Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. RM
Umur
: 34 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tempat/tanggal lahir
Status perkawinan
: Belum Menikah
Pendidikan terakhir
: SD
Pekerjaan
: Tani
Suku bangsa
: Minahasa
Agama
: Kristen Protestan
Alamat sekarang
Tanggal MRS
: 8 September 2012
Cara MRS
Tanggal pemeriksaan
: 22 Januari 2013
Tempat pemeriksaan
Keluhan utama.
Pasien sering mendengar bisikan, marah-marah, mudah curiga dan mengamuk.
B.
pernah dirawat di RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang pada tahun 2006, karena
mengalami gejala dan keluhan yang sama. Pasien sering merasa curiga terhadap
keluarganya, terutama terhadap ibu dan pamannya. Pasien mendengar bisikan bahwa
ibu dan pamannya ingin membunuh dirinya dan mengambil seluruh harta yang
dimilikinya. Sekarang pasien masuk ke rumah sakit diantar oleh keluarga. Pasien
merasa lebih tenang jika berada di rumah sakit, karena jika dirumah pasien merasa
sering ada tekanan dan pembicaraan yang tidak betul tentang dirinya dari lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekitar rumah. Ia merasa dimusuhi oleh anggota
keluarganya. Pasien mengamuk tidak jelas kepada ibu dan pamannya, dia merasa
ada bisikan dari seseorang yang mengatakan ia akan dibunuh oleh pamannya,
sehingga pasien sempat memukul pamannya. Setiap akan beribadah pasien seperti
melihat cahaya, sehingga pasien menjadi jarang beribadah. Pasien sering keluar
masuk rumah sakit karena keluhan yang sama.
C. Riwayat gangguan sebelumnya.
1. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya.
Pasien sebelumnya pernah dirawat di RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang pada
tahun 2006, karena menagalami gejala dan keluhan yang sama. Pasien sudah
sempat pulang ke rumah karena kondisi pasien yang sudah membaik pada
tahun 2009. Pada September 2012, pasien kembali masuk ke RS dengan
keluhan yang sama.
2. Riwayat gangguan medis.
Trauma kapitis (-), infeksi (-), malaria (-)
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif.
NAPZA (-)
Merokok (+) 1-2 bungkus sehari sejak berumur 15 tahun.
Alkohol (+) sering.
Obat-obatan lainnya (-).
III.
2.
3.
4.
5.
Riwayat pendidikan.
Pasien bersekolah sampai lulus SD. Alasan tidak melanjutkan pendidikan
karena masalah ekonomi.
b.
Riwayat pekerjaan.
Setelah tidak bersekolah pasien mulai bekerja membantu ayahnya sebagai
seorang petani.
c.
Riwayat psikoseksual.
Pasien mulai menyukai lawan jenis sejak usia 19 tahun. Ia kemudian
berpacaran dengan seorang gadis, tapi hubungannya tidak berlanjut karena
gadis tersebut selingkuh. Pasien merasa depresi karena ditinggal pacarnya.
Ia memenuhi kebutuhan seksualnya dengan cara onani.
d.
Riwayat perkawinan.
Pasien belum menikah.
e.
Kehidupan beragama.
Pasien beragama Kristen protestan, tapi jarang ke gereja.
f.
Aktifitas sosial.
Pasien suka bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain.
g.
h.
i.
Riwayat keluarga.
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara, hidup dalam keluarga yang
kurang mampu. Pasien tinggal dengan Ibu dan adiknya di jaga I Desa Paslaten
Kecamatan Tatapaan Kabupaten Minsel. Hubungan antara keluarga baik dan
cukup harmonis. Tidak ada di keluarga yang menderita seperti ini.
IV.
: normal/biasa/eutimik
: sesuai
: serasi
C. Karakteristik bicara
Selama wawancara pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tepat.
Artikulasi jelas, volume kecil dan intonasi jelas. Pasien menoleh saat dipanggil
namanya.
D. Gangguan persepsi
Ada gangguan persepsi halusinasi auditorik dan visual, dimana pasien sering
mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk memukul orang dan melihat
cahaya pada saat setiap akan beribadah.
E. Pikiran
Bentuk pikiran : ada gangguan spesifik pada bentuk pikiran
Isi pikir
: terdapat ide-ide paranoid terhadap ibu dan pamannya.
F. Kesadaran dan fungsi kognitif
1. Tingkat kesadaran : Kompos mentis
Orientasi
- Orientasi waktu
- Orientasi tempat
- Orientasi orang
Daya konsentrasi
Perhatian
2.
