Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh:
RETNO DYAH PALUPI
G1D010027
SKRIPSI
Oleh:
RETNO DYAH PALUPI
G1D010027
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillaahirabbilaalamiin...puji syukur kehadirat-Mu ya Allah,
Telah kuselesaikan skripsiku dengan lancar.
Perkenankanlah aku persembahkan karya ini untuk:
Orang tuaku: Bapak Sutino, S.Sos., M.A. dan Ibu Kustari, S.Pd. SD.
Kakakku: Indah Eka Kurniati, S.P. dan Rani Arista Jati, S.E.
Keponakanku: Goldy
Saudara-saudaraku: Ipeh dan Fifi
Seluruh keluarga besarku
Teman-teman keperawatan 2010:
Sidra, Tia, Venny, Nana, Risya, Meta (terima kasih atas bantuan kalian dalam
penyusunan skripsi ini)
Indah, Dinna, Totoh, Hanif, dan semua temen-temen angkatan 2010 yang
ngga bisa aku sebutin satu-persatu, terima kasih atas dukungan dan doa kalian
dan terima kasih atas kebersamaan kita selama ini...
Pembimbingku dan pengujiku: Ibu Haryatiningsih Purwandari, S.Kep., Ns.,
M.Kep., Sp. Kep. An. dan Ibu Acik Yuli Purwanti, S.Kep., Ns. serta Ibu
Dian Ramawati, S.Kep., Ns., M.Kep., terima kasih atas segala bantuan,
saran, masukan, dan motivasi yang ibu berikan. Tanpa semua itu, karya ini tidak
akan pernah tercipta...
Ibu kader posyandu dan seluruh warga Desa Dukuhwaluh
Teman-teman KKN Pliken 2013: Siti, Mayang, Widya, Lia, Oda, Helmi,
Fian, Glo, Yahya
Semua yang mengenalku, terutama orang-orang yang sudah banyak berjasa
padaku, terima kasih atas bantuan dan doa kalian semua...
Nama
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Riwayat Pendidikan
PRAKATA
Dr. Warsinah, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu
Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman
2.
3.
Haryatiningsih Purwandari, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep. An., selaku dosen
pembimbing I yang telah bersedia memberikan bimbingan, pengarahan, dan
petunjuk dalam penulisan karya ilmiah ini.
4.
Acik Yuli Purwanti, S.Kep., Ns., selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam penulisan
karya ilmiah ini.
5.
Dian Ramawati, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku dosen penguji yang telah
berkenan memberikan pengarahan demi kesempurnaan skripsi ini.
6.
Bapak, ibu, kakak serta seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat
dan motivasi serta doa selama proses penulisan karya ilmiah ini.
7.
8.
Seluruh pihak Posyandu Desa Dukuhwaluh yang telah memberikan ijin dan
membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.
9.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan
moral maupun material dalam penulisan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari masih banyak ketidaksempurnaan dalam penyusunan
penelitian ilmiah ini, oleh karena itu diharapkan kritik maupun saran yang bersifat
membangun demi hasil yang lebih baik. Semoga penelitian ini mendapat ridho
dari Allah SWT dan bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Purwokerto,
Februari 2014
ABSTRAK
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Baik Dan Gizi
Kurang Pada Balita Di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas
Retno Dyah Palupi1, Haryatiningsih Purwandari2, Acik Yuli Purwanti3
1
Latar belakang: Balita merupakan salah satu kelompok usia rawan terhadap
masalah gizi, khususnya gizi kurang. Faktor-faktor yang mempengaruhi status
gizi antara lain tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga,
pengetahuan ibu tentang gizi, dan penyakit infeksi. Faktor-faktor tersebut berisiko
untuk menyebabkan balita mengalami gizi kurang.
Tujuan: Mengidentifikasi faktor yang paling dominan mempengaruhi status gizi
baik dan gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh, Kecamatan Kembaran,
Kabupaten Banyumas.
Metode: Jenis penelitian ini adalah analitic correlational dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu balita gizi
kurang sebesar 24 dan ibu balita gizi baik sebesar 24 yang diambil dengan teknik
quota sampling. Analisis yang digunakan yaitu univariat dengan distribusi
frekuensi, bivariat dengan Chi-square dan Fisher, dan analisis multivariat dengan
regresi logistik.
Hasil: Hasil analisis hubungan pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan,
infeksi dengan status gizi baik dan gizi kurang pada balita didapatkan nilai p
(0,077); (1.000); (0,026); (0,770); (0,489). Analisis regresi logistik menunjukkan
faktor yang paling dominan mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada
balita adalah pendapatan keluarga dengan nilai p sebesar 0,016 dan OR sebesar
5,923.
Kesimpulan: Pendapatan keluarga merupakan faktor yang paling dominan
mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang balita.
Kata kunci: analisis faktor, balita, status gizi.
ABSTRACT
Analysis Factors Related to Good Nutrition Status and Malnutrition of
Under-five Years Old Children at Dukuhwaluh Village,
Kembaran Sub-District, Banyumas Regency
Retno Dyah Palupi1, Haryatiningsih Purwandari2, Acik Yuli Purwanti3
1
Background: Under-five years old children is one age group have a high risk to
nutritional problems, specifically malnutrition. Factors that affect the nutritional
status include the mothers education level, mothers occupation, family income,
mothers knowledge of nutrition, and infectious diseases. These factors lead to
under-five years old children at risk for malnutrition.
Objectives: To identify the dominant factor related to good nutrition status and
malnutrition of under-five years old children at Dukuhwaluh Village, Kembaran
Sub-District, Banyumas Regency.
Method: The method of this study was analytic correlation using cross sectional
approach. Twenty four mothers of malnutrition under-five years old children and
24 mothers of good-nutrition under-five years old children who were taken by
quota sampling technique. Chi square, fisher and logistic regression used to
analysis in this study.
Results: Bivariate analysis showed the mothers education level, mothers
occupation, family income, mothers knowledge of nutrition, and infectious
diseases have p value (0,077); (1,000); (0,026); (0,770); (0,489) respectively.
Logistic regression analysis showed the family income have p-value (0,016) and
OR (5,923).
Conclusion: Family income was a dominant factor related to good nutrition status
and malnutrition of under-five years old children.
Key words: analysis factors, nutritional status, under-five years old children.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. .
ii
iii
iv
PRAKATA .
vi
ABSTRAK......................................................................................................
viii
ABSTRACK ...................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..
DAFTAR TABEL .
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .
xiv
BAB I PENDAHULUAN ..
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian ..
