Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KONSEP DASAR
CEPHALOPELVIC DISPROPORTION
A. Definisi
Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara
kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina.
Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun
kombinasi keduanya.
B. Ukuran Panggul
1. Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus vertebra sacrum,
linea innominata, serta pinggir atas simfisis. Konjugata diagonalis adalah jarak
dari pinggir bawah simfisis ke promontorium, Secara klinis, konjugata diagonalis
dapat diukur dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan
menyusur naik ke seluruh permukaan anterior sacrum, promontorium teraba
sebagai penonjolan tulang. Dengan jari tetap menempel pada promontorium,
tangan di vagina diangkat sampai menyentuh arcus pubis dan ditandai dengan jari
telunjuk tangan kiri. Jarak antara ujung jari pada promontorium sampai titik yang
ditandai oleh jari telunjuk merupakan panjang konjugata diagonalis.
Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium yang
dihitung dengan mengurangi konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih
kurang 11 cm. Konjugata obstetrika merupakan konjugata yang paling penting
yaitu jarak antara bagian tengah dalam simfisis dengan promontorium, Selisih
2.
3.
tuberum (10,5 cm), jarak dari ujung sacrum ke tengah-tengah distensia tuberum
atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm), dan jarak antara pinggir bawah simpisis
ke ujung sacrum (11,5 cm).
C. Panggul Sempit
Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya
kemajuan persalinan. Distosia dapat disebabkan oleh kelainan pada servik, uterus,
janin, tulang panggul ibu atau obstruksi lain di jalan lahir. Kelainan ini oleh ACOG
dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kelainan kekuatan (power) yaitu kontraktilitas uterus dan upaya ekspulsif ibu.
a. Kelainan his : inersia uteri / kelemahan his.
b. kekuatan mengejan yang kurang misalnya pada hernia atau sesak nafas.
2. Kelainan yang melibatkan janin (passenger), misalnya letak lintang, letak dahi,
3.
hidrosefalus.
Kelainan jalan lahir (passage), misalnya panggul sempit, tumor yang
mempersempit jalan lahir.
Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran
pervaginam pada janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul dapat
menjadi lebih kecil karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain sehingga
menimbulkan kesulitan pada persalinan pervaginam. Panggul sempit yang penting
pada obstetric bukan sempit secara anatomis namun panggul sempit secara fungsional
artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Selain panggul sempit dengan
ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat panggul sempit lainnya. Panggul ini
digolongkan menjadi empat, yaitu:
1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul Naegele, panggul
Robert, split pelvis, panggul asimilasi.
2. Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia, neoplasma,
fraktur, atrofi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea.
3. Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis, skoliosis,
spondilolistesis.
4. Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio koksa, atrofi atau
kelumpuhan satu kaki.
Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas
panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan. penyempitan dapat terjadi pada
pintu atas panggul, pintu tengah panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang
menyempit seluruhnya.
1.
panggul biasanya didefinisikan sebagai konjugata diagonal yang kurang dari 11,5
cm.3 Mengert (1948) dan Kaltreider (1952) membuktikan bahwa kesulitan
persalinan meningkat pada diameter anteroposterior kurang dari 10 cm atau
diameter transversal kurang dari 12 cm. Distosia akan lebih berat pada
kesempitan kedua diameter dibandingkan sempit hanya pada salah satu diameter.
Diameter biparietal janin berukuran 9,5-9,8 cm, sehingga sangat sulit bagi
janin bila melewati pintu atas panggul dengan diameter anteroposterior kurang
dari 10 cm. Wanita dengan tubuh kecil kemungkinan memiliki ukuran panggul
yang kecil, namun juga memiliki kemungkinan janin kecil. Dari penelitian Thoms
pada 362 nullipara diperoleh rerata berat badan anak lebih rendah (280 gram)
pada wanita dengan panggul sempit dibandingkan wanita dengan panggul sedang
atau luas. Pada panggul sempit ada kemungkinan kepala tertahan oleh pintu atas
panggul, sehingga gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi uterus secara langsung
menekan bagian selaput ketuban yang menutupi serviks. Akibatnya ketuban dapat
pecah pada pembukaan kecil dan terdapat resiko prolapsus funikuli. Setelah
selaput ketuban pecah, tidak terdapat tekanan kepala terhadap serviks dan segmen
bawah rahim sehingga kontraksi menjadi inefektif dan pembukaan berjalan
lambat atau tidak sama sekali. Jadi, pembukaan yang berlangsung lambat dapat
menjadi prognosa buruk pada wanita dengan pintu atas panggul sempit.
