Vous êtes sur la page 1sur 7

TEKNIK PENANGANAN LIMBAH

(ENTROPI)

DISUSUN OLEH :

IWAN HIDAYAT 240110060039

JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2009
Entropi mulai diperkenalkan dalam karya Perancis oleh matematikawan
Lazare Carnot yang dalam bukunya pada tahun 1803 Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan
of Equilibrium dan mengusulkan bahwa dalam setiap mesin dan guncangan
percepatannya yang bergerak bagian kekurangannya semua mewakili momen
kegiatan. Dengan kata lain, dalam setiap proses alamiah terdapat kecenderungan
inheren terhadap disipasi energi berguna.
Istilah entropi pertama kali diperkenalkan oleh fisikawan Jerman bernama
Rudolf Claussius pada tahun 1865 yang dinyatakan sebagai salah satu sifat dari proses
thermodinamika yang menyatakan suatu kecenderungan peningkatan proses terhadap
waktu. Secara populer entropi diartikan sebagai ukuran keacakan suatu sistim fisik.
(Dalam teori informasi entropi merupakan ukuran yang berhubungan dengan
kandungan informasi dari suatu pesan, dalam politik merupakan ukuran dari
meningkatnya gejolak masyarakat yang diakibatkan oleh kondisi politik).

Entropi dan Kualitas Energi


Pada penjelasan sebelumnya telah didefinisikan bahwa energi merupakan kapasitas
melakukan kerja. Definisi tersebut dapat pula berlaku untuk penyataan bahwa energi
juga merupakan kualitas energi didalam kemampuan potensialnya untuk melakukan
kerja.
Kandungan energi pada suatu sistim yang potensial melakukan kerja disebut
kerja yang tersedia atau energi yang tersedia dari suatu sistim. Besarnya kerja
yang tersedia tersebut ditentukan oleh adanya perubahan keadaan suatu sistim (secara
kuasistatik) dan interaksinya dengan reservoir acuan.

Bila Eav dinyatakan sebagai kerja yang tersedia pada suatu sistem, besarnya
energi total sistem tersebut adalah :

Etotal = Eav + Eua......(1)


Eua = Energi yang tidak tersedia

Pada suatu sistim tertutup yang keadaannya berubah, maka kandungan energi total dan
energi yang tersedianya juga akan berubah. Menurut Hatsopoulos dan Keenan (1965),
perubahan energi entropi dalam perubahan keadaan suatu sistim berhubungan dengan
perubahan energi total (dE) dan perubahan energi yang tersedia (dEav). Dalam suatu
sistim hubungan tersebut dapat dinyatakan :

dS = C (dE – dEav)......(2)

C = konstanta positif, besarnya tergantung pada reservoir acuan.

Persamaan tersebut memperlihatkan bahwa entropi proporsional terhadap energi yang


tidak tersedia Eua. Menurut hukum TD I (menjelaskan bahwa panas dapat diubah
menjadi kerja atau sebaliknya) pada sistem yang diisolasi dE= 0, sehingga dEav akan
negatif (sesuai dengan prinsip penghancuran energi, pada persamaan 0 = dEav + dEua
atau –dEav = dEua). Dengan demikian pada sistim terisolasi ;

dS = C (0 - (-dEav))

dS = C dEav ----------selalu positif

(dS)isol ≥ 0 ..........(3)

Persamaan 3 menyatakan bahwa perubahan enrtopi dari suatu sistim terisolasi tidak
pernah berkurang. Bila sistim dan sekelilingnya berinteraksi dalam keadaan diisolasi,
maka hukum TD II (hukum yang dapat menjelaskan arah yang dijalani oleh suatu
proses, apakah proses tersebut "reversible atau irreversible" yang diformulasikan
dalam konsep Entropi) pada keadaan tersebut adalah

(dS)sist + (dS)kel ≥ 0 .......(4)

Pernyataan reversible atau irreversible dalam persamaan 3 dan 4 dapat


dinyatakan dalam kesamaan dan ketidaksamaan, bila persamaan tersebut menyatakan
sama dengan nol, maka prosesnya adalah reversible dan irreversible bila persamaan
tersebut lebih besar dari nol.

