Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
HJ A DENGAN
SNNT ( STRAUMA NODUSA NON TOKSIK )
DI RUANG OK RUMAH SAKIT PRAYA
Oleh :
ABDUL HANAN
Lembar Persetujuan :
Laporan Asuhan keperawatan pada pasien Ny. Hj A dengan
SNNT ( Srauma Nodusa Non Toksik ) di Ruang OK Rumah Sakit Praya.
Telah diperiksa dan sisetujui untuk dipresentasikan :
Tanggal
Bulan
Tahun
Pembimbing Kllinik
Pembimbing Akademik
..
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Struma Nodusa Non Toksik adalah pembesaran kelenjar thyroid yang
secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hiper
thyroidisme. (Brunner dan Sudarth 2002)
Struma nodosa non toksik merupakan pembesaran kelenjar tiroid akibat
kekurangna masukan iodium dalam makanan. ( kapita selekta kedokteran,
jilid 2)
Stuma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid pada pasien
eutiroid, tidak berhubungan dengan neoplastik atau proses implasi (bambang
sumantri Skep Ns 2011)
Struma Non Toksik Nodusa Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang
berbatas jelas tanpa gejala-gejala hipertiroid.
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara
klinik
teraba
nodul
satu
atau
lebih
tanpa
disertai
tanda-tanda
Defisiensi iodium
Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah
yang kondisi air minum dan tanahnya kurang mengandung iodium,
misalnya daerah pegunungan.
tyroid.
Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam
oleh
obat-obatan
(misalnya
C. Gejala
Pada penyakit struma nodosa nontoksik tyroid membesar dengan
lambat. Awalnya kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin. Jika
struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan
gangguan pada respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi
gangguan menelan.
D. Patofisiologi
Kebut tiroksin (seperti pada usia
Nodularis Kelenjar
Tiroid
Struma
Penyempitan
jalan Napas
Epiglostis
menutup trakea
Stromektomi
Dyspnea
sesak saat
menelan
interupsi bedah
Ketidak
efektifan jalan
nafas
Nyeri
telan
Luka
oprasi
Kerusakan
komunikasi
verbal
Nyeri
telan
benar, pembuatan preparat yang kurang baik atau positif palsu karena salah
interpretasi oleh ahli sitologi.
4. Termografi
Metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu kulit pada suatu tempat
dengan memakai Dynamic Telethermography. Pemeriksaan ini dilakukan
khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu keganasan. Hasilnya
disebut panas apabila perbedaan panas dengan sekitarnya > 0,9 o C dan
dingin apabila <0,9o C. Pada penelitian Alves didapatkan bahwa pada yang
ganas semua hasilnya panas. Pemeriksaan ini paling sensitif dan spesifik
bila dibanding dengan pemeriksaan lain.
5. Petanda Tumor
Pada pemeriksaan ini yang diukur adalah peninggian tiroglobulin (Tg)
serum. Kadar Tg serum normal antara 1,5-3,0 ng/ml, pada kelainan jinak
rataa-rata 323 ng/ml, dan pada keganasan rata-rata 424 ng/ml.
F. Penatalaksanaan
1. Indikasi operasi pada struma nodosa non toksika ialah (tim penyusun,
1994)
Keganasan
Penekanan
Kosmetik
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari dasar dalam proses
keperawatan secara keseluruhan guna mendapat data atau informasi yang
dibutuhkan untuk menentukan masalah kesehatan yang dihadapi pasien
melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik meliputi :
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada pasien dengan struma nodosa nontoksis
khususnya post operai dapat dirumuskan sebagai berikut ;
Resiko
tinggi
terjadi
ketidakefektivan
bersihan
jalan
nafas
untuk
menanggulangi
masalah
pasien
sesuai
diagnosa
tinggi
terjadi
ketidakefektivan
bersihan
jalan
nafas
10
b) Rencana tindakan/intervensi
obstruksi
trakea/spasme
laring
yang
11
12
Rasional :
Terkenanya jalan nafas dapat menciptakan suasana yang
mengancam kehidupan yang memerlukan tindakan yang
darurat.
Pembedahan tulang
Rasional :
Mungkin
sangat
diperlukan
untuk
penyambungan/perbaikan
pembuluh darah yang mengalami perdarahan yang terus
menerus.
2. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan cedera pita
suara/kerusakan saraf laring, edema jaringan, nyeri, ketidaknyamanan.
a. Tujuan yang ingin dicapai sesuai kriteria hasil :
Mampu menciptakan metode komunikasi dimana kebutuhan
dapat dipahami.
b. Rencana tindakan/intervensi
13
ansietas
dan
kebutuhan
pasien
untuk
berkomunias.
pasien
bicara
yang
dipaksakan
untuk
14
tidak
ada
cedera
dengan
komplikasi
terpenuhi/terkontrol.
2. Rencana tindakan/intervensi
kelenjar
peningkatan
selama
pembedahan
pengeluaran
hormon
dapat
yang
15
kurang
dari
7,5/100
ml
secara
umum
Kolaborasi
Berikan pengobatan sesuai indikasi (kalsium/glukonat, laktat).
Rasional ;
Memperbaiki kekurangan kalsium yang biasanya sementara
tetapi mungkin juga menjadi permanen.
16
17
Kolaborasi
Beri obat analgetik dan/atau analgetik spres tenggorok sesuai
kebutuhannya.
Berikan es jika ada indikasi
Rasional :
Menurunnya edema jaringan dan menurunkan persepsi
terhadap nyeri.
terbuka/mengingat
kembali,
konsepsi.
18
setelah
menginterpretasikan
berpartisipasi
dalam
program
pengobatan,
6. Diskusikan kebutuhan diet yang seimbang, diet bergizi dan bila dapat
mencakup garam beriodium.
Intervensinya
Hindari makanan yang bersifat gastrogenik, misalnya makanan
laut yang berlebihan, kacang kedelai, lobak.
Rasional :
Merupakan kontradiksi setelah tiroidiktomi sebab makanan ini
menekan aktivitas tyroid.
Rasional :
Memaksimalkan suplay dan absorbsi jika fungsi kelenjar
paratiroid terganggu.
21
DAFTAR PUSTAKA
22