Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
IRSAN AR RAHMAN
1114100502 / M9 / 26 Nopember 2014
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Abstrak
Dalam percobaan ini memiliki tujuan untuk mengetahui peenggunaan prinsip
Hukum Newton II pada gerak rotasi dan untuk menentukan momen inersia sistem
benda berwujud roda sepeda. Prinsip yang digunakan pada percobaan ini adalah
prinsip Hukum Newton II yang berbunyi besar gaya yang bekerja pada suatu benda
berbanding lurus dengan massa dan percepatannya. Cara kerja dari percobaan ini
adalah yang pertama roda diatur agar berada pada posisi sumbu statif dan sumbu
statif harus tegak bidang. Tinggi antara beban dan lantai ditentukan kemudian
dilepaskan. Waktu tempuh dicatat dan diulangi sebanyak lima kali dan dilakukan
untuk beban yang berbeda sebanyak lima kali. Dari percobaan ini akan didapat
waktu,ketinggian dan percepatan yang akan digunakan dalam mencari besar
momen inersia pada roda sepeda.
Kata Kunci : Hukum 2 Newton,percepatan,waktu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sebuah Benda Tegar yang tersusun atas banyak partikel Terpisah yang
mempunyai massa masing-masing. Jika suatu benda dikenai suatu gaya maka benda
tersebut akan bergerak dengan percepatan tertentu. Gerak yang dilakukan oleh
benda tersebut bisa berupa gerak translasi,rotasi,maupun translasi rotasi. Hukum 2
Newton dapat diterapkan dalam berbagai Gerak dinamik termasuk pada gerak
rotasi.
Salah satu hasil aplikasi hukum 2 Newton pada gerak rotasi adalah
didapatkannya Momen Inersia. Pada dasarnya dalam penentuan momen inersia
harus dilakukan perkalian massa benda dengan porosnya. Inersia merupakan
kencendrungan atau sifat nyata dari suatu benda untuk mempertahankan posisi
atau gerakannya. Untuk benda yan berwujud tidak beratutan dalam menentukan
momen inersianya digunakan hukum 2 newton dalam gerak rotasi. Oleh karena
itu,dilakukan percobaan momen inersia untuk mengetahui penerapan hukum 2
newton untuk gerak rotasi dalam menentukan momen inersia pada sistem benda
tegar berwujud roda sepeda
1.2.
Permasalahan
Menggunakan Hukum 2 Newton dalam gerak rotasi dan untuk mencari momen
inersia dari sitem benda yang berwujud roda sepeda.
1.3.
Tujuan
BAB II
DASAR TEORI
Pada integrasi itu dm merupakan elemen massa benda yang benda pada posisi
= (x+y+kz). Jika BT bermassa jenis , Panjang elemen massa dl,luas dA,serta
volumenya dV maka massa BT dapat dihitung dengan
M = dm ........................................................................ (2.4)
BT disebut homogen bila massa jenis () benda itu tetap
= dm/dl....................................................................... (2.5)
= dm/dA .................................................................... (2.6)
= dm/dV ..................................................................... (2.7)
Pers. 2.14 dalam gerak melingkar. Satuan f adalah Hz dan satuan adalah rad/s.
Gerak rotasi juga mengenal percepatan sudut yang didefinisikan
= d2/dt2 .................................................................. (2.15)
Kita juga dapat menyatukan percepatan linear degan rotasi dengan memasukan
pers.2.11
dV/dt = R d/dt .......................................................... (2.16)
Maka didapat persamaan percepatan sudut
a = R .......................................................................... (2.17)
=a/R .......................................................................... (2.18)
Gerak rotasi juga menghasilkan persamaan
= 0 + 0t + a t2 ..................................................... (2.19)
(Jay Orear,1979.Hal 190,191,192)
2.4. Torsi
Jarak tegak lurus antara garis kerja sebuah gaya dan sumbu rotasi dinamakan
lengan (L) gaya tersebut. Hasil kali sebuah gaya dengan lengannya disebut torsi ().
Torsi yang diberikan pada sebuah benda oleh sebuah gaya adalah besaran yang
mempengaruhi kecepatan angular benda tersebut secara matematika dapat ditulis
= LF = rF sin ............................................................. (2.20)
Dimana adalah sudut tegak lurus garis radial atau sudut antara gaya (F) dan vektor
posisi (r) ketitik tangkap gaya (Biasanya Pusat Rotasi).
Bila kita memasukan persamaan Hukum Newton 2 maka
F = m.a ....................................................................... (2.21)
Maka kita hubungkan dengan persamaan 2.17 maka dapat kita rubah
F = m.a ....................................................................... (2.21)
FI
FIt
mi
ri
Garis Kerja
Gambar 2.1 : Gaya Diuraikan menjadi komponen Radial (FIr = FI Cos ) dan
Komponen tegak lurus (Fit = FI Sin ). Komponen Radial tidak mempengaruhi rotasi
cakram.
(Tipler,1991.Hal 274)
Maka semakin besar jarak sumbu terhadap partikel yang menyusun benda,semakin
besar pula momen inersianya. Satuan momen inersia (I) dalam SI adalah Kg m 2 .
