Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
SITI NINA INAYAH ROHMANIAH
1110104000036
Merokok.
Duduk terlalu lama.
Kurang latihan (oleh raga).
Depresi /stress.
Olahraga (golp,tennis,sepak bola).
dan membungkuk. Disamping itu disebelah depan dan belakangnya terdapat kumpulan serabutserabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang.
Ditengah-tengah bagian ruas-ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang disebut saluran
sum-sum belakang (kanalis medulla spinalis) yang didalamnya terdapat sum-sum tulang belakang.
1. Vertebra sedrvikalis (tulang leher) 7 ruas mempunyai badan ruas kecil dan lubang ruasnya besar.
Pada tagu sayapnya terdapat lubang tempat lalunya syarap yang disebutFor Amentuam
Versalis (Foramentuan Versorium). Ruas pertama vertebra servikalis disebut Atlas yang
memungkinkan kepala berputar kekiri dan kekanan. Ruas kedua disebut prosesus ke 7 mempunyai
taju yang disebut Prosesus Prominan,taju ruiasnya agak panjang.
2. Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12 ruas,badan ruasnya besar dan kuat. Taju durinya
panjang dan melengkung,pada daerah bagian dataran sendi sebelah atas,bawah,kiri dan kanan ini
membentuk persendian dengan tulang iga.
3. vertebra lumbalis (tulang pinggul) terdiri dari 5 ruas,badan ruasnya besar,tebal dan kuat. Taju durinya
agak picak bagi ruas dari ruas ke 5 agak menonjol disebut Promontorium.
4. vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) terdiri dari 5, yang membentuk sakrum atau tulang
kelangkang.
5. vertebra Koksigius (tulang ekor) terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi sebuah tulang
yang disebut Os Koksigialis dapat bergerak sedikit karena membentuk persendian dengan sacrum.
Anatomi Lumbal
2.
a.
b.
F.
1.
2.
3. Pincang.
Persyarafan
1. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada kedua anggota
badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.
2. Tidak terkontrol Bab dan Bak.
Nyeri.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan radiologik.
H. Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
1 Neurofisiologik
Electromyography (EMG)
Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4 minggu
Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan elektrofisiologik
tidak dianjurkan.
Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan mielopati spinal.
2 Radiologik
Foto polos.
Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.
Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP perlengketan
Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive
3 Laboratorium
Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor rematoid, fosfatase
alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
Likuor serebrospinal (atas indikasi)
Riwayat trauma
c) Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau infeksi) atau pengurangan nyeri
(hernia nudeus pulposus / HNP)
Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif: ankylosing spondyli-tis,
artristis psoriatic, spondiloartropati reaktif, sindroma fibromialgia)
b.
1)
2)
3)
Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal, kelahinan otot paraspinal,
kelainan sendi sakroilikal, spondilosis / spondilolisis / spondilolistesis, NPB-spesifik)
Adanya demam (infeksi)
Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)
Keluhan visceral (referred pain)
Gangguan miksi
Saddle anesthesia
Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda ekwina)
Lokasi dan penjalaran nyeri.
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan persistem
Sistem persepsi dan sensori
(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, perasa)
4) Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
Pemeriksaan motorik
Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross laseque(HNP
median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)
Tes Naffziger
Tes valsava.
5) Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6) Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
7) Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi)
8) Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )
9) Sistem Reproduksi
( Untuk pasien wanita )
10) Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )
3. Rencana Keperawatan
No
1.
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri akut b/d agen
injuri (fisik, kelainan
muskulo skeletal dan
system
syaraf
vaskuler
Batasan
karakteristik :
Verbal
Menarik nafas panjang, merintih
Mengeluh nyeri
Motorik
Menyeringaikan
wajah.
Langkah yang terseok-seok
Postur yang kaku /
tidak stabil
Gerakan yang amat
lambat atau terpaksa
Respon autonom
Perubahan vital sign
Tujuan
Intervensi
Setelah
dilakukan Manajemen nyeri (1400)
tindakan
keperawatan
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komselama x 24 jam prehensif (lokasi, karateristik, durasi,
nyeri berkurang / hilang frekuensi,
kualitas,
dan
faktor
dengan kriteria :
presipitasi).
