vars [ASKEP HIPERTENSI PADA IBU HAMIL Blog Nussing Puri Rahza UNAIR
Blog Nursing Putri Rahza UNAIR
ASKEP HIPERTENSI PADA IBU HAMIL
Filed Under: Kardiovaskuler
August 29, 2010
2.1 Definisi
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi s
atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. Akan tetapi yang kami bahas dalam makalah
ini hanya hipertensi yang timbul pada saat hamil. Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi
dan kadang-kadang disertai proteinuria, oedema, convulsi, coma, atau gejala-gejala lain.
Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Welfare:
1. Hipertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan ialah preeklamsi dan
eklamsi.
Diagnosa dibuat atas dasar hipertensi dengan proteinuri atau oedema atau kedua-duanya pada wanita
hamil setelah minggu 20.
1. Hypertensi yang kronis.
Diagnosa dibuat atas adanya hipertensi sebelum kehamilan atau penemuan hipertensi sebelum minggu
ke 20 dari kehamilan dan hipertensi ini tetap setelah kehamilan berakhir.
1. Preklamsi dan eklamsi yang terjadi atas dasar hipertensi yang kronis. Pasien dengan hipertensi
yang kronis sering memberat penyakitnya dengan kehamilan, dengan gejala-gejala hipertensi
naik, proteinuri, oedem dan kelainan retina.
2. Transient hypertension.
Diagnosa dibuat kalau timbul hipertensi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dari nifas pada
wanita yang tadinya normotensif dan yang hilang dalam 10 hari post partum.
aptwwwptrisayangoundablog.com2010°08/20aske-hipertrsi-pads-ibu-hamill 1vars [ASKEP HIPERTENSI PADA IBU HAMIL Blog Nussing Puri Rahza UNAIR
Hipertensi pada saat kehamilan yang dibahas dalam makalah ini adalah hipertensi akut, karena hanya
muncul pada saat hamil, dan sebagian besar tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya
2.2 Etiologi
Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul pada wanita yang :
Terpajan ke vilus korion untuk pertama kali
2. Terpajan ke vilus korion dalam jumlah sangat besar, seperti pada kehamilan kembar atau mola
hidatiosa
3. Sudah mengidap penyakit vaskular
4. Secara genetis rentan terhadap hipertensi yang timbul saat hamil
2.3 Patofisiologi
Vasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama kali dianjurkan oleh
volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku,
fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis
yang tampak di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap
aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu
sendiri menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.
Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-perubahan ini mungkin
menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini
menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel.
Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan
menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam
hipertensi yang berat.
2.4 Manifestasi klinis
Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :
1, Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
2. Proteinuria samar sampai +1
3. Peningkatan enzim hati minimal
Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih
Proteinuria + 2 persisten atau lebih
Nyeri kepala
Gangguan penglihatan
Nyeri abdomen atas
Oliguria
Kejang
Kreatinin meningkat
Trombositopenia
Ser AwAYN
10. Peningkatan enzim hati
11. Pertumbuhan janin terhambat
12, Edema paru
aptwwwptrisayangoundablog.com2010°08/20aske-hipertrsi-pads-ibu-hamill 2vars [ASKEP HIPERTENSI PADA IBU HAMIL Blog Nussing Puri Rahza UNAIR
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
1. CT-Scan Hepar menunjukkan hematom subkapsularis di hepar
2. MRI memungkinkan diperolehnya resolusi yang lebih baik, tetapi kausa mendasar tentang lesi-
lesi masih belum terungkapkan.
2.6 Penatalaksanaan
‘Adapun penatalaksanaannya antara lai
1. Deteksi prenatal dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 mingg,
kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
1. Penatalaksanaan di rumah sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup:
1, Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari temuan-temuan klinis
seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang
pesat
Berat badan saat masuk dan kemusian setiap hari
Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari
4. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara tengah malam dan
pagi hari
5. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim hati dalam serum,
dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
6. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara klinis maupun USG
7. Terminasi kehamilan
eR
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan
pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin, Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin
intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal,
diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah
1. Terapi obat antihipertensi
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis
perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama
menjadi perhatian.
1. Penundaan pelahiran pada hiperetensi berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran, Pada tahun-tahun
terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam
penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan
penatalaksanaan konservatif atau “menunggu” tethadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan
memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.
2.7 Komplikasi
1. Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi,
preload jantung yang secara nyata dipengaruhiolch berkurangnya secara patologis hipervolemia
aptwwwptrisayangoundablog.com2010°08/20aske-hipertrsi-pads-ibu-hamill