Vous êtes sur la page 1sur 14

UJIAN AKHIR SEMESTER, 2 MARET 2013

MATA KULIAH
ENHANCHED OIL RECOVERY (EOR)
Dosen : Dr. Rahmat Sudibjo
Dr. Sugiatmo Kasmungin
Dr. Usman Pasarai
Dr. Putu Suarsana







Asep Hudiman (171.110.002)
2013
JAKARTA
UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
PROGRAM MAGISTER TEKNIK PERMINYAKAN



1.Injeksi Air (Water flooding)
a.Apa yang dimaksud dengan injeksi air :
Pada banyak reservoir minyak, tekanan reservoir akan berkurang selama produksi berlangsung.
Penurunan tekanan reservoir di bawah tekanan jenuh (bubble point) dari hidrokarbon mengakibatkan
keluarnya gas (komponen hidrokarbon yang ringan) dari dalam minyak. Gelembung gas akan
membentuk fasa yang bersinambungan dan mengalir ke arah sumur-sumur produksi, bila saturasinya
melampaui harga saturasi equilibrium. Terproduksinya gas ini akan mengurangi energi yang tersedia
secara alami untuk memproduksikan minyak, sehingga jumlah minyak yang dapat diproduksikan
(recovery) secara alami dapat berkurang pula. Secara umum dapat dikatakan bahwa penurunan tekanan
yang tidak terkontrol memberikan kontribusi terhadap pengurangan recovery.
Penurunan tekanan reservoir dapat diperlambat secara alami bila penyerapan reservoir oleh
sumur-sumur produksi diimbangi oleh perembesan air ke dalam reservoir dari aquifer. Air ini berperan
sebagai pengisi atau pengganti minyak yang terproduksi, disamping berperan sebagai media pendesak.
Mekanik produksi minyak yang mengandalkan tenaga pengembangan dari gas yang keluar dari larutan
(depletion drive). Kenyataan ini mendorong orang untuk melakukan proses penginjeksian air
(waterflooding) dari permukaan bumi ke dalam reservoir minyak.
Waterflooding merupakan metode perolehan tahap kedua dimana air diinjeksikan ke dalam reservoir
untuk mendapatkan tambahan perolehan minyak yang bergerak dari reservoir minyak menuju ke sumur
produksi setelah reservoir tersebut mendekati batas ekonomis produktif melalui perolehan tahap
pertama.
Penginjeksian air yang dimaksudkan disini merupakan penambahan energi kedalam reservoir melalui
sumur-sumur tertentu, yaitu sumur injeksi. Air ini akan mendesak minyak mengikuti jalur-jalur arus
(stream line) yang dimulai dari sumur injeksi dan berakhir pada sumur produksi.

b. Kriteria Pemilihan reservoir Untuk Injeksi Air

No URAIAN KRITERIA u/ WATERFLOOD KETERANGAN
Aspek Geologi
1 Komposisi mineral kandungan mineral yang tidak montmorillonite group :
mengalami swelling jika kena air swelling
kaolinite group :
kurang swelling
2 Patahan sedikit atau tidak ada -
3 Kemiringan lapisan tidak ada batasan -
4 Kontinuitas reservoir harus baik -
5
Heterogenitas
reservoir tingkat stratifikasi : rendah -

No URAIAN KRITERIA u/ WATERFLOOD KETERANGAN
Aspek Reservoir
6 Drive mechanism Solution gas drive Pada kasus tertentu
Weak water drive strong water drive dapat
dipertimbangkan utk
waterflooding
7 Jenis bat. Reservoir sandstone / carbonate -
yang sesuai
8 kandungan lempung 0.4 mempengaruhi aliran
padatan halus dan
swelling
9 Permeabilitas (abs) -
^ Distribusi diharapkan seragam mempengaruhi laju
^ Kisaran angka bat. Gamping > 40 md injeksi air dalam res.
bat. Pasir > 100 md
10 Porositas, fraksi tidak ada batasan lebih baik 0.15
11 Tingkat kekompakan sedang - baik -
12 Tingkat sementasi faktor sementasi (m) : m > 1.8
13 Saturasi air < 0.4 sesaat sebelum
waterflooding

