Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Analisa Data
NO.
1.
Data
DS:
- Klien mengatakan telinganya
terasa sakit
- Klien
mengatakan
nyeri
menyebar hingga ke kepala
sebelah kiri dan di belakang
telinga
DO:
- Klien tampak meringis sembari
memegang telinga kirinya
- Klien tampak tidak nyaman
dengan keadaan telinganya
- skala nyeri: 5, nyeri seperti
ditekan pada telinga kiri bagian
dalam, nyeri sepanjang waktu
- telinga kiri klien mengeluarkan
cairan bening, encer, tidak
berbau
- hasil otoskop: perforasi sentral
membrane timpani, membrane
tipis dan pucat
- hasil biakan cairan telinga:
ditemukan
bakteri
Staphylococcus aureus
Etiologi
inflamasi
Masalah
nyeri
2.
DS:
-
Infeksidi
oleh
cairan
di
organ
pendengaran
DO:
-
persepsi
telinga Perubahan
klien
tidak
bisa
Rinnes test
Hasil: pada telinga kiri klien
kurang bisa mendengar suara
dengungan garpu tala
Audiometri
Hasil:
penurunan
intensitas
3.
DS:
-
Gangguan
orang
bicarakan
kepadanya
-
Gangguan komunikasi
mendengar
instruksi
diberikan
oleh
kesehatan
saat
yang
tenaga
melakukan
pemeriksaan
DO:
-
4.
DS:
-
Diagnosa,
cemas
dengan kemungkinan
cemas
penurunan
akan
pendengarannya
-
DO:
-
saat
melakukan
anamnesa
-
mengenai
kemampuan pendengarannya
5.
DS:
-
Kurang
terpajan Kurangnya
pengetahuan
mengenai pengobatan
telinga klien
dan
penyakit berulang
tidak
tahu
mengapa
pengobatan
dan
penyakit
yang
sedang di deritanya
DO:
-
yang
sedang
dideritanya
-
pencegahan
dan
pengobatan OMSK
-
menyelesaikan
regimen pengobatan
DS :
-
Resiko terjadi
telinga
kirinya
mengeluarkan cairan
-
DO:
-
Tanda-tanda vital :
TD : 110/90 mmHg
HR : 100x/menit
Vertigo
pencegahan
adanya
perforasi
di
pars
Hasil
radiologi
mastoid
2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri b/d inflamasi
2) Perubahan persepsi dan sensori b/d Infeksi di telinga tengah, obstruksi oleh cairan
telinga, kerusakan di organ pendengaran
3) Gangguan komunikasi verbal b/d gangguan pendengaran
4) Cemas b/d Diagnosa, Prognosis, kemungkinan penurunan pendengaran, prosedur
operasi
5) Kurang pengetahuan b/d kurangnya terpajan informasi
6) Resiko terjadi injuri / trauma berhubungan dengan ketidakseimbangan labirin :
vertigo
3. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
Tujuan : nyeri yang dirasakan klien berkurang atau terkendali
Kriteria hasil:
a. Klien mengatakan nyerinya berkurang/ terkendali
b. Klien mengikuti regimen resep pengobatan
c. Klien dapat mendemonstrasikan penggunakan tekhnik relaksasi dan distraksi
Intervensi:
a. Kaji letak, karakteristik, onset, frekuensi dan kualitas nyeri
b. Observasi adanya tanda nonverbal klien terhadap nyeri (spt meringis, bagaimana
klien memegang bagian tubuhnya, kontraksi otot, dll)
c. Monitor TTV klien
d. Kaji ulang pengalaman klien mengenai nyeri dan metode yang dapat atau tidak
dapat digunakan dalam mengontrol nyeri
e. Berikan lingkungan yang tenang
f. Bujuk klien untuk mengekspresikan secara verbal mengenai nyerinya
g. Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi
h. Anjurkan klien untuk beristirahat dengan periode yang adekuat
i. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic dan antibiotic dalam
mengatasi inflamasi
b.
c.
Kriteria hasil :
a. Klien secara verbal mengatakan mengerti mengenai kesulitan dalam
berkomunikasi dan rencana dalam penanganan masalah
b. Klien tahu metode komunikasi yang dapat digunakan
c. Klien dapat mendemonstasikan comunikasi verbal dan non verbal
Intervensi:
a. kaji faktor lingkungan yang dapat ebrdampak pada kemampuan komunikasi
(lingkungan yang ribut, gangguan pendengaran)
b. bina hubungan saling percaya dan dengarkan dengan hati-hati ungkapan
perasaan klien terhadap kondisinya
c. lakukan komunikasi yang sederhana, gunakan semua mode yang dapat
membantu dalam proses komunikasi seperti gambar atau tulisan
d. Minimalkan diskusi yang negatif terhadap klien dengan gangguan pendengaran.
Hal ini dapat disalah artikan oleh klien
e. pertahankan keadaan lingkungan yang tenang, bicara tidak terburu-buru. Berikan
waktu untuk klien merespon
f. pertahankan kontak mata ketika melakukan komunikasi
Intervensi:
a. Bina hubungan saling percaya
b. Kaji tingkat kecemasan klien
c. Identifikasi persepsi klien dan keluarga mengenai kemungkinan terburuk yang
dapat terjadi
d. Catat adanya penggunaan obat-obatan, alcohol, insomnia, kurangnya interaksi
yang dapat menjadi indicator penggunaan koping maladaptive dalam mengatasi
masalah
e. Identifikasi kemampuan koping klien
f. Bantu klien dalam mengeksoresikan perasaanya
g. Bantu klien dalam mempelajari koping yang baru
h. Anjurkan kepada klien untuk menggunakan koping yang adaptif