Vous êtes sur la page 1sur 75

AD & ART

ANGGARAN DASAR
YAYASAN AS-SODIKINIYAH CIPEUTI
PERIODE 2013 2014
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN & WAKTU
1. Yayasan ini bernama YAYASAN AS-SODIKINIYAH
2. Yayasan AS-SODIKINIYAH berkedudukan di kota Bandung Barat Propinsi Jawa Barat.
3. Yayasan AS-SODIKINIYAH resmi didirikan pada tanggal 18 Nopember 1987 M.
4. Yayasan AS-SODIKINIYAH bergerak dalam waktu yang berkesinambungan.
BAB II
AZAS
1. Yayasan AS-SODIKINIYAH berazaskan Pancasila & UUD 1945.
BAB III
TUJUAN, FUNGSI & SIFAT
1. Tujuan : Bergerak dibidang social, kemanusiaan dan keagamaan.
2. Fungsi : Sebagai wadah Pendidikan budi pekerti & Pembinaan mental spritual menuju
masyarakat Madani
3. Sifat : Independent, Edukatif, Legal, Objektif dan Global.
BAB IV
KEGIATAN YAYASAN & PENGELOLAAN YAYASAN
1. Yayasan AS-SODIKINIYAH bergerak dalam bidang pendidikan, sosial keagamaan &
kemasyarakatan.
2. Pengelolaan Yayasan AS-SODIKINIYAH diselenggarakan oleh tiap-tiap anggota Yayasan ASSODIKINIYAH dibantu beberapa relawan non struktural yang mendapat legitimasi khusus dari
Dewan Pembina/Penasehat.
BAB V
KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan Yayasan AS-SODIKINIYAH terdiri dari :

a) Anggota Biasa
b) Anggota Luar Biasa
c) Anggota Kehormatan
BAB VI
STRUKTUR YAYASAN
1. Struktur Yayasan AS-SODIKINIYAH terdiri atas :
a) Dewan Pembina/Penasehat
b) Pengurus Harian
BAB VII
PERBENDAHARAAN
1. Harta benda & keuangan Yayasan AS-SODIKINIYAH terdiri atas :
a) Dana Awal
b) Hasil usaha halal & kreatif
c) Waqaf, Infak & sedekah
d) Hasil kerja sama Lembaga Donor & Dermawan
e) Inventaris Yayasan AS-SODIKINIYAH
BAB VIII
ATURAN TAMBAHAN
1. Hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur selanjutnya dalam
Anggaran Rumah Tangga & peraturan / ketentuan tersendiri yang disahkan oleh Dewan
Pembina/Penasehat.
2. Perubahan Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga dilakukan di Musyawarah Kerja
dengan persetujuan Dewan Pembina/Penasehat & 2/3 suara setuju dari Anggota Biasa Yayasan
AS-SODIKINIYAH.
BAB IX
PEMBUBARAN YAYASAN
1. Pembubaran Yayasan AS-SODIKINIYAH hanya dilakukan oleh Dewan Pembina/Penasehat.
BAB X
ATURAN PERALIHAN
1. Pengalihan Yayasan AS-SODIKINIYAH & perbendaharaannya adalah Hak Preoregatif Dewan
Pembina/Penasehat.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


YAYASAN AS-SODIKINIYAH CIPEUTI
PERIODE 2013 2014

BAB I
ATRIBUT
Pasal 1
1. Logo Yayasan AS-SODIKINIYAH adalah:

2. Makna logo Yayasan AS-SODIKINIYAH


Segi lima yang menjadi bingkai Logo Yayasan As-Sodikiniyah berbentuk kubah masjid dan
menyerupai mahkota menunjukan arti rukun Islam yang diharapkan menjadi motivasi untuk
selalu taat beragama dan selalu menjadi mahkota hidup; dan Yayasan As-Sodikiniyah menjadi
salah satu yayasan terdepan dan konsisten memiliki semangat juang yang tinggi dalam
memberikan pelayanan terhadap umat. Membentuk insan yang berkarakter, berprestasi,
berinovasi dan mandiri.

Al-Quran diharapkan selalu menjadi pedoman hidup (way of life) sesuai dengan firman Allah
dalam surat Al-Maidah ayat 16 Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya,
dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Q.S. Al-Maidah [5]:16).

Tiga tangga masjid diinterpretasikan sebagai bentuk Iman, Islam dan Ihsan; antara ketiga
kekuatan itu saling kerja sama dan saling membutuhkan dalam mencapai puncak kerelaan Allah.

Lima buah pilar (tiang) dan sebuah menara (kubah) masjid ditunjukan sebagai kesatuan rukun
Iman.

Padi dan Kapas melambangkan Yayasan As-Sodikiniyah sebagai daerah agraris. Cukup
sandang dan pangan

Pita putih di bagian bawah bertuliskan AS-SODIKINIYAH.

3. Makna warna Logo Yayasan AS-SODIKINIYAH


Warna Hitam : kedalaman, kesungguh-sungguhan.
Warna Kuning : kejayaan, kebesaran, keemasan
Warna Hijau : keagungan, kesejahteraan, kebijaksanaan, kecerdasan
Warna Putih : kemurnian, kebersihan, kesucian, kewajiban, prasahajaan, pria,

Candera (bulan).
4. Stempel Yayasan AS-SODIKINIYAH bergambar logo Yayasan AS-SODIKINIYAH dengan
tinta stempel berwarna hijau.

BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
1. Anggota Biasa adalah setiap anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH yang telah memenuhi
persyaratan mutlak Yayasan AS-SODIKINIYAH melalui persetujuan Dewan Pembina/Penasehat.
2. Anggota Luar Biasa adalah anggota biasa ataupun relawan yang dianggap berjasa dalam
pengembangan Yayasan.
3. Anggota Kehormatan adalah Individu/Pemerhati yang mempunyai andil besar serta berjasa
dalam pengembangan Yayasan AS-SODIKINIYAH dan mendapat legitimasi khusus Dewan
Pembina/Penasehat.

Pasal 3
Prosedur Penetapan Keanggotaan
1. Anggota Biasa
a) Muslim.
b) Mengikuti kaderisasi di Majlis Khusus Yayasan AS-SODIKINIYAH.
c) Menerima & mentaati segala peraturan yang berlaku dalam Yayasan AS-SODIKINIYAH.
d) Mendapatkan persetujuan Dewan Pembina/Penasehat.
2. Prosedur penetapan Anggota Luar Biasa & Anggota Kehormatan adalah keputusan Dewan
Pembina/Penasehat.
BAB III
STRUKTUR YAYASAN
Pasal 4
Dewan Pembina/Penasehat
1. Dewan Pembina/Penasehat adalah Pemegang Kekuasaan tertinggi dalam Yayasan ASSODIKINIYAH
2. Segala peraturan & ketentuan serta program kerja Yayasan AS-SODIKINIYAH adalah
sepengetahuan dan persetujuan Dewan Pembina/Penasehat.

3. Dewan Pembina/Penasehat adalah Pusat Konsultasi semua anggota.

Pasal 5
Pengurus Harian
1. Struktur pengurus harian terdiri atas :
a) Ketua
b) Sekretaris
c) Bendahara
d) Staf Departemen
2. Staf departemen dikoordinir oleh 1 (satu) orang atau lebih Koordinator Umum.

BAB IV
PENGURUS HARIAN
Pasal 6
1. Pengurus Harian adalah Anggota Biasa Yayasan AS-SODIKINIYAH yang disahkan melalui
Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Pembina/Penasehat
2. Kepengurusan Yayasan AS-SODIKINIYAH dipimpin oleh seorang Ketua.
3. Dalam melakukan Program Kerja, Ketua dibantu oleh 1 (satu) orang sekretaris, 1 (satu) orang
Bendahara dan 1 (satu) orang atau lebih Koordinator Umum serta beberapa Staf Departemen.

Pasal 7
Masa Jabatan
1. Masa jabatan Pengurus Yayasan AS-SODIKINIYAH adalah 2 (dua) tahun dalam satu periode
dan dapat dipilih kembali pada periode berikutnya.
2. Jika Ketua wafat, berhenti atau tak dapat melakukan tugas dan kewajibannya maka ia
digantikan oleh Anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH yang dipilih melalui Musyawarah Luar
Biasa ataupun melalui Hak Preoregatif Dewan Pembina/Penasehat.
BAB V
KODE ETIK
Pasal 8
Setiap Anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH harus senantiasa :

a) Menjaga nama baik Dewan Pembina/Penasehat & Yayasan AS-SODIKINIYAH


b) Menjunjung tinggi hubungan persaudaraan sesama anggota dengan penuh rasa kasih sayang,
dan saling memaafkan.
c) Mematuhi segala aturan yang ditetapkan oleh Dewan Pembina/Penasehat dan Yayasan baik
yang tertulis maupun yang tak tertulis.
d) Mengikuti dan menjalankan seluruh program Yayasan AS-SODIKINIYAH dengan rasa
tanggung jawab.
e) Saling nasehat menasehati dalam Kebenaran.
BAB VI
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 9
1. Anggota akan kehilangan keanggotannya karena :
a) Meninggal dunia
b) Permintaan sendiri
c) Diberhentikan

Pasal 10
Sanksi Anggota
1. Setiap anggota akan dikenakan sanksi/hukuman apabila melakukan pelanggaran atas segala
ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Dewan Pembina/Penasehat & Yayasan ASSODIKINIYAH
2. Sanksi / hukuman yang dapat dijatuhkan kepada anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH adalah
a) Teguran atau peringatan
b) Diberhentikan sementara (Schorsing)
c) Pemecatan
3. Sanksi / hukuman serta masa hukuman adalah Hak Mutlak Dewan Pembina/Penasehat.
4. Ketua Yayasan AS-SODIKINIYAH berhak menegur dan memperingati setiap Anggota Biasa
bila melakukan pelanggaran sesuai prosedur dan batasan Dewan Pembina/Penasehat.
BAB VII
MUSYAWARAH
Pasal 11 Jenis-jenis Musyawarah
1. Musyawarah Besar :
Musyawarah yang dilakukan sekali dalam 1 (satu) periode sebagai wadah pemilihan, penyusunan

& pelantikan pengurus baru Yayasan AS-SODIKINIYAH untuk periode berikutnya.


2. Musyawarah Luar Biasa :
Musyawarah yang diselenggarakan karena suatu hal luar biasa atau keadaan Yayasan dianggap
genting menurut Petunjuk Khusus Dewan Pembina/Penasehat.
3. Musyawarah Kerja :
Musyawarah yang didalamnya membahas program kerja YayasanAS-SODIKINIYAH.
4. Musyawarah Anggota :
Musyawarah evaluasi kerja Yayasan AS-SODIKINIYAH yang dilakukan pada waktu waktu
tertentu dalam 1 (satu) periode, yaitu :
a) Evaluasi Tri Wulan untuk Periode
b) Evaluasi 6 (enam) Bulan untuk Periode
c) Evaluasi Tahunan dalam 1 (satu) Periode

Pasal 12
1. Peserta musyawarah adalah Dewan Pembina/Penasehat & Anggota Biasa Yayasan ASSODIKINIYAH serta Individu yang diperbolehkan ikut serta dalam musyawarah.
2. Musyawarah dipimpin oleh seorang ketua dibantu oleh sekretaris dan bendahara serta anggota
Yayasan AS-SODIKINIYAH.
2. Musyawarah dianggap sah, bila diikuti oleh 2/3 anggota
3. Bila tidak memenuhi quorum, musyawarah dapat diselenggarakan apabila ditambah 1 (satu)
setiap suara setuju dari anggota yang hadir.
4. Hasil musyawarah dilaporkan kepada Dewan Pembina/Penasehat dan dilaksanakan oleh
anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH.
BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 13
1. Perbendaharaan Yayasan adalah kuasa Yayasan AS-SODIKINIYAH atas rekomendasi Dewan
Pembina/Penasehat.
2. Keuangan Yayasan AS-SODIKINIYAH dipegang dan dikeluarkan oleh bendahara.
3. Pemakaian fasilitas Yayasan adalah sepengetahuan & persetujuan pihak Yayasan ASSODIKINIYAH.
4. Keuangan dan harta benda lainnya dapat di audit jika dianggap perlu.
5. Besarnya keuangan transparan kepada seluruh anggota.

BAB IX
PENUTUP
Pasal 14
1. Hal hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur selanjutnya dalam
ketentuan tersendiri yang disahkan oleh Dewan Pembina/Penasehat.
Ditetapkan di Cipeuti, 21 Desember 1987

Mukadimah

ANGGARAN DASAR
YAYASAN NURULHIDAYAH PASUNDAN

Dalam menyikapi era globalisasi yang diwarnai oleh semakin meningkatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka seluruh manusia yang mendambakan kenyamanan dan
keseimbangan hidup harus pula membekali dirinya dengan keimanan dan ketaqwaan.
Pancasila sebagai falsafah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi
warga Negara Republik Indonesia adalah sebagai suatu landasan kehidupan yang mengandung
nilai-nilai keseimbangan lahiriah dan bathiniyah sehingga menjadikan kehidupan yang sejahtera
bagi pengamalnya, permasalahan yang timbul adalah ternyata Sumber Daya Manusia (SDM)
yaitu tingkat kesadaran dan kualitas manusianya belum sama bahkan cenderung masih lemah.
Padahal potensi untuk itu ternyata masih cukup tersedia pada dirinya dan terutama di lingkungan
generasi muda sebagai pewarisnya.
Terdorong oleh kondisi dan situasi yang seperti tersebut di atas, maka sambil memohon
ridho dan kekuasaan kepada Allah SWT, Yayasan Nurulhidayah Pasundan mengembangkan
kiprahnya dalam menanamkan keimanan dan ketakwaan umat yang diwarnai dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berwawasan lingkungan.
Usaha tersebut insya Allah diwujuskan dalam bentuk perpaduan antara Pendidkan Formal
dari mulai TK sampai Perguruan Tinggi. Non Formal PAUD, PKBM, dan Pendidikan Pesantren
dari Kitab-kitab Kuning Allusunnah Waljamaah ditambah dengan keterampilan Otomotif, LKP
Komputer dan Pertanian/peternakan serta Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Iptek. Untuk
mencapai usaha tersebut, maka perlu disusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Yayasan Nurulhidayah Pasundan yang diuraikan sebagai berikut:
Pasal 1
Nama Tempat dan Kedudukan
Yayasan ini bernama YAYASAN NURULHIDAYAH PASUNDAN, Selanjutnya dalam
Anggaran Dasar ini disebut YAYASAN NHP berkedudukan di Cianjur dengan alamat kantor
pusat Kampung Neglasari, Rukun Tetangga 02, Rukun Warga 11, Desa Haurwangi, Kecamatan
Haurwangi, Kabupaten Cianjur dengan cabang-cabang atau tempat lain yang dianggap perlu oleh
pendiri YAYASAN NHP.
Pasal 2
Waktu Pendirian.

Nurulhidayah Pasundan didirikan mulai 26 Mei 2008 dan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
Pasal 3
Azas
Nurulhidayah Pasundan Berazaskan Pancasila dan Syariat Islam
Pasal 4
Maksud dan Tujuan
Berkiprah membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa menyelenggarakan
pendidikan yang terpadu antara sekolah umum, kemanusiaan dan pesantren mengembangkan
sikap mental dan akhlaqul karimah generasi muda dan santri.
Pasal 5
Usaha-Usaha
1.

