Vous êtes sur la page 1sur 170

Sistem Orofacial dan Resorpsi

Gigi
KELOMPOK 5
BLOK X (STOMATOGNATHI II)
Sistem Orofasial
Sistem yang berhubungan dengan mulut dan
wajah.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Perkembangan Wajah
Perkembangan Labium Oris
Perkembangan Lingual
Perkembangan Palatum
Perkembangan Faring
Perkembangan Mata
Perkembangan Hidung
Perkembangan Lidah
Perkembangan Kranium dan Rangka wajah
Perkembangan Maksila dan Mandibula
Perkembangan Gigi
Peranan Sistem Orofasial
Adanya struktur orofasial akan mendukung
perkembangan struktur dentofasial
(berhubungan dengan gigi serta prosesus
alveolaris dan wajah ), terutama otot orofasial
yang berperan penting dalam pembentukan
oklusi yang ideal pada masa pertumbuhan
anak.

Primarti, Risti S. 2007
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN OROFACIAL

Perkembangan wajah
- Wajah berkembang di sekitar stomodeum~mula-
mula tertutup membran buccopharyngeal~Akhir
minggu III akan berhubungan dg dunia luar dan
foregut
- Stomodeum dikelilingi oleh tonjolan mesoderm,
salah satunya : prominentia frontalis di cranial yg tdk
berpasangan
- Tonjolan lain berpasangan ~ berasal dr akhiran
ventral arcus pharyngealis I
-Terbagi 2 yaitu :
~ processus maxillaris yg terletak di
samping stomodeum
~ processus mandibularis yg terletak
di bawah stomodeum dan di atas
pericardium untuk bergabung di
ventral midline
-Nasal placodes bilateral berkembang
pd ectoderm menutup processus
frontalis tepat diatas stomodeum
~ Akhir minggu V placode terletak di dasar
nasal pit dan dikelilingi processus nasalis
lateralis dan medialis
-Processus nasalis medialis akan bergabung ~
membentuk segment intermaxillaris :
@ bag. tengah hidung
@ philtrum bibir atas
@ bag. rahang atas di daerah insisif
@ palatum primer
-Processus nasalis lateralis akan membentuk
ala nasi

-Nasal pit sementara berhubungan dg stomodeum,
tetapi kemudian tertutup karena processus nasalis
medialis dan processus maxillaris bergabung di
atasnya

-Saluran di antara processus nasalis lateralis dan
processus maxillaris berlanjut ke lateral ~ di antara
processus maxillaris dan processus frontalis ~ shg
berjalan dr bibir atas ke mata yg sdg berkembang ~
disebut nasolacrimal groove yg dihub.oleh processus
di tiap sisi untuk membtk nasolacrimal duct
Pembentukan pipi
- Perluasan kulit ~ di dalamnya otot-otot buccal
~ migrasi dr mesenchym arcus pharyngealis II
- Jaringan berasal dr processus maxillaris dan
processus mandibularis
Pembentukan bibir
- Ada 2 pendapat :
- Labium oris seluruhnya dr procesus
maxillaris
- Bagian sentral dan philtrum dr
processus frontonasalis, bag.lateral
dr processus maxillaris
- Sampai akhir minggu ke 6 ~ tdk dpt dibedakan bibir dan gusi
- Terpisahnya ditandai pembentukan labial lamina (penebalan
epitel)
- Tampak batas antara 2 tonjolan : labial groove
(~vestibulum) ~ pada minggu ke 10

Perkembangan palatum
- Terdiri dari 2 bagian mayor : palatum primer dan
sekunder
- Palatum primer merupakan lempengan segitiga
horizontal dg bag.apex mengarah ke posterior ~
memisahkan nasal pit di atas dan stomodeum di
bawah
Sepanjang midline permukaan superior bergabung dg
bag.dalam processus frontalis yg membagi nasal pit
dan menjadi relatif lebih tipis ~ membentuk septum
nasal primitif
- Palatum sekunder tampak pd minggu VI berasal dr
permukaan dalam processus maxillaris yaitu sebagai
processus palatinus ~ mula-mula mengarah ke
medial dan ke bawah pd tiap sisi lidah yg sdg
berkembang.
- Bermula dr ujung posterior ~ processus ini kembali
terletak horizontal shg saling mendekat di atas lidah
- Mekanisme ini masih belum pasti dan masih diteliti

PERSYARAFAN PADA SISTEM
OROFACIAL
17/9
Persarafan Orofacial terdiri atas :
1. Nervus Trigeminus (NV)
2. Nervus Facialis (NVII)
3. Nervus Glossopharingeus (NIX)
18/9
N. Trigeminus (N.v)
Merupakan saraf otak yang terbesar
Menuju kepermukaan Ventral batang otak dan
pada pertengahan pontis membentuk:
- Portio Minor mengandung serabut motoris
- Portio Mayor mengandung serabut sensoris
Kemudian kedua akar serabut ini menuju
kedepan dan lateral dan membentuk : Ganglion
Trigeminalis yang berbentuk picak dan ovoid
hanya serabut-serabut sensoris yang menempati
Ganglion ini


19/9
20/9
Dari bagian anterior ganglion ini akan muncul Nv
1
,
Nv
2
, Nv
3
Serabut motorik akan terdapat dbawah ganglion ini
dan akan menuju Nv
3


Nv akan membawa serabut autonom
1. Parasymphatis
Nv berhubungan dengan 4 ganglia parasymphatis :
- Gl. Ciliaris
- Gl. Oticus
- Gl. Pterigo paltinum
- Gl. Submandibularis


21/9
22/9
Nv hanya mensuply serabut-serabut
preganglionair ke ganglion-ganglion ini
2. Symphatis
serabut-serabut post ganglioner dari
- Gl Cervicalis sup didistribusikan
oleh Nv
- Pl. Caroticus Int

