Vous êtes sur la page 1sur 21

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN ANEMIA


Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1
yang dibina oleh Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp M.Pd.

Oleh
Kelompok 5
Adila Alif Nugrahaeni
Nizar Fauziah
Wuri Ayu Wirdhani
Khoirotun Nimah
Indra Aulia Rahman
Ika Dwi Lestari
Rifta Elmaviana
Dwi Ardi Wicaksono
Eko Adi Putra

1301460008
1301460015
1301460019
1301460022
1301460023
1301460030
1301460035
1301460046
1301460051

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN MALANG
September 2014

A. TINJAUAN TEORI
1.

Pengertian Anemia
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,

elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin atau jumlah eritrosit lebih
rendah dari keadaan normal yaitu bila Hb berkurang dari 14 g/dl dan hematokrit kurang dari
41% pada pria atau Hb kurang dari 12 g/dl dan hematokrit kurang dari 37% pada wanita.
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000, hal. 547).
Jadi Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal, sehingga mengakibatkan
penurunan pengangkutan oksigen ke jaringan.
2.

Klasifikasi Anemia

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:


a. Anemia hipoproliferatif
yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh defek produksi sel darah
merah, meliputi:
1) Anemia aplastik
Penyebab:

agen neoplastik/sitoplastik

terapi radiasi

antibiotic tertentu

obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason

benzene

infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang


Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia


Anemia aplastik
Gejala-gejala:

Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)

Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,


perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik

2)

Anemia pada penyakit ginjal


Gejala-gejala:

Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl

Hematokrit turun 20-30%

Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi


Penyebabnya: menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi
eritopoitin

3) Anemia pada penyakit kronis


Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis
normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang
normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis,
tuberkolosis dan berbagai keganasan
4) Anemia defisiensi besi
Penyebab:

Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi

Gangguan absorbsi (post gastrektomi)

Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varisesoesophagus,


hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)


sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi


Gejala-gejalanya:

Atropi papilla lidah

Lidah pucat, merah, meradang

Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut

Morfologi: anemia mikrositik hipokromik


5) Anemia megaloblastik
Penyebab:

Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat

Malnutrisi,

malabsorbsi,

penurunan

intrinsik

faktor

(aneia

rnis

st

gastrektomi)infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik,


infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi


b. Anemia hemolitika
yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh destruksi sel darah
merah:

Pengaruh obat-obatan tertentu

Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik

Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase

Proses autoimun

Reaksi transfusi

Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

3.

Etiologi
a. Terjadi karena gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang sehingga terjadi
penurunan produksi eritrosit, dapat terjadi karena:

Peningkatan sintesis hemoglobin seperti defisiensi zat besi dan thalasemia.

Rusaknya sintesis DNA karena penurunan vitamin B12 (cobalamin) dan


defisiensi asam folat.

Pencetus terhadap penurunan jumlah eritrosit seperti anemia aplastik, anemia dari
leukemia, dan penyakit kronik.

b. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan)

Akut, bisa disebabkan karena trauma dan rupturnya pembuluh darah.

Kronik, seperti gastritis, menstruasi dan hemoroid.

c. Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya (hemolisis)

4.

Intrinsik : hemoglobin yang tidak normal, defisiensi enzim (G6PD)

Ekstrinsik : trauma fisik, antibodi, infeksi dan toksik (malaria).

Patofisiologi
Kegagalan sumsum tulang

Kehilangan sel darah merah berlebihan

Misalnya berkurangnya produksi sel darah merah (eritropoesis)

Terjadi kekurangan nutrisi karena kurang masuknya zat besi dalam tubuh melalui makanan
akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal

Keluar melalui perdarahan misalnya melahirkan atau kecelakaan

Anemia
5.

Manifestasi Klinis

Kulit (pucat, kuning, pruritus)

Mata (ikterik, konjungtiva dan sklera, penglihatan kabur)

Mulut (glositis, rasa tidak enak di mulut)

Kardiovaskuler (takikardia, peningkatan tekanan darah, murmur sistolik, intermittent


claudication, nyeri, CHF, MCI)

6.

