Vous êtes sur la page 1sur 50

ASKEP INTRANATAL

PROSES PERSALINAN NORMAL


Minggu, 08 Juli 2012
GAMBAR










GAMBAR PROSES PERSALINAN

Diposkan oleh Ishak Is di 06.46 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
INTRANATAL
INTRANATAL
PERSALINAN NORMAL

A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain. Dengan bantuan atau tanpa bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut:
1.Persalinan spontan
Bila Persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
2.Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
3.Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
Bebreapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan sebagai berikut :
1. Abortus
Terbentuknya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan.
Umur hamil sebelum 28 minggu
Berat janin kurang dari 1.000 gr

2. Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
Berat janin kurang dari 2.499 gr

3. Persalinan aterm
Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
Berat janin di atas 2. 500 gr

4. Persalinan serotinus
Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu
Pada janin terdapat tanda postmaturitas

5. Persalinan presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam

Istilah-istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan adalah :
Gravida : Wanita yang sedang hamil.
Primigravida : Wanita yang hamil untuk pertama kali
Para : Wanita yang pernah melahirkan bayi aterm
Primipara : Wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali
Multipara (pleuripara) : Wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali, di mana
persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali
Grandemultipara : Wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali.

Pengalaman wanita berkaitan dengan kehamilan, abortus, persalinan premature, dan persalinan aterm
serta anak yang hidup dapat dituliskan sebagai GV.P 301 yang artinya kehamilan ke lima, hamil aterm
sebanyak ltiga kali, satu kali abortus, dan anak yang hidup sebanyak dua orang. Untuk memudahkan
mengingat arti P3021 dijabarkan dengan Apah. Diman A : hamil aterm. P: persalinan premature, A :
abortus (keguguran). H: anak yang hidup.
Proses terjadinya persalinan
Bagaiman terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori
yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his.
Perlu didketahui bahwa ada 2 hormon yang dominant saat hamil, yaitu:
1. Estrogen
Meningkatkan sensitivitas otot rahim
Menyediakan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan
prostaglandin, rangsangan mekanis.

2. Progesterone
Menurunkan sensitivitas otot rahim
Menyediakan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan
prostaglandin, rangsangan mekanis
Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesterone terdapat dalam keseimbangan sehingga kehamilan dapat dipertahankan.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh
hipofise parst posterior dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton hicks. Kontraksi Braxton
hicks akan menjadi kekuatan dominant saat mulainya persalinan, oleh karena itu makin tua hamil
frekuensi kontaraksi makin sering.
Oksitosin diduga bekerja sama atau melalui prostaglandin yang makain meningkat mulai dari umur
kehamilan minggu ke-15. di samping itu factor gizi ibu hamil dan keregangan otot rahim dapat
memberikan pengaruh penting untuk dimulainya kontraksi rahim.
Berdasarkan urain tersebut dapat di kemukakan beberapa yang menyatakan kemungkinan proses
persalinan :
1. Teori keregangan
Oto rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.
Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga
menimbulkan proses persalinan

2. Teori penurunan progesterone
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, di mana terjadi penimbunan
jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap
oksitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone.

3. Teori oksitosin internal
oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton hicks.
Menurunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka oksitosin dapat
meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat di mulai.


4. Teori prostaglandin
konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang dikeluarkan oleh
desidua.
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil
konsepsi di keluarkan.
Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.

5. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan
karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh linggin 1973
malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasil kehamilan kelinci
berlangsung lebih lama.
Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya)
persalinan.
Dari percobaan tersebut di simpulkan ada hubungan antara hipotalamus-pituitari dengan
mulainya persalinan.
Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

Bagaimana terjadinya persalinan masih tetap belum dapat dipastikan, besar kemungkinan semua factor
bekerja bersama-sama, sehingga pemicu persalinan menjadi multifactor. Berdasarkan teori yang
dikemukakan, persalinan anjuran (induksi persalinan) dapat di lakukan dengan jalan :
1. Memecahkan ketuban
Mengurangi keregangan otot rahim sehingga, kontraksi segera dapat di mulai.
Keregangan yang melampaui bata melemahkan kontraksi rahim, sehingga perlu di perkecil,
agar his dapat di mulai.

Aktivatas kontraksi rahim (his) mempunyai beberapa cirri khas sebagai berikut :
Saat Hamil
Perubahan penimbangan estrogen dan progesterone menimbulkan kontraksi otot rahim dengan sifat
tidak teratur menyeluruh , tidak nyeri, dan berkekuatan 5 mmHg yang di sebut kontraksi Braxton hicks.
Makin tua kehamilan, kontraksi Braxton hicks makin sering terjadi sejak umur 30 minggu. Kekuatan
kontraksi braxto hicks akan menjadi kekuatan his dalam persalinan.
kekuatan his kala pertama.
Sifat kontraksi otot rahim kala pertama adalah :
Kontraksi bersifat simetris
Fundal dominant artinya bagian fundus uteri sebagai pusat dan mempunyai kekuatan yang
paling besar.
Involunter artinya tidak dapat diatur oleh parturien
Intrvalnya makin lama makin pendek
Kekuatanya makin besar dan pada kala pengusiran diikuti dengan refleks mengejan
Diikuti retraksi artinya panjang otot rahim yang telah berkontraksi tidak akan kembali ke panjang
semula.
Setiap kontraksi mulai dari pace maker yang terletak sekitar insersi tuba, dengan arah perjalan
menuju serviks uteri dengan kecepatan 2 cm/detik.
Kontrasi rahim menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut, dan dapat menjalar kea
rah paha.
Kekutan his kala ke-II (pengusiran)

Kekuatan his pada akhir kala pertama atau permulaan kala ke dua mempunyai amplitude 60 mmHg,
interval 3 sampai 4, dan durasi berkisar 60 sampai 90 detik
Kekuatan his dan mengejan mendorong janing kearah bawah, dan menimbulkan ketegangan yang
bersifat pasif.kekuatan his menimbulkan putar paksi dalam,penurunan kepala atau bagian
terendah,menekan serviks di mana terdapat fleksus Frankenhauser,eshingga terjadi refleks mengejan.
Kedua kekuatan his dan Refleks mengejan makin mendorong bagian terendah sehingga terjadilah
Pembukaan pintu,dengan crowing dan penipisan perineum. Selanjuntnya kekuatan his dan refleks
mengejan menyebabkan ekspulsi kepala, sehingga berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, muka, dan
kepala seluruhnya.
Untuk meningkatkan kekuatan his dan mengejan lebih berhasil guna, posisi parturien sebagai berikut :
Badan di lengkukan sehingga dagu menempel pada dada
Tangan merangkul paha sehingga pantat sedikit terangkat yang menyebabkan pelebaran pintu
bawah panggul melalui persendian sacro-coccygeus
Dengan jalan demikian kepala bayi akan ikut serta membuka diafragma pelvis dan vulva
perineum semakin tipis
Sikap ini di kerjakan bersamaan dengan his dan mengejan, sehingga resultante kekuatan
menuju jalan lahir.


Kekuatan his (kontraksi) rahim pada kala ke tiga.
Setelah istirahat sekitar 8 sampai 10 menit rahim berkontraksi untuk melepaskan plasenta dari
insersinya, di lapisan nitabusch. Pelepasan plasenta dapat di mulai dari pinggir atau dari sentral dan
terdorong ke bagian bawah rahim. Untuk melepasakan plasenta di perlukan dorongan ringan secara
crede.
kekuatan his pada kala IV
Setelah plasenta lahir , kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitude sekitar 60 sampai 80 mmHg.
Kekuatan kontraksi ini tidak di ikuti oleh interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan
membentuk thrombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan thrombus terjadi penghentian
pengeluaran darah postpartum. Kekuatan his dapat di perkuat dengan memberi obat uterotonika.
Kontraksi ikutan saat menyusui sering dirasakan oleh ibu postpartum, karena pengeluaran oksitosin oleh
kelenjar hipofisis posterior.