E. Keaslian Penelitian..
15
A. Landasan Teori ..
15
1. Status Gizi.......................................................................................
15
2. Balita ..............................................................................................
20
21
B. Kerangka Teori .
28
C. Kerangka Konsep ..
29
30
32
A. Desain Penelitian
32
32
C. Variabel Penelitian .
33
D. Definisi Operasional ..
34
E. Instrumen Penelitian ..
35
36
40
42
44
47
47
B. Pembahasan ........................................................................................
54
65
66
A. Kesimpulan..........................................................................................
66
B. Saran....................................................................................................
67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1
Halaman
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Anak Umur 0-60 Bulan ..............
18
3.1
Definisi Operasional..............................................................................
35
3.2
4.1
36
47
4.2
50
4.3
53
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
29
30
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal penelitian
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lembar Kuesioner
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Data balita
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan suatu upaya yang ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam
rangka
mencapai
tujuan
tersebut,
pembangunan
kesehatan
sesuai
gizi balita (BB/U) di Indonesia yaitu gizi buruk sebesar 4,9%, gizi kurang
sebesar 13%, gizi baik sebesar 76,2%, dan gizi lebih sebesar 5,8%. Prevalensi
status gizi balita (BB/U) di Jawa Tengah yaitu gizi baik sebesar 78,1%, gizi
kurang sebesar 12,4%, gizi buruk sebesar 3,3%, dan gizi lebih sebesar 6,2%.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2012 menunjukkan
prevalensi gizi di Banyumas yaitu gizi baik sebesar 88,4%, gizi kurang
sebesar 9,53%, gizi buruk sebesar 0,18%, dan gizi lebih sebesar 1,89%.
Penentuan status gizi yang biasa digunakan yaitu dengan rumus berat
badan dibanding umur. Pada kondisi normal, dimana kondisi kesehatan baik
dan konsumsi serta kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan
berkembang mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam kondisi
abnormal, terdapat dua kemungkinan perkembangan berat badan yaitu
berkembang cepat atau lebih lambat dari kondisi normal.
Umur memegang peranan penting dalam penentuan status gizi.
Penentuan umur yang salah tentunya akan menyebabkan kesalahan dalam
menginterpretasikan status gizi. Penimbangan berat badan yang akurat tidak
memiliki arti apabila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat.
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka indeks berat badan menurut umur
digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi karena lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini (current nutritional status)
(Supariasa, Bakri, & Fajar, 2002).
Faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan
tingkat kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan,
makanan, dan tersedianya bahan makanan (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2002).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnansyah (2006), faktorfaktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Desa Tinggarjaya
Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas yaitu tingkat pendidikan ibu,
pekerjaan ibu, dan pendapatan keluarga. Hasil penelitian Taufiqurrahman
(2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat
pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita.
Salah satu permasalahan gizi pada balita adalah gizi kurang.
Seseorang yang mengalami gizi kurang akan menunjukkan tanda klinis yaitu
tampak kurus. Masalah gizi kurang dapat mengakibatkan tumbuh kembang
anak terganggu dan juga dapat mengalami gangguan pada organ dan sistem
tubuh (Dahlia, 2012). Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh
kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas
lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu
seimbang dan kesehatan, dan adanya daerah miskin gizi (iodium) (Almatsier,
2010).
Faktor-faktor penyebab gizi kurang dapat dilihat dari penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung meliputi
asupan makanan dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung meliputi
persediaan makanan di rumah, perawatan anak dan ibu hamil, dan pelayanan
kesehatan. Adapun pokok masalah yang menyebabkan gizi kurang yaitu
kemiskinan, kurang pendidikan, dan kurang keterampilan, sedangkan akar
masalah gizi kurang yaitu krisis ekonomi langsung Persagi (1999) dalam
Supariasa, Bakri, & Fajar (2002). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Ferdous, et al (2013), faktor yang signifikan berhubungan dengan malnutrisi
yaitu keparahan penyakit, usia, tingkat pendidikan ibu, dan pendapatan
keluarga.
Hasil
penelitian
Midyat,
Aksit,
Gokce,
dan
Yagci
(2011)
upaya yang sudah dilakukan untuk memperbaiki masalah gizi, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita di Desa
Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. Faktor yang
mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita dalam penelitian
ini akan dibatasi yaitu meliputi tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu,
pendapatan keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi, dan penyakit infeksi.
Namun dalam tinjauan teori akan dijelaskan juga mengenai faktor asupan
nutrisi.
B. Rumusan Masalah
Balita merupakan salah satu kelompok usia rawan terhadap masalah
gizi. Salah satu masalah gizi yang dialami balita yaitu gizi kurang. Faktorfaktor yang mempengaruhi status gizi balita antara lain tingkat pendidikan
ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi, dan
penyakit infeksi. Hasil survei di wilayah Dukuhwaluh menunjukkan tingkat
pendidikan ibu sebagian besar rendah, sebagian besar ibu tidak bekerja,
pendapatan keluarga sebagian besar di bawah UMK Kabupaten Banyumas,
pengetahuan ibu tentang gizi sebagian baik dan sebagian kurang, dan
beberapa balita mengalami penyakit infeksi serta berbagai upaya sudah
dilakukan namun belum cukup efektif untuk memperbaiki masalah gizi.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah: Faktor-
faktor apa sajakah yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada
balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas ?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi faktor yang paling dominan mempengaruhi status gizi
baik dan gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status
gizi baik dan gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas.
b. Menganalisis hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi baik
dan gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas.
c. Menganalisis hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi
baik dan gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas.
d. Menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan
status gizi baik dan gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh
Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas.
e. Menganalisis hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi baik
dan gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi ilmu
keperawatan saat mata kuliah gizi agar dapat mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Jurusan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
Jurusan Keperawatan untuk menambah pengetahuan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita.
b. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi
kurang pada balita.
c. Bagi masyarakat Desa Dukuhwaluh
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada
balita,
sehingga
masyarakat
khususnya
orangtua
balita
dapat
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Status Gizi Baik dan Gizi Kurang pada Balita di Desa Dukuhwaluh
Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas belum peneliti temukan, tetapi
penelitian yang hampir serupa yaitu:
1. Penelitian tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Kurang pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baturaden II (Permana,
2011). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi status gizi kurang pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Baturaden II. Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian
ini adalah analitic correlation dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh balita yang
mengalami gizi kurang berjumlah 23 balita dan 23 balita yang non gizi
kurang yang diambil dengan teknik total sampling. Analisis yang
digunakan adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan
regresi logistik ganda.