23/9
N. Opthalmicus (N.v
1
)
Bersifat sensoris murni
Merupakan divisi paling kecil dari N V
Menembus durameter dan berjalan kedepan pada
dinding lateral sinus cavernosus di bawah N III dan N
IV
Cabang-cabang :
= N. Lacrimalis
Mensarafi kulit dan conjuctiva bagian lateral
Palpebra Sup
= N. Supra Orbitalis
Mensarafi kulit dan conjuctiva bagian tengah
Palpebra Sup, kulit dahi
24/9
25/9
= N. Supratrochlearis
Mensarafi kulit dan Conjuntiva bagian
medial Palpebra Sup, kulit dahi bagian
bawah
= N. Infratrochlearis
Mensarafi kulit dan Conjuntiva bagian medial
Palpebra sup, kulit sisi hidung yang
berdekatan
= R. Nasalis Ext
Mensarafi kulit pada sisi hidung sampai keujungnya

26/9
27/9
N. Maxillaris (Nv
2
)
Dipercabangkan dari bagian tengah ganglion trigeminale
(Gasseri)
Keluar dari rongga tengkorak melalui foramen rotundum
fossa pterygo palatina (pada fosa ini mudah di blok)
Kemudian memasuki orbita melalui fissura pterygo
palatina
Selanjutnya berjalan didalam canalis infra orbitalis dan
keluar melalui foramen infra orbitalis
Cabang-cabang dibagi atas 2 kelompok :
28/9
29/9
I. Didalam Cavum Cranii
- R. Meningicus
II. Di Fossa Pterygo Palatina
- Di fossa ini mudah diblok dengan
anastesi lokal
- Pada fossa ini muncul cabang-cabang
utama :
a. N. Infra Orbitalis
- Merupakan cabang terbesar
- menuju orbita melalui fissura infra orbitalis
canalis infra orbitalis
- Kemuka (facial) muncul melalui foramen infra
orbitalis dan bercabang-cabang untuk kulit :
- Kelopak mata bagian bawah
- Bibir atas
- Sisi hidung


30/9
31/9
- Didalam Canalis Infra Orbitalis akan bercabang
menjadi :
Nervus Alveolaris Anterior Sup
- Berjalan melalui saluran halus didinding
depan sinus maxillaris untuk mensarafi :
- Rahang atas
- Incisivus
- Caninus
- Memberikan cabang-cabang kecil untuk mucosa nasi
dan beranastomose dengan N. Alveolaris Post. Sup


32/9
b. N. Alveolaris Post Sup
- Muncul dari N. Maxillaris
- Meninggalkan Fossa Pterygopalatina melalui
fissura Pterygo maxillaris
- Turun ke dinding Post Sinus Maxillaris
- Memberikan cabang-cabang untul :
= Ginggiva
= Molar dan premolar
= Mucosa Sinus Maxillaris
= Periostium Alveolaris

N. Alveolaris Anterior Sup dan Post Sup membentuk :
Plexus Superior Dentalis

33/9
c. N. Zygomaticus
- Dipercabangkan dari N. Maxillaris didalam
Fossa Pterygopalatina
- Mencapai orbita melalui fissura orbitalis sup. Dan
turun sepanjang pinggir bawah dinding lateral orbita
- Berhubungan dengan N. Lacrimalis yang akan
membawa serabut post ganglion parasymphatis ke
Gl. Lacrimalis
- Bercabang :
= N. Zygomatico Temporalis
= N. Zygomatico Facialis
Keduanya menuju Os Zygomaticus untuk
mensyarafi kulit
= Regio Temporal Ant
= Proc. Zygomaticus -
34/9
III. Cabang-cabang untuk Gl. Pterygopalatina
Dari N. maxillaris akan dipercabangkan 2 syaraf untuk
Gl. Pterygopalatina yang terdapat pada Fossa
Pterygopalatina
Syaraf-syaraf ini berisi serabut-serabut sensoris yang
akan didistribusikan ke :
- Orbita
- Palatum (N. Palatina Mayor & Minor)
- Cavum Nasalis ( R. Nasalis)
- Sinus para nasalis ( N.Nasopalatina)
- Pharynx
35/9
Cabang-cabang Ganglion akan membawa :
1. Serabut Post Ganglion Symphatic
Badan sel terdapat pada Gl. Cervicalis
Sup
2. Serabut Post Ganglion Parasymphatic
Badan sel Dl Gl. Pterygo palatina
36/9
N. Mandibularis
Merupakan cabang terbesar dari Nv
Dibentuk oleh :
- Serabut-serabut sensorik
Berasal dari Gl. Trigeminal
- Serabut-serabut motorik
Terdapat dibawah Gl. Trigeminal
Kedua serabut ini meninggalkan cavum cranium
melalui foramen ovale dan segera bergabung
membentuk N. Mandibularis Fossa Infra temporalis
37/9
38/9
Setelah bergabung, memberi cabang :
a. R. Meningeus duramater
(Syaraf ini masuk lagi ke cavum cranii
melalui foramen spinosum bersama-
sama A. Meningea Media)
b. R. Pterygoideus (M. Pterygoideus
medial, M. Tensor Tympani, M. Tensor
Palatini)
39/9
Maka N. mandibularis akan bercabang menjadi :
- Divisi Anterior
- Divisi Posterior
- Sewaktu N. mandibularis berada di fossa infra temporalis
nervus ini dapat diblok dengan anastesi lokal dengan
menyuntiknya melalui Incisura mandibularis
N. Mandibularis mempunyai hubungan :
Posterior : - A. Meningea Media
Lateral : - M. Pterygoideus lateralis
medial : - M. Tensor Velli Palatini
40/9
Divisi Anterior N. Mandibularis
Menerima :
a. Serabut-serabut Motoris
Serabut-serabut ini akan mensyarafi otot-otot pengunyah
yaitu :
- M. Pterygoideus Lateral
- M. Temporalis
- M. Masseter
b. Serabut-serabut sensoris
Dikenal sebagai N. Bucalis
Akan mensyarafi :
- Kulit dan mucosa pipi
- Gusi
- Molar I
- Pre molar
41/9
42/9
Divisi Posterior N. Mandibularis
Menerima :
- Sebagian besar serabut sensoris yang akan bercabang
menjadi :
- N. Alveolaris inferior
- N. Lingualis
- N. Auriculo Temporalis
- Sebagian kecil serabut Motoris yang akan menuju :
- M. Mylohyoideus
- Pars Ant M. Digastricus
Serabut-serabut ini : N. Mylohyoideus
Merupakan cabang N. Alveolaris
43/9
44/9
N. Alveolaris Inf
Merupakan cabang yang terbesar dari N. Mandibularis
Berjalan kebawah dibelakang N. Lingualis pada
permukaan luar M. Pterygoideus medialis
Kemudian turun kebawah diantara ramus mandibula dan
Lig. Spenomandibularis masuk ke foramen mandibularis
canalis mandibularis
Diatas foramen ini N. Alveolaris Inf dapat diblok dengan
anestesi lokal
N. Alveolaris akan berakhir di foramen mentalis didagu
45/9
46/9
Cabang-cabangnya
- Sebelum memasuki Canalis Mandibularis
N. Mylohyoideus
yang mensyarafi :
- M. Mylohyoideus
- Venter Ant M. Digastricus
- Didalam Canalis Mandibularis berjalan bersama-sama
A. Alveolaris Inf dan bercabang-cabang untuk :
- Molar bawah
- Premolar
- Ginggiva

