Vous êtes sur la page 1sur 1

1.

Say no to "Yes Men"


Tercatat dalam sejarah ketika Amerika Serikat sedang terlibat dalam
peperangan, Lincoln secara mengejutkan memilih untuk mengisi kabinetnya
dengan orang-orang yang sebelumnya berada di kelompok kandidat
pesaingnya. Sebagai orang yang sangat percaya diri, Lincoln senang
melakukan debat dan diskusi dengan orang-orang yang memiliki opini yang
berbeda. Dengan diskusi model ini, Lincoln menyakini akan menemukan
sesuatu. Dengan kata lain, justru Lincoln tidak suka menyukai orang -orang
yang bermental "Yes Men." Merasa nyaman dengan aneka konflik
dan belajar untuk mengelola perbedaan itulah yang menjadi inti dari ciri
kepemimpinan Lincoln ini.
2. Be Decisive
Seorang pemimpin yang kuat tahu kapan dan bagaimana membuat
keputusan. Semua anggota kabinet bebas melontarkan argumentasi. Tapi,
Lincoln memiliki kemampuan kapan mengambil informasi yang ia butuhkan.
Kadang ia harus menyendiri untuk menentukan solusi terbaik dan membuat
keputusan tanpa keraguan.
3. Look for Inspiration
Inspirasi bisa dicari di mana saja. Khususnya, pada tempat maupun hal-hal
yang tidak umum. Sebagai anggota Kongres, Lincoln belajar matematika
untuk mendapatkan kebijaksanaan dalam penalaran.
Lepsinger mengatakan pemimpin pembelajar terus menerus dan melihat di
luar industri mereka untuk ide-ide dan inovasi.
4. Connect with everypeople
Terhubung dengan banyak orang menjadi salah satu modal kepemimpinan
seseorang. Lincoln dikenal sebagai seorang pemimpin yang jujur, tapi ia
bisa berkomunikasi dengan banyak orang di semua level. Lincoln pun
dikenal dengan seorang pemimpin yang suka lelucon dan cerita. Intinya,
kepemimpinan bukanlah seberapa pintar diri seseorang, tapi seberapa kuat
hubungan pribadi dan tingkat kepercayaan yang dibangun.

http://mcclariegroup.com/3-leadership-qualities-of-abraham-lincoln/

Vous aimerez peut-être aussi