Paru-paru (tachypnea, orthopnea, dyspnea)

Saraf (sakit kepala, pusing, penurunan aktivitas)

Sistem pencernaan (anorexia, hepatomegali, splenomegali, gangguan menelan)

Muskuloskeletal (nyeri pada tulang)]

Umum (sensitif terhadap dingin, penurunan berat badan dan mudah mengantuk).

Komplikasi
Komplikasi umum akibat Anemia meliputi:

gagal jantung kongestif

7.

parestesia dan,

kejang

sepsis, akibat daya tahan tubuh kurang

Pemeriksaan Penunjang

Jumlah hemoglobin lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)

Kadar hemalokrit menurun.( normal 37 %-41 %)

Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum


Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah kronis.

8.

Peningkatan Bilirubin total

Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)

Penatalaksanaan Anemia

Transplantasi sumsum tulang

Imunoterapi dengan globulin antitimosit ATG atau Globulin Anti Limfosit (ALG)

Tranfusi darah

Antibiotik untuk mengatsi infeksi

Makanan

Istirahat

(Wong, 2001. Sacharin, 1996. Betz and Sowden, 2002).


B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ANEMIA
PEMAPARAN KASUS
Pasien bernama Ny. V berusia 36 tahun, beragama Islam, masuk RS Sint. Carolus
pada tanggal 20 September 2014 jam 15.00 WIB dengan diagnosa medik Anemia. Alasan
pasien masuk rumah sakit

karena sering pusing, lemah, lesu, mudah capek, konstipasi,

mual, muntah, panas dingin.


Wajah pasien terlihat pucat serta pasien mengatakan bila duduk dan langsung berdiri
kepala pusing, kunang-kunang dan gelap, pasien juga mengatakan bahwa BB pasien telah
turun 3 kg dalam seminggu terakhir.
Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Setelah dilakukan
observasi tanda-tanda vital didapatkan data: TD : 100/70 mmHg, N : 100 x/menit, RR : 80
x/menit, Suhu: 35oC. pernapasan : 26 x/menit.
1.

PENGKAJIAN
a.

Biodata
1.

Nama

: Ny. V

2.

Jenis Kelamin

: Perempuan

3.

Umur

: 36 th

4.

Status Perkawinan

: sudah menikah

5.

Pekerjaan

: ibu rumah tangga

6.

Alamat

: Jl. Besar Ijen Malang

7.

Agama

: Islam

8.

Tanggal MRS

: 20 September 2014

b.

Diagnosa Medis

: Anemia

c.

Keluhan Utama

: pusing

d.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien MRS tanggal 20 September 2014 dengan kondisi lemah dan bibir kering
pecah-pecah, mudah mengantuk. Pasien mengatakan mengalami pusing, kelemahan
fisik, gelisah, dan keringat dingin. Pasien juga mengatakan bila duduk dan langsung
berdiri kepala pusing, kunang-kunang dan gelap.
e.

Riwayat Kesehatan /Penyakit yang Lalu:


Pada tahun 2011 pasien pernah MRS dengan keluhan anemia.

f.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Anggota keluarga pasien ada yang pernah menderita anemia yaitu ibu pasien.

g.