47/9
Sewaktu keluar dari foramen mentalis bercabang
menjadi :
a. R. Incisivus
Menuju kedepan mandibula untuk
mensyarafi :
- Canivus
- Incisivus
b. R. Mentalis
Mensyarafi :
- Dagu (kulit)
- Bibir bawah

48/9
N. Lingualis
- Berjalan turun kedepan dan terletak didepan N. Alveolaris Inf
diantara M. Pterygoideus lateral dan medial
- Didekat percabangannya akan bergabung dengan N. Chorda
Tympani cabang N. Facialis
- Kemudian syaraf ini menuju bagian atas samping akar lidah
menyilang M. Constrictor Pharyngeus Sup dan M. Styloglossus
apex lidah
- N. Lingualis Mensyarafi:
- Papila lidah
- Membran Mucosa 2/3 bagian depan lidah
- Mucosa dasar mulut


49/9
50/9
N. Auricotemporalis
Nervus ini muncul dari permukaan Post. N.
Mandibularis dan terdiri dari 2 syaraf yang menjepit
A, meningea media
Kemudian syaraf ini bersatu lagi dan menuju
kebelakang, menembus M Pterygoideus lateral
menuju collum mandibula
Dari sini Ia menuju keatas dan keluar diantara art
temporo mandibularis dan tulang-tulang rawan
meatus acusticus Exr dan berada Dl. Gl. Parotis
Akhirnya muncul dari Gl. Parotis dan naik sepanjang
Arcus zygomaticus dengan A Temporalis Superficialis

51/9
Cabang cabang
Memberikan cabang-cabang untuk:
a. Kulit
- Meatus Acusticus Ext
- Membran Tympani pars Ant. Tragus
- Pinna (Bg. Ant & Sup)
- Art. Temporo mandibularis
b. Membawa serabut-serabut seckret motor
dari Gl. Otic Glo. Parotis

52/9
Aplikasi Anatomi dari Nv
Serabut-serabut motorik sering dihinggapi penyakit,
sehingga pengetahuan mengenai distribusi kulit
adalah penting
Trigeminal Neuralgia (sangat sakit) disebabkan oleh
Herpes Zoster
Conjunctiva bulbaris & cornea di syarafi Nv
1

corneal reflex.
Terdapat batas-batas tegas antara daerah yang
disarafi Nv dan N. Spinalis
Bagian bawah N. mandibularis tidakk terdapat pada
bagian bawah mandibula, tetapi terdapat
dibawahnya.

53/9
N. Facialis
N. Facialis
- Merupakan syaraf otak yang mengurus otot-
otot muka
- Mengandung : - syaraf sensorik
- syaraf motorik
- Keluar dari rongga tengkorak (fossa cranii
post) meatus acusticus int canalis
facialis foramen stylomastoideus Gl
parotis muka
54/9
55/9
- Didalam canalis facialis memberi cabang untuk
mengurus telinga dalam :
- N. Petrosus super F. Mayor
- N. Petrosus super F. Minor
- N. Petrosus super F. Ext
- Chorda Tympani
- R. Stapedius
M. Stapedius

56/9
57/9
- Setelah keluar dari foramen stylomastoideus, N. Facialis
akan bercabang :
1. N. Auricularis Post
- Melayani otot-otot Auricula
- Kulit kepala belakang telinga
2. R. Digastricus
Mensyarafi venter post M. Digastricus
3. R. Stylohyoideus
Mensyarafi M. Stylohyoideus
- Setelah mempercabangkan syaraf-syaraf ini N. Facialis
selanjutnya membelok ke depan masuk ke glandula
parotis membentuk plexus parotidicus yang akan
memberikan cabang yaitu :
58/9
1. Bagian Temporo Facialis
= Berjalan kedepan melintang pada leher
Proc. Condyloideus mandibula dibawah
masa Gl.Parotis
= bercabang-cabang :
- R. Temporalis
mengurus daerah temporal, frontal dan otot-
otot kelopak mata
- R. Molaris
Mengurus otot-otot sekitar mulut
- R. Zygomaticus
59/9
60/9
2. Bagian Cervicofacialis
= berjalan kebawah depan menembus Gl
Parotis dan bersilangan dengan A.
Carotis Ext
= Mensyarafi bagian bawah muka dan
leher bagian atas
61/9
Lesi N. Facialis
Kerusakan N. Facialis dikenal di klinik sebagai
Bells Palsy
Seluruh otot-otot mimik pada satu sisi lumpuh
Mata tidak bisa ditutup baik atas kemauan
sendiri atau reflex
Bibir tidak dapat bersiul
Pasien tidak bisa mengernyitkan kening atau
memperlihatkan gigi pada sisi yang lumpuh
62/9
Paralyse dari M. Buccinatorius menyebabkan
makanan terkumpul antara pipi dan gigi
Kekurangan secresi lacrimal (N.Petrosus
mayor)
sacresi salivari, kehilangan rasa (N.Chorda
Tympani) kecap 1/3 ant. Lidah, hyper acusis
(N. Stapidius) dapat terjadi
63/9
N. Glossopharyngeal (N IX)
Muncul dari sulcus Retro OlivaryMedulla
Oblongata dimana akar-akarnya satu garis
dengan :
- N VIII diatasnya
- N X
- N XI dibawahnya
Serabut-serabut ini meninggalkan tengkorak
melalui foramen yugulare. Didepan n X, XI, dan
terpisah dari saraf-saraf ini oleh duramater
64/9
Didalam foramen yugulare ini, syaraf ini
mempunyai 2 ganglion :
- Ganglion Superior
Mengandung badan sel serabut general
somatic afferen yang akan didistribusikan
ke membrana mucosa telinga tengah
- Ganglion Inferior
Lebih besar dan penting mengandung
badan sel dari serabut-serabut sensoris
65/9
Sewaktu meninggalkan tengkorak. Syaraf ini
menuju kebawah dan depan, didepan A Carotis
Interna, dibawah Processus Styloideus, M.
Stylopharyngeus dan A. Carotis Ext
Kemudian menyilang M. Stylopharyngeus dan
mencapai Radix lingua dengan menembus M.
Hyoglossus
66/9
67/9
Cabang-cabang :
1. N. Tympanicus
- mencapai telinga tengah dan membentuk
Plexus Tympanicus yang terdapat
didinding medial
- Serabut sensoris mensyarafi Mucosa
telinga tengah
- Serabut Preganglioner melalui N.
Petrosus minor ke Gl. Oticum yang
berfungsi secremotor dari Gl. parotis

