Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Penyakit yang dapat menular atau penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh
transmisi suatu agen infeksius tertentu atau produk-produk toksinnya, dari manusia atau hewan
yang terinfeksi ke host yang rentan, baik secara langsung atau tidak langsung.
Rantai Infeksi
Penyakit menular terjadi sebagai akibat dari adanya interaksi antara agen, proses
transmisi dan host (penjamu). Penyakit dapat dikendalikan dengan mengubah satu atau lebih dari
komponen-komponen penularan tersebut yang semuanya dipengaruhi faktor lingkungan.
Agent Infeksius
Agen infeksius adalah sejumlah mikroorganisme penyebab terjadinya penyakit pada
manusia.
Patogenitas agen kemampuan dalam menghasilkan penyakit, yang dapat diukur berdasarkan
ratio dari jumlah orang-orang yang terpapar terhadap infeksi.
Virulensi ukuran tentang tingkat keganasan penyakit dari rendah ke tinggi
Infektivitas kemampuan dari agen untuk menginvasi dan memproduksi infeksi dalam host.
Transmisi
Transmisi adalah penghubung kedua yang terpapar di dalam rantai infeksi, yang
merupakan penyebaran dari sebuah agen infeksius melalui lingkungan atau manusia lainnya.
Transmisi Langsung
Sentuhan/rabaan
Hubungan kelamin
Serangga, binatang
Transfusi darah
Transplasental
Host
2
Host adalah hubungan ketiga yang terdapat dalam rantai infeksi dan disefinisikan sebagai
orang atau binatang yang memberikan tempat yang cocok bagi sebuah agen yang terinfeksi atau
tumbuh dan memperbanyak diri dalam kondisi yang alamiah.
Lingkungan
Lingkungan memegang peranan amat penting dalam penyebaran-penyebaran penyakit
menular. Misalnya, sanitasi umum, temperatur polusi udara, dan kualitas air, faktor sosial
ekonomi kepadatan penduduk, kepadatan hunian, kemiskinan).
Untuk menentukan apakah jumlah penderita yang melebihi jumlah yang biasa,
berdasarkan musim. Waktu yang ditentukan apakah kejadian yang sedang dihadapi lebih
tinggi daripada yang diharapkan. Cara pencarian nilai ambang sama seperti pada penyakit
3.
Adapun kriteria untuk menentukan kejadian luar biasa (KLB), antara lain :
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya da atau tidak disuatu daerah
b. Adanya peningkatan kejadian kesakitan/kematian 2 kali atau lebih dibandingkan dengan
jumlah kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (hari, jam,
minggu) tergantung daei jenis penyakitnya
c. Adanya peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 kurun waktu (jam, hari,
minggu) berturut-turut dari jenis penyakitnya.
Tujuan Penyelidikan Wabah
Pada kejadian wabah, yang terpenting adalah penanggulangan wabah tersebut agar tidak
meluas bahkan dapat berhenti sama sekali. Untuk itu, membutuhkan informasi tentang sumber
penularan dan penduduk yang terancam (populasi at risk = orang yang mempunyai risiko untuk
tertular). Selain itu, kejadian wabah ini mengetahui bagaimana wabah tersebut terjadi agar
kejadian serupa dapat dicegah di masa mendatang atau dapat diperkirakan terjadinya sehingga
akibatnya dapat diperkecil. Menurut Undang-Undang RI No. 4 tahun 1984 tentang wabah
penyakit menular atau yang sering disebut dengan Undang-Undang Wabah, bahwa penyelidikan
epidemiologis dinyatakan sebagai salah satu upaya penanggulangan wabah.
Tujuan penyelidikan wabah adalah mencari penyebab dan menerangkan bagaimana
wabah tersebut dapat terjadi sehingga dapat digunakan dalam pemberantasan wabah, mencegah
perluasan wabah dan mencegah terjadinya atau mengurangi/memperkecil akibat wabah serupa di
masa mendatang. Adapun beberapa istilah yang diuraikan secara singkat seperti patogenitas,
virulensi, case fatality, kasus dan karier, mekanisme transmisi infeksi dan bentuk wabah.
