Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENGKAJIAN DILAKUKAN
Nama
Kelompok 6
Hari
Rabu
Tanggal
4 Januari 2012
Waktu
17.00 WIB
Metode
I.
1. Nama KK
Tn. N
2. Jenis Kelamin
Laki-laki
3. Umur
56 Tahun
4. Agama
Islam
5. Pendidikan
6. Pekerjaan
Buruh
7. Alamat
Dukuwaluh RT 01 RW 02
Purwokerto, Banyumas
B. Komposisi Keluarga
Hubungan dg
No
Nama
Umur
Sex
1.
40 Th
Istri
SD
IRT
2.
11 Th
Anak
SLTP
Pelajar
3.
4 Th
Anak
4.
12 Th
Ponakan
SLTP
KK
Pendidikan Pekerjaan
Status
Status
imunisasi
Kesehatan
Sehat
Imunisasi tak
lengkap
Blm
Imuisasi tak
sekolah
lengkap
Pelajar
Sehat
Imunisasi tak
Tidak sehat
Sehat
lengkap
C. Genogram
D. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.N merupakan keluarga dengan tipe keluarga Extended Family dimana terdiri dari
keluarga inti bapak, ibu dan anak ditambah keponakan dan adik dari ibu.
E. Struktur peran
o Tn. N berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai buruh.
o Ny. W berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus keluarga beserta anak-anaknya.
o An. F berperan sebagai anak dari pasangan Tn. N dan Ny. W yang merupakan anak pertama
berperan sebagai anak sekolah.
o An A merupakan anak kedua dari pasangan Tn. N dan Ny. W berperan sebagai anak pra sekolah.
o An. R berperan sebagai keponakan atau anak dari adik Ny. W yang saat ini diasuh oleh keluarga
Tn. N sejak kecil diasuh oleh Tn. N karena ayah dari An. R meninggal dunia karena menderita
TBC sejak An. R masih kanak-kanak dan ibunya bekerja sebagai TKW di Malaysia (terkadang
ibunya pulang dan tinggal dikeluarga Tn. N, biasanya pulang 6 bln-1 tahun sekali).
F. Suku Bangsa
Keluarga Tn. N termasuk dalam suku Jawa dan kewarganegaraan Indonesia.
G. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama Islam.
H. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahapan perkembangan dengan anak sekolah
dimana anak I Tn N berumur 11 thn dan sekolah SD. Tn. N bekerja sebagai buruh yang berangkat
pagi dan pulang sore hari.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi keluarga Tn. N adalah memenuhi kebutuhan
dasar keluarga yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
(makan seadanya, mainan anak Cuma 3, pakaian kurang, alat sekolah, tidak ada fasilitas kamar
mandi dan WC, bila anak sakit terkadang hanya dibelikan obat apotik tanpa resep dokter,bila tak
sembuh baru diperiksakan ke Puskesmas).
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
o Ny. W menyatakan An. A mengidap batuk, pilek sudah 5 hari yang lalu dan sudah minum
obat beli di apotik.
o Ny. W mengatakan bila anak sakit, anak hanya dibelikan obat warung apabila tidak sembuh
kemudian baru diperiksakan ke Puskesmas terdekat.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Dalam keluargaTn. N ditemukan adanya penyakit menular TBC yang pernah diidap oleh adik dan
kakak dari Ny. W, serta adik ipar atau ibu dari An. R. Bahkan ayahnya An.R meninggal dunia
karena menderita penyakit TBC.
II.
RIWAYAT KESEHATAN
A. Kebutuhan Nutrisi
Kebiasaan makan
Kebiasaan minum
B. Kebutuhan Eliminasi
o
Pola BAB
Pola BAK
C. Istirahat Tidur
o
Waktu Tidur
Waktu Bangun
D. Kebersihan Diri
o
Mandi
2 kali sehari
Gosok gigi
2 kali sehari
Keramas
1 minggu 2 kali
Potong kuku
1 minggu 1 kali
E. Rekreasi/waktu senggang
Keluarga mempunyai kegiatan (aktifitas) rekreasi (melihat TV untuk hiburan keluarga).
III.
FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Afektif
Di antara anggota keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan menghargai satu sama lainnya.
B. Fungsi Sosial
Hubungan sosial terjalin dengan baik Ny. W selalu mengikuti perkumpulan PKK setiap tanggal 7
setiap bulan di RTnya dan perkumpulan Dasa Wisma setiap 2 minggu sekali.
