Vous êtes sur la page 1sur 20

BAGIAN IKM DAN IKK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
PROPOSAL
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH
MEDIS DI RUMAH SAKIT IBNU SINA





OLEH :
Muhammad Adham Bin Misdar
C 111 09 839

Muhammad Syawal Nizam Bin Bakir
C 111 10 870

Pembimbing:
dr. Sultan Buraena, MS.Sp.OK




DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN
KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
1.1. Latar Belakang
Kesehatan dan keselamatan kerja selalu menjadi isu penting di negara-n
egara maju, sehingga ianya dimasukkan ke dalam undang-undang ataupun
aturan-aturan yang mengikat. Pihak-pihak yang terlibat dalam lingkaran kerj
a pun secara konsisten menjalankan aturan yang telah diterapkan dengan pe
nuh kesadaran.Namun, isu kesehatan dan keselamatan kerja nampaknya mas
ih menjadi hal yang kurang diperhatikandi negara-negara berkembang. Wala
upun Indonesia telah memiliki undang-undang tentang keselamatan kerja, n
amun pelaksanaannya belum menjadi prioritas yang kadang-kadang diabaik
an oleh perusahaan maupun pekerja.
(1)

Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya kasus kecelakaan kerja yang
terjadi di Indonesia. Berdasarkan data pengawasan norma ketenagakerjaan
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans), pada 2006 ter
dapat 95.624 kasus kecelakaan kerja. Masih tingginya kasus kecelakaan kerj
a ini disebabkan karena belum optimalnya tingkat pemahaman dan kesadara
n akan kesehatan dan keselamatan kerja.
(1)

Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Secara
umum limbah medis rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu li
mbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.Contoh bentuk limbah m
edis seperti limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat yang memiliki sudut t
ajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk
kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecah
an gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan d
apat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.Benda-benda tajam
yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikr
obiologi, bahan beracun atau radio aktif.
Disadari bahwa limbah layanan medis dapat menimbulkan dampaknega
tif terhadap kesehatan dan keselamatan dari petugas, pemulung dan masyara
kat.Limbah layanan medis dapat menjadi tempat berbiaknya mikro-organis
me dan sarang vektor penyakit dan tikus
.

Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak
aman dan sehat, bencana, peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan perilak
u yang tidak aman dari pekerja.Salah satu penyebab perilaku yangtidak ama
n ini adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam mewujudkan ke
sehatan dan keselamatan di tempat kerja.
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk menjelaskan me
ngenai cara mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja untuk petugas
limbah medis.
1.2. Tujuan Penelitian
1.1.1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang aspek kes
ehatan dan keselamatan kerja yang dialami petugas limbah medis di Rumah
Sakit Ibnu Sina.
1.1.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami petugas limbah
medis di Rumah Sakit Ibnu Sina.
b. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat
mengganggu kesehatan petugas limbah medis di Rumah Sakit Ibnu
Sina.
c. Untuk mengetahui tentang aspek Alat Pelindung Diri yang digunakan
petugas limbah medis di Rumah Sakit Ibnu Sina.
d. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di tempat kerja
petugas limbah medis di Rumah Sakit Ibnu Sina.
e. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan
sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus).
f. Untuk mengetahui tentang peraturan pengelolaan limbah medis di
Rumah Sakit Ibnu Sina tentang K3 di tempat kerja.
g. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan
dengan pekerjaan pada petugas limbah medis di Rumah Sakit Ibnu
Sina.
h. Untuk mengetahui upaya kesehatan dan keselamatan kerja lainnya yang
dijalankan.





























TINJAUAN PUSTAKA

A. Faktor hazard yang dialami petugas sampah medis di RS Ibnu Sina
Bahaya potensial padapetugas sampah medis di RS Ibnu Sinadapat men
gakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Yaitu yan disebabkan
oleh faktor biologi (virus, bakteri dan jamur), faktor kimia (debu), faktor er
gonomi (cara kerja yang salah), faktor fisika (suhu, cahaya, bising, listrik, ge
taran dan radiasi), faktor psikososial (kerja bergilir, hubungan sesama petug
as).
(4)

Bahaya potensial yang dimungkinkan ada di RS Ibnu Sina, di antaranya
adalah mikrobiologik, desain/fisik, kebakaran, mekanik, kimia/gas/karsinog
en, radiasi dan risiko hukum/keamanan.
(4)

