Dhadhang, W. K, Teuku N. S. S, 2012, Teknologi Sediaan Farmasi, Laboratorium Farmasetika
Unsoed, Purwokerto. Husni Lubis, Ahmad, 2012, Pencampuran Bahan Kimia (MIXING PROCES), http://ahmadhusnilubis.blogspot.com/2012/02/pencampuran-bahan-kimia-mixing-process.html, Diakses tanggal 15 Mei 2012. Voight, R, 1977, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
DASAR TEORI Pengadukan (agitation) adalah pemberian gerakan tertentu sehingga mnimbulkan reduksi gerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana. Gerakan hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang ditimbulkan dari operasi pengadukan akan terjadinya pencampuran (mixing) dari satu atau lebih komponen teraduk. Ada beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari komponen yang dicampurkan, yaitu membuat suspensi, bleding, dispersi dan mendorong terjadinya tranfer panas dari bahan kedinding tanki. Pada industri kimia seperti proses katalitik dari hidrogenasi, pengadukan mempunyai beberapa tujuan sekaligus. Pad a bejana hidrogenasi gas hidrogen disebarkan melalui fase ciar dimana partikel padat dari katalis tersuspensi. Pengadukan juga dimaksudkan untuk menyebarkan panas dari reaksi yang dipindahkan melalui cooling coil jaket. Contoh lain pemakaian operasi pengadukan dalam industri adalah pencampuran pulp dalam air untuk memperoleh larutan . Larutan pulp sudah cukup homogen disebarkan ke mesin pembuat kertas menjadi lembaran kertas setelah proses filtrasi vakum dan dikeringkan.
a.
Tanki Pencampuran (mixing) Alat pencampuran fasa padat ke fasa cair jenis ini diperuntukan untuk memperoleh campuran dengan viskositas rendah, biasanya berupa tanki pencampuran berserta perlengkapannya. Dimensi tanki/ vesel, jenis pengadukan/ impeller, kecepatan putar pengaduk, jenis pengaduk, jumlah penyekat/ buffle, letak impeller berserta dimensinya bergantung dari kapasitas dan jenis dari bahan yang dicampurkan. Bagian-bagian alat pencampuran antara lain :
Tanki/ vessel , merupakan wadah untuk campuran berbentuk silinder dengan bagian bawah melenggung/dome atau datar
Penyekat / buffle, berbentuk batang ya ng diletakkan dipinggir tanki berguna untuk menghindari vortex dan digunakan untuk mempoloakan aliran menjadi turbulen jumlah buffle biasanya 3, 4 atau 6 buah dengan ukuran 1/12 diameter tanki.
Pengaduk/ impeller, digunakan untuk mengaduk campuran, jenis dari impeller beragam disesuaikan pada sifat dari zat yang akan dicampurkan. Fungsi system agitasi :
Agar pencampuran merata
Meningkatkan laju perpindahan massa menembus film pembatas cairan dan gelembung udara
Membran kondisi shear yang dibutuhkan untuk memecahkan gelembung ud
KESELAMATAN KERJA a. NaOH dan H2SO4 bersifat korosif dan dapat mengiritasi. Apabila mengenai kulit dapat menyebabkan luka dan bila terhisap dapat mengganggu pernapasan b. Gunakan jas praktikum, sarung tangan, masker yang dapat melindungi dari bahan kimia. c. Apabila terkena bahan tersebut harus segera dicuci dengan air sampai bersih.