Menyelenggarakan Pendidikan Formal dari tingkat taman kanak-kanak s/d perguruan tinggi
(PAUD,TK,SD Plus,SMP Plus,MTs Plus,MA Plus,SMK Plus,SMU Plus,Perguruan
Tinggi/Universitas) yang keseluruhannya disesuaikan dengan kurikulum Pemerintah dan
Kurikulum Yayasan NHP,
2. Menyelenggarakan Pendidikan Non Formal mulai dari pendidikan Paket A, B, C, dan SSB serta
ASB.
3. Menyelenggarakan pengajian umum,
4. Mendirikan koperasi pondok Pesantren Nurulhidayah Pasundan,
5. Menyelenggarakan Usaha-Usaha Perdagangan yang halal,
6. Menyelenggarakan PKBM,
7. Menyelenggarakan Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) Komputer,
8. Menyelenggarakan Pendidikan Keterampilan Untuk Santri dan Masyarakat Umum,
9. Menyelenggarakan Usaha Pertanian dan Agrobisnis,
10. Menyelenggarakan Usaha Peternakan dan Perikanan,
11. Menyelenggarakan Usaha Koperasi,
12. Menyelenggarakan Usaha Mebeuler,
13. Menyelenggarakan Usaha Dibidang Energi dan Transportasi,
Pasal 6
Kekayaan
Yayasan Nurulhidayah Pasundan antara lain terdiri: Kekayaan pribadi Pembina selaku Pendiri
Yayasan NHP yaitu sebesar Rp.99.900.000,- (Sembilan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus
Ribu Rupiah). Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, tanah wakaf, Hibah Wasiat, dan
Sosial lainnya dari para Donatur.

Pasal 7
Badan Pengurus
1.
a.
b.
c.
2.
3.
4.

Yayasan Nurulhidayah Pasundan ini diurus oleh suatu badan pengurus yang terdiri dari:
Pembina;
Pengurus;
Pengawas;
Anggota badan pengurus dipilih untuk jangka 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali.
Ketua badan pengurus diangkat dan diberhentikan oleh badan pendiri/Pembina.
Anggota badan pengurus lain dipilih oleh ketua badan pengurus untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun atas persetujuan badan pendiri/Pembina dengan menerapkan kedudukan masing-masing
serta dapat diberhentikan oleh Badan Pembina.
Pasal 8
Keanggotaan Badan Pengurus

1.
a.
b.
c.
d.
e.

Keanggotaan Badan Pengurus berakhir karena:


Meninggal Dunia;
Atas permintaan sendiri;
Habisnya masa kepengurusan dan tidak terpilih lagi;
Dinyatakan vailit atau dibawah pengumuman (order curatele);
Jika ternyata ada lowongan Anggota Pengurus, maka keputusan Badan Pembina atas usulan
Ketua Badan Pengurus dapat mengisi lowongan pengurus tersebut;
f. Apabila Anggota Badan Pengurus menyatakan diri untuk menjabat jabatan diluar badan
pengurus menjadi Pimpinan Lembaga Pendidikan, maka secara otomatis bukan lagi sebagai
anggota badan pengurus;
Pasal 9
Kewajiban dan Kekuasaan Badan Pengurus
Badan Pengurus berkewajiban menjalankan peraturan-peraturan tersebut yang tercantum dalam
peraturan Perundang-undangan dan AD / ART Yayasan NHP.
Pasal 10
Kewenangan Badan Pengurus

1.

Ketua bersama-sama Sekretaris, mewakili Yayasan NHP didalam dan diluar pengadilan, dan
karenanya berhak melakukan segala tindakan, baik yang mengenai keperguruan maupun yang
mengenai kepemilikan, dengan ketentuan untuk:
a. Meminjam atau meminjamkan uang untuk dan atas nama Yayasan NHP;
b. Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau melepaskan hak atas benda tidak
bergerak milik Yayasan NHP;
c. Menggadaikan atau menjaminkan serta meminjamkan kekayaan Yayasan NHP, baik yang
bergerak atau tidak bergerak harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu atau surat /akta
yang berkenaan harus ditandatangani oleh Ketua Badan Pembina Yayasan NHP.

d. Surat-surat yang keluar bersifat penting harus ditandatangani oleh ketua bersama-sama dengan
sekretaris dan disampaikan kepada Ketua Badan Pembina.
e. Surat keluar yang bersifat rutin dapat ditandatangani oleh ketua bersama-sama dengan sekretaris.
2. Dalam dua bulan setelah akhir tahun kalender yang menjadi tahun buku Yayasan NHP, ketua
memberikan laporan tentang kegiatan-kegiatan Yayasan NHP dalam tahun buku terdahulu
kepada rapat Badan Pembina.
Pasal 11
Keanggotaan Badan Pembina
1.
a.
b.
c.

Anggota-anggota Badan Pembina terdiri dari:


Mereka yang mendirikan Nurulhidayah Pasundan ini;
Mereka yang ditunjuk oleh rapat anggota badan Pembina;
Apabila salah seorang anggota badan pembina meninggal dunia atau yang bersangkutan oleh
karena satu hal dan lain hal tidak dapat melaksanakan kewajibannya sebagai anggota Pembina,
maka kedudukannya tersebut digantikan oleh ahli waris yang bersangkutan dan apabila ahli
waris lebih dari 1(satu) orang, maka salah satu seorang dari ahli waris yang telah ditunjuk oleh
ahli-ahli warisnya, secara otomatis berhak menggatikannya.

2.

Pemberhentian atau pengangkatan anggota-anggota Badan Pembina dilakukan dengan rapat


anggota Badan Pembina, dengan ketentuan bahwa usulan yang berkenaan harus disetujui
sekurang-kurangnya (tiga perempat) dari jumlah Anggota Badan Pembina, dalam hal ini tidak
termasuk pengangkatan anggota Badan Pembina tersebut pada pasal 11 ayat c tersebut.
Badan Pembina dapat mengangkat beberapa orang penasehat dan pelindung apabila dianggap
perlu.

3.

Pasal 12
Rapat-Rapat Badan Pengurus
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Badan Pengurus diwajibkan mengadakan rapat sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun dan
setiap waktu jika dianggap perlu oleh ketua, atau sekurang-kurangnya (setengah) dari jumlah
Badan Pengurus lainnya yang memberitahukan kehendaknya itu dengan tertulis kepada ketua.
Dalam semua rapat, ketua memegang pimpinan, jika ketua badan pengurus tidak dapat hadir,
rapat dipimpin oleh seorang yang dipilih dan dari mereka yang hadir.
Rapat pengurus dianggap syah jika sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari para anggota
hadir.
Jika yang hadir tidak cukup, ketua dapat mengadakan rapat baru secepat-cepatnya 1(satu)
minggu dan selambat-lambatnya dalam 2(dua) minggu, setelah itu dalam rapat pertama dengan
tidak mengindahkan jumlah anggota yang hadir.
Semua rapat Yayasan Nurulhidayah Pasundan ini didasarkan dan berdasarkan pada musyawarah
dan mufakat jika musyawarah tersebut tidak tercapai, maka semua keputusan rapat diambil
dengan suara yang terbanyak seperti biasa.
Jika jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka ketua badan pengurus
dapat memutuskan hasil rapatnya.

Pasal 13
Tahun Buku
1. Tahun buku Yayasan Nurulhidayah Pasundan ini dimulai dari awal bulan Juni.
2. Badan Pengurus diwajibkan membuat laporan tahunan yang disediakan bersama-sama dengan
perhitungan dan pertanggung jawaban serta laporan tahunan tersebut harus disetujui disahkan
oleh Badan Pembina.
Pasal 14
Tambahan dan Aturan Perubahan Anggota Dasar
1.

Putusan untuk merubah menambah anggaran dasar Nurulhidayah Pasundan atau untuk
membubarkan Nurulhidayah Pasundan hanya syah jika dalam rapat Anggota Badan Pembina
usulan yang berkenan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota
Badan Pembina
2. Keputusan untuk membubarkan Yayasan NHP dapat diambil apabila atas usul Badan Pembina
ternyata bahwa Yayasan NHP tidak mempunyai kekuatan hidup lagi atau kekayaan Nurulhidayah
Pasundan telah habis atau sedemikian rupa, sehingga menurut Badan Pembina tidak cukup untuk
memenuhi tujuan Yayasan NHP.
3. Dalam hal pembubaran Yayasan NHP sebagai mana tersebut diatas, maka kekayaan
Nurulhidayah Pasundan ini dan atau kepada para pengganti mereka atau kepada Yayasan lain
atau semacamnya yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan Nurulhidayah
Pasundan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM NURULHIDAYAH PASUNDAN
Pasal 1Pelindung dan Penasehat
1.
2.
3.
4.

Pelindung dan Penasehat dipilih dan ditetapkan melaui rapat Badan Pembina.
Pelindung berfungsi mengayomi Nurulhidayah Pasundan, sehingga dapat berkembang dengan
baik maupun mewujudkan tujuan berdirinya Nurulhidayah Pasundan.
Penasehat berfungsi memberi nasehat, pertimbangan saran-saran, bantuan dan kemudian bagi
semua pengurus, wajib menjaga nama baik dan kelangsungan hidup Nurulhidayah Pasundan.
Pelindung dan Penasehat diangkat dan dipilih oleh Badan Pembina.
Pasal 2
Keanggotaan

1.

Anggota Yayasan NHP terdiri dari Badan Pembina, Badan Pengurus, Pimpinan Lembaga
Pendidikan, Pimpinan Badan Usaha, Dosen Tetap, Guru Tetap Yayasan(GTY), Pegawai Tetap
dari lembaga badan usaha yang dibentuk oleh Yayasan NHP;
2. Setiap anggota akan dipertimbangkan, dipecat sementara atau dipecat selamanya apabila :
a. Bertindak melanggar atau bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Yayasan NHP;
b. Bertindak merugikan dan merusak nama baik Yayasan NHP;
3. Penetapan peringatan dan pemecatan sementara dilakukan oleh Ketua Badan Pengurus.
4. Penetapan pemecatan selamanya akan dilakukan oleh Ketua Badan Pembina atas usul Ketua
Badan Pengurus.
Pasal 3
Tugas dan Wewenang Ketua Badan Pengurus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tugas :
Mengawasi secara keseluruhan terhadap aktifitas Yayasan Nurulhidayah Pasundan.
Membuat program kerja Yayasan secara global.
Mengkoordinasi semua kegiatan Pengurus Yayasan Nurulhidayah Pasundan.
Menandatangani surat-surat/dokumen yang berhubungan dengan administrasi Yayasan
Nurulhidayah Pasundan.
Berkoordinasi dengan instansi terkait.
Mengontrol dan mengendalikan semua kegiatan Yayasan Nurulhidayah Pasundan.
Menyusun RAPB Yayasan NHP bersama Badan Pembina Yayasan NHP.
Sebagai Pembina Sekolah dan pengendali pelaksana pendidikan secara umum.

Kewenangan :
1. Meminta laporan program kerja masing-masing Kepala Departemen dan Ketua Bidang;
2. Menandatangani perjanjian dan atau kerjasama;
3. Melakukan evaluasi kinerja pada Kepala Departemen dan Ketua Bidang;
4. Memberi sangsi dan penghargaan kepada badan/komponen pengurus Yayasan NHP.
Pasal 4
Tugas Sekretaris
1.
2.
3.
4.
5.

Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan semua Administrasi Yayasan Nurulhidayah


Pasundan.
Membuat surat-surat keluar atau dokumen Yayasan Nurulhidayah Pasundan untuk
diketahui/ditandatangani oleh Ketua Badan Pengurus atau Ketua Badan Pembina Yayasan NHP.
Membuat konsep AD/ART Yayasan NHP untuk diketahui oleh semua Badan Pengurus dan di
syahkan/ditandatangani oleh Ketua Badan Pengurus serta disetujui oleh Ketua Badan Pembina
yang selanjutnya menjadi dokumen Yayasan Nurulhidayah Pasundan.
Mengarsipkan surat-surat/dokumen Yayasan dengan sepengetahuan Ketua Badan Pengurus
(dokumen yang bersifat khusus urgensinya sangat penting diamankan oleh Ketua Badan
Pengurus).
Sebagai Pembina Administrasi sekolah (administrasi umum, administrasi guru, administrasi
hubungan masyarakat/hubungan industri/Usaha).

6.

Melaporkan yang termaktub pada Pasal 5 Ayat 1 sampai 5 kepada Ketua Badan Pengurus
selanjutnya untuk disampaikan kepada Ketua Badan Pembina.
Pasal 5
Tugas Bendahara

1.
2.

3.
4.
7.
8.

Bertanggung jawab dalam mengelola Keuangan Yayasan NHP.


Menyusun rencana pemasukan dan pengeluaran biaya penyelenggaraan atau pengembangan
pendidikan dengan mempertimbangkan RAPBS/RAKS yang diusulkan oleh Ketua Bidang
Pendidikan dan masukan-masukan semua pengurusan serta berkonsultasi dengan Ketua Badan
Pengurus sebagai dasar untuk menyusun RAPBY.
Menerima dan menyimpan keuangan pada rekening Yayasan.
Mengeluarkan uang atas permintaan Kepala Departemen, Kepala Bidang masing-masing, dan
Pimpinan Lembaga dengan seijin/diketahui Ketua Badan Pengurus dan mengadministrasikannya
secara baik dan benar sesuai dengan perundang-undangan/AD&ART NHP.
Sebagai Pembina Administrasi keuangan sekolah (administrasi umum, administrasi guru,
administrasi hubungan masyarakat/hubungan industri/Usaha).termasuk pengendalian penerimaan
dan penggunaan keuangan.
Membuat laporan keuangan secara berkala untuk dilaporkan kepada Ketua Badan Pengurus dan
selanjutnya untuk disampaikan kepada Ketua Badan Pembina.
Pasal 6
Tugas dan Wewenang Ketua Pengawas

1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.

Uraian tugas Ketua Pengawas:


Menyusun laporan progres repout Yayasan untuk keperluan evaluasi Ketua Badan Pembina;
Audit penggunaan APB,APBS, dan APBY;
Merekomendasi hal-hal penting kepada Badan Pengurus dan Ketua Badan Pembina.
Membimbing penyusun laporan keuangan dan laporan oprasional pendidikan dan Yayasan;
Kewenangan Ketua Pengawas:
Meminta laporan keuangan dan laporan oprasional dari Ketua-ketua Bidang, Pimpinan Lembaga
secara periodik;
b. Melakukan audit periodik dan sewaktu-waktu bila diperlukan;
c. Mengajukan biaya dan menyetujui penggunaannya dan meminta persetujuan Ketua Badan
Pembina dan usulan Ketua Badan Pengurus;
d. Membagi tugas kepada anggota pengawas;
Pasal 7
Tugas dan Wewenang Kepala Departemen Pendidikan

1. Tugas Kepala Departemen Pendidikan Yayasan NHP :


a. Mengajukan program kerja Bidang Pendidikan kepada Ketua Badan Pengurus untuk dibahas
bersama Badan Pembina Yayasan NHP;

b. Mengajukan RAPBS / RAKS dari Pimpinan Lembaga Pendidikan kepada Ketua Badan
Pengurus Yayasan NHP untuk dibahas bersama Badan Pembina Yayasan NHP;
c. Merencanakan kebutuhan dari masing-masing Lembaga Pendidikan kepada Ketua Badan
Pengurus Yayasan NHP untuk dibahas bersama Badan Pembina Yayasan NHP;
d. Melaporkan progres penyelenggaraan Lembaga Pendidikan kepada Ketua Badan Pengurus untuk
disampaikan kepada Badan Pembina Yayasan NHP;
2. Kewenangan Kepala Departemen Pendidikan Yayasan NHP:
a. Meminta laporan program kerja para Pimpinan Lembaga Pendidikan untuk disampaikan kepada
Ketua Badan PengurusYayasan NHP;
b. Meminta laporan pertanggung jawaban RAPBS/RAKS dari Pimpinan Lembaga
Pendidikan untuk dilanjutkan kepada Ketua Badan Pengurus dan disampaikan kepada Badan
Pembina Yayasan NHP;
c. Mengevaluasi secara Periodik penyelenggaraan Lembaga Pendidikan;
Pasal 8
Tugas dan Wewenang Kepala Departemen Usaha
1.
a.
b.
c.
d.

