Vous êtes sur la page 1sur 15

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH DASAR

MODUL II
SPECIFIC GRAVITY







KELOMPOK P4

RAY FERNANDO 1206262891
SARAH PRAMIARSIH 1206222811
TRI RAHAYU 1306481921





Tanggal Praktikum : 21 April 2014
Asisten Praktikum : Ahmad Syihan
Tanggal Disetujui : 25 April 2014
Nilai :
Paraf Asisten :





LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2014
1. PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan Percobaan
Untuk mendapatkan harga specific gravity dari butiran tanah, yaitu
perbandingan berat isi tanah dan berat air pada suhu 4C.

1.2 Alat-alat dan Bahan
! Pycnometer dengan volume 500 mL
! Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
! Oven
! Kompor listrik
! Termometer
! Sampel tanah lolos saringan No. 40 sebanyak 500 gram kering oven.

1.3 Teori dan Rumus yang Dipakai
Secara umum, tanah dapat terdiri dari dua atau tiga fase, kemungkinan
tersebut adalah:
a. Tanah kering terdiri dari dua fase, yaitu solid (butiran) dan air (udara).
b. Tanah jenuh terdiri dari dua fase, yaitu solid (butiran) dan water (air).
c. Tanah tidak jenuh terdiri dari tiga fase, yaitu, solid (butiran), water (air),
dan air (udara).

Bagian-bagian tanah dapat digambarkan dalam bentuk diagram fase, seperti
di bawah ini:


Gambar 1. (a) Contoh tanah, (b) Diagram fase

Gambar 1a memperlihatkan elemen tanah yang mempunyai volume [V] dan
berat total [W], sedangkan Gambar 1b memperlihatkan hubungan berat dan
volumenya.

Specific gravity adalah perbandingan antara kerapatan butir tanah dengan
kerapatan butir air. Prosedur penentuan Gs berdasarkan BS 1377.

Specific gravity dapat diaplikasikan dengan mudah untuk mengukur
kepadatan unit suatu material. Dalam pengukurannya, biasanya dibandingkan
dengan air pada suhu 4C dengan densitas 1000 gr/mL.

Contoh pengaplikasian specific gravity, yaitu:
! Dalam menentukan perletakan awal pondasi suatu bangunan. Sehingga,
tanah yang akan diberi beban dapat diketahui karakteristiknya terlebih
dahulu dan tidak menyebabkan penurunan pada tanah karena ketidak
mampuan tanah dalam menahan beban.
! Sebagai salah satu penentuan pada struktur geologi suatu wilayah dengan
pengaplikasiannya dalam pembuatan peta yang terkandung informasi
mengenai jenis tanah.

Rumus dasar yang digunakan:
!" !
!
!
!
!

Untuk tanah:
!
!
!
!
!
!
!


Untuk air:
!
!
!
!
!
!
!


Dalam percobaan selalu diusahakan agar volume tanah (V
s
) sama dengan
volume air (V
w
). Sehingga V
w
= V
s
, maka rumus di atas menjadi:
!" !
!
!
!
!

Dengan:
W
s
= berat tanah pada suhu 30
o
C
W
w
= berat air pada suhu 30
o
C

Untuk percobaan pada TC, maka harga tersebut harus dikoreksi dengan
harga ! sehingga rumus menjadi:
!" ! !
!
!
!
!

W
s
= berat tanah
W
w
= berat air
! = faktor koreksi suhu TC yang berhubungan dengan temperatur
ruangan pada saat percobaan

Tabel 1. Tabel faktor koreksi suhu
Temperature (C) Unit Weight of Water (gr/cm)
23 0,99757
24 0,99733
25 0,99708
26 0,99682
27 0,99655
28 0,99627
29 0,99598
30 0,99568

2. PRAKTIKUM
2.1 Persiapan Percobaan
a. Mempersiapkan satu buah pycnometer yang telah dibersihkan dan
dikeringkan.
b. Untuk bahan uji digunakan sampel tanah sebanyak 500 gram yang lolos
saringan no. 40 ASTM dan sudah dikeringkan dalam oven selama 24
jam.

