Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di
sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Diagnosa tumor otak ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan
radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan
diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena
gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan
masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari
masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi
dari jaringan otak.
Jumlah penderita kanker otak masih rendah, yakni hanya enam per 100.000 dari
pasien tumor/kanker per tahun, namun tetap saja penyakit tersebut masih menjadi hal
yang menakutkan bagi sebagian besar orang. Pasalnya, walaupun misalnya tumor
yang menyerang adalah jenis tumor jinak, bila menyerang otak tingkat bahaya yang
ditimbulkan umumnya lebih besar daripada tumor yang menyerang bagian tubuh lain.
Tumor susunan saraf pusat ditemukan sebanyak 10% dari neoplasma seluruh tubuh,
dengan frekuensi 80% terletak pada intrakranial dan 20% di dalam kanalis spinalis. Di
Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Insiden tumor
otak pada anak-anak terbanyak dekade 1, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan
pundak usia 40-65 tahun.
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara
sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi
gangguan neurologis (gangguan fokal akibat tumor dan peningkatan tekanan
intrakranial). Hal ini ditandai dengan nyeri kepala, nausea, muntah dan papil edema.
Penyebab dari tumor belum diketahui. Namun ada bukti kuat yang menunjukan
bahwa beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe tumor-tumor tertentu.
Agent tersebut meliptu faktor herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi
immunologi. Ada juga yang mengatakan bahwa tumor otak dapat terjadi akibat
sekunder dari trauma cerebral dan penyakit peradangan. (Fagan Dubin, 1979; Larson,
1980; Adams dan Maurice, 1977; Merrit, 1979).
Untuk Penatalaksanaan tumor otak, yang perlu diperhatikan adalah usia, general
health, ukuran tumor, lokasi tumor dan jenis tumor. Metode yang dapat digunakan
antara lain: pembedahan, radiotherapy, dan chemotherapy. Seorang Perawat berperan
untuk membuat asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan tumor otak serta
mengimplementasikannya secara langsung mulai dari pengkajian, diagnosa, hingga
intervensi yang harus diberikan.
1.2Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.3Tujuan
Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
tumor otak.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi tumor otak.
2. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari tumor otak.
3. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus tumor otak.
4. Mengetahui dan memahami patofisiologi tumor otak.
5. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada tumor otak.
6. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan tumor otak.
7. Mengetahui dan memahami komplikasi dari tumor otak.
8. Mengetahui dan memahami prognosis dari tumor otak.
9. Mengetahui dan memahami WOC tumor otsk.
10. Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan tumor otak.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan
ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak.
(price, A. Sylvia, 1995: 1030).
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun
ganas (maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau
di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan
selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor
berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor otak primer dan bila berasal dari
organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru, payudara, prostate, ginjal, dan lainlain disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002).
Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu otak (Rosa
Mariono, MA, Standard Asuhan Keperawatan, St. Carolus, 2000)
Tumor otak adalah lesi intra kranial yang menempati ruang dalam tulang
tengkorak (buku ajar patofisiologi)
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan jenis tumor :
1. Jinak
Acoustic neuroma
Meningioma
Pituitary adenoma
Astrocytoma (grade I)
2. Malignant
Astrocytoma (grade 2,3,4)
Oligodendroglioma
Apendymoma
Berdasarkan lokasi :
1. Tumor intradural
a. Ekstramedular
Cleurofibroma
Meningioma
b. Intramedular
Apendymoma
Astrocytoma
Oligodendroglioma
Hemangioblastoma
2. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,
paruparu, ginjal dan lambung.
2.3 Etiologi
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,
yaitu :
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota
sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap
sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas.
Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk
memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa sel embrional ( Embrionic Cell Rest )
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang
mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi
pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya
suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya
suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara
infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
5. Substansi-substansi karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini
telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone,
nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan
2.4 Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan
neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan
fokal disebebkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan
infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor
membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat
ganggguan neurologist fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan
perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.
Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema
yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan
volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan
serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan
hidrosefalus.
Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak
berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah
intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi
sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus
atau serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga.
Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat
adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan
gangguan pernafasan.
2.5 Pathway
etiologi
Pertumbuhan sel
otak abnormal
Tumor otak
Mengganggu fungsi
spesifik bagian otak
tempat tumor
Timbul manifestasi
klinik/gejala lokal
sesuai fokal tumor
Kompensasi
takipnea
Obstruksi sirkulasi
cairan serebrospinal
dari ventrikel lateral
ke sub arachnoid
Hidrochepalus
Hipoksia cerebral
Kerusakan pembuluh
darah otak
Perubahan perfusi
jaringan cerebral
Perpindahan cairan
intravaskuler ke
jaringan serebral
Akumulasi CO2
di cerebral
(CO2 reseptor
vasodilatasi)
Kompensasi
(butuh
waktu
berhari-hari sampai berbulanbulan) dengan cara :
1. volume darah intracranial
2. volume cairan cerebrospinal
3. kandungan cairan intra sel
4. mengurangi sel-sel parenkim
Pola
nafas
tidak efektif
volume
intrakranial
TIK
Kelebihan
volume cairan
Perubahan
perfusi jaringan
cerebral
Bergesernya ginus medialis
labis temporal ke inferion
melalui insisura tentorial
Nyeri kepala
Herniasi cerebral
Papil edema
PK. kematian
Kompresi saraf optikus
(N. III/IV)
Gangguan penglihatan
Perubahan persepsi
visual
Gejala ini berjalan progresif dan dapat dijumpai pada 2/3 kasus :
a. Nyeri kepala
Diperkirakan 1% penyebab nyeri kepala adalah tumor otak dan 30% gejala
awal tumor otak adalah nyeri kepala. Sedangkan gejala lanjut diketemukan
70% kasus. Sifat nyeri kepala bervariasi dari ringan dan episodik sampai berat
dan berdenyut, umumnya bertambah berat pada malam hari dan pada saat
bangun tidur pagi serta pada keadaan dimana terjadi peninggian tekanan tinggi
intrakranial. Adanya nyeri kepala dengan psikomotor asthenia perlu dicurigai
tumor otak.
b. Muntah
Terdapat pada 30% kasus dan umumnya meyertai nyeri kepala. Lebih sering
dijumpai pada tumor di fossa posterior, umumnya muntah bersifat proyektif
dan tak disertai dengan mual.
c. Kejang
Bangkitan kejang dapat merupakan gejala awal dari tumor otak pada 25%
kasus, dan lebih
dari 35% kasus pada stadium lanjut. Diperkirakan 2%
penyebab bangkitan kejang adalah tumor otak. Perlu dicurigai penyebab
bangkitan kejang adalah tumor otak bila:
Bagkitan kejang pertama kali pada usia lebih dari 25 tahun
Mengalami post iktal paralisis
Mengalami status epilepsi
Resisten terhadap obat-obat epilepsi
Bangkitan disertai dengan gejala TTIK lain
Bangkitan kejang ditemui pada 70% tumor otak dikorteks, 50% pasen
dengan astrositoma, 40% pada pasen meningioma, dan 25% pada
glioblastoma.
d. Gejala Tekanan Tinggi Intrakranial
Berupa keluhan nyeri kepala di daerah frontal dan oksipital yang timbul pada
pagi hari dan malam hari, muntah proyektil dan enurunan kesadaran. Pada
pemeriksaan diketemukan papil udem. Keadaan ini perlu tindakan segera
karena setiap saat dapat timbul ancaman herniasi. Selain itu dapat dijumpai
parese N.VI akibat teregangnya N.VI oleh TTIK. Tumor-tumor yang sering
memberikan gejala TTIK tanpa gejala-gejala fokal maupun lateralisasi adalah
meduloblatoma, spendimoma dari ventrikel III, haemangioblastoma serebelum
dan craniopharingioma.
