Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ANGGARAN DASAR
YAYASAN AS-SODIKINIYAH CIPEUTI
PERIODE 2013 2014
BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN & WAKTU
1. Yayasan ini bernama YAYASAN AS-SODIKINIYAH
2. Yayasan AS-SODIKINIYAH berkedudukan di kota Bandung Barat Propinsi Jawa Barat.
3. Yayasan AS-SODIKINIYAH resmi didirikan pada tanggal 18 Nopember 1987 M.
4. Yayasan AS-SODIKINIYAH bergerak dalam waktu yang berkesinambungan.
BAB II
AZAS
1. Yayasan AS-SODIKINIYAH berazaskan Pancasila & UUD 1945.
BAB III
TUJUAN, FUNGSI & SIFAT
1. Tujuan : Bergerak dibidang social, kemanusiaan dan keagamaan.
2. Fungsi : Sebagai wadah Pendidikan budi pekerti & Pembinaan mental spritual menuju
masyarakat Madani
3. Sifat : Independent, Edukatif, Legal, Objektif dan Global.
BAB IV
KEGIATAN YAYASAN & PENGELOLAAN YAYASAN
1. Yayasan AS-SODIKINIYAH bergerak dalam bidang pendidikan, sosial keagamaan &
kemasyarakatan.
2. Pengelolaan Yayasan AS-SODIKINIYAH diselenggarakan oleh tiap-tiap anggota Yayasan ASSODIKINIYAH dibantu beberapa relawan non struktural yang mendapat legitimasi khusus dari
Dewan Pembina/Penasehat.
BAB V
KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan Yayasan AS-SODIKINIYAH terdiri dari :
a) Anggota Biasa
b) Anggota Luar Biasa
c) Anggota Kehormatan
BAB VI
STRUKTUR YAYASAN
1. Struktur Yayasan AS-SODIKINIYAH terdiri atas :
a) Dewan Pembina/Penasehat
b) Pengurus Harian
BAB VII
PERBENDAHARAAN
1. Harta benda & keuangan Yayasan AS-SODIKINIYAH terdiri atas :
a) Dana Awal
b) Hasil usaha halal & kreatif
c) Waqaf, Infak & sedekah
d) Hasil kerja sama Lembaga Donor & Dermawan
e) Inventaris Yayasan AS-SODIKINIYAH
BAB VIII
ATURAN TAMBAHAN
1. Hal lain yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur selanjutnya dalam
Anggaran Rumah Tangga & peraturan / ketentuan tersendiri yang disahkan oleh Dewan
Pembina/Penasehat.
2. Perubahan Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga dilakukan di Musyawarah Kerja
dengan persetujuan Dewan Pembina/Penasehat & 2/3 suara setuju dari Anggota Biasa Yayasan
AS-SODIKINIYAH.
BAB IX
PEMBUBARAN YAYASAN
1. Pembubaran Yayasan AS-SODIKINIYAH hanya dilakukan oleh Dewan Pembina/Penasehat.
BAB X
ATURAN PERALIHAN
1. Pengalihan Yayasan AS-SODIKINIYAH & perbendaharaannya adalah Hak Preoregatif Dewan
Pembina/Penasehat.
BAB I
ATRIBUT
Pasal 1
1. Logo Yayasan AS-SODIKINIYAH adalah:
Al-Quran diharapkan selalu menjadi pedoman hidup (way of life) sesuai dengan firman Allah
dalam surat Al-Maidah ayat 16 Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya,
dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Q.S. Al-Maidah [5]:16).
Tiga tangga masjid diinterpretasikan sebagai bentuk Iman, Islam dan Ihsan; antara ketiga
kekuatan itu saling kerja sama dan saling membutuhkan dalam mencapai puncak kerelaan Allah.
Lima buah pilar (tiang) dan sebuah menara (kubah) masjid ditunjukan sebagai kesatuan rukun
Iman.
Padi dan Kapas melambangkan Yayasan As-Sodikiniyah sebagai daerah agraris. Cukup
sandang dan pangan
Candera (bulan).
4. Stempel Yayasan AS-SODIKINIYAH bergambar logo Yayasan AS-SODIKINIYAH dengan
tinta stempel berwarna hijau.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
1. Anggota Biasa adalah setiap anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH yang telah memenuhi
persyaratan mutlak Yayasan AS-SODIKINIYAH melalui persetujuan Dewan Pembina/Penasehat.
2. Anggota Luar Biasa adalah anggota biasa ataupun relawan yang dianggap berjasa dalam
pengembangan Yayasan.
3. Anggota Kehormatan adalah Individu/Pemerhati yang mempunyai andil besar serta berjasa
dalam pengembangan Yayasan AS-SODIKINIYAH dan mendapat legitimasi khusus Dewan
Pembina/Penasehat.
Pasal 3
Prosedur Penetapan Keanggotaan
1. Anggota Biasa
a) Muslim.
b) Mengikuti kaderisasi di Majlis Khusus Yayasan AS-SODIKINIYAH.
c) Menerima & mentaati segala peraturan yang berlaku dalam Yayasan AS-SODIKINIYAH.
d) Mendapatkan persetujuan Dewan Pembina/Penasehat.
2. Prosedur penetapan Anggota Luar Biasa & Anggota Kehormatan adalah keputusan Dewan
Pembina/Penasehat.
BAB III
STRUKTUR YAYASAN
Pasal 4
Dewan Pembina/Penasehat
1. Dewan Pembina/Penasehat adalah Pemegang Kekuasaan tertinggi dalam Yayasan ASSODIKINIYAH
2. Segala peraturan & ketentuan serta program kerja Yayasan AS-SODIKINIYAH adalah
sepengetahuan dan persetujuan Dewan Pembina/Penasehat.
Pasal 5
Pengurus Harian
1. Struktur pengurus harian terdiri atas :
a) Ketua
b) Sekretaris
c) Bendahara
d) Staf Departemen
2. Staf departemen dikoordinir oleh 1 (satu) orang atau lebih Koordinator Umum.
BAB IV
PENGURUS HARIAN
Pasal 6
1. Pengurus Harian adalah Anggota Biasa Yayasan AS-SODIKINIYAH yang disahkan melalui
Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Pembina/Penasehat
2. Kepengurusan Yayasan AS-SODIKINIYAH dipimpin oleh seorang Ketua.
3. Dalam melakukan Program Kerja, Ketua dibantu oleh 1 (satu) orang sekretaris, 1 (satu) orang
Bendahara dan 1 (satu) orang atau lebih Koordinator Umum serta beberapa Staf Departemen.
Pasal 7
Masa Jabatan
1. Masa jabatan Pengurus Yayasan AS-SODIKINIYAH adalah 2 (dua) tahun dalam satu periode
dan dapat dipilih kembali pada periode berikutnya.
2. Jika Ketua wafat, berhenti atau tak dapat melakukan tugas dan kewajibannya maka ia
digantikan oleh Anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH yang dipilih melalui Musyawarah Luar
Biasa ataupun melalui Hak Preoregatif Dewan Pembina/Penasehat.
BAB V
KODE ETIK
Pasal 8
Setiap Anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH harus senantiasa :
Pasal 10
Sanksi Anggota
1. Setiap anggota akan dikenakan sanksi/hukuman apabila melakukan pelanggaran atas segala
ketentuan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Dewan Pembina/Penasehat & Yayasan ASSODIKINIYAH
2. Sanksi / hukuman yang dapat dijatuhkan kepada anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH adalah
a) Teguran atau peringatan
b) Diberhentikan sementara (Schorsing)
c) Pemecatan
3. Sanksi / hukuman serta masa hukuman adalah Hak Mutlak Dewan Pembina/Penasehat.
4. Ketua Yayasan AS-SODIKINIYAH berhak menegur dan memperingati setiap Anggota Biasa
bila melakukan pelanggaran sesuai prosedur dan batasan Dewan Pembina/Penasehat.
BAB VII
MUSYAWARAH
Pasal 11 Jenis-jenis Musyawarah
1. Musyawarah Besar :
Musyawarah yang dilakukan sekali dalam 1 (satu) periode sebagai wadah pemilihan, penyusunan
Pasal 12
1. Peserta musyawarah adalah Dewan Pembina/Penasehat & Anggota Biasa Yayasan ASSODIKINIYAH serta Individu yang diperbolehkan ikut serta dalam musyawarah.
2. Musyawarah dipimpin oleh seorang ketua dibantu oleh sekretaris dan bendahara serta anggota
Yayasan AS-SODIKINIYAH.
2. Musyawarah dianggap sah, bila diikuti oleh 2/3 anggota
3. Bila tidak memenuhi quorum, musyawarah dapat diselenggarakan apabila ditambah 1 (satu)
setiap suara setuju dari anggota yang hadir.
4. Hasil musyawarah dilaporkan kepada Dewan Pembina/Penasehat dan dilaksanakan oleh
anggota Yayasan AS-SODIKINIYAH.
BAB VIII
PERBENDAHARAAN
Pasal 13
1. Perbendaharaan Yayasan adalah kuasa Yayasan AS-SODIKINIYAH atas rekomendasi Dewan
Pembina/Penasehat.
2. Keuangan Yayasan AS-SODIKINIYAH dipegang dan dikeluarkan oleh bendahara.
3. Pemakaian fasilitas Yayasan adalah sepengetahuan & persetujuan pihak Yayasan ASSODIKINIYAH.
4. Keuangan dan harta benda lainnya dapat di audit jika dianggap perlu.
5. Besarnya keuangan transparan kepada seluruh anggota.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 14
1. Hal hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur selanjutnya dalam
ketentuan tersendiri yang disahkan oleh Dewan Pembina/Penasehat.
