Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Megakolon adalah pengembangan abnormal oleh kolon (satu bahagian
daripada usus besar) yang disebabkan oleh tersumbat secara mekanikal.
Pengembangan selalu diiringi paralisis oleh pergerakan peristalsis usus,
menyebabkan sembelit kronik. Dalam kasus yang lebih ekstrim, najis
mengeras di dalam kolon, dipanggil fekaloma yang memerlukan pembedahan
untuk dibuang. Kolon manusia dianggap sebagai luar biasa membesar jika
diameternya melebihi 12 cm di sekum, melebihi 6.5 cm di kawasan
rektosigmoid dan melebihi 8 cm di kolon menaik (Wikipedia, 1 Februari
2008).
Menurut catatan Swenson, 81, 1 % dari 880 kasus yang diteliti adalah
laki-laki. Sedangkan Richardson dan Brown menemukan tendensi faktor
keturunan pada penyakit ini (ditemukan 57 kasus dalam 24 keluarga).
Beberapa kelainan kongenital dapat ditemukan bersamaan dengan penyakit
Hirschsprung, namun hanya 2 kelainan yang memiliki angka yang cukup
signifikan yakni Down Syndrome (5-10 %) dan kelainan urologi (3%). Hanya
saja dengan adanya fekaloma, maka dijumpai gangguan urologi seperti refluks
vesikoureter, hydronephrosis dan gangguan vesica urinaria (mencapai 1/3
kasus) (Budi Irwan, 2003).
Pasien dengan penyakit Hirschsprung pertama kali dilaporkan oleh
Frederick Ruysch pada tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah
Harald Hirschsprung yang mendeskripsikan megakolon kongenital pada tahun
1863. Namun patofisiologi terjadinya penyakit ini tidak diketahui secara jelas.
Hingga tahun 1938, dimana Robertson dan Kernohan menyatakan bahwa
megakolon yang dijumpai pada kelainan ini disebabkan oleh gangguan
peristaltik dibagian distal usus akibat defisiensi ganglion. Hirschsprung terjadi
pada 1/5000 kelahiran hidup.
teknik
pembedahan
dan
diagnosis
dan
penatalaksanaan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya sel
sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan ketidak adaan
ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta tidak
adanya evakuasi usus spontan ( Betz, Cecily & Sowden : 2000 ). Penyakit
Hirschsprung atau Mega Kolon adalah kelainan bawaan penyebab gangguan
pasase usus tersering pada neonatus, dan kebanyakan terjadi pada bayi aterm
dengan berat lahir 3 Kg, lebih banyak laki laki dari pada perempuan.
( Arief Mansjoeer, 2000 ).
Hirschsprung atau Mega Colon , namun pada intinya sama yaitu
penyakit yang disebabkan oleh obstruksi mekanis yang disebabkan oleh tidak
adekuatnya motilitas pada usus sehingga tidak ada evakuasi usus spontan dan
tidak mampunya spinkter rectum berelaksasi.
2.2 Etiologi
Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung atau Mega Colon itu
sendiri adalah diduga terjadi karena faktor genetik dan lingkungan sering
terjadi pada anak dengan Down syndrom, kegagalan sel neural pada masa
embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan
sub mukosa dinding plexus.
2.3 Patofisiologi
Istilah congenital aganglionic Mega Colon menggambarkan adanya
kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada dinding sub mukosa
kolon distal. Segmen aganglionic hampir selalu ada dalam rectum dan bagian
proksimal pada usus besar. Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau
tidak adanya gerakan tenaga pendorong ( peristaltik ) dan tidak adanya
evakuasi usus spontan serta spinkter rectum tidak dapat berelaksasi sehingga
daerah
itu
karena
terjadi
obstruksi
dan
menyebabkan
Penatalaksanaan pembedahan
Pembedahan pada penyakit hirschprung dilakukan dalam dua
tahap. Mula-mula dilakukan kolostomi loop atau double barell sehingga
tonus dan ukuran usus yang dilatasi dan hipertrofi dapat kembali normal
(memerlukan waktu kira-kira 3 sampai 4 bulan).
