Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
: 0575 29
Tgl masuk
: 04/01/07
Tgl pengkajian
: 08/01/07
DX
: DISPEPSYIA
I.DATA BIOGRAFI
A.Identitas klien
Nama
: An M
Alamat
: belum
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Pekerjaan
: -
Umur
: 21 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku / Bangsa
: Bugis
B.Penanggung
: PT.AKES
: Sakit kepala
b. Riwayat keluhan utama : Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati mual,muntah kurang lebih 2 x
sehari,pusing,demam.Dialami
sejak
: hilang timbul
3.lokasi dan penyebaran : Daerah perut kiri atas tepatnya didaerah ulu hati
3.Upaya yang dilakukan keluarga : membawa kerumah sakit.
4.Hal hal yang meringankan : makan sedikit tapi sering dan minum obat
- Yang memperberat
79
45
90
40
62
60
58
89
55
50
48
40
49
21
19
17
Keterangan :
: laki laki dan perempuan yang sudah meninggal.
: Klien
: laki laki dan perempuan yang masih hidup
: garis perkawinan
: garis keturunan
: garis tinggal serumah
- Tinggal serumah dengan klien tidak ada yang menderita penyakit kronis yan gmenular
- Saudara bapak dan ibu klien meninggal karena ketuaan dan ada yang meninggal karena penyakit yang
tidak diketahui penyebabnya.
III.PEMERIKSAAN FISIK
a.status kesehatan
Kesadaran
: composmentis
KU
: Demam
b. BB selama sakit : 40 Kg
TB : 150 cm
N : 80 x/i
P : 24 x/i
: 39 C
d.keadaan kulit
Turgor
: baik / normal
: mandi
q.Ekstremitas
1.Ekstremitas atas
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan
Tidak ada oedema
Tidak ada lesi
Tidak ada tremor
Tidak berkeringat
Palpasi
Ada nyeri tekan
Tidak ada mati rasa.
Perkusi
Biceps kiri / kanan : +/+
Triceps kiri / kana : +/+
2.Ekstremitas bawah
Inspeksi
Simetris kiri / kanan
Tidak ada oedema
Tidak ada lesi
Tidak ada tremor
Tidak berkeringat.
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
Tidak hilang rasa
r.Pemeriksaan penunjang
1.Hasil LAB
TGL 04/01/07
Darah rutin
- BBS
: 35 / l
- HGB : 12,9
- WBC
: 4,5
- RBC : 6,40
- HCT
: 41,0
- PLT : 185
Kimia darah
- SGOT
: 37 u/l
- SGPT : 18 u/l
3.Pola kegiatan sehari hari
a.Nutrsi
1.kebiasaan
Pola makan : nasi,sayur,lauk pauk,kadang susu
Frekuensi
: 3 x sehari
: tidak ada
: tidak spesifik
: 3 x sehari
Makanan pantangan
:-
: 2 3 x sehari
Warna
: kunig
Jumlah
: 700 1500 ml
Bau
: amoniak
: kuning
Jumlah
: 700 1000 ml
Bau
: amoniak
2.BAB
a.Kebiasaan
Konsistensi
Warna
: lembek
: kuning
Frekuensi : 3 x / hari
b.Perubahan selama sakit
Konsistensi
Warna
: lembek
: kuning
Frekuensi : 1 x / hari
c.Olah raga dan aktivitas
Klien selama sakit tidak melakukan olahraga tertentu
Aktivitas makan kadang kadang dibantu oleh keluarganya.
Berjalan ke kamar mandi dipegang orang keluarganya.
Mengambil air minum dibantu oleh keluarganya.
d.Istirahat dan tidur
Kebiasaan
Tidur malam : jam 21.00 05.30
Tidur siang
S : 39 C
N : 80 x/i
P : 24 x / i
ANALISA DATA
No
1. DS :
DATA
PENYEBAB
Adanya peningkatan produksi
MASALAH
Nyeri ulu hati
HCL
hati
Klien mengatakan lemah
DO :
Merangsang zar
bradikanin,histamin,serotonin
Rangsangan ditreuskan ke
talamus
N : 80 x/ i
S : 39 C
P : 24 x/i
BB sebelum sakit : 42 Kg
BB selama sakit : 40 Kg
TB : 150 cm
Rangsangan ditalamus
2.