Ditetapkan di Cipeuti, 21 Desember 1987
Mukadimah
ANGGARAN DASAR
YAYASAN NURULHIDAYAH PASUNDAN
Dalam menyikapi era globalisasi yang diwarnai oleh semakin meningkatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka seluruh manusia yang mendambakan kenyamanan dan
keseimbangan hidup harus pula membekali dirinya dengan keimanan dan ketaqwaan.
Pancasila sebagai falsafah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi
warga Negara Republik Indonesia adalah sebagai suatu landasan kehidupan yang mengandung
nilai-nilai keseimbangan lahiriah dan bathiniyah sehingga menjadikan kehidupan yang sejahtera
bagi pengamalnya, permasalahan yang timbul adalah ternyata Sumber Daya Manusia (SDM)
yaitu tingkat kesadaran dan kualitas manusianya belum sama bahkan cenderung masih lemah.
Padahal potensi untuk itu ternyata masih cukup tersedia pada dirinya dan terutama di lingkungan
generasi muda sebagai pewarisnya.
Terdorong oleh kondisi dan situasi yang seperti tersebut di atas, maka sambil memohon
ridho dan kekuasaan kepada Allah SWT, Yayasan Nurulhidayah Pasundan mengembangkan
kiprahnya dalam menanamkan keimanan dan ketakwaan umat yang diwarnai dengan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang berwawasan lingkungan.
Usaha tersebut insya Allah diwujuskan dalam bentuk perpaduan antara Pendidkan Formal
dari mulai TK sampai Perguruan Tinggi. Non Formal PAUD, PKBM, dan Pendidikan Pesantren
dari Kitab-kitab Kuning Allusunnah Waljamaah ditambah dengan keterampilan Otomotif, LKP
Komputer dan Pertanian/peternakan serta Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Iptek. Untuk
mencapai usaha tersebut, maka perlu disusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Yayasan Nurulhidayah Pasundan yang diuraikan sebagai berikut:
Pasal 1
Nama Tempat dan Kedudukan
Yayasan ini bernama YAYASAN NURULHIDAYAH PASUNDAN, Selanjutnya dalam
Anggaran Dasar ini disebut YAYASAN NHP berkedudukan di Cianjur dengan alamat kantor
pusat Kampung Neglasari, Rukun Tetangga 02, Rukun Warga 11, Desa Haurwangi, Kecamatan
Haurwangi, Kabupaten Cianjur dengan cabang-cabang atau tempat lain yang dianggap perlu oleh
pendiri YAYASAN NHP.
Pasal 2
Waktu Pendirian.
Nurulhidayah Pasundan didirikan mulai 26 Mei 2008 dan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
Pasal 3
Azas
Nurulhidayah Pasundan Berazaskan Pancasila dan Syariat Islam
Pasal 4
Maksud dan Tujuan
Berkiprah membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa menyelenggarakan
pendidikan yang terpadu antara sekolah umum, kemanusiaan dan pesantren mengembangkan
sikap mental dan akhlaqul karimah generasi muda dan santri.
Pasal 5
Usaha-Usaha
1.
Menyelenggarakan Pendidikan Formal dari tingkat taman kanak-kanak s/d perguruan tinggi
(PAUD,TK,SD Plus,SMP Plus,MTs Plus,MA Plus,SMK Plus,SMU Plus,Perguruan
Tinggi/Universitas) yang keseluruhannya disesuaikan dengan kurikulum Pemerintah dan
Kurikulum Yayasan NHP,
2. Menyelenggarakan Pendidikan Non Formal mulai dari pendidikan Paket A, B, C, dan SSB serta
ASB.
3. Menyelenggarakan pengajian umum,
4. Mendirikan koperasi pondok Pesantren Nurulhidayah Pasundan,
5. Menyelenggarakan Usaha-Usaha Perdagangan yang halal,
6. Menyelenggarakan PKBM,
7. Menyelenggarakan Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) Komputer,
8. Menyelenggarakan Pendidikan Keterampilan Untuk Santri dan Masyarakat Umum,
9. Menyelenggarakan Usaha Pertanian dan Agrobisnis,
10. Menyelenggarakan Usaha Peternakan dan Perikanan,
11. Menyelenggarakan Usaha Koperasi,
12. Menyelenggarakan Usaha Mebeuler,
13. Menyelenggarakan Usaha Dibidang Energi dan Transportasi,
Pasal 6
Kekayaan
Yayasan Nurulhidayah Pasundan antara lain terdiri: Kekayaan pribadi Pembina selaku Pendiri
Yayasan NHP yaitu sebesar Rp.99.900.000,- (Sembilan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus
Ribu Rupiah). Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat, tanah wakaf, Hibah Wasiat, dan
Sosial lainnya dari para Donatur.
Pasal 7
Badan Pengurus
1.
a.
b.
c.
2.
3.
4.
Yayasan Nurulhidayah Pasundan ini diurus oleh suatu badan pengurus yang terdiri dari:
Pembina;
Pengurus;
Pengawas;
Anggota badan pengurus dipilih untuk jangka 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali.
Ketua badan pengurus diangkat dan diberhentikan oleh badan pendiri/Pembina.
Anggota badan pengurus lain dipilih oleh ketua badan pengurus untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun atas persetujuan badan pendiri/Pembina dengan menerapkan kedudukan masing-masing
serta dapat diberhentikan oleh Badan Pembina.
Pasal 8
Keanggotaan Badan Pengurus
1.
a.
b.
c.
d.
e.
1.
Ketua bersama-sama Sekretaris, mewakili Yayasan NHP didalam dan diluar pengadilan, dan
karenanya berhak melakukan segala tindakan, baik yang mengenai keperguruan maupun yang
mengenai kepemilikan, dengan ketentuan untuk:
a. Meminjam atau meminjamkan uang untuk dan atas nama Yayasan NHP;
b. Membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau melepaskan hak atas benda tidak
bergerak milik Yayasan NHP;
c. Menggadaikan atau menjaminkan serta meminjamkan kekayaan Yayasan NHP, baik yang
bergerak atau tidak bergerak harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu atau surat /akta
yang berkenaan harus ditandatangani oleh Ketua Badan Pembina Yayasan NHP.
d. Surat-surat yang keluar bersifat penting harus ditandatangani oleh ketua bersama-sama dengan
sekretaris dan disampaikan kepada Ketua Badan Pembina.
e. Surat keluar yang bersifat rutin dapat ditandatangani oleh ketua bersama-sama dengan sekretaris.
2. Dalam dua bulan setelah akhir tahun kalender yang menjadi tahun buku Yayasan NHP, ketua
memberikan laporan tentang kegiatan-kegiatan Yayasan NHP dalam tahun buku terdahulu
kepada rapat Badan Pembina.
Pasal 11
Keanggotaan Badan Pembina
1.
a.
b.
c.
2.
3.
Pasal 12
Rapat-Rapat Badan Pengurus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Badan Pengurus diwajibkan mengadakan rapat sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun dan
setiap waktu jika dianggap perlu oleh ketua, atau sekurang-kurangnya (setengah) dari jumlah
Badan Pengurus lainnya yang memberitahukan kehendaknya itu dengan tertulis kepada ketua.
Dalam semua rapat, ketua memegang pimpinan, jika ketua badan pengurus tidak dapat hadir,
rapat dipimpin oleh seorang yang dipilih dan dari mereka yang hadir.
Rapat pengurus dianggap syah jika sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari para anggota
hadir.
Jika yang hadir tidak cukup, ketua dapat mengadakan rapat baru secepat-cepatnya 1(satu)
minggu dan selambat-lambatnya dalam 2(dua) minggu, setelah itu dalam rapat pertama dengan
tidak mengindahkan jumlah anggota yang hadir.
Semua rapat Yayasan Nurulhidayah Pasundan ini didasarkan dan berdasarkan pada musyawarah
dan mufakat jika musyawarah tersebut tidak tercapai, maka semua keputusan rapat diambil
dengan suara yang terbanyak seperti biasa.
Jika jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka ketua badan pengurus
dapat memutuskan hasil rapatnya.
Pasal 13
Tahun Buku
1. Tahun buku Yayasan Nurulhidayah Pasundan ini dimulai dari awal bulan Juni.
2. Badan Pengurus diwajibkan membuat laporan tahunan yang disediakan bersama-sama dengan
perhitungan dan pertanggung jawaban serta laporan tahunan tersebut harus disetujui disahkan
oleh Badan Pembina.
Pasal 14
Tambahan dan Aturan Perubahan Anggota Dasar
1.
Putusan untuk merubah menambah anggaran dasar Nurulhidayah Pasundan atau untuk
membubarkan Nurulhidayah Pasundan hanya syah jika dalam rapat Anggota Badan Pembina
usulan yang berkenan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota
Badan Pembina
2. Keputusan untuk membubarkan Yayasan NHP dapat diambil apabila atas usul Badan Pembina
ternyata bahwa Yayasan NHP tidak mempunyai kekuatan hidup lagi atau kekayaan Nurulhidayah
Pasundan telah habis atau sedemikian rupa, sehingga menurut Badan Pembina tidak cukup untuk
memenuhi tujuan Yayasan NHP.
3. Dalam hal pembubaran Yayasan NHP sebagai mana tersebut diatas, maka kekayaan
Nurulhidayah Pasundan ini dan atau kepada para pengganti mereka atau kepada Yayasan lain
atau semacamnya yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan Nurulhidayah
Pasundan.
Pelindung dan Penasehat dipilih dan ditetapkan melaui rapat Badan Pembina.
Pelindung berfungsi mengayomi Nurulhidayah Pasundan, sehingga dapat berkembang dengan
baik maupun mewujudkan tujuan berdirinya Nurulhidayah Pasundan.
Penasehat berfungsi memberi nasehat, pertimbangan saran-saran, bantuan dan kemudian bagi
semua pengurus, wajib menjaga nama baik dan kelangsungan hidup Nurulhidayah Pasundan.
Pelindung dan Penasehat diangkat dan dipilih oleh Badan Pembina.