Bila umur bayi itu antara 6 sampai 12 bulan (atau bila beratanya antara 9
sampai 10 kg). satu dari tiga prosedur berikut dilakukan dengan cara
memotong usus aganglionik dan menganastomosiskan usus yang
berganglion ke rectum dengan jarak 1cm dari anus.prosedur duhamel
umumnya dilakukan terhadap bayi yang beusia kurang dari 1tahun.
Prosedur ini terdiri atas penarikan kolon normal ke arah bawah dan
menganastomosiskan di belakang usus aganglionik.
Mencipatakan
dinding
ganda
yang
terdiri
dari
selubung
dengan
air
garam
fisisologis
hangat
setiap
hari.
Dan
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN PADA HISPRUNG
I. Pengkajian.
1. Identitas.
Penyakit ini sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan
merupakan kelainan tunggal. Jarang pada bayi prematur atau bersamaan
dengan kelainan bawaan lain. Pada segmen aganglionosis dari anus sampai
sigmoid lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak
perempuan. Sedangkan kelainan yang melebihi sigmoid bahkan seluruh
kolon atau usus halus ditemukan sama banyak pada anak laki-laki dan
perempuan (Ngastiyah, 1997).
2. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan utama.
Obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir. Trias yang
sering ditemukan adalah mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24
jam setelah lahir), perut kembung dan muntah berwarna hijau. Gejala
lain adalah muntah dan diare.
b.
c.
d.
e.
f.
Imunisasi.
Tidak ada imunisasi untuk bayi atau anak dengan penyakit
Hirschsprung.
g.
h.
Nutrisi.
3. Pemeriksaan fisik.
a.
Sistem kardiovaskuler.
Tidak ada kelainan.
b.
Sistem pernapasan.
Sesak napas, distres pernapasan.
c.
Sistem pencernaan.
Umumnya obstipasi. Perut kembung/perut tegang, muntah berwarna
hijau. Pada anak yang lebih besar terdapat diare kronik. Pada colok
anus jari akan merasakan jepitan dan pada waktu ditarik akan diikuti
dengan keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang menyemprot.
d.
Sistem genitourinarius.
e.
Sistem saraf.
Tidak ada kelainan.
10
f.
Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Gangguan rasa nyaman.
g.
Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
h.
Sistem integumen.
Akral hangat.
i.
Sistem pendengaran.
Tidak ada kelainan.
III. Intervensi
11
1.
Setelah
1. Berikan
dilakukan
dalam percernaan
asuhan
makanan
keperawatan
dengan
kreteria:
2 jam sekali
keadaan klien
3. Observasi pengeluaran
1. Pasien
feces
dapat
melakukan
eliminasi
per
bentuk,
rektal
selanjutnya
jumlah
4. Observasi intake yang
dengan
mempengaruhi
beberapa
adapatasi
5. Anjurkan
2. Ada
peningkata
n pola
untuk
menjalankan
dikonsumsi
diet
eliminasi
usus
yang lebih
2.
fungsi
baik
yang
cukup
badan
dengan
pasien
dianjurkan
sesuai
diet
sesuai
yang
dengan
berat
sesuiai
badan
dengan
umumnya
dan parenteral )
memilih
sudah
mual
mulai
dan
muntah
makanan
agar
tiap hari
umurnya
yang
R/:
di
anjurkan
12
1. Berikan
1. Turgor
kulit
lembab.
2. Keseimba
ngan
cairan.
asupan
pada pasien
dengan kebutuhan
tubuh
tercukupi
yang
seimbang
turgor,
intake output
3. Observasi adanya
peningkatan mual
R/ : untuk mengetahui
dan muntah
antisipasi devisit
segera
2.
Penge
tahuan
pasien dan
keluarga
tentang
penyakitny
a,
peraw
atan dan
obat
obatan.
untuk
menanyakan
hal
hal
yang
ingn
R/:
agar
mengetahui
tentang
penyakit
hisprung
diketahui
sehubungan dengan
penyaakit
yang
dialami pasien
2. Kaji
pengetahuan
keluarga
tentang
Mega Colon
mana
pengetahuan
tentang
hisprug
3. Kaji
latar
belakang
keluarga
R/:
agar
apakah
ada
mengetahui
sebelumnya
keluarga
yang
menderita hisprung
4. Jelaskan
tentang
R/:
agar
memempermudah dalam
13
obatan
penyembuhan
pada
keluarga pasien
5. Jelaskan
semua
R/:
agar
memempermudah dalam
dilaksanakan
dan
penyembuhan
manfaatnya
bagi
pennjelasan
dengan
pasien
6.