Secara umum nilai pada persamaan 3 dan 4 harus selalu positif/tidak nol,
dalam proses thermodinamika keadaan tersebut merupakan dasar dari konsep
generasi, produksi dan kreasi entropi, menurut Hukum TD II persamaannya dapat
dinyatakan

(dS)isol = (dS)sist + (dS)kel = dSirr ....(5)


dSirr disebut sebagai generasi entropi yang disebabkan oleh irreversibilitas, pada
suatu proses yang nyata nilainya selalu positif/tidak nol dan besarnya tergantung pada
proses yang terjadi.

Entropi merupakan ukuran dari ketidak tersediaan energi yang diartikan


sebagai generasi,kreasi dan pembentukan entropi. Dengan demikian secara
thermodinamika untuk melestarikan sumber daya alam, di dalam suatu perancangan
produksi entropi harus ditekan sekecil mungkin. Bagaimana cara menciptakan suatu
proses dan sistim yang dapat meminimumkan entropi yang berhubungan dengan
berbagai kendala merupakan suatu tantangan dalam rekayasa.

Perubahan Entropi Pada Resevoir Kerja


Reservoir kerja didefinisikan sebagai sebuah sistim dimana setiap unit energi
dapat melalui batas sistim kerja, sistim mempunyai kapasitas kerja yang sangat besar,
sehingga bila ada aliran energi yang lain tidak berpengaruh terhadap jumlah kerja
pada sistim ini . Menurut Hukum TD I sistim ini dapat dinyatakan :
dE = - (dW).........(6)
dari definisi kerja yang tersedia diketahui

dW = -dEav .......(7)

persamaan (6) dan (7) akan diperoleh

dE = -dEav .......(8)

bila persamaan (8) dimasukan pada persamaan ini

dS = C (dE-dEav)

[dS = 0]wr........(9)

artinya perubahan entropi tidak pernah terjadi pada suatu reservoir kerja, pernyataan
ini penting di dalam mempelajari termodinamika teknik.

Perubahan Entropi Pada Reservoir Panas (RP)


Reservoir panas merupakan sistim TD yang berlaku sebagai sumber panas,
yang didefinisikan sebagai suatu benda dengan kapasitas energi panas yang sangat
besar, sehingga dapat dianggap temperaturnya tetap walaupun terdapat aliran panas
yang keluar masuk sistim. Contoh reservoir panas yaitu lapisan atmosfir yang dekat
permukaan bumi, laut. RP dianggap sebagai sistim tertutup dan tidak ada interaksi
kerja, sistimnya ideal dimana setiap unit panas yang masuk akan sama dengan
temperatur reservoir. Dengan demikian reservoir panas dapat dinyatakan :
[dQ = dE]rp.......(10)

bila persaman 10 dimasukan pada persamaan (2), akan diperoleh


[dS = C dQ]rp......(11)

dari beberapa hasil percobaan diketahui C = 1/T, maka (11) menjadi :

[dS = dQ/T]rp .....(12)

karena pada RP temperaturnya selalu tetap (12) menjadi

[S2 - S1) = Q12/T]rp ...(13)

Q12 akan positif bila panas diberikan pada RP dan akan negatif bila panas dilepaskan
dari RP. Kandungan entropi pada RP akan bertambah bila panas diberikan dan
berkurang bila panas dilepaskan. sehingga bila panas di RP naik, maka akan terdapat
energi yang tersedia di dalam reservoir. Artinya RP dapat menjadi RK (reservoir
kerja) bila temperaturnya sangat sangat tinggi, dengan demikian temperatur pada RP
merupakan indeks dari kualitas energi.
DAFTAR PUSTAKA

Sufyandi, Ari. 1995.Jurusan Teknologi Pertanian. Universitas Pajadjaran: Bandung.


http.wikipedia.entopi_limbah/translate.htm.

Vous aimerez peut-être aussi