n danpencampuran yang bertujuan untuk menentukkan pola aliran yang dibentuk pada pengadukan dalam tangki, mengambarkan pola aliran dalam berbagai kecepatan pengadukan, menentukkan bilangan reynolds terhadap waktu yang diperlukan dalam berbagai variasi pengadukan serta menentukkan daerah rezim aliran operasi pengadukan. Percobaan tersebut dilakukan dengan mengamati pengadukan pada air dan campuran tepung kanji pada kondisi pengadukan yang berbeda-beda. Variasi pengadukan dilakukan dengan cara mengubah kecepatan putaran pengadukan pada tangki. Dalam pengamatan pengadukan air dilakukan dua variasi kecepatan pengadukan. Pada pengadukan pertama pada pengaduk ditambahkan 15 liter air (tanpa tepung kanji) kemudian pemutar diatur dengan kecepatan 151, 35 rpm (skala 2,5) pada percobaan pertama dan 167,10 (skala 2,9) pada percobaan kedua. Untuk setiap percobaan kedalam tangki ditambahkan pp sebanyak 5 ml. Selanjutnya pada tangki dimasukkan NaOH 30 ml bersamaan dengan pencatatan waktu hingga seluruh larutan merata berwarna merah muda. Setelah terjadi perubahan warna pada larutan dari putih jernih menjadi merah muda, larutan kemudian dinetralkan dengan ditambahkanlarutan H2SO4 sebanyak 30 ml di ikuti pula dengna pencatatan waktu. Sehingga dari percobaan pertama dan kedua pengadukan air (tanpa tepung kanji) diperoleh hasil pencatatan waktu sebesar 6,5 sekon (hasil duplo) dan 3,5 sekon (hasil duplo) dengan viskositas masing-masing percobaan adalah 0,015 poise dan 0,013 poise. Pada percobaan pengadukan campuran tepung kanji dan air dilakukan dua variasi kecepatan pengadukan yang berbeda . Air pada praktikum sebelumnya dikeluarkan kurang lebih 2 Liter, kemudian pada tangki ditambahkan 2 Liter larutan kanji. Percobaan pertama pemutar diatur dengan kecepatan 148,5 rpm (skala 2,5) sedangkan pada percobaan kedua 168,35 rpm (skala 2,9). Untuk setiap percobaan kedalam tangki ditambahkan pp sebanyak 5 ml. Selanjutnya pada tangki dimasukkan NaOH 30 ml bersamaan dengan pencatatan waktu hingga seluruh larutan merata berwarna merah muda. Setelah terjadi perubahan warna pada larutan dari putih jernih menjadi merah muda, larutan kemudian dinetralkan dengan ditambahkan larutan H2SO4 sebanyak 30 ml di ikuti pula dengan pencatatan waktu. Sehingga dari percobaan pertama dan kedua pengadukan air (tanpa tepung kanji) diperoleh hasil pencatatan waktu sebesar 9,5 sekon -masing percobaan adalah 0,093 poise dan 0,112 poise. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut: Pengadukan dengan menggunakan air Kecepatan Putar (rpm) Reynold Number (Nre) Pola Aliran 151,35 5808,46 Turbulent ( >2000) 167,10 7399,50 Turbulent ( >2000) Pengadukan dengan menggunakan tepung kanji Kecepatan Putar (rpm) Reynold Number (Nre) Pola Aliran 148,5 1378,81 Laminer (< 2000) 168,35 1297,94 Laminer (<2000) Berdasarkan literatur, bahwa semakin besar kecepatan putaran pengaduk maka Reynold Number (Nre) maka semakin besar pula jadi antara kecepatan putaran dan Reynold Number (Nre) berbanding lurus. pada parktikum kali ini pada pengadukan dengan bahan air memiliki Reynold number lebih dari 2000 sehingga pola aliran yang dihasilkan adalah turbulent sedangkan pada penadukan dengan menggunakan larutan tepung kanji pola aliran yang dihasilkan adalah laminer. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa semakin viskositas bahan yang digunakan pada pencampuran maka akan semakin mudah proses pengadukan dan waktu pengadukan pun akan semakin cepat. Untuk kasus pengadukan dengan tepung kanji pola aliran laminer disebabkan kecepatan pemutar sangat kecil soleh karena itu sebaiknya pada pencampuran dengan viskositas yang tinggi diperlukan pengadukan yang lebih cepat agar proses pengadukan dan waktu pengadukan lebih efektif Selain itu pengaruh Bilangan Reynolds terhadap waktu pengadukan dan blending time yaitu semakin tinggi bilangan reynold maka waktu pengadukan semakin cepat sehingga nilai mixing time factor akan semakin kecil. Nilai mixing time factor akan berbanding lurus dengan nilai blending time sehingga akan berbanding terbalik dengan Bilangan Reynolds. Dari percobaan diperoleh blending time pada larutan air saja (tanpa kanji) pada kecepatan pengadukan 151,35 rpm adalah 17,85 sedangkan pada kecepatan 167,10 rpm adalah 