Hasil penelitian Permana (2011) berdasarkan analisis bivariat
dengan analisis chi-square menunjukkan dari enam variabel bebas yang
diteliti (pola asuh gizi, status ekonomi, pendidikan, pengetahuan gizi,
penyakit infeksi, dan pelayanan kesehatan), didapatkan variabel pola asuh
gizi, status ekonomi, pendidikan, dan pengetahuan gizi merupakan faktor
yang berhubungan dengan status gizi kurang pada balita dengan
signifikansi 0,000; 0,003; 0,001; 0,000. Analisis regresi logistik ganda
10
11
penelitian
ini
menggunakan
analitik
observasional
dengan
penelitian
yang
dilakukan
Taufiqurrahman
(2013)
12
yang
dilakukan
Taufiqurrahman
(2013)
yaitu
tingkat
13
14
Isnansyah
(2006)
adalah
penelitian
deskriptif
dengan
telah
peneliti
lakukan
yaitu
analitic
correlation
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Status Gizi
Gizi merupakan suatu proses penggunaan makanan sebagai cara
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, dan dapat menghasilkan energi. Makanan yang dimakan akan
melalui
berbagai
proses
seperti
digesti,
absorpsi,
transportasi,
16
tidak
ada
pembengkakan,
kulit
bersih
dan
tidak
ada
pembengkakan serta tidak ada bercak, tonus otot baik, irama jantung
normal, pada sistem gastrointestinal tidak ada massa yang teraba, dan
sistem saraf stabil serta refleks normal (Supariasa, Bakri, & Fajar,
2002).
c. Gizi kurang
Gizi kurang merupakan kurang gizi tingkat sedang yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein yang terjadi
dalam waktu yang cukup lama (Sandjaja et al., 2010). Gizi kurang
mencakup kurang energi protein (KEP) tingkat ringan dan sedang.
Gejala klinis dari KEP tingkat ringan dan sedang pada pemeriksaan
hanya tampak kurus (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2002).
Balita yang mengalami gizi kurang tentunya akan berdampak
pada berbagai hal, antara lain pada tumbuh kembang, organ, dan
sistem tubuh.
17
gangguan
lainnya.
Sedangkan
untuk
dampak
jangka
18
19
20
2. Balita
Balita merupakan singkatan dari bawah lima tahun, yaitu usia 1
sampai 5 tahun (Sediaoetama, 2000). Salah satu golongan penduduk yang
rawan terhadap kekurangan gizi adalah balita. Lebih dari setengah
kematian anak di negara berkembang disebabkan oleh kekurangan energi
dan protein. Gangguan pada status gizi ini berhubungan dengan asupan
makanan yang dikonsumsi balita (Suprihatin, 2006). Usia balita adalah
periode penting dalam tumbuh kembang anak.
Pertumbuhan berkaitan dengan peningkatan secara bertahap dari
tubuh, organ, dan jaringan, sedangkan penampilan kemampuan (skill) yang
diakibatkan oleh kematangan sistem saraf pusat, khususnya otak disebut
dengan perkembangan (Dewi, Pujiastuti, & Fajar, 2013). Pada masa ini,
21
balita akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Jenisjenis pertumbuhan antara lain pertumbuhan linear dan pertumbuhan massa
jaringan. Pertumbuhan linear berhubungan dengan ukuran panjang, antara
lain panjang atau tinggi badan, lingkar dada, dan lingkar kepala. Ukuran
yang rendah menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi
dan protein yang diderita waktu lampau. Pertumbuhan massa jaringan
berhubungan dengan ukuran massa tubuh, antara lain berat badan, lingkar
lengan atas, dan tebal lemak bawah kulit. Ukuran yang rendah
menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein
yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan (Supariasa, Fajar, &
Bakri, 2002). Balita juga mengalami perkembangan, antara lain
kemampuan berbahasa, berkreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan
intelegensia. Anak yang sehat perkembangannya akan searah dengan
pertumbuhannya (Dewi, Pujiastuti, & Fajar, 2013).
22
tentang
gizi
akan
mengakibatkan
berkurangnya
23
24
c. Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga adalah penghasilan orang tua baik bapak
maupun ibu dalam setiap bulan. Berdasarkan Surat Keputusan (SK)
Gubernur Jateng Nomor: 560/60 Tahun 2013 tentang Upah Minimum
Kabupaten/Kota (UMK) 2014, UMK untuk Kabupaten Banyumas
yaitu sebesar Rp 1.000.000,00 (Infoblora, 2013). Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Isnansyah (2006) melalui uji korelasi
Spearman, menunjukkan adanya hubungan yang positif dan sangat
signifikan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita.
Pendapatan yang rendah berpengaruh terhadap asupan makanan yang
dikonsumsi karena penghasilannya terbatas. Hasil penelitian terdahulu
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara pendapatan
keluarga dengan status gizi (p=0,024). Semakin besar pendapatan
keluarga maka semakin baik status gizi balita dan sebaliknya (Patodo,
2012). Analisis Chi-square menunjukkan bahwa status ekonomi
merupakan faktor yang berhubungan dengan status gizi kurang pada
balita dengan signifikansi 0,003 (Permana, 2011).
d. Pengetahuan ibu tentang gizi
Menurut Sajogjo et al (1994) dalam Rahmawati (2006),
pengetahuan
ibu
tentang
gizi
secara
tidak
langsung
akan
25
tentang
gizi
kurang,
maka
masyarakat
kurang
26
27
fungsi
protein
itu
sendiri
sebagai
pembangun,
28
B. Kerangka Teori
Status gizi dibedakan menjadi 4 kategori yaitu gizi lebih, gizi baik, gizi
kurang, dan gizi buruk. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita
antara lain tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, asupan nutrisi, dan
lain-lain. Berdasarkan tinjauan pustaka menurut Supariasa, Bakri, & Fajar
(2002), Ferdous, et al (2013), Almatsier (2010), Isnansyah (2006),
Taufiqurrahman (2013), dan Permana (2011) yang telah dijelaskan, maka
dibentuk kerangka teori penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
29
Pekerjaan ibu
Pendapatan keluarga
Pengetahuan ibu tentang gizi
Penyakit infeksi
Status gizi
balita
Gizi baik
Gizi kurang
Gizi buruk
Asupan nutrisi
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan gambaran alur pemikiran penelitian yang
dirumuskan dari fakta, observasi, dan tinjauan pustaka (Saryono, 2011).
Kerangka konsep ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Berikut
kerangka konsep dari penelitian ini.
30
Variabel bebas
Variabel terikat
Status gizi
balita
Gizi baik
Gizi kurang
Penyakit infeksi
Asupan nutrisi
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara dari hasil penelitian. Uji hipotesis
dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nol atau hipotesis statistik (Ho). Hipotesis penelitian ini
kebenarannya akan dibuktikan dari penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan teori yang ada dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
31
Ha1: Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi baik dan
gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas.
Ha2: Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi baik dan gizi
kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas.
Ha3: Ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi baik dan
gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas.
Ha4: Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi
baik dan gizi kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas.
