Vous êtes sur la page 1sur 16

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum mengenai kesetimbangan, percobaan yang dilakukan


kali ini adalah menentukan ketetapan kesetimbangan reaksi I2. Hal ini ditentukan
dengan terlebih dahulu menentukan kelarutan yod dalam pelarut tertentu. Dalam
percobaan ini, digunakan pelarut air dan KI 0,1 M. Mula-mula larutan I2 jenuh
dalam CC14 dimasukkan ke dalam dua corong pisah A dan B. ke dalam corong A
dimasukkan air sebanyak 80 mL.
Penambahan ini dimaksudkan untuk
mengetahui kelarutan yod dalam air selanjutnya d i g u n c a n g k u a t - k u a t d a n
d i d i a m k a n s e l a m a 2 0 - 6 0 m e n i t . Pengguncangan dimaksudkan agar
yod terdistribusi secara sempurna ke dalam dua fase yaitu fase air dan fase
CHC1 3, sehingga pada suhu tetap angka banding konsentrasi adalah
konstan, dan maksud dari pendinginan selama 20-60 menit adalah untuk
menstabilkan molekul-molekul yod yang sudah tergantung pada
pengguncangan. Dalam keadaan ini terjadi pengaturan diri, sehingga tercapai
kesetimbangan antara fase air dan fase CHC13. Dalam pengamatan, terbentuk
dua lapisan yaitu lapisan air dan lapisan CHC1 3. Ini menunjukkan bahwa air dan
CHC13 tidak saling melarutkan. Hal ini disebabkan karena perbedaan sifat kimia
dari air dan CHC13, dimana air bersifat polar sedangkan CHC13 bersifat nonpolar.
Massa jenis senyawa yang bersifat polar lebih kecil dibandingkan senyawa
nonpolar. Hal ini terbukti dengan keadaan air dan CHC1 3 dalam percobaan kali
ini. Kedua senyawa ini tidak bercampur membentuk suatu larutan melainkan
melainkan hanya bercampur sesaat dan kemudian membentuk dua lapisan dimana
air berada pada lapisan atas dan CHCl3 pada lapisan bawah.
Kata kunci : Kesetimbangan, CCl4, dan larutan yod

BAB 1

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam titrasi yod dikenal dua macam titrasi yaitu yodometri dan
yodimetri. Yodometri merupakan titrasi yod secara tidak langsung atau ada
penambahan indikator sedangkan yodimetri merupakan titrasi yod secara
langsung atau tidak ada penambahan indikator. Untuk menghindari
kesalahan dalam praktikum pada titrasi ada dua hal penting yang harus
diperhatikan terutama pada titrasi yod karena yod menjadi sumber
kesalahan dalam praktikum disebabkan karena yod bersifat volatil atau
mudah menguap dan yod mudah terjadi oksidasi dengan udara bebas.
Penambahan indikator kanji akan membentuk ion amilum yang ditandai
dengan larutan kompleks warna biru. Jika habis karena dititrasi dengan
Na2S2O3 maka warna biru akan menghilang. Sehingga kesalahan yang
dilakukan dalam praktikum dapat dikatakan bahwa yod sudah menguap
atau yod sangat kecil sehingga warna biru dalam proses titrasi tidak
dijumpai. Kesetimbangan merupakan saat zat produk dapat kembali
menjadi zat pereaksi atau keadaan dimana reaksi berakhir dengan suatu
campuran yang mengandung baik zat pereksi maupun hasil reaksi.Hukum
kesetimbangan adalah perkalian konsentrasi setimbang zat yang berada
diruas kiri.Masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.Suatu
reaksi dikatakan dikatakan setimbang apabilareaksi pembentukandan
reaksi penguraian pada reaksi tersebut berlangsung dengan kecepatan yang
sama sehingga tidak ada lagi perubahan bersih pada sistem tersebut.

II. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masaalah dari praktikum ini yaitu :
Bagaimana tetapan kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium
iodida dapat diketahui melalui koefisien distribusi.
III. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini yaitu menentukan
tetapan kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida.
IV. Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini didasarkan pada kelarutan yod dalam air dan
KI melalui koefisien distribusi.

BAB II
TEORI PENDUKUNG

Teori teori
Dari

banyak

sistem

reaksi

kesetimbangan.

Perbandingan

konsentrasi hasil pereaksi sejenis dengan pereaksi sama, atau koefisiennya


sama. Pembagian hasil reaksi sejenis dengan konsentrasi dikiri adalah
konstan. Tetapan kesetimbangan K. untuk reaksi umum. aA + bB xX +

yY adalah : K

X x Y y
A a B b

(Brown, 1997).

