Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang mempunyai
wilayah pesisir, dengan panjang garis pantai 27,01 km dan luas desa pesisir 56,57 km2. Selain merupakan
ibukota propinsi, Bandar Lampung juga merupakan kota terbesar dan terpusat di provinsi ini. Kawasan
pesisir Kota Bandar Lampung merupakan kawasan yang paling mendapat tekanan di Povinsi Lampung
akibat tingginya intensitas pemanfaatan sumber daya di kawasan ini. Berkembangnya kawasan ini
menjadi sentra industri, permukiman, perhubungan, pariwisata dan perikanan menjadikan kawasan ini
salah satu kawasan yang paling terancam secara ekologis dan rawan terhadap berbagai konflik social
ekonomi.
Wilayah pesisir Kota Bandar Lampung yang berpotensi maka mendorong berbagai stakeholder untuk
mengeksploitasinya secara berlebihan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Ancaman terhadap
status kawasan ini dapat bersumber dari pencemaran perairan laut akibat limbah domestik dan limbah
industry, masalah penimbunan (reklamasi) pantai, pola penangkapan ikan yang tidak ramah lingkunga,
serta adanya konflik pemanfaatan ruang antara masyarakat dengan stakeholder lainnya yang berakibat
pada terjadinya konflik sosial. Pola pemanfaatan kekayaan sumberdaya pesisir dan laut Kota Bandar
Lampung diharapkan dapat mencapai tingkat pemanfaatan yang optimal dan efisien sehingga tercapai
pola pengelolaan wilayah pesisir berkelanjutan.
Berdasarkan permasalahan diatas, dibutuhkan sebuah solusi ataupun strategi untuk memecahkan
konflik tersebut. Disini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan dalam mengambil suatu
kebijakan. Adapun faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan yaitu:
Aspek Ekonomi, yang terdiri dari kriteria lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat dan
optimasi pemanfaatan.
Disini aspek ekonomi mempengaruhi keputusan dalam pemilihan penentuan prioritas arahan
pengembangan desa pesisir. Kriteria dari aspek ini dapat dijabarkan menjadi tiga faktor yang
mungkin terjadi, yaitu sebagai berikut:
a.
b. Pendapatan
Kegiatan perikanan, permukiman, industry, pariwisata, dan perhubungan akan menghasilkan
pendapatan bagi masyarakat setempat dan meningkatkan penanaman investasi merupakan
asaet yang dapat digunakan untuk meningkatkan pendapatan daerah.
c. Optimasi pemanfaatan sumberdaya pesisir
Aspek Lingkungan, terdiri dari kriteria degradasi lingkungan dan tujuan konservasi
Disini pertimbangan aspek lingkungan digunakan untuk menentukan prioritas kegiatan akan
menunjang pemanfaatan sumberdaya yang optimal dan berkelanjutan. Berikut kriteria dari aspek
lingkungan dapat dijelaskan menjadi dua faktor yaitu
a. Degradasi Lingkungan
Kegiatan perikanan, permukiman, industry, pariwisata, dan perhubungan dapat menyebabkan
degradasi lingkungan. Misalnya konservasi hutan mangrove menjadi daerah industry,
pariwisata, dan pelabuhan tanpa memperhatikan spek-aspek lingkungan. Aspek pencemaran
juga dapat menyebakan degradasi habitat.
b. Tujuan Konservasi
Kegiatan perikanan, permukiman, industry, pariwisata, dan perhubungan yang dilakukan
secara terus menerus tanpa memperhatikan aspek-aspek lingkungan akan menyebabkan
dampak terhadap keanekaragaman hayati.
Aspek Sosial, terdiri dari kriteria pemerataan, budaya dan aktivitas social.
