Vous êtes sur la page 1sur 9

ISDN

FARMAKOLOGI
Pemberian isosorbid dinitrat per oral diabsorpsi cepat dari saluran gastrointestinal dan dari
metabolisme fase pertama didapat bioavailabilitas sekitar 25% (berkisar dari 10-90%); dan
bioavailabilitas meningkat pada penggunaan kronis. ;Pemberian sublingual akan didapat
bioavailabilitas 45-59%. ;Bioavailabilitas bentuk lepas terkendali sekitar 75%. ;Onset isosorbid mulai
7.5-45 menit setelah pemberian dan lebih lama pada bentuk lepas lambat. ;Durasi pada pemberian
sublingual adalah 45 menit hingga 2 jam, sementara bentuk konvensional sekitar 2-6 jam, dan tablet
lepas lambat 10-14 jam.
STABILITAS PENYIMPANAN
Simpan dalam temperatur kamar, sekitar 25C. Hindari cahaya. Tutup wadah rapat-rapat dan jangan
gunakan obat bila telah melampaui tanggal kadaluwarsa.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas terhadap isosorbid dinitrat atau komponen lain dalam formulasi; hipersensitif
terhadap nitrat organik; penggunaan bersama penghambat phosphodiesterase-5 (PDE-5) (sildenafil,
tadalafil, or vardenafil); glaukoma angle-closure( peningkatan;tekanan intraocular); trauma kepala
atau perdarahan serebral (peningkatan tekanan intrakranial); anemia berat.
EFEK SAMPING
Kardiovaskuler: Hipotensi, hipotensi postural, pallor, kolaps kardiovaskuler, takikardi, syok,
kemerahan, edema perifer. SSP: sakit kepala (paling sering), pusing (karena perubahan tekanan
darah), tidak bisa tidur. ;Gastrointestinal: Mual, muntah, diare. ;Genitourinari: inkontinensia urin.
;Hematologi: Methemoglobinemia (jarang, bila overdosis). ;Neuromuskuler & skelet: Lemah/letih.
Mata: Pandangan kabur. ;Insiden hipotensi dan efek yang tidak diharapkan akan meningkat bila
digunakan bersama sildenafil (Viagra).;Efek samping lain(1-10% paisne) : bengkak, CHF, hipertensi,
takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,sepsis, perubahan berat badan,
asma, sindrom seperti flu, hipergikemi, hipoglikemi, pneumonia, depresi pernafasan.
INTERAKSI MAKANAN
Obat ini bisa diberikan tanpa terpengaruh oleh adanya makanan.
INTERAKSI OBAT
Substrat CYP3A4 (mayor). ;Penginduksi CYP3A4: Penginduksi CYP3A4 dapat menurunkan
kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah aminoglutethimid, karbamazepin, nafsilin,
nevirapin, fenobarbital, fenitoin, and rifamisin. ;Penghambat CYP3A4: Dapat meningkatkan
kadar/efek isosorbid dinitrat. Contoh obat ini adalah antifungi golongan azol, kalritromisin,
diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodon, nikardipin, propofol,
penghambat protease, ;kuinidin, telithromisin, dan verapamil. ;Sildenafil, tadalafil, vardenafil:
Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik bila digunakan bersama (kontraindikasi), harus
diberi interval 24 jam. ;Etanol: dapat meningkatkan risiko hipotensi.;Metotreksat : Meningkatkan
toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal.
PENGARUH ANAK
Keamanan dan efektivitas isosorbid dinitrat pada anak-anak tidak diketahui.
PENGARUH KEHAMILAN
Isosorbid dinitrat diklasifikasikan dalam kategori C pada kehamilan. Meskipun tidak dilakukan
penelitian pada manusia, tetapi penelitian pada binatang menunjukkan adanya efek yang tidak
diharapkan pada janin. ;Jadi apabila memutuskan pemberian obat ini pada kehamilan, harus
dipertimbangkan keuntungan terhadap ibu dan risikonya terhadap janin.
PENGARUH MENYUSUI
Tidak diketahui apakah isosorbid dinitrat atau metabolitnya diekskresikan dalam ASI. Karena
banyak obat diekskresikan dalam ASI, hati-hati bila diberikan pada ibu menyusui.