2.2 Jalannya Percobaan
a. Membersihkan dan mengeringkan pycnometer.
b. Mengisi pycnometer dengan air sebanyak 500 mL dan ditimbang
beratnya.
c. Mencatat suhu air dalam pycnometer.
d. Membuang air dalam pycnometer kemudian membersihkan pcynometer
dan mengeringkannya kembali.
e. Memasukkan sampel tanah sebanyak 100 gram ke dalam pycnometer
secara hati-hati (diusahakan tidak ada butiran tanah menempel pada
dinding leher pycnometer karena akan mengurangi volume).
f. Mengisi kembali pycnometer dengan air suling hingga mencapai 3/4
bagian volume pycnometer (hingga mencapai batas garis pada leher
pycnometer).
g. Menghilangkan udara yang terperangkap dalam tanah pada pycnometer
dengan cara dididihkan 15 menit
h. Menyimpan pycnometer selama 24 jam agar suhu air sama dengan suhu
air awal, kemudian menimbang kembali pycnometer berisi air dan tanah
tersebut

2.3 Perbandingan dengan ASTM
Alat dan bahan yang digunakan pada prosedur ASTM D 854-58:
! Pycnometer yang digunakan dapat berupa botol labu dengan volume 100
ml atau stoperred bottle dengan volume 50 mL.
! Sampel tanah seberat 25 gram untuk botol labu dan 10 gram untuk
stopperred bottle.

Jalannya percobaan sesuai prosedur ASTM:
a. Pycnometer dibersihkan dan dikeringkan, kemudian dicatat beratnya.
b. Pycnometer diisi dengan air suling (dianjurkan memakai kerosin) dan
ditimbang beratnya (W
bw
).
c. Dibuat tabel untuk W
bw
pada beberapa suhu air yang diinginkan.
d. Contoh tanah dimasukkan ke dalam botol labu (stoperred bottle) yang
berisi air suling/kerosin.
e. Udara yang terperangkap di dalamnya dihilangkan dengan cara:
! Dididihkan.
! Diberi tekanan udara.
! Pycnometer diisi dengan air suling kembali sampai penuh volumenya.
! Berat botol labu (stoperred bottle) yang telah berisi tanah dihitung dan
dicatat suhunya.

Perbedaan antara prosedur ASTM dengan prosedur praktikum:
! Volume pycnometer yang digunakan adalah 500 mL.
! Sampel tanah yang dipakai 100 gram, lolos saringan no. 40, kering oven.

Banyaknya percobaan yang dilakukan bukan berdasarkan suhu air yang
diinginkan tetapi berdasarkan jumlah sampel yang diinginkan.

3. HASIL PRAKTIKUM
3.1 Data Hasil Praktikum (terlampir)

Tabel 2. Data Hasil Praktikum
Sample 1 Sample 2 Sample 3
Wt flask + water + soil = W
bws
728.57 730.91 730.57
Temperature C 30 30 29
Wt.flask + water = W
bw
666.88 667.64 667.62
Wt of dry soil = W
s
100.00 100.00 100.00

3.2 Perhitungan:

!
!
! !
!
!!
!"
!!
!"#


Dengan :
W
w
= berat air
W
s
= berat tanah = 100 gram
W
bw
= berat pycnometer + air 500 ml (air hingga batas leher pcynometer)
W
bws
= berat pycnometer + air + tanah setelah didinginkan

!" ! !
!
!
!
!


Sampel 1 (! = 0.99568)
!
!
! !
!
!!
!"
!!
!"#

! #$$%&&&'((!!"#$%!
! #$%#&

!" $ !
!
!
!
!

! #$%%&'()
!""
!"#!$

! #$%

Sampel 2 (! = 0.99568)
!
!
! !
!
!!
!"
!!
!"#

! #$$%&&'(&)!!"#$%&
! #$%&#

!" $ !
!
!
!
!

! #$%%&'()
!""
!"#$!

! #$%&

Sampel 3 (! = 0.99598)
!
!
! !
!
!!
!"
!!
!"#

! #$$%&&'(&)!!"#$%!
! #$%&'

!" $ !
!
!
!
!