Dalam hubungannya maka dari pers 2.28 dapat ditulis kembali
K = I 2 ..................................................................... (2.30)
(Young and Freedman,2000.Hal 170)
Pada benda tegar perhitungan momen inersia pada persamaan 2.29 diganti oleh
sebuah integral yang dapat ditulis
I = r2 dm ..................................................................... (2.31)
Dengan r adalah jarak elemen massa dm dari sumbu rotasi. Akan menjadi lebih
mudah ketika menghitung momen inersia menggunakan elemen volume daripada
massa. Dan kita dpat dengan mudah mengubah persamaan dengan menggunakan
Densitas objek atau dapat ditulis.
= m/V ....................................................................... (2.32)
Dimana adalah densitas,V adalah volume,dan m adalah massa objek,maka
persamaan 2.31 dapat digabungkan dengan persamaan 2.32 menjadi
I = r2 dV ................................................................... (2.33)
(Searway and Jawett,2006.Hal 312)
L = I .......................................................................... (2.38)
Arah L sama dengan arah . Arah searah dengan jam bernilai negatif dan juga
sebaliknya. Untuk gerakan umum momentum sebuah partikelrelatif terhadap titik
asal.
L = m v r ..................................................................... (2.39)
L = m v r sin .............................................................. (2.40)
(Tipler,1991.Hal 275)
BAB III
METODOLOGY PERCOBAAN
Roda
m1
h
statif
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
t1 (s)
3,34
2
1,78
t2 (s)
3,40
2,56
1,75
t3 (s)
3,25
2,56
1,75
t4 (s)
3,31
2,69
1,94
t5 (s)
3,22
2,66
1,75
t1 (s)
2,81
2,03
1,60
t2 (s)
2,82
2,25
1,62
t3 (s)
2,81
2,13
1,72
t4 (s)
2,53
2,25
1,53
t5 (s)
2,62
2,16
1,56
4.2. Perhitungan
Dari data yang kami dapat,maka kami dapat mencari a yang kemudian dapat
digunakan untuk mencari momen Inersia.
Contoh Perhitungan daridata pada tabel 4.2
Diketahui : h = 0,5 m ; m = 0,23 kg ; R = 0,26cm ; t = 2,81 s
Ditanya : I?
Jawab
a = 2s/t2
I = m R2 (g/a 1)
= 2.0,5/(2,81)2
I = 0,23(0,26)2 (10/0,13 1)
= 0,13 m/s2
I = 1,21 kg/m2
Maka dengan cara yang sama seperti pada contoh perhitungan diatas,diperoleh
data perhitungan sebagai berikut
M (kg)
R2 (m)
0,23 0,068
Pengulangan
1
2
3
4
5
Rata-Rata
0,5
0,33 0,068
1
2
3
4
5
Rata-Rata
0,63 0,068
1
2
3
4
5
Rata-Rata
t (s)
2,81
2,82
2,81
2,53
2,62
2,72
2,02
2,25
2,13
2,25
2,16
2,16
1,60
1,62
1,72
1,53
1,56
1,61
a (m/s2)
0,13
0,13
0,13
0,16
0,15
0,14
0,24
0,20
0,22
0,26
0,21
0,21
0,39
0,38
0,34
0,43
0,41
0,39
I (kg/m2)
1,21
1,22
1,21
0,98
1,05
1,14
0,90
1,11
0,99
1,11
1,02
1,02
1,05
1,08
1,22
0,95
0,99
1,06
M (kg)
R2 (m)
0,23 0,068
Pengulangan
1
2
3
4
5
Rata-Rata
0,7
0,33 0,068
1
2
3
4
5
Rata-Rata
0,63 0,068
Rata-Rata
1
2
3
4
5
t (s)
3,34
3,4
3,25
3,31
3,32
3,30
2
2,56
2,56
2,69
2,66
2,49
1,78
1,75
1,75
1,94
1,75
1,79
a (m/s2)
0,13
0,12
0,13
0,13
0,14
0,13
0,35
0,21
0,4
0,19
0,20
0,23
0,44
0,46
0,46
0,37
0,46
0,44
I (kg/m2)
1,22
1,27
1,16
1,20
1,14
1,20
0,62
1,02
1,02
1,13
1,11
0,98
0,92
0,89
0,89
1,10
0,89
0,94
4.3. Grafik
0.045
0.04
0.035
0.03
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
0.02244
0.01564
y = 1.0381x + 0.0006
R = 0.9993
Se
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
Percepatan benda dibagi dengan percepatan gravitasi dikurangi percepatan
benda
Grafik 4.1 : Grafik fungsi momen inersia benda terhadap percepatan benda dan
gravitasi pada ketinggian 0,5 meter
0.04284
0.02244
y = 0.8407x + 0.0038
R = 0.9949
Se
0.01564
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
Percepatan benda dibagi dengan percepatan gravitasi dikurangi percepatan
benda
Grafik 4.2 : Grafik fungsi momen inersia benda terhadap percepatan benda dan
gravitasi pada ketinggian 0,7 meter
4.4. Pembahasan
Percobaan Momen Inersia ini dilakukan untuk menerapkan penggunaan Hukum
Newton II pada gerak rotasi dan menentukan momen inersia sistem benda
berwujud roda sepeda. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah Hukum
Newton II pada gerak rotasi. Percobaan dalam menentukan momen inersia ini
dilakukan dengan menggunakan satu beban yang berada pada tepi roda. Dalam
menentukan ketinggian benda kita juga menentukan pusat massa benda dengan
menggunakan water pas agar posisi roda berada dalam keadaan setimbang pada
saat pengukuran, sehingga pada saat roda mengalami perputaran posisi roda tetap
berada dalam posisi semula (tidak mengalami pergeseran). Percobaan ini
menggunakan variasi massa dan variasi ketinggian.variasi ketinggian yang kami
gunakan antara lain.