PARAMETER MONITORING
Pemantauan adanya ortostasis
BENTUK SEDIAAN
Tablet
PERINGATAN
Dapat terjadi hipotensi yang berat.Gunakan hati-hati pada hipovolemia, hipotensi,dan infark
ventrikel kanan. Selain hipotensi, juga disertai bradikardi paradoksal dan angina pektoris.Dapat juga
terjadi hipotensi postural. Dapat terjadi toleransi terhadap;nitrat,diperlukan dosis yang tepat untuk
meminimalkan efek ini.Keamanan dan efikasi tidak diketahui bila digunakan pada pasien anak-
anak.Nitrat dapat memperparah angina yang disebabkan oleh kardiomiopati hipertropik.Hindari
penggunaan bersama sildenafil.
INFORMASI PASIEN
Minum obat sesuai petunjuk dan jangan minum obat lain tanpa sepengetahuan dokter. Jangan
menghentikan obat dengan tiba-tiba dan simpan obat dalam wadah aslinya. Jangan minum alkohol
berlebihan karena dapat menyebabkan hipotensi yang berlebihan. ;Dapat menyebabkan hipotensi
postural (minum obat sambil duduk dan hati-hati sewaktu bangkit dari posisi duduk atau
berbaring); sakit kepala, pusing, lemah, atau pandangan kabur (hati-hati mengendarai kendaraan
bermotor atau menjalankan mesin), ;mual atau muntah (makan porsi sedikit namun lebih sering).
Bila nyeri dada, segera minum obat, laporkan bila mengalami sakit kepala akut, jantung berdebar-
debar, pusing dan tidak bisa tidur, lemah otot.
MEKANISME AKSI
Menstimulasi c-GMP intraseluler sehingga menyebabkan relaksasi otot polos baik pada arteri
maupun vena. Menurunkan tekanan ventrikel kiri (preload) dan dilatasi arterial sehingga
menurunkan resistensi arterial (afterload). ;Hal ini akan menurunkan kebutuhan oksigen sekaligus
adanya dilatasi arteri koroner akan memperbaiki aliran darah pada derah iskemik.
MONITORING
Kaji kondisi pasien yang memerlukan perhatian (mis, hipovolemia, hipotensi, dan infark ventrikular
kanan). Kaji adanya potensial interaksi dengan obat-obat lain yang diminum pasien. ;Dapat terjadi
toleransi dan diperlukan dosis yang tepat untuk meminimalkan toleransi. Kaji efektivitas terapi dan
efek yang tidak diharapkan (mis, hipotensi, toleransi) pada interval penggunaan yang teratur. ;Pada
penghentian obat, lakukan secara bertahap. Informasikan pada pasien cara penggunaan,
kemungkinan efek samping dan melaporkan efek yang tidak diharapkan.

METOPROLOL
EFEK SAMPING
Hipotensi, bradikardia, insufisiensi arteri, nyeri pada dada, gagal jantung kongestif, edema,
palpitasi, rasa lelah, depresi, bingung, halusinasi, insomnia, mimpi buruk, gangguan tidur,
mengantuk, vertigo, pruritus, ruam, fotosensitif, psoriasis parah, penurunan libido, diare, konstipasi,
flatulens, sakit perut, mual, muntah, nyeri otot, pandangan kabur, gangguan penglihatan.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap metoprolol atau komponen lain dalam sediaan, atau beta bloker lainnya,
sebagai tambahan : - hipertensi dan angina : sindrom sakit sinus, penyakit arteri perifer parah,
feokromositoma (tanpa blokade alfa). - Infark miokardiak; bradikardia sinus parah, gagal jantung
sedang sampai parah, syok kardiogenik.
INTERAKSI MAKANAN
Makanan meningkatkan absorbsi. Level serum metoprolol dapat meningkat dengan adanya
makanan.