Pasal 2
Keanggotaan
1.
Anggota Yayasan NHP terdiri dari Badan Pembina, Badan Pengurus, Pimpinan Lembaga
Pendidikan, Pimpinan Badan Usaha, Dosen Tetap, Guru Tetap Yayasan(GTY), Pegawai Tetap
dari lembaga badan usaha yang dibentuk oleh Yayasan NHP;
2. Setiap anggota akan dipertimbangkan, dipecat sementara atau dipecat selamanya apabila :
a. Bertindak melanggar atau bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Yayasan NHP;
b. Bertindak merugikan dan merusak nama baik Yayasan NHP;
3. Penetapan peringatan dan pemecatan sementara dilakukan oleh Ketua Badan Pengurus.
4. Penetapan pemecatan selamanya akan dilakukan oleh Ketua Badan Pembina atas usul Ketua
Badan Pengurus.
Pasal 3
Tugas dan Wewenang Ketua Badan Pengurus
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tugas :
Mengawasi secara keseluruhan terhadap aktifitas Yayasan Nurulhidayah Pasundan.
Membuat program kerja Yayasan secara global.
Mengkoordinasi semua kegiatan Pengurus Yayasan Nurulhidayah Pasundan.
Menandatangani surat-surat/dokumen yang berhubungan dengan administrasi Yayasan
Nurulhidayah Pasundan.
Berkoordinasi dengan instansi terkait.
Mengontrol dan mengendalikan semua kegiatan Yayasan Nurulhidayah Pasundan.
Menyusun RAPB Yayasan NHP bersama Badan Pembina Yayasan NHP.
Sebagai Pembina Sekolah dan pengendali pelaksana pendidikan secara umum.
Kewenangan :
1. Meminta laporan program kerja masing-masing Kepala Departemen dan Ketua Bidang;
2. Menandatangani perjanjian dan atau kerjasama;
3. Melakukan evaluasi kinerja pada Kepala Departemen dan Ketua Bidang;
4. Memberi sangsi dan penghargaan kepada badan/komponen pengurus Yayasan NHP.
Pasal 4
Tugas Sekretaris
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Melaporkan yang termaktub pada Pasal 5 Ayat 1 sampai 5 kepada Ketua Badan Pengurus
selanjutnya untuk disampaikan kepada Ketua Badan Pembina.
Pasal 5
Tugas Bendahara
1.
2.
3.
4.
7.
8.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b. Mengajukan RAPBS / RAKS dari Pimpinan Lembaga Pendidikan kepada Ketua Badan
Pengurus Yayasan NHP untuk dibahas bersama Badan Pembina Yayasan NHP;
c. Merencanakan kebutuhan dari masing-masing Lembaga Pendidikan kepada Ketua Badan
Pengurus Yayasan NHP untuk dibahas bersama Badan Pembina Yayasan NHP;
d. Melaporkan progres penyelenggaraan Lembaga Pendidikan kepada Ketua Badan Pengurus untuk
disampaikan kepada Badan Pembina Yayasan NHP;
2. Kewenangan Kepala Departemen Pendidikan Yayasan NHP:
a. Meminta laporan program kerja para Pimpinan Lembaga Pendidikan untuk disampaikan kepada
Ketua Badan PengurusYayasan NHP;
b. Meminta laporan pertanggung jawaban RAPBS/RAKS dari Pimpinan Lembaga
Pendidikan untuk dilanjutkan kepada Ketua Badan Pengurus dan disampaikan kepada Badan
Pembina Yayasan NHP;
c. Mengevaluasi secara Periodik penyelenggaraan Lembaga Pendidikan;
Pasal 8
Tugas dan Wewenang Kepala Departemen Usaha
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
Pasal 9
Tugas dan Wewenang Kepala Departemen Umum
6.
Formasi jabatan struktural Lembaga Pendidikan ditetapkan oleh Ketua Badan Pengurus dan
dilaporkan kepada Badan Pembina Yayasan NHP.
Pasal 12
Tugas Pimpinan Lembaga Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pasal 15
Tugas Pembimbing Ekstrakurikuler
1.
2.
3.
4.
5.
Organisasi ini berbentuk yayasan yang bernama Yayasan RausyanFikr, dan untuk selanjutnya disebut
RausyanFikr.
Pasal 2
Waktu dan Tempat Kedudukan
Rausyan Fikr didirikan pada tanggal 14 Maret 1995 untuk waktu yang tidak ditentukan dan berkedudukan
di Yogyakarta.
BAB II
Asas dan Identitas
Pasal 3
Asas
RausyanFikr berasaskan Islam dan berdasarkan pada kecintaan Nabi Muhammad saw beserta para
keluarganya yang suci.
Pasal 4
Identitas
RausyanFikr beridentitaskan Al-Quran, Sunnah Nabi Muhammad saw dan kecintaan pada keluarganya
yang suci.
BAB III
Tujuan, Usaha dan Sifat
Pasal 5
Tujuan
1. Membangun kesadaran diri untuk beragama secara rasional.
2. Mengenalkan ajaran agama Islam yang non partisan dan egaliter.
3. Mengutamakan keterbukaan menuju pemberdayaan umat.
4. Mengembangkan kajian-kajian spiritual dan intelektual untuk melakukan perubahan sosial.
5. Menjalin dan memelihara kerjasama yang baik dengan berbagai elemen masyarakat.
Pasal 6
Usaha
1. Membangun kesadaran diri untuk beragama secara rasional.
2. Mengenalkan ajaran agama Islam yang non partisan dan egaliter.
3. Mengutamakan keterbukaan menuju pemberdayaan umat.
4. Mengembangkan kajian-kajian spiritual dan intelektual untuk melakukan perubahan sosial.
5. Menjalin dan memelihara kerjasama yang baik dengan berbagai elemen masyarakat.
Pasal 6
Usaha
1. Memberikan kajian-kajian keislaman yang rasional.
2. Mengadakan dan mengembangkan perpustakaan yang representatif.
3. Melakukan pengkajian keislaman.
4. Menerbitkan buletin dan buku-buku.
5. Mengadakan kerjasama dengan berbagai elemen masyarakat dan menciptakan ukhuwah islamiyah
antar sesama umat Islam.
Pasal 7
Sifat
RausyanFikr bersifat terbuka, non partisan dan egaliter.
BAB IV
Status, Fungsi dan Peran
Pasal 8
Status
RausyanFikr adalah yayasan yang berstatus sosial kemasyarakatan.
Pasal 9
Fungsi
RausyanFikr berfungsi sebagai yayasan para pencinta dan pengkaji keilmuan, keimanan dan
pengamalan.
Pasal 10
Peran
RausyanFikr berperan untuk membantu mewujudkan masyarakat madani yang berkeadilan dan beradab.
BAB V
Keanggotaan
Pasal 11
1. Yang dapat menjadi anggota RausyanFikr adalah setiap orang yang mempunyai keinginan
mengembangkan iman, ilmu dan amal, serta sanggup menaati anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga RausyanFikr.
2. Anggota RausyanFikr terdiri dari anggota biasa dan pengurus yang merangkap (sekaligus) anggota.
BAB VI
Struktur Organisasi
Pasal 12
Kekuasaan Kekuasaan tertinggi dipegang oleh musyawarah besar anggota RausyanFikr.
Pasal 13
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan dipegang oleh pengurus RausyanFikr yang meliputi Ketua Umum, sekretaris Pelaksana
dan Bendahara, serta dibantu oleh Tim-Tim Ad Hoc.
2. Untuk kepentingan konsultatif maka diadakan Dewan Penasehat.
Pasal 14
Kepengurusan
1. Pimpinan dipegang oleh Ketua Umum yang dibantu oleh Sekretaris Pelaksana dan Bendahara .
2. Ketua Umum adalah penanggungjawab tertinggi semua kegiatan-kegiatan RausyanFikr. 3. Sekretaris
Pelaksana adalah pelaksana harian kegiatan-kegiatan RausyanFikr.
4. Bendahara adalah penanggungjawab tertinggi dibidang keuangan RausyanFikr.
Pasal 15
Tim Ad Hoc
1. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan RausyanFikr, maka dibetuk tim-tim ad hoc yang
mempersiapkan dan melaksanakan setiap kegiatan RausyanFikr.
2. Tim ini diketuai oleh seorang koordinator.
3. Setiap tim bertanggunjawab terhadap satu jenis kegiatan RausyanFikr.
Pasal 16
Penasehat
Penasehat pada Rausyan Fikr adalah orang-oreang yang dianggap mempunyai visi yang tajam dan
mempunyai komitmen yang jelas dan berguna bagi pengembangan Rausyan Fikr.
BAB VII
Pendanaan
Pasal 17
Pendanaan bagi RausyanFikr diperoleh dari donatur tetap dan dana lainnya yang berupa khumus, zakat,
infak dan usaha-usaha yang sah serta halal dan tidak mengikat.
Bab VIII
Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran
Pasal 18
Perubahan anggaran dasar dan pembubaran RausyanFikr hanya dapat dilakukan oleh musyawarah
besar anggota RausyanFikr atau musyawarah yang setingkat dengannya.
Pasal 19
Hal-hal yang belum diatur dalam anggran dasar akan dimuat dalam peraturan/ ketentuan-ketentuan
tersendiri yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar RausyanFikr.
Ditetapkan di Yogyakarta, 14 Februari 2001, Pukul 20.18 WIB
Pasal 14
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang ketua umum ditetapkan dalam rapat khusus pembagian gambaran kerja.
Pasal 15
Tata Tertib Pemilihan
Tata tertib pemilihan disusun dan ditetapkan pada musyawarah besar pengurus yayasan RausyanFikr.
Bagian III
Sekretaris Pelaksana
Pasal 16
Status
1. Sekretaris Pelaksana adalah pelaksanan dan penanggungjawab harian terhadap kegiatan-kegiatan
yayasan RausyanFikr.