Ha5: Ada hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi baik dan gizi
kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitic correlational
dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross
sectional merupakan rancangan dengan observasi dan pengukuran variabel
yang dilakukan pada satu saat tertentu saja (Saryono, 2011). Metode
analitik korelasi pada penelitian ini digunakan untuk mengukur hubungan
(korelasi) antara tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan
keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi, dan penyakit infeksi dengan status
gizi balita.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Handayani I dan Posyandu
Handayani IV Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten
Banyumas pada tanggal 21 dan 22 Januari 2014.
33
C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan sesuatu yang bervariasi (Saryono, 2011).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) dan
variabel terikat (dependent).
34
D. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi variabel secara operasional
yang diukur secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan
menggunakan parameter tertentu (Hidayat, 2007). Komponen pada bagian ini
meliputi variabel, definisi operasional, alat ukur, hasil ukur, dan jenis data.
35
No
Variabel
Definisi operasional
Alat ukur
Hasil ukur/kode
1.
Kuesioner
Ordinal
2.
Tingkat
pendidikan ibu
Kuesioner
3.
Pekerjaan ibu
Kuesioner
4.
Pendapatan
keluarga
Jumlah
hasil
dalam
bentuk
uang
yang
diperoleh orang tua balita
setiap bulan.
Kuesioner
Ordinal
5.
Pengetahuan ibu
tentang gizi
Kuesioner
6.
Penyakit infeksi
1. Rp 1.000.000/
bulan= 1
2. >Rp 1.000.000/
bulan= 2
(Infoblora, 2013).
1. Kurang (skor <
median)= 1
2. Baik (skor
median)= 2
1. Terkena penyakit
infeksi= 1
2. Tidak terkena
penyakit infeksi= 2
Nominal
Kuesioner
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat atau fasilitas yang
digunakan untuk mengumpulkan data sehingga pelaksanaannya lebih mudah,
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap, dan sistematis), dan lebih mudah untuk
diolah (Saryono, 2011). Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian
mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi
Ordinal
Nominal
Ordinal
36
Nomor item
Favourabel
Unfavourabel
Jumlah
1, 2, 3, 7
4, 6
10, 11
37
N (XY) (X . Y)
[NX2 (X)2] [NXY2 (Y)2]
Keterangan:
r
X = skor variabel X
XY = skor variabel X dikalikan skor variabel Y
N = jumlah sampel
Y = skor variabel Y
Keputusan uji:
Apabila nilai r hitung nilai r tabel, maka Ho ditolak yang artinya variabel
tersebut valid, sedangkan apabila nilai r hitung nilai r tabel maka Ho
diterima yang artinya variabel tidak diterima atau tidak valid (Hastono,
2001).
Sebelum dilakukan penelitian, kuesioner mengenai pengetahuan
ibu tentang gizi diuji cobakan terlebih dahulu kepada responden yang
bukan akan dijadikan responden dalam penelitian. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui pernyataan dalam kuesioner tersebut valid atau tidak.
38
39
r=
. (1 - p2)
k1
Keterangan:
r = koefisien reliabilitas yang dicari
k = jumlah butir pertanyaan (soal)
p2 = varians butir-butir pertanyaan (soal)
2 = varians skor tes
Pada kuesioner dalam penelitian ini, setelah didapatkan butir-butir
pernyataan yang valid, kemudian dilakukan uji reliabilitas -Cronbach.
Koefisien reliabilitas angkanya berada pada rentang 0-1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 artinya semakin reliabel
(Azwar, 2004).
a. Nilai -Cronbach 0,00 0,20, berarti kurang reliabel
b. Nilai -Cronbach 0,21 0,40, berarti agak reliabel
c. Nilai -Cronbach 0,42 0,60, berarti cukup reliabel
d. Nilai -Cronbach 0,61 0,80, berarti reliabel
e. Nilai -Cronbach 0,81 1,00, berarti sangat reliabel
Triton (2005) dalam Sulistyowati (2012).
Hasil uji reliabilitas pada kuesioner mengenai pengetahuan ibu
tentang gizi oleh Taufiqurrahman (2013) didapatkan nilai -Cronbach
sebesar 0,669 yang artinya reliabel. Setelah dilakukan uji reliabilitas ulang
oleh peneliti, kuesioner reliabel dengan nilai -Cronbach sebesar 0,668.
40
yang
kemudian
dikonsultasikan
kembali
kepada
41
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengumpulkan data primer dan data sekunder.
2) Memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud dan
tujuan penelitian.
3) Meminta responden menandatangani lembar persetujuan (informed
concent) dengan memberikan tanda tangan di atas lembar
persetujuan tersebut.
4) Memberikan lembar kuesioner kepada responden.
c. Tahap Pengumpulan Data Terakhir
Peneliti mengumpulkan data terakhir yang kemudian dilakukan
analisis data.
2. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari
lembar kuesioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder digunakan untuk melengkapi dan mendukung
data primer yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas,
dari Puskesmas Kembaran I dan dari kader Posyandu Desa
Dukuhwaluh. Data sekunder yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas adalah data hasil pemantauan status gizi balita di
Kabupaten Banyumas tahun 2012. Data yang diperoleh dari Puskesmas
Kembaran I adalah prevalensi status gizi balita di Desa Dukuhwaluh,
42
43
d. Entry
Memasukkan
data
ke
dalam
program
komputer
untuk
44
b. Analisis bivariat
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Chisquare dan uji Fisher untuk mencari hubungan variabel bebas (tingkat
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu
tentang gizi, dan penyakit infeksi) dengan variabel terikat (status gizi
baik dan gizi kurang pada balita). Uji Chi-square digunakan apabila
data penelitian berupa frekuensi-frekuensi dalam bentuk kategorik baik
nominal maupun ordinal. Syarat uji ini yaitu sel yang mempunyai nilai
expected (nilai E) kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Uji
Fisher digunakan sebagai alternatif uji Chi-square untuk tabel 2x2 yang
tidak memenuhi syarat uji Chi-square (Dahlan, 2011).
Pada penelitian ini digunakan nilai alpha sebesar 5%. Bila p
value , berarti Ho ditolak yaitu ada hubungan yang bermakna antara
dua variabel yang dianalisis, dan sebaliknya (Dahlan, 2011).
c. Analisa Multivariat
Analisis yang digunakan adalah regresi logistik karena variabel
terikat berupa variabel kategorik dikotom. Variabel bebas yang
dimasukkan ke dalam analisis ini yaitu variabel yang pada analisis
bivariat mempunyai nilai p<0,25 (Dahlan, 2011).
I. Etika Penelitian
Peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian karena 90%
subjek penelitian adalah manusia yang harus dihormati hak-hak (otonomi)
45
46
c. Informed consent
Informasi mengenai tujuan penelitian dan hak untuk menerima
atau menolak menjadi responden diinformasikan kepada subjek
sebelum penelitian tersebut dilakukan. Informed consent juga
menjelaskan
bahwa
data
tersebut
hanya
digunakan
untuk
pengembangan ilmu.
