Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. ANAMNESA PRIBADI
Nama
: Nurmawati Br. Kemit
Umur
: 68 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tanggal Masuk
: 22 Juni 2014
Status
: ASKES
Pekerjaan
: IRT
Suku
:Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Cendrawasih Binjai Timur
II. ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama
: Sakit pada kepala dan kaki terasa kebas.
Telaah
: OS datang ke RSUD Dr RM Djoelham Binjai dengan
keluhan luka di kepala setelah terjatuh di dapur,s
ebelumnya OS mengatakan pernah mengalami kebas-kebas
pada tangan kaki sebelah kiri. OS juga mengatakan sering
RPT
RPO
( TDP )
( TDP )
( TDP )
( ( ( ( TDP
)
)
)
)
C. Nervus Cranialis
1. Nervus I (Olfactorius)
Normosmia
Anosmia
Parosmia
Kakosmia
Uncinate Fit
( TDP
( TDP
( TDP
( TDP
( TDP
)
)
)
)
)
2. Nervus II (Opticus)
A. Reflek Pupil
Langsung
Tidak Langsung
B. Test Konfrontasi
Kanan
+
+
( TDP )
Kiri
+
+
N VI
N V2
N V3
B. Motorik
C. Reflek Kornea
D. Reflek Massetter
5. Nervus VII (Facialis)
A. Sensoris
B. Motorik
- Kerut Kening
- Menutup Mata
- Sudut Mulut
- Lagoftalmus
C. Reflek
- Stapedial Reflek
- Glabela Reflek
( TDP
( TDP
( TDP
( TDP
( TDP
( TDP
)
)
)
)
)
)
( TDP )
( TDP )
( TDP )
Kanan
Kiri
Nistagmus
Test Romberg
B. Pendengaran
( - )
( TDP )
( TDP )
)
)
)
)
)
8. Nervus XI (Accesorius)
A. Kekuatan M. Sternocleidomastoideus ( TDP )
B. Kekuatan M. Trapezeus ( TDP )
9. Nervus XII (Hypoglossus)
A. Menjulurkan Lidah
B. Menggerakan Pelateral
C. Fasikulasi
D. Atropi
( TDP
( TDP
( TDP
( TDP
)
)
)
)
D. Pemeriksaan Motorik
1. Reflek
a. Refleks Fisiologis
- Anggota Gerak Atas
Biceps
( +/+
Triceps
( +/+
- Anggota Gerak Bawah
APR
( +/+
KPR
( +/+
)
)
)
)
b. Refleks Patologis
-
Babinski
Oppenheim
Chaddock
Schaefer
Hoffman Tromer
Rossolimo
(
(
(
(
(
(
-/-/-/-/-/-/-
2. Kekuatan Otot
a. Ekstremitas Superior Sinistra
Ekstremitas Inferior Sinistra
(3)
(3)
(3)
(3)
)
)
)
)
)
)
3. Tonus Otot
- Hipotonia
- Hipertonia
E. Sensibilitas
a. Nyeri
b. Raba
c. Getar
d. Suhu
e. Posisi
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
F. Sistem Ekstrapiramidal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Tremor
Chorea
TICS
Fasikulasi
Myoclonic Jerk
Atetosis
Asterixis
Balismus
Tardive Dyskinesia
(-)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(-)
(-)
(-)
G. Sistem Koordinasi
1.
2.
3.
4.
5.
Test Romberg
Tandem Walking
Finger to Finger Test
Finger to Nose Test
Nose Finger Nose Test
( TDP
( TDP
( TDP
( TDP
( TDP
)
)
)
)
)
H. Fungsi Kortikal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Atensi/Konsentrasi
Disorientasi
Kecerdasan
Bahasa
Memory
Gnosia
Visuo-Contructive
( TDP )
( TDP )
( TDP )
( TDP )
( TDP )
( TDP )
( TDP )
V. KESIMPULAN PEMERIKSAAN
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
WBC
HGB
PLT
KGD Ad Random
:
:
:
:
Point
0
1
2
0
1
0
1
0
1
75
- 12
Nilai
x 2.5
x2
x2
x3
-3
x 0.1
- 12
7.5
- 12
Keterangan :
Nilai S.S.S.