Pengeluaran oksitosin sangat penting yang berfungsi :
Merangsang otot polos yang terdapat di sekitar alveolus kelenjar mamae, sehingga ASI dapat di
keluarkan.
Oksitosin dapat merangsang kontraksi rahim
Kontraksi otot rahim yang di sebabkan oksitosin mengurangi perdarahan postpartum.

Dalam batas yang wajar maka rasa sakit postpartum tidak memerlukan pengobatan serta dapat di atasi
dengan sendirinya.

Gambaran perjalanan persalinan secara klinis
Gambaran jalannya persalinan secara klinis dapat di kemukakan sebagai berikut :
I. Tanda persalinan sudah dekat
Terjadi lighteing
Terjadi his permulaan (palsu)

II. Tanda persalinan
Terjadi his persalinan
Terjadi pengeluaran pembawa tanda
Terjadi pengeluaran cairan

III. Pembagian waktu persalinan
Kala I : Sampai pembukaan lengkap
Kala II : Pengusiran janin
Kala III : Pengeluaran uri
Kala IV : Observasi 2 jam

IV.Pimpinan persalinan
Sikap menghadapi setiap pembagian waktu persalinan
Perawatan di ruang inap
Konsep rawat gabung dan mobilisasi dini


Berikut ini akan di jelaskan lebih mendalam tentang jalannya persalinan.
I. Tanda persalinan sudah dekat

Terjadi lightenting
Menjelang minggu ke-36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah
masuk pintu atas panggul yang di sebabkan :
Kontraksi Braxton hicks
Ketegangan ligamentum rotundum
Gaya berat janin di mana kepala ke arah bawah

Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul yang di sebabkan ;
Terasa ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang
Di bagian bawah terasa sesak
Terjadi kesulitan saat berjalan
Sering miksi (beser kencing)

Gambaran lightening pada primigravida menunjukan hubungan normal antara ketiga P yaitu :
Power (Kekuatan his)
Passage (Jalan lahir normal)
Pasanger (Janinnya dan plasenta)


Terjadi his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks. Kontraksi ini dapat dikemukakan sebagai
keluhan, karena dirasakan sakit dan menganggu. Kontraksi Braxton hicks terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang, sehingga oksitosin
dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, sebagai his palsu.
Sifat his permulaan (palsu) :
rasa nyeri ringan di bagian bawah
datangnya tidak teratur
tidak ada perubahn pada serviks atau pembawa tanda
durasinya pendek
tidak bertambah bila beraktivitas

II. Tanda persalinan
Terjadi his persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan
Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek, dan kekuatannya makin besar
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah

Pengeluaran lender dan darah (pembawa tanda)
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
Pandataran dan pembukaan
Pembukaan yang menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah


III. Pembagian tahap persalinan
Persalinan kala I
yang dimaksudkan dengan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga parturien masih dapat berjalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve friedman, di perhitungkan pembukaan
primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu
pembukaan lengkap dapat diperkirakan .
Kala II atau kala pengusiran
Gejala utam kala II (pengusiran) adalah :
1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.
2. Menjelang akhir kala 1 ketuban pecah yang di tandai dengan pengeluaran cairan secara
mendadak.
3. Ketuban pecah pada saat pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan karena
tertekannya fleksus Frankenhouser
4. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga terjadi :
kepala membuka pintu
subocciput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung,
dan muka dan kepala seluruhnya.

5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu penyesuain kepala pada punggung
6. Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong dengan jalan :
Kepala di pegang pada os occiput dan dibawah dagu, ditarik curam ke bawah untuk melahirkan
bahu depan dan curam ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
Setelah ke dua bahu di lahirkan, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi.
Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.

7. Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit dan sampai multigravida 30 menit.
Kala III (Pelepasan uri)
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi, sudah mulai
pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.
Lepasnya plasenta sudah dapat di perkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda di bawah ini :
Uterus menjadi bundar
Uterus terdorong ke atas, karena plasenta di lepas ke segmen bawah rahim
Tali pusat bertambah panjang
Terjadi perdarahan

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara Crede pada fundus uteri.
Kala IV (Observasi)
Kala IV di maksudkan untuk melaksanakan observasi karena perdarahan postpartum paling sering terjadi
pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan :
Tingkat kesadaran penderita
Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu badan
Kontraksi uterus
Terjadi perdarahan





















ASKEP PERIODE INTRA NATAL (PERSALINAN NORMAL)
PERSALINAN NORMAL

I. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18
jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

II. Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor hormonal,
pengaruh prostaglandin, struktur uterus , sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan
biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone.

III. Bentuk-Bentuk Persalinan
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan rangsangan

IV. Tanda-Tanda Persalinan
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah
masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
- Kontraksi Braxton hicks
- Ketegangan dinding perut
- Ketegangan ligamentum rotundum
- Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
- Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
- Dibagian bawah terasa sesak
- Terjadi kesulitan saat berjalan
- Sering miksi ( beser kencing )
b. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagi keluhan karena
dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan
memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin
dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
- Rasa nyeri ringan di bagian bawah
- Datangnya tidak teratur
- Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
- Durasinya pendek
- Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
- Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
- Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
- Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
- Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan terjadi perubahan pada
serviks yang menimbulkan :
- Pendataran dan pembukaan
- Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
- Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . Sebagian ketuban
baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan
berlangsung dalam waktu 24 jam.

V. Tahap-Tahap Persalinan
Persalinan dibagi dalam Kala yaitu :
1. Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm ) proses ini terbagi
dalam dua fase yeitu :
- Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
- Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase
aktif
2. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi
3. Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari
30 menit.
4. Kala IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.

VI. Langkah- Langkah Pertolongan persalinan Normal
1. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum
tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median,
mediolateral atau lateral
2. Episotomi dilakukan pada saat his dan, mengejan untuk mengurangi sakit, tujuan episiotomi adalah
untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi
3. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru
sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
4. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari
lender, kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput ke arah
punggung. Periksa tali pusat, jika tali pusat melilit leher, coba untuk melepaskan lilitan tesebut melalui
kepala janin.
5. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk melahirkan
bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk
melahirkan sisa badan bayi
6. Setelah bayi lahir seluruhnya, angkat kepala bayi dan punggungnya pada satu tangan dan tangan
lainnya mengangkat bokog. Rendahkan posisi kepala bayi agar cairan / mukus dapat keluar. Jalan nafas
dibersihkan dengan menghisap lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring
pertanda jalan nafas bebas dari hambatan
7. Keringkan bayi untuk mencegah hipotermi, letakkan bayi diatas perut ibunya, selimuti bayi dan
biarkan ibu memeluk bayinya
8. Klem tali pusat dengan menggunakan dua buah klem steril, jepitkan klem yang satu kurang lebih 3 cm
dari ujung tali pusat pada bayi dan klem yang lain sekitar 2 cm diatas klem yang pertama
9. Gunting tali pusat dilokasi antara klem yang pertama dengan klem yang kedua. Biarkan klem yang
kedua tetap pada tempatnya. Ikat tali pusat dengan benang steril dibawah klem yang pertama.
10. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
- Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang dengan sempurna
- Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm sehingga peningkatan
jumlah darah sekitar 50 cc
- Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang masuk ke sirkulasi
darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
11. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
12. Tunggu hingga plasenta terlepas dan jangan menarik tali pusat. Anjurkan ibu untuk meneran untuk
melahirkan plasenta. Secara perlahan keluarkan membran plasenta dengan menggunakan gerakan
hingga plasenta terlepas. Letakkan plasenta pada baki kemudian periksa keutuhan membran plasenta.
13. Ukur jumlah perdarahan di tahap II
14. periksa keadaan uterus, secara perlahan lakukan pemijatan uterus dan peragakan pada ibu cara
untuk melakukan pemijatan uterus sendiri
15. Menjahit luka spontan atau luka episiotomi
16. bersihkan area perineum dan gunakan pembalut.

VII. Diagnosis dan Penanganan Persalinan
1. Kala I
a. Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi terjadi tertur
minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b. Penanganan
- Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
- Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan
posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
- Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalina
- Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan
dan hasil-hasil pemeriksaan
- Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan kipas
angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
- Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
- Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin



c. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan setelah selaput
ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
- Warna cairan amnion
- Dilatasi serviks
- Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu belum dapat
ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat
perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam
keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
d. Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
- Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
- Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
- Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
- Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
- Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase aktif
- Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
e. Kemajuan pada kondisi janin
- Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari 180 denyut permenit )
curigai adanya gawat janin
- Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna digolongkan kedalam
malposisi atau malpresentasi
- Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani penyebab tersebut.
f. Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
- Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi
yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia secukupnya.
- Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
- Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera berikan dektrose IV.

