Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri.
Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel
mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Selsel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam
rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang
mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut.
Abses ginjal adalah salah satu yang terbatas pada ginjal dan disebabkan baik oleh
bakteri dari infeksi bepergian ke ginjal melalui aliran darah atau infeksi saluran kemih
bepergian ke ginjal dan kemudian menyebar ke jaringan ginjal.
Abses ginjal adalah penyakit yang sangat tidak biasa, tetapi umumnya terjadi
sebagai akibat dar i masalah umum seperti
radang
vesicoureteral. Kadang-kadang, abses ginjal dapat berkembang dari sumber infeksi di setiap
area tubuh .
Abses kulit multiple dan penyalah gunaan obat intravena juga dapat menjadi sumber
abses ginjal. Infeksi saluran kemih yang rumit terkait dengan batu, kehamilan, kandung
kemih neurogenik dan diabetes mellitus juga menempatkan seseorang pada risiko untuk
abses ginjal.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Rumusan Masalah
1.2.1.1
1.2.1.2
1.2.1.3
1.2.1.4
1.2.1.5
1.2.1.6
1.2.1.7
1.2.1.8
1.2.1.9
1.3
Tujuan
1.3.1 Umum
1.3.1.1
Untuk mengetahui gagal ginjal kronik dan asuhan keperawatan pada pasien abses
renal.
1.3.2 Khusus
1.3.2.1
1.3.2.2
1.3.2.3
1.3.2.4
1.3.2.5
1.3.2.6
1.3.2.7
1.3.2.8
1.3.2.9
BAB II
PEMBAHASAN
Ginjal
Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis iii, dan melekat langsung pada dinding
abdomen.
Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri
dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat ginjal
200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap tiap
nefron terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh
pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam
komponen tubuler terdapat kapsul bowman, serta tubulus tubulus, yaitu tubulus kontortus
proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang terdapat
pada medula.
Kapsula bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran
mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur
sehingga celah celah antara pedikel itu sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang
keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya yang
berbelok belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal kemudian menjadi
tipis disebut ansa henle atau loop of henle, karena membuat lengkungan tajam berbalik
kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.
A.
bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal
(pelvis renalis).
A)
disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler kapiler
darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi
oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut
badan malphigi.
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai
bownman. Zat zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari
sini maka zat zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai
bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
B) sumsum ginjal (medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis,
mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut
lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris garis karena terdiri atas
berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan
korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh
halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami
berbagai proses.
C)
Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut
kaliks mayor, yang masing masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang
langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus
kleuar dari papila. Dari kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter,
hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
B.
1.
Fungsi ginjal:
Mengekskresikan zat zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen,
misalnya amonia.
2.
Mengekskresikan zat zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin) dan
4.
Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa.
C.
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis,
yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian
menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi
kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang
disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah
yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava
inferior.
Persyarafan ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas
ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon
yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.
2.
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
B.
C.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang
akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung
kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh
pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai
saraf sensorik.
3.
belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius. Bagian
vesika urinaria terdiri dari :
A. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent,
vesika seminalis dan prostate.
B. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
C. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
4.
Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
Uretra prostaria
B.
Uretra membranosa
C.
Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring
sedikit kearah atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
1.2 Definisi
Abses ginjal adalah abses yang terdapat pada parenkim ginjal. Abses ini dibedakan
dalam 2 macam, yaitu abses korteks ginjal dan abses kortiko-meduler. Abses korteks ginjal
atau disebut karbunkel ginjal pada umumnya disebabkan oleh penyebaran infeksi kuman
stafilokokus aureus yang menjalar secara hematogen dari fokus infeksi di luar sistem saluran
kemih (antara lain dari kulit). Abses kortiko-medulare merupakan penjalaran infeksi secara
asending oleh bakteri e. Coli,proteus, atau klebsiella spp. Abses kortikomedulare ini
seringkali merupakan penyulit dari pielonefritis akut. (basuki p. Purnomo, 2011)
Abses perirenal adalah abses yang terdapat di dalam rongga perirenal, yaitu rongga
yang terletak di luar ginjal tetapi masih dibatasi oleh kapsula gerota, sedangkan abses
pararenal adalah abses yang terletak di antara kapsula gerota dan peritoneum posterior
(gambar 3-3). Abses perirenal dapat terjadi karena pecahnya abses renal ke dalam rongga
perirenal, sedangkan abses pararenal dapat terjadi karena : (1) pecahnya abses erirenal yang
mengalir ke rongga pararenal atau (2) karena penjalaran infeksi dari usus, pankreas, atau dari
kavum pleura ke rongga pararenal. (basuki p. Purnomo, 2011)
1.3 Etiologi
1.4 Patofisiologi
Abses ginjal hasil dari penyebaran hematogen kortikal bakteri dari fokus extrarenal
utama infeksi. Staphylococcus aureus adalah agen etiologi dalam 90% kasus abses kortikal.
Sebaliknya, abses corticomedullary ginjal berkembang sebagai infeksi menaik oleh
organisme yang telah diisolasi dari urin. Keterlibatan parenkim ginjal yang parah dalam
kombinasi dengan abses corticomedullary lebih mungkin untuk memperluas pada kapsul
ginjal dan berlubang, sehingga membentuk abses perinephric. Ginjal corticomedullary infeksi
termasuk proses infeksi bawah akut dan kronis ginjal.
10
Nyeri pinggang
B.
C.
D.
Keluhan miksi jika fokus infeksinya berasaal dari : saluran kemih, anoreksia, malas dan
lemah.
Gejala ini sering didiagnosis banding dengan pielonefritis akut. Nyeri dapat dirasakan pula di
daerah (1) pleura karena pleuritis akibat penyebaran infeksi ke subprenik dan intrathorakal
(2) inguinal (3) abdominal akibat pada peritoneum posterior. Nyeri pada saat hiperekstensi
pada sendi panggul adalah tanda dari penjalaran infeksi ke otot psoas.
11
E.
Pemeriksaan USG
Adanya cairan abses, tetapi pemeriksaan ini sanagt tergantung pada kemampuan pemeriksa.
F.
Pemeriksaan CT scan
Dapat menunjukkan adanya cairan nanah di dalam intrarenal, perirenal, maupun pararenal
1.7 Penatalaksanaan
Menurut (basuki p. Purnomo, 2011) :
Jika dijumpai suatu abses harus dilakukan drainase, sedangkan sumber infeksi diberantas
dengan pemberian antibiotika yang adekuat. Drainase abses dapat dilakukan melalui operasi
terbuka ataupun perkutan melalui insisi kecil di kulit. Selanjutnya dilakukan berbagai
pemeriksaan untuk mencari penyebab terjadinya abses guna menghilangkan sumbernya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Pengkajian
A. Anamnesis
B. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama yang sering dikeluhkan bervariasi meliputi keluhan infeksi kulit atau
infeksi saluran kemih. Infeksi bias diikuti dalam 11-2 minggu dengan demam dan nyeri pada
pinggang atau kostovertebra.
C. Riwayat penyakit dahulu
Mengkaji apakah ada riwayat penyakit seperti adanya penyakit bisul atau karbunkel pada
daerah tubuh lainnya, adanya riwayat demam sampai menggigil. Kaji apakah pasien pernah
menderita penyakit diabetes mellitus. Penting untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian obatobatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian di dokumentasikan.
D. Pengkajian psikososiokultural
Adanya nyeri, benjolan pada pinggang dan pemeriksaan diagnostik yang akan dilakukan
akan memberikan dampak rasa cemas pada pasien.