15,18. Untuk blending time pengadukan dengan menggunakan larutan kanji pada kecepatan pengadukan 148,50 rpm adalah 53,35 sedangkan pada kecepatan 168,35 adalah 52,21 VIII. Kesimpulan Proses pencampuran menghasilkan dua fase dimana diperoleh saat nilai viskositas didapat dengannilai yang sama atau beda tidak terlalu jauh Variabel-variabel yang mempengaruhi proses pencampuran dan pengadukan adalah komposisi bahan, reaktor yang digunakan, kecepatan pengadukan, waktu pengadukan, densitas dan viskositas bahan. Semakin lama pengadukan maka campuran akan semakin homogen. Homogenitas campuran berpengaruh pada viskositas dan denstias campuran. Untuk bahan dengan viskositas yang tinggi diperlukan kecepatan pengadukan yang lebih besar sehingga proses pengadukan dan waktu pengadukan lebih efektif. Semakin besar harga NRe maka semakin singkat waktu pencampurannya. Semakin besar harga NRe maka semakin kecil energi yang dibutuhkan dalam proses pengadukan Mixing time factor berbanding lurus dengan blending time factor, tetapi berbanding terbalik dengan Reynold Number Jika menggunakan air (tanpa kanji), pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk adalah sebagai berikut : Kecepatan Putar (rpm) Reynold Number (Nre) Pola Aliran 151,35 5808,46 Turbulent ( >2000) 167,10 7399,50 Turbulent ( >2000) Jika tidak menggunakan tepung kanji , pola aliran dalam berbagai kecepatan putaran pengaduk adalah sebagai berikut : Kecepatan Putar (rpm) Reynold Number (Nre) Pola Aliran 148,5 1378,81 Laminer (< 2000) 168,35 1297,94 Laminer (<2000) Pengaduk jenis Three blade marine propeller menghasilkan pola aliran aksial. Pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk dalam tangki adalah sebagai berikut : Tangki Dengan Posisi Pengaduk Senter dan Tanpa Baffle VIII. Daftar Pustaka Djauhari, A., 2002, Peralatan Kontak dan Pemisah Antar Fasa, Diktat Kuliah, hal 5559, Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi, 2004, Agitasi dan Pencampuran, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung McCabe, W. L., Smith, J.C. and Harriot, P., 1993, Unit Operation of Chemical Engineering 5 rd., hal 257-260, McGraw- Hill, Singapore
Data perhitungan http://id.scribd.com/doc/234088645/Agitasi-Dan-Pencampuran
Percobaan kali ini adalah pengadukan (agitation) dan pencampuran(mixing). Dimana, sebenarnya antara pengadukan dan pencampuran itu sendiri berbeda, dimana pengadukan menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan dalam bejana yang gerakan tersebut biasanya mempunyai pola sirkulasi. Sedangkan pencampuran sendiri ialah peristiwa menyebarnya bahan-bahab secara acak, dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan begitupun sebaliknya, sedangkan bahan-bahan yang belum terpisah dalam dua fase atau lebih. Dalam proses agitatasi tentulah memerlukan pengaduk (agitator) yang terdapat beberapa jenis, jenis-jenisnya yaituseperti impeller yang terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu impeller aliran aksial atau impeller pengaduk yang membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller juga. Impeller aliran radial atau impeller pengaduk yang membangkitkan arus pada arah tangensial atau radial. Akan tetapi, dalam percobaan ini kami menggunakan agitator jenis propeller berdaun tiga karena arus yang meninggalkan propeller mengalir melalui zat cair menurut arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai ataudinding bejana. Kolom zat cair yang berputar dengan turbulen tersebut membawa ikut serta zat cair yang ada dan dengan daun-daun propeller tersebut merupakan larutan yang dicampurkan dengan zat cair. Propeller yang berputar tersebut membuat pola aliran heliks di dalam zat cair tersebut, satu putaran penuh propeller akan memindahkan zat cair secara longitudinal pada jarak tertentu yang bergantung dari sudut kemiringan daun propeller
Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : Agitasi merupakan suatu poses pencampuran atau pengadukan antara kedua zat yang bertujuan untuk :
Membuat campuran homogen
Melarutkan partikel-partikel padat dalam cairan
Mempertahankan reaksi yang terjadi karena perpindahan momentumdari pengadukan Pengadukan (agitasi) menunjukkan gerakan yang terinduksi dengan cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana.