Vous êtes sur la page 1sur 23

FORMULASI TABLET ATROPIN SULFAT DENGAN

METODE KEMPA LANGSUNG

Disusun untuk :
Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Sediaan Teknologi Solid

Disusun oleh :
Mia K. Marseli
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
2012

BAB I
NAMA ZAT AKTIF & BENTUK YANG DIGUNAKAN
1.1.

Nama Zat Aktif


Nama zat aktif yang digunakan adalah Atropin Sulfat. Atropin
Sulfat merupakan obat premedikasi golongan antikolinergik yang paling
sering digunakan. Keuntungan antikolinergik sebagai premedikasi adalah
mengurangi sekresi kelenjar saliva terutama bila dipakai obat anastetik
yang menimbulkan hipersekresi kelenjar saliva, menurunkan keasaman
cairan

gastrium,

menghambat

bradikardia

oleh

stimulasi

vagal,

menurunkan motilitas intestinal, dan menyebabkan bronchodilatasi.


Atropine sulfat merupakan obat yang dapat memblokir kerja syaraf
parasimpatik. Efeknya mampu mengurangi aktivitas traktus digestivus,
menekan urinasi dan aksi nervus vagus, kerugiannya adalah peningkatan
kecepatan metabolisme, peningkatan denyut jantung, dapat menyebabkan
bradikardia atau takikardia dan dilatasi pupil.
1.2.

Bentuk yang digunakan


Bentuk yang digunakan adalah tablet. Tablet adalah sediaan padat
yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Tablet
dibuat dengan 3 cara umum yaitu Granulasi basah, Granulasi kering dan
Cetak langsung.Tujuan metode kempa langsung karena formula yang akan
dibuat memiliki konsentrasi zat aktif dalam jumlah yang kecil sehingga
apabila digunakan metode granulasi basah zat aktif akan banyak terurai
atau terbuang pada cetakan atau pada saat proses pembuatan granul..
Komposisi umum dari tablet adalah zat berkhasiat, bahan pengisi, bahan
pengikat atau perekat, bahan pengembang dan bahan pelicin.

BAB II
MONOGRAFI

Zat Aktif
2.1 Zat Aktif : Atropin Sulfat

Rumus molekul

: C23H46N2O6 . H2SO4 H2O

Nama kimia

: a-(Hydroxymethyl)benzeneacetic acid 8-mehtyl


8-azabicyclo(3.2.1)oct-3-yl ester tropine topate,
d,l- hyosciamine

Berat molekul

: 694,85

Pemerian

:
-

Kelarutan

Warna
Rasa
Bau
Bentuk

: Putih Atau Tidak Berwarna


: Sangat Pahit
: Tidak Berbau
: Serbuk Hablur

:Larut dalam kurang dari 1 bagian air, dan dalam lebih


kurang 3 bagian etanol (90%) P; sukar larut dalam
kloroform P;praktis tidak larut dalam eter Pdan dalam
benzene.

Titik lebur

: 191-195OC

pH larutan

: 4.5-6.2

Khasiat

: Parasimpatolitikum

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.


( FI III hal 98 )

2.2 ADME
FARMAKOLOGI
Farmakodinamik/Farmakokinetik ;Aksi onset : IV : cepat;Absorpsi :

Lengkap;Distribusi : Terdistribusi secara luas dalam badan , menembus


plasenta; masuk dalam air susu ; menembus sawar darah otak.
;Metabolisme : hepatik eliminasi (half-life elimination) : 2-3
jam;Ekskresi : urin (30% hingga 50% dalam bentuk obat yang tidak
berubah dan metabolitnya)
STABILITAS PENYIMPANAN
Atropin sulfat secara lambat dipengaruhi oleh cahaya. Kompatibilitas
dengan zat lain tergantung dari beberapa faktor ;seperti konsentrasi obat,
pH akhir larutan dan temperatur.Atreopine sulfate injeksi dilaporkan
secara fisik incompatible dengan norepinephrine bitartrate, sodium
bicarbonate dan metaraminol bitartrate. ;Kerusakan atau endapan terjadi
dalam 15 menit jika atropine sulfate dicampur dengan larutan
methohexital sodium.
MEKANISME AKSI
Menghambat aksi asetilkolin pada bagian parasimpatik otot halus, kelenjar
sekresi dan SSP, meningkatkan output jantung, mengeringkan sekresi,
mengantagonis histamin dan serotonin
MONITORING
Denyut jantung, tekanan darah, pulsa, status mental; pemberian secara
intravena diperlukan monitor jantung
2.3 Zat Tambahan
2.3.1 Laktosa
C12H22O11.H2O (monohidrat) BM = 360,31