13
Nyeri b/d pasca drainase abses, respons inflamasi, kontraksi otot efek sekunder adanya
abses renal
Tujuan
14
- raut wajah rileks- ttv normal (td: 120/80 mmhg ; nadi : 60-100x/menit ; t : 36,5oc-37,5oc ; rr
: 16-24x/menit)
Intervensi
Rasional
Mandiri :
1. Beri posisi yang nyaman pada pasien
Mandiri :
1. Posisi yang nyaman akan mengurangi rasa
nyeri pasien sehinggga pasien dapat
beristirahat
2. Beri lingkungan yang nyaman dan tenang2. Lingkungan yang tenang akan menurunkan
pada pasien
3. Istirahatkan pasien
H. E :
1. Ajarkan tehnik distraksi
He :
1. Distraksi (pengalihan perhatian)
mengurangi persepsi nyeri
2. Meningkatkan asupan o2
menurunkan nyeri sekunder
sehinggadapt
Kolaborasi :
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim medis dalam
1. Mempercepat
penyembuhan,
pemberian obat analgetik sesuai indikasi
mengurangi nyeri
Observasi:
1. Kaji nyeri menggunakan pqrst
dapat
untuk
Observasi :
1. Mengetahui tingkat kapasitas nyeri pasien
2. Memantau keadaan pasien
15
: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, suhu tubuh pasien
Intervensi
Mandiri:
1. Beri kompres air hangat
2. Pertahan kantirah baring total
Rasional
Mandiri :
1. Memvasodilatasi pembuluh darah
2. Mengurangi peningkatan metabolisme
umum yang memberikan dampak terhadap
peningkatan suhu tubuh secara sistemik
H. E :
He :
1. Anjurkan pasien untuk banyak minum 1. Untuk pemenuhan hidrasi cairan dalam
2. Anjurkan pasien memakain pakaian tubuh
yang tipis
2. Untuk mempercepat evaporasi sehingga
terjadi proses penguapan
Kolaborasi :
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam
1. Untuk
mempercepat
pemberian antipiretik dan antibiotic
menurunkan suhu tubuh
Observasi :
1. Monitor suhu tubuh
Observasi :
1. Mengetahui
penyembuhan,
/mengontrol
adanya
16
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi yang tidak
adekuat, efek sekunder dari anoreksia, mual, muntah.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi
K.h
Rasional
Mandiri :
1. Berikan makanan lunak
1.
2. Berikan makanan setengah padat dengan
2.
sedikit air
Mandiri :
Memudahkan masuknya makanan
Meningkatkan kemampuan pasien dalam
menelan
He :
He :
1. Anjurkan pasien makan sedikit tapi
1. Membantupemenuhan
sering
pasien
nutrisi
peroral
Kolaborasi :
1. Mengurangi mual / ggn lambung pasien
Observasi :
Observasi :
1. Kaji suara bising usus, catat terjadi
1. Mengetahui fungsi system gastrointestinal
perubahan di dalam lambung seperti mual, penting untuk pemasukan makanan
muntah. Observasi perubahan pergerakan
usus, misalnya : diare, konstipasi
17
Intervensi
Rasional
Mandiri :
1. Beri lingkungan yang tenang
Mandiri:
1. Lingkungan yang tenang membantu pasien
untuk beristirahat
2. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi pasien 2. Melatih perkembangan pasien
3. Berikan latihan rom
He :
1. Ajarkan pasien untuk mobilisasi
Kolaborasi :
Kolaborasi :
1. Rencanakan tindakan dengan tim medis lain1. Mempercepat adanya peningkatan aktivitas
untuk dalam memberikan tindakan fisioterapi pasien
yang tepat
Observasi :
Kaji kemampuan klien dalam melakukan
aktivitas
Observasi :
1. Untuk mengetahui tingkat kemampuan
aktivitas pasien
18
5. Kecemasan b/d prognosis penyakit, ancaman, kondisi sakit, dan perubahan kesehatan.
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, kecemasan pasien
berkurang
K.h
Intervensi
Mandiri :
Rasional
Mandiri :
setiap
Kolaborasi :
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengantim medis lain dalam
1. Meningkatkan relaksasi dan menurunkan
pemberian obat anti cemas sesuai indikasi
kecemasan
Observasi :
Observasi :
1. Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan,
1. Relaksasi verbal / nonverbal dapat
damping pasien dan lakukan tindakan bila menunjukkan rasa agitasi,marah, gelisah
menunnjukkan perilaku merusak
19