Pola Aktivitas Sehari-hari


1. Pola Nutrisi dan Metabolik
Pasien mengalami mual/muntah, tidak nafsu makan (anoreksia), sehingga
asupan nutrisi pasien kurang dan BB menurun 3 kg dari 52 kg menjadi 49 kg
2. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan mengalami sulit BAB karena pasien tidak nafsu makan
sehingga pasien mengalami distensi abdomen
3. Pola istirahat-tidur
Pasien tidur lebih dari 5 jam perhari, dan istirahat lebih dari normal karena
mudah lelah
4. Kebersihan diri
Pasein mandi 3 x sehari dan dan selalu membersihkan lingkungan rumahnya
setiap hari
5. Persepsi pengelolaan pemeliharaan kesehatan
Pasien selalu membersihkan lingkunagan rumahnya setiap hari dan menguras
kamar mandi setidaknya 1 x dalam 1 minggu
6. Aktivitas-Latihan
Pasien mengatakan mudah capek dan lemas dalam melakukan aktivitasnya
sebagai ibu rumah tangga, klien juga mengatakan bahwa sering pusing jika
setelah duduk langsung berdiri.
7. Kognitif dan Perseptual
8. Toleransi Koping Stress

9. Seksualitas
Pasien mengatakan mengalami perubahan siklus menstruasi menjadi 2 bulan 1
kali serta mengalami penurunan gairah seksual karena badannya terasa lemah
10. Peran hubungan
11. Nilai keyakinan
h. Riwayat Psikososial
Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik. Keluarga juga
mengatakan bahwa paisen merupakan orang yang baik dan menyenangkan
i.

Pemeriksaan Fisik
1.

Keadaan Umum
Kesadaran

pasien yaitu compos mentis tetapi keadaan fisik pasien

pucat,

mudah mengantuk , dan tubuh tampak lemah, letih, lunglai, lemas, dan lesu.
2.

3.

Tanda-tanda Vital
Suhu

: 35oC (hipotermi)

Nadi

: 100x/menit (takikardi)

TD

: 100/70 mmHg (hipotensi)

RR

: 26 x/ menit

Pemeriksaan kepala dan leher


Wajah

: pucat

Rambut

: rambut rapuh, mudah rontok ,kering mudah putus,

kasar, dan berwarna merah


Kulit kepala

: ada ketombe, tidak ada lesi

Bentuk kepala

: simetris, tidak ada benjolan

Mata

: munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak

mata bawah)
Membran mukosa mulut

: kering, bibir pucat, pecah-pecah

Telinga

: simetris kanan-kiri, tidak ada gangguan

pendengaran, tidak ada lesi, daun telinga dingin


Leher
4.

: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid

Pemeriksaan Integumen
Warna kulit pucat, kering, tekstur kasar, turgor kulit buruk yaitu tidak dapat
kembali > 2detik.

5.

Pemeriksaan Dada dan Thorax

Inspeksi

: bentuk dada simetris

Palpasi

: tidak ada nyeri, tidak ada benjolan/massa

Perkusi

: normal (sonor)

Auskultasi : -BJ 1: normal (dup lup)


-BJ 2: normal (lup dup)

-BJ 3: normal (dup dup)


6.

Payudara
Bentuk simetris, tidak ada benjolan abnormal

7.

Pemeriksaan Abdomen
Terjadi distensi abdomen.

8.

Inspeksi

: bentuk simetris, tidak ada lesi

Perkusi

: hipertimpani

Auskultasi : tidak ada suara tambahan

Palpasi

: terjadi distensi abdomen, nyeri pada abdomen

Genitalia
Jenis kelamin pasien perempuan, pasien membersihkan daerah kelamin 3 x
setiap dengan mandiri

9.

Ekstremitas
Ekstremitas dingin, kering, tekstur kasar, turgor kulit buruk yaitu tidak dapat
kembali > 2detik

j.

Pemeriksaan Neurologis
Pasien sering mengalami pusing dan apabila duduk langsung berdiri pasien langsung
pusing dengan mata berkunag-kunag

k. Pemeriksaan penunjang

l.

a.

Hb: 8,9 g/dl lebih rendah dari normal (normal: 12-15 g/dl )

b.

Ht: 28% menurun.( normal 37 %-41 %)

c.

Kadar eritrosit 3,3 /ul ( normal 3,8-5,2 (106/l).

Terapi pengobatan

Cairan infus: 20 tetes/menit

Oksigenasi sesuai keperluan

Pemberian zat besi tambahan

Transfusi darah.