Dalam Percobaan ini kami mendapatkan variasi waktu (t). Waktu (t) pada saat
h=0,5 meter dan m=0,23kg adalah(s) 2,81;2,82;2,82;2,53;2,62. Sedangkan t pada
m=0,33kg adalah(s) 2,03;2,25;2,13;2,25;2,16. Dan pada m=0,63 kg t(s) adalah
1,60;1,62;1,72;1,53;dan 1,56.Dan pada ketinggian h = 0,7 meter kami juga
mendapatkan variasi t,pada m=0,23kg t yang dihasilkan antara lain
3,34;3,4;3,25;2,31;3,22. Dan pada m=0,33kg 2;2,56;2,56;2,69;2,66. Dan pada
m=0,63kg waktu yang dihasilkan adalah 1,78;1,75;1,75;1,94;1,75. Setelah itu
kamipun melakukan perhitungan dari data yang kami dapat tersebut maka kami
mendapatkan nilai sebuah percepatan a (m/s2),berikut nilai percepetannya. Pada h=
0,5 meter,pada m=0,23kg besar (a)= 0,13;0,13;0,13;0,16;1,15. Dan pada m=0,33kg
maka (a)= 0,24;0,20;0,22;0,26;0,21. Dan pada m=0,63kg besar (a)=
0,39;0,38;0,34;0,43;0,41. Kemudian untuk h=0,7 meter kamipun mendapat variasi
perceptan. Pada m=023kg (a)= 0,13;0,12;0,13;0,13;0,14. Dan pada m=0,33kg
(a)adalah 0,35;0,21;0,21;0,19;0,20. Dan pada m=0,63kg (a)=
0,44;0,46;0,46;0,37;0,46. Setelah mendapat percepatan maka kami dapat
melakukan perhitungan momen inersia benda tersebut. Berikut momen Inersia
benda dengan h=0,5 meter,momen inersia (Kg m2) pada m=0,23kg adalah
1,21;1,22;1,21;0,98;1,05. Dan pada m=0,33kg (I)= 0,90;1,11;0,99;1,11;1,02. Dan
pada m=0,63kg didapatkan (I)= 1,05;1,08;1,22;0,95;0,99. Dan pada ketinggian h=0,7
meter kami juga mendapat variasi momen inersia,pada m=0,23kg (I)=
1,22;1,27;1,16;1,2;1,14. Dan pada m=0,33kg (I)= 0,62;1,02;1,02;1,13;1,11. Dan pada
m=0,63kg (I)= 0,92;0,89;0,89;1,10;0,89.
Dan setelah mendapatkan variasi data tersebut kamipun dapat membuat grafik
fungsi seperti yang ditunjukan grafik 4.1 dan grafik 4.2. Pada grafik tersebut,
penentuan koordinat titik pada sumbu-x adalah dengan cara membagi percepatan
dengan selisih antara percepatan gravitasi dengan percepatan tu sendiri. Lalu untuk
menentukan koordinat titik pada sumbu-y adalah dengan cara mengalikan massa
benda dengan jari jari roda sepeda tersebut. Setelah ditentukan koordinatnya,
terbentuklah grafik tersebut. Dan grafik tersebut menunjukkan besar nilai momen
inersia. Dan pada grafik 4.1 menunjukan fungsi y = 1,038x + 0,000. Pad grafik 4.2
menunjukan grafik y = 0,840x + 0,003. Nilai Momen inersia menurut grafik adalah
membesar di saat beban yang digunakan diperbesar. Dari perhitungan momen
inersia yang telah dilakukan dan grafik yang menunjukan besar nilai momen inersia,
dapat diamati bahwa terdapat perbedaan yang tidak terlalu besar. Hal itu dapat
terjadi, karena pada perhitungan, angka yang digunakan adalah angka yang telah
dibulatkan agar mudah diolah. Sedangkan angka angka yang digunakan untuk
membuat grafik adalah angka yang sesungguhnya tanpa adanya pembulatan
sehingga angka yang ditunjukkan dapat sedikit berbeda dengan perhitungan yang
telah dilakukan. Sehingga besar nilai momen inersia perhitungan dan grafik terdapat
sedikit perbedaan.
Daftar Pustaka