Vous êtes sur la page 1sur 7

MAKALAH SKRIPSI

AUDIT ENERGI LISTRIK


DI PT. LAJU PERDANA INDAH




Disusun oleh:
ADITYA DHANIST PRATAMA
09/281099/TK/34789




JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013


HALAMAN PENGESAHAN

MAKALAH SKRIPSI

AUDIT ENERGI LISTRIK DI PT. LAJU PERDANA INDAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik Program S-1
Pada Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada


Disusun oleh :
ADITYA DHANIST PRATAMA
09/281099/TK/34789




Telah disetujui dan disahkan
pada tanggal 20 Agustus 2013




Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II




Dr. Eng. Suharyanto, S.T., M.Eng.
NIP 197611121999031002




Yusuf Susilo Wijoyo, S.T., M.Eng.




AUDIT ENERGI LISTRIK DI PT. LAJU PERDANA INDAH

Aditya Dhanist Pratama
1
, Suharyanto
2
, Yusuf Susilo Wijoyo
2

1
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM
2
Dosen Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, FT UGM


Abstrak

Industri gula merupakan salah satu industri fundamental yang ada di Indonesia. Pada tahun 2012,
produksi gula nasional hanya mencapai sekitar 2,56 juta ton atau meningkat dibanding 2011 yang
hanya 2,2 juta ton. Jumlah produksi itu belum mampu menutupi kebutuhan nasional terhadap gula
konsumsi (gula kristal putih) yang mencapai sekitar 3 juta ton. Salah satu penyebab kurangnya
pasokan gula nasional adalah rendahnya produktifitas pabrik gula dan banyak yang tidak efisien.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan agar pabrik gula menjadi lebih efisien adalah
melakukan audit energi listrik. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi konsumsi energi listrik,
mengevaluasi kodisi eksisting kelistrikan, serta mengetahui potensi penghematan energi listrik.
Pada tugas akhir ini, penelitian dilakukan di Pabrik Gula Komering PT. Laju Perdana Indah.
Berdasarkan audit yang dilakukan, dihasilkan nilai rata-rata Konsumsi Energi Spesifik Listrik
(KES) sebesar 1,42 GJ/Ton Gula, kondisi eksisting kelistrikan masih memenuhi standar. Usaha
untuk penghematan energi, diantaranya adalah dengan optimisasi kapasitas giling dan rendemen
tebu dan penggunaan automatic cane conveyor.

Kata kunci: Audit energi, industri gula, konservasi energi, Konsumsi Energi Spesifik (KES), gula
tebu

