0 évaluation0% ont trouvé ce document utile (0 vote)
58 vues6 pages
Analisa sefalometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran kuantitatif bagian tertentu tengkorak untuk mendapatkan informasi pola wajah. Teknik ini berguna untuk mempelajari pertumbuhan tengkorak, diagnosis kelainan tengkorak, tipe wajah, perencanaan perawatan ortodontik, evaluasi hasil perawatan, dan analisis fungsi gerak rahang. Dilakukan dengan membandingkan hasil rontgen kepala yang diambil pada waktu ber
Analisa sefalometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran kuantitatif bagian tertentu tengkorak untuk mendapatkan informasi pola wajah. Teknik ini berguna untuk mempelajari pertumbuhan tengkorak, diagnosis kelainan tengkorak, tipe wajah, perencanaan perawatan ortodontik, evaluasi hasil perawatan, dan analisis fungsi gerak rahang. Dilakukan dengan membandingkan hasil rontgen kepala yang diambil pada waktu ber
Analisa sefalometri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran kuantitatif bagian tertentu tengkorak untuk mendapatkan informasi pola wajah. Teknik ini berguna untuk mempelajari pertumbuhan tengkorak, diagnosis kelainan tengkorak, tipe wajah, perencanaan perawatan ortodontik, evaluasi hasil perawatan, dan analisis fungsi gerak rahang. Dilakukan dengan membandingkan hasil rontgen kepala yang diambil pada waktu ber
Sefalometrik adalah ilmu yang mempelajari pengukuran-pengukuran yang bersifat
kuantitatif terhadap bagian-bagian tertentu dari kepala untuk mendapatkan informasi tentang pola kraniofasial (Ardhana, 2011). anfaat sefalometri radiografik adalah (Ardhana, 2011)! a. empelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial. "engan membandingkan sefalogram-sefalogram yang diambil dalam inter#al $aktu yang berbeda, untuk mengetahui arah pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial. b. "iagnosis atau analisis kelainan kraniofasial. %ntuk mengetahui faktor-faktor penyebab maloklusi (seperti ketidak seimbangan struktur tulang muka). &. empelajari tipe fasial. 'elasi rahang dan posisi gigi-gigi berhubungan erat dengan tipe fasial. Ada 2 hal penting yaitu ! (1) posisi maksila dalam arah antero-posterior terhadap kranium dan (2) relasi mandibula terhadap maksila, sehingga akan mempengaruhi bentuk profil ! &embung, lurus atau &ekung. d. eren&anakan pera$atan ortodontik. Analisis dan diagnosis yang didasarkan pada perhitungan-perhitungan sefalometrik dapat diprakirakan hasil pera$atan ortodontik yang dilakukan. e. (#aluasi kasus-kasus yang telah dira$at. "engan membandingkan sefalogram yang diambil sebelum, se$aktu dan sesudah pera$atan ortodontik. f. Analisis fungsional. )ungsi gerakan mandibula dapat diketahui dengan membandingkan posisi kondilus pada sefalogram yang dibuat pada $aktu mulut terbuka dan posisi istirahat. g. *enelitian Teknik pembuatan sefalogram 1) *royeksi lateral atau profil *royeksi lateral dapat diambil pada subjek dengan oklusi sentrik , mulut terbuka atau istirahat. +epala subjek difiksir pada sefalometer, bidang sagital tengah terletak ,0 in&i atau 1-2,. &m dari pusat sinar / dan muka sebelah kiri dekat dengan film. *usat berkas sinar / sejajar sumbu transmeatal (ear rod) sefalometer. 0arak bidang sagital tengah-film 11 &m. )2* ()rankfurt 2ori3ontal *lane) sejajar lantai, subjek duduk tegak, kedua telinga setinggi ear rod (Ardhana, 2011). 2) *royeksi postero-anterior4frontal *ada proyeksi postero-anterior tube diputar 50o sehingga arah sinar / tegak lurus sumbu transmeatal (Ardhana, 2011). 6) 7bli8ue sefalogram 7bli8ue sefalogram kanan dan kiri dibuat dengan sudut .-9 dan 16-9 terhadap proyeksi lateral. Arah sinar / dari belakang untuk menghindari superimposisi dari sisi mandibula yang satunya. )2* sejajar lantai. 