68/9
2. N. Carotid
Cabang ini membawa serabut afferen dari
baroreceptor di sinus caroticus dan
chemoreceptor di glomus caroticus
3. N. Pharyngicus
Bersama-sama dengan N. Vagus & Truncus symphaticus
pars cervicalis akan membentuk Pl. Pharyngicus
Melalui Pl. ini,, N IX akan memberikan serabut-serabut
sensoris ke mucosa pharynx, dan mungkin juga serabut
motorik ke M. Constrictor


69/9
70/9
4. R. Muscularis
Cabang ini mensyarafi M. Stylo
pharyngeus
5. N. Tonsilaris
Memberikan serabut-serabut sensorik ke :
Tonsil Palatina, Palatum Molle & Arcus
palatina
6. R. Lingualis
Memberikan serabut sensoris ke taste bud
mucosa lidah 1/3 belakang dan taste bud pada
papilla circum valata.

71/9
72/9
Stimulasi N IX pada ujuntg syaraf yang
terdapat pada lidah, palatum atau pharynx,
oleh makanan/minuman menimbulkan reflex
menelan
Rangsangan yang tidak enak/tidak biasa akan
menimbulkan tercekik/muntah
Kerusakan N IX, sendiri-sendiri adalah jarang.
- Yang hilang perasaan sensoris
kelemahan M. Pharyngeal/
psi lateral

Faktor yang mempengaruhi
perkembangan orofacial
faktor
DALAM
(INTERNAL)
LINGKUNGAN
(EKSTERNAL)
1. TOKAIN (ZAT KIMIA)
2. INFEKSI
3. RADIASI
4. INFEKSI
INTRAUTERINE
1. KETURUNAN
(HEREDITAS)-Genetik
2. PENGARUH
HORMON
3. GIZI
4. KELAINAN
IMUNOLOGI
5. PSIKOLOGI IBU
6. MEKANIS

Melisa, 2012
Organ-Organ Dalam
Orofasial
Mata
Mata (neuro-ektoderm, ektoderm permukaan dan mesoderm)
Mula-mula tampak adanya gelembung ke lateral dari bagian otak
depan yang disebut gelembung optic (optic vesicle).
Gelembung optic membentuk lapisan baru sehingga menjadi dua
lapisan yang disebut mangkuk mata (optic cup).
Gelembung optic tersebut akan berpisah dengan lapisan di
dinding otak, tetapi masih dihubungkan oleh tangkai optic (optic
stalk).
lapisan ektoderm makin menebal, bundar dan padat yang disebut
gelembung lensa (lens vesicle).
Antara gelembung lensa dan mangkuk optic dihubungkan oleh
khoroid mata.

Hidung

Mula-mula tampak olfactory palacode yaitu
penebalan ectoderm di daerah ventro-lateral
kepala embrio. Placode berkembang menjadi
lesung olfactory hidung (olfactory pit).
Di sekitar lubang hidung tepinya terdapat tonjolan
medial dan tonjolan lateral yang dekat dengan proc.
maksila. jaringan di antara tonjolan medial sebelah
kanan dan kiri disebut septum nasi.
tonjolan medial hidung bergabung dengan proc.
maksila yang terletak di sebelah lateralnya,
terbentuklah rongga hidung.
Di sebelah dalam rongga hidung, mula-mula masih
ada membran oro-nasal. Membrane ini pecah, dan
terjadilah hubungan antara rongga hidung dan
rongga mulut

Telinga
Secara anatomis, organ telinga dibedakan
menjadi
Telinga dalam
penebalan ektoderm kepala di daerah samping setinggi otak belakang
(sepasang) yang disebut otic placode
Selanjutnya placode tersebut berinvaginasi ke lapisan mesenkim di
sebelah dalamnya
Placode yang tertanam di lapisan mesenkim ini disebut otosis
Otosis memanjang dan berdiferensiasi membentuk duktus endolimfatik
dan kantung
Telinga tengah
Kantung faring I bagian dalam berkembang menjadi
tuba eustachi
Bagian tengah dari kantung faring I akan menjadi
rongga timpani
Rongga timpani kemudian berkembang menjadi
telinga tengah
Lapisan entoderm yang melapisi rongga ini akan
membungkus tulang-tulang (maleus, inkus, stapes),
tendon, ligament dan saraf dari telinga tengah.

Telinga luar
daun telinga, liang telinga luar, dan membran timpani
adalah termasuk telinga luar
Closing membrane yang disusun oleh lapisan
entoderm dan lapisan ectoderm akan menjadi
membrane timpani
Liang telinga luar berasal dari epitel lekuk brancial
(ectoderm).
Daun telinga dibentuk dari proliferasi mesenchim dari
lengkung branchial I dan II.
Bibir
Bibir, Beberapa otot yang membentuk bibir
secara konvensional bisa dianggap sebagai
sebuah unit fungsional tunggal, karena
dengan cara inilah otot tersebut biasanya
bekerja. Otot berperan pada perkembangan
oklussal melalui ukuran bentuk dan fungsinya.
Bentuk fungsi bibir dapat dibicarakan dalam 2
bidang yakni vertikal dan sagital ( Foster,
1997).