Uraian tugas Kepala Departemen Usaha:


Menyampaikan program kerja Bidang Usaha kepada Ketua Badan Pengurus;
Mengajukan RAPB Bidang Usaha;
Membuat laporan-laporan progres repout oprasional Bidang Usaha;
Membuat laporan-laporan keuangan Bidang Usaha untuk disampaikan kepada Ketua Pengurus
Yayasan NHP;
e. Mencari donatur dan menjalin kemitraan usaha;
f. Mempersiapkan kelengkapan Administrasi Usaha;

2.
a.
b.
c.

Kewenangan Kepala Departemen Usaha:


Membangun komunikasi usaha kepada pihak-pihak yang terkait;
Merekrut dan mengajukan kebutuhan tenaga kerja untuk ditetapkan oleh Ketua Badan Pengurus;
Menandatangani perjanjian usaha dengan pihak lain atas persetujuan Ketua Badan Pengurus
Yayasan NHP;
d. Memonitoring program kerja bidang usaha;

Pasal 9
Tugas dan Wewenang Kepala Departemen Umum

1. Tugas Kepala Departemen Umum Yayasan NHP :


a. Mengajukan program kerja Departemen Umum kepada Ketua Badan Pengurus untuk dibahas
bersama Badan Pembina Yayasan NHP;
b. Mengajukan RAPB dari masing-masing Bidang kepada Ketua Badan Pengurus Yayasan NHP
untuk dibahas bersama Badan Pembina Yayasan NHP;
c. Merencanakan kebutuhan dari masing-masing Bidang kepada Ketua Badan Pengurus Yayasan
NHP untuk dibahas bersama Badan Pembina Yayasan NHP;
d. Melaporkan progres penyelenggaraan masing-masing Bidang kepada Ketua Badan Pengurus
untuk dikaji dan dievaluasi bersama Badan Pembina Yayasan NHP;
2. Kewenangan Kepala Departemen Umum Yayasan NHP:
a. Meminta laporan program kerja dari msing-masing BIdang untuk disampaikan kepada Ketua
Badan Pengurus Yayasan NHP;
b. Meminta laporan pertanggung jawaban RAPB/RAK dari Pimpinan Bidang
untuk dilanjutkan kepada Ketua Badan Pengurus dan disampaikan kepada Badan Pembina
Yayasan NHP;
c. Mengevaluasi secara Periodik penyelenggaraan masing-masing Bidang
Pasal 10
Tugas Kepala Kepala Bidang
1. Membantu tugas kepala departemen sesuai dengan bidangnya masing-masing;
2. Mewakili tugas-tugas Kepala Departemen bila berhalangan;
3. Menyusun dan membahas program kerja bersama Kepala Departemen untuk dimintakan
persetujuan Ketua Badan Pengurus Yayasan NHP;
4. Menyelenggarakan program kerja yang telah disetujui oleh Ketua Badan Pengurus Yayasan;
5. Menyampaikan perkembanga/ kemajuan penyelenggaraan program kerja kepada Kepala
Departemen untuk disampaikan kepada Ketua Badan Pengurus Yayasa;
Pasal 11
Pimpinan Lembaga Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.

Yayasan Nurulhidayah Pasundan terdiri dari :


Orang yang mencukupi persyaratan, pertimbangan, keahlian sesuai bidang yang akan dipimpin,
diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Badan Pengurus.
Pimpinan Lembaga Pendidikan dapat mewakili Yayasan NHP sifatnya kedalam, sedangkan
keluar Yayasan NHP harus ditembuskan secara tertulis kepada Ketua Badan Pengurus.
Masa jabatan Pimpinan Lembaga Pendidikan selama 3 (tiga) tahun, selanjutnya dapat dipilih
kembali.
Pimpinan Lembaga Pendidikan diberikan kewenangan untuk melaksanakan RAKS yang telah
disahkan melalui Rapat Badan Pengurus dan Badan Pembina yang tertuang didalam RAPBY.
Pimpinan Lembaga Pendidikan melaporkan perkembangan, kemajuan, keuangan, peralatan, dan
pengelolaan KBM sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali kepada Ketua Badan Pengurus
melalui Kepala Departemen Pendidikan.

6.

Formasi jabatan struktural Lembaga Pendidikan ditetapkan oleh Ketua Badan Pengurus dan
dilaporkan kepada Badan Pembina Yayasan NHP.
Pasal 12
Tugas Pimpinan Lembaga Pendidikan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Mengajukan usulan program ke Yayasan NHP.


Melaksanakan program sekolah yang disetujui oleh Yayasan NHP.
Melaksanakan fungsi managerial, supervisor dan pengajaran.
Melakukan supervisi terhadap Penyelenggaraan KBM.
Menyusun kalender pendidikan tahunan disesuaikan dengan aturan Pemerintah dan
Yayasan NHP.
Membuat laporan kegiatan untuk disampaikan kepada Ketua Badan Pengurus Yayasan NHP
selanjutnya disampaikan kepada Ketua Badan Pembina Yayasan NHP.
Menyusun Rencana Anggaran Belanja Sekolah ( RAPBS)/RAKS.
Menyusun tata tertib siswa.
Menyusun jadwal pelajaran.
Memimpin rapat Guru masing-masing jenjang.
Mengajukan rekomendasi perpanjangan SK dan usulan pemberian reward and punishment
tenaga pendidik dan kependidikan kepada Ketua Badan Pengurus Yayasan NHP.
Menerima masukan dari Guru atau Karyawan di lingkungan untuk diteruskan kepada Ketua
Badan Pengurus Yayasan NHP.
Menyusun laporan tahunan jenjang.
Pasal 13
Tugas Wakil Pimpinan Lembaga Pendidikan

1. Membantu tugas Pimpinan sesuai tugas bidangnya.


2. Mewakili Pimpinan bila berhalangan.
3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan Lembaga Pendidikan.
Pasal 14
Tugas Guru
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Menyusun Persiapan Belajar Mengajar (RPP).


Menyusun perencanaan pengajaran (SILABUS).
Membuat dan menyiapkan administrasi kelas (Analisis Nilai).
Melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar (KBM).
Membuat laporan KBM kepada Pimpinan Lembaga Pendidikan.
Melakukan koordinasi tugas mengajar dengan rekan kerja bila diperlukan.
Menjalin kerja sama dan membangun komunikasi dengan Wali Kelas.
Menyelenggarakan evaluasi siswa kepada Pimpinan Lembaga Pendidikan.
Melaporkan hasil evaluasi peserta didik kepada Wali Kelas untuk dimasukan kedalam Raport
dan Buku Induk.

Pasal 15
Tugas Pembimbing Ekstrakurikuler
1.
2.
3.
4.
5.

Membuat perencanaan Ekskul sesuai dengan bidangnya.


Melaksanakan KBM Ekskul.
Menyusun laporan PBM Ekskul Sekolah.
Menjalin kerja sama dengan Pimpinan Lembaga Pendidikan.
Melaporkan hasil Evaluasi ekstrakurikuler kepada wali kelas untuk disampaikan kepada
Pimpinan Lembaga Pendidikan.
6. Konsultasi dengan Wakil Pimpinan Lembaga Pendidikan kurikulum terhadap penjadwalan dan
materi Ekskul.

Profil Yayasan RausyanFikr Yogyakarta


(Akta Notaris No. 6, Tanggal 20 April 2001
Notaris: R. M. Soerjanto Partaningrat, S.H.)
ANGGARAN DASAR YAYASAN RAUSYAN FIKR YOGYAKARTA
Bismihi Ta'ala
Mukaddimah
Bahwa setiap upaya apresiasi terhadap kenyataan zaman membutuhkan tidak sekedar pemikiran, tetapi
lebih dari itu juga membutuhkan aksi. Tuhan menciptakan khalifah yang berfungsi sebagai orang-orang
yang mau melakukan pendekatan kepadanya, lalu kemudian melakukan pendekatan kepada
masyarakatnya. Kami sangat yakin dengan tugas-tugas kekhalifaan itu di berikan pada manusia atau
pada kita semua.
Oleh karena itu, maka dengan menyanjung Asma-Nya, segala syukur kepada-Nya dan salawat kepada
Nabi Muhammad saw beserta keluarganya yang suci, kami dirikan Yayasan ini untuk mencoba
menyatukan spiritualitas, intelektualitas dan sosialitas dengan berdasarkan pada agama Islam yang
membebaskan. Agama yang terbuka, egaliter dan non sektarian. Kami ingin melakukan perubahanperubahan sekecil apapun yang kami anggap dapat berguna bagi masyarakat, sebagai bakti kami dalam
upaya pelanjut misi profetik Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya yang suci. Bakti yang berangkat
dari sebentuk rasa cinta pada orang-orang suci tersebut.
Kami sadar bahwa kami hanyalah suatu bagian dari sekian banyak bagian, kami hanyalah suatu yayasan
dari sekian banyak yayasan yang juga berjuang untuk hal yang sama. Maka, kami ingin menjalin
kerjasama dan ukhuwah yang erat dengan berdasarkan pada keterbukaan untuk menuju suatu
pemberdayaan umat.
Akhirnya, langkah yang kami ayunkan sangatlah tergantung kemampuan dan daya jangkauan kami untuk
menapak. Mungkin langkah kami bukan langkah yang jauh, tetapi Insya Allah ke depan Dan hanya
kepada-Nyalah kami berserah diri
BAB I
Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan
Pasal 1
Nama

Organisasi ini berbentuk yayasan yang bernama Yayasan RausyanFikr, dan untuk selanjutnya disebut
RausyanFikr.
Pasal 2
Waktu dan Tempat Kedudukan
Rausyan Fikr didirikan pada tanggal 14 Maret 1995 untuk waktu yang tidak ditentukan dan berkedudukan
di Yogyakarta.
BAB II
Asas dan Identitas
Pasal 3
Asas
RausyanFikr berasaskan Islam dan berdasarkan pada kecintaan Nabi Muhammad saw beserta para
keluarganya yang suci.
Pasal 4
Identitas
RausyanFikr beridentitaskan Al-Quran, Sunnah Nabi Muhammad saw dan kecintaan pada keluarganya
yang suci.
BAB III
Tujuan, Usaha dan Sifat
Pasal 5
Tujuan
1. Membangun kesadaran diri untuk beragama secara rasional.
2. Mengenalkan ajaran agama Islam yang non partisan dan egaliter.
3. Mengutamakan keterbukaan menuju pemberdayaan umat.
4. Mengembangkan kajian-kajian spiritual dan intelektual untuk melakukan perubahan sosial.
5. Menjalin dan memelihara kerjasama yang baik dengan berbagai elemen masyarakat.
Pasal 6
Usaha
1. Membangun kesadaran diri untuk beragama secara rasional.
2. Mengenalkan ajaran agama Islam yang non partisan dan egaliter.
3. Mengutamakan keterbukaan menuju pemberdayaan umat.
4. Mengembangkan kajian-kajian spiritual dan intelektual untuk melakukan perubahan sosial.
5. Menjalin dan memelihara kerjasama yang baik dengan berbagai elemen masyarakat.
Pasal 6
Usaha
1. Memberikan kajian-kajian keislaman yang rasional.
2. Mengadakan dan mengembangkan perpustakaan yang representatif.
3. Melakukan pengkajian keislaman.
4. Menerbitkan buletin dan buku-buku.
5. Mengadakan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat dan menciptakan ukhuwah islamiyah
antar sesama umat Islam.

Pasal 7
Sifat
RausyanFikr bersifat terbuka, non partisan dan egaliter.
BAB IV
Status, Fungsi dan Peran
Pasal 8
Status
RausyanFikr adalah yayasan yang berstatus sosial kemasyarakatan.
Pasal 9
Fungsi
RausyanFikr berfungsi sebagai yayasan para pencinta dan pengkaji keilmuan, keimanan dan
pengamalan.
Pasal 10
Peran
RausyanFikr berperan untuk membantu mewujudkan masyarakat madani yang berkeadilan dan beradab.
BAB V
Keanggotaan
Pasal 11
1. Yang dapat menjadi anggota RausyanFikr adalah setiap orang yang mempunyai keinginan
mengembangkan iman, ilmu dan amal, serta sanggup menaati anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga RausyanFikr.
2. Anggota RausyanFikr terdiri dari anggota biasa dan pengurus yang merangkap (sekaligus) anggota.
BAB VI
Struktur Organisasi
Pasal 12
Kekuasaan Kekuasaan tertinggi dipegang oleh musyawarah besar anggota RausyanFikr.
Pasal 13
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan dipegang oleh pengurus RausyanFikr yang meliputi Ketua Umum, sekretaris Pelaksana
dan Bendahara, serta dibantu oleh Tim-Tim Ad Hoc.
2. Untuk kepentingan konsultatif maka diadakan Dewan Penasehat.
Pasal 14
Kepengurusan
1. Pimpinan dipegang oleh Ketua Umum yang dibantu oleh Sekretaris Pelaksana dan Bendahara .
2. Ketua Umum adalah penanggungjawab tertinggi semua kegiatan-kegiatan RausyanFikr. 3. Sekretaris
Pelaksana adalah pelaksana harian kegiatan-kegiatan RausyanFikr.
4. Bendahara adalah penanggungjawab tertinggi dibidang keuangan RausyanFikr.

Pasal 15
Tim Ad Hoc
1. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan RausyanFikr, maka dibetuk tim-tim ad hoc yang
mempersiapkan dan melaksanakan setiap kegiatan RausyanFikr.
2. Tim ini diketuai oleh seorang koordinator.
3. Setiap tim bertanggunjawab terhadap satu jenis kegiatan RausyanFikr.
Pasal 16
Penasehat
Penasehat pada Rausyan Fikr adalah orang-oreang yang dianggap mempunyai visi yang tajam dan
mempunyai komitmen yang jelas dan berguna bagi pengembangan Rausyan Fikr.
BAB VII
Pendanaan
Pasal 17
Pendanaan bagi RausyanFikr diperoleh dari donatur tetap dan dana lainnya yang berupa khumus, zakat,
infak dan usaha-usaha yang sah serta halal dan tidak mengikat.
Bab VIII
Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran
Pasal 18
Perubahan anggaran dasar dan pembubaran RausyanFikr hanya dapat dilakukan oleh musyawarah
besar anggota RausyanFikr atau musyawarah yang setingkat dengannya.
Pasal 19
Hal-hal yang belum diatur dalam anggran dasar akan dimuat dalam peraturan/ ketentuan-ketentuan
tersendiri yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar RausyanFikr.
Ditetapkan di Yogyakarta, 14 Februari 2001, Pukul 20.18 WIB

ANGGARAN RUMAH TANGGA


YAYASAN RAUSYAN FIKR YOGYAKARTA
Bismihi Ta'ala
BAB I
Keanggotaan
Bagian I
Anggota
Pasal 1
Anggota Biasa
Anggota biasa adalah anggota yang tidak termasuk pengurus yayasan RausyanFikr, tetapi ikut
membantu dan menghadiri kegiatan-kegiatan yayasan.