C. Fungsi Perawatan Kesehatan
1. Pengetahuan keluarga tentang penyakit dan penanggulangannya
Bila ada anggota keluarga yang menderita sakit biasanya dibelikan obat diapotik bila tidak
sembuh baru dibawa ke fasilitas kesehatan (Puskesmas).
2. Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. N dikaruniai 2 orang anak.
IV.
V.
FAKTOR LINGKUNGAN
A. Karakteristik rumah
1. Karakteristik Rumah
o Rumah bentuk permanen dengan atap dari genteng, dan seng, lantai sudah diplester, tetapi
dapur masih berlantai tanah.
o Ukuran rumah 6,5 x 8 m2 menghadap ke barat.
o Tiap kamar mempunyai jendela, namun sebagian tidak dibuka sehingga siang hari tampak
gelap ruangan yang lain tidak ada ventilasi (jendela).
o Penerangan sudah menggunakan listrik tetapi kurang terang.
o Barang yang tak terpakai,sepeda dll disimpan di gudang.
2. Persediaan air bersih
Persediaan air bersih untuk minum dan memasak diambil dari sumur. Air untuk minum dimasak
terlebih dahulu, mandi, mencuci selalu di sumur tetapi bila BAB disungai dengan jarak 12 meter
dari rumah.
3. Pembuangan sampah
Sampah yang terkumpul dibuang ke sungai.
4. Pembuanganair limbah
Keluarga Tn.N membuang di belakang rumah, air limbah yang dihasilkannya dan dibiarkan
meresap ke dalam tanah.
5. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup luas dengan perabotan yang cukup jendela dan meja kursi tampak
banyak debu. Halaman rumah dan ruangan selalu disapu. Banyak pakaian yang bergantungan di
kamar dan ruang makan (di tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak
gelap. Tn. N mengatakan mereka nyaman dengan kondisi rumah yang sekarang. Kebiasaan Ny W
memasak dengan kayu bakar di dalam rumah dan asap pembakaran keluar lewat pintu.
6. Jamban keluarga
Keluarga Tn. N tidak memiliki jamban, sehingga bila BAB selalu di sungai (kali) yang tidak jauh
dari rumah sekitar 12 meter dari rumah.
B. Denah Rumah
8m
Dapur dan
Sumur
gudang
R.makan
2m
12m
6,5m
kamar tidur
kamar tidur
kamar tidur
gudang
Hubungan dengan
anggota masyarakat tidak ada masalah. Setiap bulan keluarga Tn. N mengikuti arisan yang diadakan
oleh RT dan setiap bulan sekali mengikuti rapat RT dan ronda malam seminggu sekali.
Ny.R yaitu tetangga (belakang rumah) Tn.N menderita penyakit TBC.
VI.
PSIKOLOGIS
A. Status Emosi
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang.
a.
Jangka Pendek
Sementara tidak mempunyai masalah berat.hanya an.A sedang batuk.
b.
Jangka Panjang
Keluarga Tn. N. memikirkan masalah biaya untuk hidup dan keinginan untuk menyekolahkan
anak-anaknya setinggi-tingginya.
B. Konsep Diri
o
Body Image
Personal Identity
Peran
Ideal Diri
ketabahan
ujian/masalah
dan
dan
kesabaran
dikabulkan
dalam
cita-citanya
menghadapi
untuk
dapat
Harga Diri
Tn.
menerima
setiap
ujian/masalah
yang
dihadapi
C. Pola Komunikasi
Keluarga selalu menggunakan bahasa Jawa dalam melaksanakan komunikasi dan setiap ada masalah
selalu dibicarakan satu sama lain.
VII.
DERAJAT KESEHATAN
A. Kejadiaan Kesehatan
Dalam bulan-bulan ini keluarga Tn. N lagi sehat, hanya anak A sdh 5 hari menderita batuk dan flu
tetapi tidak disertai dengan demam, saat pengkajian masih batuk Sampai sekarang tidak ada anggota
keluarga Tn. N yang rawat inap/opname atau harus menjalankan operasi.
B. Kejadiaan Cacat
Tidak ada yang mengalami kecacatan
C. Kejadian Kematian dalam 1 Tahun terakhir
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit dan menimbulkan kematian.