! !"##$#%!
!""
!"#$%

! #$%&

Nilai Specific Gravity
rata-rata
!" !
!!"
!
! #$%%

Kesalahan Relatif
Sampel 1
!
!
!
!"
!
!!"
!"
!"##$ & '()"$
Sampel 2
!
!
!
!"
!
!!"
!"
!"##$ & "'()$
Sample 3
!
!
!
!"
!
!!"
!"
!"##$ & #'()$

Kesalahan Relatif
rata-rata

! !
!
!
!!
!
!!
!
!
! #$%&'

4. ANALISIS
4.1 Analisis Percobaan
Praktikum specific gravity ini bertujuan untuk mendapatkan perbandingan
nilai dari butiran tanah, yaitu perbandingan berat isi tanah dan berat air pada
suhu 4C. Sebelum memulai praktikum specific gravity ini, praktikan harus
mempersiapkan alat-alat dan bahan praktikum. Alat-alat yang dibutuhkan
dalam praktikum ini adalah piknometer; timbangan dengan ketelitian 0.01
gram; oven; kompor listrik; dan termometer. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sample tanah seberat 100 gram untuk
satu sample, sehingga dibutuhkan 300 gram untuk 3 sample. Tanah sample
ini merupakan tanah yang telah lolos saringan no. 40 dan telah kering oven
selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan nilai specific gravity
yaitu perbandingan berat isi tanah yang kering dengan berat air.

Setelah seluruh rangkaian persiapan selesai, hal pertama yang harus
dilakukan praktikan adalah mengisi piknometer dengan air suling sebanyak
500 mL. Kemudian setelah diisi, pikonometer beserta air suling diukur
suhunya dan didapatkan nilainya sebesar 30C. Hal ini dilakukan bertujuan
agar praktikan medapatkan faktor koreksi suhu yang berhubungan dengan
temperatur ruangan pada saat praktikum. Lalu piknometer dan isinya
ditimbang dan dicatat beratnya yang merupakan nilai W
bw
.

Volume air suling yang ada pada piknometer dikurangi sebanyak " bagian
volumenya. Kemudian 100 gram tanah yang telah dipersiapkan dimasukkan
ke dalam piknometer. Namun saat memasukkan sample tanah ke dalam
piknometer, praktikan harus teliti dan berhat-hati agar tanah yang masuk ke
dalam piknometer tidak menyentuh pada dinding leher piknometer karena
dapat mempengaruhi nilai hasil dari penimbangan yang dilakukan.

Setelah sample tanah dimasukkan, praktikan membersihkan bagian dinding
pada leher piknometer sehingga tidak adanya lagi butiran tanah yang
menempel pada leher piknometer. Hal ini dilakukan bertujuan agar seluruh
tanah tercampur secara merata dan karena akan mempengaruhi nilai hasil
data yang akan didapatkan nantinya.

Praktikan kemudian memanaskan piknometer di atas kompor listik dengan
waktu selama 15 menit. Namun pada menit ketiga dan menit keenam
piknometer diangkat lalu dikocokkan sebentar agar tanah tercampur secara
merata lagi. Tujuan dari piknometer dipanaskan ini adalah untuk
menghilangkan udara yang terperangkap pada tanah.

Setelah piknometer selesai dipanaskan, kemudian praktikan mendiamkan
piknometer terlebih dahulu selama 1 jam atau sampai piknometer sudah
tidak terasa panas lagi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam
perhitungan hasil akhir praktikum, yaitu specific gravity yang dipengaruhi
oleh nilai faktor koreksi suhu (!); dan agar piknometer tidak pecah karena
suhunya yang panas dimasukkan air suling yang dingin nantinya.

Piknometer yang sudah tidak terasa panas lagi, ditambahkan air suling
hingga melewati sedikit batas piknometer atau setinggi satu ruas jari tangan
praktikan.

Setelah piknometer ditambahkan air, kemudian praktikan mendiamkan
piknometer selama 24 jam. Namun dalam pelaksanaan praktikum ini
terdapatnya perbedaan proseder percobaan dengan standard ASTM. Pada
standard ASTM, seharusnya praktikan mendiamkan piknometer selama 15
jam. Didiamkannya piknometer bertujuan agar suhu yang ada pada
piknometer stabil sehingga praktikan mendapatkan faktor koreksi suhu pada
suhu awal.

Saat sudah mencapai 24 jam, praktikan mengukur kembali suhu pada
piknometer beserta air suling. Nilai suhu yang akan didapatkan praktikan
harus sama dengan nilai suhu awal, yaitu 30C. Apabila terjadi perbedaan
suhu piknometer maka praktikan harus melakukan rekayasa kondisi sehingga
suhunya akan sama kembali. Saat suhu yang baru lebih kecil dari suhu yang
awal, praktikan harus menaikkan suhunya dengan meletakkan piknometer di
atas oven. Sedangkan saat suhu yang baru lebih besar dari suhu yang awal,
praktikan harus menurunkan suhunya dengan meletakkan piknometer pada
ruangan ber-AC.