2. Kala II
a. Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5 6 cm.
b. Penanganan
- Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar merasa
nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu
- Menjaga kebersihan diri
- Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
- Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
- Mengatur posisi ibu
- Menjaga kandung kemih tetap kosong
- Memberikan cukup minum
c. Posisi saat meneran
- Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
- Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambik nafas
- Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami
bradikardi ( < 120 )
d. Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
- Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
- Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
- Tidak turunnya janin dijalan lahir
- Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
e. Kelahiran kepala Bayi
- Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
- Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
- Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
- Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
Periksa tali pusat:
- Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat melalui kepala bayi
- Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting diantara kedua
klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
f. Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
- Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
- Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
- Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
- Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
- Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan
selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
- Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
- Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
- Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat naik turun paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi
tsb bersama ibunya
- Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
- Klem dan pototng tali pusat
- Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada siibu.
- Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan kepala bayi terlindung
dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.

3. Kala III
a. Manajemen Aktif Kala III
- Pemberian oksitosin dengan segera
- Pengendalian tarikan tali pusat
- Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
b. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan
plasenta :
- Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
- Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna menghasilkan
oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
- Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama kontraksi tangan
mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial kearah belakang dan kearah kepala ibu.
- Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
- Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat ( 2-3 menit )
- Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang
sama dengan tangan ke uterus.
- PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
- Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat
mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir.
Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban.
- Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar menimbulkan
kontraksi.
- Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15 menit berikan
oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
- Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau perbaiki
episotomi.

4. Kala IV
a. Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik yang luar biasa sio ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg
menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
b. Penanganan
- Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika
kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan
menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
- Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30
menit selama jam II
- Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang
disukainya.
- Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
- Biarkan ibu beristirahat
- Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
- Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
- Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan
lemah atau pusing setelah persalinan.
- Ajari ibu atau keluarga tentang :
- Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
- Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi

VIII. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul :
Kala I :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/regangan,
tegangan emosional
2. Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan vagina berulang
Kala II :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada presentasi, dialatasi/peregangan jaringan,
kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif
2. Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan persalinan, pola kontraksi
hipertonik, janin besar, pemakaian forcep.
3. Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi/posisi, pencetusan kelahiran
disproporsi, sefalopelvik (CPD).


Kala III :
1. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara tidak
disadari, atonia uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta
2. Nyeri (akut) berhubungan trauma jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan
3. Risiko infeksi b.d. Trauma jalan lahir (luka episiotomi).

Kala IV :
1. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma mekanis/ jaringan, edema jaringan,
kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
2. Fatigue b.d. Proses persalinan.
3. PK: Perdarahan
4. Resiko infeksi b.d. Trauma jaringan, prosedur invasive.
5. Kurang perawatan diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting, berpakaian b.d kelemahan fisik



RENCANA KEPERAWATAN

KALA I
NO Dx. Kep Tujuan Intervensi
1 Nyeri b.d. Fisiologis: his dan penurunan kepala ke panggul Setelah 6 jam tindakan keperawatan ibu
mampu beradaptasi dengan nyerinya
Kriteria:
- Ibu mampu melakukan pursed lip breathing.
- Tidak mengejan sebelum waktunya. 1. Managemen nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau berat dan faktor presipitasi
- Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
- Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap misinformasi
2. Manajemen lingkungan
- Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angina/AC,
Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya

3. Edukasi: prosedur/perawatan
- Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman
- Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan posisi,
sarankan ia untuk berjalan, dll.
- Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap
- Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan melakukan massage pada punggung atau paha ibu
4. Edukasi : proses penyakit
- Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
- Berikan penjelasan tentang proses/waktu penyembuhan/rencana/intervensi
5. Manajemen medikasi
- Berikan analgetik sesuai program
- Evaluasi keefektifan analgetik
- Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan
2 Cemas b.d. Krisis situasional: Kemajuan persalinan, nyeri persalinan. Kecemasan ibu berkurang setelah
tindakan 1 jam Kriteria:
- Ibu tampak rileks.
- Menyatakan kecemasan berkurang. 1. Reduksi cemas
- Lakukan pengkajian cemas ibu.
- Tentukan derajat cemas ibu.
- Bantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan.
- Jaga hak privasi ibu dalam persalinan.
- Jelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan dilaksanakan dan
hasil-hasil pemeriksaan.
- Ajarkan teknik reduksi cemas: Distraksi/relaksasi.
- Motivasi keluarga untuk mendampingi ibu selama proses melahirkan.
- Evaluasi keefektifan tindakan yang telah diberikan.
3 Resiko infeksi b.d. Ketuban pecah, pemeriksaan dalam berulang. Setelah tindakan 3 jam ibu
menunjukkan kontrol terhadap infeksi dengan criteria :
- Ibu bebas dari tanda dan gejala infeksi.
- Ibu mampu menjelaskan tanda dan gejala infeksi. 1. Kontrol infeksi
- Terapkan pencegahan universal
- Berikan hygiene yang baik.
2. Proteksi infeksi
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
- Gunakan sarung tangan steril dalam tindakan pemeriksaan dalam
- Pertahankan kesterilan selama melakukan tindakan
3. Monitor tanda vital
- Pantau suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam
4. Managemen lingkungan
- Batasi pengunjung yang sedang demam
- Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan
5. Managemen eliminasi urine
- Monitor potensi kateter, pantau karakteristik urine, jaga hygiene genetalia.
6. Pendidikan kesehatan
- Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
7. Administrasi medikasi
- Berikan antibiotik sesuai program

KALA II

No Dx. Kep Tujuan Intervensi
1 Nyeri b.d. Fisiologis: Proses persalinan. Setelah 15 menit tindakan keperawatan ibu mampu
beradaptasi dengan nyerinya
Kriteria:
- Ibu mampu mengatur pola nafas ketika meneran.
- Ibu mampu meneran dengan tepat dan benar.
- Tidak terjadi ruptur di perineum. 1. Managemen nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri PQRST.
- Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
- Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap misinformasi
- Ketika ibu meneran berdiri di belakang ibu untuk mensupport ibu meneran.
- Berikan bantal pada bawah punggung dan Bantu support kedua tungkai ibu.
- Bantu memimpin pola nafas ibu.
- Anjurkan ibu utk merilekskan otot dasar pelvis.
- Membantu ibu merubah posisi jk perlu atau jk dlm 20 mnt tdk ada perkembangan.

2. Manajemen lingkungan
- Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angina/AC,
Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya

3. Edukasi : prosedur/perawatan
- Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman
- Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan posisi,
sarankan ia untuk berjalan, dll.
- Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap
- Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan melakukan massage pada punggung atau paha ibu.
- Anjurkan ibu mengatur pola nafas :sebelum meneran tarik dua kali nafas dlm lalu baru meneran, ulangi
lagi sampai berakhirnya kontraksi dan berhenti meneran
- Anjurkan pada ibu untuk konsentrasi saat meneran

5. Edukasi : proses penyakit
- Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
- Berikan penjelasan tentang proses/waktu penyembuhan/rencana/intervensi

6. Manajemen medikasi
- Berikan analgetik sesuai program
- Evaluasi keefektifan analgetik
- Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan

KALA I

No Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Nyeri b.d. Fisiologis: proses melahirkan
Setelah tindakan 15 menit ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya. Dengan criteria :
Tampak tenang.
Menyatakan dapat menahan nyeri. 1. Managemen nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau berat dan faktor presipitasi
- Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
- Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap misinformasi
2. Manajemen lingkungan
- Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
- Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan kipas angina/AC,
Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya

3. Edukasi : prosedur/perawatan
- Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi, relaksasi,
pengaturan posisi yang nyaman
- Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan perubahan posisi,
sarankan ia untuk berjalan, dll.
- Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap
- Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan melakukan massage pada punggung atau paha ibu
4. Edukasi : proses penyakit
- Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
- Berikan penjelasan tentang proses/waktu penyembuhan/rencana/intervensi
5. Manajemen medikasi
- Berikan analgetik sesuai program
- Evaluasi keefektifan analgetik
- Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan
2 Risiko infeksi b.d. Trauma jalanlahir (luka episiotomi).
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari infeksi klien terkomtrol dengan Kriteria:
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi 1. Infection control
- Terapkan pencegahan universal.
- Berikan hygiene yang baik.
- Jahit luka dengan teknik aseptic
- Jaga kesterilan alat yang digunakan.
- Gunakan sarung tangan steril dalam melakukan tindakan.
2. Infection protection
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
- Amati faktor-faktor yang menaikkan infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi luka, nutrisi
dan hidrasi tidak adekuat, penurunan suplai darah.
3. Vital sign monitoring
- Monitor tanda vital.
4. Environmental management
- Batasi penunggu.
- Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan.
5. Incision site care
- Rawat luka post episiotomi dengan cara steril.
- Pantau kondisi luka, waspadai tanda-tanda infeksi
6. Health Education
- Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
7. Administrasi medikasi
- Berikan antibiotik sesuai program


KALA IV
No DX. Keperawatan Tujuan Intervensi
1 Fatigue b.d. Proses persalinan Ibu mampu melakukan konservasi energi stelah tindakan 6 jam. Kriteria:
- Ibu menyatakan lelah berkurang.
- Ibu mampu mengatur pola istirahat- 1. Konservasi energi
- Monitor tingkat kelemahan ibu.
- Monitor tanda-tanda vital ibu.
- Berikan periode istirahat yang cukup.
- Fasilitasi ibu untuk istirahat.
- Berikan makanan/nutrisi pada ibu.
- Berikan suplai oksigen yang cukup bagi ibu
- Ciptakan lingkungan yang tenang.
- Batasi aktivitas ibu
- Libatkan keluarga untuk memberikan support.
2 PK: Perdarahan
Perawat mampu meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi perdarahan.
- Monitor tanda-tanda vital ibu.
- Monitor tanda-tanda perdarahan.
- Monitor pemeriksaan laboratorium.
- Pantau keadaan ibu.
- Kolaborasi pemberian antihemoragik dan transfusi jika perlu.
- Anjurkan ibu untuk melapor jika merasa keluar darah banyak.
- Ajarkan tanda-tanda perdarahan pada ibu dan keluarganya
- Berikan tambahan minuman peroral pada ibu
3 Resiko infeksi b.d. Trauma jaringan, prosedur invasive Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
6 hari infeksi klien terkomtrol dengan Kriteria:
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi 1. Infection control
- Terapkan pencegahan universal
- Berikan hygiene yang baik
2. Infection protection
- Monitor tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
- Amati faktor-faktor yang menaikkan infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi luka, nutrisi
dan hidrasi tidak adekuat, penurunan suplai darah
3. Vital sign monitoring
- Pantau suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam
4. Environmental management
- Batasi pengunjung yang sedang demam
- Jaga kebersihan tempat tidur, lingkungan
5. Incision site care
- Rawat luka post operasi dengan cara steril.
- Pantau kondisi luka, waspadai tanda-tanda infeksi
6. Post parTal care
- Pantau produksi lochea, pantau kondisi vagina
- Pantau kondisi uterus
7. Urinary elimination management
- Monitor potensi kateter, pantau karakteristik urine, jaga hygiene genetalia
8. Health Education
- Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
9. Administrasi medikasi
- Berikan antibiotik sesuai program.
4 Kurang perawatan diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting, berpakaian b.d kelemahan fisik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari Ibu mampu menunjukkan kemampuan
perawatan diri: aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Dengan Kriteria:
- Ibu mampu melaksanakan perawatan diri, aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan
partisipasi/bantuan minimal
- Keluarga berpartisipasi dalam perawatan diri ibu.
1. Self care assistance : batuhing/hygiene
- Anjurkan keluarga ibu untuk memfasilitasi klien mandi
- Anjurkan ibu untuk mandi sebersih mungkin terutama daerah genitalia
2. Self care assistance : feeding
- Anjurkan ibu untuk makan dengan cara duduk, makan secara mandiri atau dengan bantuan
- Anjurkan keluarga untuk memberi kesempatan ibu untuk mandiri
3. Self care assitance : toileting
- Berikan privacy selama eliminasi sesuai kebutuhan
- Anjurkan keluarga untuk memfasilitasi kebutuhan eliminasi ibu.
- Intruksikan ibu/keluarga untuk menjaga kebersihan setelah eliminasi
4. Self care assistance dressing/grooming
- Bantu ibu berpakaian
- Kaji kemampuan ibu berpakaian
- Demonstrasikan cara membantu ibu berpakaian.
5. Health Education
- Anjurkan kepada keluarga untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan secara
bertahap.
- Jelaskan manfaat perawatan diri mandiri terhadap penyembuhan.






DAFTAR PUSTAKA

Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal,
penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD Bandung, Obstetri Fisiologi, Penerbit Elemen, Bandung.

Farrer H, 2001, Perawatan Maternitas, Edisi 2, EGC, Jakarta

Iowa Outcome Project, 2000, Nursing Outcome Classification (NOC), Mosby-Year Book

Iowa Intervention Project, 1996, Nursing Intervention Classification (NOC), Mosby-Year Book

Manuaba, Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga berencana, EGC,
Jakarta

Marlyn Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta






pengkajian intranatal

PENGKAJIAN INTRANATAL


Nama mahasiswa : Ninik sulistyaningsih Nim : C 120 00 036
Tempat praktek : RSB Fatimah Tgl : 04 / 12 / 02

I. Data umum
Inisial klien : Ny. S Nama suami : Tn. A
Umur : 38 Tahun Umur : 39 Tahun
Alamat : Jln. Keamanan / 35 Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Suku bangsa : SMA
Status perkawinan : URT

II. Data umum kesehatan
1. Tinggi badan : 155 cm
2. Berat badan sebelum hamil : 55 kg
3. Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
4. Obat obat : Tidak ada
5. Alergi (obat/makanan) : Tdak ada
6. Frekwensi BAK : 3 4 X / hari
7. Masalah : Tidak ada
8. Frekwensi BAB : 1 2 x / hari
9. Masalah : Tidak ada
10. Kebiasaan waktu tidur : siang hari jam 15 16.
00

malam 22.00 05
.00
wita
III. Data umum kebidanan.
1. kehamilan sekarang direncanakan ( 4a )
2. Status obsertopkus : G III P II A = O umur kehamilan 38 - 40 mg.
3. HPHT : - 3 02. tafsiran partus = - 12 02
4. Jumlah anak dirumah

No Jenis Cara lahir BB lahir Keadaan Umur
1.
2.
3

Laki-laki
perempuan
Kehamilan-
sekarang
Spontan
Spontan
3.600 gr
3.800 gr
Sehat
Sehat
10 Th
7 Th


5. Mengikuti lakas prenatal : Tidak
6. jumlah kunjungan pada kehamilan : Teratur
7. masalah kehamilan yang lalu : Tidak ada
8. Masalah kehamilan sekarang : Tidak ada
9. Rencana KB : KB suntik
10. Makanan bayi sebelumnya : Asi
11. pelajaran apa yang diinginkan saat ini : Perawatan payudara
12. setelah bayi lahir , siapa yang diharapkan membantu: suami dan orang tua
13. Masalah dalam persalina lalu : Tidak ada
IV. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG.
1. Mulai persalinan ( kontraksi dan pengeluaran cairan ) 03 / 12 / 02 jam 15.
00.