Menggunakan liflet
atau gambar dalam
menjelaskan
R/
agar
mengerti
klien
lebih
tempat
terjadinya hisprung
14
Setelah
dilakukan
asuhan
5)
keperawatan
- Mengukur tanda-
keadaan klien
tanda vital
kreteria:
1. rasa nyeri
- Mengubah posisi
pada
selanjutnya
R/: untuk memberikan
bagian
kenyamanan klien
diinginkan.
abdomen
- Mengevaluasi
memberikan
2.
dengan
hilang
sara
nyaman pada
- Membatasi
klien
R/:
untuk
memberikan
pengunjung dan
membatasi petugas
yang menolong klien
2.
R/:
untuk
mengetahui
suhu klien
1. suhu
tubuh
klien
norma
l
- Mengobservasi KU
selanjutnya
15
R/:
- Mengukur peristaltic
usus klien
- Mengobservasi
tanda-tanda
distensi,kelambung
agar
mengetahui
gerakan
pristaltik
R/:
untuk
mengetahui
fungsi pristaltik
konsistensi
- Melakukan irigasi
feses
(konstipasi)
yang
keras
100 cc
- Memonitor keluaran
feses setelah irigasi
R/:
untuk
cairan
mengetahui
nacl
berfungsi
dengan baik
4
- Mempertahankan
kepatenan NGT dan
1. kebutuhan
cairan klien
terpenuhi
2. turgir kulit
lembab
RT
R/:
agar
tidak
saat
R/:Untuk
kelebihan cairan
fungsii
mengetahui
usus
sudah
normal
- Mengganti cairan
5.
infus
- Mengatur tetesan
infus
R/:Untuk
memnghindari
dehidrasi
R/:Untuk
terjadinya
mengurahi
distensi
16
abdomen
- Mengukur jumlah
urine,cairan NGT klien
1. Nyeri
abdomen
berkurang
2. Infeksi
pada
abdomen
berkurang
R/:Untuk
lab
- Memeriksa turgor
kulit dan tanda edem
pemeriksaan
dan
mengetahui
pemeriksaan
selanjutnya
- Balance cairan
- Mencucui tangan
sebelum dan
sesudah tindakan
- Memberi injeksi obat
penghilang nyeri
- Memonitor tandatanda infeksi
-
Mengukur
tanda vital
tanda-
R/:
menghilagkan
rasa
Untuk
apakah
mengetahui
ada
infeksi
setelah pembedahan
R/:Untuk
pemeriksaan
selanjutnya
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan rencana keperawatan diantaranya :
Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan setelah dilakukan
validasi, keterampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan
cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien
dilindungi serta dokumentasi intervensi dan respon pasien.
Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara kongkrit dari rencana
intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien (Budianna Keliat, 1994,4).
17
V. EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.
BAB 4
PENUTUP
18
4.1 KESIMPULAN
Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak adanya
sel sel ganglion dalam rectum atau bagian rektosigmoid Colon. Dan
ketidak adaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya peristaltik
serta tidak adanya evakuasi usus spontan
2000 ).
Adapun yang menjadi penyebab Hirschsprung atau Mega Colon itu
sendiri adalah diduga terjadi karena faktor genetik dan lingkungan sering
terjadi pada anak dengan Down syndrom, kegagalan sel neural pada masa
embrio dalam dinding usus, gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik
dan sub mukosa dinding plexus.
4.2 SARAN
Dalam makalah ini kami menjelaskan kepada khususnya orang tua
sehingga mengetahui hal apa yang akan dilakukan jika mendapatkan kasus
seperti yang telah dijelaskan diatas, sehingga tidak menimbulkan persepsi
yang berbeda dari seharusnya.
Tulisan yang baik harus didasari atas kemempuan intelektual dan
jiwa seni dalam menulis sehingga pembaca dapat mengerti dari maksud
dan tujuan. Semoga bermanfaat bagi kita semua
DAFTAR PUSTAKA
19
20