2. Masa jabatan sekretaris pelaksana adalah satu tahun terhitung sejak ditunjuk oleh musyawarah besar
dan setelah itu dapat dipilih kembali.
Pasal 17
Persyaratan Sekretaris Pelaksana
Persyaratan sekretaris pelaksana disusun dan ditetapkan pada musyawarah besar anggota yayasan
RausyanFikr.
Pasal 18
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang sekretaris pelaksana ditetapkan dalam rapat khusus pembagian gambaran kerja.
Bagian IV
Bendahara
Pasal 19
Status
1. Bendahara adalah pemegang tanggungjawab tertinggi dalam urusan keuangan yayasan RausyanFikr.
2. Masa jabatannya adalah satu tahun terhitung setelah ditunjuk dalam musyawarah besar dan setelah
itu dapat dilpilih kembali.
Pasal 20
Persyaratan Bendahara
Persyaratan bendahara disusun dan ditetapkan pada musyawarah besar anggota yayasan RausyanFikr.
Pasal 21
Tugas dan Wewenang
Tugas dan wewenang bendahara ditetapkan dalam rapat khusus pembagian gambaran kerja.
Bagian V
Tim Ad Hoc
Pasal 22
Status
1. Tim Ad Hoc bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kerja-kerja setiap kegiatan yayasan
RausyanFikr.
2. Tim Ad Hoc diketuai oleh seorang koordinator.
Pasal 23
Tugas dan Wewenang
Tugas dan Wewenang Tim Ad Hoc ditetapkan dalam rapat khusus pembagian gambaran kerja
B. Keuangan
Pasal 24
Segala yang berhubungan tentang keuangan, ditetapkan oleh pengurus yayasan Rausyan Fikr
BAB III
Lambang
Pasal 25
Lambang dan atribut yayasan lainnya ditetapkan dalam musyawarah besar anggota yayasan
RausyanFikr.
BAB IV
Perubahahan AD/ART
Pasal 26
1. Perubahan AD/ART hanya dapat dilakukan oleh musyawarah besar.
2. Rencana perubahan tersebut disampaikan sekurang-kurangnya satu bulan sebelum musyawarah
besar diadakan.
BAB V
Pembubaran
Pasal 27
Pembubaran hanya dapat dilaksanakan oleh musyawarah besar atau yang setingkat dengannya.
Pasal 28
Keputusan pembubaran tersebut sekurang-kurangnya harus disetujui oleh 2/3 peserta musyawarah
besar.
Pasal 29
Semua inventaris (harta kekayaan) yayasan akan diserahkan atau dihibahkan kepada yayasan-yayasan
lainnya yang ditunjuk dalam musyawarah besar tersebut.
BAB VI
Aturan Tambahan
Pasal 30
Setiap anggota dan pengurus yayasan RausyanFikr dianggap telah mengetahui isi anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga yayasan RausyanFikr
Pasal 31
1. Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan.
2. Adapun pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan ini akan dikenakan sanksi sebagaimana yang akan
diatur tersendiri.
Ditetapkan di Yogyakarta, tanggal 15 Februari 2001, Pukul : 00.30 WIB
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
: Kepengurusan
: Permusyawaratan
BAB I
KEPENGURUSAN
Pasal 1
Definisi Pengurus
Pengurus Yayasan Al Madina terdiri dari Pengurus Harian Yayasan (PH)
dan Pengurus Divisi (PD). Pengurus Harian dipimpin oleh Ketua Umum,
sedangkan pengurus Divisi dipimpin oleh Kepala Divisi.
Pasal 2
Pengurus Lainnya
Pengurus lainnya adalah Anggota yang membantu pelaksanaan tugas Kepala
Divisi.
Pasal 3
Penentuan Pengurus
1. Bendahara, Sekretaris dan Kepala Divisi ditunjuk oleh Ketua Umum
Yayasan dengan pertimbangan Dewan Penasihat.
2. Dewan Penasihat ditunjuk oleh Ketua Umum dengan pertimbangan Pendiri
Yayasan.
Pasal 4
Kewajiban Pengurus
Pengurus Yayasan Al Madina berkewajiban :
1.
Pasal 5
Hak Pengurus
Pengurus Yayasan Al Madina berhak :
1. Ikut serta dalam seluruh kegiatan Yayasan Al Madina yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
2. Memberikan masukan terhadap Yayasan Al Madina baik secara lisan
maupun tulisan sesuai dengan norma-norma kesopanan dan kesulilaan
yang berlaku
3. Menggun akan fasilitas Yayasan Al Madina sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
Pasal 6
Masa Kepengurusan
Masa kepengurusan Yayasan Al Madina berlangsung dalam waktu yang tidak
ditentukan.
Pasal 7
Hilangnya Status Kepengurusan
Status Kepengurusan akan hilang ketika :
1. Meninggal atau berhalangan tetap
2. Diberhentikan atau mengundurkan diri atas pemintaan sendiri dan
disetujui oleh Ketua Yayasan
BAB II
KEKUASAAN DAN PIMPINAN
Pasal 8
Pengurus Harian
Pengurus Harian (PH) terdiri atas Ketua Umum, Dewan Penasihat, Bendahara,
dan Sekretaris. Hak dan Wewenang Pengurus Harian adalah :
Pasal 9
Ketua Umum
1. Menjalankan Visi dan misi Yayasan sesuai dengan Anggaran Dasar Yayasan
Al Madina.
2. Memberikan wewenang kepada para ketua divisi sehubungan dengan halhal yang berkaitan dengan ruang lingkup masing-masing divisi
3. Berhak mendelegasikan kepada salah satu pengurus Harian dalam
melakukan hubungan dengan pihak-pihak di luar Yayasan Al Madina
4. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh anggota dan pengurus Yayasan
Al Madina
5. Mengkoordinasikan program kerja Yayasan Al Madina baik perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, maupun pertanggungjawaban
Pasal 10
Dewan Penasehat
1. Persyaratan
Memiliki integritas pribadi dan komitmen yang tinggi terhadap masalah
pendidikan, sosial dan kemanusiaan
2. Pemilihan
Pasal 11
Sekretaris
1. Mengatur dan menertibkan pengorganisasian administrasi Yayasan Al
Madina
2. Mengatur pengelolaan, pemeliharaan dan inventarisasi barang-barang
Yaysan Al Madina
3. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan operasional harian
Yayasan Al Madina
4.
Pasal 12
Bendahara
serta
Pasal 13
Kepala Divisi Pendidikan
1. Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi sesuai dengan bidang kerjanya
2. Memimpin dan mengatur Divisi yang dipimpinnya, meliputi pelaksanaan
program kerja, penggunaan budget dan mengatur/membina anggotanya.
3. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum Yayasan Al Madina
4. Berhak mengajukan anggota baru baik tetap maupun honorer untuk
bekerja di Divisinya kepada Ketua Umum.
5. Menggantikan/mewakili ketua jika berhalangan sesuai dengan bidang
tugasnya
Pasal 14
Kepala Divisi Kesehatan
1. Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi sesuai dengan bidang kerjanya
Pasal 15
Kepala Divisi Sosial Kemanusiaan
1. Mendampingi dan membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi sesuai dengan bidang kerjanya
2. Memimpin dan mengatur Divisi yang dipimpinnya, meliputi pelaksanaan
program kerja, penggunaan budget dan mengatur/membina anggotanya.
3. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum Yayasan Al Madina
4. Berhak mengajukan anggota baru baik tetap maupun honorer untuk
bekerja di Divisinya kepada Pengurus Harian.
5. Menggantikan/mewakili ketua jika berhalangan sesuai dengan bidang
tugasnya
6. Bertanggung jawab dalam mengkoordinir program-program Yayasan yang
berkaitan dengan sosial kemanusiaan, terutama dalam program
pendidikan, ekonomi dan kesehatan
7. Menciptakan dan mengusulkan berbagai program yang bermanfaat, kreatif
dan berdaya guna dalam rangka meringankan beban sesama.
BAB III
PERMUSYAWARATAN
Pasal 16
Bentuk Pertemuan Pengurus
1. Rapat kordinasi
Rapat Koordinasi dapat diselenggarakan oleh masing-masing divisi atau
lintas divisi. Waktu pelaksanaan sesuai kebutuhan.
2. Rapat Divisi
Adalah rapat yang diselenggarakan oleh masing-masing Divisi untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan program ditingkat Divisi. Waktu
pelaksanaan ditentukan oleh masing-masing Divisi.
3. Rapat Kerja
Adalah rapat yang diselenggarakan untuk menyusun program kerja
Yayasan Al Madina yang akan berlaku selama periode kepengurusan dan
dihadiri oleh semua pengurus Yayasan Al Madina. Waktu pelaksanaan
dilaksanakan satu kali setiap tahun. Rapat Kerja bertujuan :
b. Membahas dan menetapkan tata tertib Rapat Kerja
c. Membahas dan menetapkan ART Yayasan Al Madina
d. Menilai Laporan Pertanggungjawaban dari Kepala Divisi Yayasan Al
Madina
e. Menetapkan kepengurusan Yayasan Al Madina untuk periode
berikutnya jika ada perubahan.
f. Merekomendasikan garis-garis besar program kerja Yayasan Al
Madina untuk periode berikutnya
4. Rapat Istimewa
Adalah rapat yang diselenggarakan berkaitan dengan perubahan tujuan
strategis organisasi, pergantian Ketua Umum maupun pembubaran
organisasi.
5. Semua hasil keputusan rapat harus tercatat dan dilaporkan.
BAB IV
Pasal 17
Dana Operasional
Dana awal dan operasional Yayasan Al Madina berasal dari :
1. Dana pribadi Pendiri Yayasan Al Madina
2. Keuntungan yang diperoleh dari Divisi Pendidikan dan Divisi Kesehatan.
3. Sumbangan dari perorangan, organisasi atau pemerintah yang halal dan
tidak merugikan.