Pemerian :

serbuk atau hablur berwarna putih, tidak berbau, berasa agak manis : lactose hampir 15% semanis sukrosa, sedangkan -lactose lebih manis
daripada bentuk -nya.
Kegunaan :
Pengisi tablet dan kapsul.
Kelarutan :
-Pada suhu 25C praktis tidak larut dalam kloroform, etanol dan eter.
-Larut dalam 4,63 bagian air (40C)
Aplikasi dalam Teknologi atau Formulasi Farmaseutikal :
Sebagai pengisi pada tablet dan kapsul.
Higroskopisitas :
Laktosa monohidrat stabil dalam air dan tidak terpengaruh oleh
kelembaban pada suhu kamar. Tetapi bentuk amorf, tergantung pada
pengeringannya, dapat dipengaruhi oleh kelembaban dan bisa mengalami
konversi menjadi monohidrat.
Titik leleh :
201-202C untuk -lactose monohidrat
223C untuk -lactose anhidrat
252,2C untuk -lactose anhidrat
Densitas :
1,540 untuk -lactose monohidrat
Kelembaban :
Laktosa anhidrat secara normal mengandung air 1% b/b.
Laktosa monohidrat mengandung air hampir 5% b/b.

Stabilitas :
Pada penyimpanan, laktosa dapat berubah warna menjadi coklat.
Inkompatibilitas :
Reaksi kondensasi antara laktosa dengan gugus amin
primer dapat menghasilkan produk berwarna coklat. Reaksi ini terjadi
lebih cepat dengan bentuk amorf dibandingkan laktosa kristal.
Penyimpanan :
Disimpan pada wadah sejuk dan kering, tertutup.
Sumber :
Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.252-257.
2.3.2 Pati Jagung (Corn Starch)

Rumus molekul

: (C6H10O5)n

BM

: 50.000 160.000

pH

: 5,5 6,5 untuk 2% b/v

Fungsi

: Glidan, diluen, binder,

Distribusi partike
Rentang
Kelarutan

disintegrant (3-15%)

: 10 100 m
: 2 32 m
: Praktis tidak larut etanol dingin (95%) dan dalam air
dingin

Organoleptis

: serbuk, putih hampir putih dan pahit.

Flowability

: 10,8 11,7 g/s pati jagung.

Stabilitas & penyimpanan : amilum yang kering dan tidak dipanasi stabil
jika terlindung dari (high humidity) saat digunakan
sebagai pelincir atau disintegran pada sediaan padat,
amilum

dipertimbangkan

sebagai

bahan

inert

dibawah kondisi penyimpanan normal. Namun


larutan amilum yang dipanaskan atau pasta amilum
secara fisik tidak stabil dan rentan serangan
mikroorganism. Amilum harus disimpan dalam
wadah tertutup rapat ditempat sejuk dan kering. Pati
kering dan tanpa pemanasan stabil jika dilindungi
dari kelembaban yang tinggi. Jika digunakan
sebagai penghancur pada tablet dibawah kondisi
normal pati biasanya inert. Larutan pati panas atau
pasta secara fisik tidak stabil dan mudah ditumbuhi
mikroorganisme sehingga menghasilkan turunan
pati dan modifikasinya yang berbentuk unik,
Densitas

: 1,478 g/cm3

Suhu gelatinasi

: 73 C untuk pati jagung.

Aliran
Kelembaban

: 10,8-11,7 g/det
: 11% untuk pati jagung.

Distribusi ukuran partikel: 2-32 m untuk pati jagung.


Suhu pengembangan

: 65 untuk pati jagung.

( Handbook of Pharmaceutical Excipient, 2nd ed, 1994, hal.483-487 )

2.3.3 Mg/Magnesium Stearates

Rumus Molekul

: C16H70MgO4

Pemerian

: Serbuk halus licin, mudah melekat pada kulit ,


mempunyai baud an rasa khas lemah

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air

Inkompatibilitas

: Dengan asam dan garam logam.