INTERAKSI OBAT
Peningkatan efek/toksisitas : Inhibitor CYP2D6 dapat meningkatkan level/efek metoprolol, contoh
inhibitor, klorpromazin, delaviridin, fluoksetin, mikonazol, paroxetine, pergolid, kuinidin, kuinin,
ritonavir dan ropinirol, Aminokuinolon (antimalaria), propafenon dan propoxyfen meningkatkan
efek metoprolol. Metoprolol juga dapat meningkatkan efek obat lain yang mempunyai konduksi AV
lambat ( seperti digoksin, verapamil, diltiazem), dipiridamol, disopiramid, inhibitor
asetilkolinesterase, amiodaron, bloker alfa 1 ( prazosin, terazosin) dan alfa/beta agonis ( aksi
langsung) dan midodsin
DOSIS PEMBERIAN OBAT
Hipertensi : Anak : dosis awal 1-2 mg/kg/hari, maksimum 6 mg/kg/hari ( 200 mg/hari); berikan
dalam 2 dosis terbagi. Dewasa : 100-450 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi, dimulai dengan dosis 50
mg dua kali sehari dan tingkatkan dosis dalam interval mingguan untuk mendapatkan efek yang
diinginkan; range dosis lazim : 50-100 mg/hari. Angina, profilaksis infark miokardiak Dewasa : 100
- 450 mg/hari dalam 2 -3 dosis terbagi, dimulai dengan dosis 50 mg dua kali sehari dan tingkatkan
dosis dalam interval mingguan untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Gagal jantung kongestif :
Dewasa : dosis awal 25 mg satu kali sehari, dosis dapat ditingkatkan menjadi dua kali setiap 2
minggu jika dapat ditoleransi.
FARMAKOLOGI
Absorpsi : Metoprolol tartrate cepat dan hampir sempurna diserap dari saluran cerna; penyerapan
dosis tunggal oral 20-100 mg bisa sempurna dalam waktu 2,5-3 jam setelah dosis oral, sekitar 50%
obat yang diberikan dalam bentuk tablet nampak mengalami metabolisme pada hati.Bioavaibilitas
dari metoprolol tartrate yang diberikan secara oral naik seiring kenaikan dosis. Distribusi :
Metoprolol disalurkan luas ke dalam jaringan tubuh. Konsentrasi dari obat lebih besar pada jantung,
paru-paru dan air liur pada plasma. Metoprolol 11-12% terikat pada protein serum,yang nampak
hanya pada albumin.setelah menerima dosis terapi konsentrasi metoprolol pada eritrosit adalah
20% lebih tinggi dari pada konsentrasi pada plasma. konsentrasi metoprolol pada CSF adalah sekitar
78% dari konsentrasi pada plasma. Metoprolol didistribusikan ke dalam jaringan lunak pada
konsentrasi sekitar 3-4 kali dari konsentrasi plasma ibu, tetapi jumlah sebenarnya yang disalurkan
ke dalam jaringan lunak nampak sangat kecil. Eliminasi : Eliminasi metoprolol nampak mengikuti
gaya kinetik tingkat pertama dan terjadi terutama pada hati, waktu yang diperlukan untuk proses
tersebut bebas dosis dan lamanya terapi. Metoprolol dimetabolisme oleh cytochrome P-450 (CYP)
sistem enzim mikrosomal, yang sebelumnya 2D5 (CYP2D6). Bila diberikan secara oral, metoprolol
dapat menghambat metabolisme stereoselective yang tergantung pada oksidasi phenotipe.
Metoprolol dan metabolitnya diekskresi dalam urin terutama melalui filtrasi glomerular, walaupun
sekresi dan reabsorpsi bisa terjadi. Sekitar 95% dari dosis tunggal diekskresi dalam urin dalam
waktu 72 jam. Kurang dari 5% dan sekitar 10% dosis metoprolol dieksresi pada urin yang tidak
berubah setelah minum obat.
PARAMETER MONITORING
monitor ECG, tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Martindale, 34th edition halaman 956-957 2. MIMS edisi bahasa Indonesia 2008 halaman 59-61
3. DIH, 17th edition halaman 1039-1041 4. AHFS. Drug Information halaman 1781-1789

RANITIDIN
FARMAKOLOGI
Absorpsi oral : 50%. Distribusi : volume distribusi untuk fungsi ginjal normal : 1,7 L/kg; Clcr 25-35
ml/menit:1,76 L/kg; penetrasi melalui sawar darah otak minimal; berdistribusi ke dalam ASI; ikatan
dengan protein 15%; ;dimetabolisme di hati menjadi metabolit N-oksida, S-oksida, dan N-desmetil.
Bioavailabilitas oral : 48%. ;Waktu paruh eliminasi oral : untuk fungsi ginjal normal : 2,5-3 jam; Clcr
25-35 ml/menit:4-8 jam; waktu paruh eliminasi IV untuk fungsi ginjal normal : 2-2,5 jam. ;Waktu
untuk mencapai kadar puncak dalam serum : oral : 2-3 jam, IM : <=15 menit. Ekskresi : di dalam
urin : oral = 30%, IV = 70%(dalam bentuk tak berubah), feses (sebagai metabolit).