Pada nulipara normal aterm, bagian terbawah janin biasanya sudah masuk
dalam rongga panggul sebelum persalinan. Adanya penyempitan pintu atas
panggul menyebabkan kepala janin megapung bebas di atas pintu panggul
sehingga dapat menyebabkan presentasi janin berubah. Pada wanita dengan
panggul sempit terdapat presentasi wajah dan bahu tiga kali lebih sering dan
prolaps tali pusat empat sampai enam kali lebih sering dibandingkan wanita
dengan panggul normal atau luas.
2.
terjadinya
sternokleidomastoideus.
cedera
pada
nervus
brakhialis
dan
muskulus
F. Penanganan
1. Persalinan Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara kepala
janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan dapat berlangsung per
vaginan dengan selamat dapat dilakukan persalinan percobaan. Cara ini
merupakan tes terhadap kekuatan his, daya akomodasi, termasuk moulage karena
faktor tersebut tidak dapar diketahui sebelum persalinan.
Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang kepala, tidak
bisa pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau kelainan letak lainnya.
Ketentuan lainnya adalah umur keamilan tidak boleh lebih dari 42 mingu karena
kepala janin bertambah besar sehingga sukar terjadi moulage dan ada
kemungkinan disfungsi plasenta janin yang akan menjadi penyulit persalinan
percobaan.
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak akan selalu
dapat diduga sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran kepala bayi sudah
keluar sedangkan dalam melahirkan bahu sulit, sebaiknya dilakukan episiotomy
medioateral yang cukup luas, kemudian hidung dan mulut janin dibersihkan,
kepala ditarik curam kebawah dengan hati-hati dan tentunya dengan kekuatan
terukur. Bila hal tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran badan bayi di
dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu depan dimana sebelumnya
merupakan bahu belakang dan lahir dibawah simfisis. Bila cara tersebut masih
juga belum berhasil, penolong memasukkan tangannya kedalam vagina, dan
berusaha melahirkan janin dengan menggerakkan dimuka dadanya. Untuk
melahirkan lengan kiri, penolong menggunakan tangan kanannya, dan sebaliknya.
Kemudian bahu depan diputar ke diameter miring dari panggul untuk melahirkan
bahu depan.
Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan test of labour.
Trial of labour serupa dengan persalinan percobaan di atas, sedangkan test of
labour sebenarnya adalah fase akhir dari trial of labour karena baru dimulai pada
pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam kemudian. Saat ini test of labour jarang
digunakan karena biasanya pembukaan tidak lengkap pada persalinan dengan
pangul sempit dan terdapat kematian anak yang tinggi pada cara ini.
Keberhasilan persalinan percobaan adalah anak dapat lahir sontan per
vaginam atau dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik. Persalinan
percobaan dihentikan apabila pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannnya,
keadaan ibu atau anak kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah pembukaan
lengkap dan ketuban pecah kepala tidak masuk PAP dalam 2 jam meskipun his
2.
baik, serta pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan seksio sesarea.
Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan
kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata. Seksio juga dapat
4.
G. Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri akut berhubungan dengan kesulitan dalam persalinan, intervensi medik
2.
Kelelahan berhubungan dengan persalinan yang lama
3.
Kecemasan berhubungan dengan kesulitan dalam persalinan, kurang
4.
atony uterus
5.
