Vous êtes sur la page 1sur 5

TUGAS TEKNOLOGI BAHAN PENYEGAR

Kafein Pada Kopi, Teh, dan Cokelat

Disusun oleh :
Maudina Noorliza

(A1M012059)

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
PURWOKERTO
2014

KAFEIN PADA KOPI, TEH, DAN COKELAT

Kafein merupakan alkaloid xantin berwarna putih dan berasa pahit yang
berfungsi sebagai stimulan psikoaktif dan dapat mempercepat produksi urin pada
manusia dan hewan. Pada tanaman, kafein berfungsi sebagai pestisida alam yang
dapat

melindunginya

dari

serangan

serangga

dan

menyebabkan

paralisis

(kelumpuhan) terhadap serangga tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, kafein pada


tanaman paling banyak terdapat pada kopi, teh dan coklat yang kita konsumsi setiap
hari. Sehingga kita tidak mengetahui resiko apa yang mungkin timbul akibat
konsumsi kafein yang berlebihan.
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi,
daun teh, daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein
memiliki berat molekul 194.19 dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6.9 (larutan
kafein 1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan
sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa
gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak berarturan
(tachycardia) (Hermanto, 2007).
Kafein didapat dari biji kopi, daun teh, dan cokelat serta banyak ditambahkan
pada beberapa minuman, makanan, dan obat-obatan. Di Amerika Serikat diperkirakan
total masukan kafein dalam bentuk kopi adalah sebesar 75%, teh 15%, soda yang
mengandung kafein 10% serta sedikit dalam cokelat dan makanan lain serta obatobatan yang mengandung kafein. Berdasarkan sumbernya, daun teh mengandung
1,5%-3,5% kafein, sementara kandungan kafein dalam kopi bervariasi antara 0,8%1,8% tergantung jenis kopinya (Hayati, 2012).

Sebenarnya, kandungan kafein dalam teh relatif lebih besar daripada dalam
kopi. Akan tetapi, karena pemakaian teh dalam minuman bersifat lebih encer
dibandingkan kopi, maka perolehan kafein dalam secangkir teh lebih rendah
dibandingkan secangkir kopi yaitu masing-masing sebanyak 30 miligram dan 85
miligram (Astawan, 2008).
Beberapa ilmuwan beranggapan bahwa satu atau lebih senyawa kimia dalam
kopi memengaruhi kafein dan menekan sebagian efeknya. Interaksi komponen kimia
dalam kopi tidak sama dengan interaksi komponen kimia dalam teh. Komponenkomponen dalam teh secara selektif dapat memengaruhi kafein sehingga
meningkatkan kemampuan kafein untuk merelaksasi, memfokuskan, dan membuat
pikiran bekerja lebih aktif sambil menekan beberapa efek ergogenik dan metabolik.
Hal ini yang membuat teh menjadi pilihan yang lebih baik untuk meditasi
dibandingkan dengan kopi (Weinberg dan Bealer, 2002).
Cokelat hanya mengandung sejumlah kecil kafein yang jauh lebih kecil bila
dibandingkan dengan kandungan kafein di dalam kopi dan teh. Jumlah kandungan
kafein di dalam cokelat sangat rendah. 1.4 ons batangan cokelat susu mengandungkan
kafein tidak lebih dari kadar kafein yang di dapat dalam satu cangkir kopi bebas
kafein (decaffeinated coffee). Rata-rata berjumlah 6 mg kafein pada 1 ons cokelat
susu dan satu cangkir kopi dengan kafein rendah, sedangkan kopi reguler akan
mengandung kafein antara 65 sampai 150 mg. Suatu senyawa yang mirip dengan
kafein ditemukan dalam cokelat yaitu Theobromine. Theobromine juga berfungsi
sebagai stimulan, seperti halnya kafein tetapi pengaruh dan sifat yang diberikan
berbeda. Theobromine hanya ditemukan dalam biji kakao dan produk-produk
turunannya.
Berbeda dengan efek yang dirasakan setelah mengkonsumsi kopi yaitu
jantung menjadi berdebar, pada saat mengkonsumsi cokelat hal itu sedikit sekali
terjadi. Hal tersebut dikarenakan kandungan kafein yang sangat rendah yang sangat

mungkin menurun pula pada saat pengolahan. Namun, cokelat dipercaya dapat
meningkatkan gairah seksual karena mengandung sedikit phenylethylamine (PEA)
sebagai pengantar perasaan senang. Sama dengan kandungan kimia yang dihasilkan
otak kita ketika merasa bahagia atau jatuh cinta (Brotodjojo, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, Made. 2008. Khasiat Warna-Warni Makanan. PT. Gramedia Pustaka


Utama. Jakarta.
Brotodjojo, L.C. 2008. All About Chocolate. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Hayati. 2012. Penggunaan Kafein dalam Dunia Olahraga dan Efeknya Sebagai
Ergogenik. WAHANA Volume 58, Nomer 1, Juni.
Hermanto. 2007. Kafein, Peningkatan Pembakaran Lemak Dan Performa Endurans.
http://www.chem-is-try.org. Diakses 5 November 2014.
Weinberg, B.A., dan B.K. Bealer. 2002. The Caffeine Advantage. The Free Press.
New York.

Vous aimerez peut-être aussi