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas terhadap ranitidin atau bahan-bahan lain dalam formulasi.
EFEK SAMPING
Terbatas dan tidak berbahaya: aritmia, vaskulitis, pusing, halusinasi, sakit kepala, confusion,
mengantuk, vertigo, eritema multiforme, kemerahan, pankreatitis, anemia haemolitic acquired,
agranulositosis, anemia aplastik, granulositopenia, leukopenia, ;trombositopenia, pansitopenia,
gagal hati, anafilaksis, reaksi hipersensitivitas
INTERAKSI MAKANAN
Makanan tidak mengganggu absorpsi ranitidin.
INTERAKSI OBAT
Meningkatkan efek/toksisitas siklosporin (meningkatkan serum kreatinin), gentamisin (blokade
neuromuskuler), glipizid, glibenklamid, midazolam (meningkatkan konsentrasi), metoprolol,
pentoksifilin, fenitoin, kuinidin, triazolam. ;Mempunyai efek bervariasi terhadap warfarin. Antasida
dapat mengurangi absorpsi ranitidin. Absorpsi ketokonazol dan itrakonazol berkurang; dapat
mengubah kadar prokainamid dan ferro sulfat dalam serum, mengurangi efek nondepolarisasi
relaksan otot, ;cefpodoksim, sianoklobalamin (absorpsi berkurang), diazepam dan oksaprozin,
mengurangi toksisitas atropin. Penggunaan etanol dihindari karena dapat menyebabkan iritasi
mukosa lambung.
PENGARUH HASIL LAB
Berinteraksi dengan tes sekresi asam lambung, tes alergi pada kulit menggunakan ekstrak alergen,
serum kreatinin, tes protein urin.
PENGARUH KEHAMILAN
Kategori B. Ranitidin menembus plasenta, efek teratogenik pada fetus belum dilaporkan. Hati-hati
bila digunakan pada kehamilan.
PENGARUH MENYUSUI
Ranitidin berdistribusi ke dalam ASI; gunakan dengan berhati-hati.
PARAMETER MONITORING
AST, ALT, serum kreatinin, fungsi ginjal, foecal occult blood.
PERINGATAN
Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi hati; dibutuhkan penyesuaian dosis
pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal; hindari penggunaan pada pasien dengan sejarah porfiria
akut (dapat memicu serangan); ;terapi jangka panjang mungkin berhubungan dengan defisiensi
vitamin B12; keamanan dan efikasi belum ditetapkan untuk pasien anak-anak usia<1 bulan.
INFORMASI PASIEN
Dosis oral ranitidin dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Bila obat ini digunakan untuk
mencegah heartburn, obat diminum 30-60 menit sebelum makan atau minum apapun yang dapat
menyebabkan heartburn.;Pasien seharusnya tidak menggunakan obat ini bila alergi terhadap
ranitidin, simetidin, atau nizatidin
MEKANISME AKSI
Menghambat secara kompetitif histamin pada reseptor H2 sel-sel parietal lambung, yang
menghambat sekresi asam lambung; volume lambung dan konsentrasi ion hidrogen berkurang.
;Tidak mempengaruhi sekresi pepsin, sekresi faktor intrinsik yang distimulasi oleh penta-gastrin,
atau serum gastrin.
MONITORING
Gejala dan tanda-tanda gangguan tukak peptik, efek samping obat, darah lengkap, perbaikan
endoskopi

ALPRAZOLAM
FARMAKOLOGI
Distribusi : Vd 0,9-1,2 l, masuk ke dalam ASI, ikatan protein 80%. ;Metabolisme di hati lewat
CYP3A4, membentuk 2 metabolit aktif : 4 hidroksi alfazolam dan alfa hidroksi alfazolam.