1. Pendahuluan
Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar
manusia. Pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan
penduduk di suatu negara yang terus meningkat
berbanding lurus dengan pertumbuhan kebutuhan
energi yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk di
Indonesia, Berdasarkan data dari Kementrian Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2012,
konsumsi energi selalu tumbuh rata-rata 7,1% per
tahun, dan konsumsi energi di Indonesia didominasi
oleh sektor industri dan transportasi. Pola
pemanfaatan energi primer di dalam negeri masih
didominasi oleh minyak bumi sebesar 46,7%, gas
bumi 20,6%, batubara 27,4%, dan EBT 5,3%.
Demikian pula pemanfaatan energi finalnya. Total
kosumsi energi final yang mencapai 805,6 juta BOE
masih didominasi oleh BBM sebesar 47,1 % [1].
Industri gula merupakan salah satu industri
fundamental yang ada di Indonesia. Komsumsi gula
nasional semakin meningkat dari tahun ke tahun,
Sementara kapasitas produksi pabrik-pabrik gula
nasional yang semakin menurun. Pada tahun 2012,
produksi gula nasional hanya mencapai sekitar 2,56
juta ton atau meningkat dibanding 2011 yang hanya
2,2 juta ton. Jumlah produksi itu belum mampu
menutupi kebutuhan nasional terhadap gula konsumsi
(gula kristal putih) yang mencapai sekitar 3 juta
ton[2]. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya
produktifitas pabrik gula dan banyak yang tidak
efisien. Untuk itu, perlu adanya manajemen energi
untuk menyelesaikan permasalahan pada industri
gula agar produktifitas pabrik meningkat dan
semakin efisien. Salah satu caranya adalah dengan
melakukan audit energi listrik untuk mengidentifikasi
kondisi eksisting energi listrik dan menemukan
peluang penghematan energi.
1.1. Pengertian Audit Energi
Audit energi merupakan kegiatan untuk
mengidentifikasi titik-titik pemborosan energi yang
terjadi pada suatu sistem pemanfaatan energi,
merencanakan, menganalisa dan merekomendasikan
langkah langkah dalam meningkatkan efisiensi
energi[3].
Ada beberapa bentuk audit energi yang dapat
dilakukan, antara lain :
1. Walking Audit
Audit yang dilakukan secara sederhana, yaitu
tanpa perhitungan merinci dan hanya melakukan
analisa sederhana dari pengamatan.
2. Preliminary Audit
Audit hanya dilakukan di bagian-bagian yang
vital dari sebuah sistem dengan analisa dan
perhitungan yang jelas dan lebih merinci
3. Detailed Audit
Audit dilakukan secara menyeluruh terhadap
semua aspek konsumsi energi dan meneliti semua
kemungkinan penghematan yang dapat dilakukan. [4]
1.2. Konservasi Energi
konservasi energi adalah tindakan mengurangi
jumlah penggunaan energi tanpa mengurangi fungsi
dan manfaat yang dibutuhkan. Penghematan energi
dapat dicapai dengan penggunaan energi secara

efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan
menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan
mengurangi konsumsi dan kegiatan yang
menggunakan energi. Penghematan energi dapat
menyebabkan berkurangnya biaya, serta
meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara,
keamanan pribadi, serta kenyamanan [5]
1.3. Konsumsi Energi Spesifik (KES)
Pada sektor industri gula, Indeks energi atau
Konsumsi Energi Spesifik (KES) merupakan suatu
istilah yang digunakan untuk menyatakan besarnya
pemakaian energi yang diperlukan untuk
memproduksi gula. Untuk mengukur besarnya
Konsumsi Energi Spesifik (KES) industri dapat
dilakukan
1. Besarnya konsumsi energi industri selama
proses periode tertentu (kWh/periode,
GJ/periode)
2. Besarnya jumlah produksi total yang
diproses selama periode tertentu
(Ton/periode, Yard/periode)
Untuk menghitung Konsumsi Energi Spesifik
(KES) industri dapat dilihat pada persamaan berikut:





Berdasarkan Working Paper Global Industrial
Energy Efficiency Benchmarking yang dibuat oleh
United Nations Industrial Development Organization
tahun 2010 halaman 57, standar effisien KES listrik
industri gula adalah sebesar 0,6 GJ/Ton gula atau
166,66 kWh/Ton gula. [6]
1.4. Unbalance Voltage
Unbalance votage merupakan besarnya
ketidakseimbangan tegangan antar fase, dimana tiap
fase mempunyai besar dan sudut tegangan yang tidak
standar sehingga tegangan antar fase menjadi tidak
sama. Tegangan unbalance dapat di hitung
berasarkan persamaan berikut:





Berdasarkan The National Electrical
Manufacturers Association (NEMA) in its Motors
and Generators Standards (MG1) part 14.35 Nilai
unbalance voltage tidak boleh melebihi dari 1 %. [7]
1.5. Unbalance Load
Unbalance load merupakan besarnya
ketidakseimbangan arus yang mengalir antara tiap
fase, besar ketidakseimbangan ini menunjukkan
ketidakseimbangan beban tiap fase menyebabkan
mengalirnya arus pada titik netral. Untuk menghitung
nilai unbalance load yaitu dengan menggunakan
persamaan koefisien a, b, dan c. Besarnya arus fasa
dalam keadaan seimbang (I) sama sengan besarnya
arus rata-rata. Sedangkan Ia, Ib, dan Ic adalah arus
yang mengalir pada masing-masing fase, sehingga
dapat diketahui besarnya nilai unbalance load:
Ia=a, maka :


