Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(Dede Suhayat )
*)
Dosen pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, FPTK UPI, Jl Dr. Setiabudi No. 207 Bandung
47
A. PENDAHULUAN
Cacat coran merujuk ke karakteristik yang tercipta suatu kekurangan atau taksempurna melebihi batas kualitas ditetukan oleh rancangan dan kondisi layanan. Cacat coran
dibagi dalam tiga katagori. Pertama cacat major atau cacat sangat berat yaitu menghasilkan
goresan; penetrasi logam , dan permukaan kasar yang harus dikerjakan lagi oleh pemesinan
atau operasi finishing pemesinan; serta suatu coran gagal medapatkan keutuhan fisik dan
kebutuhan fungsi. Kedua, cacat menengah mengasilkan biaya perbaikan sangat mahal, tetapi
coran aman dari kerusakan. Ketiga, Cacat minor yaitu cacat yang membolekan coran bisa
mudah dan ekonomis diperbaikinya.
Tergatung pada rancangan dan metode pengecoran, beberapa cacat dapat terjadi pada coran.
Karena perbedaan nama yang digunakan untuk meggambarkan cacat yang sama, Komite
Interasional Assosiasi Teknik Foundry telah ditetapkan standar nama-nama cacat coran yang
terdiri dari tujuh katagori dasar cacat coran, yaitu penonjolan metalik ( sirip,kilasan,
membengkak dan permukaan kasar); berrongga-rongga ( berlubang,kekasaran internal atau
rongga tersikap,lubang-tiupan,lubang-pin, dan rongga susut); Terputus-putus ( retak,sobek
panas dan dingin, dan putus dingin); Cacat permukaan ( lipatan permukaan,bagianbagian,goresan,lapisan tempelan pasir dan kelupasan oksid); Coran tak-lengkap ( misrun
karena pempadatan premature,tak cukup volume tuang logam leburan,bocor logam leburan
dari cetakan setelah penuangan); Tak-tepat ukuran dan bentuk ( tidak-tepatnya kelonggaran
penyusutan, kesalahan susun pola, pengkerutan tak-teratur,pola berubah-bentuk dan coran
melengkung); dan pemasukan bukan-logam,terak,dan bahan cetakan, dimana pemasukan
terbetuk selama peleburan, pempadatan dan pencetakan, serta porosity coran bisa disebabkan
oleh penyusutan dan gas terperangkap.
B. LANDASAN TEORITIS
1. Gambaran-Singkat (Overview) Teknologi Pengecoran.
Pengecoran ( casting) yaitu suatu proses yang mana logam leburan ( molten
metal ) mengalir oleh gaya-berat (gravity) atau oleh gaya lain ke suatu cetakan (mold)
dimana ia memadat dalam bentuk rongga ( cavity ) cetakan. Istilah casting juga
diterapkan ke bagian (the part) coran yang dibuat oleh proses pengecoran ini. Casting
yaitu satu proses bentukan tertua sejak 6000 tahun lalu.
48
(Dede Suhayat )
tetap
yaitu
Proses
cetakan
permanen
dasar/gravity,pengecoran
cetakan belah atas ( cope ) dan cetakan belah bawah (drag ). Cope yaitu belahan
bagian atas cetakan, dan drag yaitu belahan bagian bawah cetakan. Kedua belahan
bagian cetakan ini diwadahi pada suatu kotak yang disebut suatu flask, yang mana
49
juga dibagi ke dua belahan, satu untuk cope dan lainnya untuk drag. Kedua belahan
cetakan terpisah di bidang-pisah (parting line).
Pada pengecoran pasir ( dan proses cetakan habis lainya) rongga cetak dibuat oleh
alat pola, yang terbuat dari bahan kayu,logam,plastik, atau bahan lain, serta
mempunyai bentuk bagian ke yang dicor. Sistem saluran (the gating system) pada
suatu cetakan pasir yaitu saluran atau jarigan saluran yang mana oleh logam leburan
mengalir ke rongga dari luar cetakan. Sistem saluran yakni terdiri dari suatu saluran
turun ( dowsprue atau sprue ) yang bagian atas sprue ada corong tuang, lalu logam
lebur masuk suatu pengalir ( runner) atau lubang masuk langsung masuk ke rongga
utama dan baru masuk saluran penambah ( riser ). Logam leburan didinginkan dalam
cetakan itu sendiri secara alami, kemudian cora padat dibongkar dari cetakan, coran
diperiksa serta bila perlu diselesaikan akhir.
2. Pemanasan dan Penuangan Logam Pengecoran
Melakukan suatu operasi pengecoran,logam harus dipanaskan untuk suatu
suhu sedekit diatas titik leburnya dan dituangkan ke rongga cetakan untuk mempadat.
a. Pemanasan Logam
Tungku pemanasan berbagai macamnya yang digunakan untuk memanaskan
logam menjadi suhu leburan yang cukup untuk pengecoran. Energi panas
diperlukan yaitu sejumlah : 1) panas menaikan suhu suhu sampai titiklebur; 2)
panas fusi untuk merubahnya dari padat ke cair; dan 3) panas menaikan suhu
leburan ke suhu yang diinginkan untuk penuangan. Ini dapat ditunjukan :
H = V { Cs ( Tm To ) + Hf + Cl ( Tp - Tm ) }
(1)
50
mencakup
sangat
penting
rongga
utama
sebelum
(Dede Suhayat )
pempadatan.