Anggota Sekaligus Pengurus


Pasal 2
Anggota sekaligus pengurus adalah anggota yang disamping membantu dan menghadiri kegiatankegiatan yayasan, juga mempunyai tenggungjawab yang besar terhadap jalannya yayasan.
Bagian II
Syarat Keanggotaan
Pasal 3
Syarat-syarat keaggotaan :
1. Keanggotaan yayasan RausyanFikr bersifat terbuka dan semi terbuka
2. Untuk menjadi anggota biasa harus ikut membantu dan menghadiri kegiatan-kegiatan yayasan
RausyanFikr.
3. Untuk menjadi anggota sekaligus pengurus harus menyatakan kesediaan setelah dimintai
kesediaannya oleh Ketua Umum dan Sekretaris Pelaksana yang terpilih pada musyawarah besar
pengurus yayasan RausyanFikr.
Bagian III
Masa Keanggotaan
Pasal 4
Keanggotaan seseorang dapat berakhir karena meninggal dunia, atas permintaan sendiri atau
diberhentikan (dipecat).
Bagian IV
Hak dan Kewajiban
Pasal 5
Hak Anggota
1. Anggota Biasa dan Anggota sekaligus pengurus berhak untuk mengeluarkan pendapat baik secara
lisan maupun tulisan kepada pengurus dan berhak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat
umum.
2. Anggota biasa dan anggota sekaligus pengurus mempunyai hak untuk dipilih dan memilih
Pasal 6
Kewajiban Anggota
1. Menjaga nama baik yayasan RausyanFikr
2. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yayasan RausyanFikr.
Bagian V
Rangkap Anggota dan Rangkap Jabatan
Pasal 7
Pengurus yayasan RausyanFikr dapat merangkap jabatan pada organisasi lain.
Bagian VI
Pemberhentian Anggota
Pasal 8
1. Anggota dapat diberhentikan (dipecat), karena :
a. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat dan

disepakati oleh anggota yayasan RauyanFikr


b. Melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik yayasan RausyanFikr.
2. Anggota yang akan diberhentikan atau dipecat harus didengar pembelaannya dalam forum yang
dibentuk untuk itu.
3. Mengenai pemberhentian (pemecatan) dan tata cara pembelaan ditetapkan oleh keputusan secara
musyawarah.
BAB II
Struktur Organisasi Struktur Kekuasaan
Bagian I
Musyawarah Besar
Pasal 9
Status
1. Musyawarah Besar Pengurus Anggota Yayasan RausyanFikr merupakan musyawarah anggota dan
anggota sekaligus pengurus.
2. Musyawarah Besar adalah pemegang kekuasaan tertinggi.
3. Musyawarah Besar dilaksanakan setahun sekali.
4. Dalam keadaan khusus dapat diadakan musyawarah besar luar biasa.
5. Musyawarah besar luar biasa dihadiri sekurang-kurangnya oleh setengah lebih satu anggota dan
pengurus yayasan RausyanFikr.
Pasal 10
Kekuasaan / Wewenang
1. Menetapkan AD/ART
2. Memilih Dewan Penasehat yayasan RausyanFikr.
3. Memilih ketua umum, sekretaris pelaksana dan bendahara
Pasal 11
Tata Tertib Musyawarah Besar
1. Peserta musyawarah besar terdiri dari anggota dan anggota sekaligus pengurus yayasan RausyanFikr
serta dapat juga dihadiri oleh penasehat yayasan RausyanFikr.
2. Pengurus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan musyawarah besar.
3. Syarat-syarat dan tata tertib musyawarah besar ditetapkan dalam suatu ketetapan khusus.
A. Struktur Pimpinan
Bagian II
Ketua Umum
Pasal 12
1.Ketua umum adalah penanggungjawab tertinggi terhadap yayasan RausyanFikr
2.Masa jabatannya adalah satu tahun terhitung sejak ditunjuk oleh musyawarah besar dan setelah itu
dapat dipilih kembali.
Pasal 13
Persyaratan Ketua Umum
Persyaratan ketua umum disususn dan ditentukan dalam musyawarah besar anggota yayasan
RausyanFikr.

Pasal 14
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang ketua umum ditetapkan dalam rapat khusus pembagian gambaran kerja.
Pasal 15
Tata Tertib Pemilihan
Tata tertib pemilihan disusun dan ditetapkan pada musyawarah besar pengurus yayasan RausyanFikr.
Bagian III
Sekretaris Pelaksana
Pasal 16
Status
1. Sekretaris Pelaksana adalah pelaksanan dan penanggungjawab harian terhadap kegiatan-kegiatan
yayasan RausyanFikr.
2. Masa jabatan sekretaris pelaksana adalah satu tahun terhitung sejak ditunjuk oleh musyawarah besar
dan setelah itu dapat dipilih kembali.
Pasal 17
Persyaratan Sekretaris Pelaksana
Persyaratan sekretaris pelaksana disusun dan ditetapkan pada musyawarah besar anggota yayasan
RausyanFikr.
Pasal 18
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang sekretaris pelaksana ditetapkan dalam rapat khusus pembagian gambaran kerja.
Bagian IV
Bendahara
Pasal 19
Status
1. Bendahara adalah pemegang tanggungjawab tertinggi dalam urusan keuangan yayasan RausyanFikr.
2. Masa jabatannya adalah satu tahun terhitung setelah ditunjuk dalam musyawarah besar dan setelah
itu dapat dilpilih kembali.
Pasal 20
Persyaratan Bendahara
Persyaratan bendahara disusun dan ditetapkan pada musyawarah besar anggota yayasan RausyanFikr.
Pasal 21
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang bendahara ditetapkan dalam rapat khusus pembagian gambaran kerja.
Bagian V
Tim Ad Hoc

Pasal 22
Status
1. Tim Ad Hoc bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kerja-kerja setiap kegiatan yayasan
RausyanFikr.
2. Tim Ad Hoc diketuai oleh seorang koordinator.
Pasal 23
Tugas dan Wewenang
Tugas dan Wewenang Tim Ad Hoc ditetapkan dalam rapat khusus pembagian gambaran kerja
B. Keuangan
Pasal 24
Segala yang berhubungan tentang keuangan, ditetapkan oleh pengurus yayasan Rausyan Fikr
BAB III
Lambang
Pasal 25
Lambang dan atribut yayasan lainnya ditetapkan dalam musyawarah besar anggota yayasan
RausyanFikr.
BAB IV
Perubahahan AD/ART
Pasal 26
1. Perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan oleh musyawarah besar.
2. Rencana perubahan tersebut disampaikan sekurang-kurangnya satu bulan sebelum musyawarah
besar diadakan.
BAB V
Pembubaran
Pasal 27
Pembubaran hanya dapat dilaksanakan oleh musyawarah besar atau yang setingkat dengannya.
Pasal 28
Keputusan pembubaran tersebut sekurang-kurangnya harus disetujui oleh 2/3 peserta musyawarah
besar.
Pasal 29
Semua inventaris (harta kekayaan) yayasan akan diserahkan atau dihibahkan kepada yayasan-yayasan
lainnya yang ditunjuk dalam musyawarah besar tersebut.
BAB VI
Aturan Tambahan
Pasal 30

Setiap anggota dan pengurus yayasan RausyanFikr dianggap telah mengetahui isi anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga yayasan RausyanFikr
Pasal 31
1. Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan.
2. Adapun pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan ini akan dikenakan sanksi sebagaimana yang akan
diatur tersendiri.
Ditetapkan di Yogyakarta, tanggal 15 Februari 2001, Pukul : 00.30 WIB

ANGGARAN RUMAH TANGGA


YAYASAN AL MADINA
Jl. H.Sanusi RT 003/04 No. 47
Kramat Watu Serang

DAFTAR ISI

BAB I
BAB II

: Kekuasaan dan pimpinan

BAB III
BAB IV
BAB V

: Kepengurusan

: Permusyawaratan

: Perbendaharaan dan keuangan

: Perubahan ketentuan dan pembubaran organisasi


BAB VI

: Aturan tambahan dan pengesahan

ANGGARAN RUMAH TANGGA


YAYASAN AL MADINA

BAB I
KEPENGURUSAN

Pasal 1
Definisi Pengurus
Pengurus Yayasan Al Madina terdiri dari Pengurus Harian Yayasan (PH)
dan Pengurus Divisi (PD). Pengurus Harian dipimpin oleh Ketua Umum,
sedangkan pengurus Divisi dipimpin oleh Kepala Divisi.

Pasal 2
Pengurus Lainnya
Pengurus lainnya adalah Anggota yang membantu pelaksanaan tugas Kepala
Divisi.

Pasal 3
Penentuan Pengurus
1. Bendahara, Sekretaris dan Kepala Divisi ditunjuk oleh Ketua Umum
Yayasan dengan pertimbangan Dewan Penasihat.
2. Dewan Penasihat ditunjuk oleh Ketua Umum dengan pertimbangan Pendiri
Yayasan.

3. Staf pengurus lainnya dipilih melalui seleksi dengan persyaratan dan


tahapan tertentu sesuai dengan AD/ART dan ditetapkan oleh Ketua Umum
Yayasan dengan pertimbangan Dewan Penasehat.

Pasal 4
Kewajiban Pengurus
Pengurus Yayasan Al Madina berkewajiban :
1.

Mentaati dan melaksanakan AD/ART Yayasan Al Madina dan


ketentuan/peraturan lainnya yang telah ditetapkan, serta menjaga nama
baik Yayasan Al Madina

2. Merencanakan, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan program


kerja yang dibuat selama masa kepengurusan
3. Berkewajiban secara aktif berperan serta dalam berbagai kegiatan yang
diselenggarakan oleh Yayasan Al Madina
4. Menjaga dan memelihara segala fasilitas Yayasan Al Madina
5. Bersikap amanah, jujur dan bertanggung jawab atas tugasnya.

Pasal 5
Hak Pengurus
Pengurus Yayasan Al Madina berhak :
1. Ikut serta dalam seluruh kegiatan Yayasan Al Madina yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
2. Memberikan masukan terhadap Yayasan Al Madina baik secara lisan
maupun tulisan sesuai dengan norma-norma kesopanan dan kesulilaan
yang berlaku
3. Menggun akan fasilitas Yayasan Al Madina sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

4. Memperoleh pembagian keuntungan finansial dari hasil usaha Yayasan Al


Madina yang besarnya diatur oleh peraturan Yayasan.

Pasal 6
Masa Kepengurusan
Masa kepengurusan Yayasan Al Madina berlangsung dalam waktu yang tidak
ditentukan.

Pasal 7
Hilangnya Status Kepengurusan
Status Kepengurusan akan hilang ketika :
1. Meninggal atau berhalangan tetap
2. Diberhentikan atau mengundurkan diri atas pemintaan sendiri dan
disetujui oleh Ketua Yayasan

BAB II
KEKUASAAN DAN PIMPINAN

Pasal 8
Pengurus Harian
Pengurus Harian (PH) terdiri atas Ketua Umum, Dewan Penasihat, Bendahara,
dan Sekretaris. Hak dan Wewenang Pengurus Harian adalah :

1. Menunjuk dan mengangkat serta memberhentikan pengurus Yayasan Al


Madina
2. Membuat Program Kerja Yayasan Al Madina
3. Membuat keputusan yang mengatur secara operasional penyelenggaraan
Yayasan Al Madina
4. Membuat kebijakan Yayasan Al Madina terhadap permasalahanpermasalahan yang timbul baik yang bersifat intern maupun ekstern
Yayasan Al Madina

Pasal 9
Ketua Umum
1. Menjalankan Visi dan misi Yayasan sesuai dengan Anggaran Dasar Yayasan
Al Madina.
2. Memberikan wewenang kepada para ketua divisi sehubungan dengan halhal yang berkaitan dengan ruang lingkup masing-masing divisi
3. Berhak mendelegasikan kepada salah satu pengurus Harian dalam
melakukan hubungan dengan pihak-pihak di luar Yayasan Al Madina
4. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh anggota dan pengurus Yayasan
Al Madina
5. Mengkoordinasikan program kerja Yayasan Al Madina baik perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, maupun pertanggungjawaban

Pasal 10
Dewan Penasehat
1. Persyaratan
Memiliki integritas pribadi dan komitmen yang tinggi terhadap masalah
pendidikan, sosial dan kemanusiaan
2. Pemilihan

Anggota Dewan Penasehat ditunjuk oleh Pendiri Yayasan dan Ketua


Yayasan.
3. Tugas dan Kewajiban Dewan Penasihat
a. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan Yayasan Al
Madina sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi
b. Memberikan masukan kepada ketua umum dalam menetapkan Program
Yayasan Al Madina
c. Memberikan masukan kepada ketua umum dalam pelaksanaan program
Yayasan Al Madina
d. Melakukan pengawasan dan memberikan rekomendasi kepada seluruh
pengurus Yayasan Al Madina dalam hal penjagaan kondisi persatuan
dan kesatuan serta motivasi berorganisasi para pengurus

Pasal 11
Sekretaris
1. Mengatur dan menertibkan pengorganisasian administrasi Yayasan Al
Madina
2. Mengatur pengelolaan, pemeliharaan dan inventarisasi barang-barang
Yaysan Al Madina
3. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan operasional harian
Yayasan Al Madina
4.

Berhak dan mempunyai wewenang mendokumentasikan


mengarsipkan semua surat-surat masuk maupun keluar.

5. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum Yayasan Al Madina

Pasal 12
Bendahara

serta

1. Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan organisasi


2. Membuat laporan keuangan secara periodik dan secara tertulis yang
disampaikan secara berkala
3. Menyusun dan mengatur anggaran dengan mengkoordinasikan kepada
Ketua Umum Yayasan Al Madina
4. Mengatur pencatatan, penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran
keuangan, surat-surat berharga, bukti kas yang berhubungan dengan
kegiatan Yayasan Al Madina dan dlaporkan secara transparan.
5. Mempunyai hak bertanya dan menyelenggarakan audit keuangan pada
setiap kepanitiaan
6. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum Yayasan Al Madina

Pasal 13
Kepala Divisi Pendidikan
1. Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi sesuai dengan bidang kerjanya
2. Memimpin dan mengatur Divisi yang dipimpinnya, meliputi pelaksanaan
program kerja, penggunaan budget dan mengatur/membina anggotanya.
3. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum Yayasan Al Madina
4. Berhak mengajukan anggota baru baik tetap maupun honorer untuk
bekerja di Divisinya kepada Ketua Umum.
5. Menggantikan/mewakili ketua jika berhalangan sesuai dengan bidang
tugasnya

Pasal 14
Kepala Divisi Kesehatan
1. Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi sesuai dengan bidang kerjanya

2. Memimpin dan mengatur Divisi yang dipimpinnya, meliputi pelaksanaan


program kerja, penggunaan budget dan mengatur/membina anggotanya.
3. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum Yayasan Al Madina
4. Berhak mengajukan anggota baru baik tetap maupun honorer untuk
bekerja di Divisinya kepada Pengurus Harian.
5. Menggantikan/mewakili ketua jika berhalangan sesuai dengan bidang
tugasnya

Pasal 15
Kepala Divisi Sosial Kemanusiaan
1. Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi sesuai dengan bidang kerjanya
2. Memimpin dan mengatur Divisi yang dipimpinnya, meliputi pelaksanaan
program kerja, penggunaan budget dan mengatur/membina anggotanya.
3. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum Yayasan Al Madina
4. Berhak mengajukan anggota baru baik tetap maupun honorer untuk
bekerja di Divisinya kepada Pengurus Harian.
5. Menggantikan/mewakili ketua jika berhalangan sesuai dengan bidang
tugasnya
6. Bertanggung jawab dalam mengkoordinir program-program Yayasan yang
berkaitan dengan sosial kemanusiaan, terutama dalam program
pendidikan, ekonomi dan kesehatan
7. Menciptakan dan mengusulkan berbagai program yang bermanfaat, kreatif
dan berdaya guna dalam rangka meringankan beban sesama.