2.

ANALISA DATA
Nama Pasien

Umur

No. Register

DATA PENUNJANG

MASALAH

KEMUNGKINAN PENYEBAB

O:

Perubahan Perfusi

Penurunan jumlah sel darah merah

Klien

sering Jaringan

mengeluh

jaringan menurun

pusing

Klien

sirkulasi O2 yang dikirim ke

mengatakan

duduk

dan

berdiri

kepala

bila

langsung
pusing,

kunang-kunang dan gelap.


O:

Hb: 8,9 g/dl lebih rendah


dari normal (normal: 12-15
g/dl )
Ht: 28% menurun.(
normal 37 %-41 %)
Kadar eritrosit 3,3 /ul (
normal 3,8-5,2 (106/l).
Kulit pucat
Membran mukosa kering
Rambut rapuh
TD 100/70 mmHg
S:

Gangguan

Anoreksia

dan

nausea

Pasien mengatakan tidak keseimbangan nutrisi

gangguan

nafsu makan

kurang dari kebutuhan

kurang dari kebutuhan

Konstipasi

Anoreksia intake tidak adekuat

Pasien

keseimbangan

nutrisi

mengatakan

merasa mual
O:

BB turun dari 3 kg dari 52

kg menjadi 49 kg

Penurunan turgor kulin

Perubahan mukosa mulut

S:

Pasien mengatakan tidak


bisa BAB selama 3 hari

Pasien mengatakan tidak


nafsu makan

O:

konstipasi

Pasien hanya makan 2


sendok

S:

Intoleransi aktifitas

Pasien

mengatakan

mudah capek dan lemas


dalam

melakukan

aktifitasnya
O:

Pasien terlihat terengahengah setelah melakukan


toileting

Kelemahan, lemas intoleransi


aktifitas

PATHWAYS
Depresi/kegagalan sumsum tulang

Penurunan jumlah sel dalam sumsum tulang

Eritropoesis / Penurunan jumlah sel darah merah


Anemi ( Hb 12-16 gr/dl)

Sirkulasi O2 yang dikirim ke jaringan menurun

Pucat, ekstremitas dingin

lemah, letih, lesu, lunglai,

Pusing

lemas

Perubahan Perfusi Jaringan

Intoleransi Aktivitas

Penurunan masukan dalam tubuh/


Intake yang tidak adequat

Konstipasi

Anoreksia, Nausea

ganggguan keseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan

3.

DIAGNOSA
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke sel dan
jaringan Ditandai dengan Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering, dan
rambut rapuh, tekanan darah rendah.
b. Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhungan dengan anoreksia
atau nausea, ditandai dengan Penurunan berat badan normal, penurunan turgor kulit,
perubahan mukosa mulut, nafsu makan menurun, mual.
c. konstipasi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat Ditandai dengan Adanya
perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah feses, mual, muntah, penurunan
nafsu makan
d. Intoleransi aktifitas berhungan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan
kebutuhan Ditandai dengan mengatakan mudah capek dan lemas dalam melakukan
aktivitasnya

4.

PERENCANAAN
a.

Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke sel


dan jaringan Ditandai dengan Palpitasi : kulit pucat, membrane mukosa kering, dan
rambut rapuh, tekanan darah rendah.
1) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, perfusi
jaringan adekuat
2) Kriteria hasil:
a. TTV stabil
b. Turgor kembali normal
c. Membran mukosa berwarna merah muda
d. Rambut tidak rapuh
3) Intervensi
a. Awasi TTV, warna kulit, serta membran mukosa
b. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi
c. Awasi upaya pernapasan dan auskultasi bunyi napas
d. Catat keluhan rasa dingin
e. Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi
f. Hindari penggunaan bantalan penghangat atau botol air panas
g. Kolaborasikan pemeriksaan lab Hb dan Ht serta sel darah merah
h. Kolaborasikan pemberian oksigen tambahan
i. Kolaborasikan untuk pemberian zat besi tambahan

b.

