Vous êtes sur la page 1sur 18

Praktikum Uji Kualitatif Kapasitas Antioksidan

OLEH KELOMPOK 3( GANJIL ) :


1. ANI ELIYA ( P07134012005 )
2. NI WAYAN NURSILAYANI ( P07134012013 )
3. KADEK AYU LESTARIANI ( P07134012021 )
4. PUTU DEVI TRESNA ANJANI ( P07134012029 )
5. DEWA AYU ARI PURWANINGSIH ( P07134012036)
6. A A ISTRI AGUNG ADNYANI ( P07134012045 )
Disampaikan kepada :
Dosen Pengampu Mata Kuliah Analisis Kimia Air , Makanan, dan Minuman

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
D3 ANALIS KESEHATAN
2014

Uji Kualitatif Kapasitas Antioksidan

I. TUJUAN
1.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mengetahui teknik analisis kapasitas antioksidan dengan
spektrofotometri.
1.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kapasitas antioksidan pada sampel
2. Mahasiswa mampu membuat standar asam galat/ asam askorbat dan membuat
kurva regresi linier
3. Mahasiswa mampu menghitung besarnya kapasitas antioksidan pada sampel dan
menentukan nilai IC (inhibition concentration)

II. METODE
Metode yang digunakan adalah DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil). DPPH
merupakan salah satu senyawa radikal bebas. Reaksi penangkapan radikal DPPH oleh
senyawa antioksidan melalui mekanisme donasi atom hidrogen sehingga akan dihasilkan
DPPH-H (bentuk non radikal) dan menyebabkan terjadinya penurunan intensitas warna ungu
dari DPPH. Semakin tinggi kapasitas antioksidan maka semakin tinggi penurunan warna
ungu DPPH yang terjadi

III. PRINSIP
Kemampuan antioksidan dalam mendonorkan elektron ke radikal bebas stabil DPPH
0,1 mM, dibuktikan dari perubahan warna ungu yang semakin memudar menjadi kuning hal
ini menunjukkan semakin tinggi kapasitas antioksidan, diukur dg spektrofotometer pada
517 nm.