BAB III
PERMUSYAWARATAN

Pasal 16
Bentuk Pertemuan Pengurus
1. Rapat kordinasi
Rapat Koordinasi dapat diselenggarakan oleh masing-masing divisi atau
lintas divisi. Waktu pelaksanaan sesuai kebutuhan.
2. Rapat Divisi
Adalah rapat yang diselenggarakan oleh masing-masing Divisi untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan program ditingkat Divisi. Waktu
pelaksanaan ditentukan oleh masing-masing Divisi.
3. Rapat Kerja
Adalah rapat yang diselenggarakan untuk menyusun program kerja
Yayasan Al Madina yang akan berlaku selama periode kepengurusan dan
dihadiri oleh semua pengurus Yayasan Al Madina. Waktu pelaksanaan
dilaksanakan satu kali setiap tahun. Rapat Kerja bertujuan :
b. Membahas dan menetapkan tata tertib Rapat Kerja
c. Membahas dan menetapkan ART Yayasan Al Madina
d. Menilai Laporan Pertanggungjawaban dari Kepala Divisi Yayasan Al
Madina
e. Menetapkan kepengurusan Yayasan Al Madina untuk periode
berikutnya jika ada perubahan.
f. Merekomendasikan garis-garis besar program kerja Yayasan Al
Madina untuk periode berikutnya
4. Rapat Istimewa
Adalah rapat yang diselenggarakan berkaitan dengan perubahan tujuan
strategis organisasi, pergantian Ketua Umum maupun pembubaran
organisasi.
5. Semua hasil keputusan rapat harus tercatat dan dilaporkan.

BAB IV

PERBENDAHARAAN DAN KEUANGAN

Pasal 17
Dana Operasional
Dana awal dan operasional Yayasan Al Madina berasal dari :
1. Dana pribadi Pendiri Yayasan Al Madina
2. Keuntungan yang diperoleh dari Divisi Pendidikan dan Divisi Kesehatan.
3. Sumbangan dari perorangan, organisasi atau pemerintah yang halal dan
tidak merugikan.

Pasal 18
Kekayaan
Harta dan kewajiban Yayasan Al Madina meliputi uang tunai, utang-piutang,
dan barang-barang yang dimiliki secara sah dan halal

Pasal 19
Pembukuan
Segala transaksi yang dapat dinilai dengan uang harus dapat dibukukan
dengan jelas dan transparan disertai dengan bukti transaksi yang sah dan
dapat dipertanggungjawabkan.

Pasal 20
Distribusi dan Alokasi dana

Penentuan Persentase alokasi dana sosial bagi Divisi Sosial kemanusiaan


ditentukan dalam Rapat Kerja, setelah dikurangi dana operasi dan
pengembangan badan usaha pada divisi pendidikan dan kesehatan.
Dana sumbangan yang berasal dari Perorangan, Organisasi atau Pemerintah,
harus dipergunakan dengan penuh amanah dan sesuai dengan tujuannya.

Pasal 21
Sistem Remunerasi
Sistem remunerasi bagi para pengurus Yayasan Al Madina dilaksanakan
dengan prinsip bagi hasil, dengan memperhatikan kinerja organisasi dan
kebutuhan hidup yang layak. Detail Remunerasi diatur dalam peraturan
tersendiri.

BAB V
PERUBAHAN KETENTUAN DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 22
Perubahan dan pengesahan ART
Perubahan dan pengesahan ART ini dapat dilakukan oleh Rapat Koordinasi
Yayasan Al Madina

Pasal 23
Pembubaran
Pembubaran Yayasan Al Madina diatur dalam Rapat Istimewa Yayasan Al
Madina

BAB VI
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

Pasal 24
1. Setiap pengurus Yayasan Al Madina dianggap telah mengetahui isi
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Al Madina setelah
diumumkan dan wajib mentaatinya
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
ditentukan dengan peraturan tersendiri yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Al Madina, serta
dilakukan oleh Rapat Besar atau Badan Pengurus Harian

Pasal 25
1. Anggaran Rumah
disahkannya

Tangga

ini

disusun

dan

berlaku

sejak

tanggal

2. Semua ketentuan dan peraturan yang bertentangan dengan Anggaran


Rumah Tangga ini dinyatakan tidak berlaku

Serang, 7 Mei 2008

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH


TANGGA YAYASAN SKU
Pasal 1
Nama dan Tempat Kedudukan
[list type="numbered"]
1. Yayasan ini bernama Yayasan Sepakat Karya Utama, berkedudukan di Kota Bandar
Lampung, selanjutnya dalam anggaran dasar ini cukup disingkat dengan Yayasan,

berkedudukan dan berkantor pusat di Propinsi Lampung, Kota Bandar Lampung,


Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kelurahan Pecoh Raya.
2. Yayasan dapat membuka Kantor cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam
maupun di luar wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan keputusan Pengurus
persetujuan Pembina/Rapat Pembina.
[/list]
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
Yayasan mempunyai maksud dan tujuan di bidang Sosial, Kemanusiaan, Keagamaan dan
Pemberdayaan Masyarakat.
Pasal 3
Kegiatan
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Yayasan menjalankan kegiatan usaha
sebagai berikut :
a. Dalam Bidang Sosial :
[list type="checkmarks"]

Lembaga Pendidikan formal dan non formal

Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Werda

Rumah Sakit, Poliklinik dan Laboratorium

Pembinaan Olahraga

Penelitian di bidang Ilmu Pengetahuan

Studi Banding

Menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan

Mendirikan dan Menyelenggarakan pelatihan dan kursus keterampilan.

[/list]
b. Dalam Bidang Kemanusiaan
[list type="checkmarks"]

Memberikan bantuan kepada korban bencana alam

Memberikan bantuan kepada pengungsi akibat perang

Memberi bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan gelandang

Mendirikan dan menyelenggarakan rumah singgah dan rumah duka

Mendirikan perlindungan konsumen

Melestarikan lingkungan hidup

[/list]
c. Dalam Bidang Keagamaan
[list type="checkmarks"]

Mendirikan sarana ibadah

Menyelenggarakan pondok pesantren

Menerima dan menyalurkan amal zakat, infak dan sedekah

Meningkatkan pemahaman keagamaan

Melaksanakan syiar agama

Studi banding keagamaan

[/list]
Pasal 4
Jangka Waktu
Yayasan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Pasal 5
Kekayaan
[list type="numbered"]
1. Yayasan mempunyai kekayaan awal yang berasal dari kekayaan pendiri yang dipisahkan,
terdiri dari bentuk uang dan atau barang yang berjumlah sebesar Rp.50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah)

2. Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini kekayaan Yayasan dapat
juga diperoleh dari :
a. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat
b. Wakaf
c. Hibah
d. Hibah wasiat, dan
e. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Aggaran Dasar Yayasan dan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Semua kekayaan Yayasan harus dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan
Yayasan.
[/list]
Pasal 6
Organ Yayasan
Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari :
a. Pembina
b. Pengurus
c. Pengawas
Pasal 7
Pembina
[list type="numbered"]
1. Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan
kepada Pengurus atau Pengawas.
2. Pembina terdiri dari seorang atau lebih anggota Pembina.
3. Dalam hal terdapat lebih dari seorang anggota Pembina, maka seorang di antaranya
diangkat sebagai Ketua Pembina.
4. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah orang perseorangan sebagai pendiri
Yayasan dan atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina dinilai
mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan.
5. Anggota Pembina tidak diberi gaji dan atau tunjangan oleh Yayasan.
6. Dalam hal Yayasan oleh karena sebab apapun tidak mempunyai anggota tersebut wajib
diangkat anggota Pembina berdasarkan keputusan rapat gabungan anggota Pengawas dan
anggota Pengurus.

7. Seorang anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatannya dngan


memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada yayasan, paling lambat
30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
[/list]
Pasal 8
Masa Jabatan Pembina
[list type="numbered"]
1. Masa jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya.
2. Jabatan anggota Pembina akan berakhir dengan sendirinya apabila anggota Pembina
tersebut
:
a.
Meninggal
dunia
b. Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis sebagaimana diatur dalam
Pasal
7
ayat
(7)
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku
d.
Diberhentikan
berdasarkan
keputusan
Rapat
Pembina
e. Dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampunan berdasarkan suatu penetapan
pengadilan
f. Dilarang untuk mnjadi anggota Pembina kaerena peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3. Anggota Pembina tidak boleh merangkap sEbagai anggota Pengurus dan/atau anggota
Pengawas.
[/list]
Pasal 9
Tugas dan Wewenang Pembina
[list type="numbered"]
1. Pembina berwenang bertindak untuk dan atas nama Pembina
2. Kewenangan Pembina meliputi :
a. Keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar ini
b. Pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan atau anggota Pengawas
c. Penetapan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan
d. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan
e. Penetpan kputusan mengena penggabungan atau pembubaran Yayasan
f. Pengesahan laporan tahunan, dan
g. Penunjukkan likuidator dalam hal Yayasan dibubarkan.

3. Dalam hal hanya ada seorang anggota Pembina maka segala tugas dan wewenang yang
diberikan kepada Ketua Pembina atau anggota Pembina barlaku pula baginya
[/list]
Pasal 10
Rapat Pembina
[list type="numbered"]
1. Rapat Pembina diadakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun, paling lambat dalam
waktu 5 (lima) bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12. Pembina dapat juga mengadakan rapat setiap waktu bila
dianggap perlu atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Pembina, anggota
Pengurus atau anggota Pengawas.
2. Panggilan Rapat Pembina dilakukan oleh Pembina secara langsung atau melalui surat
dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari seblum rapat diadakan
dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
3. Panggilan rapat harus mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
4. Rapat Pembina diadakan di tempat kedudukan Yayasan atau tempat kegiatan Yayasan,
atau di tempat lain dalam wilayah hukum Republik Indonesia.
5. Dalam hal semua anggota Pembina hadir atau diwakili panggilan tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Pembina dapat diadakan di mana pun juga dan berhak mengambil
keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Pembina dipimpin oleh Ketua Pembina dan jika Ketua Pembina tidak hadir atau
berhalangan maka Rapat Pembina akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari
anggota Pembina yang hadir.
7. Seorang anggota Pembina hanya dapat diwakili oleh anggota Pembina lainnya dalam
Rapat Pembina berdasarkan surat kuasa.
[/list]
Pasal 11
Persyaratan Sah Rapat Pembina
[list type="numbered"]
1. Rapat Pembina adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Pembina.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) huruf a tidak tercapai

maka
dapat
diadakan
pemanggilan
Rapat
Pembina
kedua.
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) huruf b harus dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat diselenggarakan dengan tidak
memperhitungkan
tanggal
panggilan
dan
tanggal
rapat.
d. Rapat Pembina kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Pembina pertama.
e. Rapat Pembina kedua adalah sah dan berhak mengambil kputusan yang mengikat
apabila dihadiri lebih dari (satu per dua) jumlah anggota Pembina.
2. Keputusan Rapat Pembina diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat maka keputusan diambil
berdasarkan suara setuju lebih dari (satu per dua) jumlah suara yang sah.
4. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya maka usul ditolak.
5. Tatacara
pemungutan
suara
dilakukan
sebagai
berikut
:
a. Setiap anggota Pembina yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan
1(satu) suara untuk setiap anggota Pembina lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara tertutup tanpa tanda
tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara terbuka dan
ditandatangani kecuali Ketua Rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang
hadir.
c. Suara yang abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah
suara yang dikeluarkan.
6. Setiap Rapat Pembina dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan
Sekretaris Rapat.
7. Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila berita
acara dibuat dengan akta notaris.
8. Pembina dapat mngambil keputusan yang sah tanpa mngadakan Rapat Pembina dengan
ketentuan semua anggota Pembina telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota
Pembina memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menndatangani persetujuan tersebut.
9. Keputusan yang diambil sbagaimana dimaksud dalam ayat (8) mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Pembina.
10. Dalam hal hanya ada 1 (satu) orang Pmbina maka ia dapat mengambil keputusan yang
sah dan mengikat.
[/list]

Pasal 12
Rapat Tahunan
[list type="numbered"]
1. Pembina wajib menyelenggarakan rapat tahunan setiap tahun paling lambat 5 (lima)
bulan setelah tahuntutup buka Yayasan ditutup.
2. Dalam rapat tahunan Pembina melakukan :
a. Evaluasi tentang harta kekayaan, hak dan kewajiban Yayasan tahun yang lampau
sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan Yayasan untuk tahun
yang akan datang.
b. Pengesahan Laporan Tahunan yang diajukan Pengurus.
c. Penetapan kebijakan umum Yayasan.
d. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan.
3. Pengesahan laporan tahunan oleh Pembina dalm Rapat tahunan berarti memberikan
pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquitet decharge) kepada para
anggota Pengurus dan Pengawas atau pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan.
[/list]
Pasal 13
Pengurus
[list type="numbered"]
1. Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan yang
sekurang-kurangya terdiri dari :
a. Seorang Ketua
b. Seorang Sekretaris
c. Seorang Bendahara
2. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Ketua maka 1 (satu) orang diantaranya
diangkat sebagai Ketua Umum.
3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Sekretaris maka 1 (satu) orang diantaranya
sebagai Sekretaris Umum.
4. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Bendahara maka 1 (satu) orang diantaranya
sebagai Bendahara Umum.
[/list]

Pasal 14
Pengangkatan Pengurus
[list type="numbered"]
1. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengurus adalah perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan
Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau Negara berdasarkan
putusan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut
berkekuatan hukum tetap.
2. Pengurus diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat kembali.
3. Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium apabila Pengurus Yayasan :
a. Bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina dan Pengawas,
dan
b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh.
4. Dalam hal jabatan Pengurus kosong maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk
mengisi kekosongan tersebut.
5. Dalam hal semua jabatan Pengurus kosong maka jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk
mengangkat Pengurus baru dan untuk sementara Yayasan diurus oleh Pengawas.
6. Pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya.
7. Dalam hal terdapat penggantian Pengurus Yayasan maka dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian pengurus
Yayasan, Pengurus wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan instansi terkait.
8. Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengawas dan pelaksana kegiatan.
[/list]
Pasal 15
Berakhirnya Jabatan Pengurus
[list type="numbered"]
Jabatan anggota Pengurus berakhir, apabila :

1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman pnjara paling sedikit 5 (lima) tahun
4. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina
5. Masa jabatan berakhir
[/list]
Pasal 16
Tugas dan wewenang pengurus
[list type="numbered"]
1. Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan
Yayasan.
2. Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan untuk
disahkan Pembina.
3. Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh
Pengawas.
4. Setiap anggota Pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Pengurus berhak mewakili Yayasan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang
segala hal dan dalam sgala kejadian, dengan pembatasan terhadap hal-hal sebagai
berikut :
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Yayasan (tidak termasuk mengambil
uang Yayasan di Bank).
b. Mendirikan suatu usaha baru atau melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha
baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Memberi atau menerima pengalihan atas harta tetap.
d. Membeli atau dengan cara lain mendapatkan/memperoleh harta tetap atas nama
Yayasan.
e. Menjual atau dengan cara lain melepaskan kekayaan Yayasan serta
mengagunkan/membebani kekayaan Yayasan.
f. Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina,
Pengurus dan/atau Pengawas Yayasan atau seorang yang bekerja pada Yayasan yang
perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.