Stabilitas

: Stabil dan simpan di tempat kering

OTT

: Dengan asam kuat, garam garam besi dan hindari


pencampuran dengan oksidator kuat

Konsentrasi

: 0,25 5,0 %

Titik Leleh/Lebur

: 117-150C

Kegunaan

: Lubrikan / zat pelican

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat dan tempat sejuk

(Paul J Sheskey, Handbook Of Pharmaceutical Exipients)

2.3.4 Talk

Pemerian

: Serbuk, hablur, sangat halus licin, mudah


melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna
putih atau putih kelabu

Kelarutan
Keasamankebasaan dan
zat yang larut

: Tidak larut dalam hampir semua pelarut


: Didihkan 10 g dengan 50 mL air selama 30
menit, sambil mengganti air yang hilang
karena penguapan, saring. Filtrat bereaksi
netral terhadap kertas lakmus P. Uapkan
setengah

bagian

filtrat

hingga

kering,

keringkan pada suhu 1050 selama 1 jam, sisa


tidak lebih dari 5 mg
Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Khasiat dan

: Zat tambahan

penggunaan
Sinonim

:Magnesi osmanthus; powdered talc; purified

RumusEmpiris

French chalk

pH

: Mg6(Si2O5)4(OH)4

Fungsi

: 7-10 untuk 20% b/v

OTT

: Anti cracking,glidant, diluent, lubricant

Kekerasan

: Dengan Ammonium

Wadah

: 1,0-1,5

Stabilitas dan

: Dalam wadah tertutup baik, tempat yang

Penyimpanan

dingin dan kering.

: Bahan stabil dan dapat disterilkan dengan


pemanasan pada suhu 160%0 selama lebih
dari satu jam. Juga dapat disterilkan dengan
diekspos pada etylen OH, atau irradasi sama.
Talk harus disimpan dalam wadah tertutup,
baik ditempat yang sejuk dan dingin
(Handbook of Phermeceutical Excipient. 2006)

BAB III
FORMULA DAN METODE PEMBUATAN
3.1.

Formula
Atropin Sulfat 1 mg
R/ Atropin Sulfat

0,1 mg

StarLac
(Laksosa 80% + Corn Starch 20%)

3.3.

Avicel 102

20%

Talk

2%

Alasan Pemilihan Metode Pembuatan

Metoda yang digunakan adalah kempa langsung. Alasan pemilihan metoda ini :

Atropin Sulfat merupakan antikolinergik yang memiliki dosis kecil pada


pemakaiannya sehingga cocok untuk metoda kempa langsung agar
memenuhi keseragaman kandungan.

Bila menggunakan metoda granulasi basah maupun kering ditakutkan


banyak zat aktif yang terbuang disaat proses berlangsung karena
kandungan zat aktif yang kecil.

Alasan memilih metode pembuatan tablet dengan kempa langsung


berdasarkan persyaratan dalam preformulasi sediaan obat, yaitu:
Stabilitas : suhu, kelembaban
Sifat fisika-mekanik : ukuran partikel, kompresibilatas
Sifat fisika-kimia : kelarutan dan pH pelarut

Pemilihan cara pembuatan dengan kempa langsung yaitu karena kempa langsung
juga dapat diterapkan pada zat aktif dengan sifat aliran dan kompresibilitas yang
kurang baik asalkan dosis relatif kecil (sifat tidak dominan dalam masa cetak).
Oleh karena itu pada proses ini dipilih metode kempa langsung karena formula
yang akan dibuat memiliki konsentrasi zat aktif dalam jumlah yang kecil sehingga
apabila digunakan metode granulasi basah zat aktif akan banyak terurai atau
terbuang pada cetakan atau pada saat proses pembuatan granul. Keterbatasan zat

aktif untuk dikempa diatasi dengan pemilihan bahan pembantu yang mempunyai
sifat aliran dan kompreisbilitas yang baik dan menjamin homogenitas campuran
(bahan pembantu, terutama pengisi yang mempunyai daya sebagai pencegah
terjadinya tablet membalah menjadi dua lapisan (caping).

3.4 Alasan Pemilihan Zat Tambahan


StarLac sebagai pengisi, Corn Starch selain sebagai pengisi juga sebagai
pengikat. Mg stearat berfungsi sebagai lubrikan,. Dan talk sebagai pelicin. Semua
zat tambahan tersebut mempunyai daya alir dan kompresibilitas yang baik untuk
metode pembuatan tablet dengan kempa langsung.
BAB V
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
FORMULASI
R/ Atropin Sulfat

0,1 mg

StarLac
(Laktosa 80% + Corn Starch 20%)
Mg Stearate

1%

Talk

2%

a. Formula yang akan dibuat :


o Setiap tablet mengandung Atropin Sulfat 0,1 mg
o Jumlah pembuatan : 30.000 tablet
o Bobot tiap tablet : 100 mg
b. Perhitungan :
Fase Luar ( 3 % ):

