,200.00
6 1-Sep-08 CV CitraSaranaSakti 45,812,250.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 125 Rim 49,750.00 6,218,750.00 36,240.00 4,530,000.00 1,688,750.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 200 Rim 43,000.00 8,600,000.00 36,240.00 7,248,000.00 1,352,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 150 Rim 42,500.00 6,375,000.00 36,240.00 5,436,000.00 939,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 42,500.00 2,125,000.00 36,240.00 1,812,000.00 313,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 150 Rim 42,500.00 6,375,000.00 36,240.00 5,436,000.00 939,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 40,000.00 2,000,000.00 36,240.00 1,812,000.00 188,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 40,000.00 2,000,000.00 36,240.00 1,812,000.00 188,000.00
7 21 Nop 08 CV Matuari Bhakti Pertiwi 47,460,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 50 Rim 40,000.00 2,000,000.00 36,240.00 1,812,000.00 188,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 275 Rim 43,000.00 11,825,000.00 36,240.00 9,966,000.00 1,859,000.00
8 25 Nop 08 CV WahanaCahayaSakti 24,085,000.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 25 Rim 40,000.00 1,000,000.00 36,240.00 906,000.00 94,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 175 Rim 43,000.00 7,525,000.00 36,240.00 6,342,000.00 1,183,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 100 Rim 42,500.00 4,250,000.00 36,240.00 3,624,000.00 626,000.00
Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 175 Rim 42,500.00 7,437,500.00 36,240.00 6,342,000.00 1,095,500.00
9 4 Des 08 CV Raih J aya 45,657,500.00 Kertas HVS Fotocopy 80gr kwarto 300 Rim 42,500.00 12,750,000.00 36,240.00 10,872,000.00 1,878,000.00
14,408,250.00
33,658,750.00 J umlah a+b+c+d
J umlah d
TotalVol
No NamaPekerjaan Panjang(m)
LebarRata2
(m)
TebalRata2
(m)
Vol(m3) Panjang(m) LebarRata2
TebalRata2
(m)
Vol(m3) TambahanVol Total
Selisih
(m3)
HargaSatuan
(Rp)
Kerugian(Rp)
1 PeningkatanJalanRidwanRais 382.75 5.00 0.20 382.75 382.75 5.05 0.17 328.59 328.59 54.16 825,729.30 44,720,776.37
2 PeningkatanJlnLimoRayaSegmenII 537.00 6.00 0.20 644.40 536.00 5.85 0.19 589.49 589.49 54.91 850,560.24 46,701,881.21
3 PeningkatanJlnlimocinere 482.24 5.50 0.25 663.08 434.00 5.40 0.23 539.03 119.00 658.03 5.05 907,929.72 4,586,860.95
4 PeningkatanJlnparungbingungcinere 585.20 5.47 0.04 128.04 585.20 5.44 0.04 126.04 126.04 2.00 2,341,100.00 4,679,412.03
5 PeningkatanJlnPangkalanJati2 1,032.00 4.10 0.20 846.24 1,034.60 4.10 0.19 805.32 805.32 40.92 913,134.47 37,361,478.32
6 PeningkatanJlnLeuwinanngungKebayunan 244.00 5.00 0.20 244.00 241.80 5.03 0.19 231.39 231.39 12.61 888,930.37 11,207,346.54
149,257,755.42
Lampiran2
VolumeRAB VolumeFisik
Lampiran 3
1. SDN Pasir Gunung Selatan 1
No Pekerjaan Satuan RAB Cek Fisik Selisih Harga Satuan Kerugian
1 Keramik 30x30 lantai 1 m2 76.76 76.00 0.76 56,190.00 42,704.40
2 Keramik 30x30 lantai 2 m2 76.76 67.75 9.01 56,190.00 506,271.90
3 Rangka Plafond Hollow lt 1 m2 10.00 8.00 2.00 35,000.00 70,000.00
4 Penutup Plafond lt 1 m2 10.00 8.00 2.00 25,000.00 50,000.00
5 Rangka Plafond Hollow lt 2 m2 101.20 75.25 25.95 35,000.00 908,250.00