:
:
:
:
:
Daya ingat :
Immediate
baik
baik
baik
bisa berkonsentrasi
pada saat wawancara pasien mampu memusatkan
perhatian.
: cukup baik
Recent
: cukup baik
Recent past
: cukup baik
Remote
: cukup baik
G. Daya nilai
Daya nilai sosial : baik
Uji daya nilai
: baik
: sukar dievaluasi.
: Tampak sehat
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
Kepala
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
B. Pemeriksaan neurologis
GCS
: E4M6V5
TRM
: Tidak ada
Mata
C. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
VI.
2006, karena mengalami gejala dan keluhan yang sama. Pasien sering merasa curiga
terhadap keluarganya, terutama terhadap ibu dan pamannya. Pasien mendengar bisikan
bahwa ibu dan pamannya ingin membunuh dirinya dan mengambil seluruh harta yang
dimilikinya. Sekarang pasien masuk ke rumah sakit diantar oleh keluarga. Pasien
merasa lebih tenang jika berada di rumah sakit, karena jika dirumah pasien merasa
sering ada tekanan dan pembicaraan yang tidak betul tentang dirinya dari lingkungan
keluarga maupun lingkungan sekitar rumah. Ia merasa dimusuhi oleh anggota
keluarganya. Pasien mengamuk tidak jelas kepada ibu dan pamannya, dia merasa ada
bisikan dari seseorang yang mengatakan ia akan dibunuh oleh pamannya, sehingga
pasien sempat memukul pamannya. Setiap akan beribadah pasien seperti melihat
cahaya, sehingga pasien menjadi jarang beribadah. Pasien sering keluar masuk rumah
sakit karena keluhan yang sama.
Pada saat wawancara pasien didapatkan tenang dan cukup kooperatif dalam
menjawab, artikulasi jelas, volume kecil dan intonasi jelas. Pasien menoleh saat
dipanggil namanya. Pemeriksaan status mentalis didapatkan mood pasien eutimik dan
tenang, afek sesuai. Pada pasien ditemukan adanya waham curiga. Arus pikiran tidak
ditemukan gannguan. Penilaian realitas dan tilikan sukar dievaluasi. Tidak ditemukan
kelainan pada pemeriksaan fisik.
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
VIII. PROBLEM
A. Organobiologi : Tidak ada
B. Psikologi
X. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
XI. ANJURAN
XII. DISKUSI
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak
belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating)
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan yang tergantung
genetik, fisik dan sosial budaya.
Menurut PPDGJ-III skizofrenia dapat ditegakkan berdasarkan pedoman
diagnostik harus adanya sedikitnya 1 gejala yang amat jelas atau 2 gejala yang kurang
tajam dari gangguan isi pikir, waham atau halusinasi auditorik. Semua gejala tersebut
harus berlangsung dalam kurun waktu 1 bulan atau lebih dan harus disertai perubahan
yang konsisten dari beberapa aspek perilaku pribadi yang bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan dan penarikan diri secara sosial.
Diagnosis skizofrenia paranoid ditegakkan berdasarkan atas dasar adanya
gangguan persepsi halusinasi auditorik dan visual serta gangguan isi pikir berupa waham
curiga, hal ini telah berlangsung selama 6 tahun yang lalu.
Pengobatan pada pasien ini dipilih risperidon dengan dosis awal 2mg diberikan 2
kali per hari. Karena risperidon merupakan obat antipsikotik atipikal dengan efek
samping yang minimal. Indikasi pemberiannya adalah terapi pada skizofrenia akut dan
kronik serta pada kondisi psikosis yang lain dengan gejala-gejala tambahan seperti
halusinasi, delusi, gangguan pola pikir, kecurigaan dan rasa permusuhan. Atau dengan
gejala-gejala negatif yang terlihat nyata seperti menarik diri dari lingkungan sosial dan
emosional , dan sulit berbicara. Juga mengurangi gejala afektif seperti depresi, perasaan
bersalah dan cemas yang berhubungan dengan skizofrenia. Trihexyphenidil diberikan
untuk mencegah terjadinya efek samping ekstrapiramidal dari penggunaan obat
risperidon.
Selain menggunakan terapi psikofarmako pasien juga ditunjang dengan
psikoterapi. Psikoterapi suportif bertujuan agar pasien merasa aman, diterima dan
dilindungi.
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad bonam bila penderita taat
menjalani terapi psikofarmako dan psikoterapi, ada motivasi penderita untuk sembuh
serta ada dukungan dari keluarga yang cukup maka akan membantu perbaikan dari
pasien.