2. Gejala spesifik tumor otak yang berhubungan dengan lokasi:
a. Lobus frontal
Menimbulkan gejala perubahan kepribadian
Bila tumor menekan jaras motorik menimbulkan hemiparese kontra
lateral, kejang fokal
Bila menekan permukaan media dapat menyebabkan inkontinentia
Bila tumor terletak pada basis frontal menimbulkan sindrom foster
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
kennedy
Pada lobus dominan menimbulkan gejala afasia
Lobus parietal
Dapat menimbulkan gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi
homonym
Bila terletak dekat area motorik dapat timbul kejang fokal dan pada girus
angularis menimbulkan gejala sindrom gerstmanns
Lobus temporal
Akssan menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor, yang
didahului dengan aura atau halusinasi
Bila letak tumor lebih dalam menimbulkan gejala afasia dan hemiparese
Pada tumor yang terletak sekitar basal ganglia dapat diketemukan gejala
choreoathetosis, parkinsonism.
Lobus oksipital
Menimbulkan bangkitan kejang yang dahului dengan gangguan
penglihatan
Gangguan penglihatan yang permulaan bersifat quadranopia berkembang
menjadi hemianopsia, objeckagnosia
Tumor di ventrikel ke III
Tumor biasanya bertangkai sehingga pada pergerakan kepala
menimbulkan obstruksi dari cairan serebrospinal dan terjadi peninggian
tekanan intrakranial mendadak, pasen tiba-tiba nyeri kepala, penglihatan
kabur, dan penurunan kesadaran
Tumor di cerebello pontin angie
Tersering berasal dari N VIII yaitu acustic neurinoma
Dapat dibedakan dengan tumor jenis lain karena gejala awalnya berupa
gangguan fungsi pendengaran
Gejala lain timbul bila tumor telah membesar dan keluar dari daerah
pontin angel
Tumor Hipotalamus
Menyebabkan gejala TTIK akibat oklusi dari foramen Monroe
Gangguan fungsi hipotalamus menyebabkan gejala: gangguan
perkembangan seksuil pada anak-anak, amenorrhoe,dwarfism, gangguan
cairan dan elektrolit, bangkitan
Tumor di cerebelum
Umumnya didapat gangguan berjalan dan gejala TTIK akan cepat erjadi
disertai dengan papil udem
Nyeri kepala khas didaerah oksipital yang menjalar keleher dan spasme
dari otot-otot servikal
Tumor fosa posterior
Diketemukan gangguan berjalan, nyeri kepala dan muntah disertai dengan
nystacmus, biasanya merupakan gejala awal dari medulloblastoma.
2.8 Penatalaksanaan
Faktor faktor Prognostik sebagai Pertimbangan Penatalaksanaan
1. Usia
2. General Health
3. Ukuran Tumor
4. Lokasi Tumor
5. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya,
yaitu:
1. Surgery
Terapi Pre-Surgery :
a. Steroid: Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
2.9 Komplikasi
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga
menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat
terjadi ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2. Hidrosefalus
BAB III
PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Tumor Otak
IDENTIFIKASI KLIEN
Nama
:
Umur
Jenis Kelamin
Suku Bangsa
Agama
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
No. Reg
Tgl MRS
Diagnosa Medis
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
TB :
BB :
1.7 PEMERIKSAAN FISIK PER SISTEM
A. Sistem Pernafasan
Bentuk dada : normal
Pola napas : tidak teratur
Suara napas : normal
Sesak napas : ya
Batuk : tidak
Retraksi otot bantu napas ; ya
Alat bantu pernapasan : ya (O2 2 lpm)
B. Kardiovaskuler Dan Limfe
Irama jantung : irregular
Nyeri dada : tidak
Bunyi jantung ; normal
Akral : hangat
Nadi : Bradikardi
Tekanana darah Meningkat
C. Persyarafan
a. Penglihatan (mata)
: Penurunan penglihatan, hilangnya ketajaman atau
diplopia.
b. Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporal
c. Penciuman (hidung) : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada lobus
frontal
d. Pengecapan (lidah)
: Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau
anasthesia)
e. Afasia
: Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa,
kemungkinan ekspresif atau kesulitan berkata-kata, reseotif atau berkatakata komprehensif, maupun kombinasi dari keduanya.
f. Ekstremitas
: Kelemahan atau paraliysis genggaman tangan tidak
seimbang, berkurangnya reflex tendon.
g. GCS
: Skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan
menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 6
tergantung responnya yaitu :
a. Eye (respon membuka mata)
(4) : Spontan
(3) : Dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : Dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan
kuku jari)
(1) : Tidak ada respon
b. Verbal (respon verbal)
(5) : Orientasi baik
ANALISA DATA
NS.