IV. REAKSI






V. DASAR TEORI
5.1 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang di dasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatik oleh suatu laju larutan berwarna pada panjang
gelombang spesifik dengan menggunakan monokrometer prisma atau kiri difraksi dengan
defector. Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang didasarkan pada
absorbansi radiasi elektromagnetik. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap masa mata
manusia peka. Gelombang dengan panjang gelombang beraliran akan menimbulkan
cahaya yang berlainan. Sedangkan campuran cahaya dengan panjang panjang ini akan
menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh sprektum nampak 400 760 nm.
(Iqra Wahyuni, 2012).
Spektrometri serapan merupakan pengukuran atau interaksi antara radiasi
elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang sering di
gunakan dalam analisis farmasi meliputi spektrofotometri ultraviolet, cahaya tampak,
inframerah dan serapan atom. Jangkauan panjang gelombang untuk daerah ultraviolet
adalah 190 380 nm, daerah cahaya tampak 380 780 nm, daerah infra merah dekat 780
3000 nm ,dan daerah inframerah 2,5 40 nm atau 4000 250 cm -2. (Iqra Wahyuni,
2012).
5.2 Spektrofotometer
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metode yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran
serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang
spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor
fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual
dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu
sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda. (Yoki Edy
Saputra, 2012).
5.3 Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau
menghambat reaksi oksidasi pada makanan maupun obat dimana senyawa-senyawa
tersebut mudah teroksidasi sehingga sel-sel lain terhindar dari radikal bebas. Antioksidan
adalah substansi yang menetralkan radikal bebas karena senyawa-senyawa tersebut
mengorbankan dirinya agar teroksidasi sehingga sel-sel yang lainnya dapat terhindar dari
radikal bebas ataupun melindungi sel dari efek berbahaya radikal bebas oksigen aktif jika
hal itu berkenaan dengan penyakit dimana radikal bebas itu sendiri dapat berasal dari
metabolism tubuh ataupun factor eksternal lainnya. (Anonim,2012).
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau mencegah proses
oksidasi. Zat ini secara nyata mampu memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang
mudah teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan juga sesuai
didefinisikan sebagai senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya radikal
bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit, radikal bebas ini dapat berasal dari
metabolisme tubuh maupun faktor eksternal lainnya. Radikal bebas adalah spesies yang
tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dan mencari pasangan
elektron dalam makromolekul biologi. Protein lipida dan DNA dari sel manusia yang
sehat merupakan sumber pasangan elektron yang baik Kondisi oksidasi dapat
menyebabkan kerusakan protein dan DNA, kanker, penuaan, dan penyakit lainnya.
Komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenolik
dan polifenolik. Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam, terutama
pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas.
Antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin
C, dan karotenoid. (Wikpedia, 2012).
Salah satu metode yang digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan adalah
metode DPPH. Metode DPPH didasarkan pada kemampuan antioksidan untuk
menghambat radikal bebas dengan mendonorkan atom hidrogen. Perubahan warna ungu
DPPH menjadi ungu kemerahan dimanfaatkan untuk mengetahui aktivitas senyawa
antioksidan. Metode ini menggunakan kontrol positif sebagai pembanding untuk
mengetahui aktivitas antioksidan sampel. Kontrol positif ini dapat berupa tokoferol,
BHT, dan vitamin C. Uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan 1,1-
difenil-2-pikrilhidra-zil (DPPH) sebagai radikal bebas. Prinsipnya adalah reaksi
penangkapan hidrogen oleh DPPH dari senyawa antioksidan , misalnya troloks, yang
mengubahnya menjadi 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin. (Wikipedia,2012).
Teh mengandung zat antioksidan yang dikenal dengan sebutan polifenol, yang
tampaknya berperan besar dalam pencegahan berbagai macam penyakit. Polifenol
mempunyai kemampuan menetralisir radikal bebas, suatu produk sampingan dari proses
kimiawi dalam tubuh yang mengganggu. Kemampuan inilah yang mungkin menjadi
jawaban, mengapa teh kemudian juga bisa mencegah serangan jantung dan kanker.
Polifenol dalam teh bekerja dalam tiga cara. Pertama, polifenol mencegah radikal bebas
merusak DNA dan menghentikan perkembangan sel-sel liar yang akan berkembang
menjadi kanker. Kedua, polifenol mampu mengontrol pertumbuhan sel-sel yang tak
terkendali dan menghambat perkembangan kanker. Ketiga, polifenol tertentu dapat
menghancurkan kanker tanpa merusak sel-sel di sekitarnya. Selain itu, antioksidan ini
memperlancar arteri mengirim darah yang penuh gizi ke jantung dan ke seluruh tubuh.
Teh hijau dan teh hitam sama-sama mengandung antioksidan dalam jumlah yang hampir
sama tetapi bentuknya berbeda. Flavonoid dalam teh hijau bentuknya lebih sederhana,
sementara flavonoid dalam teh hitam bentuknya lebih kompleks. Namun kedua senyawa
ini dapat berfungsi dengan baik sebagai antioksidan. Kandungan gizi dan khasiat yang
penting dalam teh berasal dari kombinasi unik berbagai senyawa seperti karbohidrat,
asam amino, vitamin, lemak, mineral, alkaloid dan polifenol. Antioksidan dalam teh
mempunyai kekuatan 100 kali dari vitamin C dan 25 kali jika dibandingkan dengan
vitamin E dalam melindungi sel dari kerusakan yang berhubungan dengan kanker,
penyakit jantung, radang sendi bahkan penuaan. Dapat dikatakan, teh merupakan super
antioksidan.
Polifenol selalu dikaitkan dengan kemampuan untuk menghambat dan mencegah
perkembangan kanker. Hal ini dimungkinkan karena polifenol mampu mencegah radikal
bebas merusak DNA dan menghentikan sel-sel liar (kanker) sejak dini. Kemudian
polifenol mampu mengontrol pertumbuhan sel-sel yang tak terkendali dan menghambat
perkembangan kanker. Jadi sudah sepantasnya jika dikatakan bahwa teh merupakan
minuman yang menyehatkan. Minum teh secara teratur berarti sudah memberi 400-2.000
ppm dari sekira 280 mg anjuran kecukupan harian magnesium. Minum teh bisa
mencegah osteoporosis pada wanita pasca menapause, dengan adanya vitamin K pada
teh. Minum teh secara teratur dapat memenuhi kebutuhan vitamin K terutama untuk
wanita berumur 20 tahun ke atas. Orang yang minum teh secara rutin memiliki massa
tulang yang lebih padat. Selain itu wanita berumur lebih dari 55 tahun yang setiap hari
sedikitnya minum teh hitam dua kali, 54% berkurang kemungkinannya terkena serangan
arterosklerosis dibandingkan yang tidak minum. Teh membuat peredaran darah menjadi
lancar dan bersih. Teh juga bisa mengurangi kadar kolesterol dalam darah serta
menurunkan tekanan darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang minum 2-3
cangkir teh hitam per hari memiliki risiko lebih sedikit mendapat serangan jantung
dibandingkan yang tidak minum teh. Hal ini disebabkan teh membantu memperbaiki
ketidaknormalan pembuluh darah arteri bekerja pada saat orang menderita penyakit
jantung.

