Vous êtes sur la page 1sur 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemilihan Jurnal
Insiden mual muntah setelah anastesi umum dan pembedahan akhir-akhir ini
mendapat perhatian khusus dari tim medis karena merupakan komplikasi yang
sering terjadi pada anastesi yang dirasakan tidak nyaman oleh pasien dan
mempunyai potensi kegawatan bila terjadi pada pasien tidak sadar. Post Operative
Nausea and Vomiting (PONV) merupakan The Big Litte Problem dalam pasca
bedah. Insiden PONV terjadi pada 25 30% pasien pasca bedah dan anastesi
umum (Kovac, 2000) dan dapat mencapai 70% pada pasien dengan high risk
(Mohamed, 2004).
Walaupun jarang berakibat fatal, mual dan muntah pasca operasi merupakan
pengalaman yang tidak menyenangkan bagi sebagian besar pasien. PONV juga
menyebabkan pemanjangan waktu recovery, meningkatkan angka kesakitan post
operasi, menunda pasien keluar dari rumah sakit (khususnya bagi pasien operasi
rawat jalan) dengan akibat meningkatkan biaya perawatan.
Menghindari PONV adalah salah satu gejala yang tidak menyenangkan untuk
sebagian besar pasien anastesiologis. Pendekatan yang dilakukan untuk
pencegahan PONV, diantara farmakologi dan non farmakologi. Untuk
farmakologi seperti akupunctur, jahe dan daun peppermint.
Di Indonesia, jahe merupakan suatu rempah yang sangat sering kita jumpai
dengan harga yag relative terjangkau. Jahe mempunyai kegunaan yang cukup
beragam antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun
sebagai obat (Bartley dan Jacobs, 2000). Dalam penelitian yang telah dilakukan
oleh Schmid, et al (1994) jahe telah terbukti mencegah mabuk laut pada 1742
turis dengan dosis 250 mg setiap 2 jam. Pada percobaan lain, dilakukan terhadap
11 orang yang menjalani kemoterapi, ternyata mengalami penurunan mual setelah
mengkonsumsi serbuk jahe 1,5 g (Meyer, et al, 2005).
1

Insidensi mual muntah pada kejadian pasca operasi sering kami ditemui di
bangsal Melati. Hampir 10 20% pasien mengalami mual dan muntah post
operasi. Hal ini menjadikan ketidaknyamanan pasien bertambah di samping sudah
merasakan nyeri. Perlu pengembangan teknik-teknik non farmakologi yang dapat
dilakukan sebagai bentuk intervensi mandiri perawat dalam mengurangi atau
mengatasi mual dan muntah pada pasien dengan post operasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, kami tertarik untuk mengambil analisa jurnal
yang berjudul The Efficacy Of Ginger For The Prevention of Postoperative
Nausea And Vomiting : A Meta Analysis


2

BAB II
JURNAL

Terlampir.

3

BAB III
RESUME JURNAL

Resume Jurnal
1. Judul Jurnal : The Efficacy Of Ginger For The Prevention of Postoperative
Nausea And Vomiting : A Meta Analysis
2. Peneliti : Nathorn Chaiyakunapruk, Nantawarn Kitikannakorn, Surakit
Nathisuwan, Kittiboon Leeprakobboon, Chutchai
Leelasettagool
3. Tempat dan
Waktu
: Bangkok, Thailand
4. Tujuan : Menetukan seberapa besar dosis jahe yang dapat berpengaruh
terhadap penanggulangan mual muntah yang dibandingkan
dengan placebo pada 24 jam Post Operative Nausea and
Vomiting (PONV)
5. Metode : Desain penelitian ini adalah tinjauan sistematis dan meta
analisis yang dibeberkan dalam berbagai penelitian.
Randomized controlled trial dibandingkan dengan jahe sebagai
placebo untuk mencegah PONV.
6. Hasil : a. 5 uji coba secara acak telah dipilih dengan jumlah
responden sebanyak 363 pasien untuk dianalisa. Hasil
Resiko Relatif (RR) pada jahe untuk preventif pada PONV
adalah 0,65 (95% CI) sementara pada jahe sebagai
preventif untuk postoperative vomiting (POV) didapatkan
hasil Resiko Relatif sebesar 0,62 (95% CI). Hanya 1 efek
samping berupa ketidaknyamanan pada abdomen yang
dilaporkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Pongprojpaw dan Chiamchanya.
4

b. Hasil meta analisis menunjukkan menunjukkan bahwa
fixed dose sebanyak sekurang-kurangnya 1 gr jahe dinilai
lebih efektif dibandingkan dengan placebo untuk
pencegahan pada PONV maupun POV. Penggunaan jahe
dimaksudkan untuk menurunkan mual dan muntah.
7. Saran : Diharapkan dapat menjadi wawasan baru dan dapat
dipertimbangkan oleh Rumah Sakit untuk dapat diaplikasikan
pada pasien post operasi dengan mual muntah mengingat jahe
merupakan hal yang cukup familiar di Indonesia dengan harga
yang cukup terjangkau dengan melihat keadaan umum pasien
sebelum diberikan jahe ini.