c. Peranan Water Management dalam Injeksi Air :
Peranan water management dalam injeksi air yaitu monitoring air terproduksi sehingga terus
compatible dengan reservoirnya
d.Metode yang digunakan untuk peramalan produksi dalam injkesi air
Metode yang digunakan adalah Buckley-Leverett-Welge, Dykstra-Parson, dan Craig-Geffen- Morse
digunakan dalam peramalan kinerja proses injeksi air.
e.Contoh cara peramalan produksi minyak akibat adanya injeksi air
Metode Buckley . Leverett
Metode yang dibicarakan disini hanya berlaku untuk pola pendesakan linier, sehingga pola
injeksi-produksi di reservoir harus dibagi atas beberapa sistem linier. Batasan metode ini
adalah :
- Terjadi front pendesak, di mana minyak mengalir di depan front. Air dan minyak
mengalir
di belakang front.
No URAIAN KRITERIA u/ WATERFLOOD KETERANGAN
Aspek Reservoir
14 Movable oil > 0.2 sesaat sebelum
waterflooding
15 Sgi < 0.3 sebelum pendesakan air
16 Viscositas minyak < 5 cp pada kondisi reservoir
17 Oil gravity > 20 API -
18 Kegaraman tidak ada batasan yang perlu diperhatikan
adalah compatibility air
injeksi dgn air dlm res.
utk mencegah scaling
dan dgn bat res. Utk
mencegah pembengkakan
(swelling)
19 Wettability neutral - strongly water wet -
20 Pr tidak ada batasan -
21 Tr tidak ada batasan -
22 Ketebalan reservoir tidak ada batasan -
23 Kedalaman reservoir < 10.000 ft -
- Reservoir merupakan lapisan tunggal yang homogen dan luas bidang aliran (cross-
sectional
area) tetap.

- Terjadi aliran linier yang mantap (steady state). Hukum Darcy berlaku dimana laju
injeksi
laju produksi.
- Tidak ada saturasi gas di belakang front pendesak.
- Fractional flow fluida pendesak dan yang didesak setelah breakthrough (air injeksi
mulai terproduksi, tercermin dari lompatan harga WOR) merupakan fungsi M (mobility ratio).

Dengan anggapan bahwa tekanan kapiler diabaikan dan tidak ada efek gravitasi serta
lapisan horizontal, maka persamaan fractional flow dapat dituliskan sebagai berikut :





f. Contoh Lapangan yang berhasil :
Lapangan Rantau PT.Pertamina EP
2. Injeksi Kimia (Chemical Flood)
a. Apa yang dimaksud dengan injeksi kimia
Injeksi Kimia adalah salah satu jenis metode pengurasan minyak tahap lanjut (Enhanced Oil
Recovery) dengan jalan menambahkan zat-zat kimia ke dalam air injeksi untuk menaikkan
perolehan minyak sehingga akan menaikkan efisiensi penyapuan dan atau menurunkan
saturasi minyak sisa yang tertinggal di reservoir.
Pada prinsipnya metoda pendesakan fluida kimia dibedakan atas dua tujuan, tergantung fluida
yang digunakan yaitu :
Memperbaiki mobilitas ratio antara fluida pendesak dengan fluida reservoir
(minyak), sehingga effisiensi penyapuan (Es) menjadi besar.
Memperkecil dan mengurangi gaya-gaya antar permukaan dari sistem batuan-
fluida reservoir, sehingga effisiensi pendesakan (Ed) meningkat.

b.Jenis Injeksi Kimia
Metode Injeksi Kimia yang ada diantaranya :
(A) Injeksi Polimer,
(B) Injeksi Surfaktan, dan
(C) Injeksi Alkaline.
c. Kriteria pemilihan reservoir untuk injeksi kimia :
Oil saturation : >35 %
Formation type : sandstone lebih diutamakan
Average Permeability : > 10 md
Depth : < 9000 ft (tergantung temperature)
Temperature : < 200 F
d. Chemical management ?????


e.Metode yang digunakan untuk peramalan produksi dengan bantuan injeksi kimia :
Metode grafis yang didasarkan pada metode Buckley Leverett digunakan dalam perkiraan
kinerja proses injeksi polimer.
f. Cara peramalan akibat adanya injeksi tersebut :
Model matematik untuk pendesakan secara linear oleh larutan polimer terdiri dari dua
persamaan kesetimbangan massa air dan polimer, yaitu :


Anggapan yang digunakan pada persamaan tersebut adalah sebagai berikut:
Dispersi dianggap kecil.
Kompresibilitas fluida dan batuan diabaikan.
Proses pendesakan terjadi pada temperatur yang konstan.
Adsorpsi terjadi secara instan saat terjadinya pendesakan minyak di reservoir.
Air konnat terdesak secara sempurna tanpa adanya percampuran dengan
larutan
polimer yang diinjeksikan.
Viskositas larutan polimer merupakan fungsi dari konsentrasi polimer. Pengaruh
shear terhadap viskositas diabaikan.
Viskositas larutan polimer merupakan fungsi dari konsentrasi polimer. Pengaruh
shear terhadap viskositas diabaikan.
Pengaruh tekanan kapiler diabaikan.