2. Keadaan kontraksi : jarang merasakan sakit, sakit ada ( 10 15 1 x his ).
3. Frekwensi dan kwalitas PJJ : 12 12 12 x / mm.
4. Pemeriksaan fisik : kenaikan BB selama kehamilan = 10 kg , tanda vital , TD =130 / 80 mmhg
, Nadi = 84 x / mnt , Suhu = 37
o
c, P = 24 x / m kepala dan leher normal, jantung normal, paru
paru normal, payudara = putting susu sudah terbentuk tapi salah satu putting susunya masuk.
Abdomen kontraksi lemah ( tegang saat kontraksi tapi lemah ). Ekstrimitas ada edema sedikit,
keflek APR dan KPR positif.
5. Pemeriksaan dalam pertama jam , 09
.00
hasil pembukaan 3 cm, partio lunak, ketuban positif.
6. Ketuban dipecahkan jam 13.
00
wita , warna putih seperti susu.
V. DATA PSIKOSOSIAL.
1. Penghasilan keluarga tiap bulan Rp 750. 000,-
2. Bagaimana perasaan anda dan suami terhadap kehamilan sekarang ? Senang sekali.
3. Respon sibling terhadap kehamilan sekarang baik dan mau mengerti.
LAPORAN PERSALINAN

I. Pengkajian awal
1. tanggal , 04 /12 / 02 jam , 09.
00
.
2. Tanda tanda vital : TD : 140 / 90 mmhg , nadi : 84 x / mnt, T : 37
o
c R 24 x
/mnt.
3. Pemeriksaan palpasi abdomen T F ut 3 jari Bpk bagian terendah kepala posisi puka.
4. hasil pemeriksaan dalam , 08 cm , partio lunak , pres ketuban utuh penurunan HI II
5. Persiapan perinium , dibersihkan dari sisa darah dan lendir
6. Pengeluaran pervagina , ada sedikit ( darah dan lendir ).
7. Kontraksi uterus , 10 menit 1 x lamanya 20 dengan kekuatan sedang.
8. DJJ 12 12 12
9. Status janin , hidup ,tunggal

II. KALA PERSALINAN.
Kala I : sakit perut tembus belakang dimulai jam 15.
00
( 02-12-02)
1. Mulai persalinan tgl , 04/12/02 jam , 09.
00
.
2. Tanda dan gejala darah dan lendir.
3. tanda tanda vital : TD 140 / 90 mmhg, N : 84 x / m, S : 37
o
c , R : 24 x / m.
4. Lama kala I = 4 jam.
5. Keadaan psikososial : ibu mengatakan kapan anak lahir apakah anak saya sehat sehat nantinya.
6. Kebutuhan khusus Klien : Klien hanya diam saja karena jarang merasakan sakit, klien hanya
butuh minum.
7. tindakan memberikan support pada ibu, menganjurkan ibu untuk miring kiri di tempat tidur,
menganjurkan ibu untuk banyak minum.
8. Pengobatan : jam 16.
20
ibu dipasang infus dengan cairan Dcxtrose 5 % diguyur kemudian kolflu
II dicampur dengan obat oxytosin I amper.
Jam : 10.
30
mulai tetesan 8 tt/ml naik 4 tetes setiap jam.
11.
00
12 tt / mnt
11.
30
16 tt / mnt
12.
00
20 tt / mnt
12.
30
24 tt / mnt
13.
00
28 tt / mnt ketuban mulai dipecahkan.

OBSERVASI KEMAJUAN PERSALINAN
Tgl / Jam Kontraksi ortus DJJ Ket
04 / 12 / 02
09
.00


09
.30


10.
00

10
.30

11
.00

11.
30

12
.00

12.
30

13.
00


Dalam 10 2x his 20 40

Dalam 10 2 x his 20 40

Dalam 10 3 x his 20 35
Dalam 10 4 x his 20 35
Dalam 10 4 x his 20 40
Dalam 10 4 x his 20 40
Dalam 10 4 x his 20 40
Dalam 10 4 x his 20 40
Dalam 10 4 x his 20 40

144 x / mnt

144 x / mnt

142 x / mnt
142 x / mnt
138 x / mnt
140 x /mnt
140 x / mnt
140 x / mnt
140 x / mnt

Kontraksi lemah
tidak teratur.

Kala II .
1. Kala II mulai jam 13.
00.

2. Lamanya kala II 15 menit.
3. Tanda , gejala ketuban dipecahkan, adanya pengeluaran air ketuban seperti susu , tampak ada
usaha ibu untuk meneran, adanya perinium menonjol dan vulva membuka.
4. Jelaskan upaya meneran : ibu dianjurkan untuk menarik nafas panjang lewat hidung dan
dikeluarkan sekali lewat mulut. Posisi kepala ditinggikan dan melihat kearah perut.
5. Keadaan psikososial : ibu merasakan nyeri pada perut dan vagina , dan ibu tampak lega
melahirkan bayinya.
6. Tindakan : anjurkan ibu untuk menarik nafas panjang , ajarkan ibu untuk mengedan dengan baik
, anjurkan ibu untuk minum bila his kurang.

CATATAN KELAHIRAN.
1. Bayi lahir jam 13.
15.

2. Nilai apgar = menit I = 8, menit II = 10.
3. Perinium raptur
4. Setelah kelahiran ibu memegang bayinya langsung ditetekin.
5. Tanda tanda vital : TD 140 / 80 mmhg , suhu 37
o
c , nadi 84 x / mnt, p 24 x /mnt.

Kala III.
1. Tanda dan gejala adanya pengeluaran darah, perut terasa nyeri ( mules ) plasenta belum lepas.
2. Plasenta lahir jam 13.
25
.
3. Cara lahir plasenta dengan cara diregangkan , ditarik, diputar dengan melakukan masage diatas
fundus kearah dorsal kranial.
4. Karakteristik plasenta, ukuran 12 cm , panjang tali pusat 50 cm,pembuluh darah 2 arteri, 1
vena kelainan tidak ada.
5. Pendarahan 100 ml, karakteristik : utuh, lengkap,katiledon ,chorion, omniom, bagian faetal tali
puasat lateralis.
6. Keadaan psikososial : ibu merasa nyaman dan tidak cemas lagi.
7. Kebutuhan khusus : ibu minta minum.
8. Tindakan ; anjurkan ibu untuk banyak minum, ajarkan masage pada fundus uteri dan heating,
pemberian oxytosin amp.

Kala IV.
1.

Mulai jam 15.
30.

2. Tanda tanda vital ; TD 130 / 80 mmhg , P 80 x / mnt.
3. Keadaan tinggi fundus uteri 2 jam bawah pusat, konstitensi lembek, bentuk bulat kontraksi
uterus lemah sekali.
4. Perdarahan 150 cc stolsel dan darah segar.
5. Tindakan : pemberian oxytosin lagi 1 amp kontraksi masih lemah , tambah pemberian oxytocin
1 amp drip RL tambah,pemberian methergin 1 amp IV setelah diperiksa keadaan luka dilakukan
heating , ibu diajarkan untuk masage uterus dan bayi romingin dengan ibu . ibu diberi makan dan
minum.

Bayi.
1. Bayi lahir tanggal / jam 03 / 12 / 02 jam 13.
15
.
2. Jenis kelamin perempuan.
3. Nilai apgar score 8 / 10
4. BB : 3.300 gram , PB : 48 cm.
5. Karakteristik bayi : sehat dan lengkap semua anggota
6. Lingkar kepala : 33 cm
7. Ada kaput sedikit
8. Suhu 36,5
o
c
9. Anus berlubang , mekonium positif
10. Perawatan tali puasa diikat dengan pengikat tali pusat diolesi betadin pada ujungnya dan
dibungkus dengan kassa steril
11. Perawatan mata : dibersihkan dengan kassa steril.













Asuhan Keperawatan Pada Pasien INC (Intranatal Care) Vacum
Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien INC Vacum

1. Definisi
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim
melalui jalan lahir. Berbagai perubahan terjadi pada sistem reproduksi wanita dalam hitungan hari dan
minggu sebelum persalinan dimulai.

Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan
keluarganya. Pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadinya kontraksi uterus pertama dan
dilanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam dilatasi dan melahirkan,perawatan ditujukan untuk
mendukung wanita dan keluarganya dalam melalui proses persalinan

Intranatal Care vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan
ekstraksi vakum pada kepalanya. Alat ini dinamakan ekstrator vakum atau ventouse (Depkes RI,2002).
Menurut Mansjoer Arif (1999) tindakan ini dilakukan dengan memasang sebuah mangkuk (cup) vakum
di kepala janin dan tekanan negatif. Ekstraksi vakum adalah tindakan obstetri yang bertujuan untuk
mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi
(Cuningham F 2002).

