Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh,
Wahyu Oni kurniawan (12.036)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan segala puji serta syukur ke hadirat Tuhan YME, yang telah
melimpahkan karunia, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah
dengan judul Aneurisma dan Demensia
Dalam Penulisan ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunannya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan adanya koreksi berupa saran dan kritik dari semua pihak sehingga dapat
memperbaiki penulisan dan penyusunan makalah ini.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah ini dapat
berguna dengan baik umumnya bagi para pembaca beserta khususnya bagi penulis makalah
ini dan para mahasiswa Akademi Fisioterapi Rumkit TK.II Dustira.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH...............................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB
I : PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Aorta
aneurisma
aorta
thoracalis
dan
aorta
abdominalis.
Pada
makalah
serebralis
ini
atau
intracranialis.
hanya
akan
yang
dibahas
dikenal
Aneurisma
mengenai
aneurisma
dengan
aneurisma
juga
intrakranial
adalah
lesi
didapat
yang
melalui
ruang
subarachnoid
di
arteri
dasar
otak.
dan
pada
mortalitas
yang
perdarahan
tinggi.
subarachnoid
Sekitar
12
meninggal
persen
sebelum
yang
neurologis
diagnostik,
beberapa
menetap5.
subarachnoid
menetap
pengobatan
dekade
pada
dan
terakhir,
karena
perubahan berarti.
Selain
pecahnya
itu,
banyak
pasien
pembedahan
tingkat
terjadi
tersebut.
telah
kematian
aneurismal
tidak
suatu
Meskipun
maju
dalam
perdarahan
mengalami
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi
aktifitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan
perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang mengganggu (disruptive)
ataupun tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998).
Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa, melainkan
kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga terjadi
perubahan kepribadian dan tingkah laku.
BAB II
ISI
2.1 Aneurisma
A. DEFINISI
Aneurisma adalah suatu kantung yang terbentuk oleh dilatasi
dinding arteri, vena, atau jantung; terisi oleh cairan atau
darah yang membeku, sering membentuk tumor yang berdenyut
Aneurisma
pembuluh
serebral
darah
disebabkan
merupakan
sehingga
adanya
pelebaran
mengembang
kelemahan
pada
yang
seperti
struktur
terjadi
balon
dinding
.
pada
karena
pembuluh
otopsi
di
Amerika
Serikat,
kejadian
aneurisma
perdarahan
berkisar
subarachnoid
3.9-19.4
per
(PSA)
karena
100,000
aneurisma
orang,
dengan
antara
communicans
sakular
arteri
posterior
pada
wanita.
carotis
adalah
interna
lokasi
Aneurisma
dengan
tersering
raksasa
(Giant
arteri
aneurisma
aneurysms)
dibandingkan
sirkulasi
posterior.
Pada
sirkulasi
adalah
pada
communicans
arteri
anterior,
cerebri
anterior
arteri
bifurkasio
anterior
kelainan
carotis
ini
distal,
paling
interna
arteri
cerebri
sedangkan
sering
diikuti
media,
pada
ditemukan
arteri
dan
sirkulasi
pada
apeks
basilaris.
Lokasi aneurisma sakular
v 20-25% pada tifurkasio dan bifurkasio arteri cerebri media.
v
35-49%
pada
arteri
cerebri
anterior
(aretri
communicans
carotis,
arteri
choroid
anterior
dan
arteri
opthalmica)
v 10%
pada
sirkulasi
posterior
(arteri
basilaris
dan
arteri
Multiple
pasien
aneurisma
dengan
Diperkirakan
diperkirakan
perdarahan
tingkat
terjadi
subarachnoid
persentase
pada
melalui
kejadian
sekitar
30%
angiography.
aneurisma
multipel
Predileksi
rasial
kejadian
aneurisma
belum
diketahui
arteri
konsentris.
secara
Lapisan
khas
terdalam
mengandung
adalah
tiga
tunika
lapisan
intima,
tunika
terdiri
percabangan
bervariasi
dari
pembuluh
beberapa
darah.
Ukuran
millimeter
suatu
aneurysma
sampai
beberapa
sentimeter.
aneurysma
Suatu
aneurysma
raksasa
(giant
yang
melebihi
aneurysm).
2,5
Dilatasi
cm
disebut
fusiform
dan
Jenis
aneurysm,
berkembang
sekunder
mucul
penyebaran
pembuluh
yang
darah,
aneurysma
dari
ini
jarang
pecah.
Mycotic
infeksi
dinding
hematogenous
seperti
dari
rupture
>
saat
jarang
mm.
Pada
terjadi
beberapa
beraktifitas,
pada
pasien
mengedan
aneurysma
ruptur
atau
yang
aneurysma
coitus.
Giant
vertebralis.
Atherosklerosis
mungkin
berperan
penting
tinggi
(80%)
maka
arteriography
cerebral
harus
mikotik
multiple
atau
yang
teltak
di
dasar
otak
berikut
Berdasarkan
1.Morfologi
2. Etiologi
3. Lokasi
Pengelompokkan
Sakular (aneurisma berry)
Sangat kecil < 2mm
Kecil 2-6 mm
Medium 6-15mm
Besar 15-25mm
Sangat besar (giant) 25-40 mm
Sangat besar sekali (supergiant) > 40 mm
Sakular (degenerasi dinding)
Atherosklerotik
Dissecting
Infeksi (mycotic)
Neoplastik
1. sirkulasi anterior
- arteri carotis interna
Petrous
Sinus cavernosus
Tanpa cabang pembuluh darah
Opthalmica
Hipofisis superior
Arteri communicans posterior
Arteri choroidalis anterior
Bifurkasio
- arteri cerebri anterior
A1
Regio arteri communicans anterior
Arteri communicans anterior itu sendiri atau beserta cabangcabangnya (A1 atau A2)
A2
Arteri cerebri anterior distal (pericallosal callosomarginal
junction)
- arteri cerebri media
M1
Bifurkasio / Trifurkasio
Distal
2. sirkulasi posterior
- arteri vertebralis dan cabangnya
arteri vertebralis tanpa cabangnya
arteri cerebelli posterior inferior
arteri vertebrobasilar
- Trunkus basilaris termasuk arteri cerebelli anterior inferior
- Regio apeks basilaris
Apeks basilaris (caput)
Arteri cerebelli superior-basilaris
- Arteri cerebri posterior
P1
P2
P3
A. ETIOLOGI, PREDISPOSISI DAN PATOGENESIS
Ada dua tampilan dasar dari suatu aneurisma sakular, yaitu :
1. Aneurisma sering terjadi pada titik percabangan arteri besar,
terutama pada dasar otak
2. Aneurisma terjadi pada permukaan konveks pada arteri
3.
merupakan area
pembuluh darah
yaitu
Meskipun
demikian
pembentukan
terganggu.
teori
kongenital
disepakati
aneurisma
Degenerasi
maka
lamina
dan
secara
lamina
teori
degeneratif.
umum
bahwa
pada
interna
harus
ditemukan
pada
elastika
elastika
umum
aneurisma berry
1. Teori kongenital
Aneurisma dulunya dikira merupakan kelainan kongenital karena
adanya temuan defek perkembangan pada tunica media. Defek ini
terjadi
pada
apeks
bifurkasio
pembuluh
darah
sama
dengan
sama
sakular
seperti
dengan
pembuluh
kontras
darah
jarang
intracranial;
ditemukan
di
luar
2. Teori degeneratif
Sekarang berkembang bahwa defek pada lamina elastika interna
merupakan hal yang penting pada pembentukan aneurysma dan ini
kemungkinan
berhubungan
dengan
kerusakan
atherosklerotik.
sebagai
contohnya,
menyebabkan
pembuluh
aliran
yang
darah
berlebihan
hipoplastik
pada
suatu
penelitian
degeneratif
memiliki
tampaknya
beberapa
menunjukkan
kelebihan
bahwa
teori
dibandingkan
teori
neonatus
gagal
kongenital, yaitu :
1. Pemeriksaan
arteri
otak
pada
v Merokok
v Penyalahgunaan obat dan alkohol
B. GAMBARAN KLINIK
Suatu
aneurisma
Gambaran
klinik
kompresi
dapat
diidentifikasi
suatu
aneurisma
massa,
penyebab
(thrombus/emboli),
secara
dapat
berupa
transient
perdarahan
tidak
sengaja.
sebagai
iskemik
karena
efek
serebral
rupture
ataupun
dari
secara
kompresi
kebetulan.
struktur
Gejala
terdekat.
dini
dari
Sisanya
suatu
ditemukan
aneurisma
dapat
kejadian
pecahnya
suatu
aneurisma
dapat
terjadi
pada
yang
penurunan
kesadaran,
tanda-tanda
tingkat
tiba-tiba
fokal
keparahan
dan
dari
mual,
sakit
kepala
muntah,
kaku
epilepsi.
perdarahan
Temuan
hebat,
diikuti
kuduk,fotofobia,
klinik
subarachnoid,
tergantung
adanya
hematom
keparahan
perdarahan
berkaitan
dengan
keadaan
klinis
dalam
level
seperti
oleh
Hunt
dan
Ness
yang
telah
Grade
Kondisi klinik
4
Stupor, hemiparesis sedang sampai berat
5
Koma dalam, postur deserebrasi.
Tabel 2. Skala tingkat keparahan perdarahan subarachnoid
Hunt dan Ness
Akhir-akhir ini ada juga skala baru telah disusun dan diakui
oleh
World
Federation
of
Neurosurgeont
(WFN)
melibatkan
WFN Grade
GCS
Motor defisit
I
15
Tidak ada
II
14-13
Tidak ada
III
14-13
Ada
IV
12-7
Ada/tidak ada
V
6-3
Ada/tidak ada
Tabel 3. Skala tingkat keparahan perdarahan subarachnoid WFN
Skala
ini
berhubungan
dengan
hasil
akhir
dan
menyediakan
Ada
juga
pengelompokkan
berdasarkan
hasil
temuan
CT
scan
Temuan CT scan
Tangkai
pituitary
atau
hypothalamus
menyebabkan
hypopituitarysm
- Nervus oticus atau chiasma opticum menyebabkan defek lapang
pandang.
- Aneurisma arteri basilaris dapat menekan midbrain, pons, atau
nervus
III
menyebabkan
kelemahan
tungkai
atau
gangguan
pertama
opthalmoplegia
dapat
n.V
dan
menyebabkan
dan
ganglion
nyeri
fasial.
nyeri
trigeminalis
Aneurisma
fasial
menyebabkan
intracavernosa
menyerupai
neuralgia
trigeminal.
-
Aneurisma
arteri
communicans
posterior
dapat
menyebabkan
3. Thrombosis
Thrombosis
daerah
pada
distal
aneurisma
arteri,
seringkali
menyebabkan
mengirimkan
TIA
emboli
(transient
ke
iskemik
dapat
menunjukkan
hal
yang
berbeda
selain
SAH
suatu
aneurisma
ataupun
komplikasi
yang
adalah
cerebral
angiography
konvensional,
MRI
Tujuan
utama
penatalaksanaan
aneurisma
adalah
mengeluarkan
menggunakan
teknsik
endovascular
pasien
dengan
terapi
definitif
untuk
penatalaksanaan
aneurisma
1. Operasi
Penempatan
klip
melintasi
leher
aneurisma
adalah
terapi
pada
persambungan
arteri
carotis
interna
dengan
itu
teknik
pesat
menggunakan
operasi
untuk
teknik
bedah
aneurisma
mikro,
telah
berkembang
mikroskop
operasi,
menunjukkan
gejala
klinis
karena
efek
massa
hematoma
Tujuan utama
Bedah saraf
Interventional neuroradiologis
Ahli saraf
Diet:
Pasien dengan kemungkinan operasi harus puasa. NGT harus
terpasang pada pasien penurunan kesadaran.
Aktivitas:
perdarahan
ulang,
iskemia
cerebral/infark,
infark
miokard,
cardiac
arritmia,
oedem
ulang
adalah
masalah
utama
yang
mengikuti
identifikasi
yang
tepat
onset
perdarahan
awal,
pembedahan,
kondisi
neurologis
pasien
dan
pemberian
minggu
pertama
setelah
perdarahan
awal
berkisar
antara 17-22%.
Setiap
pasien
yang
mengalami
penurunan
kesadaran
tiba-tiba
PSA,
pasien
infark/iskemik
memiliki
serebri
dan
resiko
hal
ini
tinggi
untuk
merupakan
terjadi
faktor
yang
iskemik
serebri
dapat
terjadi
secara
cepat
atau
disebut
delayed
cerebral
ischemia.
Diperkirakan
faktor
kemungkinan
berperan
pada
perkembangan
vasospasme
menunjukkan
pola
yang
sama
arteri
sangat
kompleks.
Banyak
substansi
iskemik.
Kegagalan
ini
mungkin
hasil
perubahan
sekresi
sodium
renal
yang
berlebihan
daripada
efek
cerebral
iskemik/
infark
tergantung
dari
daerah
akinetic
mutisme.
Pada
daerah
serebri
media
dapat
Gambaran
gambaran
klinis
kelainan
pada
klinik
kedua
daerah
sebagai
hasil
ini
dapat
perluasan
di
terjadinya
dalam
pembuluh
vasospasme
darah
meskipun
dapat
mengindikasikan
gambaran
klinik
belum
bekuan
darah
pada
cisterna
basalis
(communicating
hydrocephalus)
-
obstruksi
pada
villi
arachnoidalis(communicating
hydrocephalus)
-
bekuan
darah
di
dalam
sistem
ventrikular
(obstruktif
hydrocephalus)
Hidrosefalus akut terjadi pada sekitar 20% pasien, biasanya
pada beberapa hari pertama setelah onset, biasanya merupkan
komplikasi lanjut. Hanya 1/3 pasien yang menunjukkan gejala
sakit kepala, tingkat kesadaran yang terganggu, inkontinensia,
atau gait ataksia berat. Lebih lanjut lagi sekitar 10% pasien
hidrosefalusnya berkembang terlambat yaitu bulanan atau bahkan
tahunan setelah perdarahan.
6. Hematoma Intracranial yang Meluas
Pembengkakan
otak
di
sekitar
hematoma
intracerebral
dapat
progresif
pada
tingkat
kesadaran
atau
progresi
tanda fokal.
7. Epilepsi
Epilepsi
dapat
terjadi
pada
stadium
manapun
setelah
SAH,
Komplikasi ekstracranial
1.
Infark
myocard/aritmia
cordis
EKG
dan
patologis
myocardium sering
ditemukan
setelah
SAH,
dan
fibrilasi
ventrikel
sering
Analgesik
kesadaran
dan
yang
lebih
menutupi
kuat
dapat
deteriosasi
menekan
neurologis.
Antifibrinolytic
agents
asam
traneksamat,
epsilon
untuk
disolusi
mencegah
bekuan
Antifibrinolytic
perdarahan
darah
ulang
sekitar
mengurangi
resiko
dengan
memperlambat
fundus
aneurysma.
perdarahan
ulang
sampai
50%.
3. Operasi
Kliping
leher
aneurysma
adalah
salah
satu
cara
mencegah
dan
metode
lain
kadang
digunakan.
Waktu
untuk
1.
jarang
hati-hati
lepas
jaringan
setelah
pemasangan.
arachnoid
sekitar
Diseksi
secara
leher
aneurysma
yang
dimasukkan
Ballon
embolisation
Pengembangan
balon
berhasil.
Teknik
ini
berisiko
menyebabkan
aneurysma
ke
berhasil
memasukkan
multiple
ke
dalam
Meskipun
hal
ini
teknik
ini
melalui
aneurysma
masih
penghantar
aneurysma.
Setelah
Coil
platinum
menginduksi
tahap
Sebuah
aneurysma.
dimasukkan
helical
untuk
dalam
menjanjikan.
leher
coil
percobaan
kateter
penempatan
tepat
tetapi
pada
kateter
maka
thrombosisi.
penuntun
dilekatkan
melalui
single
hasil
dimasukkan
ujung
kawat
kedalam
fundus
aliran
listrik
terobliterasi
terjadi.
Semakin
ukurannya
sempurna
luas
maka
maka
leher
semakin
perdarahan
aneurysma
kecil
dan
ulang
dapat
semakin
besar
kemungkinan
menghasilka
obliterasi sempurna.
4.
Trapping
darah
mengklip
adalah
aneurysma
mencegah
bagian
satu-satunya
seperti
giant
perdarahan
dan
ulang
proksimal
cara
dan
pengangan
intracavernosa
tetapi
memiliki
distal
pembuluh
pada
beberapa
aneurysma.
resiko
Ini
tinggi
Proksimal
occlusion-ligasi
carotis
communis. :
teknik
ini
diaman
kliping
telah
gagal
atau
tidak
mungkin
opthalmica
bertoleransi
raksasa.
baik
Kebanyakan
denganoklusi
ateri
pasien
carotid
dapat
communis;
teknik
alternatif.
Penelitian
mengenai
aliran
darah
lokal
dapat
mempresikdsi
pasien
yang
gagal
atau
kedua
Tingkat
mortalitas
perdarahan
operasi
mengandung
menurun
resiko
ketika
tinggi.
operasi
ditunda
optimal
untuk
operasi
sekitar
6-14
hari
sejak
tahun-tahun
terakhir
dengan
semakin
majunya
teknik
II.
Resiko
tambahan
yang
muncul
kecil
dan
lebih
grade
jelek
tetap
menjadi
kontroversi
dan
memerlukan
antagonis
Nimodipine
telah
terbukti
meningkatkan
menyatakan
bahwa
Nimodipine
dan
Nicardipine
hasil
akhir.
kolateral
Mekanismenya
dengan
mengurangi
melalui
efek
peningkatan
berbahaya
dari
luas
setelah
SAH
untuk
mengurangi
reactive
Pada
seseorang
yang
normal
saat
terjadi
penurunan
aliran
cerebral
autoregulasi
ini
sering
menyebabkan
pengurangan
(autoregulasi).
terganggu,
aliran
penurunan
darah
otak
Setelah
tekanan
dengan
SAH,
darah
resiko
hypovolemia
dengan
intake
cairan
yang
tinggi
membantu
disebabkan
oleh
mencegah
penurunan
kehilangan
sodium
volume
dan
plasma
yang
cairan.
Jika
130
mmol/L
berikan
fludorocortisone
atau
saline
hipertonik.
Peningkatan volume plasma : peningkatan volume plasma dengan
koloid seperti protein plasma, dekstran 70, Haemacel dapat
meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah otak.
Ini harus diberikan sebagai profilaksis pada pasien dengan
resiko tinggi (kelebihan berat darah sisternal dengna CT scan
atau Doppler velositas tinggi) atau pada tanda klinis awal
iskemik.
Jika terdapat bukti klinik bahwa iskemik berkembang walaupun
telah diterapi dengan cara ini maka dapat dikombinasi dengan :
1.
meningkatkan
autoregulasi
tekanan
cardiac
otak
darah dapat
gagal
output
dan
setelah
tekanan
PSA,
darah.
meningkatkan
aneurysma
dapat
diturunkan
dengan
menginduksi
dan
progresi
penatalaksanaan
iskemik
defisit
menjadi
neurologis
infark.
dapat
mencegah
Penatalaksanaan
yang
Neuroprotektor
antagonis
pasien
beberapa
neuroprotektor
calcium)
sekarang
sedang
dengan
PSA
tetapi
dalam
kegunaan
baru
selain
penelitian
mereka
masih
pada
belum
diketahui.
C. Hidrosefalus
Hidrosefalus menyebabkan deteriosasi akut memerlukan drainase
cairan
serebrospinal
ventrikuler
(lumbal
(CSS)
punksi
yang
darurat
sementara
dengan
dapat
kateter
memguntungkan
drainase
CSS
permanen
dengan
intraserebral
yang
berasal
dari
ruptur
aneurysma
deteriosasi
tingkat
kesadaran.
Ini
memerlukan
Usia
Lokasi aneurisma
Tingkat vasospasme
kranial),
neurologik
fokal)
III
(letargi,
memiliki
bingung,
prognosa
yang
atau
tanda
lebih
baik
danV
(koma
dengan
flaksiditas
atau
postur
tubuh
2.2 Demensia
Demensia adalah satu penyakit yang melibatkan sel-sel otak yang mati secara
abnormal.Hanya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan penyakit otak
degeneratif yang progresif. Daya ingatan, pemikiran, tingkah laku dan emosi terjejas bila
mengalami demensia. Penyakit ini boleh dialami oleh semua orang dari berbagai
latarbelakang pendidikan mahupun kebudayaan. Walaupun tidak terdapat sebarang rawatan
untuk demensia, namun rawatan untuk menangani gejala-gejala boleh diperolehi.
Epidemiologi
Laporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi usia lanjut diatas 60 tahun adalah 7,2
% (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta). peningkatan angka kejadian kasus demensia
berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi . Kira-kira 5 % usia
lanjut 65 70 tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun
mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. Pada negara industri kasus demensia 0.5 1.0
% dan di Amerika jumlah demensia pada usia lanjut 10 15% atau sekitar 3 4 juta orang.
Demensia terbagi menjadi dua yakni Demensia Alzheimer dan Demensia Vaskuler.
Demensia Alzheimer merupakan kasus demensia terbanyak di negara maju Amerika dan
Eropa sekitar 50-70%. Demensia vaskuler penyebab kedua sekitar 15-20% sisanya 15- 35%
disebabkan demensia lainnya. Di Jepang dan Cina demensia vaskuler 50 60 % dan 30 40
% demensia akibat penyakit Alzheimer.
Klasifikasi
Menurut Umur:
1. Reversibel
2. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit B Defisiensi,
Hipotiroidisma, intoxikasi Pb.
1. Tipe non-Alzheimer
2. Demensia vaskular
3. Demensia Jisim Lewy (Lewy Body dementia)
4. Demensia Lobus frontal-temporal
5. Demensia terkait dengan SIDA(HIV-AIDS)
6. Morbus Parkinson
7. Morbus Huntington
8. Morbus Pick
9. Morbus Jakob-Creutzfeldt
10. Sindrom Gerstmann-Strussler-Scheinker
11. Prion disease
12. Palsi Supranuklear progresif
13. Multiple sklerosis
14. Neurosifilis
15. Tipe campuran
1. Demensia proprius
2. Pseudo-demensia
Etiologi Demensia
Disebutkan dalam sebuah literatur bahwa penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya gejala
demensia ada sejumlah tujuh puluh lima. Beberapa penyakit dapat disembuhkan sementara
sebagian besar tidak dapat disembuhkan (Mace, N.L. & Rabins, P.V. 2006). Sebagian besar
peneliti dalam risetnya sepakat bahwa penyebab utama dari gejala demensia adalah penyakit
Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah), demensia Lewy body, demensia
frontotemporal dan sepuluh persen diantaranya disebabkan oleh penyakit lain.
Lima puluh sampai enam puluh persen penyebab demensia adalah penyakit Alzheimer.
Alzhaimer adalah kondisi dimana sel syaraf pada otak mati sehingga membuat signal dari
otak tidak dapat di transmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita
Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan dan juga
penurunan proses berpikir.
Gejala Klinis
Ada dua tipe demensia yang paling banyak ditemukan, yaitu tipe Alzheimer dan Vaskuler.
1. Demensia Alzheimer
Gejala klinis demensia Alzheimer merupakan kumpulan gejala demensia akibat gangguan
neuro degenaratif (penuaan saraf) yang berlangsung progresif lambat, dimana akibat proses
degenaratif menyebabkan kematian sel-sel otak yang massif. Kematian sel-sel otak ini baru
menimbulkan gejala klinis dalam kurun waktu 30 tahun. Awalnya ditemukan gejala mudah
lupa (forgetfulness) yang menyebabkan penderita tidak mampu menyebut kata yang benar,
berlanjut dengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak mampu menggunakan barangbarang sekalipun yang termudah. Hal ini disebabkan adanya gangguan kognitif sehingga
timbul gejala neuropsikiatrik seperti, Wahan (curiga, sampai menuduh ada yang mencuri
Stadium I
Berlangsung 2-4 tahun disebut stadium amnestik dengan gejala gangguan memori, berhitung
dan aktifitas spontan menurun. Fungsi memori yang terganggu adalah memori baru atau
lupa hal baru yang dialami
Stadium II
Berlangsung selama 2-10 tahun, dan disebutr stadium demensia. Gejalanya antara lain,
Disorientasi
gangguan bahasa (afasia)
penderita mudah bingung
penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan
kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah
melakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi.
Dan ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di
lingkungannya, depresi berat prevalensinya 15-20%,
.Stadium III Stadium ini dicapai setelah penyakit berlangsung 6-12 tahun.Gejala klinisnya
antara lain:
2. Demensia Vaskuler
Untuk gejala klinis demensia tipe Vaskuler, disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di
otak. Dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat terjadinya demensia,.
Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak,
sehingga depresi itu dapat didiuga sebagai demensia vaskuler. Gejala depresi lebih sering
dijumpai pada demensia vaskuler daripada Alzheimer. Hal ini disebabkan karena kemampuan
penilaian terhadap diri sendiri dan respos emosi tetap stabil pada demensia vaskuler.
Dibawah ini merupakan klasifikasi penyebab demensia vaskuker, diantaranya:
1. Kelainan sebagai penyebab Demensia :
penyakit degenaratif
penyakit serebrovaskuler
Depresi
Anxietas
Psikosis
2. Obat-obatan :
Psikofarmaka
Antiaritmia
Antihipertensi
3. Antikonvulsan
Digitalis
4. Gangguan nutrisi :
Defisiensi B6 (Pelagra)
Defisiensi B12
Defisiensi asam folat
Marchiava-bignami disease
5. Gangguan metabolisme :
Hiper/hipotiroidi
Hiperkalsemia
Hiper/hiponatremia
Hiopoglikemia
Hiperlipidemia
Hipercapnia
Gagal ginjal
Sindromk Cushing
Addisons disesse
Hippotituitaria
Efek remote penyakit kanker
Hal yang menarik dari gejala penderita demensia adalah adanya perubahan kepribadian dan
tingkah laku sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari.. Penderita yang dimaksudkan
dalam tulisan ini adalah Lansia dengan usia enam puluh lima tahun keatas. Lansia penderita
demensia tidak memperlihatkan gejala yang menonjol pada tahap awal, mereka sebagaimana
Lansia pada umumnya mengalami proses penuaan dan degeneratif. Kejanggalan awal
dirasakan oleh penderita itu sendiri, mereka sulit mengingat nama cucu mereka atau lupa
meletakkan suatu barang.
Mereka sering kali menutup-nutupi hal tersebut dan meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah
hal yang biasa pada usia mereka. Kejanggalan berikutnya mulai dirasakan oleh orang-orang
terdekat yang tinggal bersama, mereka merasa khawatir terhadap penurunan daya ingat yang
semakin menjadi, namun sekali lagi keluarga merasa bahwa mungkin Lansia kelelahan dan
perlu lebih banyak istirahat. Mereka belum mencurigai adanya sebuah masalah besar di balik
penurunan daya ingat yang dialami oleh orang tua mereka.
Gejala demensia berikutnya yang muncul biasanya berupa depresi pada Lansia, mereka
menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi seperti ini dapat saja diikuti oleh
munculnya penyakit lain dan biasanya akan memperparah kondisi Lansia. Pada saat ini
mungkin saja Lansia menjadi sangat ketakutan bahkan sampai berhalusinasi. Di sinilah
keluarga membawa Lansia penderita demensia ke rumah sakit di mana demensia bukanlah
menjadi hal utama fokus pemeriksaan.
Seringkali demensia luput dari pemeriksaan dan tidak terkaji oleh tim kesehatan. Tidak
semua tenaga kesehatan memiliki kemampuan untuk dapat mengkaji dan mengenali gejala
demensia. Mengkaji dan mendiagnosa demensia bukanlah hal yang mudah dan cepat, perlu
waktu yang panjang sebelum memastikan seseorang positif menderita demensia. Setidaknya
ada lima jenis pemeriksaan penting yang harus dilakukan, mulai dari pengkajian latar
belakang individu, pemeriksaan fisik, pengkajian syaraf, pengkajian status mental dan
sebagai penunjang perlu dilakukan juga tes laboratorium.
Pada tahap lanjut demensia memunculkan perubahan tingkah laku yang semakin
mengkhawatirkan, sehingga perlu sekali bagi keluarga memahami dengan baik perubahan
tingkah laku yang dialami oleh Lansia penderita demensia. Pemahaman perubahan tingkah
laku pada demensia dapat memunculkan sikap empati yang sangat dibutuhkan oleh para
anggota keluarga yang harus dengan sabar merawat mereka. Perubahan tingkah laku
(Behavioral symptom) yang dapat terjadi pada Lansia penderita demensia di antaranya adalah
delusi, halusinasi, depresi, kerusakan fungsi tubuh, cemas, disorientasi spasial,
ketidakmampuan melakukan tindakan yang berarti, tidak dapat melakukan aktivitas seharihari secara mandiri, melawan, marah, agitasi, apatis, dan kabur dari tempat tinggal (Volicer,
L., Hurley, A.C., Mahoney, E. 1998).
Secara umum tanda dan gejala demensia adalah sbb:
1. Menurunnya daya ingat yang terus terjadi. Pada penderita demensia, lupa menjadi
bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
2. Gangguan orientasi waktu dan tempat, misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun,
tempat penderita demensia berada
3. Penurunan dan ketidakmampuan menyusun kata menjadi kalimat yang benar,
menggunakan kata yang tidak tepat untuk sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita
yang sama berkali-kali
4. Ekspresi yang berlebihan, misalnya menangis berlebihan saat melihat sebuah drama
televisi, marah besar pada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain, rasa takut dan
gugup yang tak beralasan. Penderita demensia kadang tidak mengerti mengapa
perasaan-perasaan tersebut muncul.
5. Adanya perubahan perilaku, seperti : acuh tak acuh, menarik diri dan gelisah
Diagnosis
Diagnosis difokuskan pada hal-hal berikut ini:
Peran Keluarga
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lansia penderita demensia
yang tinggal di rumah. Hidup bersama dengan penderita demensia bukan hal yang mudah,
tapi perlu kesiapan khusus baik secara mental maupun lingkungan sekitar. Pada tahap awal
demensia penderita dapat secara aktif dilibatkan dalam proses perawatan dirinya. Membuat
catatan kegiatan sehari-hari dan minum obat secara teratur. Ini sangat membantu dalam
menekan laju kemunduran kognitif yang akan dialami penderita demensia.
Keluarga tidak berarti harus membantu semua kebutuhan harian Lansia, sehingga Lansia
cenderung diam dan bergantung pada lingkungan. Seluruh anggota keluargapun diharapkan
aktif dalam membantu Lansia agar dapat seoptimal mungkin melakukan aktifitas sehariharinya secara mandiri dengan aman. Melakukan aktivitas sehari-hari secara rutin
sebagaimana pada umumnya Lansia tanpa demensia dapat mengurangi depresi yang dialami
Lansia penderita demensia.
Merawat penderita dengan demensia memang penuh dengan dilema, walaupun setiap hari
selama hampir 24 jam kita mengurus mereka, mungkin mereka tidak akan pernah mengenal
dan mengingat siapa kita, bahkan tidak ada ucapan terima kasih setelah apa yang kita lakukan
untuk mereka. Kesabaran adalah sebuah tuntutan dalam merawat anggota keluarga yang
menderita demensia. Tanamkanlah dalam hati bahwa penderita demensia tidak mengetahui
apa yang terjadi pada dirinya. Merekapun berusaha dengan keras untuk melawan gejala yang
muncul akibat demensia.
Saling menguatkan sesama anggota keluarga dan selalu meluangkan waktu untuk diri sendiri
beristirahat dan bersosialisasi dengan teman-teman lain dapat menghindarkan stress yang
dapat dialami oleh anggota keluarga yang merawat Lansia dengan demensia.
Tingkah Laku Lansia
Pada suatu waktu Lansia dengan demensia dapat terbangun dari tidur malamnya dan panik
karena tidak mengetahui berada di mana, berteriak-teriak dan sulit untuk ditenangkan. Untuk
mangatasi hal ini keluarga perlu membuat Lansia rileks dan aman. Yakinkan bahwa mereka
berada di tempat yang aman dan bersama dengan orang-orang yang menyayanginya.
Duduklah bersama dalam jarak yang dekat, genggam tangan Lansia, tunjukkan sikap dewasa
dan menenangkan. Berikan minuman hangat untuk menenangkan dan bantu lansia untuk tidur
kembali.
Lansia dengan demensia melakukan sesuatu yang kadang mereka sendiri tidak
memahaminya. Tindakan tersebut dapat saja membahayakan dirinya sendiri maupun orang
lain. Mereka dapat saja menyalakan kompor dan meninggalkannya begitu saja. Mereka juga
merasa mampu mengemudikan kendaraan dan tersesat atau mungkin mengalami kecelakaan.
Memakai pakaian yang tidak sesuai kondisi atau menggunakan pakaian berlapis-lapis pada
suhu yang panas.
Seperti layaknya anak kecil terkadang Lansia dengan demensia bertanya sesuatu yang sama
berulang kali walaupun sudah kita jawab, tapi terus saja pertanyaan yang sama disampaikan.
Menciptakan lingkungan yang aman seperti tidak menaruh benda tajam sembarang tempat,
menaruh kunci kendaraan ditempat yang tidak diketahui oleh Lansia, memberikan pengaman
tambahan pada pintu dan jendela untuk menghindari Lansia kabur adalah hal yang dapat
dilakukan keluarga yang merawat Lansia dengan demensia di rumahnya.
Pencegahan & Perawatan Demensia
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan resiko terjadinya demensia diantaranya
adalah menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak,
seperti :
1. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan zat
adiktif yang berlebihan
2. Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiap
hari.
3. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif
o Kegiatan rohani & memperdalam ilmu agama.
o Tetap berinteraksi dengan lingkungan, berkumpul dengan teman yang
memiliki persamaan minat atau hobi
4. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam kehidupan
sehari-hari dapat membuat otak kita tetap sehat.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1.
dengan
kelemahan
pada
dinding
arteri
yang
Pada
otopsi
di
Amerika
Serikat,
kejadian
aneurisma
4.
sendiri,
bisa
berupa
efek
kompresi
massa,
perdarahan
Penatalaksanaan
dan
prognosa
suatu
aneurisma
tergantung
awal
penatalaksanaan
kejadian
medis,
dan
perdarahan
adanya
subarachnoid
penyakit
lain
dengan
sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
http://rheno-biology.blogspot.com/2010/11/sistem-integumen-manusia.htm