Pasal 18
Kekayaan
Harta dan kewajiban Yayasan Al Madina meliputi uang tunai, utang-piutang,
dan barang-barang yang dimiliki secara sah dan halal
Pasal 19
Pembukuan
Segala transaksi yang dapat dinilai dengan uang harus dapat dibukukan
dengan jelas dan transparan disertai dengan bukti transaksi yang sah dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 20
Distribusi dan Alokasi dana
Pasal 21
Sistem Remunerasi
Sistem remunerasi bagi para pengurus Yayasan Al Madina dilaksanakan
dengan prinsip bagi hasil, dengan memperhatikan kinerja organisasi dan
kebutuhan hidup yang layak. Detail Remunerasi diatur dalam peraturan
tersendiri.
BAB V
PERUBAHAN KETENTUAN DAN PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 22
Perubahan dan pengesahan ART
Perubahan dan pengesahan ART ini dapat dilakukan oleh Rapat Koordinasi
Yayasan Al Madina
Pasal 23
Pembubaran
Pembubaran Yayasan Al Madina diatur dalam Rapat Istimewa Yayasan Al
Madina
BAB VI
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN
Pasal 24
1. Setiap pengurus Yayasan Al Madina dianggap telah mengetahui isi
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Al Madina setelah
diumumkan dan wajib mentaatinya
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan
ditentukan dengan peraturan tersendiri yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Al Madina, serta
dilakukan oleh Rapat Besar atau Badan Pengurus Harian
Pasal 25
1. Anggaran Rumah
disahkannya
Tangga
ini
disusun
dan
berlaku
sejak
tanggal
Pembinaan Olahraga
Studi Banding
[/list]
b. Dalam Bidang Kemanusiaan
[list type="checkmarks"]
[/list]
c. Dalam Bidang Keagamaan
[list type="checkmarks"]
[/list]
Pasal 4
Jangka Waktu
Yayasan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Pasal 5
Kekayaan
[list type="numbered"]
1. Yayasan mempunyai kekayaan awal yang berasal dari kekayaan pendiri yang dipisahkan,
terdiri dari bentuk uang dan atau barang yang berjumlah sebesar Rp.50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah)
2. Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini kekayaan Yayasan dapat
juga diperoleh dari :
a. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat
b. Wakaf
c. Hibah
d. Hibah wasiat, dan
e. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Aggaran Dasar Yayasan dan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Semua kekayaan Yayasan harus dipergunakan untuk mencapai maksud dan tujuan
Yayasan.
[/list]
Pasal 6
Organ Yayasan
Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari :
a. Pembina
b. Pengurus
c. Pengawas
Pasal 7
Pembina
[list type="numbered"]
1. Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang tidak diserahkan
kepada Pengurus atau Pengawas.
2. Pembina terdiri dari seorang atau lebih anggota Pembina.
3. Dalam hal terdapat lebih dari seorang anggota Pembina, maka seorang di antaranya
diangkat sebagai Ketua Pembina.
4. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah orang perseorangan sebagai pendiri
Yayasan dan atau mereka yang berdasarkan keputusan rapat anggota Pembina dinilai
mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan Yayasan.
5. Anggota Pembina tidak diberi gaji dan atau tunjangan oleh Yayasan.
6. Dalam hal Yayasan oleh karena sebab apapun tidak mempunyai anggota tersebut wajib
diangkat anggota Pembina berdasarkan keputusan rapat gabungan anggota Pengawas dan
anggota Pengurus.
3. Dalam hal hanya ada seorang anggota Pembina maka segala tugas dan wewenang yang
diberikan kepada Ketua Pembina atau anggota Pembina barlaku pula baginya
[/list]
Pasal 10
Rapat Pembina
[list type="numbered"]
1. Rapat Pembina diadakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun, paling lambat dalam
waktu 5 (lima) bulan setelah akhir tahun buku sebagai rapat tahunan, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12. Pembina dapat juga mengadakan rapat setiap waktu bila
dianggap perlu atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Pembina, anggota
Pengurus atau anggota Pengawas.
2. Panggilan Rapat Pembina dilakukan oleh Pembina secara langsung atau melalui surat
dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari seblum rapat diadakan
dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
3. Panggilan rapat harus mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
4. Rapat Pembina diadakan di tempat kedudukan Yayasan atau tempat kegiatan Yayasan,
atau di tempat lain dalam wilayah hukum Republik Indonesia.
5. Dalam hal semua anggota Pembina hadir atau diwakili panggilan tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Pembina dapat diadakan di mana pun juga dan berhak mengambil
keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Pembina dipimpin oleh Ketua Pembina dan jika Ketua Pembina tidak hadir atau
berhalangan maka Rapat Pembina akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari
anggota Pembina yang hadir.
7. Seorang anggota Pembina hanya dapat diwakili oleh anggota Pembina lainnya dalam
Rapat Pembina berdasarkan surat kuasa.
[/list]
Pasal 11
Persyaratan Sah Rapat Pembina
[list type="numbered"]
1. Rapat Pembina adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Pembina.
b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) huruf a tidak tercapai
maka
dapat
diadakan
pemanggilan
Rapat
Pembina
kedua.
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 (satu) huruf b harus dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat diselenggarakan dengan tidak
memperhitungkan
tanggal
panggilan
dan
tanggal
rapat.
d. Rapat Pembina kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Pembina pertama.
e. Rapat Pembina kedua adalah sah dan berhak mengambil kputusan yang mengikat
apabila dihadiri lebih dari (satu per dua) jumlah anggota Pembina.
2. Keputusan Rapat Pembina diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat maka keputusan diambil
berdasarkan suara setuju lebih dari (satu per dua) jumlah suara yang sah.
4. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya maka usul ditolak.
5. Tatacara
pemungutan
suara
dilakukan
sebagai
berikut
:
a. Setiap anggota Pembina yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan
1(satu) suara untuk setiap anggota Pembina lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara tertutup tanpa tanda
tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara terbuka dan
ditandatangani kecuali Ketua Rapat menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang
hadir.
c. Suara yang abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah
suara yang dikeluarkan.
6. Setiap Rapat Pembina dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan
Sekretaris Rapat.
7. Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila berita
acara dibuat dengan akta notaris.
8. Pembina dapat mngambil keputusan yang sah tanpa mngadakan Rapat Pembina dengan
ketentuan semua anggota Pembina telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota
Pembina memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menndatangani persetujuan tersebut.
9. Keputusan yang diambil sbagaimana dimaksud dalam ayat (8) mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Pembina.
10. Dalam hal hanya ada 1 (satu) orang Pmbina maka ia dapat mengambil keputusan yang
sah dan mengikat.
[/list]
Pasal 12
Rapat Tahunan
[list type="numbered"]
1. Pembina wajib menyelenggarakan rapat tahunan setiap tahun paling lambat 5 (lima)
bulan setelah tahuntutup buka Yayasan ditutup.
2. Dalam rapat tahunan Pembina melakukan :
a. Evaluasi tentang harta kekayaan, hak dan kewajiban Yayasan tahun yang lampau
sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan Yayasan untuk tahun
yang akan datang.
b. Pengesahan Laporan Tahunan yang diajukan Pengurus.
c. Penetapan kebijakan umum Yayasan.
d. Pengesahan program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan.
3. Pengesahan laporan tahunan oleh Pembina dalm Rapat tahunan berarti memberikan
pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquitet decharge) kepada para
anggota Pengurus dan Pengawas atau pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan
selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan.
[/list]
Pasal 13
Pengurus
[list type="numbered"]
1. Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan yang
sekurang-kurangya terdiri dari :
a. Seorang Ketua
b. Seorang Sekretaris
c. Seorang Bendahara
2. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Ketua maka 1 (satu) orang diantaranya
diangkat sebagai Ketua Umum.
3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Sekretaris maka 1 (satu) orang diantaranya
sebagai Sekretaris Umum.
4. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Bendahara maka 1 (satu) orang diantaranya
sebagai Bendahara Umum.
[/list]
Pasal 14
Pengangkatan Pengurus
[list type="numbered"]
1. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengurus adalah perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan
Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau Negara berdasarkan
putusan pengadilan dalam waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut
berkekuatan hukum tetap.
2. Pengurus diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat kembali.
3. Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium apabila Pengurus Yayasan :
a. Bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina dan Pengawas,
dan
b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh.
4. Dalam hal jabatan Pengurus kosong maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk
mengisi kekosongan tersebut.
5. Dalam hal semua jabatan Pengurus kosong maka jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk
mengangkat Pengurus baru dan untuk sementara Yayasan diurus oleh Pengawas.
6. Pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya.
7. Dalam hal terdapat penggantian Pengurus Yayasan maka dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian pengurus
Yayasan, Pengurus wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan instansi terkait.
8. Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengawas dan pelaksana kegiatan.
[/list]
Pasal 15
Berakhirnya Jabatan Pengurus
[list type="numbered"]
Jabatan anggota Pengurus berakhir, apabila :
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman pnjara paling sedikit 5 (lima) tahun
4. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina
5. Masa jabatan berakhir
[/list]
Pasal 16
Tugas dan wewenang pengurus
[list type="numbered"]
1. Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan
Yayasan.
2. Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan untuk
disahkan Pembina.
3. Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh
Pengawas.
4. Setiap anggota Pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5. Pengurus berhak mewakili Yayasan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang
segala hal dan dalam sgala kejadian, dengan pembatasan terhadap hal-hal sebagai
berikut :
a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Yayasan (tidak termasuk mengambil
uang Yayasan di Bank).
b. Mendirikan suatu usaha baru atau melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha
baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Memberi atau menerima pengalihan atas harta tetap.
d. Membeli atau dengan cara lain mendapatkan/memperoleh harta tetap atas nama
Yayasan.
e. Menjual atau dengan cara lain melepaskan kekayaan Yayasan serta
mengagunkan/membebani kekayaan Yayasan.
f. Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina,
Pengurus dan/atau Pengawas Yayasan atau seorang yang bekerja pada Yayasan yang
perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.
