Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
I.
Zat Aktif
Aminofilin(Aminophyllinum/TeofilinEtilendiamin)
: Basa
: 500.000 tablet
: 169170,5 C.
pH
: 8,6-9,0.
pKa
: 9,5 (25C).
Stabilitas
: Stabilitas Aminofilin dalam plastic syringes
5 jam. Aminofilin bersifat basa (pH sekitar 8.8)
sehingga memiliki kecenderungan untuk meluluhkan
plastik
dan
karet,
oleh
karena
itu
tidak
direkomendasikan
penyimpanan
dalam
plastic
syringes dalam waktu lama.
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
OTT
III.
Formula :
R/ Aminopilin
Na CMC
Amylum
Aquadest
Laktosa
Mg Stearat
Talk
Na CMC
200 mg
10 %
5%
q.s
q.s
1%
2%
5%
Metode :
Metode Granulasi Basah
IV.
Stabilitas
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
10, Pengendapan dapat terjadi pada pH
dibawah 2 dan pengurangan viskositas secara
cepat terjadi dibawah pH 10. Harus disimpan
dalam wadah tertutup baik pada tempat yang
sejuk dan kering.
Inkompabilitas
: Inkompatibel dengan larutan asam kuat
dan dengan garam yang larut dari besi dan
logam lain seperti aluminum, raksa, dan seng.
Inkompatibel pula dengan xanthan gum.
Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2 dan
jika dicampur dengan etanol 95%. CMC Na
membentuk kompleks dengan gelatin dan
pektin. Dapat juga membentuk kompleks
dengan kolagen dan memiliki potensi utnuk
menegndap akibat muatan psositif protein.
Sumber : Handbook of Pharmaceutical Excipient 5th, hal
120-121
2. Amylum
(C6H10O5)n , dengan = 300-1000
Pemerian : tidak berbau dan berasa, serbuk berwarna
putih berupa granul-granul kecil berbentuk
sferik atau oval dengan ukuran dan bentuk
yang berbeda untuk setiap varietas tanaman.
Kegunaan
Kelarutan
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
Pada formulasi tablet, pasta amilum segar dengan
konsentrasi 50-25% b/b digunakan pada granulasi tablet
sebagai pengikat. Sebagai penghancur, digunakan amilum
dengan konsentrasi 3-15% b/b.
pH
: 5,5 6,5
Densitas
: 1,478 g/cm3
Suhu gelatinasi
Aliran
: 10,8-11,7 g/det
Kelembaban
3. Lactose
C12H22O11 (anhidrat)
BM = 342,30
C12H22O11.H2O (monohidrat)
BM = 360,31
Pemerian
Kegunaan
Kelarutan
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
Densitas
Kelembaban
:
laktosa
anhidrat
secara
normal
mengandung air 1% b/b. Laktosa monohidrat
mengandung air hampir 5% b/b.
Stabilitas : Pada penyimpanan, laktosa dapat berubah
warna menjadi coklat.
Inkompatibilitas : Reaksi kondensasi antara laktosa dengan
gugus amin primer dapat menghasilkan
produk berwarna coklat. Reaksi ini terjadi
lebih
cepat
dengan
bentuk
amorf
dibandingkan laktosa kristal.
Penyimpanan
tertutup.
BM = 591,27
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
Pemerian
berasa.
Kegunaan
: 88,5 C.
Stabilitas
: Stabil.
: serbuk sangat halus, putih sampai putih abuabu, tidak berbau. Langsung melekat pada
kulit, lembut disentuh.
Kegunaan
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal :
digunakan pada sediaan oral padat sebagai lubrikan dan
pengisi. Pemakaian :
Kekerasan : 1 - 1,5
Higroskopisitas : talc tidak mengabsorpsi sejumlah air pada
suhu 25C dan kelembaban relatif naik hingga
90%.
Distribusi ukuran partikel : bervariasi
Indeks refraksi : nD = 1,54 1,59
Gravitasi spesifik : 2,7 - 2,8
Stabilitas
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
VI.