D. Perilaku Keluarga dalam Penanggulangan Sakit
Apabila keluarga ada yang menderita sakit biasanya dibelikan obat diapotik dan bila masih belum
sembuh maka dibawa ke Puskesmas.
KK (Tn.N)
Ny.w
An A
An F
An R
140/90 mmHg
110/80 mmHg
110/70 mmHg
110/80mmHg
o HR
80 kali/menit
84 kali/menit
96 kali/menit
86x/mnt
82x/mnt
o Respirasi
22 kali/menit
24 kali/menit
30 kali/menit
20x/mnt
20x/mnt
o Suhu Badan
36,5 C
36,7 C
36,5 C
36,4 C
36,4C
o BB
64 kg
45 kg
14 kg
29kg
35
o TB
168 cm
150 cm
97 cm
143 cm
144 cm
Fisik
Pemeriksaan
tanda2 vital
o Tekanan
Darah
Pemeriksaan
Fisik Head to
Toe
o Kepala
Kepala
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Rambut
Hitam, lurus
Hitam, lurus
Hitam, lurus
Hitam,lurus
Hitam,lurus
Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Konjungtiva
Tidak
Tidak anemia
Tidak anemia
Tdk anemis
Tdk anemis
o Mata
anemia
Sklera
Tidak ikterus
Tidak ikterus
Tidak ikterus
Tidak ikterus
Tidak ikterus
Pupil
Isokor
Isokor
Isokor
Isokor
Isokor
Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Perdarahan
Tidak
Tidak
Tidak mengalami
Tak ada
Tak ada
mengalami
mengalami
perdarahan
perdarahan
perdarahan
perdarahan
perdarahan
tampak
o Hidung
/secret
mengeluarkan
ingus dari hidung
o Telinga
Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh
Bentuk
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Lembab
Lembab
Lembab
Lembab
Lembab
Keadaan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tdk ada
Tdk ada
Gusi
perdarahan
perdarahan gusi
perdarahan gusi
perdarahan gusi
perdarahan
dan gigi
dan gigi
dan gigi
Keadaan
Tidak ada
Lidah
tanda
perdarahan
perdarahan
perdarahan
perdarahan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tdk ada
Tdk ada
pembesaran
pembesaran
pembesaran
pembesaran
pembesaran
kelenjar tyroid
kelenjar tyroid
Telinga
o Mulut
Keadaan
Bibir
perdarahan
o Leher
Tyroid
kelenjar
tyroid
o Integumen
Kebersihan
Klien
Turgor
Kelembaban
Klien tampak
Klien tampak
Klien tampak
bersih
bersih
bersih
bersih
bersih
Turgor kulit
Turgor kulit
Turgor kulit
baik
baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Irama teratur,
ronchi basah (+)
Irama teratur
dan tak ada
suara tambahan
Getaran suara
terdengar dg
teratur
Getaran suara
terdengar dg
teratur
Getaran suara
terdengar teratur
Getaran suara
terdengar
teratur
baik
o Pemeriksaan
Thorax
Inspeksi
Bentuk
Thorax
Pernafasan Irama teratur
dan tidak ada
suara
tambahan
o Pemeriksaan
Paru
Palpasi
Getaran
suara
terdengar
dengan
teratur
Perkusi
Bunyi resonan
Bunyi resonan
Bunyi resonan
Bunyi resonan
Bunyi resonan
Suara nafas
Suara nafas
Suara nafas
Suara nafas
Suara nafas
teratur
teratur
teratur
teratur
teratur
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tdk ada
benjolan
benjolan
benjolan
Tidak ada
tekan
tekan
tekan
tekan
Tidak ada
Tidak ada
Tdk ada
Tdk ada
Kesimetrisan Simetris
Simetris
Simetris
Simetris
simetris
Kekuatan
Baik
Baik
Baik
Baik
Auskultasi
o Abdomen
Inspeksi
Bentuk
Abdomen
Benjolan
benjolan
Palpasi
Tanda
Benjolan
Tidak ada
o Muskuloskeletal
/Ekstremitas
Baik
Otot
IX.
X.
ANALISA DATA
NO
1.
DATA FOKUS
PROBLEM
ETIOLOGI
Data Subyektif:
Ketidakefektifan
Ketidakmampuan
keluarga mengambil
untuk mengatasi
ISPA
Data Obyektif:
o An. A batuk dan pilek
o Badan tak panas, suhu badan 36,5 C
o Tampak mengeluarkan ingus dari hidung
o Pada pemeriksaan auskultasi paru An.A
terdengar ronchi basah (+)
o RR 28 kali/menit
o Nadi 96 kali/menit
o BB 14 kg
o TB 97 cm
2.