Resiko infeksi berhubungan dengan rupture membrane
6. Resiko kerusakan integritas jaringan; ibu dan bayi berhubungan dengan kesulitan
dalam persalinan
H. Intervensi
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Nyeri akut berhubungan
dengan kesulitan dalam
persalinan, intervensi medik
DS:
- Laporan secara verbal
DO:
- Posisi untuk menahan
nyeri
- Tingkah laku berhati-hati
- Gangguan tidur (mata
sayu, tampak capek, sulit
atau gerakan kacau,
menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri
- Fokus menyempit
(penurunan persepsi
waktu, kerusakan proses
berpikir, penurunan
interaksi dengan orang
dan lingkungan)
- Tingkah laku distraksi,
contoh : jalan-jalan,
menemui orang lain
dan/atau aktivitas,
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC :
NIC :
- Pain Level,
Managemen nyeri
- pain control,
1. Lakukan pengkajian nyeri
- comfort level
secara komprehensif termasuk
Setelah dilakukan
lokasi, karakteristik, durasi,
tinfakan keperawatan
frekuensi, kualitas dan faktor
selama . Pasien tidak
presipitasi
mengalami nyeri, dengan 2. Observasi reaksi nonverbal
kriteria hasil:
dari ketidaknyamanan
- Mampu mengontrol
3. Bantu pasien dan keluarga
nyeri (tahu penyebab
untuk mencari dan
nyeri, mampu
menemukan dukungan
menggunakan tehnik
4. Kontrol lingkungan yang
nonfarmakologi untuk
dapat mempengaruhi nyeri
mengurangi nyeri,
seperti suhu ruangan,
mencari bantuan)
pencahayaan dan kebisingan
- Melaporkan bahwa
5. Kurangi faktor presipitasi
nyeri berkurang
nyeri
dengan menggunakan 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
manajemen nyeri
untuk menentukan intervensi
- Mampu mengenali
7. Ajarkan tentang teknik non
nyeri (skala,
farmakologi: napas dala,
intensitas, frekuensi
relaksasi, distraksi, kompres
dan tanda nyeri)
hangat/ dingin
aktivitas berulang-ulang)
- Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
- Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku)
Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
Tidak mengalami
gangguan tidur
8.
9.
10.
11.
NOC:
- Activity Tollerance
- Energy Conservation
- Nutritional Status:
Energy
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama . kelelahan
pasien teratasi dengan
kriteria hasil:
- Kemampuan aktivitas
adekuat
- Mempertahankan
nutrisi adekuat
- Keseimbangan
aktivitas dan istirahat
- Menggunakan tehnik
energi konservasi
- Mempertahankan
interaksi sosial
- Mengidentifikasi
faktor-faktor fisik dan
psikologis yang
menyebabkan
kelelahan
- Mempertahankan
kemampuan untuk
konsentrasi
NIC :
Energy Management
1.
Monitor respon
kardiorespirasi terhadap
aktivitas (takikardi, disritmia,
dispneu, diaphoresis, pucat,
tekanan hemodinamik dan
jumlah respirasi)
2.
Monitor dan catat pola dan
jumlah tidur pasien
3.
Monitor lokasi
ketidaknyamanan atau nyeri
selama bergerak dan aktivitas
4.
Monitor intake nutrisi
5.
Monitor pemberian dan
efek samping obat depresi
6.
Instruksikan pada pasien
untuk mencatat tanda-tanda
dan gejala kelelahan
7.
Ajarkan tehnik dan
manajemen aktivitas untuk
mencegah kelelahan
8.
Jelaskan pada pasien
hubungan kelelahan dengan
proses penyakit
9.
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
intake makanan tinggi energi
10.
Dorong pasien dan keluarga
mengekspresikan perasaannya
11.
Catat aktivitas yang dapat
meningkatkan kelelahan
12.
Anjurkan pasien melakukan
yang meningkatkan relaksasi
(membaca, mendengarkan
musik)
13.
Tingkatkan pembatasan
bedrest dan aktivitas
14.