6 Penutup Plafond lt 2 m2 101.20 75.25 25.95 25,000.00 648,750.00
7 Konsol Baja Ringan lt 1 m2 12.50 10.80 1.70 152,950.00 260,015.00
8 Konsol Baja Ringan lt 2 m2 185.40 129.60 55.80 152,950.00 8,534,610.00
9 Pasangan Atap Morando m2 12.50 10.80 1.70 60,980.00 103,666.00
10 Pasangan Atap Morando m2 185.40 129.60 55.80 60,980.00 3,402,684.00
11 Saluran Buis Beton m' 28.40 - 28.40 110,180.00 3,129,112.00
1 Lantai Keramik 30 x 30 m2 80.00 72.80 7.20 56,190.00 404,568.00
2 Konsol Baja Ringan m2 14.40 10.80 3.60 152,950.00 550,620.00
3 Beton Sloof m3 3.45 3.17 0.29 2,988,700.00 851,779.50
4 Beton Plat Lantai m3 9.10 8.74 0.36 2,692,803.33 980,180.41
5 Rangka Plafond m2 96.50 80.80 15.70 35,000.00 549,500.00
6 Penutup Plafond m2 96.50 80.80 15.70 25,000.00 392,500.00
7 Lisplank m' 13.00 12.00 1.00 30,000.00 30,000.00
8 Rabat Beton m3 3.01 0.25 2.76 486,680.00 1,343,966.82
9 Buis Beton m' 29.00 - 29.00 110,180.00 3,195,220.00
10 Pengecatan Plafond m2 97.00 80.80 16.20 15,130.00 245,106.00
26,199,504.03
2. Rehabilitasi SDN Cinere 2
No Pekerjaan Satuan RAB Cek Fisik Selisih Harga Satuan Kerugian
1 Pek. Ringbalk 15/20 m3 3.40 3.27 0.13 4,654,000.00 618,982.00
3 Pek. Rangka Plafond m2 280.80 250.83 29.97 61,400.00 1,840,158.00
4 Penutup Plafond m2 280.80 250.83 29.97 23,400.00 701,298.00
5 Kusen Alumunium m' 157.78 147.80 9.98 93,490.00 933,030.20
7 J alusi Hollow m' 239.20 176.15 63.05 20,500.00 1,292,525.00
5,385,993.20
3. Rehabilitasi SDN Cinere pondok petir 1
No Pekerjaan Satuan RAB Cek Fisik Selisih Harga Satuan Kerugian
1 Pek. Dinding batu Bata m2 32.10 8.86 23.25 65,150.00 1,514,411.75
3 Pek. Kusen J endela alu m' 123.49 121.29 2.20 88,310.00 193,928.76
4 Pek. Lantai keramik m2 21.60 20.00 1.60 63,730.00 101,968.00
5 Pek. Rabat Beton m3 3.14 - 3.14 534,630.00 1,678,738.20
6 Kaca Polos t 5mm m2 27.80 3.10 24.70 98,500.00 2,432,851.50
7 Dinding keramik 20/25 m2 33.99 27.00 6.99 66,450.00 464,485.50
1 Nok Genteng m' 28.50 23.00 5.50 60,700.00 333,850.00
2 Pek. Bata merah m2 212.78 171.65 41.13 65,130.00 2,678,536.38
3 Plesteran dan acian m2 425.56 343.30 82.26 27,510.00 2,262,972.60
4 Kaca Polos t 5mm m2 23.97 19.85 4.12 98,500.00 406,017.00
5 Pek. Kusen J endela alu m' 201.57 185.55 16.02 88,310.00 1,414,726.20
13,482,485.89 J umlah
Lantai 1
Lantai 2
2RKB
1 RKB
J umlah
J umlah
4 Rehabilitasi SDN Pasir Putih 2
No Pekerjaan Satuan RAB Cek Fisik Selisih Harga Satuan Kerugian
1 Pek. Slof 15/20 m3 3.13 1.40 1.74 3,238,000.00 5,617,930.00
2 Pek. Balok Lintel m2 0.67 - 0.67 4,117,900.00 2,758,993.00
8,376,923.00
5. SDN Cisalak Pasar 2,3 dan Curug 1
No Pekerjaan Satuan RAB Cek Fisik Selisih Harga Satuan Kerugian
1 Kuda kuda Rangka Atap lt2 m2 425.00 353.70 71.30 227,500.00 16,220,750.00
2 Penutup Atap lt 2 m2 425.00 353.70 71.30 29,190.00 2,081,247.00
3 Kuda kuda Rangka Atap lt1 m2 116.40 100.85 15.56 227,500.00 3,538,762.50
4 Penutup Atap lt 1 m2 116.40 100.85 15.56 29,190.00 454,050.45
22,294,809.95
6. Pembangunan SMKN 2 Sawangan
No Pekerjaan Satuan RAB Cek Fisik Selisih Harga Satuan Kerugian
1 Kuda kuda Zincalume m2 82.50 64.80 17.70 135,000.00 2,389,500.00
2 Genteng Keramik m2 82.50 64.80 17.70 67,830.00 1,200,591.00
3,590,091.00
79,329,807.07
J umlah
J umlah
J umlah

Vous aimerez peut-être aussi