Na CMC
: 0,1 x 500 mg
Amylum
: 0,05 x 500mg
Laktosa
(460-200-50-250)mg
Aquadest
25 mg
: 185 mg
qs
F.D
: 0,92 x 500 mg
: 460 mg
50 mg
: 2% x A
Amilum kering : 5% x A
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
Untuk 500.000 tablet
Bobot granul teoritis :
Fasa dalam :
100.000.000 g
(92%)
250.000.000 g
Na CMC
: 50 mg x 500.000
Amylum
12.500.000 g
: 25 mg x 500.000
Laktosa
92.500.000 g
: 185 mg x 500.000
: 455.000.000 g
Penimbangan
Aminopilin
: 100.000.000
Na CMC (FD)
gram
: 250.000.000
Amylum
: 12.500.000
gram
Laktosa
: 92.500.000
gram
Mg-stearat
: .
gram
Talk
: .
gram
Na CMC (FL)
Aquadest
: .
: .
gram
gram
mL
VII. Prosedur
1. Aminopilin dan fase dalam ditimbang sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Aminopilin, Na CMC (FD), yang telah ditimbang, dicampur
dalam toples plastic lalu ditutup rapat dan digoyang-
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
goyangkan hingga homogen dalam waktu tertentu ( 10
menit).
3. Buat mucilage amylum
Larutkan FDC dlm aquadest, suspensikan amylum dalam
larutan tersebut, tambahkan aquadest. Panaskan diatas
kompor listrik sambil diaduk hingga terbentuk mucilago.
4. Mucilago amylum ditambahkan sedikit demi sedikit
kedalam campuran fase dalam hingga diperoleh
campuran/massa yang baik ( dapat dikepal namun dapat
dihancurkan kembali).
5. Campuran dibentuk menjadi granul dengan menggunakan
ayakan nomor 12.
6. Granul dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 50
60 0C (saat pengeringan dalam oven, granul diratakan di
atas wadah agar pegeringan merata).
7. Tentukan kadar air dengan menggunakan moisture
analyzer.
8. Jika granul telah memenuhi persyaratan kadar air ( 2 %),
granul diayak kembali dengan ayakan nomor 16.
9. Lakukan evaluasi granul.
10.
Granul dicampur dengan fasa luar yang telah
ditimbang.
11.
Lakukan pencetakan tablet.
12.
Lakukan evaluasi tablet
VIII. Evaluasi
A. Granul
1. Penetapan Kadar Air
Sebanyak 2 gram granul ditimbang, kemudian disimpan
dalam piring dan ratakan, lalu masukan kedalam alat
moisture balance. Diamkan beberapa waktu hingga
skala menunjukan angka yang tetap. Kadar air granul
dapat dibaca pada skala tetap.
2. Penetapan Bobot Jenis Sejati
Penetapan ditentukan dalam piknometer 10 mL dengan
menambahkan
cairan
pendispersi
yang
tidak
melarutkan granul atau serbuk.
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
3. Penetapan Bobot Jenis Nyata, Bobot Jenis Mampat,
Kadar Pemampatan, dan Porositas
Sebanyak 30 g (B) granul atau serbuk dimasukkan ke
dalam gelas ukur 250 mL, catat volumenya (V 0).
Selanjutnya dilakukan pengetukan dengan alat. Volume
pada ketukan ke 10, 50, dan 500 diukur, lalu dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
BJ nyata =
g/mL
BJ mampat =
g/ml
Kadar Pemampatan =
Porositas=
4. Kecepatan aliran
1. timbang beker glass kosong (Wo)
2.set skala pada posisi 0
3. masukkan granul ke corong
4. alat dihidupkan
5. catat waktu alir (t)
6. timbang beker glass berisi granul (Wt)
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
Tablet
diamati
secara
visual,
apakah
terjadi
ketidakhomogenan zat warna atau tidak, bentuk tablet,
permukaan cacat atau tidak dan bebas dari noda atau
bintik-bintik. Bau tablet tidak boleh berubah.
2. Keseragaman Ukuran
Diambil secara acak 20 tablet, lalu diukur diameter
tebalnya menggunakan jangka sorong.
3. Keragaman Bobot
Diambil 20 tablet secara acak lalu timbang masingmasing
tablet.
Hitung
bobot
rata-rata
dan
penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
4. Kekerasan Tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20
tablet yang diambil secara acak. Kekerasan diukur
berdasarkan
luas
permukaan
tablet
dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan
kekerasan adalah kg/cm2. Dihitung kekerasan rata-rata
dan standar deviasinya.