Ib=b, maka :


Ic=c, maka :


Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien a, b,
c adalah 1. Dengan demikian, rata-rata
ketidakseimbangan beban adalah sebagai berikut :


| | | | | |



Berdasarkan The National Electrical
Manufacturers Association (NEMA) in its Motors
and Generators Standards (MG1) part 14.35 Nilai
unbalance load tidak boleh melebihi dari 10 %. [7]
1.6. Faktor Beban
Faktor beban (load factor) didefinisikan sebagai
perbandingan antara beban rata-rata terhadap beban
puncak suatu sistem. Untuk menghitung nilai faktor
beban adalah sebagai berikut :






Adapun standar faktor beban berdasarkan survey
of 890 ETL Customer, 2004 untuk sektor
manufaktur/industri adalah sebesar 35-50%. [8]
2. Metodologi Penelitian
Pada Gbr 1 dibawah ini menjelaskan tentang alur
prosedur audit energi .
























Gbr 1- Prosedur Audit Energi
mulai
Survei Awal
Pengumpulan Data
Data Sekunder
(Informasi Umum,
deskripsi proses,
historis penggunaan
energi, produksi)
Data Primer (data
teknis operasi aktual,
konsumsi energi,
load survei)
Analisa Data
Analisa KES
Analisa Kondisi Kelistrikan
Rekomendasi Peluang Hemat
Energi
Selesai

3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Deskripsi Obyek Penelitian
PT. Laju Perdana Indah merupakan perusahaan
perkebunan tebu yang terpadu dengan fasilitas
pengolahannya yaitu pabrik gula yang berlokasi di
kecamatan Cempaka, Ogan Komering Ulu Timur,
Sumatera Selatan. PT. Laju Perdana Indah telah
memulai pembangunan fasilitas produksi gula
dengan kapasitas produksi 8.000 TCD.
3.2. Sistem Kelistrikan Obyek Penelitian
Pada perusahaan ini, penyediaan energi listrik
dilakukan secara mandiri. Terdapat 2 jenis
pembangkit tenaga listrik yang ada di perusahaan ini
yaitu pembangkit listrik tenaga uap dan pembangkit
listrik tenaga diesel. Total kapasitas daya yang dapat
disuplai sebesar 16,2 MW. Pembangkit listrik tenaga
uap digunakan pada saat musim giling, sedangkan
pembangkit listrik tenaga diesel digunakan pada saat
musim tidak giling dan cadangan pada saat musim
giling.
Sistem distribusi listrik yang diterapkan pada
pabrik ini adalah sistem distribusi radial. Distribusi
listrik pada pabrik ini menyuplai listrik untuk pabrik,
perkantoran, dan perumahan. Level tegangan yang
digunakan pada pabrik ini terbagi menjadi 2, yaitu
tegangan menengah (6,6 kV) dan tegangan rendah
(380V).
3.3. Profil Pembebanan Energi Listrik
Load survey diambil pada hari libur dan hari kerja
pada musim produksi dan musim tidak produksi.
Dapat dilihat pada Gbr 2 merupakan salah satu
sampel profil pembebanan listrik pada musim
produksi hari kerja.

Gbr 2 - Sampel profil pembebanan listrik musim
produksi hari kerja
Setelah dilakukan survei maka didapatkan faktor
beban pabrik secara keseluruhan seperti yang
tercantum pada
Tabel 1 - Faktor Beban pabrik
Kategori hari
Musim
produksi
Musim tidak
produksi
Hari libur 95% 83%
Hari kerja 97% 53%
Berdasarkan standar benchmarking faktor beban
yang ada yaitu survey of 890 ETL Customer, 2004
untuk sektor manufaktur/industri faktor beban rata-
rata sebesar 35-50%, maka dapat disimpulkan faktor
beban PG Komering sudah sangat baik.
3.4. Profil Pembebanan Area Utama
Secara garis besar, Pembebanan listrik area utama
pada perusahaan ini terbagi menjadi 4 area utama,
yaitu :
1. Irrigation & Domestic Load (IDL)
2. Condenser Water Pump House (CWPH)
3. Raw House (RH)
4. Milling Station (MS)
Persentase beban pada area utama musim tidak
produksi dapat dilihat pada Gbr 3.