Suatu reaksi kimia dikatakan seimbang apabila reaksi pembentuk


dan reaksi pengurai pads reaksi tersebut berlangsung dengan kecepatan
yang sama sehingga tidak ada lagi perubahan "bersih" pads sistem
tersebut. Sebagian reaksi kimia bersifat reversibel artinya hanya reaktanreaktan yangbereaksi membentuk produk, tetapi produk pun saling
bereaksi untuk membentuk reaktan kembali. Jika laju reaksi pembentukan
yaitu reaksi dari kiri kekanan sama dengan laju reaksi penguraian yaitu
dari kanan ke kiri, maka reaksi dikatakanbereaksi dalam keadaan
seimbang (Soekardjo, 1989).
Kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi. Berdasarkan
perubahan warna ungu I2 dapat disimpulkan bahwa kecepatan reaksi pada
saat awal adalah besar dan kemudian menurun sAmpai warna I 2 Tidak
berubah lagi. Seolah-olah reaksi berhenti pada saat itu. Sejak saat ini
warna dan konSentrasi system tetap.tetapi karena H 2 dan I2 masih ada,
diduga bagwa III tetap terbentuk. Sebaliknya juga diduga bahwa III masih
tetap mengurai membentuk H2 dan I2 . Jadi reaksi tidak berhenti. Reaksi

yang meuju kekanan menyebabkan konsentrasi H2 dan I2 menurun, jadi


kecepoatan reaksi ke kanan menurun. Sebaliknya konsentrasi HI mulai
dengan nol, kemudian bertambah setetlah molekul HI terus terbentuk.
Demikianlah pada Suatu Saat setimbang kecepatan reaksi ke kanan dan ke
kiri sama besar. Akibatnya konsentrasi dan sifat-sifat sistem menjadi tetap.
Inilah system dalam kesetimbangan. (Sastrawijaya : 1994)
Konstanta kesetimbangan Kc adalah nilai yang didapat dari hasil
kali konsentrasi kesetimbangan dari semua produk dan dibagi dengan
konsentrasi kesetimbangan dari seluruh reaktan, dimana konsentrasi dari
setiap unsur meningkatkan nilai koefisien di dalam perhitungan
kesetimbangan kimia. Bagaimanapun konsentrasi kesetimbangan pada
masing-masing unsur dalam percobaan tertentu, konstanta kesetimbangan
untuk reaksi dengan temperatur yang konstan selalu memiliki niali yang
sama (McMurry, 1997).
Persamaan kesetimbangan reaksi (1) dapat dituliskan sebagai
berikut
K = [NH4+] [OH-]
[NH3] [H2O]
Teori kesetimbangan kimia menyatakan bahwa nilai kesetimbangan kimia,
Kb tergantung pada suhu (Indrayana, 1996).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
I. Alat dan bahan yang digunakan

Alat dan Bahan


a. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
-

Gelas ukur 50mL dan 100mL


Botol semprot
Pipet tetes
Gelas kimia 700 mL
Spatula
Batang pengaduk
Corong pisah 500mL
Pipet volume
Filler
Erlenmeyer 250 mL
Buret
Statif dan klem

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
2set

b. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
II.

Larutan Na2S2O3
Larutan KI 0,1 M
Larutan amilum 1%
LarutanIod jenuh dalam CHCl3
Aquades
Kristal KI
Prosedur Kerja

III.
- Dimasukkan
dalam corong pisah A
- Ditambahkan 200 mL air

- Dimasukkan dalam corong pisah B


- Ditambahkan 200 mL larutan KI
0,1 M

-- Dimasukkan
masing-masing
dalam erlenmeyer yang
Ditutup corong
pisah
- berbeda
Diguncang beberapa menit dan didiamkan 15 menit
-- Ditambahkan
gram padatan
KI dan
20 mL
air air
Diambil 5 mL2lapisan
CHCl3 dan
50 mL
lapisan
- Ditetesi
indikator
amilum
dari masing-masing corong pisah
- Dititrasi
larutan standar
Vol.
5 mL
Na-tiosulfat
lapisan
Vol.
50dengan
mL
Na-tiosulfat
lapisan
Vol.
5 mL
Na-tiosulfat
lapisan
Vol.
50 mL
Na-tiosulfat
lapisan
Dihentikan
titrasi
setelah
terjadi
perubahan
warna
CHCl
= 28,93 (A)
mL
= 13,35
airTerjadi
(A)mLperubahanCHCl
=warna
8,93mL
(B)
= air
3,6(B)
mL

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Tabel Hasil Pengamatan
Botol A
Volume

Botol B

Lapisan
air

Lapisan
CHCl3

Lapisan
air

Lapisan
CHCl3

Volume yang dipipet

50 mL

5 mL

50 mL

5 mL

Volume yang dititrasi

50 mL

25 mL

50 mL

25 mL

Volume Na-tiosulfat

28,9 mL

13,35 mL

8,9 mL

3,6 mL

II. Reaksi Lengkap

a. I 2 KI I 3 K

b. 2I 2 2H 2 O 4HI O 2
c. I 2 2Na 2 S 2 O 3 2NaI Na 2S 4 O 6
III. Perhitungan
a. Botol A