Mg-stearat

= 0,01 x 100 mg

1 mg

Talk

= 0,02 x 100 mg

2 mg

Fase Dalam (100% - 3% = 97% ): 0,97 x 100 mg = 97 mg

Bahan bahan dalam Fase Dalam


(tanpa zat aktif Atropi Sulfat =( 97 0,1) mg = 96,9 mg
Maka : Laktosa

: 80%
: 0,8 x 96,9 mg = 77,52 mg

Corn Starch

: 20%
: 0,2 x 96,9 = 19,38 mg

Untuk 30.000 tablet, bobot granul teoritis :


o

Atropin Sulfat = 0,1 mg x 30.000

Laktosa

= 77,52 mg x 30.000

2.325,6 g

Corn Starch

581,4 g

Mg Stearate

= 1 mg x 30.000

30 g

= 2 mg x 30.000

60 g

3000 g

o Talk

19,38 mg x 30.000

Penimbangan
Nama Zat

Jumlah
penimbangan

Atropin Sulfat

3 gram

Laktosa

2.325,6 gram

Corn Starch

581,4 gram

Mg Stearate

30 gram

Talk

60 gram

BAB VII
PROSEDUR DAN PEMBUATAN

3g

1. Diayak semua bahan


2. Atropin Sulfat dan zat tambahan sesuai dengan jumlah formula yang
dibuat.
3. Dicampurkan semua bahan kecual Mg Stearate dan Talk menggunakan
alat pencampur hingga homogen (20 menit).
4. Lakukan evaluasi masa siap cetak.
5. Ditambahkan Mg-Stearat dan Talk, diaduk kembali (5 menit).
6. Hasil campuran diaduk kembali menjadi tablet
7. Dilakukan evaluasi terhadap teblet yang telah dicetak.

BAB VIII
EVALUASI MASA CETAK & TABLET
A. Prosedur evaluasi
a. Massa siap cetak
1. Penetapan bobot jenis nyata, bobot jenis mampat, kadar
pemampatan, dan porositas.

Dimasukkan granul sebanyak 80 gram (B) ke dalam gelas


ukur 100 ml, mencatat volumenya (Vo).

Dilakukan pengetukan (manual) sebanyak 10, 50, dan 500


ketukan, dicatat berapa ml dari hasil ketukan yang telah
dikerjakan.

Dibersihkan gelas ukur yang telah dipergunakan.

Dibuat perhitungannya.

BJ nyata =

B
V0

g/mL

B
BJ mampat = V

mampat

g/ml

Kadar Pemampatan =
Porositas=

V0 Vmampat

(1 BJ mampat )
BJsejati

V0

100 0 0

100 0 0

Persyaratannya :
Kompresibilitas
5-15
12-16
18-21
23-25
35-38
>40

Keterangan
Excellent
Good
Fair to passable
Poor
Very poor
Extremely poor

2. Kecepatan alir

Ditimbang beker yang kosong (Wo).

Dikalibrasi/ mengeset skala pada posisi 0.

Dimasukan granul ke dalam corong.

Dihidupkan alat.

Dicatat waktu alir (t).

Ditimbang beker gals berisi granul (Wt).

Dihitung aliran granul = Wt-Wo/t.


Persyaratan kecepatan mengalir ( secara langsung )
Kecepatan mengalir
Aliran
>10 g/dtk
Bebas mengalir
4-10 g/dtk
Mudah mengalir
1,6-4 g/dtk
Sukar mengalir
<1,6>
Sangat sukar mengalir
Persyaratan kecepatan mengalir (secara tidak langsung )
A (angle of repose )
<25
25-30
30-40
>40

Tipe aliran
Excellent
Good
Passable
Very poor

3. Sudut istirahat

Ditimbang beker yang kosong (Wo).

Dikalibrasi/ diset skala pada posisi 0.

Dimasukan granul ke dalam corong.

Dihidupkan alat.

Diukur tinggi puncak taburan granul (h).

Diukur diameter lingkaran yang terbentuk dari taburan


granul (d=2r).

Dihitung sudut yang terbentuk dari taburan granul tersebut


antar bidang datar dengan tinggi granul rumusnya : tan a=
h/r.

