Vous êtes sur la page 1sur 3

PENATALAKSANAAN KISTA BARTHOLIN

Penatalaksanaan dilakukan dengan mengatasi infeksi yang terjadi bila pembengkakan


Disebabkan oleh adanya infeksi, tentu saja perbaikan ini perlu melihat apa saja faktor
penyebabnya, apakah karena bakteri yang disebakan oleh internal, atau oleh external tubuhnya
sendiri.
Sitz Bath
- perawatan yang sederhana, dapat dilakukan dirumah
- caranya : Duduk dalam bak mandi (bathtub) yang diisi air hangat dimana bokong dan daerah
genital harus terendam air dengan tujuan untuk mengurangi nyeri dan membantu proses
penyembuhan. Hal ini dilakukan selama 10 hingga 15 menit, 3-4 kali dalam sehari.

Apabila infeksinya tidak terlalu parah, maka berendam dengan air hangat akan bisa
membantu mengurangi sakit dan membantu pelepasan cairan secara sendiri, akan tetapi eliminasi
penyebab dibutuhkan agar tidak terulang lagi. Penanganan tergantung kondisi kista dan keluhan
yang dirasakan.Kalau kista kelenjar Bartholinnya kecil dan tidak mengganggu bisa di observasi
saja. Tapi kalau kistanya besar dan menyebabkan keluhan, atau terinfeksi menjadi bisul (abses)
terapi definitifnya berupa operasi kecil,
Pengobatan untuk kista Bartholini tergantung dari gejala yang didapat pada pasien, Kista
yang asimptomatik sebenarnya tidak memerlukan pengobatan, tetapi kista Bartholini yang
simptomatik harus dilakukan drainase. .
Walaupun insisi dan drainase merupakan prosedur yang relatif cepat, mudah dan
memberikan penyembuhan yang cepat pada pasien, pendekatan ini jarang dilakukan oleh karena
resiko yang tinggi untuk terjadi rekurensi kista atau abses. Seorang peneliti melaporkan angka
kegagalan untuk prosedur tersebut mencapai 13 persen.Selanjutnya, insisi dan drainase bisa
menyebabkan pergantian kateter Word atau marsupialisasi menjadi sulit.Drainase definitive
melibatkan pergantian kateter Word untuk kista duktus Bartholini dan abses glandular, dan
marsupialisasi untuk Kista duktus.Terapi antibiotik tidak diperlukan kecuali jika adanya selulitis.
Jika selulitis ada, maka dapat diambil kultur tetapi hasilnya jarang mengubah manajemen
pengobatan. Terapi antibiotik empirik spectrum luas bisa dimulai sebelum hasil kultur ada.
Kateter Word
Kateter Word biasanya digunakan untuk mengobati kista Bartholini.Pangkal dari kateter
karet ini berukuran 1 cm panjang dan berdiameter kateter French Foley no. 10.Balon pada ujung
kateter Word bisa menampung sehingga 3 ml cairan saline.
Setelah persiapan yang steril dan pemberian anestesi, dinding kista digapai dengan forsep
kecil dan pisau no. 11 digunakan untuk membuat insisi berukuran 5 mm kedalam kista atau
abses. Penting untuk memegang dinding kista sebelum dilakukan insisi jika tidak kista bisa
kolaps, dan traktus baru bisa terbentuk. Insisi harus dilakukan didalam introitus eksternal pada
cincin hymen pada area dari orifisium duktus. Jika insisi terlalu besar , kateter Word bisa keluar
dari posisinya. Setelah dilakukan insisi, kateter Word dimasukkan dan ujung balon dimasukkan
dengan cairan saline dari 2 hingga 3 mL yang diinjeksi lewat ujung hub kateter.
Balon yang mengembung akan memfiksasi posisi kateter di dalam kavitas dari kista.
Ujung bebas dari kateter bisa diletakkan di dalam vagina, kateter word dipertahankan 4 sampai 6
minggu.

Marsupialisasi
Marsupialisasi dilakukan jika kista rekuren setelah terapi dengan word catheter atau jika dokter
memilih marsupialisasi sebagai terapi pilihan utama. Prosedur ini tidak bisa dilakukan jika ada
abses.Setelah dilakukan sterilisasi dan pemberian anastesi, dilakukan insisi vertikal pada
vestibuler sampai tengah kista dan daerah luar cincin hymen.Lebar insisi sekitar 1.5-3 cm,
tergantung besarnya kista.
Setelah kista teriris vertikal, kavitas segera dikeringkan.Kavitas juga diirigasi dengan
larutan salin.Kemudian dilakukan penjahitan pada bekas irisan. Bedrest total dimulai pada hari
pertama postoperatife. Sekitar 5-15% kasus kista bartolini yang rekuren terjadi setelah
marsupialisasi. Komplikasi tindakan ini meliputi dyspareunia, hematoma, infeksi.

Eksisi
Walaupun abses kelenjar bartholini bisa pecah dan mengering secara spontan namun dapat
terjadi rekurensi sehingga tindakan eksisi penting dilakukan.Kultur N.gonorrhoeae dan C.
trachomatis bisa dilakukan. Namun abses kelenjar bartholini cenderung polimikrobial sehingga
harus digunakan terapi antibiotik spektrum luas.
Eksisi kelenjar bartholini harus dipertimbangkan pada pasien yang tidak merespon pada
pengobatan konservatif dengan membuat saluran drainase, namun prosedur ini harus dilakukan
bila tidak ada infeksi aktif. Bila berbagai usaha telah dilakukan untuk mengeringkan kista atau
abses adhesi dapat saja muncul yang dapat menyulitkan eksisi dan menyebabkan jaringan parut
post operasi serta nyeri kronis di area tersebut .
Beberapa peneliti menyarankan eksisi kelenjar bartholini untuk menyingkirkan
adenokarsinoma saat kista dan abses terjadi pada pasien diatas 40 tahun walaupun
adenokarsinoma pada kelenjar bartholini jarang terjadi, ahli gineko-oncologi harus
Mempertimbangkannya pada pasien lanjut yang menderita abses kelenjar atau kista bartolini.

Vous aimerez peut-être aussi