BAB IV
ANALISA JURNAL

P : 59 penelitian dikumpulkan pada penelitian ini, 54 penelitian di eklusi karena
tidak sesuai dengan kriteria penelitian dalam jurnal ini, sehingga hanya ada 5
penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 363 pasien.
I : Pemberian jahe minimal 1 gr pada pasien post operasi dengan mual muntah
(PONV dan POV)
C : Kelompok case yang diberikan jahe dan kelompok kontrol yang hanya
diberikan placebo
O : Hasil meta analisis menunjukkan menunjukkan bahwa fixed dose sebanyak
sekurang-kurangnya 1 gr jahe dinilai lebih efektif dibandingkan dengan
placebo untuk pencegahan pada PONV maupun POV

1. Analisa Penelitian dari Jurnal ini:
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 59 penelitian yang berkaitan dengan
tindakan preventif untuk PONV. 53 penelitian di eksklusi dikarenakan tidak
ada randomized, placebo controlled trial. 1 penelitian juga di eksklusi karena
meneliti insiden PONV selama 3 jam dan jumlah jahe yang digunakan hanya
0,3 0,6 gr. Kemudian hanya didapatkan 5 penelitian diteliti secara meta-
analisis dengan jumlah pasien sebanyak 363 pasien. Jumlah sampel pada
penelitian ini sudah memenuhi nilai minimal sampel jenis penelitian
eksperimen yaitu 30 responden (Sugiyono, 2003).
b. Intervensi
Intervensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemberian jahe 1 gr
untuk tindakan preventif pada penanggulangan mual dan muntah pada post
operasi. Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi, namun hanya
dilakukan seleksi penelitian yang sudah ada dan dikaji secara lebih dalam


untuk mengetahui gabungan dari perbedaan kejadian efek antara kelompok
eksperimental dan kelompok kontrol. Adapun kriteria inklusi dalam
penelitian ini adalah :
1) Mengevaluasi efek antiemetic pada jahe sebagai pencegahan terhadap
PONV dan membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol yang
diberikan placebo
2) Memberikan jahe sebannyak 1 gr atau lebih
3) Memberikan cukup data untuk dikalkulasikan pada insidensi 24 jam
PONV maupun POV
c. Metode
Kualitas metodologi pada setiap percobaan dinilai oleh 2 pengulas
menggunakan skala yang dikembangkan oleh Jadad, et, al. Item untuk
evaluasi metodologi dalam penelitian ini termasuk alokasi acak, blinding, dan
deskripsi dropout dan withdrawal. Penelitian ini juga menilai bagaimana para
peneliti menyiapkan kandungan jahe yang akan diberikan kepada pasien,
yaitu minimal 1 gr. Pengambilan data pada setiap penelitian ini adalah
karakteristik pasien, jumlah jahe yang di orderkan, prosedur operasi, durasi
operasi, tipe anastesi, insiden PONV dan POV dan hasil pengukuran.
Pada analisis perbedaan pemberian jahe dengan placebo, peneliti
mengkalkulasi Resiko Relatif dengan 95% CI (Confidence Interval) dengan
menggunakan metode DerSimonian dan Liard pada model random effect.
Heterogenitas diteliti menggunakan metode Mantel Haenszel.
d. Hasil
5 uji coba secara acak telah dipilih dengan jumlah responden sebanyak 363
pasien untuk dianalisa. Hasil Resiko Relatif (RR) pada jahe untuk preventif
pada PONV adalah 0,65 (95% CI) sementara pada jahe sebagai preventif
untuk postoperative vomiting (POV) didapatkan hasil Resiko Relatif sebesar
0,62 (95% CI). Hanya 1 efek samping berupa ketidaknyamanan pada