Dibersihkan alat

b. Cetak
1. Penampilan
Diamati tablet secar visual baik kehomogenan, bentuk tablet,
warna tablet, permukaannya.
2. Keseragaman ukuran
Diukur secara acak 20 tablet baik diameter maupun tebalnya
mengunakan jangka sorong.
3. Keseragaman bobot
Ditimbang bobot tablet secara acak sebanyak 20 tablet dan
dihitung bobot rata ratanya.
Tabel Persyaratan :
Bobot rata-rata
<25>
26-150mg
151-300mg
>300mg

Penyimpangan bobot rata-rata


A
B
15%
30%
10%
20%
7,5%
15%
5%
10%

4. Kekerasan tablet
Diukur kekerasan tablet sebanyank 20 tablet secara acak
menggunakan alat hardness tester. Kekerasan diukur berdasarkan
luas permukaan tablet dengan mengguanakan beban yang
dinyatakan dalam kg. Satuannya adalah kg/cm2.

Dan dihitung

kekerasan rata- rata dan standar deviasinya


5. Friabilitas
Dilakukan menggunakan friabilator terhadap 20 tablet yang
diambil secra acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet
terhadap bantingan selama waktu tertentu. Friabilitis dipengaruhi
oleh sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk, terlalu
banyak serbuk yang halus, pemakaian bahan yang tidak tepat,
massa cetak yang terlalu kering

Ditimbang 20 tablet secara acak (Wo).

Dimasukkan tablet ke dalam alat.

Dinyalakan alat selama 4 menit.

Dibersihkan tablet dan menimbang tablet (wt).

Tablet yang baik memiliki friabilitas yang kurang dari 1%.


f= Wo-Wt/Wo 100%
6. Friksibilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap 20 tablet
yang diambil secara acak. Para meter yang diuji adalah kerapuhan
tablet terhadap gesekan antar tablet selama waktu tertentu.

Ditimbang 20 tablet secara acak (Wo).

Dimasukkan tablet ke dalam alat.

Dinyalakan alat selama 4 menit.

Dibersihkan tablet dan menimbang tablet (wt).


Tablet yang baik memiliki friabilitas yang kurang dari 1%.
f= Wo-Wt/Wo 100%

7. Uji waktu hancur tablet tidak bersalut (FI IV)

Dimasukkan 1 tablet pada masing masing tabung dari


keranjang.

Dimasukkan 1 cakram pada tiap tiap tabung dan jalankan


alat.

Digunakan air bersuhu 37 2O sebagai media kecuali


dinyatakan menggunaka cairan lain dalam masing masing
monografi.

Diberhentikan alat dan diangkat keranjang setelah obat


hancur sempurna, dicatat waktu yang telah diperoleh.

BAB X
LABEL

Atroph

Atroph

Komposisi :
Tiap Tablet mengandung :
Atropin Sulfat ......................
0,1mg
Aturan Pakai :
Dosis 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1 mg)
dapat

diulangi

dengan

dosis

kali

maksimal 1mg

Perhatian :
LIHAT PADA BROSUR
Penyimpanan :
Simpan ditempat kering dan sejuk,
terhindar dari cahaya pada suhu antara 1530C

HARUS DENGAN RESEP


DOKTER !!!

Indikasi :
Keterangan lengkap lihat di brosur
ATROPH diindikasikan untuk
spasme/kejang pada empedu, kandung
kemih dan usus, keracunan fosfor organik
Kontra Indikasi :
Glaukoma sudut tertutup, obstruksi atau
sumbatan saluran pencernaan dan saluran
kemih, atoni (tidak adanya ketegangan atau
kekuatan otot) saluran pencernaan ileus
paralitikum, asma miastenia gravis, colitis

ulserativa hernia hiatal, penyakit hati dan


ginjal yang serius
Efek Samping :
LIHAT PADA BROSUR

No. Reg

: DKL1224512308A1

No. Batch
Exp. Date

: 05141001
: 15 Desember 2017

Diproduksi Oleh :
PT. Pharmia Farma
Bandung Indonesia

PT.
PT. Pharmia
Pharmia
Farma
Farma

PT.
PT. Pharmia
Pharmia
Farma
Farma

Isi 50
Tablet

Isi 50
Tablet

Indikasi

Penandaan

: Obat Keras

Logo

Indikasi

:ATROPH diindikasikan untuk spasme/kejang pada


empedu, kandung kemih dan usus, keracunan fosfor
organik.