6. Perbuatan Pengurus sbagaimana diatur dalam ayat (5) huruf a,b,c,d,e dan f, harus
mendapat persetujuan dari Pembina.
[/list]
Pasal 17
Batasan Wewenang Pengurus
Pengurus tidak berwenang mewakili Yayasan dalam hal :
[list type="numbered"]
1. Mengikat Yayasan sebagai penjamin hutang
2. Membebani kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihak lain
3. Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafilisasi dengan Yayasan Pembina,
Pengurus dan atau Pengawas Yayasan atau seseorang yang bekerja pada Yayasan, yang
perjanjian tersebut tidak ada hubungannya bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan.
[/list]
Pasal 18
Ketua Umum
[list type="numbered"]
1. Ketua Umum bersama-sama dengan salah seorang anngota Pengurus lainnya berwenang
bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili Yayasan.
2. Dalam hal Ketua Umum tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal
tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka seorang Ketua lainnya
bersama-sama dengan Sekretaris Umum atau apabila Sekretaris Umum tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun juga hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak
ketiga, seorang Ketua lainnya bersama-sama dengan seorang Sekretaris lainnya
berwenang bertindak untuk dan atas nama Pengurus serta mewakili Yayasan.
3. Dalam hal hanya ada seorang Ketua, maka segala tugas dan wewenagng yang diberikan
Ketua Umum berlaku juga baginya.
4. Sekertaris Umum bertugas mengelola administrasi Yayasan, dalam hal hanya ada seorang
Sekretaris, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Sekretaris Umum
berlaku juga baginya.
5. Bendahara Umum bertugas mengelola keuangan Yayasan, dalam hal hanya ada seorang
Bendahara, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Bendahara Umum
berlaku juga baginya.
6. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Pengurus ditetapkan oleh Pembina
melalui Rapat Pembina.
7. Pengurus untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau lebih wakil atau
kuasanya berdasarkan surat kuasa.
[/list]
Pasal 19
Pelaksanaan Kegiatan
[list type="numbered"]
1. Pengurus berwenang mengangkat dan memberhentikan Pelaksana Kegiatan Yayasan
berdasarkan Rapat Pengurus.
2. Yang dapat diangkat sebagai Pelaksana Kegiatan Yayasan adalah orang perseorangan
yang mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau
dipidana karena melakukan tindakan yang merugikan Yayasan, masyarakat atau Negara
berdasarkan keputusan pengadilan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
3. Pelaksana Kegiatan Yayasan diangkat oleh Pengurus berdasarkan keputusan Rapat
Pengurus untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali dngan tidak
mengurangi keputusan Rapat Pengurus untuk memberhentikan sewaktu-waktu.
4. Pelaksana Kegiatan Yayasan bertanggung jawab kepada pengurus.
5. Pelaksana Kegiatan yayasan menerima gaji, upah atau honorarium yang jumlahnya
ditentukan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus.
[/list]
Pasal 20
Perkara Pengadilan
[list type="numbered"]
1. Dalam hal terjadi perkara di depan Pengadilan antara Yayasan dengan anggota Pengurus
atau apabila kepentingan pribadi seorang anggota Pengurus bertentangan dengan Yayasan
maka anggota Pengurus yang bersangkutan tidak berwenang bertindak untuk dan atas
nama Pengurus serta mewakili Yayasan, maka anggota Pengurus lainnya bertindak untuk
dan atas nama Pengurus serta mewakili Yayasan.
2. Dalam hal Yayasan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan seluruh Pengurus,
maka Yayasan diwakili oleh Pengawas.
[/list]
Pasal 21
Rapat Pengurus
[list type="numbered"]
1. Rapat Pengurus dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu atas permintaan
tertulis dari satu atau lebih Pengurus, Pengawas atau Pembina.
2. Panggilan Rapat Pengurus dilakukan oleh Pengurus yang berhak mewakili Pengurus.
3. Panggilan Rapat Pengurus harus disampaikan kepada setiap anggota Pengurus secara
langsung atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
5. Rapat Pengurus diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat Kegiatan Yayasan.
6. Rapat Pengurus dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia dengan
persetujuan Pembina.
[/list]
Pasal 22
Pengaturan Penyelenggaraan Rapat Pengurus
[list type="numbered"]
1. Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua Umum
2. Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan maka Rapat Pengurus akan
dipimpin oleh seorang anggota Pengurus yang dipilih oleh dan dari Pengurus yang hadir.
3. Satu orang Pengurus hanya dapat diwakili oleh Pengurus lainnya dalam Rapat pengurus
berdasarkan surat kuasa.
4. Rapat Pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) jumlah pengurus.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf a tidak tercapai maka
dapat diadakan pemanggilan Rapat pengurus kedua.
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b harus dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
d. Rapat Pengurus kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat pengurus pertama.
e. Rapat Pengurus kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila
dihadiri oleh lebih dari (satu per dua) jumlah Pengurus.
[/list]
Pasal 23
Pengambilan Keputusan Rapat Pengurus
[list type="numbered"]
1. Keputusan Rapat pengurus harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka
keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari (satu per dua) jumlah suara yang
sah.
3. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya maka usul ditolak.
4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa ada
tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.
5. Suara abstain dan suara tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan.
6. Setiap Rapat Pengurus dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat
dan 1 (satu) orang anggota pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris
rapat.
7. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila Berita Acara
rapat dibuat dengan akta notaris.
8. Pengurus dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Pengurus
dengan ketentuan semua anggota Pengurus telah diberitahukan secara tertulis dan semua
anggota pengurus memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
serta menandatangani persetujuan tersebut.
9. Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Pengurus.
[/list]
Pasal 24
Pengawas
[list type="numbered"]
1. Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan dan memberi
nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan.
2. Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Pengawas.
3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Pengawas maka 1 (satu) orang diantaranya
dapat diangkat sebagai Ketua Pengawas.
[/list]
Pasal 25
Pengangkatan Pengawas
[list type="numbered"]
1. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengawas adalah orang perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan
pengawasan Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat atau Negara
berdasarkan putusan pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak
tanggal putusan tersebut berkekuatan hukum tetap.
2. Pengawas diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat kembali.
3. Dalam hal jabatan Pengawas kosong maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan, Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk
mengisi kekosongan tersebut.
4. Dalam hal semua jabatan Pengawas kosong maka jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, Pembina harus menyelenggarakan rapat
untuk mengangkat Pengawas baru dan untuk sementara Yayasan diurus oleh Pengurus.
5. Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara
tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya.
6. Dalam hal terdapat penggantian Pengawas Yayasan maka dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian
PengawasYayasan, Pengurus wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan instansi terkait.
7. Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengawas dan pelaksana kegiatan.
[/list]
Pasal 26
Masa Jabatan Pengawas
Jabatan Pengawas berakhir apabila :
[list type="numbered"]
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman pnjara paling sedikit 5 (lima) tahun
4. Diberhentikan berdasarkankeputusan Rapat Pembina
5. Masa jabatan berakhir
[/list]
Pasal 27
Tugas dan Wewenang Pengawas
[list type="numbered"]
1. Pengawas wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung jawab.
2. Ketua Pengawas dan satu anggota Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas nama
Pengawas.
3. Pengawas
berwenang
:
a. Memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan Yayasan
b.
Memeriksa
dokumen
c. Memeriksa pembukuan dan mencocokkannya dengan uang kas, atau
d. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Pengurus
e. Memberi peringatan kepada Pengurus
4. Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara 1 (satu) orang atau lebih Pengurus,
apabila Pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pemberhentian sementara itu harus diberhentikan secara tertulis kepada yang
bersangkutan disertai alasannya.
6. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pmberhentian sementara itu,
Pengawas diwajibkan untuk melaporkan secara tertulis kepada Pembina.
7. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan diterima oleh Pembina
sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), maka Pembina wajib memanggil anggota
Pengurus yang bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri.
8. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri sebagaimana
dimaksud dalam ayat (7), Pembina dengan keputusan Rapat Pembina wajib :
a.
Mencabut
keputusan
pemberhentian
sementara,
atau
b. Memberhentikan anggota Pengurus yang bersangkutan
9. Dalam hal Pembina tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (7)
dan ayat (8), maka pemberhentian sementara batal demi hukum, dan yang bersangkutan
menjabat kembali jabatannya semula.
10. Dalam hal seluruh Pengurus diberhentikan sementara, maka untuk smentara Pngawas
diwajibkan mengurus Yayasan.
[/list]
Pasal 28
Rapat Pengawas
[list type="numbered"]
1. Rapat Pengawas dapat diadakan setiap waktu bila dianggap perlu atas permintaan tertulis
dari seorang atau lebih Pengawas atau Pembina.
2. Panggilan Rapat Pengawas dilakukan oleh Pengawas yang berhak mewakili Pengawas.
3. Panggilan Rapat Pengawas harus disampaikan kepada setiap Pengawas secara langsung,
atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan Rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
5. Rapat Pengawas diadakan ditempat kedudukan Yayasan atau ditempat Kegiatan Yayasan
6. Rapat Pengawas dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah Republik Indonesia dengan
persetujuan Pembina.
[/list]
Pasal 29
Pengaturan Pelaksanaan Rapat Pengawas
[list type="numbered"]
1. Rapat Pengawas dipimpin oleh Ketua Umum
2. Dalam hal Ketua Umum tidak dapat hadir atau berhalangan, maka Rapat Pengawas akan
dipimpin oleh satu orang Pengawas yang dipilih oleh dan dari Pengawas yang hadir.