Lidah
Lidah, Lidah yang berfungsi terutama hubungannya dengan
bibir dan pipi, adalah gaya penuntun utama dalam erupsi
gigi. otot ekstrinsik dari lidah melekat pada bagian dalam
mandibula, tulang hioid, palatum dan prosessus stiloideus.
Oleh karena itulah, lidah terletak dalam lengkung rahang
bawah dan mempengaruhi perkembangan gigi-gigi melaui
ukurannya, postur istirahatnya dan fungsinya( Foster, 1997).


Faktor-faktor yang mempengaruhi
erupsi gigi
1. Faktor keturunan
2. Faktor ras
3. Jenis kelamin
4. Faktor lingkungan
a)sosial ekonomi
b)Nutrisi
c)Faktor penyakit
d)faktor lokal
SISTEM MUSCULARIS KEPALA DAN
OROFACIAL DENGAN ORIGO-INSERSIO

Yaitu bagian ujung otot yang melekat pada
tulang dengan pergerakan yang tetap/stabil
pada saat kontraksi. Otot berasal dari
pertengahan facies anterior dari badan tulang
radius dan membrana interossea antara radius
dan ulna.


Otot berakhir di basis tulang ibu jari. Yaitu
bagian ujung otot yang melekat pada tulang
dengan pergerakan yang berubah posisi pada
saat kontraksi.

Fascia didaerah Muka
Dibagi atas :
1. Fascia Temporalis
Jaringan ikat fibrosa yang kuat dan lebar yang
meliputi M. Temporalis
2. Fascia Pterygoidea
Jaringan ikat fibrosa yang meliputi M. Pterygoideus
internal dan external
3. Fascia Paratideo Masseterica
Merupakan lanjutan lamina superficialis fascia
temporalis yang menutup permukaan luar M.
Masseter dan membelah diri untuk membungkus gl.
parotis
Otot- otot kepala
Terdiri Atas :
1. Otot Permukaan / otot mimik =
mimetic muscle
- Otot kulit kepala
- Otot-otot disekitar telinga
- Otot-otot disekitar hidung
- Otot-otot disekitar mata
- Otot-otot disekitar mulut
2. Otot-otot pengunyah
Otot-otot minik mempunyai sifat :
a. Letaknya amat superficial
b. Melekat pada kulit
c. Bentuk & kekuatannya sangat
bervariasi
d. Inervasi berasal dari N VII


Otot kulit kepala / scalp
M. Epicranius = M. Occipito Frontalis
Terdiri dari :
1. 2 Venter Occipitalis
Origo : - 2/3 bagian lateral linea
nuchae sup
- Proc. Mastoideus ossis
temporalis
Insertio : Galea Aponeurotica



2. 2 Venter Frontalis
Otot ini keluar dari galea
aponeurotica dan berakhir pada
otot-otot didekatnya, kulit pangkal
hidung dan sepanjang alis

Fungsi
- M. Occipitalis : menarik galea dan ikut
menunjang M. Frontalis
- M. Frontalis : - Mengangkat alis
- Menarik Scalp

Inervasi : N VII
Otot-otot sekitar telinga
M. Auricularis
- M. Auricularis Ant Origo Fascia
- M. Auricularis Post Temporalis
- M. Auricularis Sup

Inervasi : N. VII
Otot-otot sekitar hidung
1. M. Procerus ( M. Pyramidalis Nasi)
Origo : Bagian atas Cartilago
Nasalis
Insertio : Kulit bagian bawah dahi
Fungsi : Menurunkan sudut alis
mata
2. M. Nasalis
> Pars Acaris (M. Dilatator Naris)
- Terdapat : menutupi cartilago nasi
- Fungsi : Melebarkan cuping hidung
> Pars Transversa (M. Compresor
naris)
- Melintang dibagian bawah M. Procerus
- Fungsi : Menekan cartilago lateral
superior ala nasi

3. M. Depresor Septi (M. Dep. Ala nasi)
- Terdapat diantara membrana mucosa
hidung dan otot bibir atas
- Fungsi : mengecilkan lobang hidung
Persyaratan otot-otot diatas : N VII

Otot-otot sekitar mata
1. M. Orbicularis Oculi
Terdiri atas :
a. Pars Orbitalis
Origo : Lig. Palpebra Medial
(jaringan ikat antara bagian
depan Proc. Frontalis Ossis
maxillaris dan bagian nasal
ossis frontalis)

b. Pars Palpebralis
Bagian otot yang tipis dan
terletak lebih central dari
kelopak mata

c. Pars Lacrimalis (M.Tensor Tarsi)
Terdapat dibelakang lig.
Palpebra medial

Fungsi :
- Menutup Kelopak Mata
( Pars orbitalis & Pars Palpebralis)

- Menekan Sassus lacrimalis untuk membasahi
mata ( Pars Lacrimalis)
2. M. Corrugator Supercilii
- Terdapat dibagian cranial medial
kelopak mata
- Serabut-serabutnya menuju
Cranio lateral
- Fungsi : Menarik alis mata
kebawah medial

Otot-otot disekitar mata mendapat
persyaratan dari : N VII

Otot-otot ekstrinsik mata
- Disebut juga otot-otot ekstra okuler
- Fungsi : menggerakkan mata
- Teridiri atas:
1. M. Rectus Superior
2. M. Rectus inferior
3. M. Rectus Lateralis
4. M. Rectus medialis
5. M. Obligus superior
6. M. Obligus inferior
Otot-otot disekitar mulut
1. M. Orbicularis Oris
- Otot lingkaran disekitar mulut
- Origo : otot muka sekitar mulut
- Insertio : Bibir atas & bibir bawah
- Fungsi : Menutup mulut &
mencucu

