Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMERIKSAAN TPHA
(Treponema pallidum Haemaglutination Assay)
Disusun Oleh:
Charimatul Faoziyah
Muhamad Rahman Hidayat
Nadia Aryani
Kelas :
XII Analis Kesehatan
pula shalawat dan salam tekirim atas junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai
teladan bagi seluruh umat manusia.
Penulisan makalah PEMERIKSAAN TPHA diharapkan dapat memberi
infomasi kepada pembaca sehingga mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
Pemeriksaan TPHA yang mana merupakan tugas mata pelajaran Analis
Kesehatan di SMK Semesta.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangankekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan
di masa yang akan datang.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kami sebagai
penyusun makalah serta sekiranya dapat bermanfaat bagi orang lain.
Wassalamu alaikum w.r w.b
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pemeriksaan TPHA.................................................................................2
Tujuan, Metode, Prinsip, Dasar Teori....................................................2
Alat Dan Bahan.....................................................................................6
Cara Kerja.............................................................................................7
Interpretasi Hasil Kualitatif....................................................................8
Interpretasi Hasil Semi Kuantitatif.........................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran....................................................................................................10
C. Daftar Pustaka......................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Treponema pallidum Hemagglutination Assay (TPHA) merupakan
suatu pemeriksaan serologi untuk sifilis. Untuk skirining penyakit sipilis
biasanya menggunakan pemeriksaan VDRL atau RPR apabila hasil
reaktif kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan TPHA sebagai
konfirmasi.
Selain itu TPHA merupakan tes yang sangat spesifik untuk melihat
apakah adanya antibodi terhadap treponema. Jika di dalam tubuh
terdapat bakteri ini, maka hasil tes positif. Tes ini akan menjadi negatif
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMERIKSAAN TPHA (Treponema pallidum Hemagglutination Assay)
I.
TUJUAN
Untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap Treponema
pallidum dalam serum/plasma pasien secara kualitatif dan semi kuantitatif.
II.
METODE
Metode yang digunakan adalah Hemaglutinasi
III. PRINSIP
Reaksi Hemaglutinasi secara imunologis antara eritrosit avian
yang dilapisi oleh antigen
SIFILIS
Sifilis atau yang disebut dengan Raja Singa, adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh sejenis bakteri yang berbentuk
spiral atau spirochete yang dikenal dengan Treponema pallidum. Bakteri
yang berasal dari famili Spirochaetaceae ini, memiliki ukuran sangat kecil
dan dapat hidup hampir di seluruh bagian tubuh. Spirochaeta penyebab
sifilis ini dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui hubungan
genito genital (kelamin kelamin) maupun oro genital (seks oral).
Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama
masa kehamilan.
Spirochaeta memperoleh akses melalui kontak langsung dari lesi
bawah terinfeksi dengan setiap kerusakan walaupun mikroskopik, di kulit,
atau mukosa pejamu. Sifilis dapat disembuhkan pada tahap tahap
infeksi, tetapi bila dibiarkan, penyakit ini dapat menjadi sistemik dan
kronik.
Pada tahun 1905, penyebab sifilis ditemukan oleh Schauddin dan
Hoffman yaitu Treponema pallidum, yang berordo Spirochaetales, familia
Sprirochaetaceae, dan genus Treponema. Bakteri ini merupakan basil
gram negatif yang panjang, tipis, bergulung secara heliks, berbentuk
spiral, atau seperti pembuka tutup botol, panjangnya antara 6 15 m,
lebar 0,15 m, terdiri atas delapan sampai dua puluh empat lekukan.
Membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi
selama tiga puluh jam (Marwali, 1990).
Pembentukkan pada umumnya tidak dapat dilakukan di luar tubuh.
Di luar tubuh, kuman tersebut cepat mati, sedangkan dalam darah untuk
tranfusi dapat hidup selama tujuh puluh dua jam (Marwali, 1990).
Penyakit sifilis memiliki empat stadium yaitu primer, sekunder,
laten dan tersier. Tiap stadium perkembangan memiliki gejala penyakit
yang berbeda beda dan menyerang organ tubuh.
1. Stadium Dini ( Primer )
Tiga minggu setelah infeksi, timbul lesi pada tempat masuknya
Treponema pallidum. Terjadi afek primer berupa penonjolan
penonjolan kecil yang erosif, berukuran 1-2 cm, berbentuk bulat,
dasarnya bersih, merah, kulit disekitarnya tampak meradang, dan bila
diraba ada pengerasan. Dalam beberapa hari, erosi dapat berubah
menjadi ulkus berdinding tegak lurus ( Anonim, tt ).
2. Stadium Sekunder
Pada umumnya bila gejala sifilis stadium II muncul stadium I
sudah sembuh. Waktu antara sifilis I dan II umumnya antara 6-8
atau
ekstraknya,
misalnya
Treponema
Pallidum
dan
terhadap
antigen-mirip-lipid
(lipoidal
like
antigen)
sebagai
skrining
(tahap
awal/primer) sipilis.
2. Pada saat pengerjaan diperlukan ketrampilan dan ketelitian
yang tinggi.
3. Tidak dapat dipakai untuk menilai hasil terapi, karena tetap
B. Test
1. Mikroplate (6 buah sumur uji) disiapkan
2. Pada sumur 1 dan 2 masing-masing ditambahkan 25 L sampel
yang telah diencerkan (1:20)
++
yang
telah
diencerkan
(1:20)
/
-
1:
1:
1:
1:
6
12
2
3
Titer : pengenceran terakhir yang masih menunjukkan hemaglutinasi.
CC
1:
8
1:
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1:
51