DIAGNOSIS
:
(NANDA-I)
DEFINITIO
N:
DEFINING
CHARACTE
RISTICS
RELATED
FACTORS:
Gangguan elektrolit
Perubahan tekanan darah
Peningkatan tekanan vena sentral
Perubahan tekanan arteri pulmonal
Ansietas
ASSESSMENT
DIAGNOSIS
Client
Diagnostic
Statement: Related to:
Peningkatan tekanan intrakranial
NS.DIAGN
OIS :
(NANDA-I)
DEFINITIO
N:
DEFINING
CHARCTERIS
TICS
ASSESSMENT
RELATED
FACTORS:
DIAGNOSIS
Client
Diagnostic
Statement:
NS.
DIAGNOSIS
:
(NANDA-I)
DEFINITIO
N:
DEFINING
CHARACTE
RISTICS
DIAGNOSIS
ASSESSMENT
RELATED
FACTORS:
Trauma kepala
Tumor otak
Masa tromboplastin parsial abnormal
Masa protrombin abnormal
Client
Diagnostic
Statement: Related to:
Kompensasi kurang cepat
NS.
DIAGNOSIS :
(NANDA-I)
DEFINITION
:
DEFINING
CHARACTE
RISTICS
RELATED
FACTORS:
DIAGNOSIS ASSESSMENT
NS.
DIAGNOSIS :
(NANDA-I)
DEFINITION
:
Client
Diagno
stic
Statem
ent:
DiagnosaKeperawatan
No Tgl
Diagnosa keperawatan
Paraf
Ketidak Efektifan Pola Nafas Ybd Hipoksia serebral dd Ds:
Pasien mengatakan bahwa pasien sesak nafas Do : Otot bantu
pernafasan RR meningkat Sesak ketika aktivitas Nafas cuping hidung
Kedalaman pernafasan ketika inspirasi
3.1IntervensiKeperawatan
Inisial Pasien
Tanggal
Dx. Keperawatan
Definisi NANDA
Definisi NIC
INTERVENSI
Terapi oksigen
(3320)
Definisi :
Pemberiaan
oksigen
dan
monitoring
keefektifannya
: Ny.
:
: Ketidakefektifan Pola Nafas
: Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak member ventilasi yang adekuat.
: Inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak member ventilasi yang adekuat.
NIC
AKTIFITAS
1. Bersihkan mulut, hidung, dan sekresi trakea, sesuai kebutuhan
2. Hindari merokok
3. Pertahankan patensi jalan nafas
4. Atur peralatan oksigen dan pemberiannya termasuk menghangatkan dan
system pelembaban
5. Berikan oksigen sesuai instruksi
6. Pantau aliran volume oksigen
7. Pantau posisi peralatan pemberian oksigen
8. Instruksikan pasien tentang pentingnya meninggalkan pemberian
oksigen sedang terpasang
9. Awasi pemberian oksigen secara teratur untuk memastikan konsentrasi
pemberian yang diresepkan
10. Pastikan penggantian masker oksigen/kanul jika peralatan telah
dilepaskan
Pantau kemampuan pasien untuk toleransi pelepasan oksigen ketika
makan
11. Ganti peralatan pemberian oksigen dari masker menjadi selang nasal
selama makan, sesuai toleransi
12. Amati tanda-tanda hipoventilasi akibat pemberian oksigen
13. Amati tanda-tanda keracunan oksigen dan atelektasis
14. Pantau peralatan oksigen dan pastikan tidak mempengaruhi pasien untuk
bernafas
15. Pantau kecemasan pasien berhubungan dengan kebutuhan akan terapi
NOC
OUTCOME
INDIKATOR
Status
O40301 RR(4)
pernafasan
: 040302 Irama
ventilasi
pernafasan (4)
040303
Definisi
: Kedalamam
pergerakan
inspirasi (4)
udara masuk 040318 suara
dan keluar dari perkusi (4)
paru-paru
040309
penggunaan
otot
bantu
pernafasan (4)
040314 sesak