Data Subyektif:
Resiko terjadinya
Ketidakmampuan
penyakit TBC
keluarga
memodifikasi
lingkungan yang
mendukung
kesehatan
Data Obyektif
o Memasak dengan kayu bakar dan asapnya
masuk ke rumah
o Tiap kamar mempunyai jendela tetapi tidak
dibuka sehingga siang hari ruangan tampak
gelap.
o Imunisasi anak-anak Tn.N tidak lengkap
o BB An.A 14 kg (kurang ideal untuk umur 4
tahun)
o Komposisi makanan keluarga Tn.N
seadanya, makan 3 kali/hari,kadang
2x/hari.
XI.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
XII.
1. Diagnosa I
Ketidakefektifan jalan nafas An. A pada keluarga Tn N berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi ISPA
NO
KRITERIA
PERHITUNGAN SKOR
PEMBENARAN
1.
3/3 x 1
2.
2/2 x 2
3.
3/3 x 1
4.
Menonjolnya masalah
(tidak dirasakan)
0/2
5.
Total Skore
2. Diagnosa II
Resiko terjadinya penyakit TBC berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang mendukung kesehatan
NO
1.
KRITERIA
PERHITUNGAN SKOR
2/3 x 1
2/3
(ancaman kesehatan)
PEMBENARAN
2.
3.
diubah
(hanya sebagian)
sehat.
4.
1/2 x 2
2/3 x 1
2/3
dicegah
(cukup)
sehat.
Menonjolnya masalah
0/2
5.
Total Skore
3 1/3
1.
2.
XIV. PERENCANAAN
1. Diagnosa Keperawatan I
Tujuan Jangka
Panjang
Setelah
EVALUASI
1. Setelah dilaksanakan
Kriteria
Intervensi
Standar
Respon verba
dilaksanakan 2 kali
tindakan keperawatan
kunjungan ISPA
Penyebab ISPA :
mengemukakan pendapatnya
N dapat mengenal
Kurang gizi
tentang ISPA.
masalah kesehatan
nafas kembali
dengan menjelaskan
lancar.
masalah kesehatan.
2. Setelah penyuluhan 1
Respon verbal
Batuk
Pilek
Demam
Nafas cepat
Suara Parau
Nyeri tenggorokan
Keputusan keluarga
x 15 mnt keluarga
dapat mengambil
keputusan dengan
tindakan yang cepat.
Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh
3. Setelah tindakan 1 x
15 mnt keluarga Tn. N
Respon verbal
Perawatan ISPA :
Psikomotor
dapat merawat
Anggota keluarga
Psikomotor
pilek (Jeruk-Kecap):
ISPA
Merawat anggota
4. Keluarga mampu
Verbal
Pencegahan ISPA :
o
untuk memodifikasi
lingkungan yang dapat
Psikomotor
5. Keluarga mampu
mendukung kesehatan.
Respon verbal
Imunisasi lengkap
Kebersihan lingkungan:
o
Rumah dibersihkan
Jendela dibuka.
Debu dibersihkan.
memanfaatkan fasilitas
Puskesmas
kesehatan.
Rumah sakit
digunakan.
Bidan
Dokter
2. Diagnosa Keperawatan II
Tujuan Jangka
Panjang
EVALUASI
Kriteria
Respon verbal
Intervensi
Standar
Tanda-tanda TBC
Resiko/komplikasi
Setelah penyuluhan 1 x
15 menit :
mengemukakan pendapatnya
terjadi.
1. Keluarga mengenal
tentang TBC
tanda-tanda TBC
Sesak nafas
BB turun
gejala TBC
Nyeri dada
.
Cara penularan TBC :
2. Cara penularan TBC
dan pencegahan TBC
Respon verbal
Secara langsung :
pencegahan TBC.
o
matahari
Ventilasi rumah yang cukup
Menutup mulut saat bersin dan batuk
dengan menggunakan tissue
Tidak meludah di sembarang tempat
Imunisasi
Makanan bergizi
3. Setelah pertemuan 1 x
15 menit keluarga
Puskesmas
dapat mengambil
Rumah sakit
4. Setelah pertemuan 1 x
15 menit keluarga
mampu merawat
anggota keluarga yang
menderita TBC
Perawatan TBC :
o
Imunisasi.
parah.
o
pertemuan dapat
memodifikasi
penyembuhan.