Kode registrasi

: DKL1224512308A1

Pabrik farmasi

: PT. Pharmia Farma

Peringatan

: HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Hasil produksi:
Tablet yang dikemas = 50 tablet
Kemasan:
Kemasarn primer

= botol plastik putih

Kemasan sekunder

= dus kertas

No. Reg

= DKL1224512308A1

: sediaan tersebut menggunakan nama dagang


B

: golongan obat keras

: jenis obat jadi lokal (dalam negeri)

12

: periode pendaftaran obat jadi

245 : no. urut pabrik di Indonesia


123 : no.urut obat jadi
08

: bentuk sediaan obat jadi

: kekuatan obat jadi yang pertama disetujui

: kemasan pertama

No. Batch

= 05141001
0514 : bulan dan tahun pembuatan (Mei 2014)
10

: bentuk sediaan obat jadi

01

: no.urut

Komposisi :
Tiap Tablet mengandung :
Atropin Sulfat ......................
1mg
Aturan Pakai :
Dosis 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1
mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali
maksimal 1mg
Indikasi :
ATROPH diindikasikan untuk
spasme/kejang pada empedu, kandung
kemih dan usus, keracunan fosfor

Atroph
Atrophin Sulfat 0,1 mg
Isi 50 Tablet
PT.
PT. Pharmia
Pharmia Farma
Farma
Bandung
Bandung Indonesia
Indonesia

Perhatian :
LIHAT PADA BROSUR
Penyimpanan :
Simpan ditempat kering dan sejuk,
terhindar dari cahaya pada suhu antara
15-30C

HARUS DENGAN RESEP


DOKTER
Keterangan lengkap lihat di
brosur
No. Reg

: DKL1224512308A1

No. Batch
Exp. Date
2017

: 05141001
: 15 Desember

ATROPH
Atropin Sulfat
Tablet
Tiap tablet mengandung :
Atropin Sulfat.....................................................1 mg
INDIKASI
ATROPH diindikasikan untuk spasme/kejang pada empedu, kandung kemih dan
usus, keracunan fosfor organik.
KONTRAINDIKASI
Glaukoma sudut tertutup, obstruksi atau sumbatan saluran pencernaan dan saluran
kemih, atoni (tidak adanya ketegangan atau kekuatan otot) saluran pencernaan ileus
paralitikum, asma miastenia gravis, colitis ulserativa, hernia hiatal, penyakit hati dan
ginjal yang serius.
PERHATIAN
Beresiko menyebabkan panas tinggi, gunakan hati-hati pada pasien terutama anakanak, saat temperatur sekitarnya tinggi. Usia lanjut dan pada kondisi pasien dengan
penyakit sumbatan paru kronik yang yang terkarakterisasi oleh takhikardia.

EFEK SAMPING
Peningkatan tekanan intra okuleler, sikloplegia (kelumpuhan iris mata), midriasis, mulut kring,
pandangan kabur, kemerahan pada wajah dan leher, hesitensi dan retensi urin takikardi dada
berdebar, konstipasi/sukar buang air besar, peningkatan suhu tubuh, peningkatan rangsang
susunan saraf pusat, ruam kulit, muntah, fotofobia (kepekaan abnormal pada cahaya).

INTERAKSI OBAT
-Aktivitas antikolinergik bias meningkat oleh para simpatolitikum lain.
- Guanetidin, histamine, dan reserpin dapat mengantagonis efek penghambatan

antikolinergik pada sekresi asam lambung.


- Antasida bisa mengganggu penyerapan Atropin

DOSIS
Dosis 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1 mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali
maksimal 1mg
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
KEMASAN
Botol plastik putih isi 50 tablet
No. Reg,: DKL1224512308A1

PENYIMPANAN
Simpan ditempat kering dan sejuk, terhindar dari cahaya pada suhu antara 15-30C.

Diproduksi oleh :
PT. Pharmia Farma
Bandung - Indonesia

BAB XI
DAFTAR PUSTAKA
Ansel,U.C.1989.Pengantar Buku Sediaan Farmasi edisi IV,Jakarta: UI Press
Depkes RI.1979&1995.Farmakope Indonesia edisi III dan IV,Jakarta:Dirjen POM
Lieberman, H.A., Lachman, L.,1981, Pharmaceutical Dosage Forms, Marcel
Dekker, Inc., USA
Rowe, Rayman C., et al , 2009 , Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition , Pharmaceutical & American Pharmacist Association, London ,
UK
Bohler, Volker, 2001, Generic Drug Formulation 4th Edtion, BASF Pharma
Ingredients
Voigt, Rudolf, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press , Yogyakarta

Vous aimerez peut-être aussi