Penyakit Akibat Kerja (PAK) di RS Ibnu Sina, umumnya berkaitan den
gan faktor biologik (kuman patogen yang berasal umumnya dari limbah me
dis), faktor kimia (cairan dari limbah medis), faktor ergonomi (cara penghan
taran limbah), faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (bunyi bisin
g di tempat pengelolaan, suhu di tempat insinerator), faktor psikologis (mas
alah pribadi pelayan).
(4)
Berikut merupakan bahaya potensial (faktor hazard) yang dapat dialami
oleh petugas smapah medis di RS Ibnu Sina:
1. Fisik: panas (suhu di insinerator).
2. Kimia: cairan dari bahan limbah yang berbahaya yang bisa
menyebabkan penyakit (jarum suntik, vial obat), gas (bahan hasil bakar
untuk insinerator).
3. Biologik: terjangkit virus yang berada pada limbah medis (Hepatitis B,
Hepatitis C, HIV), Bakteri (S.Pneumoniae, B.Streptococcus,
Pseudomonas, Bacillus sp.)
4. Ergonomik: postur yang salah dalam melakukan pekerjaan.
5. Psikososial: pekerjaan yang berulang, kerja bergilir, kerja berlebih,
ancaman secara fisik.
(1,4)

B. Alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan petugas
sampah medis di RS Ibnu Sina
1. Alat penghancuran (incinerator yang menghasilkan api atau uap panas)
yang dapat menyebabkan luka bakar. Di tempat penghancuran, terdapat
dua macam penyebab luka karena panas. Pertama burn disebabkan oleh
panas yang kering misalnya incinerator yang panas, dan sebagainya.
Sedangkan scald disebabkan oleh panas yang basah misalnya air panas
dan uap panas. Keduanya bisa menimbulkan akibat yang serius dan
menimbulkan rasa sakit.
2. Benda-benda tajam untuk pengkuburan limbah medis sepert cangkul
yang dapat menyebabkan luka tergores atau terpotong.
3. Kecelakan karena transportasi bahan limbah medis. Suatu
pengangkutan mungkin sudah dirancang dan dipasang sedemikian rupa
sehingga aman bagi pemakai. Namun, karena suatu keadaan yang
belum diketahui dan menyebabkan alat tersebut bias menyebabkan
kecelakaan lalu lintas. Keadaan tersebut sering menimbulkan kaget,
shock, gerak reflek ataupun kecelakaan yang fatal.
4. Kecelakaan karena bahan kimia. Beberapa bahan kimia dipergunakan
juga dalam pembakaran dalam insinerator.
5. Terpeleset atau terjatuh karena air atau alas kaki yang tidak sesuai
dengan apa yang kita injak dapat menimbulkan sesuatu yang fatal,
misalnya jika kepala atau bagian badan yang lain terbentur sesuatu.
Terpeleset juga terjadi karena beberapa hal, yaitu karena keseimbangan
yang kurang dan lantai yang licin.
(1)


C. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan petugas sampah medis di
RS Ibnu Sina
Alat pelindung diri yang digunakan di tempat kerja, yaitu perlengkapan
pakaian yang ditentukan dan penggunaan sarung tangan pada waktu tertentu
.Penggunaan pakaian/seragam ini memang terkesan sederhana, namum mem
iliki fungsi yang sangat penting dalam melindungi diri selama melaksanakan
kegiatan di tempat kerja. Adapun perlengkapan tersebut adalah sebagai beri
kut:
1. Kacamata (goggle)
Tujuan utama penggunaan goggleuntuk melindungi matadari terkena
zat-zat kimia dari pembakaran dan penghancuran limbah medis.
2. Sepatu (boot)
Tujuan utama penggunaan bootuntuk melindungi kaki dari terpijak
bahan2 limbah seperti jarum, vial obat dan lain-lain.
3. Celemek (apron)
Tujuan utama penggunaan apron adalah untuk melindungi tubuh bagian
bawah dari cairan kimia sisa dari bahan limbah.
4. Sarung tangan (hand gloves)
Sarung tangan dibutuhkan dalam proses pengolahan bahan limbah agar
tangan tidak terinfeksi dari sisa dari bahan limbah dan tetap hygieneatau
bersih sehingga mencegah penyebaran bakteri berbahaya.
5. Masker (Mask)
Berfungsi untuk mencegah terhirupnya zat-zat hasil pembakaran dari i
nsinerator yang menusuk hidung, bersin dan penularan penyakit atau ba
kteri.
(1)

D. Ketersediaan obat P3K di tempat kerja petugas sampah medis di RS
Ibnu Sina
P3K merupakan pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepa
da korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengance
pat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan. P3K sendiri ditujuk
an untuk memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan
yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.
(6)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1969 Pasal 19: Setiap b
adan, lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk kepada
konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya har
us menyediakan apotik atau pos P3K sendiri, memelihara apotik atau pos P
3K bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor pemberi jasa atau ba
giannya dan mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3
K. Rumah sakit merupakan salah satu lembaga pemberi jasa dengan unit st
erilisasi yang menjadi bagiannya.
(6)