2. Etiologi
Penyebab dilakukaannya Intranatal Care Vacum yaitu:
Kelelahan pada ibu : terkurasnya tenaga ibu pada saat melahirkan karena kelelahan fisik pada ibu
(Prawirohardjo, 2005).
Partus tak maju : His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan bahwa rintangan
pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persaiinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan
mengalami hambatan atau kematian (Prawirohardjo, 2005).
Gawat janin : Denyut Jantung Janin Abnormal ditandai dengan:
Denyut Jantung Janin irreguler dalam persalinan sangat bereaksi dan dapat kembali beberapa waktu.
Bila Denyut Jantung Janin tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini mengakibatkan adanya
hipoksia.
Bradikardia yang terjadi di luar saat kontraksi atau tidak menghilang setelah kontraksi.
Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya demam pada ibu (Prawirohardjo, 2005).

3. Indikasi
Adanya beberapa faktor baik faktor ibu maupun janin menyebabkan tindakan ekstraksi
porcef/ekstraksi vakum dilakukan. Ketidakmampuan mengejan, keletihan, penyakit jantung (eklampsia),
section secarea pada persalinan sebelumnya, kala II yang lama, fetal distress dan posisi janin oksiput
posterior atau oksiput transverse menyebabkan persalinan tidak dapat dilakukan secara normal. Untuk
melahirkan secara pervaginam, maka perlu tindakan ekstraksi vakum/tindakan ekstraksi vakum
menyebabkan terjadinya toleransi pada servik uteri dan vagina ibu. Di samping itu terjadi laserasi pada
kepala janin yang dapat mengakibatkan perdarahan intracranial (Mansjoer Arif, 1999).

4. Proses Berlangsungnya Persalinan Vacum
Persalinan dibagi menjadi 4 kala :
a. Kala I
disebut juga kala pembukaan,dimulai dari mulai adanya his yang progresif,teratur yang meningkat
kekuatan ,frekwensi dan durasi,ibu mengeluarkan dicapai hasil yang optimal bagi semua yang terlibat.
Kala I ini dibagi 2 fase :
Fase laten berlangsung selama 8 jam,pembukaan sangat lambat sampai pembukaan servix 3 cm
Fase aktif;fase ini dibagi 3 fase lagi:
a. Fase akselerasi,dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm jadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal,dalam waktu 2 jam pembukaan 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselarasi,dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.


b. Kala II
disebut juga kala pengeluaran, dimana pada tahap ini janin dikeluarkan, tahapI ini dimulai dari dilatasi
serviks lengkap(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi

Tanda obyektif yang pasti tahap kedua persalinan dimulai adalah melalui pemeriksaan dalam.Ada tanda-
tanda lain yang menunjukkan tahap kedua dimulai adalah sebagai berikut :
1.Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir
2.Adanya muntah
3.Aliran darah ( show ) meningkat
4.Ekstremitas bergetar
5.Semakin gelisah
6.Usaha ingin mengedan

1. Teknik Intranatal Care Vacum
Ekstraktor vakum hanya digunakan pada persentasi belakang-kepala. Dalam keadaan terpaksa,
ekstraksi dengan ekstraktor vakum dapat dilakukan pada pembukaan yang belum lengkap tetapi sedikit-
dikitnya 7 cm. Begitu pula ekstraksi vakum masih boleh digunakan, apabila pada presentasi belakang
kepala, kepala janin sudah sampai hodge II tetapi belum sampai hodge III, asal tidak ada diproporsi
sefalopelvik. Dalam pemakaian ekstraktor vakum, mangkok yang dipilih harus sesuai dengan besarnya
pembukaan, keadaan vagina, turunnya kepala janin dan tenaga untuk tarikan yang diperlukan.
Umumnya yang dipakai ialah mangkok dengan diameter 50 mm (Cuningham F, 2002).

Pada umumnya kala II yang lama merupakan indikasi untuk melakukan ekstraksi dengan
cunam berhubung dengan meningkatnya bahaya ibu dan janin (Mansjoer Arif, 1999).

Pada presentasi belakang-kepala dengan kepala belum sampai di dasar panggul, dan
persentase muka setelah kala II lamanya 3 jam pada seorang primigravida dan 2 jam pada multipara
dilakukan pemeriksaan dengan seksama (jika perlu dengan memasukkan 4 jari atau seluruh tangan ke
dalam vagina) apakah sungguh-sungguh kepala sudah masuk dalam rongga panggul dengan ukuran
terbesar, dan apakah tidak ada rintangan apapun pada panggul untuk melahirkan kepala. Dalam hal
kepala janin sudah melewati pintu atas panggul dengan ukuran terbesar, putaran paksi dalam kepala
sudah atau hampir selesai, dan dalam hal tidak adanya kesempitan pada bidang bawah panggul,
persalinan diselesaikan dengan ekstraksi cunam (Mansjoer Arif, 1999).

2. Mekanisme Persalinan Intranatal Care Vacum
Ibu tidur dalam posisi lithotomi. Pada dasarnya tidak diperlukan narcosis umum. Bila waktu
pemasangan mangkuk, ibu mengeluh nyeri, diberi anesthesia infiltrasi atau pudendal nerve block.
Apabila dengan cara ini tidak berhasil, boleh diberi anesthesia inhalasi, namun hanya terbatas pada
waktu memasang mangkuk saja. Setelah semua bagian-bagian ekstraktor vakum terpasang, maka dipilih
mangkuk yang sesuai dengan pembukaan serviks (Mansjoer Arif, 1999).

Pada pembukaan serviks lengkap biasanya dipakai mangkuk nomor 5. Mangkuk dimasukkan
ke dalam vagina dengan posisi miring dan dipasang pada bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun
besar. Tonjolan pada mangkuk, diletakkan sesuai dengan letak denominator. Dilakukan penghisapan
dengan pompa penghisap dengan tenaga 0,2 kg/cm2 dengan interval 2 menit. Tenaga vakum yang
diperlukan adalah : 0,7 sampai-0,8 kg/cm2. Hal ini membutuhkan waktu kurang lebih 6-8 menit (Rustam
Mochtar, 1999).

Dengan adanya tenaga negatif ini, maka pada mangkuk akan terbentuk kaput suksedaneum
arrifisial (chignon). Sebelum mulai melakukan traksi, dilakukan periksa dalam ulang, apakah ada bagian-
bagian jalan lahir yang ikut terjepit. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan
mangkuk ditarik searah dengan arah sumbu panggul (Rustam Mochtar, 1999). Pada waktu melakukan
tarikan ini harus ada koordinasi yang baik antara tangan kiri dan tangan kanan penolong. Ibu jari dan jari
telunjuk tangan kiri menahan mangkuk, sedang tangan kanan melakukan tarikan dengan memegang
pada pemegang. Maksud tangan kiri menahan mangkuk ialah agar mangkuk selalu dalam posisi yang
benar dan bila sewaktu-waktu mangkuk lepas, maka mangkuk tidak akan meloncat kearah muka
penolong. Traksi dilakukan terus selama ada HIS dan harus mengikuti putaran paksi dalam, sampai
akhirnya suboksiput berada di bawah simfisis (Rustam Mochtar, 1999). Bila his berhenti, maka traksi
juga dihentikan. Berarti traksi dikerjakan secara intermitten, bersama-sama dengan his. Kepala janin
dilahirkan dengan menarik mangkuk ke arah atas, sehingga kepala janin melakukan gerakan defleksi
dengan suboksiput sebagai hipomoklion dan berturut-turut lahir bagian-bagian kepala sebagaimana
lazimnya.

c. Kala III
Tahap ketiga persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir,tujuan penanganan kala III
adalah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang aman

Plasenta melekat pada lapisan desidua,setelah janin dilahirkan dengan adanya kontraksi uterus yang
kuat,sisi plasenta akan jauh lebih kecil sehingga tonjolan vili akan pecah dan plasenta akan lepas dari
perlekatannya.