>1
< -1
-1 < S.S.S. < 1
- 7.5
Diagnosa
- Pendarahan Otak
- Infark Otak
- Meragukan (Gunakan kurva atau CT Scan)
1.
2.
3.
Penurunan Kesadaran
Nyeri kepala
Refleks Babinski
YA
Tidak
-
STROKE PIS
YA
STROKE PIS
YA
STROKE INFARK
YA
STROKE PIS
STROKE INFARK
Kesimpulan :
Stroke Infark
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke didefenisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan peredaran
darah otak yang menyebabkan defisit neurologis. Defenisi lain lebih
mementingkan defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah
sebagai berikut: suatu defisit neurologis mendadak akibat iskemia atau hemoragi
sirkulasi otak.
Stroke adalah penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian
nomor dua di dunia. Stroke juga merupakan penyakit paling umum yang
menyebabkan pasien masuk rumah sakit di bagian neurologi. Penyakit ini telah
menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting, dengan dua
pertiga penderita stroke terjadi di negara-negara yang sedang berkembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
DEFINISI 1,2
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat
menimbulkan cacat atau kematian.
Stroke non-hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh oklusi pembuluh
darah otak yang kemudian menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan glukosa
ke otak.
2.2.
ETIOLOGI 3
Stroke non-hemoragik sering diakibatkan oleh trombosis akibat plak
aterosklerosis arteri otak atau suatu emboli dari pembuluh darah di luar otak yang
tersangkut di arteri otak. Stroke non-hemoragik ini merupakan jenis stroke yang
tersering didapatkan, sekitar 80% dari semua stroke. Stroke jenis ini juga bisa
disebabkan oleh berbagai hal yang menyebabkan terhentinya aliran darah otak
antara lain, syok hipovolemia, dan berbagai penyakit lain. Ketika aliran darah
menurun, neuron juga berhenti berfungsi. Iskemik neuronal yang ireversibel dan
cedera umumnya dimulai ketika aliran darah dibawah 18 mL/ 100 g jaringan/
menit, dan kematian sel terjadi dengan cepat ketika aliran darah dibawah 10 mL/
100 g jaringan/ menit.
2.3.
EPIDEMIOLOGI 2
1. Frekuensi
Di Amerika Serikat, diketahui 82-92% stroke adalah nonhemoragik. Diketahui bahwa 15 juta orang menderita stroke setiap
tahunnya, 5 juta meninggal dan 5 juta lainnya mengalami kecacatan.
2. Faktor Risiko
a. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi.
-
Umur
Ras
Sex
Etnis
Displasia fibromuskular
Hipertensi
Diabetes mellitus
Hyperhomocystinemia
Gaya
hidup:
konsumsi
alkohol
berlebih,
penggunaan
Obesitas
2.4.
PATOFISIOLOGI 3
Dalam keadaan fisiologis, jumlah darah yang mengalir ke otak adalah 50
60 ml per 100 gram otak per menit. Jadi jumlah darah untuk seluruh otak, yang
kira-kira beratnya antara 1200-1400 gram adalah 700-840 ml per menit. Dari
jumlah darah itu, satu pertiganya disalurkan melalui tiap arteri karotis interna dan
satu pertiga sisanya disalurkan melalui susunan vertebrobasilar. Daerah otak tidak
berfungsi bisa karena secara tiba-tiba tidak menerima suplai darah lagi karena
arteri yang memperdarahi daerah tersebut putus atau tersumbat. Penyumbatan itu
bisa terjadi secara mendadak atau secara berangsur-angsur (Mardjono, 2008).
