Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
Arif Novan
12030234001 KA12
12030234014 KA12
Intan Fitria
12030234212 KB12
Fitria Dewi N.
12030234226 KA12
Wilda Yuli
12030234008 KB12
Putri Andhika
12030234206 KB12
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
Latar Belakang.........................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................1
Tujuan Penulisan Makalah.......................................................................................2
Manfaat Makalah.....................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................3
2.1.Pengertian Tegangan Permukaan.......................................................................3
2.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...................................................................3
2.3.Metode Pengukuran Tegangan Permukaan........................................................4
BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................9
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tegangan permukaan merupakan bagian penting dari suatu liquid. Dalam
istilah sederhana, tegangan permukaan adalah gaya yang bekerja pada permukaan
cairan, cenderung untuk meminimalkan luas permukaan. Dalam industri susu,
tegangan permukaan susu adalah sifat penting karena memiliki dampak pada
pembentukan emulsi. Tegangan permukaan susu adalah sekitar tujuh puluh persen
dari tegangan permukaan air. Ini memengaruhi pengentalan, fungsi membran
globule lemak, dan proses pembuihan yang dilakukan dalam industri susu. Efek
dari peningkatan kadar lemak terlihat sebagai efek yang menarik terhadap
tegangan permukaan (Wood, 1982).
Tegangan permukaan susu, seperti air, menurun dengan peningkatan suhu.
Sterilisasi terhadap susu menyebabkan meningkatnya tegangan permukaan karena
mengakibatkan denaturasi dan koagulasi protein susu dan mereka tidak lagi tetap
sebagai surface-active agents. Homogenisasi dan penggeseran susu mentah
merangsang lypolysis yang dapat menyebabkan penurunan tegangan permukaan.
Pada kajian ini akan dijabarkan mengenai penentukan nilai tegangan
permukaan dari berbagai jenis susu homogen dan krim karena ada sedikit
informasi yang tersedia dalam literatur untuk hal ini. Sebagai konstituen larutan
susu berbeda yang tersedia di Selandia Baru bervariasi, nilai tegangan permukaan
diharapkan menjadi berbeda. Dua metode yang terpisah telah digunakan untuk
mengukur nilai tegangan permukaan: (i) metode Capillary Rise; (ii) metode
Wilhelmy Plate. Penggunaan dua teknik yang berbeda akan memungkinkan
membuat perbandingan antara mereka.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana nilai tegangan permukaan yang diperoleh terhadap berbagai
jenis susu homogen dan krim?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Tegangan Permukaan
Tegangan dalam permukaan ini adalah gaya persatuan panjang yang
harus diberikan sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam.
Gaya ini tegangan permukaan mempunyai satuan dyne/cm dalam satuan cgs.
Hal ini analog dengan keadaan yang terjadi bila suatu objek yang
menggantung dipinggir jurang pada seutas tali ditarik ke atas oleh seseorang
memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi seutas tali. (Martin, 1990.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung
untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang
adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya
adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model
peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair
adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler
adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang
dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik
antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat
yang berbeda (adesi). (Ansel, 1985)
2.2 Faktor yang Memengaruhi
Faktor-faktor yang diketahui memengaruhi kekuatan tegangan
permukaan adalah (Nave, 2002 dan Wood, 1982):
dalam pipa sampai gaya gesek ke atas diseimbangkan oleh gaya gravitasi
ke bawah akibat berat zat cair.
ini
menggunakan
sebagai
alat
lempeng
u n t u k mengukurnya.
harus
diletakkan
tegak
yang
wilhelmy
biasanya
menggunakan
terbuat dari kaca atau platina yang agak berat untuk dapat terbasahi
sempurna. T e k a n a n p a d a l e m p e n g y a n g t e r e n d a m d i u k u r
dengan menggunakan tensiometer atau microbalance
dan u n t u k m e n g h i t u n g
tegangan
permukaan digunakan
rumus :
=
F/2 - cos
METODE PENELITIAN
Berbagai jenis susu homogen dan krim, tersedia di Selandia Baru, telah
digunakan dalam penelitian ini. Komposisi mereka diberikan dalam Tabel 2 di
bawah ini:
Tabel 2. Komposisi dari berbagai jenis susu dan krim (Selandia Baru)
(Informasi didapat dari label pada produk dari Anchor Milk)
permukaan. Ini mengukur gaya yang diberikan pada titik istirahat dari meniskus
yang terbentuk antara pelat tipis dan cairan yang memiliki tegangan permukaan
akan ditentukan. Namun, tidak seperti metode Du Noy Ring (Kuk, 1955; Watson
1958; dan Janal, 1975), semua gaya yang vertikal dan karenanya tegangan
permukaan dapat diukur lebih akurat (ANALITE Operation Handbook, 2000).
Plat memiliki kemampuan untuk mengukur cairan viskositas tinggi dengan sedikit
efek pada akurasi.
Tabung kapiler kaca sekali pakai adalah yang digunakan padam percobaan
Capillary Rise.Tabung yang dikalibrasi (akurasi 1%) adalah 12mm panjang
dengan diameter lubang 0.5mm.Awalnya kepadatan cairan diukur, menjadi
langkah pertama dalam mengukur tegangan permukaan dengan menggunakan
pipa kapiler.Sebuah jangka sorong Verniers (akurasi 0.1mm) digunakan untuk
mengukur tingkat kenaikan cairan dalam pipa kapiler. Lima tabung kapiler yang
berbeda digunakan untuk setiap sampel susu dan tegangan permukaan dihitung
dengan mengambil rata-rata dari pengukuran ini.
Untuk metode 'Wilhelmy Plate', ANALITE Surface Tension Meter - Model
2141 digunakan. Ini mempekerjakan mekanisme keseimbangan gaya magnet
dengan kontrol mikroprosesor untuk mengukur tegangan permukaan cairan pada
cairan antarmuka/udara. Meter beroperasi dengan menahan pelat kaca di atas
cairan.Pada
titik
ini,
tepi
dikalibrasi
untuk
memiliki
nol
tegangan
sama. Percobaan dilakukan pada 20 C dan setiap percobaan diulang lima kali.
Dalam semua percobaan, sampel susu yang diambil dari kulkas dan kemudian
dipanaskan sampai 20 C menggunakan hot plate sebelum pengukuran tegangan
permukaan dilakukan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata tegangan permukaan yang diperoleh
dari 2 metode adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Nilai tegangan permukaan yang didapatkan dari Metode Kenaikan
kapiler dan Wilhelmy Plate(ANALITE 2141 Tegangan permukaan )
Kenaikan Kapilaritas
Tegangan
Cream
Dark Blue
Light Blue
Dark Green
Light Green
Wilhelmy Plate
Permukaan Tegangan
(mNm)
46.20
53.98
63.25
64.07
67.40
Permukaan
(mN/m)
43.86
52.70
56.84
59.46
64.28
Keterbatasan kemampuan pada alat ukur yang digunakan seperti Kapiler Verniers
(keakuratan + 0.1 mm), thermometer (ketelitian + 2.0 oC), pipa kapiler (ketelitian
1 %) dan taraf kesalahan dalam proses percobaan seperti ketepatan jarak vertikal
dari pipa kapiler dalam larutan mempunyai ketidaktepatan yang lebih tinggi,
hasilnya diperoleh dari metode kenaikan kapilaritasCapillary Rise dalam
perbandingan dengan ANALITE 2141 yang mana dalam versi yang otomatis
pada metode Wilhelmy Plate (Wilhelmy Plate, 2003) and juga mempunyai
sensor temperatur/suhu cairan.
Tabel 4. Nilai tegangan permukaan tertinggi dan terendah menggunakan
Kenaikan kapilaritas dan Wilhelmy Plate (ANALITE 2141 Meter Tegangan
Permukaan)
Metode Kenaikan Kapilaritas Metode Wilhelmy Plate
Terendah
Tertinggi
Terendah
Tertinggi
Cream
Dark Blue
Light Blue
Dark Green
Light Green
(mN/m)
44.93
53.26
62.3
63.3
65.76
(mN/m)
47.68
55.13
64.13
65.18
68.51
(mN/m)
43.1
51.9
56.6
59.2
63.9
(mN/m)
44.3
53.2
57.2
59.8
64.7
rendah. Gambar 1 menunjukkan grafik kandungan lemak pada jenis susu yang
berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh dari lemak pada
tegangan permukaan dengan pengaruh dari protein dan kandungan lain yang
terdapat pada susu.
Tabel 5. Presentase Berbagai Macam Kandungan yang Terdapat Pada Sampel
Susu
Protein
Lemak
Laktosa
Garam
Cream
Dark
Light
(%)
Blue (%)
Blue (%)
4.44
88.84
6.66
0.66
28.80
28.80
41.02
1.37
34.01
14.17
50.08
1.74
Dark
Light
Green
Green
(%)
38.67
4.72
54.71
1.91
(%)
41.09
0.93
56.03
1.95
BAB V
KESIMPULAN
Terdapat perbedaaan yang signifikan pada komposisi dari jenis susu yang
berbeda mempunyai pengaruh pada sifatnya. Tegangan permukaan adalah salah
satu sifat yang berpengaruh terhadap jumlah agen permukaan aktif, seperti lemak
dan protein. Lima jenis susu yang terdapat di New Zealand, merah(cream), biru
tua (susu standar, homogen dan pasteurisasi), light blue, light green, dark green,
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan menggunakan metode kenaikan
kapilaritas dan Wilhelmy Plate. Cream, dengan lemak maksimum (88.84%) dan
protein(4.44%) mempunyai nilai tegangan permukaan paling kecil terdapat pada
light green dengan kandungan lemak minimum (0.93%) dan kandungan protein
maksimum (41.09%) mempunyai tegangan permukaan paling besar.
Tegangan permukaan diketahui mempunyai proporsi yang berbanding
terbalik dengan kandungan lemak tetapi pengaruhnya sedikit apabila dinyatakan
pada konsentrasi lemak yang tinggi.
Hasil yang diperoleh menggunakan
mempunyai sedikit hamburan dan terlihat lebih dapat dipercaya karena metode
kenaikan kapilaritas Capillary Rise menggunakan peralatan dan ketidaktepatan
percobaan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 1993. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : UGM Press.