Gbr 3 - persentase beban musim tidak produksi
Dari hasil load survei pada 4 area utama
didapatkan hasil bahwa pada saat musim tidak
produksi didapatkan beban tertinggi terdapat pada
area irrigation & domestic load dengan beban
sebesar 302 kW, 91 kVAR dan cos phi sebesar 0,95
dengan presentase dari beban total sebesar 44%.
Nilai unbalance voltage dan unbalance load area
utama musim tidak produksi tertera pada Tabel 2.
Tabel 2 - Nilai unbalance voltage dan unbalance load
pada musim tidak produksi
Area Unbalance
Voltage
Unbalance
Load
Condenser&waterpump
house
- -
Irrigation&domestic
load
0,11% 2%
Raw House 0,33% 4,33%
Milling Station 0,20% 6%
Nilai unbalance voltage masih baik karena
bernilai kurang dari 1%, dan nilai unbalance load
juga masih baik karena bernilai kurang dari 10%.
Persentase beban pada area utama musim
produksi dapat dilihat pada Gbr 4.

Gbr 4 - persentase beban musim produksi
0.86
0.86
0.87
0.87
0.87
0.87
0.87
0.88
0.88
0.88
0.88
5
5.5
6
6.5
7
7.5
8
8.5
9
9.5
10
12:00 AM 12:00 PM 12:00 AM 12:00 PM
D
a
y
a

waktu
MW
MVA
CWPH, 0
IDL, 44%
RH41%
MS, 15%
IDL, 6%
RH, 43%
MS, 23%
CWPH,
29%

Dari hasil load survei pada 4 area utama
didapatkan hasil bahwa pada saat musim tidak
produksi didapatkan beban tertinggi terdapat pada
area raw house dengan beban sebesar 2.629 kW,
1.699 kVAR dan cos phi sebesar 0,83 dengan
presentase dari beban total sebesar 43%.
Nilai unbalance voltage dan unbalance load area
utama musim produksi tertera pada
Tabel 3.
Tabel 3 - Nilai unbalance voltage dan unbalance
load pada musim tidak produksi
Area Unbalance
Voltage
Unbalance
Load
Condenser&waterpu
mp house
0,06% 0,63%
Irrigation&domestic
load
0,07% 2,8%
Raw House 0,07% 1,33%
Milling Station 0,01% 0,27%
Nilai unbalance voltage masih baik karena
bernilai kurang dari 1%, dan nilai unbalance load
juga masih baik karena bernilai kurang dari 10%.
Survei beban juga dilakukan pada motor/pompa
tegangan menengah, motor yang menyerap daya
aktif terbesar adalah motor cane knife laveler dengan
daya sebesar 402,4 kW. Sedangkan untuk motor yang
menyerap daya terkecil adalah motor force induced
fan#1 dengan daya sebesar 144 kW. faktor
pembebanan motor dan pompa paling besar terjadi
pada motor cane knife laveler dengan faktor
pembebanan sebesar 80%, sedangkan faktor
pembebanan paling kecil terjadi pada motor
Evaporator & Pan Hot Waterpumps#3 sebesar 33%.
nilai unbalance voltage pada masing-masing
motor/pompa masih dinilai baik karena kurang dari
1%, dan nilai unbalance load pada masing-masing
motor/pompa juga masih baik karena kurang dari
10%.
3.5. Profil Tegangan
Sampel profil tegangan pada musim tidak
produksi dapat dilihat pada Gbr 5.