3. Prinsip keadilan (Right to Justice)
a. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (right in fair treatment)
Subjek yang menjadi responden diperlakukan secara adil
sebelum, selama, dan setelah penelitian tanpa adanya diskriminasi.
b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)
Subjek berhak untuk dijaga kerahasiaannya dengan berbagai
cara, salah satunya dengan tidak mencantumkan nama.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa
Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas mengenai analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita,
didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik
variabel yang diteliti. Distribusi responden dijabarkan berdasarkan tingkat
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu
tentang gizi, dan penyakit infeksi.
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu,
pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan ibu tentang
gizi, dan penyakit infeksi di Desa Dukuhwaluh Kecamatan
Kembaran Kabupaten Banyumas, 2014 (n= 48)
Variabel independen
Tingkat pendidikan ibu
Rendah
Tinggi
n
29
19
%
60,4
39,6
Pekerjaan ibu
Tidak bekerja
Bekerja
27
21
56,2
43,8
Pendapatan keluarga
34
70,8
14
29,2
Kurang
Baik
20
28
41,7
58,3
Penyakit infeksi
46
2
48
95,8
4,2
100
Total
Kategori
48
49
median
sebesar
10,0000.
Sehingga
untuk
kategori
pengetahuan kurang yaitu skor < median dan pengetahuan baik yaitu
skor median. Tabel 4.1 mendapatkan hasil dari 48 ibu, sebanyak 20
ibu (41,7%) memiliki pengetahuan yang kurang mengenai gizi dan
sebanyak 28 ibu (58,3%) memiliki pengetahuan yang baik mengenai
gizi.
e. Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit Infeksi pada Balita
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar balita
mengalami penyakit infeksi dalam 3 bulan terakhir. Penyakit infeksi
yang dialami balita antara lain diare, campak, dan ISPA. Balita yang
terkena penyakit infeksi sebanyak 46 (95,8%), sedangkan balita yang
tidak terkena penyakit infeksi sebanyak 2 (4,2%).
2. Hasil Analisis Bivariat
Hasil analisis bivariat disajikan dalam bentuk tabulasi silang.
Tabulasi silang dimaksudkan untuk mengamati dan mengetahui hubungan
dua variabel dengan menggunakan uji Chi-square.
50
Kategori
Gizi
kurang
N
%
18 37,5
6
12,5
n
11
13
%
22,9
27,1
N
29
19
Gizi baik
Jumlah
IK95%
OR
%
60,4
39,6
0,077
3,545
Min
1,042
Maks
12,058
1,000
1,185
0,378
3,710
0,026
5,923
1,387
25,300
Tingkat
pendidikan
ibu
Rendah
Tinggi
Pekerjaan
ibu
Tidak
bekerja
Bekerja
14
29,2
13
27,1
27
56.2
10
20,8
11
22,9
21
43.8
Rp
1.000.00
0
>Rp
1.000.00
0
21
43,8
13
27,1
34
70,8
6,2
11
22,9
14
29.2
Pengetahuan
ibu tentang
gizi
Kurang
Baik
11
13
22,9
27,1
9
15
18,8
31,2
20
28
41.7
58.3
0,770
1,410
0,446
4,464
Penyakit
infeksi
Terkena
penyakit
Tidak
terkena
penyakit
24
50
22
45,8
46
95.8
0,489
0,478
0,354
0,647
4,2
4.2
24
50
24
50
48
100
Pendapatan
keluarga
Total
51
52
multivariat
digunakan
untuk
mengetahui
variabel
Variabel
53
OR
Tingkat
pendidikan ibu
rendah
0,932
0,163
2,539
IK95%
Min
Maks
0,687
9,386
Pendapatan
keluarga kurang
1,527
0,046
4,604
1,024
20,693
Konstanta
-1,689
0,022
0,185
Pendapatan
keluarga kurang
1,779
0,016
5,923
1,387
25,300
Konstanta
-1,299
0,046
0,273
Variabel
Langkah 1
Langkah 2
Kecamatan
Kembaran
Kabupaten
Banyumas
yaitu
54
B. Pembahasan
1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Status Gizi Balita
Berdasarkan uji Chi-square antara tingkat pendidikan ibu dengan
status gizi baik dan gizi kurang pada balita didapatkan nilai p sebesar
0,077 > (0,05) yang berarti Ho diterima dan tidak ada hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi baik dan gizi
kurang pada balita di Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten
Banyumas.
Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Isnansyah (2006) melalui uji korelasi Spearman yang
menunjukkan adanya hubungan positif dan sangat signifikan antara tingkat
pendidikan ibu dengan status gizi balita. Temuan dalam penelitian yang
dilakukan Sen, Bharati, Som, Pal, & Bharati (2011) juga menunjukkan
bahwa tingkat pendidikan merupakan satu-satunya variabel yang
ditemukan yang dapat mempengaruhi gizi anak. Tingkat pendidikan ibu
menjadi prioritas utama untuk mengurangi prevalensi gizi kurang dan
terhentinya pertumbuhan pada anak. Hal ini diperkuat dengan penelitian
55
56
57
58
sehingga
akan
berpengaruh
terhadap
status
kesehatan.
59
Kembaran
Kabupaten
Banyumas
dikarenakan
tingkat
60
61
62
6. Analisis Multivariat
Hasil analisis menggunakan uji regresi logistik menunjukkan
bahwa pendapatan keluarga merupakan faktor yang paling dominan
mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita di Desa
Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas, dengan
koefisien= 1,779, nilai p= 0,016 dan OR= 5,923, menunjukkan bahwa ibu
yang memiliki pendapatan keluarga kurang dari atau sama dengan UMK
yaitu sebesar Rp 1.000.000 mempunyai kemungkinan 5,923 kali
mengalami gizi kurang dibandingkan dengan keluarga yang memiliki
pendapatan lebih dari UMK.
Kemiskinan sebagai pokok masalah gizi kurang merupakan
masalah yang serius karena berhubungan dengan konsumsi pangan.
Sebagian besar pendapatan keluarga pada golongan yang memiliki
pendapatan rendah akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan,
pada negara berkembang yaitu sekitar dua pertiganya (Suhardjo, 2005).
Masalah gizi kurang ini sangat erat kaitannya dengan konsumsi pangan.
Konsumsi makanan merupakan suatu hal yang harus dipenuhi
dalam kehidupan sehari-hari untuk memelihara pertumbuhan dan
perkembangan, mengganti jaringan tubuh yang rusak, untuk memperoleh
energi sehingga dapat melakukan aktivitas sehari-hari, mengatur
63
64
individu,
kelompok,
maupun
masyarakat
agar
dapat
keluarga
merupakan
satu-satunya
faktor
yang
berhubungan dengan status gizi baik dan gizi kurang pada balita di Desa
Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas, untuk itu
perawat perlu memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya pada
ibu yang memiliki balita agar dapat memberikan makanan dan pelayanan
yang mencukupi kebutuhan gizi balita walaupun memiliki pendapatan
65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis faktorfaktor yang mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita di
Desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis univariat diperoleh mayoritas distribusi responden
yaitu memiliki tingkat pendidikan rendah (60,4%), tidak bekerja (56,2%),
pendapatan keluarga kurang dari atau sama dengan UMK (70,8%),
pengetahuan tentang gizi baik (58,3%), dan terkena penyakit infeksi
(95,8%).