Gangguan keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhungan dengan anoreksia


atau nausea, ditandai dengan penurunan berat badan normal, penurunan turgor kulit,
perubahan mukosa mulut, nafsu makan menurun, mual.
1) Tujuan: Setelah dilakukan tondakan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi.
2) Kriteria hasil:
a. Nafsu makan meningkat
b. Peningkatan berat badan pasien naik 1 kg menjadi 50 kg
c. Turgor kulit kembali normal
d. Pasien mengatakan tidak mual
3) Intervensi
a. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
b. Observasi dan catat intake pasien
c. Timbang berat badan setiap hari
d. Observasi dan catat kejadian mual dan muntah
e. Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk pemberian intake yang sesuai indikasi
f. Kolaborasikan untuk pemberian vitamin dan suplemen mineral.

c.

Konstipasi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan adanya
perubahan pada frekuensi, karakteristik dan jumlah feses, mual, muntah, penurunan
nafsu makan
1) Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam konstipasi
dapat teratasi.
2) Kriteria hasil:
a. Pasien mengatakan BABnya sudah lancar, tidak mengalami konstipasi
b. Pasien menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup yang menjadi penyebab
terjadinya konstipasi.
3) Intervensi
a. Observasi frekuensi, karakteristik, dan jumlah feses.
b. Auskultasi bunyi usus
c. Awasi masukan dan haluan dengan perhatian khusus pada makanan/cairan.
d. Kolaborasikan dengan ahli gizi untuk pemberian diit seimbang dengan
tinggi serat.
e. Kolaborasikan untuk pemberian pelembek feses, stimulan ringan, laksatif
pembentuk bulk, atau enema sesuai indikasi.

d.

Intoleransi aktifitas berhungan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan


kebutuhan Ditandai dengan

mengatakan mudah capek dan lemas dalam

melakukan aktivitasnya
1) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam kebutuhan
aktifitas terpenuhi.
2) Kriteria hasil:
a. pasien melaporkan peningkatan toleransi aktifitas.
b. pasien menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, seperti nadi,
pernapasan, dan tekanan darah dalam rentang normal pasien.
3) Intervensi:
a. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas normal
b. Catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas.
c. Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan gaya jalan, kelelahan otot.
d. Awasi nadi, pernapasan, dan tekanan darah selama dan setelah kegiatan.
e. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
f. Prioritaskan jadwal asuhan untuk meningkatkan istirahat.
g. Berikan bantuan dalam aktifitas atau ambulasi bila diperlukan.
h. Rencanakan kemajuan aktifitas dengan pasien.
i. Gunakan teknik penghematan energi, misal mandi dengan duduk.
j. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktifitas bila palpitasi, nyeri dada,
napas pendek, kelemahan atau pusing terjadi.

5.

PELAKSANAAN
NO

TANGGAL

NO. DX. KEP

20 sept
2014

TINDAKAN

TT
D

1) Mengawasi

TTV,

warna

kulit,

serta

membran mukosa
Hasil:
TD: 110/70 mmHg
Suhu: 36 C
RR: 24 x/menit
N: 96 x/menit
Warna kulit: tidak pucat
Membran mukosa: lembab
2) Meninggikan kepala tempat tidur sesuai
toleransi
3) Mengawasi

upaya

pernapasan

dan

auskultasi bunyi napas


4) Mencatat keluhan rasa dingin
5) Mempertahankan suhu lingkungan dan
tubuh hangat sesuai indikasi
6) Menghindari

penggunaan

bantalan

penghangat atau botol air panas


7) Kolaborasi pemeriksaan lab Hb dan Ht
serta sel darah merah
8) Kolaborasi pemberian oksigen tambahan
9) Kolaborasi untuk pemberian zat besi
tambahan
20 sept
2014

1) Mengkaji

riwayat

nutrisi

termasuk

makanan yang disukai


2) Mengbservasi dan catat intake pasien
3) Menimbang berat badan setiap hari
4) Mengbservasi dan catat kejadian mual dan
muntah
5) Kolaborasi

dengan

ahli

gizi

untuk

pemberian intake yang sesuai indikasi


6) Kolaborasi untuk pemberian vitamin dan
suplemen mineral.