abdomen yang dilaporkan pada penelitian yang dilakukan oleh Pongprojpaw
dan Chiamchanya.
Hasil meta analisis menunjukkan menunjukkan bahwa fixed dose sebanyak
sekurang-kurangnya 1 gr jahe dinilai lebih efektif dibandingkan dengan
placebo untuk pencegahan pada PONV maupun POV. Penggunaan jahe
dimaksudkan untuk menurunkan mual dan muntah.
2. Hubungan hasil penelitian dengan kondisi riil di klinis atau di lapangan
Pada kondisi di lapangan saat mahasiswa melakukan praktik di stase bedah
di bangsal Melati RSUD Panembahan Senopati Bantul, kami mencoba
mengaplikasikan pemberian jahe ini kepada pasien kasus kelolaan dengan post
operasi strumektomi. Pada hari ke 0 post operasi pasien masih mual dan muntah
dan mulai latihan minum. Baru kemudian post operasi hari pertama pasien
diberikan minuman jahe dan diberikan setelah makan diit dari RS untuk
mencegah ketidaknyamanan pada lambung. Setelah diberikan selama 2 kali, pada
hari berikutnya pasien sudah tidak merasakan mual muntah dan dapat makan diit
RS dengan baik. Perlu aplikasi yang lebih banyak lagi untuk mengetahui apakah
terdapat efek pemberian jahe terhadap kejadian mual muntah pada post operasi
dan tidak menyebabkan discomfort abdomen.
3. Perbandingan Isi Jurnal
a. Aplikasi pada kasus presentasi
Pemberian intervensi jahe ini diharapkan dapat menjadi wacana dan
wawasan baru bagi perawat khususnya di bangsal bedah RSUD Panembahan
Senopati Bantul dalam mengatasi masalah mual dan muntah pasca operasi
dengan metode yang lebih efisien. Perlu aplikasi yang lebih banyak lagi untuk
mengetahui apakah terdapat efek pemberian jahe terhadap kejadian mual
muntah pada post operasi dan tidak menyebabkan discomfort abdomen.





b. Perbandingan isi jurnal dengan penelitian lain terkait kasus
ANALISA JURNAL PENELITIAN JURNAL PEMBANDING
Judul Penelitian The Efficacy Of Ginger For The
Prevention of Postoperative
Nausea And Vomiting : A Meta
Analysis
Perbandingan efektifitas
Antara Akupunktur PC -6 dan
Ondansentron Dalam
Mencegah Insidensi Mual dan
Muntah Pasca Bedah
Nama Peneliti
Nathorn Chaiyakunapruk, Nantawarn
Kitikannakorn, Surakit Nathisuwan,
Kittiboon Leeprakobboon, Chutchai
Leelasettagool
Anggarda Kristianti Utomo,
Syarif Sudirman, Imam Syafii
Tempat
Penelitian
Bangkok, Thailand IBS RSO Prof Dr. R.
Soeharso, Surakarta
Metode
Penelitian
Desain penelitian ini adalah tinjauan
sistematis dan meta analisis yang
dibeberkan dalam berbagai
penelitian. Randomized controlled
trial dibandingkan dengan jahe
sebagai placebo untuk mencegah
PONV.
Penelitian eksperimental yakni
randomized clinical trial.
Sampel
Penelitian
59 penelitian dikumpulkan pada
penelitian ini, 54 penelitian di
eklusi karena tidak sesuai dengan
kriteria penelitian dalam jurnal ini,
sehingga hanya ada 5 penelitian
dengan jumlah sampel sebanyak
363 pasien.
Pasien yang melakukan
pembedahan dengan anastesi
umum dengan jumlah 30
pasien.
Hasil Penelitian 5 uji coba secara acak telah dipilih
dengan jumlah responden
sebanyak 363 pasien untuk
dianalisa. Hasil Resiko Relatif
(RR) pada jahe untuk preventif
pada PONV adalah 0,65 (95% CI)
sementara pada jahe sebagai
preventif untuk postoperative
Hasil penelitian didapatkan
jumlah penderita mual dan
muntah kelompok akupunktur
sebanyak 1 orang (6,6%),
sedangkan kelompok
ondansentron sebanyak 2
orang (13,3 %). Efektifitas
akupunktur dalam mencegah
mual dan muntah sebesar
93,3% sedangkan kelompok


vomiting (POV) didapatkan hasil
Resiko Relatif sebesar 0,62 (95%
CI). Hanya 1 efek samping berupa
ketidaknyamanan pada abdomen
yang dilaporkan pada penelitian
yang dilakukan oleh Pongprojpaw
dan Chiamchanya.
Hasil meta analisis menunjukkan
menunjukkan bahwa fixed dose
sebanyak sekurang-kurangnya 1 gr
jahe dinilai lebih efektif
dibandingkan dengan placebo untuk
pencegahan pada PONV maupun
POV. Penggunaan jahe dimaksudkan
untuk menurunkan mual dan muntah.
ondansentron sebesar 86,6%.