DS :
Klien mengatakan lemah
Klien mengatakkan selera
kebutuhan nutrsi
Perasaan jernuh terhadap
makanan tertentu
makan berkurang
DO :
Gangguan pemenuhan
3.
DS :
HCL
Conjungtiva pucat
TTV :
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
S : 39 C
REM menurun
P : 24 x/i
Pasien terjaga
4.
DS :
Klien mengatakan kebutuhan
Kelemahan
Terejadi vasokontraksiarterial
kapiler
DO :
Klien nampak lemah
5.
DS :
Klien sering menanyakan
keadaanya
Klien mengatakan lemah
DO :
Cemas
PRIORITAS MASALAH
1.Nyeri b/d dengan adanya peradangan pada mukosa lambung,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan sakit ulu hati
DO :
Expresi wajah murung
TTV :
T : 120/ 80 mmHg
P : 24 x /i
N : 80 x/ i
S : 39 C
2.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan lemah
Klien mengatakan selera makan berkurang.
DO :
Klien nampak lemah
Porsi makan porsi yang di habiskan
TTV :
T : 120/80 mmHg
P : 24 x/i
N : 80x/i
S : 39 C
BB sebelum sakit : 42 Kg
BB selama sakit : 40 Kg
TB : 150 cm
3.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati dan kecemasan,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan kurang tidur
Klien mengatakan mudah terbangun
DO :
Klien nampak lemah
Conjungtiva anemis
TTV :
T : 120/80 mmHg
N : 80 x/i
S : 39 C
P : 24 x/i
4.Penurunan ADL b/d kelemahan fisik,ditandai dengan :
DS :
Klien mengatakan kebutuhan sehari hari di bantu
Klien mengatakan lemah
Klien mengatakan pusing
DO :
Klien nampak lemah
Wajah klien murung
TTV:
T : 120/80 mm Hg
N : 80 x/ i
S : 39 C
P : 80 x/i
5.Ansietas b/d terjadinya perubahan status kesehatan ,ditandai dengan :
DS :
Klien sering menanyakan penyakitnya
Klien mengatakan lemah
DO :
Klien nampak lemah
Wajah klien murung
Klien tampak cemas
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama
:An M
No.Register
Umur
: 057529
: 21 tahun
Tgl MSR : 04/02/07
Jenis kelamin
: perempuan
Tgl pengkajian : 08/0107
Alamat
DX.Medik
: DISPEPSYA
TUJUAN
NO
DX KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d peradangan pada Klien akan mengungkapkan nyeri
RENCANA KEPERAWATAN
INTERVENSI
1.observasi tanda tanda vital
1.
lambung,ditandai engan:
kl
DS :
kreteria :
un
Klien
se
2.
Dengan skala : 1 - 10
sk
Ringan : 1 3
un
Sedang : 4 6
DO :
Berat : 7 - 10
nampak
meringis
fo
tid
TTV :
4.HE tentang pentingnya nutrisi
T : 120 / 80 mmHg
4.
N : 80 x/i
pe
S : 39 C
tu
P : 24x/i
5.kolaborasi
dalam
dengan
dokter 5.
penatalaksanaan pe
pemberian obat
la
PCT 3x 1
GG 3 x 1
Ulsikur 3 x 1
2.
Nutrisi
kurang
dari
adekuat,ditandai
DS :
Klien
mengatakan
1.
as
2.beri makanan yang bervariasi
dengan :
2.
la
ab
lemah
Klien
mengatakan
selera
makan
berkurang
DO :
st
porsi )
Klien nampak lemah
TTV :
T : 120/80 mm Hg
N : 80 x / i
S : 39 C
P : 24 x/i
BB sebelum sakit : 40 Kg
BB selam sakit : 40 Kg
1.