7bli8ue sefalogram sering digunakan untuk analisis subjek pada periode gigi ber&ur (Ardhana, 2011). Teknik penapakan sefalogram Analisis sefalometri radiografik dibuat pada gambar hasil penapakan sefalogram. A&etate 3atte tra&ing paper (kertas asetat) tebal 0,006 in&i ukuran 1:10 in&i dipakai untuk penapakan sefalogram. +ertas asetat dilekatkan pada tepi atas sefalogram dengan S&ot&h tape (agar dapat dibuka apabila diperlukan), kemudian diletakkan di atas iluminator (negatos&ope). *enapakan sefalogram dianjurkan menggunakan pensil keras (.2) agar diperoleh garis-garis yang &ermat dan tipis (Ardhana, 2011). Diagnosis Sefalometrik (Cephalometric Diagnosis) "iagnosis Sefalometrik (&ephalometri& diagnosis) adalah diagnosis mengenai oklusi gigi geligi yang ditetapkan berdasarkan atas data-data pemeriksaan dan pengukuran pada sefalogram ('ontgen kepala) (Ardhana, 2011). Referensi Sefalometri Radiografik 1. Titik-titik antropometri ;anda-tanda penting pada sefalometri radiografik adalah titik-titik yang dapat digunakan sebagai petunjuk dalam pengukuran atau untuk membentuk suatu bidang. ;itik-titik tersebut antara lain (Ardhana, 2011) ! <ama +eterangan <asion (<a4<) ! titik paling anterior sutura frontonasalis pada bidang sagital tengah ujung tulang Spina nasalis anterior (A<S) ! spina nasalis anterior, pada bidang tengah Subspinal (A)! titik paling dalam antara spina nasalis anterior dan *rosthion *rosthion (*r) ! titik paling ba$ah dan paling anterior prosessus al#eolaris maksila, pada bidang tengah, antara gigi insisi#us sentral atas =nsisif superior (=s) ! ujung mahkota paling anterior gigi insisi#us sentral atas =nsisif inferior (=i) ! ujung mahkota paling anterior gigi insisi#us sentral ba$ah =nfradental (=d) ! titik paling tinggi dan paling anterior prosessus al#eolaris mandibula, pada bidang tengah, antara gigi insisi#us sentral ba$ah Supramental (>) ! titik paling dalam antara =nfradental dan pogonion *ogonion (*og4*g) ! titik paling anterior tulang dagu, pada bidang tengah ?nathion (?n) ! titik paling anterior dan paling inferior dagu enton (e) ! titik paling inferior dari simfisis atau titik paling ba$ah dari mandibula sela tursika (S) ! titik tengah fossa hipofisial spina nasalis posterior (*<S) ! titik perpotongan dari perpanjangan dinding anterior fossa pterigopalatina dan dasar hidung 7rbital (7r) ! titik yang paling ba$ah pada tepi ba$ah tulang orbita ?onion (?o) ! titik perpotongan garis singgung margin posterior ramus assenden dan basis mandibula *orion (*o) ! titik paling luar dan paling superior ear rod (Ardhana, 2011).
. !aris dan bidang referensi enurut +rogman dan Sassouni, dikatakan garis apabila menghubungkan 2 titik, disebut bidang apabila menghubungkan paling sedikit 6 titik (Ardhana, 2011). <ama +eterangan Sela-<asion (S-<) ! garis yang menghubungkan Sela tursika (S) dan <asion (<), merupakan garis perpanjangan dari basis kranial anterior <asion-*ogonion (<-*g) ! garis yang menghubungkan <asion (<) dan *ogonion (*g), merupakan garis fasial @-A:is ! garis yang menghubungkan sela tursika (S) dan gnathion (?n), digunakan untuk mengetahui arah4jurusan pertumbuhan mandibula )rankfurt 2ori3ontal *lane ()2*) ! bidang yang melalui kedua porion dan titik orbital, merupakan bidang hori3ontal >idang oklusal (7&&lusal *lane) terdapat 2 definisi! o garis yang membagi dua o#erlapping tonjol gigi molar pertama dan insisal o#erbite ("o$ns) o garis yang membagi o#erlapping 10 gigi molar pertama dan gigi premolar pertama (Steiner) >idang *alatal (>ispinal) ! bidang yang melalui spina nasalis anterior (A<S) dan spina nasalis posterior (*<S) >idang 7rbital (dari Simon) ! bidang #ertikal yang melalui titik orbital dan tegak lurus )2* >idang mandibula (mandibular plane4*) terdapat 6 &ara pembuatannya! o bidang yang melalui gonion (?o) dan gnathion (?n) (Steiner) o bidang yang melalui gonion (?o) dan enton (e) o bidang yang menyinggung tepi ba$ah mandibula dan menton (e) ("o$ns) (Ardhana, 2011). ". Titik #aringan $unak a. Soft tissue glabella (?A)! titik paling anterior dari bidang midsagital dari dahi. b. *ronasale (*r)! titik paling depan dari ujung hidung. &. Babrale superius (Bs)! titik tengah di pinggir superior dari bibir atas. d. Babrale inferius (Bi)! titik tengah di pinggir inferior dari bibir ba$ah. e. Soft tissue pogonion (*ogA)! titik paling anterior dari kontur jaringan lunak dagu. Analisis Sefalometri Analisis sefalometri diperlukan oleh klinisi untuk memperhitungkan hubungan fasial dan dental dari pasien dan membandingkannya dengan morfologi fasial dan dental yang normal. Analisis ini akan membantu klinisi dalam pera$atan ortodontik ketika membuat diagnosis dan ren&ana pera$atan, serta melihat perubahan-perubahan selama pera$atan dan setelah pera$atan ortodontik selesai (Ardhana, 2011).