c. Perbandingan dengan teori yang sudah ada di teksbook terkait kasus
Mual dan muntah pasca operasi (PONV) merupakan komplikasi yang sering
terjadi setelah suatu tindakan anestesi dan pembedahan. Walaupun jarang
berakibat fatal, mual dan muntah pasca operasi merupakan pengalaman yang
tidak menyenangkan bagi sebagian besar pasien. PONV juga menyebabkan
pemanjangan waktu recovery, meningkatkan angka kesakitan post operasi,
menunda pasien keluar dari rumah sakit (khususnya bagi pasien operasi rawat
jalan) dengan akibat meningkatkan biaya perawatan. Selain itu mual muntah
yang hebat akan mengakibatkan dehisensi luka, aspirasi dari isi lambung,
perdarahan dan gangguan keseimbangan elektrolit. Itulah sebabnya PONV
sering disebut sebagai the big little problem dari masalah-masalah operasi.
Mual (nausea) adalah suatu sensasi atau perasaan tidak menyenangkan yang
mendahului muntah (Dorland, 2002), disertai hipersalivasi, keringat dingin,


pucat, takikardi, hilangnya tonus gaster, kontraksi duodenum dan refluks isi
gastrointestinal ke dalam gaster. Mual tidak selalu disertai dengan muntah.
Muntah (vomiting) adalah ekspulsi secara paksa isi lambung keluar melalui
mulut (Sherwood, 2001) disebabkan oleh kontraksi otot-otot pernafasan yaitu
diafragma (otot inspirasi utama) dan otot abdomen (otot ekspirasi aktif).
Peningkatan dari tekanan intra abdomen penutupan glottis dan palatum akan
naik, terjadi kontraksi dari pylorus dan relaksasi dari fundus, sfingter cardia
dan esophagus sehingga terjadi ekspulsi yang kuat dari dinding lambung
(Loadsman, 2005).
Postoperative Nausea and Vomiting (PONV) didefinisikan sebagai episode
nausea atau emesis (retching, vomiting) yang timbul dalam 24 jam setelah
suatu tindakan pembedahan dan anastesi. (Loewen, 2003) PONV merupakan
problem pasca anastesi yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan pengalaman
buruk pada pasien, memperpanjang waktu recovery, pada kasus yang berat
dapat menimbulkan dehisensi luka, intraocular bleeding, aspirasi isi lambung,
Mallory-Weiss syndrome dan gangguan keseimbangan elektrolit. Faktor -
faktor yang mempengaruhi PONV sangat banyak mulai dari persiapan pre
operative, puasa yang tidak adekuat, kondisi pasien dan penyakit penyertanya,
teknik operasi dan lokasi operasi, teknik anestesi dan obat - obat yang
digunakan, penggunaan opioid, sampai pada pasca operasi seperti nyeri yang
tidak diatasi dengan adekuat, perubahan posisi pasien serta faktor pasien
sendiri seperti riwayat motion sickness dan PONV sebelumnya, umur,
obesitas, gender dan siklus menstruasi.




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hasil analisa jurnal di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian jahe
sekurang-kurangnya 1 gr dapat menurunkan dan sebagai tindakan preventif untuk
Post Operation Nausea and Vomiting (PONV)

B. Saran
1. Setelah mengetahui isi jurnal ini diharapkan perawat maupun tenaga
kesehatan lainnya dapat menerapkan pemberian jahe ini terhadap pasien post
operasi yang mengakami mual dan muntah sebagai salah satu pilihan tindakan
non farmakologi yang cukup terjangkau dan efisien.
2. Hasil penelitian ini dapat sebagai pengetahuan baru dan masukan dalam
pengembangan ilmu pendidikan kesehatan.



DAFTAR PUSTAKA

Watcha MF, White PF. Postopoerative nausea and vomiting: Its etiology, treatment
and prevention. Anesthesiology 1992.
Orkin FK. What do patients want? Preferences for immediate postoperative recovery.
Anesth Analg 1992.
Loewan P. management of Postoperative Nausea and Vomiting. March 2003.
Meyer, K. J. Schwarts. 1995. Zingiber Officinale (ginger) Used To Prevent 8-Mop
Associated Nausea. Dermatol Nurs.
Schmid R, et al. 1994. Comparison Of Seven Commonly Used Agents For
Prophylaxis of Seasickness. J Travel Med
Loadsman. 2005. Post Operative Nausea and Vomiting. The Virtual Anaesthasia
Textbook.
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia. 2
nd
Edition. Jakarta : Buku Penerbit
Kedokteran EGC.
Kovac, A.L. (2003). Prevention And Treatment Of Post Operative Nausea. Medicine
Abstrac, PP
Mohamed H. Rahman, Beattie J. 2004. Post Operative Nausea And Vomiting. The
Pharmaceutical Journal

Vous aimerez peut-être aussi