2. Observasi reaksi non verbal dari
Tingkat nyeri (2102)
ketidaknyamanan.
Melaporkan nyeri ber3. Gunakan teknik komunikasi terapetik
kurang / hilang
untuk mengetahui pengalaman nyeri
Frekuensi nyeri berku- klien.
rang / hilang
4. Kaji
kultur
/
budaya
yang
Lama nyeri berkurang
mempengaruhi respon nyeri.
Ekspresi oral berkurang
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
/ hilang
lampau.
Ketegangan otot berku6. Evaluasi bersama klien dan tim
rang / hilang
kesehatan lain tentang ketidak efektifan
Dapat istirahat
kontrol nyeri masa lampau.
Skala nyeri berkurang 7./ Bantu klien dan keluarga untuk mencari
menurun
dan menemukan dukungan.
8. Kontrol lingkungan yang dapat mempeKontrol Nyeri (1605)
ngaruhi
nyeri
(suhu
ruangan,
Mengenal faktor-faktor pencahayaan, dan kebisingan)
penyebab
9. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
Mengenal onset nyeri 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
Jarang / tidak pernah (farmokologi, non farmakologi dan
melakukan
tindakan inter-personal)
pertolongan dengan non11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk meanalgetik
nentukan intervensi.
Jarang / tidak pernah
12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi.
menggunakan analgetik13. Berikan analgetik untuk mengurangi
Jarang / tidak pernah nyeri.
melaporkan nyeri kepa14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
da tim kesehatan.
15. Tingkatkan istirahat
Nyeri terkontrol
16. Kolaborasi dengan dokter jika ada
Kerusakan mobilitas
fi-sik b.d nyeri,
kerusakan
muskuloskeletal,
keka-kuan sendi atau
kon-traktur
Setelah
dilakukan
1. Koreksi tingkat kemampuan mobilisasi
tindakan
keperawatan de-ngan sekala 0-4 :
selama X 24 jam
0 : Klien tidak tergantung pada orang
klien mampu mencapai lain
mobilitas fisik dengan
1 : Klien butuh sedikit bantuan
kri-teria :
2 : Klien butuh bantuan sederhana
3 : Klien butuh bantuan banyak
Batasan
Mobility Level (0208)
: 4 : Klien sangat tergantung pada
karakteristik :
- Klien dapat melakukan pemberian pelayanan
Postur tubuh kaku mobilitas
secara
2. Atur posisi klien
tidak stabil.
Jalan terseok-seok
Gerak lambat
Membatasi
perubahan
ge-rak
yang mendadak ataucepat
Sakit berbalik
-
3.
Peningkatan
Tidur
/
Sleep
Enhancement (1850)
Kaji pola tidur / pola aktivitas
Anjurkan klien tidur secara teratur
Jelaskan tentang pentingnya tidur yang
cukup selama sakit dan terapi.
Monitor pola tidur dan catat keadaan
fisik, psykososial yang mengganggu
tidur
Diskusikan pada klien dan keluarga
tentang tehnik peningkatan pola tidur
Manajemen lingkungan (6480)
Batasi pengunjung
Jaga lingkungan dari bising
Tidak melakukan tindakan keperawatan
pada saat klien tidur
Tidur adekuat
rasa aman
Tidak ada manifestasi
3 Berbicara dengan pelan dan tenang
fisik
4 Membina hubungan saling percaya
Tidak ada manifestasi
5 Dengarkan
klien
dengan penuh
perilaku
perhatian
Mencari
informasi
6 Ciptakan suasana saling percaya
untuk
mengurangi
7 Dorong orang tua mengungkapkan peracemas
saan, persepsi dan cemas secara verbal
Menggunakan
teknik
8 Berikan peralatan / aktivitas yang mengre-laksasi untuk mengu- hibur untuk mengurangi ketegangan
rangi cemas
9 Anjurkan untuk menggunakan teknik reBerinteraksi sosial
laksasi
10 Berikan lingkungan yang tenang
11 Batasi pengunjung
4.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8,
Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2012
__________.Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 2 maret
2015. http://sedetik.multiply.com/journal