2. M. Buccinatorius
- Terdapat didinding lateral rongga
mulut
- Origo : Permukaan luar proc.
Alveolaris ossis maxillaris
- Insertio : Bg. Cranial Bagian
caudal lingkaran M.orb.oris
Bg. Caudal Bagian
cranial lingkaran M.orb.oris
- Inervasi : N v 3
- Fungsi : Menutup mulut

3. M. Levator labii sup alaeque nasi
- M. Quadratus labii sup. Caput
angualaris
- Origo : Bagian atas Proc.
Frontalis Ossis Maxillaris
- Insertio : - Kulit hidung
- Bg. Cranial & Medial
M. Orbicularis Oris
4. M. Quadratus Labii Sup. Caput Infra
Orbitalis
- Origo : Pinggir bawah orbita
- Insertio : Bg. Cranial M. Orbicularis
Oris
3 4 mempunyai fungsi :
Menarik bibir atas ke cranial & depan


5. M. Quadratus Labii Sup. Caput
Zygomaticus ( M. Zygonaticus Minor)
- Origo : Permukaan luar Os.
Zygomaticus
- Insertio : Bg lateral dari M. Orbic
oris
6. M. Zygomaticus / M. Zygomaticus
Mayor
- Origo : Os. Zygomaticus
- Insertio : Sudut lateral M.Orbic.
Oris

7. M. Levator Anguli Oris (M.Caninus)
- Origo : Fossa Caninus
- Insertio : Sudut M. Orb. Oris

5-6-7 mempunyai fungsi :
Mengangkat sudut mulut waktu
ketawa

8. M. Risorius
- Origo : Fascia Parotideo
Masseterica
- Insertio : Kulit disudut lateral mulut

9. M. Depressor Anguli Oris/ M. Tri
Angularis
- Origo : Bg. Lateral linea obl.
Mandibula
- Insertio : Sudut Orbicularis Oris

8-9 mempunyai fungsi :
Menarik sudut mulut kebawah dan
lateral
10. M. Transuersus Menti
Merupakan serabut-serabut bg
medial M. Depressor anguli Oris
yang berjalan melintang dibagian
bawah M. Orb. Oris

Fungsi : Menarik sudut mulut kebawah
medial


11. M. Mentalis
- Origo : Fossa Incisivus Ossis
Mandibula
- Insertio : Bg tengah
M.Orbicularis oris bg.
Caudal
12. M. Depressor Labii Inf
(M.Quadratus labii inf)
M. Quadratus Menti
- Origo : Bg Medial Linea Obl.
Mandibulae
- Insertio : M.Orbicularis oris caudo
lateral dari insertio M.
Mentalis
11-12 Mempunyai fungsi :
Menarik bibir bawah kearah caudalis

Otot-otot Pengunyah
Mm. Masticatorius
1. M. Temporalis
Bentuk seperti kipas. Terletak dalam Fossa Temporalis
- Origo : - Planum temporale
- Permukan dalam fascia
temporalis
- Insertio : Dari Proc. Condiloiosus
mandibula pinggir
depan ramus mandibula
- Fungsi : - Menutup dagu
- Kontraksi bg belakang
menyebabkan
mandibula tertarik
kebelakang
- Inervasi : N. V3


2. M. Masseter
Ditutupi oleh facia masseterica
dapat diraba pada waktu mengatupkan gigi
- Origo : - Bg Superficialis Proc. Zygomaticus Ossis
Maxillaris
- Arcus Zygomaticus Proc. Zygomaticus Ossis
Temporalis
- Insertio : - Permukaan lateral angulus mandibula
bagian bawah ramus mandibula
- Permukaan lateral proc. Coronoideus
bagian atas ramus mandibula
- Fungsi : - Menutup rahang bawah

- Inervasi : N. V3

3. M. Pterygoideus Ext & Lateral
- Origo
Caput Craniale
Permukaan lateral bawah magna ossis
sphenoidale
Caput Caudale
Permukaan lateral lamina lateralis proc.
Pterygoideus
- Insertio : - Fovea Pterygoideus.
- Bagian depan collum proc.
Condyloideus mandibula
- Pinggir depan discus articularis
dari Art. Temporo mandibularis
- Fungsi : - Membuka rahang bawah
- Inervasi : N. V3

otot ini terletak pada fossa infra temporalis


M. Pterygoideus Int / Medialis
Tertutup disebelah luar oleh Ramus
Mandibula
Origo : - Permukaan medial fossa
pterygoidea
- Tuber Maxillare
- Permukaan belakang Proc.
Pyramidalis Ossis Palatini
- Insertio : - Belakang bawah permukaan
medial Ramus Mandibulae
- Angulus mandibulae
- Fungsi : - Menutup rahang bawah
- Inervasi : N. V3


Pergerakan yang bisa dilakukan
Kelainan Orofacial
dan Penanganan
1. Cleft lip
Celah bibir (cleft lip) merupakan kelainan
kongenital yang disebabkan gangguan
perkembangan wajah pada masa embrio.
Celah dapat terjadi pada bibir, langit-langit
mulut (palatum), ataupun pada keduanya.
Celah pada bibir disebutlabiochisis sedangkan
celah pada langit- langit mulut disebut
palatoschisis. Penanganan celah adalah
dengan cara pembedahan

Etiologi clift lips
Pembentukan bibir terjadi pada masa
embrio minggu keenam sampai minggu
kesepuluh kehamilan. Penyebab kelainan ini
dipengaruhi berbagai faktor, disamping faktor
genetik sebagai penyebab celah bibir, juga
faktor non genetik yang justeru lebih sering
muncul dalam populasi, kemungkinan terjadi
satu individu dengan individu lain berbeda
Faktor yang menyebabkan Clift lips
a. Faktor Genetik
Faktor herediter mempunyai dasar genetik
untuk terjadinya celah bibir telah diketahui
tetapi belum dapat dipastikan sepenuhnya.
Dasar genetik terjadinya celah bibir
dikatakan sebagai gagalnya mesodermal
berproliferasi melintasi garis pertemuan, di
mana bagian ini seharusnya
bersatu dan biasa juga karena atropi dari pada
epithelium ataupun tidak adanya perubahan
otot pada epithelium ataupun tidak adanya
perubahan otot pada daerah tersebut
b. Faktor Non Genetik
-Defisiensi Nutrisi
-Zat Kimia
-Virus Rubella
-Trauma pada masa kehamilan
Klasifikasi celah bibir dan celah langit-
langit
1. Celah langit-langit primer
Celah bibir : unilateral, median atau bilateral
dengan derajat luas celah 1/3, 2/3 dan 3/3.
Celah alveolar dengan segala variasinya.
2. Celah langit-langit sekunder
Celah langit-langit lunak dengan variasinya.
Celah langit-langit keras dengan variasinya.