KD

volume Na 2S 2 O 3 (CHCl 3 )
volume CHCl 3 yang dipipet

volume Na 2S 2 O 3 (H 2 O)
volume H 2 O yang dipipet

KD

15, 35 mL
5 mL

28,9 mL
50 mL

KD

3,07 mL
0,578 mL

K D 5,3114

b. Botol B
Dik: mol I = 1 10 5
Volume Na 2 S 2 O 3 (CHCl 3 ) = 3,6 mL
Volume CHCl3 yang dititrasi = 25 mL
Dit : Kc = ?
Peny :

[I 2 ] CHCl 3

volume Na 2 S 2 O 3 (CHCl 3 )
mol I 2
volume CHCl 3 yang dititrasi

3,6 mL
110 5
25 mL

0,144 10 5

[I 2 ] bebas H 2 O =

[I 2 ] CHCl 3
KD
0,144 10 5
5,3114

= 0,0271 10 5
[I 2 I 3 ] =

volume Na 2 S 2 O 3 (H 2 O)
mol I 2
volume H 2 O yang dititrasi
8,9 mL

5
= 50 mL 1 10

= 0,18 10 5
[I3-] = [ I 2 I 3 ] [I 2 ] H 2 O
= (0,18 10 5 ) ( 0,026 10 5 )
= 0,154 10 5
[ I ] setimbang

0,1 [ I 3 ]

= 0,1 0,228 10 5
= 0,09999
Kc

[ I3 ]
[ I 2 ][ I ]

0,154 10 5
( 0,144 10 5 ) ( 0,09999 )

0,154 10 5
1,439978 10 7

= 10,6946
IV. Pembahasan
Dengan menentukan konsentrasi kesetimbangan masing-masing
spesies, maka dapat ditentukan nilai ketetapan kesetimbangan (Kp) ini.
Oleh karena kelarutan yod dalam air rendah sekali, maka untuk
menentukan konsentrasinya sangat sulit. Dalam percobaan ini konsentrasi
tersebut tidak ditentukan secara langsung melainkan melalui koefisien
distribusi yod antara fase air dan fase karbon tetraklorida. Pada percobaan
ini dikaji tentang penerapan hukum distribusi, dimana iod jenuh dalam
CHCl3 yang digunakan dilarutkan dalam dua pelarut berbeda yang tak
campur, yaitu pelarut organik KI dan air.Untuk menentukan konsentrasikonsentrasi spesi yang berada dalam kesetimbangan dilakukan melalui
kesetimbangan heterogen iodium dalam dua pelarut tak campur, air dan

KI. Penentuan konsentrasi I2 dan I3- dalam larutan air dilakukan dengan
menyetimbangan larutan KI dengan larutan I 2 dalam CHCl3. Setelah
tercapai kesetimbangan, kedua larutan dipisahkan dan masing-masing
dititrasi dengan natrium tiosulfat untuk menentukan kadar I2.
Campuran larutan I2 dalam CHCl3 dengan larutan KI memberikan
warna ungu kecoklatan pada larutan.Setelah didiamkan beberapa saat,
ternyata larutan tersebut terpisah.Pada bagian atas berwarna kuning
kemerahan sedangkan bawah berwarna ungu kecoklatan.Bagian yang
berwarna

kuning

pengamatan

tersebut

yakni

adalah

terpisahnya

iodium
larutan

dalam

air.Berdasarkan

tersebut,

kemungkinan

kesetimbangan iodium yang terdistribusi ke larutan CHCl3 telah tercapai.


Untuk menentukan konstanta kesetimbangan, langkah pertama
yang dilakukan adalah menghitung konsentrasi iodium total, kemudian
iodium dalam CHCl3, iodium dalam air, dan kadar I3- dan I-. Setelah semua
konsentrasi spesi yang ada pada keadaan setimbang telah diketahui maka
nilai konstanta kesetimbangan dapat ditentukan. Kesetimbangan yang
terjadi jika iodium dilarutkan dalam air sebagai kalium iodida memiliki
reaksi sebagai berikut :
I2 + I- I3Setelah itu, larutan tersebut didiamkan sampai terlihat jelas
perbedaan kedua lapisan tersebut.Lalu kemudian ditambahkan indikator
amilum.Penambahan indikator ini bertujuan untuk mengetahui titik akhir
titrasi