Setelah suhu piknometer sudah sesuai dengan 30, kemudian praktikan
mengurangi air suling hingga volume air kembali menjadi 500 mL. Lalu
piknometer dan isinya ditimbang kembali beratnya dan dicatat yang
merupakan nilai W
bws
.

Setelah seluruh rangkaian praktikum telah selesai, kemudian praktikan
mengolah data sehingga didapatkanya nilai specific gravity dari satu sample
tanah. Lalu praktikan melakukan rangkaian percobaan yang sama kembali
pada sample tanah kedua dan ketiga.

4.2 Analisis Hasil
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan praktikan, yaitu dengan
menggunakan rumus !" ! !
!
!
!
!
. Maka didapatkan nilai Gs; pada sampel 1
sebesar 2.6; pada sampel 2 sebesar 2.71; dan pada sampel 3 sebesar 2.68.
Dan nilai Gs rata-rata yang didapatkan oleh praktikan adalah 2.66.

Tabel 3. Tabel Klarifikasi Tanah
Jenis Tanah Gs
Kerikil 2.65 - 2.68
Pasir 2.65 2.68
Lempung tak berorganik 2.62 2.65
Lanau 2.65 2.68
Lanau tak berorganik 2.68 2.72
Lempung berorganik 2.58 2.62
sumber : SNI2003-6371-2000

Dengan melihat tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa tanah yang diuji
coba merupakan jenis tanah lanau atau lempung.

4.3 Analisis Kesalahan
Dalam pelaksanaan praktikum terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukan
oleh praktikan sehingga mempengaruhi hasil dari pengolahan data dan
didapatkannya nilai kesalahan relatif; pada sampel 1 sebesar 2.51%; sampel
2 sebesar 1.68%; dan pada sampel 3 sebesar 0.83%. Dan nilai kesalahan
relatif rata-rata yang didapatkan oleh praktikan adalah 1.67%.

Kesalahan relatif ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi
dalam pelaksanaan praktikum, yaitu:
! Masih terdapat air atau tanah yang menempel pada bagian leher
piknometer sehingga mempengaruhi hasil penimbangan.
! Kesalahan parallax, yaitu kurangnya ketelitian saat pembacaan skala
termometer dan saat pembacaan tinggi volume air piknometer, yang
mempengaruhi perhitungan untuk menentukan nilai faktor koreksi suhu
dan perhitungan untuk melakukan pengolahan data.
! Pengukuran saat menimbang massa tanah yang seharusnya sebesar 100
gram, namun karena tanah yang berterbangaan saat diangkat dari
timbangan, yang mempengaruhi perhitungan untuk melakukan pengolahan
data.
5. KESIMPULAN
a. Specific gravity diukur berdasarkan nilai faktor koresi suhu yaitu pada
temperatur 30C.
b. Nilai specific gravity pada sampel 1 sebesar 2.6; sampel 2 sebesar 2.71; dan
sampel 3 sebesar 2.68.
c. Nilai specific gravity rata-rata yang didapatkan sebesar 2.66 sehingga tanah
merupakan jenis tanah lanau atau lempung.
d. Nilai kesalahan relatif yang terjadi pada sampel 1 sebesar 2.51%; pada sampel
2 sebesar 1.68%; dan pada sampel 3 sebesar 0.83%
e. Nilai kesalahan relatif rata-rata yang didapatkan sebesar 1.67% sehingga
praktikum yang telah dilakukan praktikan merupakan praktikum yang cukup
berhasil.

6. REFERENSI
Lambe T.W. Soil Testing For Engineers. John Willey and Sons. New York.
1951.
Craig, R.F. Mekanika Tanah. Jakarta : Erlangga . 1989.
Punmia, B.C. Soil Mechanic and Foundation. Standard Book House. Delhie.
1981.
Wesley, LD. Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum. 1977.
SNI2003-6371-2000.pdf
http://www.pu.go.id
7. LAMPIRAN
7.1 Lampiran Data Percobaan
7.2 Lampiran Dokumentasi

Gambar 1. Piknometer sedang dipanaskan



(a) (b)
Gambar 2. (a) Pikonometer sedang diisi oleh tanah seberat 100 gram, (b) Piknometer yang
berisi air suling sedang diukur suhunya

Vous aimerez peut-être aussi