Oklusi akut pembuluh darah intrakranial menyebabkan penurunan aliran
darah ke regio otak sesuai dengan kebutuhannya. Penurunan aliran ini akan
berpengaruh pada aliran darah kolateral dan ini sangat tergantung pada anatomi
vaskular individual dan lokasi oklusi. Apabila aliran darah serebral tidak ada sama
sekali, akan terjadi kematian pada jaringan otak dalam 4 hingga 10 menit. Apabila
aliran darah ke otak kurang dari 16-18 ml/ 100 gram jaringan otak per menit maka
akan menyebabkan infark dalam satu jam. Apabila kurang dari 20 ml/ 100 gram
jaringan otak per menit menyebabkan iskemik tanpa infark kecuali jika
berlangsung selama beberapa jam atau hari. Jika aliran darah dikembalikan
dengan cepat sesuai dengan kebutuhannya, sehingga jaringan otak dapat pulih
penuh dan simptom pada pasien hanya transien dan ini disebut transient ischemic
attack (TIA). Tanda dan gejala TIA biasanya berlangsung dalam 5-15 menit tetapi
secara defenisi harus kurang dari 24 jam.
Kematian sel pada otak terjadi melalui dua jalur yaitu: (1) jalur nekrosis di
mana pemecahan sitoskletal seluler berlangsung cepat yang berakibat pada
kegagalan energi sel, dan (2) jalur apoptosis di mana sel terprogram untuk mati.
Iskemik menyebabkan nekrosis karena sel-sel neuron mengalami kekurangan
glukosa yang berakibat pada kegagalan mitokondria dalam menghasilkan ATP.
Tanpa ATP, pompa ion pada membran akan berhenti berfungsi dan neuron
mengalami depolarisasi dan disertai dengan peningkatan kalsium intraselular.
Depolarisasi selular juga menyebabkan pelepasan glutamat dari terminal sinapsis
10
(disfasia)
bila gangguan terletak pada sisi dominan.
Kelumpuhan pada sisi tubuh yang berlawanan (hemiparesis
kontralateral)
dan dapat disertai sindrom Horner pada sisi sumbatan.
menonjol.
Gangguan mental.
Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh.
Ketidakmampuan dalam mengendalikan buang air.
Bisa terjadi kejang-kejang.
11
berputar (vertigo).
Ketidakmampuan untuk menelan (disfagia).
Gangguan motoris pada lidah, mulut, rahang dan pita suara sehingga
(hemianopia homonim).
Gangguan pendengaran.
Rasa kaku di wajah, mulut atau lidah.
12
tetapi
dapat
membaca
huruf.
Lateral
alexia
adalah
kerusakan otak.
Acalculia adalah hilangnya kemampuan berhitung dan mengenal
dengan ruang.
Syndrome Lobus Frontal, ini berhubungan dengan tingkah laku
akibat kerusakan pada kortex motor dan premotor dari hemisphere
massa di otak.
Dementia adalah hilangnya fungsi intelektual yang mencakup
sejumlah kemampuan.
2.6.
DIAGNOSIS 1
Diagnosis didasarkan atas hasil:
a. Penemuan Klinis
13
Anamnesis
Terutama terjadinya keluhan/ gejala defisit neurologik yang
atau
bila
scan
tak
jelas.
Pemeriksaan
likuor
2.7.
DIAGNOSIS BANDING 2
Diagnosis banding stroke non-hemoragik:
a. Bells Palsy
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Brain Neoplasms
Conversion Disorder in Emergency Medicine
Hemorrhagic Stroke
Hypoglycemia
Migraine Headache
Seizure Assessment in the Emergency Department
Emergent Management of Subarachnoid Hemorrhage
Syncope
14
2.8.
PENATALAKSANAAN 4
a. Farmakologi
Terapi pada kasus gawat darurat harus dimulai dalam waktu 4,5 jam
melalui pembuluh vena, lebih cepat lebih baik. Penatalaksanaan yang
cepat tidak hanya meningkatkan keselamatan, tetapi juga mengurangi
komplikasi. Obat-bat yang diberikan:
-
b. Lain-lain
Untuk mengurangi risiko mengalami serangan stroke berulang atau TIA,
prosedur membuka jalur aliran darah arteri yang mengalami deposit
lemak (plak) sedang hingga berat dapat dilakukan.