ketika aktivitas
(4)
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Inisial Pasien
Tanggal
Dx. Keperawatan
Definisi NANDA
Definisi NIC
INTERVENSI
Penatalaksanaan
Edema Cerebral
Definisi :
Limitasi dari injury
cerebral
sekunder
akibat
dari
pembengkakan dari
jaringan otak
oksigen
Pantau kerusakan kulit akibat friksi pemberian oksigen
Berikan oksigen ketika pasien dipindahkan
Instruksikan pasien untuk memperoleh oksigen sebelum perjalanan
melalui udara dengan tekanan yang tinggi, sesuai keperluan
Konsul dengan tim pelayanan kesehatan yang lain tentang penggunaan
oksigen selama aktivitas dan/atau tidur
Instruksikan pasien dan keluarga tentang menggunakan oksigen di
rumah
Ubah penggunaan peralatan oksigen yang memfasilitasi mobilitas dan
ajarkan pasien untuk menggunakannya
Ganti pemberian oksigen alternative untuk memberi kenyamanan, sesuai
keperluan
: Ny.
:
: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
: Beresiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan
: Beresiko mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat mengganggu kesehatan
NIC
NOC
AKTIFITAS
OUTCOME
INDIKATOR
1.
Kaji adanya konfusi, perubahan mental, ,keluhan mngnai pusing Perfusi
040602
jaringan
:
tekanan
dan sinkop
serebral
(0406)
intracranial
2.
Ciptakan makna komunikasi : pertanyaan dngan jawban ya atau
040614
tidak; sediakan batu tulis magic, kertas dan pensil, papan gambar,
tekanan
flashcards dan alat vocaid
diastolic
3.
Monitor status neurologi secara ketat dan bandingkan secara
040617
mendasar
tekanan darah
040616 demam
4.
Monitor karakteristik drainase CSF : warna, kejernihan, dan
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
konsistensi
Catat drainase CSF
Turunkan stimuli lingkungan pasien
Berikan sedasi, sesuai kebutuhan
Catat perubahan respon pasien terhadap stimulasi
Monitor status respirasi : rate, ritme, dan kedalaman respirasi;
PaO2, pCO2,pH, dan tingkat bikarbonbat
Biarkan ICP kembali ke data dasar antara tindakan keperawatan
Tampilkan percakapan dalam pendengaran pasien
Kelola antiknvulsan, jika sesuai
Hindari fleksi leher atau fleksi panggul/lutut yang berlebihan
Hindari Valsava manuever
Berikan pelembut feses
Hiperventilasi pasien
Posisi kepala tempat tidur lebih tinggi 30 derajat
Hindari penggunaan PEEP
Analisa gelombang ICP
Rencanakan asuhan keperawatan untuk periode istirahat
Monitor ICP pasien dan respon neurologikal untuk aktivitas
keperawatan
Lakukan agen paralisis
Anjurkan keluarga/ atau orang penting lainnya untuk berbicara
dengan pasien
Batasi cairan
Hindari cairan IV hipotonik
Sesuaikan setting ventilator untuk tetap menjaga PaCO2 pada level
yang diinginkan
Batasi pengisapan kurang dari 15 detik
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
Inisial Pasien
Tanggal
Dx. Keperawatan
Definisi NANDA
Definisi NIC
INTERVENSI
MANAGEMEN
ELEKTROLIT
: Ny.