TB : 150 cm
3.
1.observasaiTTV 8 jam
da
DS :
Klien
megatakan
kurang tidur
Klien
se
2.
2.beri
minum
susu
hangat 3.
sebelum tidur
se
3.ciptakan
lingkungan
yang ny
mengatakan
4.
an
mudah terbangun
DO :
4.memberikan
keluarga
Conjungtiva nampak
HE
klien
kepada
tentang
pucat
TTV :
T : 120 / 80 mmHg
N : 80 x/i
P : 24 x /i
1.
S : 39 C
ke
4.
kemampuan
2.
ditandai dengan :
aktivitas sendiri
DS :
m
2.berikan
support
untuk di
melakukan aktivitas
ri
Klien mengatakan
ja
kebutuhan sehari
3.
hari dibantu
be
3.libatkan
keluargannya
keluarga
dalam m
Klien mengatakan
kl
lemah
DO :
Klien nampak
lemah
1.
Klien nampak
ke
dibantu
5.
keluarganya
dengan :
klien
,keluargadan 2.
tenaga kesehatan.
2.dorong
ya
klien
untuk da
mengungkapkan perasaannya
tin
3.
DS:
ke
Klien sering
menanyakan
3.bantu
klien
keadaanya dan
meningkatkan
berharap cepat
koping
untuk da
mekanisme m
4.
te
sembuh
DO :
Klien tampak cemas
Klien nampak lemah
Wajah klien murung
4.HE
kepada
penyakitnya
klien
tentang pe
bagaimana pe
se
CATATAN PERKEMBANGAN
HARI / TGL
Selasa
NDX
1
09/01/07
IMPLEMENTASI
Jam 14.30 15.00
Jam 22.00
EVALUASI
Nyeri Lagi
T : 110/80 mmHg
T : 110/80 Mmhg
N : 80 x/i
N : 80 X / I
P : 20 x/i
P : 20 X/I
S : 37 C
S : 37 C
PCT 3 X 1
GG 3 X 1
Ulsikur 3 X 1
1.observasi TTV
2.kaji tingkat nyeri
3.menganjurkan klien merubah
posisi tidur ke semi fowler
4.HE tentang pentingnya nutrisi
5.kolaborasi penatalaksanaan
pemberian obat.
PCT 3 x 1
GG 3 x 1
Ulsikur 3 x 1
II
klien
Kebutuhannya Sendiri
Klien
Dapat
Memenuhi
Sudah Teratasi
yang di tolerransi
sendiri
sering
TTV :
N : 80 X/I
S : 37 C
P : 20 X/I
melaksanakanya
3.membreikan HE kepada
cukup
1.observasi TTV
2.beri minum susu hangat sebelum
tidur
3.ciptakan lingkungan yang tenang
dan batasi pembesuk
4.memberikan HE kepada keluarga
klien
tentang
pentingnya
tidur
cukup.
S: Klien mengatakan sudah mampu
IV
melakukan kebutuhan
sendiri
ADLnya sendiri
aktivitas
aktivitasnya sendiri
aktivitas
aktivitas
melaksanakannya
penyakitnya lagi
dengan klien.
masalahnya.
antara klien
mengalihkan perhatian
mengungkapkan perasaanya
mekanisme koping
dengan cepat.
penyakitnya.
OLEH :
HUSAENI
NIM : P - 04018
CA Institusi
(
CA Lahan
)
A.KOSEP MEDIS
I.Pengertian
Fraktur adalah kerusakan kontinuitas jaringan tulang,yang melibatkan kerusakan vasikuler dan
jaringan sekitarnya yang ditandai nyeri dan pembengkakan atau terputusnya kontinuitas tulang yang
ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( Brunner and Suddart,2001 ).