Kecemasan berhubungan
dengan kesulitan dalam
persalinan, kurang
pengetahuan tentang pola
persalinan normal
DO/DS:
- Insomnia
- Kontak mata kurang
- Kurang istirahat
- Berfokus pada diri sendiri
- Iritabilitas
- Takut
- Nyeri perut
- Penurunan TD dan denyut
nadi
- Diare, mual, kelelahan
- Gangguan tidur
- Gemetar
- Anoreksia, mulut kering
- Peningkatan TD, denyut
nadi, RR
- Kesulitan bernafas
- Bingung
- Bloking dalam
pembicaraan
- Sulit berkonsentrasi
NOC :
- Kontrol kecemasan
- Koping
Setelah dilakukan asuhan
selama klien
kecemasan teratasi dgn
kriteria hasil:
Klien
mampu
mengidentifikasi dan
mengungkapkan
gejala cemas
Mengide
ntifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik
untuk
mengontol
cemas
Vital
sign
dalam
batas
normal
Postur
tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
1.
Gunakan pendekatan yang
menenangkan
2.
Nyatakan dengan jelas
harapan terhadap pelaku pasien
3.
Jelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan selama
prosedur
4.
Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi takut
5.
Berikan informasi faktual
mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
6.
Libatkan keluarga untuk
mendampingi klien
7.
Instruksikan pada pasien
untuk menggunakan tehnik
relaksasi
8.
Dengarkan dengan penuh
perhatian
9.
Identifikasi tingkat
kecemasan
10.
Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
11.
Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
12.
Kelola pemberian obat anti
cemas:........
NOC:
NIC :
- Fluid balance
Fluid managemen
- Hydration
1. Pertahankan catatan intake dan
Setelah
dilakukan
output yang akurat
tindakan
keperawatan 2. Monitor status hidrasi
selama.. pasien tidak
(kelembaban membran mukosa,
mengalami
kurang
nadi adekuat, tekanan darah
volume cairan dengan
ortostatik), jika diperlukan
kriteria hasil:
3. Monitor hasil lab yang sesuai
- Mempertahankan
dengan retensi cairan (BUN,
urine output sesuai
Hmt, osmolalitas urin, albumin,
dengan usia dan BB,
total protein )
BJ urine normal,
4. Monitor vital sign setiap
- Tekanan darah, nadi,
15menit 1 jam
10
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
NIC :
1. Pertahankan teknik aseptif
2. Batasi pengunjung bila perlu
3. Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan
4. Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
5. Ganti letak IV perifer dan
dressing sesuai dengan
petunjuk umum
6. Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
7. Tingkatkan intake nutrisi
8. Berikan terapi
antibiotik:.................................
9. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
10. Pertahankan teknik isolasi k/p
11. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
12. Monitor adanya luka
13. Dorong masukan cairan
14. Dorong istirahat
15. Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
16. Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam
11
NOC:
NIC :
- Tissue integrity : skin
Pressure ulcer prevention
and mucous
Wound care
membranes
1. Anjurkan
pasien
untuk
- Wound healing :
menggunakan pakaian yang
primary and secondary
longgar
intention
2. Jaga kulit agar tetap bersih
Setelah dilakukan
dan kering
tindakan keperawatan
3. Mobilisasi pasien (ubah posisi
selama . Pasien tidak
pasien) setiap dua jam sekali
mengalami kerusakan
4. Monitor kulit akan adanya
integritas jaringan
kemerahan
dengan kriteria hasil:
5. Oleskan
lotion
atau
- Perfusi jaringan
minyak/baby oil pada daerah
normal
yang tertekan
- Tidak ada tanda-tanda
6. Monitor
aktivitas
dan
infeksi
mobilisasi pasien
- Ketebalan dan tekstur
7. Monitor status nutrisi pasien
jaringan normal
8. Memandikan pasien dengan
- Menunjukkan
sabun dan air hangat
pemahaman
dalam
9. Kaji lingkungan dan peralatan
proses perbaikan kulit
yang menyebabkan tekanan
dan
mencegah 10. Observasi luka : lokasi,
terjadinya
cidera
dimensi, kedalaman luka,
berulang
karakteristik,warna
cairan,
- Menunjukkan
granulasi, jaringan nekrotik,
terjadinya
proses
tanda-tanda infeksi lokal,
penyembuhan luka
formasi traktus
11. Ajarkan pada keluarga tentang
luka dan perawatan luka
12. Kolaborasi
ahli
gizi
pemberian diet TKTP, vitamin
13. Cegah kontaminasi feses dan
urin
14. Lakukan tehnik perawatan
luka dengan steril
15. Berikan
posisi
yang
mengurangi tekanan pada luka
16. Hindari kerutan pada tempat
tidur
12
Data Demografi
Nama Klien
: Ny. NH
Umur Klien
: 21 tahun
Alamat
: Jl.Veteran, Banjarmasin
Status Perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Suku
: Banjar
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
Diagnosa Medik
Tgl. Masuk RS
: 24 7 - 2012
No. RM
: 64 59 71
Tgl . Pengkajian
: 25 7 - 2012
13
bagian Poli Kandungan. Di RS, klien diperiksa dengan hasil pembukaan 5 cm. dilakukan
pengukuran panggul didapatkan hasil panggul sempit. Oleh dokter, klien direncanakan
dilakukan operasi SC. Operasi dilakukan tanggal 24 Juli 2012 Pk.16.15 sd 17.45 wita.