3. Satu orang Pengawas hanya diwakili oleh Pengawas lainnya dalam Rapat Pengawas
berdasarkan surat kuasa.
4. Rapat Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila :
a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah pengawas.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) huruf a tidak tercapai maka
dapat diadakan pemanggilan Rapat Pengawas kedua.
c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) huruf b, harus dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diselenggarakan dengan tidak
memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
d. Rapat Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling
lambat 21 (dua puluh satu) hari terhitung sejak Rapat Pengawas Pertama.
e. Rapat Pengawas kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila
dihadiri oleh paling sedikit dari (satu per dua) jumlah Pengawas.
[/list]
Pasal 30
Pengambilan Keputusan Rapat Pengawas
[list type="numbered"]
1. Keputusan Rapat Pengawas harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
2. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari (satu per dua) jumlah suara yang
sah.
3. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa ada
tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara
terbuka, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tidak ada keberatan dari yang hadir.
5. Suara abstain dan suara tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan.
6. Setiap Rapat Pengawas dibuat berita acara rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat
dan 1 (satu) orang anggota Pengurus lainnya yang ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris
rapat.
7. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (6) tidak disyaratkan apabila Berita Acara
Rapat dibuat dengan akta Notaris.
8. Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat
Pengawas, dengan ketentuan semua anggota Pengawas telah diberitahu secara tertulis dan
semua Pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
dengan menandatangani usul tersebut.
9. Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (8), mempunyai kekuatan
yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Pengawas.
[/list]
Pasal 31
Rapat Gabungan
[list type="numbered"]
1. Rapat Gabungan adalah rapat yang diadakan oleh Pengurus dan Pengawas untuk
mengangkat Pembina, apabila Yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.
2. Rapat Gabungan diadakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak Yayasan
tidak lagi mempunyai Pembina.
3. Panggilan Rapat Gabungan dilakukan oleh Pengurus.
4. Panggilan Rapat Gabungan disampaikan kepada setiap Pengurus dan Pengawas secara
langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
5. Panggilan Rapat Gabungan harus mncantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara rapat.
6. Rapat Gabungan diadakan di tempat kedudukan Yayasan atau di tempat kegiatan
Yayasan.
3. Untuk pertama kalinya tahun buku Yayasan dimulai pada tanggal dari Akta Pendirian
Yayasan dan ditutup tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember.
[/list]
Pasal 35
Laporan Tahunan
[list type="numbered"]
1. Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan paling lambat 5 (lima) bulan
setelah berakhirnya tahun buku Yayasan.
2. Laporan
tahunan
memuat
sekurang-kurangnya
:
a. Laporan keadaan dan kegiatan Yayasan selama tahun buku yang lalu serta hasil yang
telah
dicapai.
b. Laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada akhir periode,
laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan laporan keuangan.
3. Laporan taunan wajib ditandatangani oleh Pengurus dan Pengawas.
4. Dalam hal terdapat anggota Pengurus atau Pengawas yang tidak menandatangani laporan
tersebut, maka yang bersangkutan harus menyebutkan alasan tertulis.
5. Laporan tahunan disahkan oleh Pembina dalam rapat tahunan.
6. Ikhtisar laporan tahunan Yayasan disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku dan diumumkan pada papan pengumuman di kantor Yayasan.
[/list]
Pasal 36
Perubahan Anggaran Dasar
[list type="numbered"]
1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan Rapat
Pembina, yang dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Pembina.
2. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.
3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka
keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari
seluruh jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.
4. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak tercapai, maka diadakan
pemanggilan Rapat Pembina yang kedua paling cepat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal
Rapat Pembina yang pertama.
5. Rapat Pembina kedua tersebut sah, apabila dihadiri lebih dari (satu per dua)dari
seluruh Pembina.
6. Keputusan Rapat Pembina kedua sah, apabila diambil berdasarkan persetujuan suara
terbanyak dari jumlah Pembina yang hadir atau yang diwakili.
[/list]
Pasal 37
Pengaturan Pelaksanaan Perubahan Anggaran Dasar
[list type="numbered"]
1. Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam Bahasa
Indonesia.
2. Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap maksud dan tujuan Yayasan.
3. Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan nama dan kegiatan Yayasan,
harus mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia.
4. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3) cukup diberitahukan kepada Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
5. Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat Yayasan dinyatakan pailit,
kecuali atas persetujuan kurator.
[/list]
Pasal 38
Penggabungan
[list type="numbered"]
1. Penggabungan Yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 (satu) atau lebih
Yayasan dengan yayasan lain, dan mengakibatkan Yayasan yang menggabungkan diri
menjadi bubar.
2. Penggabungan Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan
memperhatikan
:
[list type="numbered"]
1. Yayasan
bubar
karena
:
a. alasan sebagaimana dimaksud dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam Anggaran
Dasar
berakhir
b. tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah tercapai atau tidak
tercapai
c. putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap berdasarkan alasan :
1.
Yayasan
melanggar
ketertiban
umum
dan
kesusilaan
2. Tidak mampu membayar hutangnya setelah dinyatakan pailit, atau
3. Harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi hutangnya setelah pernyataan
pailit dicabut.
2. Dalam hal Yayasan bubar sebagaimana diatur dalam ayat (1) huruf a dan huruf b,
Pembina menunjuk likuidator untuk membereskan kekayaan Yayasan.
3. Dalam hal tidak ditunjuk likuidator, maka Pengurus brtindak sebagai likuidator.
4. Pembubaran Yayasaan hanya dapat dilakukan berdasarkan Keputusan Rapat Pembina
yang dihadiri paling sedikit (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina dan disetujui
paling sedikit (tiga per empat) dari seluruh jumlah anggota Pembina yang hadir.
[/list]
Pasal 41
Ketentuan Pembubaran
[list type="numbered"]
1. Dalam hal Yayasan bubar, Yayasan tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali
untuk membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi.
2. Dalam hal Yayasan sedang dalam proses likuidasi, untuk semua surat keluar dicantumkan
frasa dalam likuidasi di belakang nama Yayasan.
3. Dalam hal Yayasan bubar karena putusan pengadilan, maka pengadilan juga menunjuk
likuidator.
4. Dalam pmbubaran Yayasan karena pailit, berlaku peraturan perundang-undangan di
bidang kepailitan.
5. Ketentuan mengenai penunjukan, pengangakatan, pemberhentian sementara,
pemberhentian, wewenang, kewajiban, tugas dan tanggung jawab serta pengawasan
terhadap Pengurus, berlaku juga bagi likuidator.
6. Likuidator atau Kurator yang ditunjuk untuk melakukan pemberesan kekayaan Yayasan
yang bubar atau dibubarkan, paling lambat 5 (lima) hari terhitung sejak tanggal
penunjukan wajib mengumumkan pembubaran Yayasan dan proses likuidasinya dalam
surat kabar harian berbahasa Indonesia.
7. Likuidator atau Kurator dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung
sjak tanggal proses likuidasi berakhir, wajib mengumumkan hasil likuidasi dalam surat
kabar harian berbahasa Indonesia.
8. Likuidator atau Kurator dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak
tanggal pross likuidasi berakhir wajib melaporkan Pembubaran Yayasan kepada Pembina.
9. Dalam hal laporan mengenai pembubaran Yayasan sebagaimana dimaksud ayat (8) dan
pengumuman hasil likuidasi sebagaimana dimaksud ayat (7) tidak dilakukan, maka
bubarnya Yayasan tidak berlaku bagi pihak ketiga.
[/list]
Pasal 42
Cara Penggunaan Kekayaan Sisa Likwidasi
[list type="numbered"]
1. Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada Yayasan lain yang mempunyai maksud
dan tujuan yang sama dengan Yayasan yang bubar.
2. Kekayaan sisa hasil likuidasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diserahkan
kepada badan hukum lain yang melakukan kegiatan yang sama dengan Yayasan yang
bubar, apabila hal tersebut diatur dalam Undang-Undang yang berlaku bagi badan hukum
tersebut.
3. Dalam hal kekayaan sisa hasil likuidasi tidak diserahkan kepada yayasan lain atau kepada
badan hokum lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), kekayaan tersebut
diserahkan kepada Negara dan penggunaannya dilakukan sesuai dengan maksud dan
tujuan Yayasan yang bubar.
[/list]
Pasal 43
Peraturan Penutup
[list type="numbered"]
1. Hal-hal yang tidak diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan
diputuskan oleh Rapat Pembina.
2. Menyimpang dari ketentuan Pasal 7 ayat (4), Pasal 13 ayat (1), Pasal 24 ayat (1)
Anggaran Dasar ini mengenai tata cara pengangkatan Pembina, Pengurus dan Pengawas
untuk pertama kalinya diangkat susunan Pembina, Pengurus dan Pengawas Yayasan
dengan susunan sebagai berikut :
a. Pembina
Ketua : Nyonya Hajjah Laila Asmi Alimudin Sani, lahir di Padang, pada tanggal 21-111944.
Anggota : Nyonya Yulia Rachmatin, lahir di Teluk Betung, pada tanggal 17-07-1967.
Anggota : Nona Indah Pristiani, lahir di Jakarta, pada tanggal 30-03-1973.
b. Pengurus
Ketua Umum : Nyonya Sulistiani Faozah, Sarjana Pertanian, lahir di Purbalingga, pada
tanggal 08-11-1971.
Ketua : Nyonya Harmiwita AS, lahir di Ulu Danau, pada tanggal 12-09-1982.
Ketua : Nyonya Yuniati, lahir di Tanjung Karang, pada tanggal 27-06-1968.
Sekretaris Umum : Nona Karty Mulyana, lahir di Merambung, pada tanggal 24-09-1990.
Sekretaris : Nyonya Nurhidayah, lahir di Poncowati, pada tanggal 29-09-1987.