A. Tanda-tanda plasenta sudah lepas :
1. Fundus yang berkontraksi kuat
2. Perubahan bentuk uterus dari bentuk cakram menjadi bentuk oval bulat,sewaktu plasenta bergerak
kebagian segmen bawah
3. Darah berwarna gelap keluar dengan tiba-tiba dari introitus
4. Tali pusat bertambah panjang dengan majunya plasenta mendekati introitus


B. Ada 3 cara untuk menentukan plasenta sudah lepas :
a. Strassman yaitu dengan cara tangan kanan meregangkan atau menarik tali pusat,tangan kiri mengetuk
fundus uteri apabila plasenta belum lepas maka tali pusat akan bergetar
b. Kustner yaitu tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat ,tangan kiri menekan diatas
simfisisbagian apabila tali pusat bertambah panjang berarti plasenta sudah lepas
c. Klein yaitu klien disuruh mengedan apabila tali pusat keluar dan tidak masuk lagi berarti plasenta sudah
lepas

C. Ada 2 cara pelepasan plasenta yaitu :
Menurut Schultze yaitu pelepasan plasenta dari tengah atau sentral
Menurut Duncan yaitu pelepasan plasenta dari sisi plasenta atau marginal

Perasat crede dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar supaya
plasenta lepas dari dinding uterus cara ini hanya dapat digunakan spabila terjadi perdarahan,setelah
plasenta lahir harus diteliti apakah kotiledon-kotiledon lengkap atau masih tertinggal dalam kavum
uteri,apabila telah selesai maka selanjutnya dilakukan penjahitan luka perineum.

d. Kala IV
Kala IV atau kala observasi dimulai dari plasenta lahir sampai 2 jam,dengan cara ini diharapkan kejadian
perdarahan post partum bisa dhindari.

Ada 7 pokok penting sebelum meninggalkan ibu post partum :
1. Kontraksi uterus harus baik.
2. Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalam alat genitalia lainnya
3. Plasenta atau selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4. Kandung kemih harus kosong
5. Luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma
6. Bayi dalam keadaan baik
7. Ibu dalam keadaan baik,nadi dan tekanan darah baik,tidak ada keluhan sakit kepala atau enek.


5. Komplikasi
Pada ibu, ekstraksi vakum dapat menyebabkan perdarahan, trauma jalan lahir dan infeksi.
Pada janin ekstrasi vakum dapat menyebabkan ekskoriasi kulit kepala, cepal hematoma, subgaleal
hematoma. Hematoma ini cepat direabsorbsi tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fungsi hepar
belum matur dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang agak berat, nekrosis kulit kepala
(scapnecrosis), dapat menimbulkan alopesia (Mansjoer Arif, 1999).

6. Adaptasi Terhadap Persalinan
1. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Diluar Kandungan
Suhu tubuh
Setiap kali prosedur dilakukan,upayakan untuk mencegah dan mengurangi hilangnya panas pada bayi
baru lahir,stres dingin akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir,suhu axila harus diukur setiap jam
sampai temperatur stabil.
Suplai oksigen yang adekuat
Mempertahankan jalan nafas yang paten merupakan tujuan utama selama proses kelahiran
berlangsung.
Kondisi yang penting untuk mempertahankan suplai oksigen yang adekuat :
1.Jalan nafas bersih
2.Usaha bernafas
3.Sisten cardiopulmoner berfungsi
4.Dukungan panas
Mempertahankan bersihan jalan nafas
Pada umumnya bayi yang alhir cukup bulan dan lahir pervaginam tidak mengalami kesulitan untuk
membersihkan jalan nafas,bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring,apabila ditemukan banyak
lendir,bagian kaki dapat ditinggikan sedikit dan orofaring disedot dengan alt penghisap.
Nutrisi ( pemberian ASI )
Bayi dapat disusui segera setelah lahir atau sekurang-kurangnya dalam 4 jam setelah lahir dan pastikan
refleks hisap dan menelan baik

2. Adaptasi ibu
Tekanan darah: Tekanan darah meningkat selama terjadi kontraksi (sistol rata-rata naik 15 (10-20)
mmhg. Diastolik 5-10 mmhg) antara kontraksi, tekanan darah kembali normal pada level sebelum
persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan darah.

Metabolisme: Metabolisme karbohitrat aerob dan an aerob akan meningkatkan secara berangsur
disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot scleta. Peningkatan ini ditandai dengan adanya
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, kardiak output, pernafasan dan cairan yang hilang.

Suhu Tubuh: Karena terjadi peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit meningkat selama
persalinan, terutama selama dan segera setelah persalinan. Peiningkatan ini jangan melebihi 0.5C
sampai dengan 1C.

Denyut jantung.: Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung secara dramatis naik
selama kontraksi. Antara kontraksi, detak jantung sedikit meningkat dibandingkan sebelum persalinan.

Pernafasan: Karena terjadi peningkatan metabolisme maka terjadi sedikit peningkatan laju pernafasan
yang dianggap normal. Hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkolisis.

Perubahan pada ginjal.: Poliuri sering terjadi selama persalinan, mungkin disebabkan oleh peningkatan
kardiak output, peningkatan filtrasi glomerullus dan peningkatan aliran plasma ginjal, proteinuria yang
sedikit dianggap biasa dalam persalinan

Perubahan gastrointestinal: Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansi berkurang
banyak sekali selama persalinan. Selain itu, pengeluaran getah lambung berkurang, memyebabkan
aktivitas pencernaan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi sangat lamban. Cairan tidak
berpengaruhi dan meningkatan perut dalam tempo yang biasa. Mual atau muntah biasa terjadi sampai
ibu mencapai akhir kala .

Perubahan hematologi: Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gram/100 ml selama persalinan dan akan
kembali pada tingkat seperti sebelum persalinan sehari setelah pasca salinan kecuali ada perdarahan
postpartum.


Asuhan Keperawatan Pada Pasien INC Vacum

A. Kala I Persalinan
1. Pengkajian
a. Riwayat masuk perawatan
b. Riwayat Prenatal
c. Riwayat Pembedahan Dan Penyakit kronis
d. Sakit selam hamil / terakhir sakit / infeksi yang dialami
e. Hasil pemeriksaan laboratorium yang diperiksa selam kehamilan
f. Persiapan Kelahiran anak
g. Pengkajian Perubahan fisiologi selama kala satu persalinan
Perubahan kardiovaskula
Perubahan gastrointestinal
Perubahan sistem urinary
Perubahan system pernapasan

h. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital: TD, suhu, nadi, RR, DJJ, dan pergerakan janin
Status kontraksi uterus
Pemeriksaan vagina kecuali jika ada perdarahan vaginal yang abnormal
Pengeluaran pevaginam
Pemeriksaan abdominal

i. Pemeriksaan psikososial
j. Pemeriksaan diagnostic

2. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan pola eliminasi urin berhibungan dengan proses persalinan
2. Ancietas berhubungan dengan persalinan dan kelahiran
3. Resiko tinggi kekurangan volumecairan berhubungan kurang intake atau kehilangan cairan yang
berlebihan

3. Intervensi Dan rasional
1. Perubahan pola eliminasi urin berhibungan dengan proses persalinan
Intervensi Rasionalisasi
1.Palpasi di atas simfisis pubis

2.Anjurkan upaya berkemih yang sering,
1. Mendeteksi adanya urin dalam kandung
kemih dan derajat kepenuhan
2. Tekanan dari bagian persentasi pada
kandung kemih sering menurunkan sensasi
sedikitnya 1-2 jam




3. Ukur suhu dan nadi, perhatikan
peningkatan. Kaji kekeringan kulit dan
membran mukosa.

4.Kolaborasi kateterisasi sesuai indikasi
dan menggangu pengosongan komplet.
Ansietas regional juga dapat menimbulakn
kesulitan berkemih

3. memantau derajat hidrasi



4. Kandung kemih terlalu distensi dapat
menyebabkan atoni, menghalangi turnnya
janin, atau menimbulkan trauma karena
bagian persentasi janin

2. Ancietas berhubungan dengan persalinan dan kelahiran
Intervensi Rasionalisasi
1.Kaji tingkat ansietas klien melalui isyarat
verbal dan non verbal



2.Anjurkan penggunaan tehnik pernapasan
relaksasi.