5. Setelah 1 x 15 menit
Respon verbal
lingkungan.
dari asap.
diketahui.
6. Setelah 1 x 15
menit pertemuan
Respon verbal
keluarga mampu
memenfaatkan
untuk penanganan
o
fasilitas kesehatan
dengan :
telah didiskusikan.
o Mampu
menyebutkan
fasilitas kesehatan
: Puskesmas, RS.
XV.
NO
DX
IMPLEMENTASI
WAKTU
TUK
Rabu, 11
Januari
IMPLEMENTASI
EVALUASI
2012
Pukul
17.00
ISPA.
7.Berikan jeruk-kecap.
III
dengan benar.
O : - Klien terlihat antusias dalam
II
perawatan ISPA.
- Imunisasi lengkap.
perawatan ISPA
- Berobat ke puskesmas./RS
- Persiapkan demonstrasi
pembuatan obat tradisional
untuk ISPA yaitu :
Rabu, 11
Januari
sebelumnya :
2012
Pukul
ISPA
penularan penyakit.
17.00
Obat Tradisional
Nafas cepat
Wajah pucat
dapat mendukung
Panas/demam
jarang dibuka
Sendok makan
Jeruk nipis
Kecap
Gelass
ini, missal :
- Keluarga dapat
menyebutkan fasilitas
kesehatan yang dapat
- Keluarga dapat
syarat).
gelas.
-
dimanfaatkan.
A : - Tupen modifikasi
mencegah penyebaran
I, II
I,II
Rabu, 11
Rumah Sehat
P : - Tupen memanfaatkan
Januari
2012
secara kognitif.
Pukul
17.00
ke fasilitas kesehatan.
- Ventilasi cukup
keluarga.
dapat memanfaatkan
penularan penyakit.
laporan.
penyebaran penyakit.
III
Rabu, 11
Januari
2012
gejala dariTBC.
Pukul
17.00
TBC.
perawatan/ pengobatan,
TBC.
TBC
Imunisasi lengkap.
Berobat ke puskesmas./RS
bertanya.
A : - Tujuan tercapai/jangka
pendek (TUK I) sebagian.
P : - Pertahankan tujuan yang
sudah tercapai.
- Beri motivsi untuk
memahami tentang tanda
dan gejala dariTBC.
-. Beri motivsi untuk
memahami tentang cara
perawatan/ pengobatan,
penularan dan pencegahan
TBC
Sasaran
Keluarga Tn. N
Tema
Penanganan ISPA
Hari, Tanggal
Waktu
Kunjungan Ke
II
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 4 Januari 2012 pada keluarga Tn. N di desa Dukuhwaluh Rt
01 Rw 02, ternyata diketahui bahwa An. A menderita ISPA, dan Ny. W tidak mengetahui
bagaimana mengatasi ISPA pada An. A, oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada keluarga Tn.
N mengenai bagimana penanganan ISPA pada Anak dan pembuatan obat tradisional untuk batuk
(Jeruk-Kecap).
B. Tujuan Utama
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Tn. N dapat melakukan perawatan ISPA pada An.
A cara pembuatan obat tradisional untuk batuk (Jeruk-Kecap).
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit keluarga Tn. N dapat menjelaskan
kembali tentang: pengertian ISPA, tanda dan gejala, serta demonstrasi cara pembuatan obat
tradisional untuk batuk (Jeruk-Kecap).
D. Tahap Kegiatan
Tahap dan Waktu
Pendahuluan
Kegiatan Perawat
Kegiatan Keluarga
1. Menjawab salam
(10 menit)
keluarga Tn. N
2. Mengingatkan kontrak yang telah
2. Memberikan Respons
disepakati
3. Menanyakan kesiapan keluarga untuk
3. Menjawab tentang
kesepian
4. Memperhatikan
Pelaksanaan
(20 menit)
1. Memperhatikan
2. Memperhatikan
3. Memperhatikan
4. Bertanya
5. Memperhatikan
(10 menit)
1.
Membuat kesimpulan
bersama keluarga
didiskusikan
2. Memberkan informasi cara dan tempat
2.
Memperhatikan
3.