Setelah Post Op selanjutnya klien dirawat di Ruang Cempaka (Nifas) RSU Ulin
Banjarmasin.
HPL
HPMT : 30-09-2011
ANC
: 07-07-2012
Usia kehamilan
: 42-43 mgg
Jenis
Kelamin
1.
Abortus
(Uk.5 mg)
2.
Sekarang
( 2012)
Cara
lahir
Tempat
persalinan
dan
penolong
Spontan -
BB
lahir
Komplikasi Keadaan
selama
saat ini
proses
persalinan
-
Riwayat Ginekologi
Menarche
Pap Smear
Umur
Th
2011
14
Posisi fetus
Tipe kelahiran
: Sectio Caesaria
: Anestesi spinal
: CPD
( Laporan SC terlampir )
Data Bayi Saat Ini
Bayi dilahirkan secara SC,tanggal 24 Juli 2012 Pk.16.35 dengan :
Jenis kelamin
: Perempuan
BB/PB
: 2900 gram / 50 cm
Apgar Score
: 8 - 9 10
Kondisi Umum
: 58 kg
: 140 cm
15
7.
Payudara
Tampak mulai menegang, putting susu menonjol, hyperpigmentasi pada areola
mammae, ASI belum keluar, tidak ada bendungan ASI. Ibu mengatakan payudaranya
mulai terasa kencang
8.
Jantung
Ictus cordis tidak terlihat, PMI intercosta 5 midclavicula, S1S2 normal
9.
Abdomen
TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik. Terrdapat luka post operasi SC ditutup
kasa steril, tidak ada tanda-tanda infeksi, kasa terlihat bersih dan kering.
10. Genetalia
Terpasang dower catheter pada uretra, lochea berwarna kemerahan (lochea rubra),
jumlah satu pembalut penuh, pengeluaran tidak aktif.
11. Anus dan rectum
Tidak terdapat hemmoroid
12. Musculuskeletal
Klien post operasi hari perawatan ke 1, mobilisasi klien diperbolehkan miring
kanan /kiri. Tetapi pasien terlihat lebih banyak telentang di atas tempat tidur.
Riwayat Kesehatan
1. Pola persepsi kesehatan pemeliharaan kesehatan
Klien menganggap kesehatan itu penting, terlebih saat dirinya hamil, klien rutin
mengontrolkan kehamilannya di puskesmas. Upaya pencegahan terhadap masalah
kesehatan klien biasanya berobat ke puskesmas. Saat ini klien sudah melahirkan, klien
mengatakan tidak ada pantangan makanan. Klien mengatakan belum mengetahui
manfaat mobilisasi dini.
2. Pola nutrisi metabolisme
Kebiasaan makan 3xsehari jenis nasi biasa, ikan, sayur. Tidak ada alergi makanan.
Kebiasaan minum 7-8 gelas/hr. Saat ini klien belum makan, hanya minum sedikit sedkit
saja.