Klasifikasi fraktur dapat dibedakan menjadi :
Fraktur tertutup ( closed ) bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.
Fraktur terbuka ( open / compound ),bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar,karena adanya pertukaran du kulit.
Fraktur komplit ,bilagaris patah tidak melalui seluruh penampung tulang atau patah pada seluruh
garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran ( pergeseran dari posisi normal )
Fraktur non komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian / garis patah tidak mengenbang
sehingga tidak mengenal konteks.
II.Etiologi
Penyebab primer fraktur dalah kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh olahraga,exercise yang
kuat dan menurunkan nutrisi atau pun di karenakan fraktur spontan yaitu karena kondisi patologis yang
mendasari.Hal lain yangh dapat menyebabkan adalah kecelakaan di tempat kerja sejalan perkembangan
industri dan Osteoporosis.
III. Patofisiologi
Klasifikasi fraktur di bagi menjadi 2 jenis :
1.Complite frakture adalah patah atau dikontiunitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi dua
bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi lain sehingga mengenai konteks.
2.Complete fakture adalah patah diskontinuitas jaringan dengan garis patah tidak menyebrang sehingga
tidak mengenai konteks ( masalah konteks yang utuh ),sering terjadi pada anak anak.
Deskripsi frakture :
Grade I : sakit jelas dan sedikit kerusakan kulit
Grade II : Fraktur terbuka,merobek kulit dan otot.
Grade III : banyak sekali jelas kerusakan kuit,otot dan jaringan syaraf,pembuluh darah serta luka sebesar
minimal 6.8 cm
IV. Manifestasi klinik
Nyeri tekan
Bengkak
Kerusakan fungsi
Gerakan terbatas
Ekmosis disekitr lokasi
Krepitus disisi frakture
Status neurovaskuler pada daerah distal dari tempat frakture mengalami penurunan.
Atropi distalr
Perubahan warna
Pemendekan ekstremitas.
V.Komplikasi
Komplikasi awal
Shock,yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera
Emboli lemak yang dapat trjadi dalam 48 jam/ lebih
Sindrom kompartmant,yang brakibat kehilangan fungsi ekstremitas peremanen,jika tidak di
tangani segera.
Komplikasi lambat
Penyauan terlambat atau tidak ada penyaruan,penyatuan terlambat terjadi bila penyembuhan tidak
terjadi dengan kecepatan normal untuk jenis dan tempat frakture trtentu.Penyatuan terlambat
mungkin beehubungan dengan onfeksi sistemik dan distraksi ( tarikan jauh ) fragmen tulang,pada
akhirnya fraktur sembuh.
Tidak adanya penyatuan terjadi karena kegagalan penyatuan ujung ujung perubahan tulang
memobilisasi yang tidak menghentikan pembentukaan halus,jarak yang terlalu jaug antara fragmen
tulang,kontak tulang yang terbatas dan gangguan darah yang mengakibatkan nekrosis jaringan.
VI.Penanganan
Reduksi fraktur : mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotas anatomis.
Reduksi tertutup : reduksi tertutup di lakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya
( ujung ujung ) dengan manipulasi traksi manual
Traksi : dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan mobilisasi beratnya traksi dap[at di
gunakan / disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.
Reduksi terbuka : pada frakture tertentu memerlukan reduksi terbuka dan pendekatan
bedah,fragmen tulang di reduksi,alat fiksasi intana,dalam bentuk pin,kawat,sekrup,plat paku atau
batangan logam dapat di gunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai
penyembuhan tulang yang terjadi.
Imobilisasi frakture : setelah frakture di reduksi fragmen tulang harus di imobilisaasi atau di
pertahankan dalam posisi dan ke sejajaran yang benar,sampai terjadi penyatuan.
VII.Pemeriksaan diagnostik
Tidak ada test laboratorium yang khusus untuk klien dengan frakture yang diperlu di ketahui
hemoglobin,hematorik,sering mudah di sebabksn perdarahan laju endap darah meningkat bila
kerusakan jaringan lunak sangat luas.