g. Contoh Lapangan yang berhasil :
Lapangan Ramba PT. Pertamina EP



3. Injeksi Gas terbaur
a. Apa yang dimaksud dengan injeksi Gas terbaur
Injeksi gas berbaur adalah menginjeksikan gas yang dapat berbaur kedalam reservoir untuk
meningkatkan produksi minyak. Gas berbaur yang digunakan umumnya adalah Hidrokarbon
gas yang diperoleh dari sumur produksi setelah dilakukan pemisahan. Injeksi gas terbaur
dilakukan dengan maksud untuk mengurangi efek penyebab terjebaknya minyak bumi dalam
pori-pori batuan dengan menurunkan gaya kapiler dan memperbaiki penyapuan volumetric
dengan mengontrol kontras mobilitas minyak dengan fluida pendesak. Tujuan nya menciptakan
pembauran antara gas injeksi dan minyak sehingga tercapai pendesakan yang efisien.
Metode EOR yang termasuk dalam metode ini adalah
CO
2
flooding
Hidrokarbon flooding
Inert gas flooding (Nitrogen dan flue gas)

b.Kriteria pemilihan reservoir untuk injeksi gas terbaur
Kriteria utama reservoir yang harus diperhatikan dalam screening pemilihan masing-masing
metoda di atas :
CO
2
Miscible Flood
- Depth 600 m
- Oil saturation 25%
- MMP Original reservoir pressure
- Oil gravity 22
0
API
- Oil viscosity (at bubble point) 10 mPa.S
- Local or no gas cap present
- Reservoir temperature 86
0
F

HC Miscible Flood
- Depth 1200 m
- Oil saturation 30%
- Oil density 24
0
API
- Oil viscosity (at bubble point) 5 mPa.S
- Local or no gas cap present
Inert Gas Flood
- Depth 1800 m
- Oil saturation 35%
- MMP Original reservoir pressure
- Oil gravity 35
0
API
- Oil viscosity (at bubble point) 2 mPa.S
- Local or no gas cap present
- Initial pressure MMP

c. Gas management ????????????:
d. Proses slimtube dalam penentuan tekanan terbaur minimum
e.Metode yang digunakan untuk peramalan produksi dengan bantuan injeksi gas terbaur:
Desain yang dilakukan dalam injeksi CO2 ke reservoir minyak dengan menentukan banyaknya air
yang digunakan untuk menaikkan tekanan reservoir sehingga proses pencampuran CO2 dengan
minyak dapat berlangsung, menentukan kebutuhan CO2 yang akan diinjeksikan ke reservoir yang
didorong oleh gas N2, menentukan tekanan injeksi (di permukaan) CO2 ke reservoir yang tidak
melebihi tekanan formasi.

f. Cara peramalan akibat adanya injeksi tersebut :
Injeksi CO2 dan air secara simultan terbukti merupakan mekanisme pendesakan yang terbaik di
antara keempat metode tersebut (oil recovery-nya sekitar 50%). Disusul kemudian injeksi slug CO2
dan air secara bergantian. Injeksi langsung CO2 dan injeksi slug CO2 diikuti sama buruknya dalam
kemampuan mengambil minyak (sekitar 25%). Agar tercapai pencampuran antara CO2 dengan
minyak, maka tekanan di reservoir harus melebihi MMP (Minimum Miscibility Pressure), harga MMP
dapat diperoleh dari hasil percobaan di laboratorium atau korelasi. Metode penentuan MMP antara
lain :
1. Percobaan keseimbangan gaya berat (gravity-stable), percobaan ini dilakukan
dengan menginjeksikan CO2 dari atas ke bawah dengan laju yang kecil pada core
atau kolom batuan yang telah dijenuhi oleh minyak. Kemudian di plot antara
kenaikan tekanan seiring dengan perolehan minyak.
2. Percobaan menggunakan slim tube, percobaan ini menggunakan slim tube yang telah
dijenuhi oleh minyak, kemudian diinjeksikan CO2 dengan laju yang kecil. Plot antara
tekanan injeksi dengan perolehan minyak dapat memberikan harga MMP (lihat
Gambar 7).
3. Pengamatan langsung pada pori batuan, percobaan ini cukup sulit karena
membutuhkan kecakapan dan pengalaman dari sang pengamat. Metode ini dilakukan
dengan mengamati perubahan warna ketika batuan di injeksikan CO2 pada berbagai
harga tekanan.
4. Korelasi, metode ini dikembangkan oleh Holm-Josenthal (1974) lalu disempurnakan
oleh Mungan (1981). Korelasi ini bergantung pada komposisi pentane dan fraksi
berat, serta temperatur reservoir. (lihat Gambar 8).
Sumber CO2 alami adalah yang terbaik, baik dari sumur yang memproduksi gas CO2
yang relatif murni atau dari pabrik yang mengolah gas hidrokarbon yang mengandung
banyak CO2 sebagai kontaminan. Sumber yang lain adalah kumpulan gas (stack gas) dari
pembakaran batubara (coal-fired). Alternatif lain adalah gas yang dilepaskan dari pabrik
amoniak.
Desain yang dilakukan dalam injeksi CO2 ke reservoir minyak adalah menentukan
banyaknya air yang digunakan untuk menaikkan tekanan reservoir sehingga proses.
f. Contoh Lapangan yang berhasil :
Sacroc Canada Oil Com