3. Celah mandibula
Klasifikasi celah bibir dan celah langit-langit menurut Kernahan dan
Stark (1958) yaitu:
Group I : Celah langit-langit primer. Dalam grup ini termasuk celah
bibir, dan kombinasi celah bibir dengan celah pada tulang alveolar.
Celah terdapat dimuka foramen insisivum.
Group II : Celah yang terdapat dibelakang foramen insisivum. Celah
langit-langit lunak dan keras dengan variasinya.
Celah langit-langit sekunder.
Group III : Kombinasi celah langit-langit primer (group I) dengan
langit-langit sekunder
(A) Celah bibir unilateral tidak komplit, (B) Celah bibir unilateral (C) Celah
bibir bilateral dengan celah langit-langit dan tulang alveolar, (D) Celah langit-
langit. (Stoll et al. BMC Medical genetics. 2004, 154.)
Komplikasi jika tidak dilakukan
pembedahan
1. Masalah asupan makanan
2. Masalah dental
3. Infeksi telinga
4. Gangguan berbicara
Cara pencegahan
1. Menghindari merokok pada masa kehamilan
2. Pemenuhan nutrisi (asam folat vit B6, vit A)
3. Suplemen Nutrisi
4. Modifikasi Pekerjaan
5. Menghindari alkohol

2. Maloklusi
Maloklusi didefinisikan sebagai
ketidakteraturan gigi-gigi di luar ambang
normal. Maloklusi dapat meliputi
ketidakteraturan lokal dari gigi-gigi atau
malrelasi rahang pada tiap ketiga bidang
ruang sagital, vertikal, atau transversal
(Huoston, 1989).

Maloklusi
Maloklusi dapat dibagi menjadi 3 golongan
yakni :
Dental dysplasia
Skeleto dental dysplasia
Skeletal dysplasia

1. Dental dysplasia
Adalah maloklusi yang disebabkan oleh
relasi yang tidak harmonis dari gigi-gigi.
Berbagai posisi gigi dapat terjadi dalam
deretan lengkung gigi, seperti misalkan
terjadinya : rotasi, labioversi, linguoversi,
impaksi, gigi yang berjejal-jejal, ektopioc,
dsb.dalam hal ini maka relasi dari tulang
rahangnya masih normal dan fungsi dari otot-
otot adalah baik.


2. Skeleto dental dysplasia

Dalam hal ini tidak adanya gigi-giginya
yang maloklusi, tapi juga meliputi rahang.
Dimana hubungan antara tulang maksila dan
mandibula adalah tidak normal, atau dapat
pula maksila atau mandibulanya atau kedua-
duanya hubungannya dengan cranium adalah
tidak normal. Maloklusi ini adalah sangat
kompleks dan memerlukan perawatan yang
khusus.

3. Skeletal dysplasia
Maloklusi ini disebabkan karena malrelasi
antara maksila dan mandibula, atau karena
malrelasi dari tulang rahang dan
kraniumnya.kedudukan gigi-giginya ada
kemungkinan normal. Maloklusi semacam ini
sering menunjukkan bentuk muka yang maju ke
depan (forward facial divergent) atau bentuk
muka yang mundur ke belakang (backward facial
divergent). Hal ini disebabkan karena
perkembangan kurang atau lebih dari tulang
rahang (Foster, T. D. 1997).

Etiologi Maloklusi
Graber menentukan klasifikasi faktor-faktor etiologi maloklusi sebagai
berikut ini:
Faktor umum : faktor yang tidak berpengaruh langsung pada gigi yang
meliputi:
- Herediter
- Kelainan kongenital
- Lingkungan:
- Prenatal
- Postnatal
- Penyakit atau gangguan metabolisme
- Problema diet
- Kebiasaan jelek dan aberasi fungsional

- Abnormal sucking
- Thumb and finger sucking
- Tongue thrust and tongue sucking
- Lip and nail biting
- Abnormal swallowing habits
- Speech defects
- Respiratory abnormalities
- Tonsils and adenoids
- Bruxism
- Posture
- Trauma dan kecelakaan (Sudiono, 2008)



b. Faktor lokal : faktor yang berpengaruh langsung pada gigi, yang terdiri atas:
- Anomali jumlah gigi:
- Gigi kelebihan
- Missing
- Anomali ukuran gigi
- Anomali bentuk gigi
- Frenulum labial abnormal
- Kehilangan prematur
- Retensi
- Erupsi gigi permanen terlambat
- Pola erupsi gigi abnormal
- Ankilosis
- Karies gigi
- Restorasi gigi yang tidak baik

(Sudiono, 2008)

Gangguan Perkembangan Rahang
Agnathia
Tidak terbentuknya maxilla atau mandibular.
Faktor congenital
Jarang terjadi
Mikrognathia:
Rahang lebih kecil dari normal
Dapat mengenai maxilla dan mandibula
Dibagi dua: congenital dan acquired

Congenital Micrognathia


Etiologi: tidak diketahui
Pd beberapa kasus berkaitan dgn
kelainancongenital lainnya, seperti congenital
heart disease, Pierre Robin syndrome.
Kadang-kadang terdapat pola herediter
Dapat terjadi pada maxilla maupun mandibula

Acquired Micrognathia
Terjadi: post natal/pasca kelahiran
Biasanya terjadi akibat gangguan
senditemporomandibular
Contoh: ankylosis pada sendi
temporomandibular

Makrognathia
Rahang lebih besar dari normal
Sering berhubungan dg penyakit sistemik:-
Pagets disease : pertumbuhan cranium
danmaxilla yang berlebihan
Acromegali : pembesaran yg progresif dari
mandibula
Leontiasis Ossea : maxilla