*ada saat ini, analisis sefalometri dari pasien yang dira$at ortodontik merupakan suatu kebutuhan. etode analisis sefalometri radiografik antara lain dikemukakan oleh ! "o$ns, Steiner, 'i&kett, ;$eed, S&h$ar3, &<amara dan lain-lain. >erdasarkan metode-metode tersebut dapat diperoleh informasi mengenai morfologi dentoal#eolar, skeletal dan jaringan lunak pada tiga bidang yaitu sagital, trans#ersal dan #ertikal (Ardhana, 2011).
Analisis sefalometri sekarang semakin dibutuhkan untuk dapat mendiagnosis maloklusi dan keadaan dentofasial se&ara lebih detil dan lebih teliti tentang (Ardhana, 2011)! *ertumbuhan dan perkembangan serta kelainan kraniofasial ;ipe muka 4 fasial baik jaringan keras maupun jaringan lunak *osisi gigi-gigi terhadap rahang 2ubungan rahang atas dan rahang ba$ah terhadap basis kranium "iagnosis yang ditetapkan pada setiap tahap pemeriksaan disebut diagnosis sementara (;entati#e diagnosis), setelah semua data pemeriksaan lengkap dikumpulkan kemudian dapat ditetapkan diagnosis finalnya ()inal diagnosis) yang biasa disebut sebagai diagnosis dari pasien yang dihadapi. +adang-kadang jika kita masih ragu-ragu menetapkan suatu diagnosis se&ara pasti atas dasar data-data pemeriksaan yang ada. >isa pula diagnosis pasien ditetapkan dengan disertai diagnosis alternatifnya yang disebut sebagai diferensial diagnosis (Ardhana, 2011). 1. Analisis Simon ! dengan menarik garis tegak lurus )2* melalui titik orbital (7r) sampai memotong permukaan labial gigi kaninus atas pada sefalogram lateral (dalil Simon), kemudian posisi maksila dan madibula dapat ditentukan seperti tersebut di atas (Ardhana, 2011). 2. Analisis ke&embungan profil Subtelny ! *rofill skeletal (sudut <-A-*og) ! +las = ! 1C.D, +las == 1C1D , +las === ! 111D E *rofil 0ar Bunak (sudut <-Sn-pog) ! +las = ! 1-5D , +las == 1,6D , +las === ! 1,1D *rofil total jar lunak (sudut <-<o-pog) ! +las = ! 166D , +las == 166D , +las === ! 165D (<4nF <asion, AF Subspinale, Sn F subnasale, <o F pun&ak hidung, *og F *ogonion) 6. Analisis Steiner dengan mengukur besar ! Sudut S<A (normal 12D) , G12D maksila protrusif , H 120 maksila retrusif. Sudut S<> (normal 10D) , G 10Dmandibula protrusif, H 100 mandibula retrusif. Sudut A<>, bila titik A di depan titik > (normal rata-rata 20) klas = skeletal4ortognatik, bila titik A jauh didepan titik > (GG204 positif). klas == skeletal4 retrognatik, bila titik A jauh di belakang titik > (HH204negatif ) klas === skeletal4prognatik (Ardhana, 2011).
Ardhana. 2011. Sefalometri. @ogyakarta! )+? %ni#ersitas ?adjah ada