Vous êtes sur la page 1sur 4

Spasia Maksila Primer

a. Spasia Kanina
Secara anatomis, spasia kanina terletak antara m. levator
anguli oris dan m. levator labii superioris. Spasia kanina
terbentuk akibat dari infeksi yang terjadi pada gigi kaninus
rahang atas. Gigi kaninus merupakan satu-satunya gigi
dengan akar yang cukup panjang untuk menyebabkan
pengikisan sepanjang tulang alveolar superior hingga otot.
Infeksi ini mengikis bagian superior hingga ke dasar M.
levator anguli oris dan menembus dasar M. levator labii superior. Infeksi daerah
ini disebabkan periapikal abses dari gigi kaninus maksila.
Penderita yang mengalami infeksi pada spasia kaninus mengeluh
pembengkakan daerah akar dan sembab (swelling) di bawah mata. Kulit dapat
memperlihatkan daerah kemerahan dan edema sehingga lipatan nasolabial
menghilang, nyeri tekan dapat dirasakan di sekitar kaninus.
Komplikasi yang memungkinkan dari infeksi fossa canine yakni thrombosis
vena angularis. Diagnosis dasar meliputi pemeriksaan klinis (100%), antibiogram
(77,1%) dan radiografi (97,1%), pemeriksaan sonography membantu dalam
diagnosis thrombosis vena angularis. Palpasi yang terasa sakit pada sudut sudut
medial mata merupakan diagnosis utama yang penting. Pengobatan menggunakan
antibiotic, jangan menggunakan heparin untuk mengobati thrombosis vena
angularis karena akan menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombocytopenia




b. Spasia Bukal

Spasia bukal berada diantara M. masseter, M. patrigoidus interna dan M.
bucinator. Spasia ini terikat pada permukaan kulit muka pada aspek lateral dan M.
buccinators pada aspek medial dan berisi kelenjar parotis dan n. facialis.
Spasia dapat terinfeksi akibat perpanjangan infeksi dari gigi maxilla dan
mandibula. Penyebab utama infeksi spasia bukal adalah gigi-gigi posterior,
terutama molar maksila yang ujung akarnya berada di atas perlekatan m.
buccinators pada maksila atau berada di bawah perlekatan m. buccinators pada
mandibula. Infeksi pada molar rahang atas sering menembus tulang dan pada
bagian superior otot buccinator yang akan menimbulkan infeksi spasia bukal.
Walaupun infeksi spasia bukal kebanyakan merupakan akibat dari infeksi gigi
rahang atas, infeksi pada molar mandibula pun dapat menjadi penyebab spasia
bukal.
Gejala infeksi yaitu edema pipi dan trismus ringan. Spasia bukal menjadi
berhubungan dengan gigi ketika infeksi telah mengikis hingga menembus tulang
superior hingga perlekatan M. buccinators.
Keterlibatan spasia bukal dapat menyebabkan pembengkakan di bawah
lengkung zygomatic dan daerah di atas batas dari mandibula. Sehingga baik
lengkung zygomatic dan batas inferior mandibula nampak jelas pada infeksi spasia
bukal.
Gejala klinis abses spasia bukal terbentuk di bawah mukosa bukal dan
menonjol ke arah rongga mulut, pada perabaan tidak jelas ada proses supuratif,
fluktuasi, negative dan gigi penyebab kadang-kadang tidak jelas. Masa infeksi/pus
dapat turun ke spasia submaksila atau meluas ke arah spasia infra temporal,
menyebar masuk ke spasia terdekat lainnya pada pemeriksaan ekstraoral tampak
pembengkakan difus, tidak jelas pada perabaan.



c. Spasia Infratemporalis

Spasia di mana abses ini berkembang adalah ekstensi superior dari spasia
pterygomandibular. Secara lateral, spasia ini dibatasi oleh ramus mandibula dan otot
temporalis, sementara secara medial dibatasi oleh m. pterygoideus lateral dan medial.
Struktur anatomi yang penting, seperti saraf mandibular, saraf mylohyoid, saraf
lingual, saraf bukal, chorda tympani saraf, dan arteri maksilaris, ditemukan di spasia
ini. Bagian dari pleksus vena pterygoideus juga ditemukan di dalam spasia ini.
Infeksi pada ruang infratemporal dapat disebabkan oleh saluran akar gigi
posterior rahang atas dan rahang bawah yang terinfeksi, melalui spasia
pterygomandibular, dan mungkin juga hasil dari posterior superior alveolar nerve
block dan inferior alveolar nerve block.
Trismus dan nyeri saat pembukaan mulut dengan deviasi lateral yang menuju
sisi yang terkena, edema pada daerah anterior ke telinga yang meluas hingga di atas
arcus zygomatic, serta edema pada kelopak mata.
Perluasan infeksi dari spasia infratemporal ke sinus kavernosus atau orbita
dapat dengan mudah terjadi, sehingga dapat menimbulkan infeksi yang sangat serius
dan memerlukan penanganan dari beberapa spesialis. Thrombosis sinus kavernosus
dapat terjadi pula akibat penyebaran infeksi odontogenik melalui hematogenesis.
Bakteri dapat menyebar melalui pleksus pterigoideus dan vena emisariae di
bagian anterior melalui vena angularis dan vena optalmikus superior. Dan bagian
inferior menuju sinus kavernosus. Vena pada bagian wajah dan orbita tidak
mempunyai katub sehingga darah mengalir ke segala arah dengan demikian bakteri
dapat beredar di dalam sistem peredaran vena dan mencapai sinus kavernosus yang
mengakibatkan timbulnya thrombosis.

Vous aimerez peut-être aussi