Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
TIRA SEPTIA TRISNA
NIM : 30901301842
lendirnya
banyak
mengandung
kelenjar
yang
senantiasa
infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan
saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar
atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan
terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya.
Namun,
lendirnya
banyak
mengandung
kelenjar
yang
senantiasa
sekret
mukus
mengakibatkan
perlengketan,
infeksi
dan
D. Pathways
Masa/tinja/benda asing
Obstruksi lumen apendik
Peradangan
Sekresi, mucus tidak
dapat keluar
Pembengkakan jaringan
limpoid
Peregangan Apendik
Nyeri tekan lepas ( hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan
dilepaskan) mungkin dijumpai.
Derajat nyeri tekan, spasme otot dan apakah terdapat konstipasi atau
diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks.
(RadenFahmi,2010)
F. Penatalaksanaan
Apendisitis perforasi
Persiapan prabedah: pemasangan sonde lambung dan tindakan dekompresi.
Rehidrasi. Penurunan suhu tubuh. Antibiotika dengan spectrum luas, dosis
cukup, di berikan secara intravena.
Apendisitis dengan penyulit peritonitis umum
Umumnya pasien dalam kondisi buruk. Tampak septic dan dalam kondisi
hipovolemi serta hipertensi. Hipovolemi diakibatkan oleh puasa lama, muntah
dan pemusatan cairan di daerah proses radang, seperti udem organ
intraperitoneal, dinding abdomen dan pengumpulan cairan dalam rongga usus
dan rongga peritoneal.
Persiapan prabedah:
-
Rehidrasi
Obat-obat
penurun
panas,
phenergan
sebagai
anti
Pemeriksaan Radiologi
Foto
polos
abdomen
dikerjakan
apabila
dari
hasil
Scoliosis ke kanan.
Tanda-tanda
obstruksi
usus
seperti
garis-garis
b.
Laboratorium
(Mahdi,2010)
Diare konstipasi.
Sesudah operasi
Lemas, haus.
Mual, kembng.
Pusing.
b. Data obyektif
Sebelum operasi
Spasma otot.
Taksikardi, takipea.
Pucat, gelisah.
Demam 38-38,5oC.
Sesudah operasi
Terpasang infus.
c. Pemeriksaan laboratorium
e. Potensial infeksi
Perforasi.
Periforstis.
Dehidrasi.
Sepsis.
Pnemuoni.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri abdomen berhu-bungan dengan obstruksi dan peradangan apen-diks.
2. Resiko kekurangan vo lume cairan berhubung an dengan mual, mun- tah,
anoreksia dan diare.
3. Kurang pengetahuan ten tang prosedur persiapan dan sesudah operasi.
4. Kerusakan integritas ku-lit berhubungan dengan luka pembedahan.
C. Rencana Keperawatan
No
1
DIAGNOSA
TUJUAN /
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
KRITERIA
Nyeri abdomen berhu- Nyeri berkurang.
bungan dengan
Kriteria :
obstruksi dan
Klien mengungkapkan
peradangan apen-diks.
Subyektif :
10.
Jelaskan
penyebab
rasa
kanan
me-ngurangi
tidak
dapat
penyebaran
diluruskan.
sakit
nyeri.
Mc Burney.
untuk
mengurangi
menekuk
lutut
kanan).
Puasa makan minum apabila
akan dilakukan tindakan.
Ciptakan lingkungan yang
tenang.
Laksanakan program medik.
Pantau efek terapeutik dan
non
terapeutik
dari
pemberian analgetik.
2
Resiko kekurangan vo
lume cairan
da-lam keadaan
berhubung an dengan
seimbang.
Kriteria :
makanan/bauyang
merangsang
Kurang pengetahuan
Setelah diberikan
penje-lasan klien
memahami tentang
operasi.
pemasangan infus.
Subyektif
sesudah operasi
operasi.
sebelumnya 6 - 8 jam.
tanya tentang
Kriteria
prosedur persiapan
Klien kooperatif
dengan tindakan
Obyektif
persiapan operasi
maupun sesudah
operasi.
siapan operasi.
Klien
mendemonstrasikan
latihan yang diberikan.
situasi
dikamar
bedah.
Jelaskan
perlu
aktivitas
dilakukan
yang
setelah
operasi.
Latihan batuk efektif.
mobilisasi
dini
secara
Kerusakan integritas
ku-lit berhubungan
Pantau
luka
pembedahan
dengan luka
pembedahan.
de-mam,
kemerahan,
Makanan
mencukupi
untuk
mempercepat
proses
penyembuhan.
Beri
antibiotika
program medik.
sesuai
DAFTAR PUSTAKA :
2004. Diktat Kuliah Medikal Bedah II. PSIK FK.Unair. TA: 2004/2005.
Surabaya.
Burner and suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,-edisi 8,-volume 2,
Jakarta : EGC.
Doengoes, M.E. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan
dan