6. Perbuatan Pengurus sbagaimana diatur dalam ayat (5) huruf a,b,c,d,e dan f, harus
mendapat persetujuan dari Pembina.
[/list]
Pasal 17
Batasan Wewenang Pengurus
Pengurus tidak berwenang mewakili Yayasan dalam hal :
[list type="numbered"]
1. Mengikat Yayasan sebagai penjamin hutang
2. Membebani kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihak lain
3. Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafilisasi dengan Yayasan Pembina,
Pengurus dan atau Pengawas Yayasan atau seseorang yang bekerja pada Yayasan, yang
perjanjian tersebut tidak ada hubungannya bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.
[/list]
Pasal 18
Ketua Umum
[list type="numbered"]
1. Ketua Umum bersama-sama dengan salah seorang anngota Pengurus lainnya berwenang
bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili Yayasan.
2. Dalam hal Ketua Umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal
tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka seorang Ketua lainnya
bersama-sama dengan Sekretaris Umum atau apabila Sekretaris Umum tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun juga hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, seorang Ketua lainnya bersama-sama dengan seorang Sekretaris lainnya
berwenang bertindak untuk dan atas nama Pengurus serta mewakili Yayasan.
3. Dalam hal hanya ada seorang Ketua, maka segala tugas dan wewenagng yang diberikan
Ketua Umum berlaku juga baginya.
4. Sekertaris Umum bertugas mengelola administrasi Yayasan, dalam hal hanya ada seorang
Sekretaris, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Sekretaris Umum
berlaku juga baginya.

5. Bendahara Umum bertugas mengelola keuangan Yayasan, dalam hal hanya ada seorang
Bendahara, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Bendahara Umum
berlaku juga baginya.
6. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Pengurus ditetapkan oleh Pembina
melalui Rapat Pembina.
7. Pengurus untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau lebih wakil atau
kuasanya berdasarkan surat kuasa.
[/list]
Pasal 19
Pelaksanaan Kegiatan
[list type="numbered"]
1. Pengurus berwenang mengangkat dan memberhentikan Pelaksana Kegiatan Yayasan
berdasarkan Rapat Pengurus.
2. Yang dapat diangkat sebagai Pelaksana Kegiatan Yayasan adalah orang perseorangan
yang mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau
dipidana karena melakukan tindakan yang merugikan Yayasan, masyarakat atau Negara
berdasarkan keputusan pengadilan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
3. Pelaksana Kegiatan Yayasan diangkat oleh Pengurus berdasarkan keputusan Rapat
Pengurus untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali dngan tidak
mengurangi keputusan Rapat Pengurus untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
4. Pelaksana Kegiatan Yayasan bertanggung jawab kepada pengurus.
5. Pelaksana Kegiatan yayasan menerima gaji, upah atau honorarium yang jumlahnya
ditentukan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus.
[/list]
Pasal 20
Perkara Pengadilan
[list type="numbered"]
1. Dalam hal terjadi perkara di depan Pengadilan antara Yayasan dengan anggota Pengurus
atau apabila kepentingan pribadi seorang anggota Pengurus bertentangan dengan Yayasan
maka anggota Pengurus yang bersangkutan tidak berwenang bertindak untuk dan atas

nama Pengurus serta mewakili Yayasan, maka anggota Pengurus lainnya bertindak untuk
dan atas nama Pengurus serta mewakili Yayasan.
2. Dalam hal Yayasan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan seluruh Pengurus,
maka Yayasan diwakili oleh Pengawas.
[/list]
Pasal 21
Rapat Pengurus
[list type="numbered"]
1. Rapat Pengurus dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan
tertulis dari satu atau lebih Pengurus, Pengawas atau Pembina.
2. Panggilan Rapat Pengurus dilakukan oleh Pengurus yang berhak mewakili Pengurus.
3. Panggilan Rapat Pengurus harus disampaikan kepada setiap anggota Pengurus secara
langsung atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
5. Rapat Pengurus diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat Kegiatan Yayasan.
6. Rapat Pengurus dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia dengan
persetujuan Pembina.
[/list]
Pasal 22
Pengaturan Penyelenggaraan Rapat Pengurus
[list type="numbered"]
1. Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua Umum
2. Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan maka Rapat Pengurus akan
dipimpin oleh seorang anggota Pengurus yang dipilih oleh dan dari Pengurus yang hadir.
3. Satu orang Pengurus hanya dapat diwakili oleh Pengurus lainnya dalam Rapat pengurus
berdasarkan surat kuasa.

4. Rapat Pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah pengurus.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf a tidak tercapai maka
dapat diadakan pemanggilan Rapat pengurus kedua.
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b harus dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
d. Rapat Pengurus kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat pengurus pertama.
e. Rapat Pengurus kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila
dihadiri oleh lebih dari (satu per dua) jumlah Pengurus.
[/list]
Pasal 23
Pengambilan Keputusan Rapat Pengurus
[list type="numbered"]
1. Keputusan Rapat pengurus harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka
keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari (satu per dua) jumlah suara yang
sah.
3. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya maka usul ditolak.
4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa ada
tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.
5. Suara abstain dan suara tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan.
6. Setiap Rapat Pengurus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat
dan 1 (satu) orang anggota pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris
rapat.
7. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila Berita Acara
rapat dibuat dengan akta notaris.
8. Pengurus dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Pengurus
dengan ketentuan semua anggota Pengurus telah diberitahukan secara tertulis dan semua
anggota pengurus memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
serta menandatangani persetujuan tersebut.

9. Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Pengurus.
[/list]
Pasal 24
Pengawas
[list type="numbered"]
1. Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi
nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
2. Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Pengawas.
3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Pengawas maka 1 (satu) orang diantaranya
dapat diangkat sebagai Ketua Pengawas.
[/list]
Pasal 25
Pengangkatan Pengawas
[list type="numbered"]
1. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengawas adalah orang perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan
pengawasan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau Negara
berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
2. Pengawas diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat kembali.
3. Dalam hal jabatan Pengawas kosong maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan, Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk
mengisi kekosongan tersebut.
4. Dalam hal semua jabatan Pengawas kosong maka jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, Pembina harus menyelenggarakan rapat
untuk mengangkat Pengawas baru dan untuk sementara Yayasan diurus oleh Pengurus.
5. Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya.

6. Dalam hal terdapat penggantian Pengawas Yayasan maka dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian
PengawasYayasan, Pengurus wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan instansi terkait.
7. Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengawas dan pelaksana kegiatan.
[/list]
Pasal 26
Masa Jabatan Pengawas
Jabatan Pengawas berakhir apabila :
[list type="numbered"]
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman pnjara paling sedikit 5 (lima) tahun
4. Diberhentikan berdasarkankeputusan Rapat Pembina
5. Masa jabatan berakhir
[/list]
Pasal 27
Tugas dan Wewenang Pengawas
[list type="numbered"]
1. Pengawas wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab.
2. Ketua Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama
Pengawas.
3. Pengawas
berwenang
:
a. Memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan Yayasan
b.
Memeriksa
dokumen
c. Memeriksa pembukuan dan mencocokkannya dengan uang kas, atau
d. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Pengurus
e. Memberi peringatan kepada Pengurus

4. Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara 1 (satu) orang atau lebih Pengurus,
apabila Pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pemberhentian sementara itu harus diberhentikan secara tertulis kepada yang
bersangkutan disertai alasannya.
6. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pmberhentian sementara itu,
Pengawas diwajibkan untuk melaporkan secara tertulis kepada Pembina.
7. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh Pembina
sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), maka Pembina wajib memanggil anggota
Pengurus yang bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri.
8. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7), Pembina dengan keputusan Rapat Pembina wajib :
a.
Mencabut
keputusan
pemberhentian
sementara,
atau
b. Memberhentikan anggota Pengurus yang bersangkutan
9. Dalam hal Pembina tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
dan ayat (8), maka pemberhentian sementara batal demi hukum, dan yang bersangkutan
menjabat kembali jabatannya semula.
10. Dalam hal seluruh Pengurus diberhentikan sementara, maka untuk smentara Pngawas
diwajibkan mengurus Yayasan.
[/list]
Pasal 28
Rapat Pengawas
[list type="numbered"]
1. Rapat Pengawas dapat diadakan setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan tertulis
dari seorang atau lebih Pengawas atau Pembina.
2. Panggilan Rapat Pengawas dilakukan oleh Pengawas yang berhak mewakili Pengawas.
3. Panggilan Rapat Pengawas harus disampaikan kepada setiap Pengawas secara langsung,
atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan Rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
5. Rapat Pengawas diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat Kegiatan Yayasan

6. Rapat Pengawas dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia dengan
persetujuan Pembina.
[/list]
Pasal 29
Pengaturan Pelaksanaan Rapat Pengawas
[list type="numbered"]
1. Rapat Pengawas dipimpin oleh Ketua Umum
2. Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka Rapat Pengawas akan
dipimpin oleh satu orang Pengawas yang dipilih oleh dan dari Pengawas yang hadir.
3. Satu orang Pengawas hanya diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat Pengawas
berdasarkan surat kuasa.
4. Rapat Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah pengawas.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf a tidak tercapai maka
dapat diadakan pemanggilan Rapat Pengawas kedua.
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b, harus dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
d. Rapat Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Pengawas Pertama.
e. Rapat Pengawas kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila
dihadiri oleh paling sedikit dari (satu per dua) jumlah Pengawas.
[/list]
Pasal 30
Pengambilan Keputusan Rapat Pengawas
[list type="numbered"]
1. Keputusan Rapat Pengawas harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari (satu per dua) jumlah suara yang
sah.
3. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.

4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa ada
tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tidak ada keberatan dari yang hadir.
5. Suara abstain dan suara tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan.
6. Setiap Rapat Pengawas dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat
dan 1 (satu) orang anggota Pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris
rapat.
7. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila Berita Acara
Rapat dibuat dengan akta Notaris.
8. Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat
Pengawas, dengan ketentuan semua anggota Pengawas telah diberitahu secara tertulis dan
semua Pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
dengan menandatangani usul tersebut.
9. Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (8), mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Pengawas.
[/list]
Pasal 31
Rapat Gabungan
[list type="numbered"]
1. Rapat Gabungan adalah rapat yang diadakan oleh Pengurus dan Pengawas untuk
mengangkat Pembina, apabila Yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.
2. Rapat Gabungan diadakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Yayasan
tidak lagi mempunyai Pembina.
3. Panggilan Rapat Gabungan dilakukan oleh Pengurus.
4. Panggilan Rapat Gabungan disampaikan kepada setiap Pengurus dan Pengawas secara
langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
5. Panggilan Rapat Gabungan harus mncantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
6. Rapat Gabungan diadakan di tempat kedudukan Yayasan atau di tempat kegiatan
Yayasan.

7. Rapat Gabungan dipimpin oleh Ketua Pengawas.


8. Dalam hal Ketua Pengurus tidak ada atau berhalangan hadir, maka Rapat Gabungan
dipimpin oleh Ketua Pengawas.
9. Dalam hal Ketua Pengurus dan Ketua Pengawas tidak ada atau berhalangan hadir, maka
Rapat Gabungan dipimpin oleh Pengurus atau Pengawas yang dipilih oleh dan dari
Pengurus dan Pengawas yang hadir.
[/list]
Pasal 32
Pengaturan Pelaksanaan Rapat Gabungan
[list type="numbered"]
1. Satu orang Pengurus hanya dapat diwakili oleh Pengurus lainnya dalam Rapat Gabungan
berdasarkan surat kuasa.
2. Satu orang Pengawas hanya dapat diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat
Gabungan berdasarkan surat kuasa.
3. Setiap Pengurus atau Pengawas yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan
tambahan 1(satu) suara untuk setiap Pengurus atau Pengawas anggota lain yang
diwakilinya
4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa ada
tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.
5. Suara abstain dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan, dan dianggap tidak
ada.
[/list]
Pasal 33
Korum dan Putusan Rapat Gabungan
[list type="numbered"]
1. a. Rapat Gabungan adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila
dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Pengurus dan 2/3 (dua per
tiga)
dari
jumlah
anggota
Pengawas.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a tidak tercapai, maka
dapat
diadakan
pemanggilan
Rapat
Gabungan
kedua.
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b, harus dilakukan

paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan, dengan tidak


memperhitungkan
tanggal
panggilan
dan
tanggal
rapat.
d. Rapat Gabungan kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari dari terhitung sejak Rapat Gabungan Pertama.
e. Rapat Gabungan kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat,
apabila dihadiri oleh paling sedikit (satu per dua) jumlah Pengurus dan (satu per
dua) dari jumlah Pengawas.
2. Keputusan Rapat Gabungan sebagaimana tersebut di atas ditetapkan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat.
3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju paling sedikit 2/3
(dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.
4. Setiap Rapat Gabungan dibuat Berita Acara Rapat yang untuk pengesahannya
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan 1 (satu) orang anggota Pengurus atau anggota
Pengawas yang ditunjuk oleh rapat.
5. Berita Acara Rapat sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) menjadi bukti yang sah
terhadap Yayasan dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi
dalam rapat.
6. Penandatanganan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) tidak disyaratkan apabila
Berita Acara Rapat dibuat dengan akta Notaris.
7. Anggota Pengurus dan anggota Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah
tanpa mengadakan Rapat Gabungan, dengan ketentuan semua Pengurus dan semua
Pengawas telah diberitahu secara tertulis dan semua Pengurus dan semua Pengawas
memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis, dengan
menandatangani usul tersebut.
8. Keputusan yang diambil dengan cara sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) mempunyai
kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Gabungan.
[/list]
Pasal 34
Tahun Buku
[list type="numbered"]
1. Tahun buku Yayasan dimulai dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga
puluh satu) Desember.
2. Pada akhir Desember tiap tahun, buku Yayasan ditutup.

3. Untuk pertama kalinya tahun buku Yayasan dimulai pada tanggal dari Akta Pendirian
Yayasan dan ditutup tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember.
[/list]
Pasal 35
Laporan Tahunan
[list type="numbered"]
1. Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan paling lambat 5 (lima) bulan
setelah berakhirnya tahun buku Yayasan.
2. Laporan
tahunan
memuat
sekurang-kurangnya
:
a. Laporan keadaan dan kegiatan Yayasan selama tahun buku yang lalu serta hasil yang
telah
dicapai.
b. Laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode,
laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan.
3. Laporan taunan wajib ditandatangani oleh Pengurus dan Pengawas.
4. Dalam hal terdapat anggota Pengurus atau Pengawas yang tidak menandatangani laporan
tersebut, maka yang bersangkutan harus menyebutkan alasan tertulis.
5. Laporan tahunan disahkan oleh Pembina dalam rapat tahunan.
6. Ikhtisar laporan tahunan Yayasan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku dan diumumkan pada papan pengumuman di kantor Yayasan.
[/list]
Pasal 36
Perubahan Anggaran Dasar
[list type="numbered"]
1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan Rapat
Pembina, yang dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Pembina.
2. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari
seluruh jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.

4. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak tercapai, maka diadakan
pemanggilan Rapat Pembina yang kedua paling cepat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal
Rapat Pembina yang pertama.
5. Rapat Pembina kedua tersebut sah, apabila dihadiri lebih dari (satu per dua)dari
seluruh Pembina.
6. Keputusan Rapat Pembina kedua sah, apabila diambil berdasarkan persetujuan suara
terbanyak dari jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.
[/list]
Pasal 37
Pengaturan Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dasar
[list type="numbered"]
1. Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam Bahasa
Indonesia.
2. Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap maksud dan tujuan Yayasan.
3. Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan nama dan kegiatan Yayasan,
harus mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
4. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) cukup diberitahukan kepada Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
5. Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat Yayasan dinyatakan pailit,
kecuali atas persetujuan kurator.
[/list]
Pasal 38
Penggabungan
[list type="numbered"]
1. Penggabungan Yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 (satu) atau lebih
Yayasan dengan yayasan lain, dan mengakibatkan Yayasan yang menggabungkan diri
menjadi bubar.
2. Penggabungan Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan
memperhatikan
:

a. Ketidakmampuan Yayasan melaksanakan kegiatan usaha tanpa dukungan yayasan lain.


b. Yayasan yang menerima penggabungan dan yang bergabung kegiatannya sejenis, atau
c. Yayasan yang menggabungkan diri tidak pernah melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan Anggaran Dasarnya, ketertiban umum dan kesusilaan.
3. Usul penggabungan Yayasan dapat disampaikan oleh Pengurus kepada Pembina.
[/list]
Pasal 39
Tahapan Penggabungan
[list type="numbered"]
1. Penggabungan Yayasan ahnya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Pembina
yang dihadiri paling sedikit (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina yang
disetujui paling sedikit (tiga per empat) dari seluruh jumlah anggota Pembina yang
hadir.
2. Pengurus dari masing-masing Yayasan yang akan menggabungkan diri dan yang akan
menerima penggabungan menyusun usul rencana penggabungan.
3. Usul rencana penggabungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dituangkan dalam
rencana akta penggabungan oleh Pengurus dari yayasan yang akan menggabungkan diri
dan yang akan menerima penggabungan.
4. Rancangan akta penggabungan harus mendapat persetujuan dari Pembina masing-masing
Yayasan.
5. Rancangan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) dituangkan dalam akta
penggabungan yang dibuat di hadapan notaris dalam Bahasa Indonesia.
6. Pengurus Yayasan hasil penggabungan wajib mengumumkan hasil penggabungan dalam
surat kabar harian berbahasa Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
penggabungan selesai dilakukan.
7. Dalam hal penggabungan Yayasan diikuti dengan perubahan Anggaran Dasar yang
memerlukan persetujuan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, maka akta
perubahan Anggaran Dasar Yayasan wajib disampaikan kepada Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia untuk memperoleh persetujuan dengan dilampiri akta penggabungan.
[/list]
Pasal 40
Pembubaran

[list type="numbered"]
1. Yayasan
bubar
karena
:
a. alasan sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar
berakhir
b. tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah tercapai atau tidak
tercapai
c. putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap berdasarkan alasan :
1.
Yayasan
melanggar
ketertiban
umum
dan
kesusilaan
2. Tidak mampu membayar hutangnya setelah dinyatakan pailit, atau
3. Harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi hutangnya setelah pernyataan
pailit dicabut.
2. Dalam hal Yayasan bubar sebagaimana diatur dalam ayat (1) huruf a dan huruf b,
Pembina menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan Yayasan.
3. Dalam hal tidak ditunjuk likuidator, maka Pengurus brtindak sebagai likuidator.
4. Pembubaran Yayasaan hanya dapat dilakukan berdasarkan Keputusan Rapat Pembina
yang dihadiri paling sedikit (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina dan disetujui
paling sedikit (tiga per empat) dari seluruh jumlah anggota Pembina yang hadir.
[/list]
Pasal 41
Ketentuan Pembubaran
[list type="numbered"]
1. Dalam hal Yayasan bubar, Yayasan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali
untuk membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi.
2. Dalam hal Yayasan sedang dalam proses likuidasi, untuk semua surat keluar dicantumkan
frasa dalam likuidasi di belakang nama Yayasan.
3. Dalam hal Yayasan bubar karena putusan pengadilan, maka pengadilan juga menunjuk
likuidator.
4. Dalam pmbubaran Yayasan karena pailit, berlaku peraturan perundang-undangan di
bidang kepailitan.
5. Ketentuan mengenai penunjukan, pengangakatan, pemberhentian sementara,
pemberhentian, wewenang, kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta pengawasan
terhadap Pengurus, berlaku juga bagi likuidator.

6. Likuidator atau Kurator yang ditunjuk untuk melakukan pemberesan kekayaan Yayasan
yang bubar atau dibubarkan, paling lambat 5 (lima) hari terhitung sejak tanggal
penunjukan wajib mengumumkan pembubaran Yayasan dan proses likuidasinya dalam
surat kabar harian berbahasa Indonesia.
7. Likuidator atau Kurator dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sjak tanggal proses likuidasi berakhir, wajib mengumumkan hasil likuidasi dalam surat
kabar harian berbahasa Indonesia.
8. Likuidator atau Kurator dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak
tanggal pross likuidasi berakhir wajib melaporkan Pembubaran Yayasan kepada Pembina.
9. Dalam hal laporan mengenai pembubaran Yayasan sebagaimana dimaksud ayat (8) dan
pengumuman hasil likuidasi sebagaimana dimaksud ayat (7) tidak dilakukan, maka
bubarnya Yayasan tidak berlaku bagi pihak ketiga.
[/list]
Pasal 42
Cara Penggunaan Kekayaan Sisa Likwidasi
[list type="numbered"]
1. Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Yayasan lain yang mempunyai maksud
dan tujuan yang sama dengan Yayasan yang bubar.
2. Kekayaan sisa hasil likuidasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diserahkan
kepada badan hukum lain yang melakukan kegiatan yang sama dengan Yayasan yang
bubar, apabila hal tersebut diatur dalam Undang-Undang yang berlaku bagi badan hukum
tersebut.
3. Dalam hal kekayaan sisa hasil likuidasi tidak diserahkan kepada yayasan lain atau kepada
badan hokum lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), kekayaan tersebut
diserahkan kepada Negara dan penggunaannya dilakukan sesuai dengan maksud dan
tujuan Yayasan yang bubar.
[/list]
Pasal 43
Peraturan Penutup
[list type="numbered"]
1. Hal-hal yang tidak diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan
diputuskan oleh Rapat Pembina.

2. Menyimpang dari ketentuan Pasal 7 ayat (4), Pasal 13 ayat (1), Pasal 24 ayat (1)
Anggaran Dasar ini mengenai tata cara pengangkatan Pembina, Pengurus dan Pengawas
untuk pertama kalinya diangkat susunan Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan
dengan susunan sebagai berikut :
a. Pembina
Ketua : Nyonya Hajjah Laila Asmi Alimudin Sani, lahir di Padang, pada tanggal 21-111944.
Anggota : Nyonya Yulia Rachmatin, lahir di Teluk Betung, pada tanggal 17-07-1967.
Anggota : Nona Indah Pristiani, lahir di Jakarta, pada tanggal 30-03-1973.
b. Pengurus
Ketua Umum : Nyonya Sulistiani Faozah, Sarjana Pertanian, lahir di Purbalingga, pada
tanggal 08-11-1971.
Ketua : Nyonya Harmiwita AS, lahir di Ulu Danau, pada tanggal 12-09-1982.
Ketua : Nyonya Yuniati, lahir di Tanjung Karang, pada tanggal 27-06-1968.
Sekretaris Umum : Nona Karty Mulyana, lahir di Merambung, pada tanggal 24-09-1990.
Sekretaris : Nyonya Nurhidayah, lahir di Poncowati, pada tanggal 29-09-1987.
Bendahara : Nona Amelina, lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 28-12-1984.
c. Pengawas
Ketua : Nyonya Hajjah Nila Susanti Zulfikar, lahir di Banjarmasin, pada tanggal 21-021972.
Anggota : Nona Nur Fitria, lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 09-03-1986.
Anggota: Nyonya Siswati, lahir di Baturaja, pada tanggal 16-05-1980.
3. Pengangkatan anggota Pembina Yayasan, anggota Pengurus Yayasan dan anggota
Pengawas Yayasan tersebut telah diterima oleh masing-masing yang bersangkutan dan
harus disahkan dalam Rapat Pembina pertama kali diadakan, setelah Akta Pendirian ini
mendapat pengesahan atau didaftarkan pada Instansi yang berwenang, Pengurus Yayasan
dan baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri dengan hak untuk memindahkan
kekuasaan ini kepada orang lain dikuasakan untuk memohon pengesahan dan atau
pendaftaran atas Anggaran Dasar ini kepada instansi yang berwenang dan untuk membuat
pengubahan dan atau tambahan dalam bentuk yang bagaimanapun juga yang diperlukan
untuk memperoleh pengesahan tersebut dan untuk mengajukan serta menandatangani
semua permohonan dan dokumen lainnya, untuk memilih tempat kedudukan dan untuk
melaksanakan tindakan lainnya mungkin diperlukan.
[/list]
Pengurus Pusat Yayasan Sepakat Karya Utama
Tertanda
Ketua Umum
SULISTIANI FAOZAH
Sekretaris Umum
KARTY MULYANA

Bendahara
AMELINA
ANGGARAN DASAR
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)
QOTHROTUL FALAH CIKULUR
MUKADDIMAH
Bismillahirrahmanirrahim
Kesuksesan pembangunan manusia sempurna (insan kamil) dan pembinaan masyarakat Islam,
banyak terfokus pada kesempurnaan proses pendidikan. Dengan kesempurnaan proses
pendidikan ini baik pendidikan yang berorientasi hati maupun akal , insan-insan yang
bertaqwa, berbudi luhur, berilmu yang amaliyah dan beramal ilmiyah, bertanggungjawab
terhadap agama, bangsa dan negara, diharapkan lebih mudah diwujudkan.
Atas dasar itu semua, dengan mengharap taufiq, hidayat dan inayah Allah, maka disusunlah
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Yayasan Pendidikan Islam (YPI)
Qothrotul Falah sebagai berikut :
PASAL 1
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Yayasan ini bernama YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI) QOTHROTUL FALAH dan
berkedudukan di Jl. Sampay-Cileles Km. 5 Desa Sumurbandung, Kecamatan Cikulur, Kabupaten
Lebak Propinsi Banten.
PASAL 2
WAKTU DAN LAMANYA
Yayasan ini terdaftar secara resmi di kantor notaris pada tanggal 31 Juli 1991, sesuai Akta
Notaris NUZWAR SH No. 8 tertanggal 31 Juli 1991 dan berlaku untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
PASAL 3
AZAS
Yayasan ini berazaskan :
1) Agama Islam berhaluan Ahlus-Sunnah wa al-Jamaah
2) Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
PASAL 4
SIFAT
Yayasan ini bersifat terbuka dengan dasar kekeluargaan dan gotong-royong serta berjiwa sosial.
PASAL 5

VISI
Bernuansa Islami, unggul dalam prestasi, menjunjung tinggi tradisi, santun dalam bersikap,
diminati masyarakat dan meraih kemuliaan hidup dalam kebahagiaan masa depan.
PASAL 6
MISI
1.

Membina peserta didik berdasarkan keimanan dan ketakwaan.


2. Mewujudkan tercapainya peningkatan mutu pendidikan.
3. Mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan Iptek dan Kebudayaan.
4. Membina akhlak dan budi pekerti.
5. Meningkatkan pelayanan pendidikan bagi masyarakat.
6. Menyebar semangat demokrasi secara inovatif.
7. Mengantarkan peserta didik menggapai prestasi.
8. Membangkitkan daya juang bagi kemuliaan hidup dan kebahagiaan masa depan.
PASAL 7
ATRIBUT
a. Logo : 1. Warna dasar hijau
2. Sudut luar berjumlah lima sebagai simbol rukun Islam
3. Terdapat gambar buku kodong yang tidak tertulisi
4. Terdapat gambar kubah berwarna kuning
5. Terdapat gambar bulan sabit
6. Terdapar garis dalam berjumlah 5 sebagai simbol Pancasila
7. Terdapat tulisan Pondok Pesantren Qothrotul Falah
b. Bendera : 1. Warna dasar hijau
2. Berbentuk kotak dengan ukuran 1,5 m x 1 m
3. Terdapat logo dengan ketentuan sesuai Pasal 7 butir a
PASAL 8
TUJUAN
Tujuan Yayasan ini:
1) Meningkatkan SDM dan fasilitas pendidikan demi tercapainya upaya peningkatan kualitas
pendidikan.
2) Mengembangkan dakwah Islamiyah di masyarakat demi terciptanya muslim taqwa, berbudi
luhur, berpengetahuan mempuni, cakap dan terampil serta bertanggungjawab terhadap agama,
bangsa dan negara.
3) Merevitalisasi kebudayaan Islam di wilayah Yayasan demi membendung kebudayaan asing
yang bertentangan dengan syariat Islam atau kepribadian bangsa Indonesia.
4) Membantu memberikan keringanan biaya pendidikan kepada santri yang tidak mampu.
PASAL 9

UPAYA
Untuk mencapai maksud dan tujuan ini, Yayasan ini berupaya:
1) Mendirikan dan merawat masjid sebagai sentral kegiatan pendidikan keislaman/keagamaan.
2) Mendirikan dan merawat gedung-gedung (sekolah, madrasah, perpustakan, laboratorium, dll)
yang menjadi unit pendidikan Yayasan.
3) Mempersiapkan tenaga pengajar yang professional di sekolah-sekolah dan madrasahmadrasah yang menjadi unit pendidikan Yayasan.
4) Menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan di luar Yayasan, baik pemerintah maupun
swasta.
5) Membentuk kader-kader muslim bermental Islami dan berperadaban maju.
6) Memberikan beasiswa/santunan pada santri yang tidak mampu dalam proses menempuh
pendidikannya.
7) Mengadakan usaha-usaha yang halal dan bermanfaat bagi Yayasan dan masyarakat.
PASAL 10
KEKAYAAN YAYASAN
Kekayaan Yayasan ini lebih berupa tanah, bangunan dan barang-barang inventaris yang terdiri
dari :
1) Bangunan masjid (1 buah) dan barang-barang inventarisnya.
2) Tiga blok bangunan sekolah dan madrasah (total berjumlah 8 ruangan kelas) serta barangbarang inventarisnya. 1 ruang guru, kantor dua lantai dan 1 ruang TU. Asrama santri (3 kobong
putera dan 3 konong puteri). 6 saung.
3) Tanah musabbal seluas + 14000 M2 yang diperoleh dari para waqif.
5) Gedung perpustakaan 9x11 M.
6) Perumahan guru (3 rumah).
7) Gedung pramuka seluas 7x7 M, 1 sanggar seni dan PMR, 3 MCK.
8) Gudang seluas 7x7 M.
9) Lapangan futsal, bulu tangkis dan voli.
10) Bengkel otomotif.
11) 1 Kantin, 1 koperasi.
12) Hibah, hibah wasiat, wasiat dan waqaf.
13) Majelis Puteri (2 ruangan)
14) Usaha-usaha lain yang halal dan tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah.
15) Alat-alat ekstrakurikuler (drumband, marawis, rebana, bulu tangkis, bola, futsal, dll).
PASAL 11
PENDIRI DAN PENGURUS YAYASAN
Yayasan ini didirikan oleh Alm Drs. H. Jazuli, KH. Muchsin, KH. Rafii Ali dan KH. Achmad
Syatibi Hambali.
Kepengurusan Yayasan tahun 2011-2013 dijabat oleh:
Dewan Penasehat : 1. KH. Muchsin
: 2. KH. Rafii Ali
Ketua : KH. Achmad Syatibi Hanbali

Wakil Ketua : Drs. H. Suparto, M.Pd.