Gbr 5 - Sampel profil tegangan musim tidak produksi
Berdasarkan profil tegangan yang telah disurvei
maka dapat diketahui nilai unbalance voltage yang
terjadi, nilai unbalance voltage terbesar terjadi pada
pukul 01:00 PM, dengan nilai sebesar 0,25%. nilai
unbalance voltage masih baik karena masih dibawah
dari 1%.
3.6. Profil Arus
Sampel profil arus pada musim tidak produksi
dapat dilihat pada Gbr 6.

Gbr 6 - Sampel profil arus musim tidak produksi
Berdasarkan profil arus yang telah disurvei maka
dapat diketahui nilai unbalance load yang terjadi,
nilai unbalance load terbesar terjadi pada pukul
09:00 PM, dengan nilai sebesar 7,21%. nilai
unbalance load masih baik karena masih dibawah
dari 10%.
3.7. Profil Faktor Daya
Sampel profil faktor daya pada musim tidak
produksi dapat dilihat pada Gbr 7.

Gbr 7 - Sampel profil faktor daya musim tidak
produksi
Berdasarkan faktor daya yang telah disurvei
nilai faktor daya terendah terjadi pada pukul 10:00
AM dengan nilai sebesar 0,73. Secara keseluruhan
nilai faktor daya pada musim tidak produksi masih
baik.
3.8. Konsumsi energi Listrik
Konsumsi energi listrik diambil selama 6 bulan,
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 - Konsumsi energi listrik
Periode Total (kWh)
06 Juli - 05 Agustus 2012 5.475.769
06 Agustus - 05 September 2012 2.864.093
06 September - 05 Oktober 2012 3.769.225
06 Oktober - 05 November 2012 164.068
06 November - 05 Desember 2012 164.068
06 Desember- 05 Januari 2013 185.155
6.59
6.6
6.61
6.62
6.63
6.64
6.65
6.66
12:00 AM 4:48 AM 9:36 AM 2:24 PM 7:12 PM 12:00 AM 4:48 AM
T
e
g
a
n
g
a
n

(
k
V
)

Waktu
V(L1-L2)
V(L2-L3)
V(L3-L1)
0
10
20
30
40
50
60
70
12:00 AM 12:00 PM 12:00 AM 12:00 PM
A
r
u
s

Waktu
IL1
IL2
IL3
0.6
0.7
0.8
0.9
1
12:00 AM4:48 AM9:36 AM2:24 PM7:12 PM12:00 AM4:48 AM
c
o
s

p
h
i

waktu

Berdasarkan Tabel 4 Rata-rata konsumsi energi
listrik sebesar 4 GWh/bulan untuk musim produksi
dan 0,2 GWh/bulan untuk musim tidak produksi.
Berdasarkan sampel energi per hari pada musim
tidak produksi, rata-rata penggunaan energi tiap hari
nya sebesar 6,6 MWh/hari. Sedangkan pada musim
produksi, rata-rata penggunaan energi tiap hari nya
sebesar 173,9 MWh/hari.
3.9. Analisa Konsumsi Energi Spesifik (KES)
Listrik
Untuk menghitung KES, diperlukan besarnya
konsumsi energi selama proses periode tertentu
berupa energi listrik, dan besarnya jumlah produksi
total yang diproses selama periode tertentu berupa
gula. Grafik KES listrik dapat dilihat pada Gbr 8