Disini peertimbangan aspek social diharapkan nanti bersifat bottom up, sehingga akan berdampak
positif dan dapat diterima serta mendapat respon dari masyarakat apabila masyarakat ikut serta
menikmati dan merasa hasil sutu kebijakn. Berikaut penjabaran kriteria dari aspek social dapat
dijabarkan menjadi tiga faktor sebagai berikut:
a. Pemerataan
Pemerataan disini mencakup pemerataan pembangunan, pemerataan akses untuk terlibat
dalam kegiatan pembangunan, serta pemerataan pendapatan.
b. Budaya
Kegiatan permukiman dan pariwisata terutama sangat menentukan kelangsungan kebudayaan
pesisir
c. Aktivitas social
Kegiatan permukiman sangat mempengaruhi aktivitas sosial
Ekonomi
Lingkungan
Sosial
- Lapangan pekerjaan
- Pendapatan
Sub Faktor
Masyarakat
- Optimasi sumber
- Degradasi Lingkungan
- Tujuan Konservasi
- Pemerataan
- Budaya
- Sosial
daya
Ekonomi
- Lapangan
pekerjaan
- Pendapatan
Masyarakat
- Optimasi sumber
daya
Lingkungan
- Degradasi
Lingkungan
- Tujuan
Konservasi
Tujuan
Sosial
Faktor
- Pemerataan
- Budaya
- Sosial
Sub Faktor
Untuk menemukan faktor mana yang paling berpengaruh dalam menentukan strategi pengembangan
desa-desa pesisir di Bandar Lampung, dilakukan pembobotan terhadap faktor-faktor tersebut. Berikut
adalah matriks penilaian faktor dan sub faktor dari tiap responden.
Ekonomi
1
3
1/2
Lingkungan
1/3
1
1/3
Sosial
2
3
1
Ekonomi
1
3
1/3
Lingkungan
1/3
1
1/2
Sosial
3
2
1
Yusman Kunang HS. S.Sos (Kepala Sub Bidang Penelitian Dan Pengembangan)
Ekonomi
Lingkungan
Sosial
Ekonomi
1
2
2
Lingkungan
1/2
1
1/2
Sosial
1/2
2
1
Lapangan
Pekerjaan
Pendapatan
Masyarakat
Optimasi Sumber
Daya
Lapangan
Pekerjaan
1
Pendapatan
Masyarakat
3
Optimasi
Sumber Daya
5
1/3
1/5
1/3
Lapangan
Pekerjaan
Pendapatan
Masyarakat
Lapangan
Pekerjaan
1
1/5
Pendapatan
Masyarakat
5
1
Optimasi
Sumber Daya
5
1/3
Optimasi Sumber
Daya
1/5
Yusman Kunang HS. S.Sos (Kepala Sub Bidang Penelitian Dan Pengembangan)
Lapangan
Pekerjaan
Pendapatan
Masyarakat
Optimasi Sumber
Daya
Lapangan
Pekerjaan
1
Pendapatan
Masyarakat
1/3
Optimasi
Sumber Daya
1/5
Degradasi
Lingkungan
Tujuan
Konservasi
Degradasi
Lingkungan
1
1/2
Tujuan
Konservasi
2
1
Degradasi
Lingkungan
Tujuan
Konservasi
Degradasi
Lingkungan
1
2
Tujuan
Konservasi
1/2
1
Yusman Kunang HS. S.Sos (Kepala Sub Bidang Penelitian Dan Pengembangan)
Degradasi
Lingkungan
Tujuan
Konservasi
Degradasi
Lingkungan
1
4
Tujuan
Konservasi
1/4
1
Pemerataan
1
1/3
1/5
Budaya
Sosial
3
1
1/3
1/3
1
1
Pemerataan
1
1/3
1/5
Budaya
Sosial
4
1
1/3
1/2
1/2
1
Yusman Kunang HS. S.Sos (Kepala Sub Bidang Penelitian Dan Pengembangan)
Pemerataan
Budaya
Sosial
Pemerataan
1
1/3
1/5
Budaya
1/2
1
1/3
Sosial
2
2
1
Berikut nilai pembobotan dari faktor setelah dikombinasikan menggunakan expert choice dari Ketiga Responden.
Nilai pembobotan yang didapat untuk aspek ekonomi sebesar 0.248, nilai pembobotan untuk aspek lingkungan adalah 0.549 dan nilai
pembobotan untuk aspek sosial adalah 0.203. Sedangkan nilai inkonsistensi yang dihasilkan adalah 0,03 karena nilai inkonsistensi < 0.1
maka faktor tersebut valid.