5. Friabilitas dan Friksibilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator
terhadap 20 tablet yang diambil secara acak. Parameter
yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap bantingan
selama waktu tertentu. Friabilitas dipengaruhi oleh
sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk, terlelu
banyak serbuk halus, pemakaian bahan yang tidak
tepat, massa cetak terlalu kering.
1. diambil 20 tablet secara acak
2. tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang
(Wo)
3. tablet dimasukkan dalam alat
4. alat dinyalakan selama 4 menit
5. tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt)
Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1 %.
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
6. Uji Waktu Hancur Tablet Tidak Bersalut (FI IV)
Masukkan 1 tablet pada masing-masing tabung dari
keranjang, masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan
jalankan alat, gunakan air bersuhu 37 + 2 sebagai
media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain
dalam masing-masing monografi. Pada akhir batas
waktu seperti yang tertera pada monografi, angkat
keranjang dan amati semua tablet : semua tablet harus
hancur sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak
hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet
lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna.
IX.
Aspek Farmakologi
1. Dosis :
Dosis
Dewasa dan anak diatas 40 kg : Tablet 225 mg, satu kali
sehari dapat ditingkatkan sampai 2 tablet, dua kali sehari.
Tablet forte 350 mg : 1 tablet dua kali sehari.
2.Indikasi :
Obstruksi saluran nafas yang reversibel, serangan asma
berat.
3.Kontra indikasi :
Hipersensitivitas, ulkus peptikum dan kejang. Hati-hati pada
penderita gangguan fungsi hati, ginjal, jantung
4.Efek samping :
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
Renal : diuresis;
5. Mekanisme Kerja
Teofilin, sebagai bronkodilator, memiliki 2 mekanisme aksi
utama di paru yaitu dengan cara relaksasi otot polos dan
menekan stimulan yang terdapat pada jalan nafas
(suppression of airway stimuli). Mekanisme aksi yang
utama belum diketahui secara pasti. Diduga efek
bronkodilasi disebabkan oleh adanya penghambatan 2
isoenzim yaitu phosphodiesterase (PDE III) dan PDE IV.
Sedangkan efek selain bronkodilasi berhubungan dengan
aktivitas molekular
6.ADME :
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
mcg/mL) adalah 1-2 jam setelah pemberian dosis
5mg/kg
pada dewasa. Adanya makanan tidak
mempengaruhi absorpsi.
7. Cara pemberian :
Oral : dapat digunakan bersama dengan makanan maupun
tidak
Intravenous:
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
8. Interaksi
Dengan Obat Lain :
Obat-obat yang dapat meningkatkan kadar Teofilin:
Propanolol,
Allopurinol
(>600mg/day),
Erythromycin,
Cimetidin,
Troleandomycin,
Ciprofloxacin
(golongan
Quinolon yang lain), kontrasepsi oral, Beta-Blocker, Calcium
Channel Blocker, Kortikosteroid, Disulfiram, Efedrin, Vaksin
Influenza, Interferon, Makrolida, Mexiletine, Thiabendazole,
Hormon Thyroid, Carbamazepine, Isoniazid, Loop diuretics.
Obat lain yang dapat menghambat Cytochrome P450 1A2,
seperti: Amiodaron, Fluxosamine, Ketoconazole, Antibiotik
Quinolon).
Obat-obat yang dapat menurunkan kadar Teofilin:
Phenytoin, obat-obat yang dapat menginduksi CYP 1A2
(seperti:
Aminoglutethimide,
Phenobarbital,
Carbamazepine, Rifampin), Ritonavir, IV Isoproterenol,
Barbiturate, Hydantoin, Ketoconazole, Sulfinpyrazone,
Isoniazid, Loop Diuretic, Sympathomimetics.
Dengan Makanan : Hindari konsumsi Caffein yang
berlebihan. Hindari diet protein dan karbohidrat yang
berlebihan. Batasi konsumsi charcoal-broiled foods.
9. Pengaruh
Terhadap Kehamilan : Termasuk dalam kategori C. (2)
Teofilin dapat melewati plasenta, efek obat yang tidak
dikehendaki dapat terlihat pada bayi yang baru lahir.