Mengungkapkan
E. Materi
o
Pengertian ISPA
Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh
Penyebab ISPA
Penatalaksanaan ISPA
F. Media
o
Tanya jawab
Diskusi
Booklet
Leaflet
Latar belakang
ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan
balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.Setiap anak diperkirakan
mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya.40 % -60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh
penyakit ISPA.Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang
terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan .
Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan
berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang
disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi
seperti yang telah dilaporkan berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.
Definisi ISPA
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan
singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan
saluran pernapasan bagian bawah.
ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan
saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi
paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung
kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila
terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama
terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu
besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya
pemakaian antibiotik
Tanda-tanda bahaya
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejalagejala yang ringan.Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila
semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal.Bila sudah
dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian
mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang
sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.Tanda-tanda
bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.
Tanda-tanda klinis
Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak,
napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung,
kejang dan coma.
Penatalaksanaan ISPA
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjuk standar pengobatan penyakit
ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta
mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup
pula petunjuk tentang pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang
penting bagi pederita ISPA. Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
Klasifikasi ISPA
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest
indrawing).
Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan
dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan
pneumonia.
Pengobatan
Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya.
Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi
kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat
dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk
dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun
panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan
didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher,
dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik
(penisilin) selama 10 hari.
Perawatan dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA.
Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis sendok
teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari
biasanya, lebih-lebih jika muntah.Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.
Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini
akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang
diderita.
Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada
anak dengan demam.Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan
dan menghindari komplikasi yang lebih parah.Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat
yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap.Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak
memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan.Untuk penderita
yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut
diberikan dengan benar selama 5 hari penuh.Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik,
usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.
Immunisasi.
Immunisasi.
Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak, penyebab
kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit ISPA tergantung kepada
pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan penderita, Penatalaksanaan dan pemberantasan
kasus ISPA diperlukan kerjasama semua pihak, yaitu peranserta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter,
para medis dam kader kesehatan untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka, kematian dan angka
kesakitan sesuai harapan pembangunan nasional.
1. Fase Persiapan
Mencuci Tangan
2. Fase Kerja/Persiapan Alat
o
Ambil 1 sendok makan air jeruk nipis, kemudian tuangkan kedalam gelas berisi kecap.
Mencuci tangan
Sasaran
Keluarga Tn. N
Tema
Hari, Tanggal
Waktu
Kunjungan Ke
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 6 mei 2008 pada keluarga Tn. N di desa kedondong Rt 04 Rw
01, ternyata diketahui bahwa An. K menderita ISPA yang disertai demam, dan Ny. Nh tidak
mengetahui bagaimana mengatasi demam pada An. K, oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada
keluarga Tn. N mengenai bagimana penanganan pada anak demam dan cara mengukur suhu badan
dengan menggunakan alat Termometer.
B. Tujuan Utama
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Tn. N dapat melakukan perawatan demam pada
An. K cara menggunakan alat untuk mengukur suhu badan yaitu termometer.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit keluarga Tn. N dapat menjelaskan
kembali tentang: pengertian demam, penyebab serta gejalanya dan cara mengukur termometer.
C. Tahap Kegiatan
Tahap dan Waktu
Pendahuluan
Kegiatan Perawat
(10 menit)
Kegiatan Keluarga
Menjawab salam
Memberikan Respons
Menjawab tentang
keluarga Tn. N
kesepian
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
(20 menit)
Memperhatikan
Bertanya
Memperhatikan
Membuat kesimpulan
Penutup
(10 menit)
bersama keluarga
Memperhatikan
Mengungkapkan
D. Materi
o
Pengertian Demam
Penyebab Demam
Patofisiologi Demam
Pendekatan Diagnostik
Penatalaksanaan Demam
Kesimpulan
E. Media
o
Tanya jawab
Diskusi
Booklet
Leaflet
Pengertian Demam
Demam adalah keadaan di mana terjadi kenaikan suhu tubuh hingga 38oC atau lebih. Ada juga
yang mengambil batasan lebih 37,8oC sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40oC disebut demam tinggi
(hiperpireksia) dan bila suhu tubuh kurang dari 36oC disebut hipotermi.Sejak dahulu demam merupakan
suatu petanda adanya gangguan kesehatan, sehingga pada anak sebanyak 10-15 % demam merupakan
alasan orang tua untuk membawa anak ke dokter. Bahkan sering orang tua menyamakan tingginya
demam dengan beratnya penyakit.Perlu diketahui bahwa demam hanyalah suatu keluhan dan bukan suatu
diagnosis. Sebagai suatu keluhan demam merupakan keluhan kedua terbanyak setelah keluhan nyeri., jadi
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diketahui lebih banyak tentang demam. Demam
umumnya tidak berbahaya tetapi bila demam tinggi dapat membahayakan anak.