20 sept
2014

1) Mengbservasi frekuensi, karakteristik, dan


jumlah feses.
2) Mendengarkan bunyi usus
3) Mengawasi masukan dan haluan dengan
perhatian khusus pada makanan/cairan.
4) Kolaborasi

dengan

ahli

gizi

untuk

pemberian diit seimbang dengan tinggi


serat.
5) Kolaborasi untuk pemberian pelembek
feses, stimulan ringan, laksatif pembentuk
bulk, atau enema sesuai indikasi.

20 sept
2014

1) Mengkaji

kemampuan

pasien

untuk

melakukan tugas normal


2) Mencatat laporan kelelahan, keletihan, dan
kesulitan menyelesaikan tugas.
3) Mengkaji

kehilangan

atau

gangguan

keseimbangan gaya jalan, kelelahan otot.


4) Mengawasi nadi, pernapasan, dan tekanan
darah selama dan setelah kegiatan.
5) Mengubah posisi pasien dengan perlahan
dan pantau terhadap pusing.
6) Mendahulukan

jadwal

asuhan

untuk

meningkatkan istirahat.
7) Memberikan bantuan dalam aktifitas atau
ambulasi bila diperlukan.
8) Merencanakan kemajuan aktifitas dengan
pasien.
9) Menggunakan teknik penghematan energi,
misal mandi dengan duduk.
10) Menganjurkan pasien untuk menghentikan
aktifitas bila palpitasi, nyeri dada, napas
pendek, kelemahan atau pusing terjadi.

6.

EVALUASI
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien

dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
EVALUASI FORMATIF

Nama

: Ny. V

Umum

No. Dx.
Kep.
1

Tanggal: 21 Sept 2014


Tanggal: 22 Sept 2014
Tanggal: 20 Sept 2014
S :pasien mengatakan S
: pasien mengatakan S
: pasien mengatakan
masih sering pusing,
pusing yang dialami
pusing
yang
apalagi jika setelah
telah berkurang
dialaminya saat ini
duduk lalu berdiri
jarang terjadi
O

O
Kulit tidak pucat
Membran
mukosa lembab
Turgor normal
Rambut
tidak
rapuh
TD: 110/70
Suhu: 36 C

: masalah teratasi
sebagian

: lakukan intervensi
no. 1-9

S :

O
Membran mukosa
berwarna
merahmuda
TD: 120/70
Suhu: 36,5 C

Masalah teratasi
sebagian

Membran mukosa
berwarna
merahmuda
TD: 120/80
Suhu: 36,5 C

: Masalah teratasi
sebagian

P : lakukan intervensi no.


1-9

P: intervensi dihentikan

pasien
mengatakaan
dalam
sehari
mual tidak lebih
dari 2x
O
Mukosa
mulut
lembab
Turgor kulit baik
Nafsu
makan
pasien , tetapi
BB pasien tetap

Pasien mengatakan
dalam sehari hanya
mual 1 kali

O
Membran
mukosa
berwarna
merah
muda
Nafsu makan pasien
, tetapi BB pasien
tetap

: masalah teratasi A
sebagian

: masalah teratasi A
sebagian

: lakukan intervensi no. P

: lakukan intervensi

Pasien mengatakan
dalam sehari sudah
tidak mual lagi

BB pasien naik 1
kg

: masalah teratasi

: intervensi dihentikan

no. 1-6

S :

S :

1-6

S :

pasien
mengatakaan
dalam
sehari
mual dan muntah
tidak lebih dari
2x
pasien
mengatakan
sudah 3 hari
sebelum
MRS
tidak bisa BAB