2. Berdasarkan analisis bivariat diperoleh faktor yang berhubungan dengan
status gizi baik dan gizi kurang pada balita adalah pendapatan keluarga.
Faktor yang tidak berhubungan dengan status gizi balita adalah tingkat
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu tentang gizi, dan penyakit
infeksi.
3. Berdasarkan analisis multivariat diperoleh faktor yang paling dominan
mempengaruhi status gizi baik dan gizi kurang pada balita adalah
pendapatan keluarga.
67
B. Saran
Hasil
penelitian
dan
pembahasan
analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi status gizi balita baik dan gizi kurang pada di Desa
Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas telah diuraikan,
maka peneliti menyarankan:
1. Bagi masyarakat
Saran bagi masyarakat, khususnya bagi para ibu yang memiliki
balita agar dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang ada untuk
bekerja sampingan dan memanfaatkan keterampilan atau keahlian khusus
untuk digunakan dalam menambah penghasilan. Selain itu, pemanfaatan
pekarangan rumah untuk memproduksi bahan makanan juga dapat
digunakan untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
2. Bagi Posyandu
Bagi posyandu disarankan dapat bekerja sama lintas sektor dengan desa
agar menemukan solusi untuk menambah pendapatan keluarga dengan
memanfaatkan sumber daya manusia yang ada seperti dengan memberikan
informasi mengenai peluang usaha ataupun dengan menggali potensi
masyarakat khususnya bagi ibu yang belum bekerja agar dapat
memanfaatkan keterampilan atau keahlian khusus sehingga pendapatan
keluarga dapat meningkat dan kejadian gizi kurang dapat dikurangi. Selain
itu, kader posyandu agar dapat memantau status gizi balita dan apabila
status gizi balita menurun, dapat segera ditangani.
68
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2010). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Azwar, S. (2004). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2010). Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2010. Kementerian Kesehatan RI. Retrieved 15 Juni
2013,
from
http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/TabelRiskesdas2010.
pdf.
Caulfield, L. E., Onis, M. D., Blossner, M. & Black, R. E. (2004). Undernutrition
as an underlying cause of child deaths associated with diarrhea,
pneumonia, malaria, and measles. The American Journal of Clinical
Nutrition, 2004(80), 193-198. Retrieved 16 Januari 2014, from
http://ajcn.nutrition.org/content/80/1/193.full.pdf+html
Dahlan, M. S. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif,
bivariat, dan multivariat, dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS.
Jakarta: Salemba Medika.
Dahlia, S. (2012). Pengaruh pendekatan positive deviance terhadap peningkatan
status gizi balita. Jeneponto. Media Gizi Masyarakat Indonesia, 2(1).
Retrieved
10
Oktober
2013,
from
http://journal.unhas.ac.id/index.php/mgmi/article/view/432/374
Depkes RI. (2009). Sistem kesehatan nasional. Jakarta. Retrieved 31 Desember
2013, from http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/KEPMENKES_3742009_TTG_SKN-2009.pdf
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. (2010). Gizi dan kesehatan
masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.
Devi, M. (2010). Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi
balita di pedesaan. Teknologi dan kejuruan 33 (2). 183-192. Retrieved 15
November 2013, from http://journal.um.ac.id/index.php/teknologikejuruan/article/view/3054/426
Dewi, A. B. F. K., Pujiastuti, N. & Fajar, I. (2013). Ilmu gizi untuk praktisi
kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kristianti, D., Suriadi, & Parjo. (2013). Hubungan antara karakteristik pekerjaan
ibu dengan status gizi anak usia 4-6 tahun Di TK Salomo Pontianak.
Jurnal Publikasi Mahasiswa Keperawatan FK UNTAN, 3(1). Retrieved 23
Januari
2014,
from
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/3804/38
07
Midyat, L., Aksit, S., Gokce, S., & Yagci, R.V. (2011). Nutritional status of
preschool (2-6 years of age) children from families from farious
socioeconomic groups, in the city of zmir, Turkey. Journal of Pediatric
Sciences,
3(3).
Retrieved
25
Oktober
2013,
from
http://www.pediatricsciences.com/ojs/index.php?journal=jps&page=article
&op=view&path[]=209&path[]=pdf_108
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan: pedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian. Jakarta:
Salemba Medika.
Patodo, S. (2012). Faktor faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Wawonasa Kota Manado Tahun 2012.
Retrieved
30
Juni
2013,
from
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1
&cad=rja&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fpascasarjanaunsrat.c
om%2Fhome%2Fwp-content%2Fuploads%2F2012%2F08%2FFaktor%2523U2013-faktor-yang-Berhubungan-dengan-Status-Gizi-Balita-diWilayah-Kerja-Puskesmas-Wawonasa-Kota-Manado-Tahun2012.docx&ei=CkTAUs22BYbjrAe3zYEY&usg=AFQjCNHLDIvmJKJL
G13yOZtDewUi4vjyaQ&bvm=bv.58187178,d.bmk
Permana, W. E. (2011). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
kurang pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baturaden II. (Skripsi),
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Proverawati, A., & Asfuah, S. (2009). Buku ajar gizi untuk kebidanan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Rahmawati, D. (2006). Status gizi dan perkembangan anak di Taman Pendidikan
Karakter Semai Benih Bangsa Sutera Alam, Desa Sukamantri, Kecamatan
Tamansari, Bogor. (Skripsi), Institut Pertanian Bogor, Bogor. Retrieved
30
Juni
2013,
from
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1673/Rahmawati.%
20Dina_A2006.pdf
LAMPIRAN
Kegiatan
Pengumpulan
materi
Studi
pendahuluan
penelitian
Penyusunan
proposal
penelitian
Konsultasi
dan
revisi
proposal
Seminar
proposal
Perijinan
penelitian
Pelaksanaan
penelitian
Penyusunan
hasil
penelitian
Seminar hasil
penelitian
10
Pengumpulan
skripsi
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Retno Dyah Palupi
NIM
: G1D010027
Adalah mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-
Januari 2014
Nama Anak
Alamat
:
Menyatakan bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam
penelitian yang akan dilakukan oleh Retno Dyah Palupi, mahasiswa Jurusan
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal
Soedirman.
Demikian lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Purwokerto,
Januari 2014
Responden
(.)