3. Pola eliminasi
Bab : Klien belum ada bab. Bab terakhir tgl 24-07-2012 pk.07.00 wita
Bak : Klien memakai DC, Urine bewarna kuning jernih, jumlah 200 cc (pk.06.00
-09.00)
4. Pola aktivitas dan latihan
Saat ini klien menjalani hari perawatan ke-1 post operasi, aktivitas terbatas di atas
tempat tidur. Klien hanya diperbolehkan miring kanan/kiri. Hanya saja klien tampak
lebih banyak telentang diatas tempat tidur. Klien dibantu dalam merubah posisi karena
belum mampu melakukannya sendiri. Klien mengatakan merasa takut bergerak karena
16
merasa nyeri apabila ada pergerakan. Selain itu juga klien mengatakan tidak tahu untuk
apa dirinya disuruh harus miring kanan/kiri. Klien tampak sering bertanya mengenai
manfaat pergerakan.
17
Jumlah anak
: semi permanen
Pekerjaan
: swasta
Tingkat pendidikan
: SMA
: menengah ke bawah
Hasil pemeriksaan
Nilai normal
Interpretasi
( Post Op)
Pk.22.06.41
Hemoglobin
8,3 gr/dl
Leukosit
15,3 ribu/UL
Eritrosit
3,12 juta/UL
26,9 vol%
231 ribu/UL
13,8 %
11,5 14,7 %
88 mg/dl
200 mg/dl
Hematokrit
Trombosit
RDW-CV
GDS
Jenis terapi
D5 : RL
Transamin
Ceftriaxone
Ketorolac
Alinamin F
Vit C
Rute terapi
i.v
i.v
i.v
i.v
i.v
i.v
Dosis
2:2
3 x 500 mg
2 x 1 gr
3 x 30 mg
3x
3 x 300mg
Indikasi terapi
Antiperdarahan
Antibiotik
Analgetik
Mengaktifkan pristaltik
Vitamin
18
Analisa Data
Data
DS:
-
Kemungkinan Penyebab
agen cidera fisik (luka post)
Masalah
Nyeri akut
Kx mengatakan nyeri
pada luka post op SC
pada perut bagian
bawah
Nyeri dirasakan terus
menerus seperti di
sayat.
Skala nyeri yang di
tunjuk klien yaitu
skala 3 (skala 0-4)
DO :
-
DS :
Hambatan mobilitas di
tempat tidur
Kesiapan meningkatkan
pemberian ASI
Kesiapan meningkatkan
19
DO :
-
Kx mengatakan
merasa senang
sekarang menjadi ibu
Kx sering menyusui
bayinya
Selama dirawat kx
ditemani suami,
suaminya terlihat
membantu dalam
mengurus bayinya
Perlengkapan pakaian
dan kebutuhan bayi
lainnya sudah
disiapkan dan dibawa
dari rumah
DS :
Ibu mengatakan
adanya luka operasi
diperut.
DO :
Lekosit 15,3 ribu/UL
Terdapat luka operasi
Post operasi hari 1.
Resiko infeksi
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (luka post)
2. Hambatan mobilitas di tempat tidur berhubungan dengan Kurang pengetahuan
tentang kegunaan mobilisasi
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
(luka post operasi SC)
4. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
5. Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua
20
Jam
Diagnosa keperawatan
25/07/2
09.00
012
Tujuan
Intervensi
NOC :
Implementasi
Evaluasi
NIC :
- Pain Level,
Managemen nyeri
ditandai dengan :
- pain control,
- comfort level
Setelah
bawah
- Tanda Vital :
TD 120/80 mmHg
Nadi 80x/mt;
RR 20 x/mt
nyeri
dilakukan
tindakan
terkontrol/teradaptasi
nyeri
tehnik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
nyeri,
mencari
bahwa
berkurang
menggunakan
nyeri
dengan
manajemen
normal
Suhu 36 7 C
- Tidak mengalami gangguan
tidur dan tampak rileks
4. Ajarkan
tentang
dalam
secara
merubah posisi.
ketika
dan
menghembuskan
melalui
mulut
non
Nadi 82 kali/menit, RR 20
distraksi
memberikan
pijatan
lembut .