Berdasarkan hasil pembobotan tersebut dapat dinyatakan bahwa aspek lingkungan merupakan faktor terpenting dalam pengembangan
desa-desa pesisir di Bandar Lampung. Kemudian diikuti dengan aspek ekonomi dan selanjutnya adalah aspek sosial.
Berikut nilai pembobotan dari sub faktor setelah dikombinasikan menggunakan expert choice.
-
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai pembobotan pada sub faktor aspek ekonomi didapatkan nilai pembobotan lapangan
pekerjaan sebesar 0.444, pendapatan masyarakat sebesar 0.284, dan optimasi sumber daya sebesar 0.272. Sedangkan nilai inkonsistensi
yang dihasilkan adalah 0,00193 karena nilai inkonsistensi < 0.1 maka faktor tersebut valid.
Berdasarkan hasil pembobotan tersebut dapat dinyatakan bahwa lapangan pekerjaan menjadi hal terpenting pada aspek ekonomi dalam
pengembangan desa-desa pesisir di Bandar Lampung. Kemudian diikuti oleh pendapatan masyarakat dan diselanjutnya adalah optimasi
sumber daya.
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai pembobotan pada sub faktor aspek lingkungan didapatkan nilai pembobotan degradasi
lingkungan sebesar 0.581 dan tujuan konservasi 0.419. Sedangkan nilai inkonsistensi yang dihasilkan adalah 0, karena nilai inkonsistensi
< 0.1 maka faktor tersebut valid.
Berdasarkan hasil pembobotan tersebut dapat dinyatakan bahwa tujuan konservasi menjadi hal terpenting pada aspek lingkungan dalam
pengembangan desa-desa pesisir di Bandar Lampung. Kemudian diikuti oleh degradasi lingkungan.
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai pembobotan pada sub faktor aspek sosial didapatkan nilai pembobotan pemerataan
sebesar 0.359, budaya sebesar 0.333 dan sosial sebesar 0.308. Sedangkan nilai inkonsistensi yang dihasilkan adalah 0,00565 karena nilai
inkonsistensi < 0.1 maka faktor tersebut valid.
Berdasarkan hasil pembobotan tersebut dapat dinyatakan bahwa pemerataan menjadi hal terpenting pada aspek sosial dalam
pengembangan desa-desa pesisir di Bandar Lampung. Kemudian diikuti dengan budaya dan kemudian sosial.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa menggunakan expert choice menunjukkan bahwa para stakeholder
memandang aspek lingkungan merupakan aspek yang paling penting diperhatikan dalam strategi
pengembangan desa-desa pesisir di Bandar Lampung. Sedangkan sub faktor tujuan konservasi merupakan
hal penting dan perlu diperhatikan dalam aspek lingkungan.
Faktor kedua yang perlu diperhatikan dalam pengembangan desa-desa pesisir di Bandar Lampung
adalah aspek ekonomi. Dimana dalam aspek ekonomi ini lapangan pekerjaan merupakan hal penting yang
perlu diperhatikan sedangkan pendapatan masyarakat dan optimasi sumber daya memiliki nilai yang
hampir sama namun tidak lebih penting dibandingkan dengan sub faktor lapangan pekerjaan.
Sedangkan aspek sosial berada pada faktor ketiga menurut kesimpulan dari pandangan ketiga
stakeholder tersebut. Dan dalam aspek sosial ini pemeretaan merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan, dimana pemeretaan yang dimaksudkan disini merupakan pemerataan pembangunan,
pemerataan pendapatan dan pemerataan akses untuk terlibat dalam kegiatan pembangunan.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan strategi pengembangan desa-desa di Bandar
Lampung hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah aspek lingkungan sehingga dapat menentukan
prioritas kegiatan akan menunjang pemanfaatan sumberdaya yang optimal dan berkelanjutan., Dimana
tujuan konservasi merupakan hal terpenting dalam aspek lingkungan ini, sebab kegiatan perikanan,
permukiman, industry, pariwisata, dan perhubungan yang dilakukan secara terus menerus tanpa
memperhatikan aspek-aspek lingkungan akan menyebabkan dampak terhadap keanekaragaman hayati.