Gbr 8 - Grafik Konsumsi Energi Spesifik listrik
Berdasarkan Gbr 8, Rata-rata KES pada tanggal
6-11 Juli 2012 sebesar 395,04 kWh/Ton Gula atau
1,42 GJ/Ton Gula. Nilai KES ini masih dibawah nilai
standar efisien yaitu sebesar 166,66 kWh/Ton atau
gula 0,6 GJ/Ton gula.
Setelah melakukan audit energi listrik di PG.
Komering , didapatkan nilai konsumsi energi spesifik
listrik yang berada dibawah standart yang ada,
dengan begitu masih terdapat peluang untuk
penghematan energi listrik agar lebih efisien dan
menjadikan nilai konsumsi energi spesifik listrik
sesuai dengan standar. Disisi lain, nilai KES listrik
yang belum memenuhi standar tidak berdampak
banyak dalam biaya produksi, hal ini disebabkan
bahan bakar yang digunakan dalam pembangkitan
listrik berasal dari ampas tebu yang merupakan salah
satu residu yang didapatkan secara gratis. Walaupun
nilai konsumsi energi listrik yang tinggi masih
terdapat banyak sisa ampas tebu yang tidak
digunakan, sehingga suatu kerugian juga apabila
ampas tebu yang dihasilkan tidak digunakan dengan
semaksimal mungkin karena akan mengakibatkan
ampas tebu mengalami penumpukan. Sehingga disisi
lain, penggunaan energi listrik yang diatas standar
yang ada tidak berakibat buruk bagi perusahaan dan
kondisi eksisting yang telah ada merupakan kondisi
yang terbaik. Namun, Efisiensi tetap harus dilakukan
untuk mendapatkan hasil produksi maksimal dan
sesuai dengan standar yang ada.
3.10. Rekomendasi

Berdasarkan audit energi yang telah dilakukan
didapatkan beberapa opsi rekomendasi peluang
penghematan energi yang dapat dilakukan didalam
pabrik adalah dengan optimasi kapasitas giling dan
rendemen tebu. Didapatkan peluang perbaikan
kapasitas giling sebesar 2000-4000 TCD, dan
rendemen tebu sebesar 2-7 % agar pabrik dapat
memproduksi secara maksimal. Salah satu alternative
untuk optimasi adalah dengan penggunaan Automatic
Cane Conveyor. Perlu dilakukan pemasangan kontrol
pada conveyor agar dapat menyesuaikan produksi
tebu yang dikirimkan oleh conveyor.

4. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian di Pabrik Gula
Komering PT. Laju Perdana Indah yaitu pola
penggunaan energi listrik pada PG Komering pada
musim tidak produksi didominasi oleh area
irrigation&domestic load sedangkan pada musim
produksi disominasi oleh area raw house. Kondisi
eksisting sistem kelistrikan pada PG Komering sudah
baik, hal ini dapat dilihat pada nilai faktor beban,
unbalance voltage dan unbalance load yang sudah
berada diatas standar yang ada. Rata-rata konsumsi
energi listrik PG Komering sebesar 4 GWh/bulan
untuk musim produksi dan 0,2 GWh/bulan untuk
musim tidak produksi. Nilai Konsumsi Energi
Spesifik (KES) PG Komering rata-rata pada tanggal
6-11 Juli 2012 sebesar 1,42 GJ/Ton Gula.
Rekomendasi peluang hemat energi yang dapat
dilakukan adalah dengan Optimisasi kapasitas giling
dan rendemen tebu, salah satu caranya dengan
Automatic cane conveyor.

5. Referensi

[1] BAPPENAS, "Kajian Pengembangan Kebijakan
dan Strategi," Direktorat Energi, 2010.
[2] Didik Kusbiantoro. (2013) Industri Gula Masih
Bisa Bangkit.
[3] Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral,
"Program Kemitraan Konservasi Energi," 2005.
[4] Petra Christian University, "digital collections,"
2006.
[5] Abdul Kadir, "Energi : Sumberdaya, inovasi,
tenaga listrik, potensi ekonomi," 1995.
[6] UNINDO, "Global Industrial Energy Efficiency
Benchmarking," p. 57, 2010.
[7] The National Electrical Manufacturers
Association (NEMA), "Unbalance voltage and
electric motor," 2003.
[8] Colorado Springs Utilities, "The Hidden Cost of
Low Load Factor ," 2005.


1.59
1.49
2.27
1.03
1.08
1.04
0
0.5
1
1.5
2
2.5
K
E
S

(
G
J
/
T
o
n
)

Periode

Vous aimerez peut-être aussi