Bendahara : Nona Amelina, lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 28-12-1984.
c. Pengawas
Ketua : Nyonya Hajjah Nila Susanti Zulfikar, lahir di Banjarmasin, pada tanggal 21-021972.
Anggota : Nona Nur Fitria, lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 09-03-1986.
Anggota: Nyonya Siswati, lahir di Baturaja, pada tanggal 16-05-1980.
3. Pengangkatan anggota Pembina Yayasan, anggota Pengurus Yayasan dan anggota
Pengawas Yayasan tersebut telah diterima oleh masing-masing yang bersangkutan dan
harus disahkan dalam Rapat Pembina pertama kali diadakan, setelah Akta Pendirian ini
mendapat pengesahan atau didaftarkan pada Instansi yang berwenang, Pengurus Yayasan
dan baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri dengan hak untuk memindahkan
kekuasaan ini kepada orang lain dikuasakan untuk memohon pengesahan dan atau
pendaftaran atas Anggaran Dasar ini kepada instansi yang berwenang dan untuk membuat
pengubahan dan atau tambahan dalam bentuk yang bagaimanapun juga yang diperlukan
untuk memperoleh pengesahan tersebut dan untuk mengajukan serta menandatangani
semua permohonan dan dokumen lainnya, untuk memilih tempat kedudukan dan untuk
melaksanakan tindakan lainnya mungkin diperlukan.
[/list]
Pengurus Pusat Yayasan Sepakat Karya Utama
Tertanda
Ketua Umum
SULISTIANI FAOZAH
Sekretaris Umum
KARTY MULYANA
Bendahara
AMELINA
ANGGARAN DASAR
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)
QOTHROTUL FALAH CIKULUR
MUKADDIMAH
Bismillahirrahmanirrahim
Kesuksesan pembangunan manusia sempurna (insan kamil) dan pembinaan masyarakat Islam,
banyak terfokus pada kesempurnaan proses pendidikan. Dengan kesempurnaan proses
pendidikan ini baik pendidikan yang berorientasi hati maupun akal , insan-insan yang
bertaqwa, berbudi luhur, berilmu yang amaliyah dan beramal ilmiyah, bertanggungjawab
terhadap agama, bangsa dan negara, diharapkan lebih mudah diwujudkan.
Atas dasar itu semua, dengan mengharap taufiq, hidayat dan inayah Allah, maka disusunlah
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Yayasan Pendidikan Islam (YPI)
Qothrotul Falah sebagai berikut :
PASAL 1
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Yayasan ini bernama YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI) QOTHROTUL FALAH dan
berkedudukan di Jl. Sampay-Cileles Km. 5 Desa Sumurbandung, Kecamatan Cikulur, Kabupaten
Lebak Propinsi Banten.
PASAL 2
WAKTU DAN LAMANYA
Yayasan ini terdaftar secara resmi di kantor notaris pada tanggal 31 Juli 1991, sesuai Akta
Notaris NUZWAR SH No. 8 tertanggal 31 Juli 1991 dan berlaku untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya.
PASAL 3
AZAS
Yayasan ini berazaskan :
1) Agama Islam berhaluan Ahlus-Sunnah wa al-Jamaah
2) Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
PASAL 4
SIFAT
Yayasan ini bersifat terbuka dengan dasar kekeluargaan dan gotong-royong serta berjiwa sosial.
PASAL 5
VISI
Bernuansa Islami, unggul dalam prestasi, menjunjung tinggi tradisi, santun dalam bersikap,
diminati masyarakat dan meraih kemuliaan hidup dalam kebahagiaan masa depan.
PASAL 6
MISI
1.
UPAYA
Untuk mencapai maksud dan tujuan ini, Yayasan ini berupaya:
1) Mendirikan dan merawat masjid sebagai sentral kegiatan pendidikan keislaman/keagamaan.
2) Mendirikan dan merawat gedung-gedung (sekolah, madrasah, perpustakan, laboratorium, dll)
yang menjadi unit pendidikan Yayasan.
3) Mempersiapkan tenaga pengajar yang professional di sekolah-sekolah dan madrasahmadrasah yang menjadi unit pendidikan Yayasan.
4) Menjalin kemitraan dengan lembaga pendidikan di luar Yayasan, baik pemerintah maupun
swasta.
5) Membentuk kader-kader muslim bermental Islami dan berperadaban maju.
6) Memberikan beasiswa/santunan pada santri yang tidak mampu dalam proses menempuh
pendidikannya.
7) Mengadakan usaha-usaha yang halal dan bermanfaat bagi Yayasan dan masyarakat.
PASAL 10
KEKAYAAN YAYASAN
Kekayaan Yayasan ini lebih berupa tanah, bangunan dan barang-barang inventaris yang terdiri
dari :
1) Bangunan masjid (1 buah) dan barang-barang inventarisnya.
2) Tiga blok bangunan sekolah dan madrasah (total berjumlah 8 ruangan kelas) serta barangbarang inventarisnya. 1 ruang guru, kantor dua lantai dan 1 ruang TU. Asrama santri (3 kobong
putera dan 3 konong puteri). 6 saung.
3) Tanah musabbal seluas + 14000 M2 yang diperoleh dari para waqif.
5) Gedung perpustakaan 9x11 M.
6) Perumahan guru (3 rumah).
7) Gedung pramuka seluas 7x7 M, 1 sanggar seni dan PMR, 3 MCK.
8) Gudang seluas 7x7 M.
9) Lapangan futsal, bulu tangkis dan voli.
10) Bengkel otomotif.
11) 1 Kantin, 1 koperasi.
12) Hibah, hibah wasiat, wasiat dan waqaf.
13) Majelis Puteri (2 ruangan)
14) Usaha-usaha lain yang halal dan tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah.
15) Alat-alat ekstrakurikuler (drumband, marawis, rebana, bulu tangkis, bola, futsal, dll).
PASAL 11
PENDIRI DAN PENGURUS YAYASAN
Yayasan ini didirikan oleh Alm Drs. H. Jazuli, KH. Muchsin, KH. Rafii Ali dan KH. Achmad
Syatibi Hambali.
Kepengurusan Yayasan tahun 2011-2013 dijabat oleh:
Dewan Penasehat : 1. KH. Muchsin
: 2. KH. Rafii Ali
Ketua : KH. Achmad Syatibi Hanbali
PASAL 16
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga atau peraturan-peraturan lainnya, yang akan disusun oleh Pengurus Yayasan dan
tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar ini.
PASAL 17
TAHUN BUKU
Tahun buku Yayasan selalu ditutup pada akhir periode kepengurusan.
PASAL 18
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Anggaran Dasar ini hanya dapat dirubah pada rapat pengurus lengkap dan sengaja diadakan
untuk itu oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) anggota yang hadir.
PASAL 19
PEMBUBARAN
Yayasan ini bisa dibubarkan oleh dan bila:
1. Yayasan ini dapat dibubarkan oleh pemerintah yang berwenang bila dinilai melanggar
ketentuan yang ada.
2. Yayasan ini dapat dibubarkan oleh rapat umum Pengurus Yayasan yang sengaja diadakan
untuk itu, dihadiri Pengurus lengkap, dan disetujui sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
yang hadir dalam rapat tersebut.
3. Sisa harta kekayaan Yayasan diserahkan kembali pada Yayasan/badan sosial/pendidikan
yang seazas dan mempunyai tujuan yang sama dengan Yayasan ini.
PASAL 20
LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diatur secara musyawarah
kekeluargaan oleh pengurus Yayasan.
BAB VI
MASA JABATAN
Pasal 9
1) Pengurus, masa jabatannya adalah 3 tahun dan dapat dipilih kembali.
2) Kepala Sekolah/Madrasah dan staf, masa jabatannya adalah 3 tahun.
3) Kepala Sekolah/Madrasah dan Staf dapat dipilih kembali melalui prosedur yang telah
ditetapkan.
BAB VII
KODE ETIK GURU
Pasal 10
1) Disiplin waktu.
2) Menjaga keaktifan Sekolah/Madrasah.
3) Berkewajiban menyampaikan materi sesuai kurikulum.
4) Tidak merokok saat mengajar.
5) Jika terpaksa udzur, hendaklah mengajukan surat ijin terlebih dahulu dan atau memberi tugas.
6) Menjaga nama baik dan citra Yayasan.
7) Saling mengingatkan antara sesama anggota pengurus, Kepala Sekolah/Madrasah, Staf, Guru
dan karyawan.
8) Hadir pada rapat, breefing, dan pertemuan-pertemuan lain dengan disiplin.
9) Mematuhi dan menghormati semua tata tertib yang telah ditetapkan Yayasan.
10) Berpakaian rapi dan sopan.
BAB VIII
RAPAT-RAPAT
Pasal 11
1) Rapat pengurus diadakan sesuai Anggaran Dasar Yayasan Pasal 15.
2) Rapat Sekolah/Madrasah diadakan sesuai ketentuan masing-masing, dan dipimpin oleh
Kepala Sekolah/Madrasah atau yang diberi mandat.
3) Rapat penyusunan RAPBS/M diadakan menjelang berakhirnya tahun pelajaran, selambatnya
satu bulan sebelum akhir tahun pelajaran.
5) Rapat penyusunan RAPBY diadakan selambatnya satu bulan setelah tersusunnya RAPBS/M.
6) Rapat Yayasan dengan Kepala Sekolah/Madrasah dan Staf diadakan sekurangnya satu kali
dalam 6 bulan.
7) Rapat bersama antara Pengurus dan Guru diadakan sekurang-kurangnya sekali setahun.
BAB IX
SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
Pasal 12
1) Tanah wakaf
2) Pendapatan bulanan berupa syahriyah santri.
Presidium Sidang II
AHMAD AMRULLAH
Menyetujui,
Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Qothrotul Falah