Dalam upaya pengawasan P3K maka perlu tersedia fasilitas danpersonil
P3K.Fasilitas dapat berupa kotak P3K, isi kotak P3K, buku pedoman, ruang
P3K, perlengkapan P3K (alat perlindungan, alatdarurat, alat angkut dan tran
sportasi). Personil terdiri dari penanggung jawab: dokter pimpinan P3K, ahli
K3, petugas P3K yang telah menerima sertifikat pelatihan P3K ditempat ker
ja.
(6)

Rekomendasi minimum failitas yang tersedia dalam kotak P3K tipe I ya
itu kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban (lebar 7,5 cm), plester
(lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram), perban segitiga/mettela, gun
ting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker, aquades (100 ml lar saline),
povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku panduan P3K umum, buku catata
n, daftar isi kotak. Sedangkan pada kotak P3K tipe II terdiri dari kasa steril t
erbungkus, perban (lebar 5 cm), perban (lebar 7,5 cm), plester (lebar 1,25 c
m), plester cepat, kapas (25 gram), perban segitiga/mettela, gunting, peniti, s
arung tangan sekali pakai, masker, bidai, pinset, lampu senter, sabun, kertas
pembersih (Cleaning Tissue), aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60
ml), alkohol 70%, buku panduan P3K umum.
(6)

Secara umum penentuan jenis dan jumlah kotak yang disediakan tergant
ung dari jumlah pekerja.
(6)


Tabel 1. Jumlah kotak P3K tiap unit kerja

Untuk jumlah personil P3K sendiri ditentukan oleh faktor risiko bahaya di te
mpat kerja dan jumlah pekerja.

Tabel 2. Jumlah petugas P3K

E. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan
(sebelum kerja,berkala,berkala khusus)
Dalam upaya pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaan melalu
i penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas limbah medis di
RS Ibnu Sinatermasuk tenaga kerja di instalasi gizi, ada berbagai macam car
a yang dilakukan salah satunya yaitu pengendalian melalui jalur kesehatan.
Upaya ini dilakukan untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan ca
ra mengenal (recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat t
umbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencega
han meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri m
aupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi dini, maka penatalaksan
aan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan mempercepat pe
mulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja.Disini diperlukan sys
tem rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat
dan tepat (prompt-treatment).Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui
pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi:
1. Pemeriksaan Awal
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum
seseorang calon / pekerja mulai melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksa
an ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status kesehatan c
alon pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari
segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan kepad
anya. Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi :
Latar belakang umum
Latar belakang pekerjaan sebelumnya
Penyakit yang pernah diderita
Alergi
(7)

2. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan se
cara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besar
nya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin ke
cil jarak waktu antar pemeriksaan berkala Ruang lingkup pemeriksaan d
isini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada
pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lai
nnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.
(7)

3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan p
ada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dima
na ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pek
erja.Sebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya unt
uk intern di Tempat Kerja Kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan
paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada masyarakat
pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan preventif. Misa
lnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi
pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam m
engenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan d
an sebagainya.
(7)

F. Peraturan diRS Ibnu Sina tentang K3 di tempat kerja
Peraturan di RS Ibnu Sina tentang K3RS seharusnya memenuhi prinsip
K3RS, antara lain:

a. Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik
serta kemampuan fisik yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik.
b. Bebas kerja adalah beban fisik dan mental yang harus ditanggung oleh
pekerja dalam melaksanakan tugasnya.
c. Lingkungan kerja adalah lingkungan terdekat dari seorang pekerja.
(8)


G. Penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan pada petugas
sampah medis di RS Ibnu Sina
Penyakit yang sering dijumpai pada petugas limbah medis di RS Ibnu S
ina, antara lain:
1. Heat stress atau tekanan panas yang disebabkan oleh beberapa faktor
yang saling berinteraksi, kondisi lingkungan, pakaian, beban kerja, dan
karakteristik individu pekerja. Gejala utama dari heat stress yaitu kaku
otot dan ketidaknyamanan berkerja. Sumber paparan panas di tempat
kerja khususnya untuk pekerja didalam ruangan (indoor operations)
antara lain adalah penggunaan mesin, peralatan,tungku pembakaran,
dan sistem ventilasi yang tidak baik.
(9)