5. Meningkatkan istirahat klien dengan
P : Intervensi dilanjutkan :
5. Tingkatkan istirahat
teknik
sentuhan
dan
S : Klien mengungkapkan
bantuan)
- Melaporkan
lokasi,
termasuk
ketidaknyamanan/nyeri
mengontrol
komprehensif
menganjurkan
keluarga
untuk
21
analgetik
7. Monitor vital sign tiap 4 jam
Tgl
25/07
Jam
09.00
/2012
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Intervensi
Implementasi
proses pemulihan
mau melakukan
dianjurkan
NOC :
telentang di atas TT
- Klien dibantu dalam pengubahan
Evaluasi
pk.17.00-18.00
peningkatan mobilitas
25-7-
09.00
Diagnosa keperawatan
Resiko infeksi berhubungan
Tujuan
NOC :
Intervensi
NIC :
TTV : TD 120/80
mmhg, N.82x/mt
Jam
S : Klien mengatakan
miring kanan/kiri
Tgl
RR.20x/mt T.36,9 C
A : Masalah teratasi
mobilisasi
P : Hentikan intervensi
Implementasi
Evaluasi
Pk. 13.00 wita
22
2012
- Knowledge
Infection
1.
control
- Risk control
tindakan
2.
1.
Memberi
penjelasan
pentingnya
makan
TKTP
kesembuhan luka
untuk
operasi diperut.
makan
(banyak
Beri
ikan,telur,kacang kacangan)
penkes
kebersihan
gejala infeksi
Menunjukkan kemampuan
untuk
luka
bantu
3.
yang
mengkonsumsi
bergizi
protein :
4.
infeksi
5.
4.
7.
Ajarkan
Meneruskan
terapi
nutrisi
6.
Kolaborasi
personal hygine
8.
makanan
sesuai anjuran
menjaga
dan
diet
mempercepat
Setelah
3.
tentang
dengan
dilakukan
5.
obat
Inj.Vitamin C 3 x 300 mg
Tgl
25.07
Jam
09.00
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Intervensi
Kesiapan meningkatkan
NOC
Breastfeeding maintenance
Implementasi
Evaluasi
Pkl. 13.00 wita
23
2012
terasa kencang,Payudara
ditandai dgn :
perlu.
4. Observasi bayi saat menyusui (posisi,
keluar.
-Ibu tampak mencoba menyusui
bayinya meski tampak kaku
lembut
mengisap)
5. Monitor bayi pada saat pada saat
suplai ASI
3. Mengenali tanda sumbatan
saluran susu
4. Mengenali tanda mastitis
5. Memperhatikan
kesinambungan pemberian
kemudian).
terasa
2. Memonitor kemampuan
mengisap bayi
berusaha menyusui.
O : ibu tampak sering
menyusui, mengerti tanda
bayi
payudara
8. Ajari ibu posisi menyusui yg bnar
9. Mendukung
ibu
untuk
tetap
kencang,menegang,ibu
kedua payudaranya
7. Lakukan dan ajarkan ibu perawatan
memberikan ASI
10. Beri tahu ibu tanda sumbatan saluran
ASI
Kemampuan bayi
mengisap bagus
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Tgl
Jam
25-72012
09.00
Diagnosa keperawatan
Tujuan
Intervensi
NOC
1.
menjadi ibu
2.
Implementasi
Evaluasi
Pk.13.00
menyusukan bayinya,
merawat bayi
perasaan senang
1.
2.
24
3. Selama dirawat suami selalu
mendampingi
disiapkan dari
rumah.
yang aman
4.
3.
menyusukan bayinya
pemberian ASI
P : Lanjutkan intervensi
memeluk, menggendong,
6.
TGL/ JAM
TINDAKAN
TT
TGL/ JAM
CATATAN PERKEMBANGAN
( S OAP)
25
26/7/2012
Jam 09
00
26/7/2012
Jam 13
cara
memberikan
00
analgetik
ampul
4. Monitor vital sign (tensi, nadi, respirasi)
No.
Dx Kep
Waktu
Tgl/jam
Tindakan
TT
Waktu
Tgl/jam
Catatan Perkembangan
(SOAP)
TT
26
III
26/07/
2012
Pk.09.00
26/07/
sekalian melepas DC
2. Mengobservasi pengeluaran lochea
2012
Pk.13.00
luka operasi
Inj.Ceftriaxon 2x1 gr
No.
Waktu
Dx Kep
Tgl/jam
Tindakan
TT
Waktu
Catatan Perkembangan
Tgl/jam
(SOAP)
TT
27
26/07/
IV
2012
Pk.09.00
mulut
bayi
dan
kemampuan
mengisap)
2. Monitor bayi pada saat pada saat mengisap
26/07/
2012
Pk.13.00
O : ibu tampak sering menyusui dan terlihat tidak
payudaranya
4. Mengajari ibu posisi menyusui yang benar.
5. Memberi tahu ibu tanda sumbatan saluran susu
dan
tanda
terjadinyamastitis
serta
P: Lanjutkan intervensi :
cara
bila
terjadi
No.
Waktu
Dx
Tgl/jam
Tindakan
TT
Waktu
Catatan Perkembangan
Tgl/jam
(SOAP)
TT
28
Kep
26/07/
V
26/07/
2012
2012
Pk.10.00
ruam popok
Pk.13.00
mengelus,
berbicara
dengan
bayinya
3. Memotivasi
P : Lanjutkan intervensi:
bayinya
bayinya
merawat bayinya
NO
TGL/
TINDAKAN
TT
TGL/ JAM
CATATAN PERKEMBANGAN
29
DX
JAM
( S OAP)
S : KLien mengungkapkan nyeri berkurang dan hanya
27/7/2012
1. Mengobservasi
reaksi
non
verbal
dari
Jam 09.00
ketidaknyamanan/ nyeri
2. Mengurangi factor presipitasi nyeri dengan tehnik
27/7/2012
Jam 13.00
ke bagian
posisi duduk
TTV : TD 120/70 mmhg, nadi 84
fiksasi
yaitu
memasangkan
gurita
No.
Dx
Kep
Waktu
Tgl/jam
Tindakan
TT
kali/menit, RR
C.
Waktu
Catatan Perkembangan
Tgl/jam
(SOAP)
TT
30
.
III
27/07/2012 1.
Pk.09.00
Melakukan
perawatan luka post op hari ke-3 secara
aseptik dan mengganti balutan dengan plester
anti air
2.
Pk.12.00
di RS saja
O : Luka sudah didresing dan dibalut plester
anti air, keadaan luka baik tidak ada
Mengobservasi
pengeluaran lochea
31
AREA
Kerja
RENCANA TINDAKAN
Klien dianjurkan sementara untuk melakukan pekerjaan yang
ringan seperti pekerjaan rumah tangga. Memberikan informasi
bahwa selama 3 minggu post partum belum diperbolehkan
melakukan aktivitas terlalu berat seperti mengangkat barang
yang berat.
2.
Istirahat
3.
Latihan
4.
Hygiene
5.
Koitus
6.
Kontrasepsi
untuk
berkonsultasi
kembali
dengan
Follow-up
8.
Lain-lain
Lampiran
Laporan Operasi Sectio Caesaria : tgl 24/7/2012 jam.16.15 WITA s/d 17.45 WITA
32
1. KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) dan Inform consent, terpasang infuse, catheter,
antibiotic profilaksis
Pasien tidur terlentang dalam pengaruh SAB
Desinfeksi lapangan operasi dan dipersempit dengan duk steril
Insisi mid line + 10 cm sampai dengan cavum abdomen terbuka
Pada eksplorasi didapatkan :
Uterus gravid aterm
AP d/s dalam batas normal
6. Diputuskan dilakukan LSCS :
Dibuat bladder flap
Insisi SBR + 2 cm diperlebar secara tumpul
Selaput ketuban di pecahkan (warna jernih)
Bayi dilahirkan dengan melaksir kepala
Lahir bayi perempuan, BBL 2900 gram, PB 50 cm, apgar score 8-9-10
Placenta lahir dengan tarikan ringan
SBR di jahit sudut, 2 lapis jelujur festoon
Reperitonealisasi
Cuci cavum abdomen
7. Lapangan operasi ditutup lapis demi lapis
8. Operasi selesai
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21.
Jakarta: EGC, 2005.
5.
33
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
NOC, editor Sue Moorhead, et al, Nursing Outcome Classifcation, fourth edition,
Elsevier mosby, St Louis, USA, 2008