LEMBAR KUESIONER
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI
BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA DUKUHWALUH
KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS
Petunjuk Pengisian:
1. Berilah tanda check list () pada jawaban yang paling sesuai.
2. Isilah pertanyaan dibawah ini pada tempat yang tersedia.
3. Jawaban yang ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya maka diharapkan ibu
menjawab semua pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat
atau keyakinan.
4. Tiap jawaban yang ibu kembalikan kepada kami merupakan bantuan yang tak
ternilai bagi penelitian ini, untuk itu peneliti mengucapkan penghargaan yang
setinggi-tingginya.
A. Identitas Responden
1.
2.
Nama responden/ibu :
3.
Usia responden
4.
Alamat responden
SMP/Sederajat
Tidak lulus SD
SMA/Sederajat
SD/Sederajat
6. Pekerjaan Ibu
Diploma/S1
:
Tidak bekerja
Pedagang
Buruh
Lainnya, sebutkan...........
PNS
7. Pendapatan Keluarga:
B. Identitas Anak
1. Nama anak
2. Jenis kelamin
Campak
Tuberkulosis
ISPA
Lainnya, sebutkan..........
Pernyataan
1.
Pada usia 0-6 bulan bayi hanya boleh diberi ASI (Air
Susu Ibu) saja.
2.
3.
4.
5.
Benar
Salah
6.
7.
8.
9.
Correlations
p1
p1
Pearson
Correlation
p2
N
p3
Pearson
Correlation
30
30
30
30
30
30
p9
p10
.055
30 30
30
30
30 30
30
30
30
30
30
30
30 30
30
**
1 . .489
.
30 30
.
30
30
30
30
30
30
30
30
.006
30 30
30
Sig. (2tailed)
.055
.094
30 30
30
30
30
30
30
30
30
.a
30 30
30
30
30
30
30
30 30
Sig. (2tailed)
.780
.378 .552
30
30
30 30
30
.094 .378
Pearson
.264 .075 -.015
Correlation
30
30
30 30
a
30
30
30
.010
30
30
.
30 30
.354 .a .311
30
30
Pearson
-.042 .375* .049
Correlation
30
30
.465
Pearson
.311 -.035 .109 .489** .a
Correlation
30
30
30
30
30 30
.027
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30 30
30
30 30
.027
30
p15 Jmlh
p14
p8
Sig. (2tailed)
p7
p6
p9
30
Pearson
.354 .000 .139
Correlation
Sig. (2tailed)
p8
.797 .797
30
p5
.797 1.000
p7
1 .049
.827
30
30
30
Sig. (2tailed)
p6
30
30
p5
30
Pearson
.049 .049
Correlation
Sig. (2tailed)
p4
.827 .797
Pearson
-.042
Correlation
Sig. (2tailed)
p4
1 -.042 .049
Sig. (2tailed)
p2
p3
30
30
30
30
30
.006
30
30 30
30
30
30
.001
30
30
30
Pearson
.035 .208 .095 -.342 .a -.426* -.138 .146
Correlation
30
30 30
-.203
.484**
30
30
.024
30
30
.018
Sig. (2tailed)
30
30
30
p10 Pearson
-.042 -.250 .294
Correlation
Sig. (2tailed)
30
30
30
.064
30 30
30
.055
30 30
30
30
.007 .281
30
30
30
Sig. (2tailed)
N
p12 Pearson
Correlation
30
30
30
Sig. (2tailed)
N
30
30
30
p13 Pearson
.111 .667** .196
Correlation
Sig. (2tailed)
30
30
30
p14 Pearson
-.224 .224 .351
Correlation
Sig. (2tailed)
30
30
30
p15 Pearson
.049 .049 .135
Correlation
Sig. (2tailed)
30
30
30
.039
30 30
.
1 .134
.007
.481
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30 30
30
30
30
30
30
Cronbach's
Alpha
N of Items
.668
16
30 30
30 30
30
30
30
30
.210
30
30
30
.a
30
30
30
30
30 30
30
30
30
30
1 .447
.196 .460*
.013 .299
30
. .013
30
.661
30 30
30
30
.177
30 30
30
.a .447*
30
.027
30
30
30 30
30
30
30
30
.011
30
1 .351 .514**
30
.057
.004
30
30
.a .196 .351
1 .461*
.465
. .299 .057
.010
30 30
30
30
.001
30 30
30
30
30
30
30
30
Reliability Statistics
Jmlh Pearson
.403* .403* .461* .569** .a .493** .567** .411*
Correlation
Sig. (2tailed)
30
30 30
1
30
.924
.281 .481
30
.
30 30
.484**
p11 Pearson
.134 -.200 .105 -.378* .a .203 -.200 .161 -.203 .134
Correlation
30
30
30 30
30 30
30
30
30
30
30
30
Missing
Percent
pengetahuanibutentanggizi
48
Total
Percent
100.0%
.0%
Percent
48
100.0%
Descriptives
Statistic
pengetahuanibutentanggizi Mean
9.7292
Lower Bound
9.3761
Upper Bound
10.0822
5% Trimmed Mean
Std. Error
.17549
9.7778
Median
10.0000
Variance
1.478
Std. Deviation
1.21585
Minimum
7.00
Maximum
11.00
Range
4.00
Interquartile Range
2.00
Skewness
Kurtosis
-.415
.343
-1.146
.674
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
pengetahuanibutentanggizi
a. Lilliefors Significance Correction
.227
df
Shapiro-Wilk
Sig.
48
.000
Statistic
.848
df
Sig.