-
2.9.
PENCEGAHAN 1
Menurut Konsensus Nasional Pengelolaan Stroke (1999) di Indonesia,
upaya yang dilakukan untuk pencegahan penyakit stroke yaitu:
a. Pencegahan Primordial
Tujuan pencegahan primordial adalah mencegah timbulnya faktor
risiko stroke bagi individu yang belum mempunyai faktor risiko.
Pencegahan primordial dapat dilakukan dengan cara melakukan promosi
kesehatan, seperti berkampanye tentang bahaya rokok terhadap stroke
dengan membuat selebaran atau poster yang dapat menarik perhatian
masyarakat.
Selain itu, promosi kesehatan lain yang dapat dilakukan adalah
program pendidikan kesehatan masyarakat, dengan memberikan
15
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan bagi mereka yang pernah menderita
stroke. Pada tahap ini ditekankan pada pengobatan terhadap penderita
stroke agar stroke tidak berlanjut menjadi kronis. Tindakan yang
dilakukan adalah:
- Obat-obatan, yang digunakan: asetosal (asam asetil salisilat)
digunakan sebagai obat antiagregasi trombosit pilihan pertama
dengan dosis berkisar antara 80-320 mg/hari, antikoagulan oral
diberikan pada penderita dengan faktor resiko penyakit jantung
(fibrilasi atrium, infark miokard akut, kelainan katup) dan kondisi
-
16
penderita
dislipidemia,
berhenti
merokok,
berhenti
Rehabilitasi Fisik
Pada rehabilitasi ini, penderita mendapatkan terapi yang dapat
membantu proses pemulihan secara fisik. Adapun terapi yang
diberikan yaitu yang pertama adalah fisioterapi, diberikan untuk
mengatasi masalah gerakan dan sensoris penderita seperti masalah
kekuatan otot, duduk, berdiri, berjalan, koordinasi dan keseimbangan
serta mobilitas di tempat tidur. Terapi yang kedua adalah terapi
okupasional (Occupational Therapist atau OT), diberikan untuk
melatih kemampuan penderita dalam melakukan aktivitas sehari-hari
seperti mandi, memakai baju, makan dan buang air. Terapi yang
ketiga adalah terapi wicara dan bahasa, diberikan untuk melatih
kemampuan penderita dalam menelan makanan dan minuman
17
2.10.
KOMPLIKASI 4
Komplikasi yang dapat terjadi pada stroke non-hemoragik:
a. Paralysis atau hilangnya pergerakan otot
b. Susah berbicara atau menelan
c. Hilang ingatan atau sulit berpikir
d. Gangguan emosi
e. Nyeri
f. Perubahan tingkah laku.
18
BAB III
KESIMPULAN
Stroke non-hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh oklusi
pembuluh darah otak yang kemudian menyebabkan terhentinya pasokan oksigen
dan glukosa ke otak. Penyebab stroke non-hemoragik adalah trombosis akibat
plak aterosklerosis arteri otak atau suatu emboli dari pembuluh darah di luar otak
yang tersangkut di arteri otak.
Diagnosis stroke non-hemoragik dapat ditegakkan berdasarkan anamnese,
pemeriksaan fisik dan CT Scan. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan
pemberian aspirin maupun TPA.
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Sinaga SA. 2010. Karakteristik Penderita Stroke Rawat Inap di Rumah Sakit
Haji Medan Tahun 2002 2006. USU Institutional Repository.
2. Jauch EC. Ischemic Stroke. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/1916852-overview. Accessed 10 July
2014.
3. Samngunsong DK. 2011. Gambaran Profil Lipid pada Penderita Stroke di
Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2009. USU
Institutional Repository.
4. Mayo Clinic. Stroke: Treatments and drugs. Available from
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/basics/treatment/con20042884. Accessed 10 July 2014.
20