VI. ALAT DAN BAHAN
6.1 Alat
1. Neraca analitik
2. Beaker glass
3. Spatel
4. Corong
5. Batang pengaduk
6. Labu semprot
7. Labu ukur
8. Centrifuge
9. Mikropipet
10. Tabung centrifuge
11. Tabung reaksi
12. Pipet ukur 5 ml
13. Rak tabung reaksi
14. Spektrofotometer dan kuvet

6.2 Bahan
1. Sampel teh
- Teh celup Sosro
- Teh celup Sariwangi
- Teh celup Kepala Djenggot
- Teh gelas
2. Asam galat
3. Aquadest
4. Methanol 100%
5. Reagen DPPH 0,1 mM
6. Kertas saring dan label

VII. CARA KERJA
7.1 Pembuatan Standar Asam Galat 100 mg/L dan Pembuatan Kurva Standar Asam
Galat
1. Ditimbang 0.01 gram asam galat dengan neraca analitik.
2. Diencerkan dengan 100 ml aquadest.
3. Larutan standar asam galat 100 mg/L siap digunakan.
4. Dibuat seri pengenceran standar asam galat 100 mg/L menjadi beberapa seri
konsentrasi yaitu : 0,0 mg/L; 2,0 mg/L; 4,0 mg/L; 6,0 mg/L; 8,0 mg/L; 10,0 mg/L;
12,0 mg/L dan 16,0 mg/L
5. Masing-masing seri pengenceran larutan standar ditambahkan dengan 3,5 ml DPPH
0,1 mM.
6. Dihomogenkan lalu diinkubasi selama 30 menit.
7. Diukur nilai absorbansi larutan standar dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 517 nm.

7.2 Preparasi Sampel Teh
1. Ditimbang 0,1 gram sampel teh menggunakan neraca analitik.
2. Diekstrak dengan 10 ml methanol 100%.
3. Dihomogenkan lalu disentrifuge 3000 rpm selama 15 menit.
4. Supernatant yang diperoleh kemudian disaring.
5. Filtrat yang diperoleh siap digunakan untuk analisis sampel.