Patogenitas menunjukkan kemampuan dari suatu agen untuk menimbulkan penyakit pada orang
4
yang terkena infeksi oleh agent tersebut. Virulensi adalah kesanggupan suatu agent untuk
menyebabkan penyakit yang berat.
Apabila tingkat penyakit dijabarkan, dimana a = tanpa gejala, b = penyakit ringan, c = penyakit
sedang, d = penyakit berat dan e = mati/fatal, maka :
Patogenitas
b+c+d+e
a+b+c+d+e
Virulensi
d+e
b+c+d+e
Case fatality =
Jumlah kasus
b+c+d+e
semua
kasus
Reservoir adalah organisme-organismeJumlah
yang hidup
atau
mati dimana penyebab infeksi
hidup dan berkembangbiak. Reservoir terdiri dari manusia, hewan dan sumber-sumber
lingkungan.
Cara penyebaran menurut reservoir adalah :
Manusia
Manusia
Manusia
Hewan
Hewan
Manusia
Manusia Manusia
Makanan
Manusia
Tanah
Manusia
Vektor Manusia
Manusia
Air
Hewan
Manusia
Manusia
Kasus adalah suatu agent infeksi telah masuk dan tinggal di dalam tubuh, beredar dan
menimbulkan gejala infeksi. Karier adalah seseorang yang menyimpan agent inefektif di dalam
tubuh. Mekanisme terjadinya, meliputi :
- Transmisi langsung
- Transmisi tidak langsung :
a. Melalui benda
5
b. Melalui vector
c. Melalui udara
Bentuk Bentuk Wabah
Bentuk-bentuk wabah dapat dikelompokkan dalam :
1. Epidemi dari satu sumber
2. Epidemi dari orang ke orang yang pada umumnya dapat dibedakan dengan melihat
penyebaran menurut waktu
Terdapat 3 aspek penyebaran penyakit dari orang ke orang, antara lain :
1. Masa Generasi
Waktu penyebaran dari orang ke orang ditentukan dari masa generasi yaitu periode
antara terkenanya infeksi oleh seseorang dan saat penularan yang paling maksimal. Pada
umumnya masa generasi ini adalah sama dengan waktu inkubasi yaitu waktu antara
terkenanya infeksi dan timbulnya penyakit
2. Imunitas Kelompok
Imunitas kelompok adalah keadaan dimana sebuah agent infektif tidak dapat masuk
atau menyebar dikalangan suatu kelompok atau masyarakat oleh karena terdapat imun
dari sebagian besar
pertama ditemukan dalam unit tersebut adalah diketahui oleh keluarga yang lain atau
petugas kesehatan yang disebut kasus indeks (Index Case). Dari kasus indeks inilah
diselidiki bagaimana terjadinya penyebaran kepada orang lain dari anggota keluarga lain
dan seterusnya. Kita dapat mengetahui berapa besar attack rate akibat penularan yang
disebabkan oleh kasus indeks yang disebut dengan Secondary Attact Rate
Secondary Attact Rate =
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Nilai batas keadaan wabah adalah nilai yang dipakai untuk menentukan terjadi atau tidaknya
wabah. Tergantung dari penyakit, ciri-ciri penduduk yang terserang dan kondisi daerah yang
terjangkit.
Hitunglah jumlah rata-rata penyakit tersebut untuk satu minggu, yang menjadi masalah
pada penetapan berakhirnya keadaan wabah ialah mengetahui keadaan penyakit saat ini mudah
dipahami karena upaya pengumpulan data tentang kasus baru tidaklah semudah yang
diperkirakan.