Gangguan Perkembangan Muka
Facial Hemihypertrofi : asimetri muka karena
pertumbuhan berlebihan bag muka
Klinis:
Asimetri muka
Dapat mengenai bag tubuh dan kedua
anggotatubuh

Agnathia
micrognathia
macrognathia
Facial hemihyperthrophy
Hubungan orofasial dengan
Stomatognathi
fungsi otot orofasial berperan penting dalam pembentukan
oklusi yang ideal pada masa pertumbuhan anak.
otot orofasial yang mempengaruhi perkembangan oklusi gigi
adalah otot lidah, masseter dan buccinator, serta orbicularis
oris.
Triangular Force concept merupakan konsep keseimbangan
antara ketiga otot tersebut.
aktifitas penelanan berhubungan dengan otot orofasial yang
mempengaruhi penelanan.
Aktifitas penelanan menghasilkan tekanan terhadap kompleks
orofasial. Pola penelanan yang salah akan mempengaruhi
kompleks otot orofasial.
Otot yang mempengaruhi oklusi gigi selama penelanan
1. otot lidah sebagai daya pendorong & penahan dari
dalam mulut.
2. otot masseter & buccinator teraktivitas setiap
gerakan penelanan.
3. otot orbicularis oris u/ stabilisasi gigi geligi sebagai
penahan alami gigi anterior.
RESORBSI GIGI
Definisi

Dalam ilmu kedokteran gigi, resorpsi akar adalah
pengrusakan atau penghancuran yang
menyebabkan kehilangan struktur gigi.
Hal ini disebabkan oleh kerja sel tubuh yang
menyerang bagian dari gigi.
Resorpsi akar terjadi akibat diferensiasi makrofag
menjadi odontoklas yang akan meresorpsi
sementum permukaan akar serta dentin akar.
Klasifikasi Resorpsi Akar
Resorpsi Internal, dimulai dari pulpa
Resorpsi Eksternal, yang dimulai dari luar gigi.
Resorpsi Permukaan
Resorpsi Akibat Inflamasi
Resorpsi Penggantian
Resorpsi Akibat Tekanan
Resorpsi Sistemik
Resorpsi Idiopatik
Resorpsi Internal
diduga terjadi akibat pulpitis kronis
biasanya berjalan lambat
Bila terjadi pada ruang pulpa Pink spot
Perawatan Saluran akar

Resorpsi Eksternal
Adanya perubahan keseimbangan antara
osteoblas dan osteoklas pada ligamen
periodontal dapat menghasilkan sementum
tambahan pada permukaan akar
(hipersementosis) atau menyebabkan hilangnya
sementum bersama dengan dentin
Penyebab lain dari resorpsi meliputi tekanan,
bahan kimia, penyakit sistemik dan gangguan
endokrin. Menurut Tronstad, resorpsi akar
eksternal dapat dibagi menjadi enam jenis.

Resorpsi Permukaan
merupakan temuan patologis yang umum
terjadi pada permukaan akar
Aktivitas osteoklas merupakan respon
terhadap injuri pada ligamen periodontal atau
sementum
Permukaan akar menunjukkan resorption
lacunae superfisial
Kondisi ini dapat mengalami
perbaikan spontan berupa
Pembentukan sementum baru.
Resorpsi Akibat Inflamasi
diduga terjadi karena infeksi jaringan pulpa
Daerah yang terinfeksi biasanya berada di
sekitar foramen apikal dan canalis lateralis
Saluran akar dan tubulus dentin terinfeksi
dan nekrosis, serta respon inflamatori
dengan aktivitas osteoklas terjadi di dentin
dan tulang. Pertambahan aktivitas
osteoklas yang berada di dentin pada
sebelah kanan menunjukkan pengaruh
bakteri yang berada di tubulus dentin
Resorpsi Penggantian
Resorpsi penggantian sering terjadi setelah
replantasi, terutama bila replantasi terlambat
dilakukan.
Cedera pada permukaan akar biasanya berat,
sehingga penyembuhan dengan sementum
tidak dapat terjadi, yang menyebabkan kontak
langsung antara tulang alveolar dan
permukaan akar
Resorpsi Akibat Tekanan

Tekanan pada akar gigi dapat menyebabkan resorpsi
yang merusak jaringan ikat diantara dua permukaan.
Tekanan dapat disebabkan oleh gigi yang erupsi atau
impaksi
Menurut Newman, gigi yang paling sering mengalami
resorpsi akibat tekanan adalah gigi insisivus karena gigi
insisivus lebih sering digerakkan.
Tekanan yang diberikan dapat membangkitkan
pelepasan sel-sel monosit dan pembentukan osteoklas
sehingga terjadi resorpsi. Apabila penyebab tekanan
dihilangkan, maka resorpsi dapat dihentikan.

Resorpsi Sistemik
resorpsi yang diakibatkan adanya gangguan
sistemik
Jenis ini dapat terjadi pada sejumlah penyakit
dan gangguan endokrin, seperti : Pagets
disease, calcinosis, Gauchers disease dan
Turners syndrome
resorpsi ini dapat terjadi pada pasien yang
menjalani terapi radiasi.

Resorpsi Idiopatik

dapat terjadi resorpsi akar yang penyebabnya bukan karena faktor
sistemik maupun lokal
Resorpsi ini biasanya dapat diketahui dari foto radiografi.
Resorpsi ini dapat terjadi pada satu gigi maupun beberapa gigi.
Letak dan bentuk defek resorpsi juga bervariasi. Resorpsi idiopatik
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu resorpsi apikal dan resorpsi
servikal. Resorpsi apikal biasanya lambat dan dapat berhenti secara
spontan, yang mungkin akan mempengaruhi satu atau beberapa
gigi, dengan pemendekan akar secara bertahap, dan apeks gigi
tetap bulat.
Sedangkan resorpsi servikal terdapat pada bagian servikal gigi.
Defek dapat melebar dan berbentuk lekukan dangkal
Foto periapikal resorpsi servikal idiopatik
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Vous aimerez peut-être aussi