:
: Kelebihan volume caiaran
: Peningkatan retensi cairan isotonik
: Peningkatan retensi cairan isotonik
NIC
AKTIFITAS
1. Monitor terhadap serum elektrolit abnormal, jika tersedia.
2. Monitor manifestasi ketidakseimbangan elektrolit.
3. Pertahankan kepatenan jalur IV .
4. Berikan cairan, jika sesuai.
NOC
OUTCOME
INDIKATOR
Keparahan
060301 edema
kelebihan
periorbital
volume cairan 06032 edema
(0603)
pada tangan
Definisi :
Kenaikan
5.
6.
7.
keseimbangan
elektrolit dan
pencegahan
komplikasi yang
8.
9.
10.
disebabkan dari
kadar serum
11.
elektrolit yang
abnormal atau
12.
yang tidak
diinginkan.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
060303 edema
pada sacrum
030604 edema
pergelangan
kaki
060305 edema
kaki
060306 ascites
20. Konsul dokter jika ada tanda dan gejala ketidakseimbangan cairan dan/
atau elektrolit atau semakin memburuk.
21. Monitor respon klien terhadap pemberian terapi elektrolit.
22. Monitor efek samping pemberian suplemen elektrolit yang diresepkan
(misal iritasi GI)
23. Monitor secara teliti kadar serum potassium pada pasien yang
mendapatkan digitalis dan diuretika.
24. Pasang monitor jantung, jika sesuai.
25. Obati aritmia jantung, berdasarkan kebijakan.
26. Siapkan pasien untuk dialisa (misal membantu pemasangan kateter
untuk dialisa), jika sesuai.
Inisial Pasien
Tanggal
Dx. Keperawatan
Definisi NANDA
Definisi NIC
INTERVENSI
Manajemen
Nutrisi
Definisi:
Panduan
atau
penyediaan
asupan makanan
dan cairan untuk
diet seimbang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
: Ny.
:
: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
: Keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
NIC
NOC
AKTIFITAS
OUTCOME
INDIKATOR
Periksa apakah pasien mempunyai alergi makanan.
Setatus Nutrisi (100401)
Pastikan kesukaan makanan pasien.
1004
Asupan nutrisi
Pertimbangkan dalam hubungannya dengan ahli gizi, sesuai kebutuhan (100402
jumlah kalori dan tipe nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
Sejauh mana )
Asupan
nutrisi.
nutrisi
yang makanan
Anjurkan asupan kalori yang sesuai untuk tipe tubuh dan gaya hidup.
tersedia untuk (100408)
Anjurkan asupan makanan zat besi yang meningkat, sesuai kebutuhan.
memenuhi
Asupan cairan
Anjurkan asupan protein, zat besi, dan vitamin C yang meningkat, sesuai
kebutuhan
(100411)
kebutuhan.
metabolik
Hidrasi
Tawarkan snack (misalnya minuman yang sering dan jus buah segar), sesuai
(100403
kebutuhan.
Energi
1.
2.
3.
4.
Inisial Pasien
Tanggal
Dx. Keperawatan
Definisi NANDA
Definisi NIC
: Ny.
:
: Perubahan persepsi sensori : penglihatan
: Perubahan dalam jumlah atau pola stimulus yang datang disertai gangguan respon yang kurang , berlebihan atau
distorsi terhadap stimulus tersebut
: Keadaan seorang individu yang mengalami suatu perubahan pada jumlah atu pola stimulus yang diterima, diikuti
dengan suatu respons terhadap stimulus tersebut yang dihilangkan, dilebihkan, disimpangkan, atau dirusakkan
NIC
INTERVENSI
Peningkatan
Komunikasi:
Defisit
Penglihatan
Definisi
:Membantu
menerima dan
belajar
pengubahan
metode untuk
hidup dengan
penurunan
penglihatan
AKTIFITAS
1.
2.
NOC
OUTCOME
INDIKATOR
Funsi sensori : (240401)ketaja
melihat 2404
man
Definisi:
luas penglihatan
pandang
yang mata kiri
mana gambaran (240421)ketaja
visual
dengan man
ketepatan
yang penglihatan
dirasakan
mata kanan
(240402)ketaja
man
visus
mata kiri
(240422)ketaja
man
visus
mata kanan
(240416)
respon
penglihatan
terhadap
rangsangan