Aktif atau tidaknya petugas Puskesmas adalah berperan tidaknya Pemerintah Daerah dan
masyarakat setempat, turut menentukan kelengkapan data yang dimiliki, inilah sebabnya dalam
melakukan penanggulangan wabah perlu diupayakan peran aktif masyarakat, untuk ini
diperlukan adanya kelebihan dan ketanggapan dari petugas Puskesmas sendiri yakni dalam
rangka menghindari adanya peran serta yang berlebihan atau peran serta yang kurang.
Apabila kedua keadaan ini telah diketahui lakukanlah perbandingan, dari hasil
perbandingan ini akan dapat disimpulkan apakah keadaan wabah berakhir atau tidak.
Menetapkan kesimpulan berakhirnya wabah :
Menentukan memenuhi keadaan wabah, maka cara pengambilan keputusan berakhirnya
keadaan wabah, dapat dipergunakan teknik Grafik penyakit dan atau teknik tabel penyakit.
1. Teknik Grafik Penyakit
Teknik Grafik Penyakit dipergunakan jika berhadapan dengan satu penyakit saja,
berakhir atau tidaknya wabah di dapat dari grafik yang dimiliki, grafik dan penyakit
yang diamati berada dibawah garis horison wabah, selama paling sedikit, selama 2
hari masa inkubasi penyakit tersebut dapatlah ditarik kesimpulan bahwa keadaan
wabah telah berakhir.
Untuk dapat menetapkan berakhirnya atau tidaknya keadaan wabah perlu ditunggu untuk
waktu satu kurun waktu tertentu. Kurun waktu yang dimaksud paling tidak untuk dua masa
inkubasi apabila dalam waktu dua masa inkubasi tidak ditemukan lagi kasus baru, berubah dapat
diangap berakhirnya keadaan wabah tersebut.
Untuk penyakit yang bersifat kronis cara yang ditempuh pada umumnya adalah sama,
yang dipakai tidak hanya fluktuasi jumlah kasus baru, tetapi yang terpenting adalah jumlah
kematian karena penyakit kronis yang dimaksud.
Penetapan berakhirnya keadaan wabah ini harus diikuti laporan yang dikirim Dinas
Kesehatan Tingkat II, dengan berakhirnya keadaan wabah bukan berarti pekerjaan
penanggulangan wabah telah berhenti. Pekerjaaan penanggulangan wabah tersebut tetap
dilanjutkan kembali yakni melakukan pengamatan untuk menentukan apakah keadaan wabah
tersebut tetap dilanjutkan yakni kembali melakukan pengamatan untuk menentukan apakah
keadaan wabah tersebut terjangkit lagi atau tidak.
10
NAMA
GEJALA
CARA
MASA
PENYAKIT
KLINIS
PENULARAN
INKUBASI
1. Demam
Berdarah
Demam
mendadak
2-7 Melalui
mulai
Leede
dari
(+),
purpura,
petechia,
echimosis,
mimisan,
disertai
dengan shock.
2. Campak
Panas
Melalui
Batuk-batuk
atau tenggorokan
telinga
ke
seluruh
tubuh,
11
3. Difteri
dengan penderita
yang
mudah berdarah
Leher
membesar
(bull
disertai
mimisan.
4. Batuk rejan Batuk
(Pertusis)
yang
khas
dan Udara
7-12 Hari
5. Polio
Panas
diikuti
sebelah
anggota
badan
secara
tiba-tiba
tanpa
7-21 Hari
12
pada
vivas, P. Ovale
kronis
penerita
malaria
sering
diikuti
pembesaran limpa
14
hari,
hari,
P.
P.
Malaria
12
7. Rabies
riwayat
binatang
yang
musang,
Terpendek
10
hari
kelelawar)
Kejang-kejang
Ada
anjing,
gigitan
peka
terhadap rabies
Bekas gigitan terasa gatal
8. PES
Panas
pembekakan di
ketiak
darah
Melalui
2-6 hari
gigitan
pinjal tikus
yang
mendadak
9. Gondongan
Panas
Melalui udara
2-3 minggu
kelenjar
parotis
(belakang telinga)
Kadang-kadang
disertai
pembengkakan
kelenjar
13