;Bioavailabilitas 90%, ;T1/2 eliminasi dewasa : 11.2 jam, ;Orang tua : 16.3 jam, ;Penyakit hati karena
alkohol : 19,7 jam, ;Obes: 21,8 jam. Tmaks : 1-2 jam, ekskresi urin sebagai metabolit dan bentuk utuh
STABILITAS PENYIMPANAN
Simpan dalam suhu kamar 20-25C, hindari lembab, tutup rapat botol dan buang kapas yang ada di
dalam botol.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap alprazolam atau komponen-komponen lain dalam sediaan, kemungkinan
sensitivitas silang dengan benzodiazepin lain, glaukoma sudut sempit, penggunaan bersama
ketokenazol dan itrakenazol, kehamilan
EFEK SAMPING
> 10% ;SSP : depresi, mengantuk, disartria (gangguan berbicara), lelah, sakit kepala, hiperresponsif,
kepala terasa ringan, gangguan ingatan, sedasi; ;Metabolisme-endokrin : penurunan libido,
gangguan menstruasi; ;Saluran cerna : peningkatan/penurunan selera makan, penurunan salivasi,
penurunan/peningkatan berat badan, mulut kering (xerostomia).;1-10%;Kardiovaskuler : hipotensi;
;SSP : gangguan koordinasi, akatisia (tidak bisa duduk tenang), gangguan konsentrasi, bingung,
kehilangan perasaan terhadap realitas, disorientasi, disinhibisi, pusing, hipersomnia(tidur terus),
mimpi buruk, vertigo
INTERAKSI OBAT
Antifungi golongan azol, siprofloksasin, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, isoniasid,
nikardipin, propofol, protease inhibitor, kuinidin, verapamil meningkatkan efek alprazolam.
Kontraindikasi dengan itrakenazol dan ketokenazol. ;Menguatkan efek depresi SSP analgetik
narkotik, etanol, barbiturat, antidepresan siklik, antihistamin, hipnotik-sedatif. ;Alprazolam dapat
meningkatkan efek amfetamin, beta bloker tertentu, dekstrometorfan, fluoksetin, lidokain,
paroksetin, risperidon, ritonavir, antidepresan trisiklik dan substrat CYP2D6 lainnya. ;Alprazolam
meningkatkan konsentrasi plasma imipramin dan desipiramin. Aminoglutetimid, karbamasepin,
nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin menurunkan efek alprazolam
PENGARUH KEHAMILAN
Faktor risiko : D Dapat berbahaya pada janin bila diberikan pada trimester I, penggunaan pada
kehamilan dihindari.
PENGARUH MENYUSUI
Masuk ke dalam ASI, tidak dianjurkan.
PARAMETER MONITORING
Status pernafasan dan kardiovaskuler
BENTUK SEDIAAN
Tablet 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, 2 mg
PERINGATAN
Gejala putus obat (kejang) dapat terjadi 18 jam-3 hari setelah dihentikan tiba2. Gunakan hati-hati
pada pasien debil, orang tua, dengan penyakit hati, gagal ginjal atau obesitas. ;Hati-hati dengan
kegagalan kemampuan fisik/mental (pengemudi dan operator mesin). ;Benzodiazepin berkaitan
dengan jatuh, luka trauma, hati-hati pada orang tua. ;Hati-hati pada pasien depresi kemungkinan
terjadinya episode mania atau hipomania.;Hati-hati pada pasien remaja/anak dan pasien psikiatri
karena reaksi paradoks. ;Benzodiazepin berkaitan dengan amnesia retrograde.
INFORMASI PASIEN
Obat ini untuk mengatasi kecemasan. Katakan ke dokter bila pernah alergi dengan obat ini atau
dengan obat atau makanan lain. Gunakan obat sesuai anjuran dokter. Kadang obat ini harus
digunakan beberapa minggu sebelum efek penuh dicapai. ;Bila lupa meminum obat ini yang aturan
pakainya satu tablet pada malam hari, jangan meminumnya pagi hari kecuali setelah berkonsultasi
dengan dokter. ;Bila digunakan lebih dari satu dosis/tablet per hari, segera minum obat bila lupa,
tetapi bila sudah dekat dengan waktu minum kedua, tinggalkan dosis pertama dan mulai dengan
dosis reguler. Jangan hentikan minum obat tanpa berkonsultasi dengan dokter. ;Konsultasikan
dengan dokter bila memakan obat lain. Bila merasakan reaksi yang tidak
menyenangkan/menggangu karena memakan obat ini konsultasikan dengan dokter. Simpan obat ini
jauh dari jangkauan anak-anak.
MEKANISME AKSI
Berikatan dengan reseptor benzodiasepin pada saraf post sinap GABA di beberapa tempat di SSP,
termasuk sistem limbik dan formattio retikuler. ;Peningkatan efek inhibisi GABA menimbulkan
peningkatan permiabilitas terhadap ion klorida yang menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan
stabilisasi.
MORPHINE
FARMAKOLOGI
Metabolisme terutama dalam hati. Ekskresi melalui urin sebagai metabolit tidak aktif dan obat utuh
2-12% ;Pada kerusakan ginjal terjadi akumulasi morfin-6-glukoronid yg dpt memperpanjang
aktivitas opioid. Kira-kira 7-10% melalui feses.