48
.000
Frequencies
Statistics
Tingkatpendidika pekerjaani pendapatankelu pengetahuanibutenta penyakitinfe statusg
nibu
bu
N Valid
Missi
ng
arga
nggizi
ksi
izi
48
48
48
48
48
48
Frequency Table
tingkatpendidikanibu
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
rendah
29
60.4
60.4
60.4
tinggi
19
39.6
39.6
100.0
Total
48
100.0
100.0
pekerjaanibu
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
tidak bekerja
27
56.2
56.2
56.2
Bekerja
21
43.8
43.8
100.0
Total
48
100.0
100.0
pendapatankeluarga
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
34
70.8
70.8
70.8
14
29.2
29.2
100.0
Total
48
100.0
100.0
pengetahuanibutentanggizi
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
kurang
20
41.7
41.7
41.7
baik
28
58.3
58.3
100.0
Total
48
100.0
100.0
penyakitinfeksi
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
46
95.8
95.8
95.8
4.2
4.2
100.0
48
100.0
100.0
statusgizi
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
gizi kurang
24
50.0
50.0
50.0
gizi baik
24
50.0
50.0
100.0
Total
48
100.0
100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
tingkatpendidikanibu *
statusgizi
pekerjaanibu * statusgizi
pendapatankeluarga *
statusgizi
pengetahuanibutentanggizi
* statusgizi
penyakitinfeksi * statusgizi
Missing
Percent
Total
Percent
Percent
48
100.0%
.0%
48
100.0%
48
100.0%
.0%
48
100.0%
48
100.0%
.0%
48
100.0%
48
100.0%
.0%
48
100.0%
48
100.0%
.0%
48
100.0%
tingkatpendidikanibu * statusgizi
Crosstab
statusgizi
gizi kurang
Tingkatpendidikanibu
rendah
Count
Total
Total
18
11
29
14.5
14.5
29.0
13
19
Expected Count
9.5
9.5
19.0
Count
24
24
48
24.0
24.0
48.0
Expected Count
tinggi
gizi baik
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
sided)
.039
3.136
.077
4.347
.037
4.269
b
sided)
sided)
.075
Linear-by-Linear
4.180
Association
b
N of Valid Cases
.041
48
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
3.545
1.042
12.058
1.966
.956
4.040
.554
.318
.967
/ tinggi)
For cohort statusgizi = gizi
kurang
For cohort statusgizi = gizi
baik
N of Valid Cases
48
.038
pekerjaanibu * statusgizi
Crosstab
statusgizi
gizi kurang
pekerjaanibu
tidak bekerja
Count
Expected Count
bekerja
Total
13
27
13.5
13.5
27.0
10
11
21
10.5
10.5
21.0
24
24
48
24.0
24.0
48.0
Count
Expected Count
Total
14
Count
Expected Count
gizi baik
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
.771
.000
1.000
.085
.771
.085
b
df
1.000
.083
Association
b
N of Valid Cases
.773
48
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50.
b. Computed only for a 2x2 table
sided)
.500
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Odds Ratio for pekerjaanibu
(tidak bekerja / bekerja)
For cohort statusgizi = gizi
kurang
Lower
Upper
1.185
.378
3.710
1.089
.611
1.940
.919
.522
1.618
48
pendapatankeluarga * statusgizi
Crosstab
statusgizi
gizi kurang
pendapatankeluarga
Count
Total
Total
21
13
34
17.0
17.0
34.0
11
14
Expected Count
7.0
7.0
14.0
Count
24
24
48
24.0
24.0
48.0
Expected Count
lebih dari UMK
gizi baik
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
Likelihood Ratio
sided)
.011
4.941
.026
6.760
.009
6.454
b
sided)
sided)
.024
Linear-by-Linear
6.319
Association
b
N of Valid Cases
.012
48
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
5.923
1.387
25.300
2.882
1.022
8.133
.487
.293
.808
48
.012
pengetahuanibutentanggizi * statusgizi
Crosstab
statusgizi
gizi kurang
pengetahuanibutentanggizi
kurang
Count
Expected Count
baik
Count
Expected Count
Total
Count
Expected Count
gizi baik
Total
11
20
10.0
10.0
20.0
13
15
28
14.0
14.0
28.0
24
24
48
24.0
24.0
48.0
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
.558
.086
.770
.343
.558
.343
b
df
N of Valid Cases
sided)
.770
.336
Association
.562
48
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,00.
b. Computed only for a 2x2 table
.385
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
1.410
.446
4.464
1.185
.676
2.077
.840
.463
1.522
(kurang / baik)
For cohort statusgizi = gizi
kurang
For cohort statusgizi = gizi
baik
N of Valid Cases
48
penyakitinfeksi * statusgizi
Crosstab
statusgizi
gizi kurang
penyakitinfeksi
Count
infeksi
Total
Total
24
22
46
23.0
23.0
46.0
Expected Count
1.0
1.0
2.0
Count
24
24
48
24.0
24.0
48.0
Expected Count
tidak terkena penyakit
gizi baik
Count
Expected Count
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
(2-sided)
sided)
sided)
df
a
.149
.522
.470
2.860
.091
2.087
b
Asymp. Sig.
.489
Linear-by-Linear
2.043
Association
b
N of Valid Cases
.153
48
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
For cohort statusgizi = gizi
baik
N of Valid Cases
Lower
.478
48
.354
Upper
.647
.245
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
Selected Cases
N
Included in Analysis
Percent
48
100.0
.0
48
100.0
.0
48
100.0
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
Internal Value
gizi baik
gizi kurang
tingkatpendidikanibu
(1)
34
1.000
14
.000
rendah
29
1.000
tinggi
19
.000
Step 2
df
Sig.
Step
8.727
.013
Block
8.727
.013
Model
8.727
.013
Step
-1.967
.161
Block
6.760
.009
Model
6.760
.009
Model Summary
Step
1
2
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood
57.816
.166
.222
59.782
.131
.175
Chi-square
df
Sig.
.839
.657
.000
Step 1
Step 2
Observed
Observed
Expected
Expected
Total
7.596
1.404
3.404
1.596
5.404
4.596
10
7.596
17
16.404
24
11
11.000
3.000
14
13
13.000
21
21.000
34
Classification Table
Predicted
statusgizi_reg
Observed
Step 1
statusgizi_reg
gizi baik
gizi baik
gizi kurang
Percentage
gizi kurang
Correct
17
70.8
17
70.8
Overall Percentage
Step 2
statusgizi_reg
gizi baik
gizi kurang
Overall Percentage
a. The cut value is ,500
70.8
11
13
45.8
21
87.5
66.7
Wald
df
Sig.
Exp(B) Lower
tingkatpendidikanibu(1)
.932
.667
1.950
.163
2.539
pendapatankeluarga(1)
1.527
.767
3.965
.046
4.604
-1.689
.736
5.260
.022
.185
1.779
.741
5.766
.016
5.923
-1.299
.651
3.979
.046
.273
Upper
.687
9.386
Constant
Step
2
S.E.
pendapatankeluarga(1)
1.024 20.693
1.387 25.300
Constant
Variable
Step 1
Step 2
Model Log
Change in -2
Likelihood
Log Likelihood
Sig. of the
df
Change
tingkatpendidikanibu
-29.891
1.967
.161
pendapatankeluarga
-31.097
4.379
.036
pendapatankeluarga
-33.271
6.760
.009
Variables
tingkatpendidikanibu(1)
Overall Statistics
a. Variable(s) removed on step 2: tingkatpendidikanibu.
df
Sig.
2.007
.157
2.007
.157
a,b
Predicted
statusgizi_reg
Observed
Step 0
gizi baik
statusgizi_reg
Percentage
gizi kurang
Correct
gizi baik
24
.0
gizi kurang
24
100.0
Overall Percentage
50.0
Constant
S.E.
.000
.289
Wald
df
.000
Sig.
1
Exp(B)
1.000
1.000
Variables
df
Sig.
tingkatpendidikanibu(1)
4.269
.039
pendapatankeluarga(1)
6.454
.011
8.179
.017
Overall Statistics