Metabolisme Teofilin dapat mengalami perubahan selama
kehamilan sehingga perlu dilakukan pemantauan kadar
Teofilin dalam darah.
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
Terhadap Ibu Menyusui : Tereksresi pada air susu.
American Academy of Pediatrics menyatakan "compatible
with breastfeeding".2,4 Pengaruh terhadap bayi kecil.
Terhadap Anak-anak : Neonatus (term and premature),
anak - anak dibawah satu tahun mengalami penurunan
clearance; risiko terjadinya "fatal theophylline toxicity"
meningkat.
Terhadap Hasil Laboratorium : Teofilin menyebabkan
reaksi positif palsu terhadap peningkatan kadar asam urat
apabila diukur dengan menggunakan metode Bittner atau
Colorimetric tetapi tidak demikian halnya apabila diukur
dengan menggunakan metode Uricase. Penelitian in vitro
yang telah dilakukan dengan metode pengukuran
menggunakan spektrofotometri menunjukkan peningkatan
palsu kadar teofilin dalam darah akibat pengaruh
penggunaan
furosemide,
sulfathiazole,
fenilbutazon,
probenesid, theobromin, kafein, coklat, dan asetaminofen.
Tidak demikian halnya apabila metode pengukuran yang
digunakan adalah HPLC.
10.
Parameter Monitoring
Peringatan
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
c. cardiac
arrhythmias
(tidak
bradiaritmia);memperparah keadaan
termasuk
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
terjadinya efek samping yang serius dan potensi efek
samping yang fatal akibat keracunan teofilin
k. Kejang memperparah kondisi yang sedang terjadi
l. Sepsis dengan kelainan multi-organ, mngurangi
clearance teofilin, meningkatkan risiko terjadinya efek
samping yang serius dan potensi efek samping yang
fatal akibat keracunan teofilin.
12.
Informasi Pasien
teofilin
adalah
10
sampai
20
Stabilitas Penyimpanan
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
Sediaan oral: Tablet harus di simpan pada suhu ruang
20C-25C, terlindung cahaya dan lembab. Sediaan
parenteral: Simpan pada suhu 15C-30C, terlindung dari
cahaya. Simpan dalam kardus sampai pada waktu ingin
digunakan. Aminofilin merupakan larutan yang stabil pada
suhu ruangan. Pada pH 3.5-8.6, stabilitas dalam suhu
kamar pada konsentrasi tidak kurang dari 40 mg/mL dapat
dijaga hingga 48 jam. Stabilitas Aminofilin dalam plastic
syringes 5 jam. Aminofilin bersifat basa (pH sekitar 8.8)
sehingga memiliki kecenderungan untuk meluluhkan
plastik dan karet, oleh karena itu tidak direkomendasikan
penyimpanan dalam plastic syringes dalam waktu lama.
Larutan tidak boleh digunakan bila terjadi perubahan
warna atau bila terbentuk kristal.
Asmapilin
tablet
Aminopilin 200 mg
Diproduksi
oleh:
PT PUTRA FARMA
Komposisi:
Aminopilin.....................
....200mg
Penyimpanan
Tablet harus di simpan pada
suhu
ruang
20C-25C,
terlindung
cahaya
dan
lembab.
Simpan
dalam
kardus sampai pada waktu
ingin digunakan.
Reg.No.POM DKL
1310602610A1
No. batch : NG 1016 A
Exp.date : Febuari 2018
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
Reguler
2010
2. Kemasan Skunder
Asmapilin
Tablet
Aminopilin 200 mg
Indikasi
Obstruksi saluran nafas
yang reversibel, serangan
asma berat.
K
Asmapilin
Tablet
Aminopilin 200 mg
Kontradikasi
Hipersensitivitas,
ulkus
peptikum
dan
kejang.
Hati-hati pada penderita
gangguan fungsi
hati,
ginjal, jantung.
XI.
Dosis
Dewasa dan anak diatas
40 kg : Tablet 200 mg,
satu kali sehari dapat
ditingkatkan sampai 2
Daftar Pustaka
Komposisi
Aminopilin.................. 200 mg
Penyimpanan
Nama:
Evi
Susanti
NPM :
0101
0040
Kelas :
2010
Reguler