STABILITAS PENYIMPANAN
Sediaan injeksi simpan pada 15-30C, terlindung cahaya, tidak boleh dibekukan. ;Sediaan oral
simpan dalam wadah tertutup, terlindung cahaya, 15-30C, jangan dibekukan
KONTRA INDIKASI
Oral jangan diberikan pasien dengan paralytic ileus. Pasien dengan hipersensitivitas, depresi
pernapasan yg parah. ;Injeksi intratekal & epidural tidak boleh digunakan pada kasus pemberian yg
kontraindikasi dengan rute ini, seperti infeksi pada tempat penyuntikan, ;perdarahan diatesis yg
tidak terkontrol, penggunaan antikoagulan atau penggunaan kortikosteroid injeksi dalam 2 minggu.
EFEK SAMPING
Depresi pernapasan;Sistem saraf : sakit kepala, gangguan penglihatan, vertigo, depresi, rasa
mengantuk, koma, eforia, disforia, lemah, agitasi, ketegangan, kejang;Pencernaan : mual, muntah,
konstipasi;Kardiovaskular : aritmia, hipotensi postural;Reproduksi, ekskresi & endokrin : retensi
urin, oliguria;Efek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi, takikardia, tremor otot,
pergerakan yang tidak terkoordinasi, delirium atau disorientasi, halusinasi;Lain-lain : Berkeringat,
muka merah, pruritus, urtikaria, ruam kulit
INTERAKSI OBAT
Antidepresan (MAOi & trisklik) : Potensiasi efek antidepresan. ;Agonis opiod lainnya, anestetik
umum, trankuilizer, sedative, hipnotik : Potensiasi efek depresi sistem saraf pusat.;Relaksan otot :
Opioid dpt meningkatkan kerja penghambatan neuromuscular. ;Kumarin antikoagulan : Potensiasi
aktivitas antikoagulan. ;Diuretik : Opioid menurunkan efek diuretic pada pasien dengan kongestif
jantung. ;Amfetamin : Dekstroamfetamin dapat meningkatkan efek analgetik agonis opioid
PENGARUH ANAK
Keamanan & efikasi pada anak-anak belum diketahui
PENGARUH KEHAMILAN
Kategori C : ;Dapat digunakan jika potensi manfaat lebih besar daripada resiko thd janin
PENGARUH MENYUSUI
Hati-hati pemakaiannya pada ibu menyusui
PARAMETER MONITORING
Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah
BENTUK SEDIAAN
Oral : tablet (10,15,30,100 mg). Injeksi : ampul 10 mg/ml. Rektal (5,10,20,30 mg)
PERINGATAN
Hati-hati pada pasien dengan disfungsi hati & ginjal krn akan memperlama lama kerja & efek
kumulasi opiod, pasien usia lanjut, hati-hati pada psikosis toksik,;infark miokard, alergi thd sulfit,
depresi sistem saraf pusat yg parah, anoksia, hiperkapnia, depresi
INFORMASI PASIEN
Hindari pemakaian alkohol. Menyebabkan ngantuk (hati-hati mengendarai mobil atau menjalankan
mesin), gangguan koordinasi, pada penggunaan jangka panjang menyebabkan ketergantungan fisik
dan psikologi
MEKANISME AKSI
Berikatan dengan reseptor di sistem saraf pusat, mempengaruhi persepsi dan respon thd nyeri
MONITORING
Status sistem pernapasan & status mental, tekanan darah
DAFTAR PUSTAKA
Martindale, 34 th edition

Ringer Laktat (RL)
Komposisi (mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq/l.
Kemasan : 500, 1000 ml.
Cara Kerja Obat : keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan
konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium
merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan
anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi
untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan
cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.
Indikasi : mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik.
Ringer laktat menjadi kurang disukai karena menyebabkan hiperkloremia dan asidosis metabolik,
karena akan menyebabkan penumpukan asam laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob.
Kontraindikasi : hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat.
Adverse Reaction : edema jaringan pada penggunaan volume yang besar, biasanya paru-paru.
Peringatan dan Perhatian : Not for use in the treatment of lactic acidosis. Hati-hati pemberian
pada penderita edema perifer pulmoner, heart failure/impaired renal function & pre-eklamsia.

Vous aimerez peut-être aussi