7.3 Analisis Kapasitas Antioksidan Teh
1. Dipipet 0,1 ml filtrat sampel.
2. Ditambahkan dengan 0,4 ml aquadest
3. Ditambahkan 3,5 ml pereaksi DPPH 0,1 mM.
4. Dihomogenkan lalu diinkubasi selama 30 menit.
5. Diukur nilai absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 517 nm.









VIII. HASIL PENGAMATAN
A. Seri Pengenceran Larutan Standar


B. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar
Konsentrasi (mg/L) Absorbansi
0 1,101
2
0,863
4
0,468
6
0,209
8
0,096









C. Hasil Pengukuran Berat (w) Sampel
Sampel
Berat (mg)
Teh Kotak
50
Teh Sariwangi
80
Teh Gelas
90
Teh Pucuk
45











D. Hasil Pengukuran Absorbansi Sampel

Sampel
Absorbansi
Teh Kotak 0,150
Teh Sariwangi 0,325
Teh Gelas 0,201
Teh Pucuk 0,117

IX. PERHITUNGAN
a. Perhitungan Persamaan Regresi Linier dari Konsentrasi dan Absorbansi
Larutan Standar




Setelah dilakukan pengolahan data dari konsentrasi dan absorbansi larutan
standar, diperoleh :
a. Persamaan Regresi Linier (y)
y = -0,0235x + 0,705 digunakan untuk menghitung x (konsentrasi
dalam mg/L) yang akan digunakan dalam
perhitungan %KA (GAEAC)
b. Koefisien Korelasi (R)
R = 0,971 menunjukkan hubungan konsentrasi dan absorbansi
larutan standar adalah linier

Y= -0.133x + 1.080
R = 0.971
0.000
0.200
0.400
0.600
0.800
1.000
1.200
0 2 4 6 8 10
A
b
s
o
r
b
a
n
s
i

Konsentrasi
Kurva Standar
b. Perhitungan nilai x (konsentrasi) sampel yang akan digunakan dalam
perhitungan %KA
Teh Kotak





Teh Sariwangi





Teh Gelas





Teh Pucuk





c. Perhitungan %KA Sampel
Rumus :
()
(

) ()
()

Teh Kotak
()
(

) ()
()

()
(

) ()
()







Teh Sariwangi

()
(

) ()
()

()
(

) ()
()





Teh Gelas
()
(

) ()
()

()
(

) ()
()







Teh Pucuk
()
(

) ()
()

()
(

) ()
()






Tabel %KA (GAEAC) Sampel
Sampel
%KA
(GAEAC)
Teh Kotak 0,55936 %
Teh Sariwangi 0,1419 %
Teh Gelas 0,14687%
Teh pucuk 0,6435 %