Pada masa penyembuhan Ca dan P meningkat didalam darah
Hasil radiografi melelui X Ray akan dapat dilihat gambaran frakturedeformitas
Senogram / anterogram menggambarkan arus vaskularisasi
Ct scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang komplit.
B.PROSES KEPERAWATAN
I.Pengkajian
Yang perlu dikaji :
Biodata :
-
keluan utama
pemeriksaan fisik
II.Diagnosa keperawatan
III.Intervensi / implementasi
1.Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.
Tujuan : nyeri dapat berkurang atau teratasi
Intervensi :
1.Observasi tanda tanda vital
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien
2.Kaji tingkat nyeri klien dengan skala nyeri
Rasional : untuk megetahui sejauh mana tingkat nyeri yang di rasakan
3.Atur posisi klien dengan menyokong ekstremitasyang berluka
IV.Evaluasi
1.Nyeri dapat berkurang atau teratasi
2.Kebutuhan ADL dapat terpenuhi
3 Infeksi tidak terjadi
4.Cemas dapat berkurang atau teratasi.
VIII.Penyimpangan KDM
Trauma yang terjadi pada tulang
memaksa aktivitas
Fraktur
Merangsang pengeluaran
Dan jaringan
histamin,bradikinin.
Pada modulla
Timbul nyeri
Resiko infeksi
Di hantarka ke talamus
Pergerakan terbatas
Corteks cerebri
ADL terganggu
Nyeri dipersepsikan
Nyeri
Stressor menigkat
Koping individu tidak efektive
Cemas
DAFTAR PUSTAKA
Merusak mukosa lambung & memungkinkan difusi kembali asam & pepsin
kke dalam Jaringan lambung
Nyeri
Diare
Kekurangan volume cairan
Dirasakan
ancaman
Nyeri
Gangguan perfusi jaringan
Kekurangan cairan
Takut
A. PROSES KEPERAWATAN
I. Diagnosa
Rasional : untuk mengetahui tingkat skala nyeri sebagai pedoman untuk bertindak.
3.Anjurkan klien posisi semi flowler.
Rasional : dengan posisi semi fowler,organ yang sakit tidak tertekan.
4.HE tentang pentingnya nutrisi
Rasaional :agar klien memahami dan melaksanakan arti dari pentingnya nutrisi bagi tubuh.
5.Penatalaksanaan dalam pemberian obat ulsidex 3 x 1
Rasional : untuk menekan peningkatan sama lambung
3.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat.
Tujuan : klien akan menampakkan kebutuhan nutrsi terpenuhi.
Intervensi :
1.kaji pola makan klien
Rasional : untuk mengetahu jumlah asupan nutrisi bagi klien.
2.beri makanan yang berevariasi
Rasional : makanan bervariasi merangsang selera makan
3.beri makan lunak sedikit tapi sering
Rasional : mencegah kekosongan lambung dan memudahkan absorsi terhadap lambung
4.mengukur BB tiap hari dengan timbangan yang sama
Rasional : mengetahui perkembangan status nutrisi klien.
4.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati
Tujuan : klien mengatakan istirahat tidur terpenuhi
Intervensi :
1.obsevasi TTV
Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan pedoman untuk tindakan selanjutnya
2.beri mninum susu hangat
Rasional : mengandung protein yang tinggi
3.ciptakan lingkungan yang tenang denag membatasi pembesuk
Rasional : lingkungan yang tenang memaksimalkan rangsangan sehingga klien tertidur nyenyak.
4.memberikan HE kepada keluarga klien tentang pentingnya tidur cukup
Rasional : istirahat tidur yang cukup antara 6 8 jam perhari
5.Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik
Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADL nya tidak dibantu lagi
Intervensi :
1.kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas.
Rasional : mengetahui kemampuannya dan membantu yang belum mampu melakukan sendiri