dengan

perubahan

warna

yang

menunjukkan

titik

akhir

titrasi.Indikator ini akan mengikat I2 yang lepas dari ikatannya dengan air
ataupun dengan CHCl3. Masuknya I2 ke dalam amilum akan menghasilkan
perubahan warna pada larutan yang dititrasi.
Pada botol B yang berisi larutan I 2 jenuh dalam CCl4 yang
ditambahkan dengan larutan KI. Hal ini disebabkan karena iod dalam
larutan kalium Iodida membentuk ion kompleks triodida (I3-), sehingga
pada percobaan ini, untuk dapat membentuk Iod dalam air perle
penambahan garam KI. Faktor penyebab yang lainnya, yaitu karena KI
dan Iod memiliki pasangan electron dalam keadaan bebas dan iod
memiliki sifat yang sama, yaitu bersifat nonpolar. Sehinga larutan
nonpolar ini akan larut dalam senyawa non polar. Oleh karena Iod larut
dalam larutan Kalium Iodida.
Pada corong A walaupun tidak tidak digunjang, akan tercapai
kesetimbangan, namun akan memakan waktu yang cukup lama. Sehingga
darimtujuan dari penggunjangan ini adalah agar Iod terdistribusi secara
sempurna ke dalam fase, yaitu fase air dan fase CCl 4. Sehingga pada suhu
konstan atau tetap akan banding konsetrasi adalah konstan, sedangkan
tujuan dari pendinginan atau pendiaman selama bebrapa menit, yaitu untuk
menstabilkan molekul-molekul Iod yang sudah terganggu dalam
penggunjangannya. Dalam hal ini disebut pengaturan diri, sehingga pada
akhirnya akan diperoleh kesetimbangan antara fase air dan fase CCl4.
Konsentrasi yod bebas larutan air dapat dihitung denga
menggunakan

distribusi yang diketahui. Dalam praktek (I2) bebas

diperoleh sebesar 1,31 x 10-5 M I2, dan dari sinilah konsentrasi total yod

bebas dapat diketahui sebagai kesetimbangan. Dalam memperkurangkan


yod total dengan total yod bebas, diperoleh konsentrasi yod tak bebas
sebagai I3- sebesar -1,21 x 10-5 M I2, sehingga dengan mengurangi harga
ini dari konsentrasi awal kalium iodide (KI), diperoleh konsentrasi Isetimbang sebesar 0,1000121 mol/L.
Harga tetapan kesetimbangan Kc sebesar dapat dikatakan bahwa
untuk reksi kesetimbangan jumlah molekul bereaksi (I2) dan (I-) tidak sama
dengan jumlah molekul hasil reaksi (I3-), sehingga perubahan tekanan dan
volume system akan mempengaruhi keadaan kesetimbangan. Sedangkan
penambahan katalistaor (kanji) dapat menyebabkan kecepatan reaksi
meningkat dengan cara menurunkan energi aktifitas system, dengan
demikian penambahan katalisator tidak akan mempengaruhi atau
menggeser

kesetimbangan,

melainkan

katalis

hanya

mempercepat

terjadinya keadaan kesetimbangan.


Air dan karbon tetraklorida saling tidak melarutkan dan
membentuk suatu sistem dua lapisan. Jika kedalam sistem ini dimaksud
yod, maka zat ini akan terdistribusi ke dalam dua fase cair sedemikian
sehingga pada suhu tetap angka banding konsentrasinya konstan.

BAB V
PENUTUP
I. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan yaitu
tetapan kesetimbangan reaksi antara iod dengan kalium iodida adalah
10,6946.
II. Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan pada percobaan kali ini yaitu
hendaknya dalam melakukan praktikum teman-teman praktikan bekerja
sama secara aman dan teratur.

DAFTAR PUSTAKA
Indrayana Dondi, 1996. Teknologi Minimasi Limbah Amoniak dengan Proses
Kontak di Menara Stripper. Analisis Sistem. 3. 52.
McMurry dan Fay. 1997. Chemistry Fourth Edition. Textbooks. The McGrawHill Companies, Inc. New York.
Sastrawijaya, Tresna., 1994. Kimia Dasar II. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Soekardjo., 1989. Kimia Fisik. Bina Aksara. Jakarta.
Theodore, L. Brown. 1977. Chemistry The Central Science. Prantice Hall. Inc.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK 1


PERCOBAAN IV
KESETIMBANGAN KIMIA PADA KELARUTAN IOD DALAM AIR
DAN CHCl 3 DENGAN KALIUM IODIDA

OLEH :

NAMA

: LA ODE INSAKTIAR

STAMBUK

: A1C4 12 040

PROGRAM STUDI

: PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN

: PENDIDIKAN MIPA

KELOMPOK

: VIII (DELAPAN)

NAMA ASISTEN

: AMIRUL ADNIN

LABORATORIUM PENGEMBANGAN UNIT KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2013

Vous aimerez peut-être aussi