X. PEMBAHASAN
Secara umum, antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda,
memperlambat, dan mencegah proses oksidasi. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat
yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas. Yang termasuk
ke dalam golongan antioksidan adalah zat ini antara lain vitamin, polifenol, karoten dan
mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah
terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel
yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas. Antioksidan membantu menghentikan
proses perusakan sel dengan cara memberikan elektron kepada radikal bebas. Antioksidan
akan menetralisir radikal bebas sehingga tidak mempunyai kemampuan lagi mencuri elektron
dari sel dan DNA.
Teh mengandung berbagai macam komponen aktif yang mempunyai kemampuan
antioksidan paling efektif yaitu kandungan polifenolnya. Polifenol merupakan komponen
bioaktif pada teh yang merupakan kunci utama khasiat teh. Teh dilaporkan mengandung
hampir 4000 senyawa bioaktif yang sepertiganya berupa polifenol. Polifenol dapat berupa
flavonoid atau non-flavonoid, namun kebanyakan polifenol yang dikandung teh berupa
flavonoid. Polifenol ini berperan sebagai penangkap radikal bebas (antioksidan), sehingga
tidak mengoksidasi lemak, protein, dan DNA dalam sel. Senyawa fenol biasanya terdapat
dalam berbagai jenis sayuran, buah-buahan dan tanaman.
Penentuan kapasitas antioksidan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah
dan kemampuan antioksidan dari suatu bahan kompleks (teh) dalam melawan radikal bebas.
Kapasitas antioksidan dari sampel teh ini dapat diukur dengan metode penangkapan radikal
bebas stabil DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidracyl). DPPH adalah suatu radikal bebas stabil,
berwarna ungu dalam larutan dan dapat bereaksi dengan radikal lain membentuk suatu
senyawa stabil. DPPH juga dapat bereaksi dengan atom hidrogen (berasal dari suatu
antioksidan) membentuk DPPH tereduksi (DPPH Hidrazin) yang stabil. Metode DPPH adalah
metode yang cepat, mudah, dan sensitif untuk mengukur kapasitas antioksidan dari suatu
ekstrak tumbuhan.
Untuk melakukan penentuan kapasitas antioksidan pada sampel teh, terlebih dahulu
dilakukan preparasi sampel dengan mengekstrak sampel teh. Ekstraksi merupakan metode
pemisahan suatu zat terlarut secara selektif dari suatu bahan dengan pelarut tertentu. Tujuan
proses ekstraksi ini adalah untuk memisahkan zat terlaru/analit yang ingin dianalisis dalam
hal ini adalah senyawa polifenol pada teh yang merupakan suatu antioksidan. Pelarut yang
digunakan untuk ekstraksi ini adalah methanol. Hal ini karena pereaksi DPPH hanya dapat
mengukur senyawa antioksidan yang terlarut dalam pelarut organik khususnya alkohol.
Untuk mendapatkan filtrat sampel yang siap dianalisis, sampel yang telah diekstraksi
kemudian disentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit untuk membantu proses
pemisahan filtrat sampel. Supernatant sampel yang diperoleh kemudian disaring. Hasil
saringan inilah yang dinamakan filtrat yang siap untuk dianalisis. Namun, dalam praktikum
tidak dilakukan proses ekstraksi karena sampel yang digunakan telah berbura cairan.
Untuk analisis sampel, filtrat sampel ini ditambahkan dengan aquadest sebanyak 0,4
ml. kemudian ditambahkan pereaksi DPPH sebanyak 3,5 mL. DPPH ini merupakan salah satu
senyawa radikal bebas, berupa senyawa organic berwarna ungu gelap yang mengandung
nitrogen tidak stabil. Senyawa antioksidan akan menyumbangkan hidrogen (H
+
) kepada
radikal DPPH, sehingga DPPH tereduksi sehingga menjadi DPPH non radikal (stabil). Sampel
dan pereaksi DPPH ini dihomogenkan lalu diinkubasi selama 30 menit untuk mengoptimalkan
reaksi yang terjadi antara antioksidan dengan DPPH sehingga intensitas warna yang terbentuk
juga optimal. Intensitas warna ungu ini diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 517 nm. Pengukuran dilakukan pada 517 nm karena absorbansi maksimal dari
radikal DPPH diperoleh pada panjang gelombang 517 nm.
Pereaksi DPPH secara luas digunakan untuk mengukur dan membandingkan aktifitas
antioksidan senyawa-senyawa fenolik, dan evaluasi aktifitas antioksidan melalui perubahan
serapan (absorbansi) yang terjadi. Semakin tinggi kapasitas antioksidan dari senyawa fenolik
maka semakin tinggi penurunan warna ungu DPPH yang terjadi dan warna akan menjadi
semakin kuning.
Untuk melakukan penentuan kadar kapasitas antioksidan dari sampel teh yang diuji,
dilakukan melalui pembuatan kurva standar, dengan melakukan pengukuran absorbansi dari
larutan standar asam galat dengan beberapa seri konsentrasi yaitu 0, 2, 4, 6, dan 8 mg/L. Dari
nilai pengukuran absorbansi larutan standar DPPH yang dilakukan, diperoleh hubungan yang
berbanding terbalik antara konsentrasi dengan nilai absorbansi. Semakin besar konsentrasi
larutan standar yang diukur, nilai absorbansi yang diperoleh semakin kecil. Absorbansi
terbesar diperoleh dari larutan blanko yaitu pereaksi DPPH kemudian terjadi penurunan nilai
absorbansi dengan semakin besarnya konsentrasi dari larutan standar DPPH yang diuji.
Dari kurva standar dapat diketahui hubungan antara absorbansi dan konsentrasi, dan
nilai persamaan koefisien regresi y = -0,0235x + 0,705. Dari persamaan regresi linier ini
kemudian ditentukan konsentrasi dari sampel teh yang diuji yang nantinya digunakan dalam
perhitungan dalam mencari nilai kapasitas antioksidan sampel teh (%KA).
Dari pengukuran yang telah dilakukan terhadap 4 sampel teh diperoleh nilai absornasi
dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah teh sariwangi, teh gelas, teh kotak dan teh
pucuk, yaitu:
Sampel Absorbansi
Teh Kotak 0,150
Teh Sariwangi 0,325
Teh Gelas 0,201
Teh Pucuk 0,117