Paparan panas mempunyai efek terhadap kesehatan kerja berdasarkan k
edaruratan heat stress yaitu:
a. Heat rash (prickly heat). Dapat terjadi dalam lingkungan panas
lembab dimana keringat tidak dapat keluar ke permukaan kulit
sebagai mekanisme penguapan, terjadi inflamasi akibat penyumbatan
kelenjar keringat, kulit membengkak terdapat gelembung merah
kecil sekali (miliaria rubra), bila sensitive dapat merusak kelenjar
keringat dan menurunkan kemampuan pekerja terhadap toleransi
panas.
(9)

b. Heat cramps. Kejang otot hebat akibat keringat berlebihan terjadi
selama melakukan aktivitas pada keadaan yang sangat panas. Heat
cramps disebabkan hilangnya banyak cairan dan garam (termasuk
natrium, kalium, dan magnesium) akibat keringat yang keluar ketika
melakukan aktivitas fisik yang berat. Heat cramps terjadi secara
tiba-tiba mulai timbul di tangan, betis, atau kaki, terasa sangat nyeri,
otot menjadi keras dan tegang.
(9)

c. Heat exhaustion biasanya terjadi oleh karena cuaca yang sangat
panas, terutama bagi mereka yang belum beraklimatisasi terhadap
udara panas. Penderita berkeringat sangat banyak, sedangkan suhu
badan dapat menurun, normal, atau sub normal. Tekanan darah
menurun dan nadi lebih cepat. Hal ini terjadi pada per=kerja yang
mengerahkan tenaga fisik dalam kondisi panas dan berkurangnya
masukan air minum.
(9)

d. Heat stroke. Gangguan ini disebabkan oleh pekerja mengerahkan
tenaga fisik yang berlebihan, menyebabkan meningkatnya suhu
tubuh yang tidak dapat dikendalikan pusat pengatur panas. Keadaan
ini dapat berakibat fatal karena tidak dapat mengeluarkan keringat,
kulit teraba panas, merah dan kering. Penderita mengalami
disorientasi, penurunan kesadaran/kejang dapat mengakibatkan
koma dan kematian.
(9)

2. Tekanan darah tinggi
Emosi, kecemasan, rasa takut, stress fisik dan rasa sakit dapat meningka
tkan tekanan darah oleh karena rangsangan terhadap saraf simpatis meg
hasilkan peningkatan cardiac output dan vasokonstriksi arteri.
(9)
3. Kurangnya hygiene sanitasi makanan menyebabkan makanan mudah
terkontaminasi dengan bakteri dan virus sehingga menyebabkan
penyakit infeksi seperti diare, radang tenggorokan, dan lain-lain
maupun keracunan makanan. Dimana hal tersebut bukan hanya
dirasakan oleh pasien tetapi juga oleh penjamah makanan (food
handlers) dalam hal ini adalah tenaga kerja instalasi gizi.
(10)

4. Luka bakar pada kulit maupun mukosa akibat kelalaian pada
penggunaan zat kimia maupun akibat terlalu dekatnya posisi terhadap
sumber panas (insinerator).
(11)

5. Luka tusuk diakibatkan oleh instrumen yang tajam dan terinfeksi oleh
instrumen yang terkontaminasi.
(11)


H. Upaya K3 lainnya yang dijalankan
1. Memonitor proses penghancuran bahan limbah yang dilakukan untuk
memberikan jaminan bahwa parameter-parameter yang ditentukan
dalam proses penghancuran sudah dipenuhi dengan baik.
(11)

2. Memberikan pembekalan terhadap petugas mengenai hygiene sanitasi
makanan serta melatih teknik-teknik bekerja secara aman agar risiko
terjadinya kecelakaan kerja dapat diturunkan secara signifikan.
(11)













BAB III
BAHAN, CARA, LOKASI, DAN JADWAL SURVEI

A. Bahan
I. Bahan yang digunakan adalah checklist (daftar temuan) bukan kuisioner
yang dikelompokkan sesuai jenis dan banyaknya tujuan khusus. Checklist
digunakan untuk mendata apa yang didapatkan dari hasil survei pada
petugas limbah medisdiRS Ibnu Sina. Dan digunakan pula kamera untuk
mendokumentasikan suasana tempat kerja.
B. Cara
Cara yang digunakan adalah Walk Through Surveyyang merupakan tekn
ik utama yang penting untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi bah
aya di lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau gangguan padake
sehatan pekerja yang terpajan.
C. Lokasi Survei
Survey dilakukan di RS Ibnu Sina.
D. Jadwal Survei
Survei dilakukan pada hari Senin-Sabtu (1 September 2014 5 Septem
ber 2014) dengan agenda sebagai berikut:
No. Tanggal Kegiatan
1. 1 September 2014
Melapor RS Ibnu Sina.
Pengarahan kegiatan
2. 2 September 2014
Pembuatan proposal walk
through survey
3. 3 September 2014 Walk through survey
4. 4 September 2014
Pembuatan laporan walk
through survey