O
Mukosa
mulut
lembab
Nafsu
makan
pasien , pasien
menghabiskan
porsi
makanan
yang disediakan

pasien mengatakaan
dalam sehari mual
dan muntah tidak
lebih dari 1x
pasien mengatakan
hari ini sudah BAB
1x
dengan
konsistensi
feses
padat dan berwarna
kuning

O
Mukosa
mulut
berwarna
merah
muda
Nafsu makan pasien
,
pasien
menghabiskan

porsi makanan yang


disediakan

pasien
mengatakaan
dalam sehari sudah
tidak mual ataupun
muntah lagi
pasien mengatakan
hari ini sudah BAB
2x
dengan
konsistensi feses
padat dan berwarna
kuning

Nafsu
makan
pasien , pasien
menghabiskan
porsi
makanan
yang disediakan

: masalah teratasi
sebagian
A

: masalah teratasi A : masalah teratasi


sebagian
P : lakukan intervensi P : lakukan intervensi no. P : intervensi dihentikan
no. 1-5
1-5
4

S :

S :

S :

pasien
mengatakaan
mudah
seklai
capek
dalam
melakukan
aktifitas ringan
O
pasien
terlihat
terengah-engah
setelah
melakukan
latihan ambulasi
selama 1 jam
dengan bantuan
perawat
RR pasien
setelah
melakukan
ambulasi
: masalah teratasi A
sebagian

pasien mengatakaan
rasa
capeknya
berkurang dari hari
sebelumnya

O
pasien tidak terlihat
terengah-engah
setelah melakukan
latihan
ambulasi
selama 1 jam dengan
bantuan perawat
RR pasien setelah
melakukan ambulasi,
tetapi
kembali
setelah
istirahat
beberapa menit

masalah teratasi A
sebagian

pasien
mengatakaan rasa
capeknya
berkurang
dan
tubuhnya
terasa
semakin sehat

pasien tidak terlihat


terengah-engah
setelah melakukan
latihan
ambulasi
selama
1
jam
secara mandiri
RR
pasien

setelah melakukan
ambulasi dan DBN

: masalah teratasi

: lakukan intervensi P
no. 1-10

: lakukan intervensi no. P


1-10

: intervensi dihentikan

EVALUASI SUMATIF
Ny. V MRS tanggal 20 sept 2014 dengan keluhan utama pusing, selain itu pasien juga
mengeluh mudah lemah, TD: 100/70 dan suhu 36 C, Setelah dilakukan serangkaian tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam pasien TD: 120/80, suhu 36,5 C. Pasien juga mengatakan
bahwa rasa capeknya berkurang dan tubuhnya terasa semakin sehat, tetapi pusing yang
dirasakan Ny.V kadang masih terjadi. Untuk mengurangi pusing, Ny.V bisa bedrest di rumah
dan pada tanggal 22 september 2014 jam 13.30 WIB Ny. V pulang ke rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Febri, G. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia, (Online),


(http://kumpulanaskeplpmakalah.blogspot.com/2013/12/asuhan-keperawatan-padapasien-dengan.html, diakses 18 September 2014).
Axe, C. 2013. Askep Anemia (NANDA, NOC, NIC), (Online), (http://wong-ndesoasli.blogspot.com/2013/09/askep-anemia.html, diakses 28 September 2014).
Munieb.
2011.
Asuhan
Keperawatan
pada
Anemia,
(Online),
(http://munibstikes.blogspot.com/2011/08/asuhan-keperawatan-pada-anemia.html,
siakses 18 September 2014).
Vie,

J. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Anemia, (Online),


(http://seputarkeperawatan.blogspot.com/2012/11/asuhan-keperawatan-pada-kliendengan_2302.html, diakses 18 Spetember 2014).

NN. Tanpa Tahun. Laporan Pendahuluan Tentang Anemia. Yayasan Pendidikan Setih Setio

Vous aimerez peut-être aussi