Namun setelah dilakukan perhitungan kapasitas antioksidan tertinggi jusru dimiliki
oleh teh pucuk yang memiliki absorbansi terendah.
Sampel
%KA
(GAEAC)
Teh Kotak 0,55936 %
Teh Sariwangi 0,1419 %
Teh Gelas 0,14687%
Teh pucuk 0,6435 %

Hal yang dapat mempengaruhi perbedaan nilai kapasitas antioksidan teh adalah dari
proses pembuatan teh itu sendiri. Misalnya proses fermentasi pada saat pembuatan teh hitam.
Proses ini menyebabkan hilangnya beberapa komponen antioksidan akibat reaksi oksidasi
enzimatis katekin oleh polifenol oxidase. Saat katekin teoksidasi, hasil oksidasinya masih
memiliki aktivitas antioksidan, namun nilai kapasitas antioksidannya menjadi lebih rendah
daripada katekin. Selain itu dapat pula dikarenakan oleh perbedaan umur daun teh yang
digunakan sebagai bahan baku teh. Semakin tua daun teh, semakin berkurang kadar katekin
maupun senyawa lainnya.


XI. KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan:
a) Pengukuran kapasitas antioksidan pada sampel dengan metode DPPH dilakukan dengan
mengukur kemampuan antioksidan dalam mendonorkan elektron ke radikal bebas stabil
DPPH 0,1 mM yang dibuktikan dari perubahan warna ungu yang semakin memudar
menjadi kuning hal ini menunjukkan semakin tinggi kapasitas antioksidan. Absorbansi
ekstrak sampel ini diukur dengan spektrofotometer pada 517 nm.
b) Nilai kapasitas antioksidan (% KA) dari sampel yang diuji yaitu berturut-turut :
Sampel
%KA
(GAEAC)
Teh Kotak 0,55936 %
Teh Sariwangi 0,1419 %
Teh Gelas 0,14687%
Teh pucuk 0,6435 %
Sehingga dapat diketahui bahwa the pucuk memiliki kapasitas antioksidan yang tertinggi.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Antioksidan dan Radikal Bebas. Http://wordpress.com. (Di akses pada tanggal
16 Juni 2014)
Latief, Madyawati.2012. Spektrofotometri. Universitas Jambi. Jambi
Saputra,yoki edy. 2012.Spektrofotometri. Http://situs-kima-Indonesia.org. (Di akses pada
tanggal 16 Juni 2014)
Wahyuni, Iqra. 2012. Spektrofotometri. Http://www.blogspot.com. (Di akses pada tanggal 16
Juni 2014)
Wikipedia. 2012. Antioksidan. Http://id.wikipedia.org/antioksidan. (Di akses pada tanggal 16
Juni 2014)

Vous aimerez peut-être aussi