Faktor
(2)
(3)
Hubungan lain yang penting diterapkan selama penuangan logam leburan pada
cetakan pengecoran yaitu dari hokum kontinyuiti, yang mana kedaan laju volume
aliran bersisa konstan di seluruh cairan. Laju volume alir ( Q ) sama dengan
kecepatan (v ) kali luas penampang (A ) aliran cairan, atau :
Q = v1 A1 = v2 A2
(4)
51
dan
waktu
pempadatan
tuntas;setelah
pempadatan
komplit,
pendinginan terus.
b. Logam Paduan. Kebanyakan logam paduan membeku agak sedikit di atas suatu
rentang suhu dari pada suhu tunggal logam murni. Rentang tepat tergantung pada
system paduan dan komposisi pokok. Sebagaimana suhu menurun, pembekuan
mulai pada suhu ditunjukan oleh liquidus dan tertuntaskan bila solidus tercapai.
Suatu kulit tipis terbentuk dekat dinding cetakan karena tingkat suhu besar pada
permukaan.
c. Paduan Eutectic. Paduan eutectic suatu unsure kecualian untuk proses umumnya
pada padatan paduan. Suatu paduan eutectic yaitu suatu komposisi pokok system
paduan untuk solidus dan liquidus pada suhu yang sama. Karena itu, pempadatan
terjadi pada suhu konstan sedikit di atas rentang suhu.
d. Waktu Pempadatan Coran
Apakah coran logam murni atau logam paduan, pempadatan memerlukan
waktu. Waktu pempadatan total yaitu waktu diperlukan untuk coran menjadi padat
setelah penuangan. Waktu ini tergantung pada ukuran dan bentuk coran oleh
hubungan empirik dikenal sebagai hukum Chvorinov, yang keadaan berikut
TST = Cm ( V / A )n
:
(5)
52
(Dede Suhayat )
konduksi termis ), sifat thermis logam coran ( seperti panas fusi,panas spesifik,dan
konduksi termis ),dan suhu penuangan relatif ke titik lebur logam.
e. Penyusutan ( Shrinkage ) Coran
Penyusutan terjadi dalam tiga tahap : 1) kontraksi cairan selama pendinginan awal
pempadatan; 2) kontraksi selama perubahan phase dari cair ke padat, disebut
penyusutan pempadatan; dan
53
e. Microporositi. Ini merujuk ke suatu jaringan lubang kecil tersebar keseluruh coran
disebabkan oleh penyusutan pemadatan terpusatkan dari logam leburan akhir pada
struktur dentrik.Cacat biasanya terbentuk pada logam paduan, karena cara
pelindungan yang pembekuan terjadi dalam logam ini.
f. Sobek panas. Cacat ini, juga disebut retak panas, terjadi ketika coran tertahan dari
kontraksi oleh suatu cetakan tak-luluh selama tahap akhir pemadatan atau tahap awal
pendinginan setelah pemadatan. Pada proses pengecoran cetakan pasir dan proses
cetakan ekpendebel lainya, ini terhindarkan oleh campuran cetakan yang bisa
diambrukan.
a. Lubang pasir. Cacat ini terdiri dari suatu rongga gas terbetuk balon oleh pelepasan
dari gas cetakan selama penuangan. Ini terjadi pada atau dibawah permukaan coran
dekat puncak coran. Mampu tembus rendah, lubang udara kurang dan kadungan uapbasah banyak dari cetakan pasir biasanya yang menyebabkannya.
b. Lubangpin. Suatu cacat sama ke suatu lubag pasir mencakup pembentukan banyak
rongga udara kecil pada atau sedikit dibawah permukaan coran.
c. Wash pasir. Suatu wash yaitu suatu tak-teraturan permukaan coran yang hasil dari
erosi cetakan pasir selama penuangan . Kontur erosi tercetak ke permukaan akhir
bagian coran.
d. Scab. Ini merupakan suatu kekasaran luas permukaan coran karena encrustasi dari
pasir dan logam. Ini disebabkan oleh porsi percetakan permukaan flaking selama
pempadatan dan menjadikan imbedded pada permukaan coran.
e. Penembusan. Bila keenceran leburan logam yang tinggi, ia bisa menembus
ke
54
(Dede Suhayat )
55
7. Suatu Ajangan pemesinan coran. Toleransi yang dapat dicapainya dalam banyak proses
pengecoran yaitu tidak cukup untuk mencapai kebutuhan fungsional dalam banyak
penerapan coran.Karena itu, bahan tambahan,yang disebut ajangan atau kelonggaran
( allawance) pemesinan, harus ditinggalkan pada coran untuk operasi pemesinan dalam
permukaannya.Kelonggaran pemesinan permukaan coran pasir berrentang antara 1,5
sampai 3 mm.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan mengidentifikasi cacat coran untuk produk akhirya yang dibuat oleh
proses
Cacat coran bisa disebabkan oleh pemakaian bahan pola dan bentuk
polanya,terutama dalam pembuatan rongga coran.
6. Cacat coran bersirip atau berflash karena disebabkan kebororan di garis pisah cetakan
yang terangkat gaya boyance ketika penuangan coran yang besardengan tidak
menanmbahkan pembobot cetakannya.
7.
Cacat coran bisa disebabkan dalam proses pengerjaan lanjutan lainnya, seperti
pelapisan dan heat treatment yang tidak semestinya.
56
(Dede Suhayat )
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Astead B H ,Ostwald P F,dan Begemen M L. 1987. Manufacturing Processes. New
York : Wiley.
Beeley P R. 1972. Foundry Technology. London : Newnes-Butteworths.
Flinn R A 1987. Fundametals of Metal Casting. Des Plaines : American Foundrymen ,s
Society Inc.
Heine R W ,Loper Jr C R,dan Rosenthal C. 1967. Priciples of Metal Casting.New York:
McGraw-Hill.
Kalpakjian dan Schmid. 2003. Manufacturing Processes for Engieering Materials.
Chicago : Prentice Hall.
Kotzin E L. 1981. MetalCasting
Foundrymen,s Society Inc.
57