4.Injeksi Thermal
a. Maksud dari injeksi thermal
Injeksi Thermal merupakan salah satu metode EOR dengan cara menginjeksikan energi panas
ke dalam reservoir untuk mengurangi viskositas minyak yang tinggi yang akan menurunkan
mobilitas minyak, sehingga akan memperbaiki efisiensi pendesakan dan efisiensi penyapuan
Maksud dan tujuan Metode EOR Injeksi Thermal (Thermal Flooding)
Maksud : Memasukkan atau menginjeksikan energy thermal / heat / panas ke
dalam reservoir hydrocarbon yang memiliki sifat minyak berat heavy oil dan juga
yang mengandung Tar tinggi, yang tidak bisa diproduksikan secara teknik produksi
konvensional
Tujuan : Meningkatkan Temperature Reservoir dan menurunkan Viskositas
Minyak secara kontinyu dan memberikan efek pendesakan minyak ke sumur
produksi

Metode EOR yang termasuk dalam Injeksi Thermal
1) Cyclic Steam Stimulation / Steam Soak / Huff & Puff
2) Steam Drive
Mekanisme yang terjadi pada steam flooding selain pengurangan
viskositas, ekspansi panas minyak, pengurangan gaya kapiler adalah boiling
dan steam stripping dari komponen-komponen ringan dari minyak,
pembentukan oil bank dengan viskositas rendah pada zone kondensasi front,
menghasilkan Sor yang rendah, dan memperbaiki efektifitas rasio mobilitas
proses pendesakan.
Kondensasi akibat kehilangan panas sepanjang pipa di permukaan dan di
sumur injeksi perlu perhatian serius karena dapat menyebabkan problem di
reservoar yang mengandung swelling clay.
Pada proses steam flooding, diperlukan boiler untuk menghasilkan
steam.
3) In-situ Combustion
Oxygen diinjeksi ke dalam reservoar, minyak yang ada dalam reservoar
dinyalakan, sebagian dari tersebut kemudian dibakar dalam formasi untuk
menghasilkan panas.
Sumur injeksi harus didesain tahan terhadap temperatur tinggi. Sumur
produksi juga harus tahan temperatur tinggi khusunya pada interval produksi.
Juga harus sumur-sumur didesain tahan terhadap korosi.
In-Situ combustion process dibedakan menjadi:
Dry forward combustion
Wet forward combustion
Reverse combustion

Ketiga thermal proses tersebut telah terbukti sukses dalam meningkatkan recovery minyak
pada lapangan / reservoir yang sifat minyaknya berat dan mengandung tar.

b. Kriteria Pemilihan reservoir
Faktor-faktor yang menentukan pilihan metode injeksi dapat dilihat pada table berikut :


c. Peranan heat management


d. Metode yang digunakan untuk peramalan produksi :
Peramalan Np terhadap waktu atau qo terhadap waktu dilakukan dengan metode analitis dari
Marx Langenheim, Jones, Farouq Ali, dan Miller Leung.


e.Contoh cara Peramalan produksi minyak akibat adanya injeksi uap
Metode peramalan ulah injeksi uap yang dikembangkan oleh Marx dan Langenheim merupakan
metode yang sederhana dan praktis digunakan. Metode ini dikembangkan untuk proses injeksi uap
pada reservoir yang ideal (homogen, isotropis dan mempunyai karakteristik batuan dan fluida yang
seragam dan menerus). memperlihatkan distribusi temperatur berjarak radial dari sumur injeksi
(garis tegas) dan kemudian disederhanakan sebagai garis terputus-putus untuk mempermudah
pengembangan persamaan matematis. Berdasarkan pola penyebaran panas seperti diperlihatkan
pada Gambar l tersebut, produksi kumulatif minyak yang diperoleh adalah :

f. Contoh Lapangan yang berhasil
Chevron , Riau

Vous aimerez peut-être aussi