Sekretaris : Nurul H. Maarif, M.A.
Bendahara : Hj. Dede Mardiah
Anggota : Drs. Engkus Kusnadi, M.Pd.
: Udong Khudori
: Ahmad Amrullah
PASAL 12
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN PENGURUS
Keanggotaan pengurus berakhir karena :
1) Meninggal dunia.
2) Atas permintaan sendiri.
3) Lembaga dinyatakan pailit.
4) Diberhentikan oleh rapat pengurus, karena melalukan tindakan yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Yayasan.
5) Habis masa bakti atau jabatannya.
PASAL 13
HAK DAN KEWAJIBAN
1) Pengurus Yayasan berhak menggunakan fasilitas yang diperuntukkan oleh Yayasan dan
berkewajiban menjalankan tugasnya sesuai ketentuan AD/ART Yayasan.
2) Pengurus Yayasan bertindak mengatur pembagian pekerjaan diantara mereka dan berusaha
menjalankan pekerjaan itu sebaik-baiknya.
3) Jika terdapat lowongan kepengurusan, maka pengurus Yayasan harus mengisi secepat
mungkin, baik diambil dari mereka sendiri maupun orang luar, atas saran para pendiri.
PASAL 14
DEWAN PENASEHAT
Yayasan ini mempunyai dewan penasehat paling sedikit seorang.
PASAL 15
RAPAT BADAN PENGURUS
1) Pengurus Yayasan wajib mengadakan rapat internal sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali,
dan jika dianggap perlu oleh pengurus Yayasan dapat diadakan rapat sewaktu-waktu secara
insidental.
2) Pengurus Yayasan wajib mengadakan rapat evaluasi kinerja kepengurusan sebulan sekali.
3) Pimpinan rapat dipegang oleh Ketua Yayasan atau yang diberi mandat olehnya.
4) Rapat dianggap sah jika dihadiri oleh lebih dari separuh pengurus Yayasan, dan keputusan
diambil melalui suara terbanyak.
5) Masing-masing anggota berhak mengeluarkan pendapat.
6) Seorang pengurus Yayasan yang berhalangan hadir, tidak dapat diwakilkan kepada siapapun
dan suaranya dianggap gugur, kecuali ada kebijakan tertentu dari Ketua Yayasan.

PASAL 16
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga atau peraturan-peraturan lainnya, yang akan disusun oleh Pengurus Yayasan dan
tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
PASAL 17
TAHUN BUKU
Tahun buku Yayasan selalu ditutup pada akhir periode kepengurusan.
PASAL 18
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Anggaran Dasar ini hanya dapat dirubah pada rapat pengurus lengkap dan sengaja diadakan
untuk itu oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) anggota yang hadir.
PASAL 19
PEMBUBARAN
Yayasan ini bisa dibubarkan oleh dan bila:
1. Yayasan ini dapat dibubarkan oleh pemerintah yang berwenang bila dinilai melanggar
ketentuan yang ada.
2. Yayasan ini dapat dibubarkan oleh rapat umum Pengurus Yayasan yang sengaja diadakan
untuk itu, dihadiri Pengurus lengkap, dan disetujui sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
yang hadir dalam rapat tersebut.
3. Sisa harta kekayaan Yayasan diserahkan kembali pada Yayasan/badan sosial/pendidikan
yang seazas dan mempunyai tujuan yang sama dengan Yayasan ini.
PASAL 20
LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur secara musyawarah
kekeluargaan oleh pengurus Yayasan.

ANGGARAN RUMAH TANGGA


YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI) QOTHROTUL FALAH
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1

Selain pengurus yang ditentukan, dalam Keanggotaan Pengurus, terdiri dari ;


1) Anggota Badan Pengurus Kehormatan, adalah mereka yang dipilih dan diangkat langsung
oleh sesepuh dan atau Ketua Yayasan untuk tugas-tugas khusus.
2) Anggota Badan Pengurus Biasa, adalah mereka yang dipilih dan diangkat berdasarkan hasil
musyawarah dengan memperhatikan saran-saran dan acuan dari sesepuh dan atau Ketua
Yayasan.
BAB II
PENGURUS YAYASAN
Pasal 2
Pengurus Yayasan terdiri atas dengan tugasnya masing-masing:
1) Dewan Penasehat
2) Ketua
3) Wakil Ketua
4) Sekretaris
5) Bendahara
6) Anggota
Pasal 3
1) Kewajiban anggota Badan Pengurus Kehormatan :
a) Mentaati AD/ART Yayasan.
b) Memelihara dan menjaga nama baik Yayasan.
2) Hak anggota Badan Pengurus Kehormatan :
a) Memberikan pendapat dan saran-saran.
b) Membela diri atau memperoleh pembelaan.
c) Memperoleh penghargaan.
Pasal 4
1) Kewajiban anggota Badan Pengurus Kehormatan :
a) Mentaati AD/ART Yayasan.
b) Memelihara dan menjaga nama baik Yayasan.
2) Hak anggota Badan Pengurus Biasa :
a) Memilih dan dipilih, dengan memperhatikan saran dan acuan dari sesepuh dan atau Ketua
Yayasan.
b) Memberikan pendapat dan saran-saran.
c) Membela diri atau memperoleh pembelaan.
d) Memperoleh penghargaan dan menggunakan fasilitas Yayasan.
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 5
1) Penasehat, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Memberikan nasehat, arahan dan pertimbangan kepada pengurus, diminta maupun tidak
diminta.

2) Ketua, mempunyai tugas dan wewenang :


a) Menjalankan roda keberlangsungan hidup Yayasan.
b) Memberi penjelasan kepada masyarakat.
c) Mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus, Kepala Sekolah, Kepala Madrasah, staf,
guru, dan karyawan.
d) Membuat Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Yayasan (RAPBY).
e) Mengawasi dan memeriksa keuangan Yayasan.
3) Wakil Ketua, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Mewakili Ketua apabila berhalangan.
b) Membantu tugas-tugas Ketua.
4) Sekretaris, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Membuat nomor kode surat dan mengarsipkan surat keluar masuk.
b) Menyusun dan mengagendakan bersama-sama Ketua, mengkordinasikan dan menertibkan
administrasi Yayasan.
5) Bendahara, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Menerima, membukukan dan mengamankan keuangan Yayasan.
b) Menyediakan keuangan berdasarkan kebutuhan.
c) Mendistribusikan keuangan berdasarkan anggaran.
d) Menyampaikan laporan berkala pada musyawarah Pengurus.
e) Mengelola dan mengembangkan keuangan Yayasan.
f) Mengeluarkan bisyarah Pengurus, Kepala, Staf, Guru dan Karyawan.
g) Mengeluarkan uang Yayasan harus ada rekomendasi Ketua Yayasan.
h) Bersama Kepala Sekolah dan Kepala Madrasah menyusun RAPBS/RAPBM.
i) Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Yayasan
(APBY).
6) Kepala Sekolah/Madrasah, mempunyai tugas dan wewenang :
a) Menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
b) Menentukan dan mengevaluasi pembagian kerja bagi Staf di bawahnya.
c) Melakukan pembinaan terhadap Staf dan Guru.
d) Memberi rekomendasi dan penilaian atas prestasi Staf dan Guru yang dipimpinnya.
e) Membuat RAPBS/M.
f) Bertanggungjawab atas tunggakan keuangan unit.
g) Membuat laporan pertanggung-jawaban secara berkala kepada Bagian Pengajaran.
BAB IV
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 6
1) Pengangkatan
a) Pengurus; pengangkatan anggota Pengurus dilaksanakan melalui rapat anggota Pengurus.
b) Kepala Sekolah/Madrasah; pengangkatan Kepala Sekolah/Madrasah dilaksanakan melalui
rapat anggota Pengurus berdasarkan minimal 2 orang calon yang diajukan unit yang dipilih
secara demokratis dalam rapat terbuka.
c) Staf Sekolah/Madrasah; pengangkatan Staf Sekolah/Madrasah dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut :
(1) Rekruitment oleh Kepala Sekolah/Madrasah.

(2) Meminta rekomendasi pada pihak-pihak yang dianggap berkompeten.


(3) Pengangkatan yang bersangkutan oleh Ketua Yayasan.
d) Karyawan, pengangkatan karyawan Sekolah/Madrasah dilaksanakan melalui rapat anggota
Pengurus.
2) Pemberhentian
a) Pemberhentian anggota Pengurus, dilaksanakan sesuai Anggaran Dasar Yayasan Pasal 11.
b) Kepala Sekolah/Madrasah, Staf, Guru dan Karyawan dinyatakan berhenti, karena :
(1) Masa jabatannya berakhir.
(2) Atas permintaan sendiri.
(3) Diberhentikan oleh rapat pengurus, karena melakukan tindakan yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan, dengan prosedur sebagai berikut :
- Peringatan lisan secara kekeluargaan, maksimal 2 kali.
- Teguran tertulis 1 kali.
- Peringatan tertulis 1 kali
- Pencabutan amanat dari yang bersangkutan.
BAB V
KRITERIA DAN SYARAT PENGANGKATAN
Pasal 7
Kriteria pengangkatan Kepala Sekolah/Madrasah, Staf, Guru dan Karyawan :
1) Latar belakang pendidikan :
a) Alumnus pondok pesantren salaf maupun modern.
b) Sarjana perguruan tinggi Islam maupun umum.
c) Aktifis organisasi keagamaan.
d) Kebijakan Sesepuh dan atau Ketua Yayasan.
2) Profil yang diutamakan :
a) Mampu membaca al-Quran dengan fasih.
b) Menguasi ilmu alat dengan baik, bagi pemegang bidang studi agama.
c) Memiliki pengetahuan tentang perkembangan sosial kemasyarakatan.
d) Sehat jasmani dan mental.
e) Berakhlaqul karimah.
f) Memiliki kapabilitas dalam disiplin ilmunya.
g) Mampu mengajar dengan baik.
h) Memiliki loyalitas dan bertanggungjawab kepada Yayasan.
i) Bisa menjadi teladan bagi siswa/santri.
Pasal 8
Syarat-syarat Kepala Sekolah/Madrasah :
1) Kepala Sekolah/Madrasah minimal telah mengabdi selama 3 tahun, atau sesuai petunjuk
Sesepuh dan atau Ketua Yayasan.
2) Kepala Sekolah/Madrasah tidak merangkap jabatan sebagai anggota Pengurus.
3) Memenuhi persyaratan akademis, yaitu :
a) Untuk MTS/SMA, minimal sarjana S1.
b) Untuk Madrasah Diniyah Awaliyah/Wustho, minimal alumni pesantren dengan kualifikasi
keilmuan agama yang mempuni.

BAB VI
MASA JABATAN
Pasal 9
1) Pengurus, masa jabatannya adalah 3 tahun dan dapat dipilih kembali.
2) Kepala Sekolah/Madrasah dan staf, masa jabatannya adalah 3 tahun.
3) Kepala Sekolah/Madrasah dan Staf dapat dipilih kembali melalui prosedur yang telah
ditetapkan.
BAB VII
KODE ETIK GURU
Pasal 10
1) Disiplin waktu.
2) Menjaga keaktifan Sekolah/Madrasah.
3) Berkewajiban menyampaikan materi sesuai kurikulum.
4) Tidak merokok saat mengajar.
5) Jika terpaksa udzur, hendaklah mengajukan surat ijin terlebih dahulu dan atau memberi tugas.
6) Menjaga nama baik dan citra Yayasan.
7) Saling mengingatkan antara sesama anggota pengurus, Kepala Sekolah/Madrasah, Staf, Guru
dan karyawan.
8) Hadir pada rapat, breefing, dan pertemuan-pertemuan lain dengan disiplin.
9) Mematuhi dan menghormati semua tata tertib yang telah ditetapkan Yayasan.
10) Berpakaian rapi dan sopan.
BAB VIII
RAPAT-RAPAT
Pasal 11
1) Rapat pengurus diadakan sesuai Anggaran Dasar Yayasan Pasal 15.
2) Rapat Sekolah/Madrasah diadakan sesuai ketentuan masing-masing, dan dipimpin oleh
Kepala Sekolah/Madrasah atau yang diberi mandat.
3) Rapat penyusunan RAPBS/M diadakan menjelang berakhirnya tahun pelajaran, selambatnya
satu bulan sebelum akhir tahun pelajaran.
5) Rapat penyusunan RAPBY diadakan selambatnya satu bulan setelah tersusunnya RAPBS/M.
6) Rapat Yayasan dengan Kepala Sekolah/Madrasah dan Staf diadakan sekurangnya satu kali
dalam 6 bulan.
7) Rapat bersama antara Pengurus dan Guru diadakan sekurang-kurangnya sekali setahun.
BAB IX
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
Pasal 12
1) Tanah wakaf
2) Pendapatan bulanan berupa syahriyah santri.

3) Pendapatan non bulanan yang terdiri dari :


a) Pendaftaran.
b) DSP (Dana Sumbangan Pendidikan).
c) Herregistrasi/DU (Daftar Ulang).
d) Pendapatan lain yang bersifat insidentil.
4) Bantuan masyarakat yang halal dan tidak mengikat.
5) Bantuan instansi Pemerintah dan swasta yang halal dan tidak mengikat.
6) Dana ujian
7) Retribusi kantin/pedagang.
Pasal 13
1) Semua dana wajib disetorkan kepada Yayasan melalui rekening yayasan.
2) Dana yang dikelola Sekolah/Madarasah, sesuai dengan peruntukan dan pendapatannya ialah :
a) Dana Bantuan Pemerintah, kecuali bantuan fisik.
b) Pendapatan Bulanan dan Non Bulanan.
c) Dana ujian.
d) Hasil pengembangan usaha masing-masing unit, bukan dari hasil sumbangan masyarakat.
BAB X
BISYARAH
Pasal 14
Bisyarah terdiri dari :
1) Bisyarah Pengurus Yayasan.
2) Tunjangan Hari Raya (THR).
3) Tunjangan jabatan, yang diperuntukkan bagi Kepala Sekolah/Madrasah, Wakil Kepala, TU
dan Wali Kelas.
4) Tunjangan Pengabdian, yang diperuntukkan bagi Guru dengan melihat lama pengabdiannya,
yaitu :
a) Golongan A, diatas 15 tahun
b) Golongan B, antara 10 sampai 15 tahun
c) Golongan C, antara 5 sampai 10 tahun
6) HR mengajar Guru dihitung berdasarkan beban mata pelajaran dan jam.
7) HR guru piket berdasarkan kehadiran.
8) Transportasi kehadiran.
Pasal 15
1) Bisyarah Pengurus Yayasan, Tunjangan Hari Raya (THR), dan Tunjangan Pengabdian bagi
Guru ditanggungkan kepada Yayasan.
2) Tunjangan jabatan, HR dan Transportasi kehadiran Guru ditanggungkan kepada masingmasing unit atas persetujuan Yayasan.
BAB XI
CUTI
Pasal 16

Hak untuk mendapatkan cuti dibedakan menjadi :


1) Hak cuti umum, yaitu hak untuk libur pada hari-hari yang diliburkan Yayasan dan akan tetap
mendapatkan bisyarah.
2) Cuti bersyarat, yaitu cuti yang diakibatkan kondisi yang tidak memungkinkan untuk
melaksanakan tugasnya.
3) Hak cuti bersyarat diberikan kepada yang memerlukan melalui pengajuan ijin cuti terlebih
dahulu kepada Yayasan.
4) Bagi guru yang dinyatakan cuti bersyarat tetap diberikan tunjangannya, kecuali HR dan
Transportasi mengajarnya yang akan diberikan kepada penggantinya.
BAB XII
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Pasal 17
1) Semua pengadaan sarana dan prasarana Yayasan dan unit-unitnya dilaksanakan oleh Bidang
Sarana dan Prasarana dan dikontrol dan disetujui oleh Yayasan.
2) Perawatan sarana dan prasarana pendidikan dilaksanakan oleh masing-masing unit dan
dibebankan pada keuangan unit.
BAB XIII
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 18
1) ART akan ditinjau kembali bila dianggap perlu.
2) Koreksi terhadap ART ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
3) Setiap komponen YPI-QF diharuskan mengetahui dan mengamalkan isi AD/ ART ini.
4) Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan.
5) Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan ditetapkan kembali dalam peraturan
tambahan.
Ditetapkan di : Villa Sambolo Carita
Tanggal : 25 Juni 2011
Pukul : 23.53 WIB
Presidium Sidang I

AANG ABDURRAHMAN, S.E.

Presidium Sidang II

AHMAD AMRULLAH

Menyetujui,
Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Qothrotul Falah

KH. ACHMAD SYATIBI HAMBALI

Vous aimerez peut-être aussi