5.
5 September 2014
Presentasi laporan walk
through survey














CHECKLIST ASPEK K3 PADA PETUGAS LIMBAH DI RS IBNU SINA

A. Hazard Umum Pada Karyawan Di RS Ibnu Sina
No Checklist Ada Tidak
1 Faktor lingkungan kerja
a. lantai licin
b. uap panas (dari insinerator)
c. ventilasi yang sangat kurang
d. tidak ada pendingin ( kipas tidak berfungsi)

2. Faktor kimia
Jenis bahan
a. cairan dari bahan limbah
b. asaphasil bahan bakar insinerator
Jalan masuk
a. Inhalasi udara pengap akibat tidak ada
ventilasi
b. Terlalu lama terpajan gas sehingga
menimbulkan sesak

4. Faktor ergonomic
a. Posisi tubuh saat bekerja: berdiri dan
jongkok akibat tidak ada bangku
b. Mengangkat bahan limbah yang berat
setiap hari
c. Alatan yang digunakan berat dan besar
seperti safety box (penampung sementara limbah
medis)


Faktor fisik
LAMPIRAN 1
5. a. Bising
b. Suhu tinggi : insinerator
c. Radiasi
d. Tekanan udara
e. Getaran
6. Faktor biologi
a. bakteri, jamur, viral sisa dari bahan limbah medis

7 Faktor psikososial
a. jam kerja yang agak lama
b. jumlah karyawan yang kurang
c. stress beban kerja yang berat, setiap karyawan
mengerjakan semua pekerjaan dalam satu masa
d. pekerjaan yang banyak dan membebankan karyawan
dalam kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung



B. Alat Pelindung Diri yang Dipakai Karyawan di RS Ibnu Sina
No Checklist Ada Tidak
1. Masker
2, Penutup kepala
3. Sepatu boot
4. Goggle
5. Celemek
6. Sarung tangan karet

C. Keluhan yang Dialami Karyawan di RS Ibnu Sina
No. Checklist Ya Tidak
1. Pernah izin kunjungi klinik atau rumah sakit atau balai
pengobatan
Jenis keluhan: pegal-pegal badan, sakit punggung, gata
l-gatal, sesak napas, terpeleset dan jatuh





D. Informasi Tentang Pemeriksaan dan Upaya Pengobatan Bila Sakit
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah karyawan sering mengunjungi dokter setiap kali tim
bul keluhan atau sakit

2 Apakah karyawan sering membeli obat-obatan tanpa ada res
ep dari dokter disaat sakit

3 Apakah karyawan sering tidak melakukan apa-apa di saat sa
kit


E. Informasi Tentang Pengorganisasian Pekerjaan Dan Budaya Kerja
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah karyawandibenarkan istirahat jika sudah lelah
2 Apakah karyawandisediakan makanan saat istirahat
3 Apakah karyawan sering bertemu dengan atasan jikaterdapat
keluhan


F. Informasi Tentang Pengetahuan Dan Penyuluhan Yang Pernah Didapatkan
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah karyawan pernah mengikuti penyuluhan tentang kes
ehatan dan keselamatan kerja di tempat penghancuran lim
bah medis

2 Apakah karyawan tahu tentang dampak paparan asap dari i
ncinerator



G. Informasi Tentang Kotak P3k
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah terdapat kotak P3K di tempat kerja
2 Apakah karyawan pernah menggunakan kotak P3K
3 Apakah karyawan tahu isi isi kotak p3
4 Apakah karyawan tahu kepentingan kotak P3K


























DAFTAR PUSTAKA

1. Anonimous. Tugas KSK Paper Mandiri. [Online on 2010], [Cited on June
2014].Available rom:http://daincredible.files.wordpress.com/2010/01/tugas-
ksk-paper-mandiri.docx.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
432/Menkes/Sk/Iv/2007 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) . 2007.
3. Staff Dosen Emergency MedicineUniversity of Sumatera Utara.Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. [Onlineon 2013], [Cited on
June 2014]. Available from: http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-
dokter-s1/1110000130-emergency-medicine.html.
4. Sardjito PKRd. Freedom on Sharing. [Online on 2011], [Cited on June
2014]. Available from: http://ppnisardjito.blogspot.com/2012/06/kesehatan-
dan-keselamatan-kerja-bagi.html.

Vous aimerez peut-être aussi