Vous êtes sur la page 1sur 2

Asam borat (boric acid) merupakan senyawa kimia yang mudah larut dalam air.

Asam borat telah digunakan sejak tahun 1600-an, ketika ahli kimia menghasilkan senyawa ini dengan
mereaksikan borat dengan asam sulfat.
Berbagai macam industri menggunakan asam borat yang dianggap memiliki toksisitas yang relatif
rendah.
Bermacam produk yang mengandung asam borat juga dapat ditemukan di pasaran, mulai dari
insektisida hingga kosmetik.
Rumus kimia asam borat adalah H3BO3 dengan warna putih atau bening, tergantung pada
komposisinya, dan biasanya dijual dalam bentuk bubuk atau dalam bentuk larutan.
Asam borat memiliki tingkat keasaam rendah dan dapat digunakan untuk berbagai proses industri
seperti mengolah kayu, membuat berbagai material tahan api, membuat semen, dan menciptakan
reaksi terkontrol pada pembangkit listrik tenaga nuklir.
Asam borat juga merupakan pengawet dan pengering (penyerap kelembaban) yang baik.
Asam borat memiliki pula sejumlah manfaat pengobatan. Senyawa ini bekerja sebagai antiseptik
ringan dan efektif mengobati beberapa kondisi kulit seperti jerawat dan ruam ringan.
Asam borat umum digunakan untuk mengatasi infeksi jamur dan dalam bentuk encer dimanfaatkan
sebagai obat cuci mata.
Senyawa ini dikenal memiliki toksisitas rendah sehingga aman digunakan sebagai pembasmi jamur,
semut, dan kecoa.
Sementara asam borat memiliki toksisitas rendah bagi manusia, beberapa hewan tampak menjadi
bioaccumulate borat, yang berarti bahwa paparan jangka panjang dapat menyebabkan masalah
kesehatan.
Asam borat juga bisa mematikan jika tertelan dan penggunaan jangka panjang pada kulit atau mata
bisa menyebabkan iritasi.
Senyawa ini berpotensi berbahaya bagi hewan peliharaan yang lebih mudah keracunan karena ukuran
tubuh mereka yang lebih kecil.
Saat digunakan dalam rumah tangga, penggunaan asam borat mesti dilakukan dengan hati-hati agar
tidak tertelan atau membahayakan hewan peliharaan.
Aplikasi borat pada kulit harus menghindari selaput lendir dan luka di kulit. Hentikan penggunaan
jika terjadi iritasi.
Dianjurkan pula untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan asam borat untuk
menghindari kontraindikasi terutama saat sedang menjalani pengobatan lain.[]

Propylene glycol: cairan bening untuk melembabkan, namun sering menyebabkan alergi
pada kulit.
Sodium lauryl sulphate: deterjen, emulsifikasi dan pengantar keringat, namun sering
membuat kulit kering dan menyebabkan iritasi karena mengurangi protein kulit.
Diethanolamine (DEA) dan triethanolamine (TEA): bisa membentuk nitrosamine
penyebab kanker dan formaldehida (gas disinfektan). Tak hanya berisiko menyebabkan
alergi, tapi juga mutasi gen dalam hewan sehingga telah dilarang di Jepang dan Swedia.
Parabens atau parabenz: pengawet yang digunakan oleh hampir sepertiga produk
kosmetik dan dicurigai dapat memicul kanker. Sebenarnya parabens dapat ditemukan di
alam, namun produsen kosmetik seringkali menggunakan bentuk sintesanya, yaitu butyl,
ethyl, methyl atau propyl parabens.
Stearic acid: lilin asam lemak yang sering digunakan dalam krim kulit. Jika digunakan terusmenerus bisa menimbulkan iritasi.
Lanolin: berasal dari wol domba dan mungkin mengandung peptisida yang dibawa dalam
pembuluh darah karena larut dalam lemak.
Boric acid: pemusnah bakteri dan jamur dalam astringen yang bisa menyebabkan reaksi
keracunan. Talc yang mengadung zat ini biasanya tidak digunakan untuk anak di bawah
usia 3 tahun.
Benzyl alcohol: bahan pengawet pada krim. Jika digunakan terus-menerus dapat
menyebabkan sensitivitas berlebih.
Tocopherol dan tocopherol acetate: sering digunakan sebagai antioksidan dan bisa
menyebabkan iritasi.

Vous aimerez peut-être aussi