1.Mengidentifikasikan tingkat intervensi yang
perlu. Ansietas berlebihan meningkatkan
persepsi nyeri dan dapat mempunyai dampak
negatif terhadap hasil persalinan
2.Membantu dalam menurnkan ansietas dan
persepsi terhadap nyeri dalam korteks
serebral, meningkatkan rasa kontrol
3.Ansietas yang lama dapat mengakibatkan
ketidak seimbangan endokrin, dengan
kelebihan perlepasan epinefrin, meningkatkan
TD dan nadi
3.Pantau DJJ dan variabilitasnya, pantau TD
ibu.


4.Evaluasi pola kontraksi atau kemajuan
persalinan
4.Peningkatan kekuatan atau intensitas kontraksi
uterus dapat meningkatkan masalah klien
tentang kemampuan pribadi dan hasil
persalinan.selain itu, peningkatan epinefrin
dapat juga menghambat aktifitas miometrium.

3. Resiko tinggi kekurangan volumecairan berhubungan kurang intake atau kehilangan cairan yang
berlebihan
Intervensi Rasionalisasi
1. Pantau TD dan nadi setiap 15 menit





2. Kaji tingkat ansietas klien

3. Ukur suhu setiap 4 jam sesuai indikasi
(setiap 2 jam setelah membran ruptur).
Kaji kekringan kulit dan mulut.
4. Catat masukan dan haluran. Perhatian
konsentrasi urin. Ukur berat jenis urin,
sesuai indikasi

1. Peningkatan TD dan nadi dapat menandakan
retensi cairan;penurunan TD dan peningkatan
nadi mungkin merupakan tanda yamg lambat
dari kehilangan volume cairan atau dehidrasi
2. Ansietas mengubah TD dan nadi,
mempengaruhi temaun pengkajian
3. Dehidrasi dapat berakibat pada peningkatan
suhu tubuh, kulti kering dan penurunan
produksi saliva
4. Tirah baring mengakibatkan penurunan
aktivitas korteks adrenal, peningkatan laju
filtrasi glomerulus, dan peningkatan haluran
urin. Bila volume cairan menurun, aldosteron
bertindak untuk mereabsorpsi air dan dan
natrium dari tubulus ginjal, menurnkan
haluran urin
5. Meningkatkan aliran balik vena dengan
memindahkan tekanan dari uterus gravid
terhadap vena kava inferior dan aorta




5. Posisikan klien pada miring kiri bila tepat


6. Kolaborasi berikan dan pantau infus
cairan I.V
desenden
6. Mempertahankan hidrasi dengan
menggambarkan kehilangan cairan. Kecepatan
daapt diselaraskan untuk memenuhi
kebutuhan individual, tetaqpi pemberian
terlalu cepat dapat menimbulkan kelebihan
beban cairan khususnya pada klien lemah


B. Kala II Persalinan

1.Pengkajian
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan vagina
Kontraksi
Diaphoresis
Laserasi setelah dilakukan Vacum
Pemeriksaan fisik bayi secara umum setelah dilakukan vacum
b.Psikososial
c. Prosedur diagnostic: Persalinan Yang dibantu melalui vacum


2. Diagnosa Keperawatan
1.Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan tekanan oleh bagian presentasi janin
2.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan usahan pengeluaran janin

3.Intervensi Dan rasional
1.Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan tekanan oleh bagian presentasi janin

Intervensi Rasionalisasi
Anjurkan klien untuk mengosongkan
kandung kemih

Lakukan kateterisasi jika kandung kemih
penuh dan klien tidak mampu berkemih


Monitor intake dan output klien

Jika kandung kemih penuh dpat menekan bayi
Kandung kemih terlalu distensi dapat
menyebabkan atoni, menghalangi turnnya
janin, atau menimbulkan trauma karena
bagian persentasi janin

Mengetahui jumlah cairan yang masuk dan
keluar

2.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan usahan pengeluaran janin

Intervensi Rasionalisasi
Anjurkan klien untuk berbaring dengan
posisi dorsal recumben
Monitor secara ketat Tanda-tanda vital
setelah pemberian analgesic atau
anastesi
Hindari valsava manuver yang lama pada
saat mengeran

Berikan oksigen jika ada indikasi
Pertahankan intake cairan yang adekuat


C. Kala III Persalinan
1. Pengkajian
a. Pemerikaan Fisik
1. Tanda-tanda lepasnya plasenta
Terjadi perdarahan
Tali pusat memanjang saat vagina membuka
Fundus uteri naik ke abdomen
Bentuk uterus berubah dari lunak menjadi keras dan bundar pada saat plasenta turun ke segmen bawah
uterus

B. 2. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan merawat bayi baru lahir
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah
C.
D. 3. Intervensi Dan rasional
1. Ancietas berhubungan dengan merawat bayi baru lahir

Intervensi Rasionalisasi
Lakukan kontak dini antara bayi dan ibu
sesegera mungkin: letakkan bayi diatas perut
ibu setelah kelahiran jika tidak ada
kontraindikasi
Anjurkan untuk mernyentuh dan memeluk
bayi
Memberikan stimulus awal pada bayi setelah
dilahirkan
Memberikan rasa hangat pada bayi

Jelaskan beberapa prosedur untuk
menstimulasi atau meresusitasi bayi untuk
mengurangi kecemasan
Yakinkan ibu tentang status kesehatan
bayinya






2 . Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan darah

Intervensi Rasionalisasi
Pastikan bahwa plasenta dilahirkan dalam
waktu 30 menit setelah kala dua
Monitor perdarahan pervaginam saat
mengeluarkan plasenta
Monitor kontraksi uterus
Berikan oksitosin sesuai indikasi




D. Kala IV persalinan

1. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan vagina: setiap 15 menit
Inspeksi pengeluaran lochia: setiap 15 menit
Inspeksi perineal

b.Psikososial
Gembira: perasaan damai dan senang
Banyak bicara, mata terbuka, lapar dan haus
Proses kasih sayang dimulai:

2. Diagniosa Keperawatan
1.Risiko tinggi perubahan proses keluarga berhubungan dengan penerimaan bayi baru lahir
2.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan pada awal periode
post partum
3.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan persalinan

3.Intervensi Dan Rasional
1.Risiko tinggi perubahan proses keluarga berhubungan dengan penerimaan bayi baru lahir
Intervensi Rasionalisasi
anjurkan klien menggendong dan menyentuh
bayi (Bounding & attachment)
Anjurkan ayah untuk menyentuh dan
mengendong bayi dan membantu dalam
perawatan bayi sesuai kondisi
Terima keluarga dan sibling dengan senang
jam-jam pertama setelah kelahiran
memberikan kesempatan unik untuk
terjadinya ikatan keluarga
Membantu memfasilir\tasi ikatan antara ayah
dan bayi
hati selama periode pemulihan


Meningkatkan unit keluarga dan membantu
sibling untuk memulai proses adaptasi positif.

2.Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan pada awal periode
post partum
Intervensi Rasionalisasi
Monitor Tanda-tanda vital

Berikan cairan intravena dan peroral sesuai
dengan indikasi
Monitor pengeluaran pervaginam untuk
mengetahui perdarahan yang berlebihan
Monitor tinggi fundus uteri dan konsistensi
uterus

Peningkatan TD dan nadi dapat menandakan
retensi cairan
Memenuhi kebutuhan cairan dlam tubuh ibu
Pendarahan yang berlebihan dapat
mengakibatka ibu kekuranagn volume
cairan,dengan memonitor dapat mengetahiu
tindakan yang sesuia


3.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan persalinan
Intervensi Rasionalisasi
Gunakan tehnik aseptic


Inspeksi kerusakan area perineal
Ajarkan tehnik cuci tangan yang benar kepada
klien
Monitor adanya penyimpangan suhu dan nadi
dari normal
Mencegah masukknya organism kedalam
tubuh yang mungkin dapat menyebabkan
infeksi
Menccegah terjadinya infeksi
Untuk menghilangkan semua caran tubuh dari
kulit / instrument
Penambahan suhu dan nadi lebih dari 100
dpm menandakan infeksi.

Vous aimerez peut-être aussi