Pengobatan demam tidak selalu menyenangkan, efektif dan berguna malahan mungkin
berbahaya. Untuk menurunkan demam dapat digunakan cara fisik dan pemberian antipiretik. Pengobatan
yang rasionil memerlukan pengertian yang baik tentang mekanisme pengaturan suhu tubuh, penyebab
Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh
demam serta pengetahuan tentang cara pengobatan yang dapat menurunkan suhu tubuh. Pengobatan yang
ditujukan terhadap penyakit yang menyebabkan demam tersebut tentu saja tetap merupakan prioritas
utama.
Penyebab Demam
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran panas., dan hampir selalu
diidentikkan dengan terjadi infeksi padahal cukup banyak keadaan yang dapat menimbulkan demam.
Demam yang berhubungan dengan infeksi kurang lebih hanya 29 - 52%, sedangkan 11-20 %
berhubungan dengan penyakit kolagen, 6 - 8 % dengan keganasan, 4 % dengan penyakit metabolik dan
11 - 12 % dengan penyakit lain. Penyakit infeksi yang terbanyak menimbulkan demam adalah infeksi
saluran napas akut (ISPA), demam berdarah dengue dan demam tifoid serta malaria (pada daerah
endemis). Demam yang terjadi tiba-tiba dan sangat tinggi biasanya disebabkan oleh virus.
Patofisiologi Demam
Manusia adalah makhluk yang dapat mempertahankan suhu tubuhnya walaupun suhu
disekitarnya berubah artinya suhu tubuh relatif tetap sekitar 37o C . Pengaturan suhu tubuh ada di susunan
saraf pusat yaitu "set-point" hipotalamus dimana terjadi keseimbangan antara pembentukan dan
pengeluaran panas. Di tempat dingin pembentukan panas bertambah dan pengeluaran panas berkurang.
Sebaliknya di tempat panas, pengeluaran panas akan ditingkatkan .
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set-point, tetapi ada peninggian suhu
tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set-point seperti pada
penderita gondok atau keracunan aspirin. Infeksi menimbulkan demam karena endotoksin bakteri
merangsang sel lekosit (PMN) membuat pirogen endogen (PE) yang bekerja di hipotalamus membentuk
prostaglandin yang akan meningkatkan set-point. Demam yang terjadi pada keganasan, infeksi virus,
penyakit darah, kolagen, gangguan metabolik, alergi, juga disebabkan pelepasan PE, tetapi sumber PE
bukan sel PMN.
Tanda dan Gejala
Ada beberapa hal yang dapat terjadi akibat demam itu sendiri:
o peningkatan denyut jantung, curah jantung
o malaise, perasaan tidak enak, kurang nafsu makan, tidak bisa tidur dan gelisah, kejang.
o pengeluaran panas melalui paru dan kulit berupa napas cepat dan berkeringat banyak
o kekurangan cairan dan elektrolit (dehidrasi).
Kerusakan jaringan biasanya terjadi bila suhu lebih tinggi dari 41,1oC. Jaringan yang paling
mudah terkena ialah susunan saraf pusat (otak) dan otot. Kerusakan otak bersifat menetap dan bila batang
otak rusak, termostat hipotalamus dapat terganggu dan dapat terjadi panas sentral yang tidak bisa diatasi
dengan obat penurun panas (antipiretik) berupa koma, kejang, kelumpuhan dan udem otak.
Terdapat perbedaan tingginya demam antara bayi kecil dan anak disebabkan karena kemampuan
meningkatkan set-point, dimana bayi berumur kurang dari 3 bulan jarang suhu tubuh sampai lebih dari
40oC. Bayi berumur kurang dari 2 bulan lebih sering menunjukkan demam minimal atau tidak demam
sama sekali pada saat menderita infeksi.
Pendekatan Diagnostik
Informasi orang tua/ pengasuh anak sangat penting untuk dikembangkan. Anak yang menangis
pada saat telinga disentuh mungkin menunjukkan infeksi telinga atau anak yang menutup mulutnya eraterat ketika diberi makan mungkin merasa sakit di sekitar mulutnya.Pengamatan yang cermat menempati
peranan penting dalam pemeriksaan anak, mungkin anak tidak perlu disentuh tetapi diperhatikan tingkah
lakunya pada saat ia duduk di pangkuan orang tuanya. Anak tidak dapat menentukan bagian tubuh mana
yang terasa sakit dan seringkali ia takut pada dokter.
Pada bayi umur kurang dari 3 bulan, misalnya infeksi serius oleh Streptococcus grup B dan
bakteri gram negatif, lebih ditunjukkan oleh penampakan yang lain dari biasanya misalnya tiba-tiba tidak
mau menetek,susah tidur, rewel, menangis terus dibandingkan peningkatan suhu. Pada anak umur lebih
dari 3 bulan makin tinggi suhu makin mungkin disebabkan infeksi serius misalnya oleh Haemophyllus
influenzae yang menyebabkan radang otak. Setelah anak berumur 3 tahun lebih jarang terjadi radang otak
karena ia telah mempunyai kekebalan alami dan pada usia ini demam sering disebabkan oleh infeksi
saluran napas akut , infeksi virus termasuk demam berdarah atau demam tifoid.
Penatalaksanaan Demam
Dalam penatalaksanaan demam diperlukan pengertian tentang mekanisme pengaturan suhu
tubuh. Apakah setiap demam perlu diobati? Tidak semua demam memerlukan terapi, misalnya pasca
imunisasi, mungkin hanya tindakan berupa kompres saja bahkan tidak perlu dengan air es, cukup air
biasa. Atau pertanyaan lain apakah peranan demam terhadap penyakit ? Menguntungkankah atau
merugikan?.Pada tingkat tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan tubuh, sedangkan penurunan
suhu dengan obat-obatan justru dapat mengaburkan gejala. Pemberian obat yang relatif tidak aman lebih
berbahaya dari demamnya sendiri misalnya resiko alergi atau keracunan.
Tujuan pengobatan adalah membebaskan penderita dari keluhan demam dengan segala akibat
yang dapat ditimbulkan oleh demam itu sendiri. Dianjurkan pengobatan simptomatik demam untuk
mengurangi resiko demam tinggi dan kejang demam, mengurangi perasaan tidak enak dimana orang tua
juga pasti ikut cemas, mengurangi pemakaian energi pada pasien dengan kelainan kardiovaskular.
Penatalaksanaan demam pada anak dapat dilakukan secara fisik dan obat-obatan atau kombinasi
keduanya.
Secara fisik:
o Bukalah pakaian dan mantel yang berlebihan-lebihan.
o Memperhatikan aliran udara didalam ruangan
Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh
Ringkasan
Dikatakan demam apabila suhu tubuh meningkat hingga 38oC atau lebih.Demam bukan suatu
diagnosis tetapi merupakan salah satu gejala dari suatu penyakit, oleh sebab itu penyakit utama yang
menyebabkan demam itulah yang harus ditangani.Demam umumnya tidak berbahaya tetapi bila demam
tinggi dapat membahayakan bagi anak. Penatalaksanaan demam dapat dilakukan secara fisik, dengan
obat-obatan atau kombinasi keduanya
1. Pengertian
Mengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang ditempatkan diketiak.
2. Tujuan
Untuk mengetahui suhu badan anak
3. Persiapan Alat
o Termometer
o Tisu/Kain
Asuhan Keperawatan Keluarga di desa Dukuhwaluh
4. Prosedur
o Siapkan alat
o Cuci tangan
o Bersihkan ujung thermometer sebelum digunakan dengan menggunakan tisu atau kain bersih
o Pencet tombol on/off pada thermometer
o Pasangkan thermometer pada ketiak anak hingga berbunyi
o Bila thermometer sudah berbunyi kemudian thermometer diambil dari ketiak anak dan dilakukan
pembacaan pada thermometer dengan melihat angka yang tertera di thermometer tersebut
o Angka yang tertera menunjukan suhu badan anak
o Setelah selesai pengukuran, matikan thermometer dengan memencet tombol on/off pada
thermometer
o Bersihkan thermometer dengan menggunakan tisu atau kain pada ujungnya
o Simpan kembali thermometer pada tempat yang aman dari jangkauan anak-anak